Kitab Bilangan adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terdiri dari 36 pasal. Pasal
16 dalam Kitab Bilangan berbicara tentang pemberontakan yang dipimpin oleh Korah, Datan, dan Abiram terhadap kepemimpinan Musa dan Harun.
Latar belakang historis dari pasal ini adalah saat bangsa Israel sedang berada di padang gurun setelah keluar dari perbudakan di Mesir. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian yang dijanjikan oleh Allah kepada leluhur mereka, Abraham. Musa dan Harun adalah pemimpin yang dipilih oleh Allah untuk membimbing bangsa Israel dalam perjalanan ini.
Dalam konteks budaya, pasal ini mencerminkan struktur sosial dan hierarki yang ada pada masa itu. Musa dan Harun adalah pemimpin yang diangkat oleh Allah, sedangkan Korah, Datan, dan Abiram adalah anggota suku Lewi yang merasa tidak puas dengan peran mereka sebagai pelayan di Kemah Pertemuan.
Secara literatur, pasal ini menggambarkan konflik antara pemberontak dan pemimpin yang terjadi dalam bentuk dialog dan peristiwa yang terjadi. Pasal ini juga mencerminkan tema-tema seperti ketaatan, penghormatan terhadap otoritas, dan konsekuensi dari pemberontakan.
Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan pentingnya ketaatan terhadap kehendak Allah dan penghormatan terhadap pemimpin yang dipilih-Nya. Pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap otoritas Allah dan berakibat pada hukuman yang diberikan-Nya.
Sebelum pasal
16, dalam pasal
15, Allah memberikan perintah mengenai persembahan korban dan peraturan-peraturan yang harus diikuti oleh bangsa Israel. Pasal
15 juga mencatat tentang hukuman bagi orang yang melanggar peraturan-peraturan tersebut.
Dengan pemahaman latar belakang ini, kita dapat memahami bahwa pasal
16 dalam Kitab Bilangan berbicara tentang pemberontakan yang terjadi dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya.