Kata kunci dalam Kitab Ayub pasal
9 adalah sebagai berikut:
1.
Benar di hadapan Allah: Ayub menyadari bahwa manusia tidak bisa benar di hadapan Allah tanpa belas kasihan-Nya.
2.
Kekuatan dan kebijaksanaan Allah: Ayub mengakui bahwa Allah adalah bijaksana dalam hati dan besar dalam kekuatan-Nya.
3.
Kemurkaan Allah: Ayub menyadari bahwa Allah memiliki kemurkaan yang dahsyat dan dapat mengguncangkan bumi.
4.
Kekuasaan Allah atas alam semesta: Ayub mengakui bahwa Allah adalah pencipta dan penguasa alam semesta, termasuk matahari, bintang, langit, dan laut.
5.
Ketidakmampuan manusia untuk berdebat dengan Allah: Ayub menyadari bahwa manusia tidak bisa berdebat dengan Allah dan tidak bisa memilih kata-kata untuk menjawab-Nya.
6.
Keadilan Allah: Ayub mengakui bahwa Allah adalah Hakim yang adil dan tidak ada yang bisa menggugat-Nya.
7.
Penderitaan Ayub: Ayub mengeluhkan penderitaan yang menimpanya dan merasa bahwa Allah tidak menganggapnya tidak bersalah.
8.
Ketidakmampuan manusia untuk memahami Allah: Ayub menyadari bahwa manusia tidak bisa memahami Allah sepenuhnya dan tidak bisa menjawab-Nya.
9.
Kehancuran orang yang tidak bersalah: Ayub merasa bahwa baik orang yang tidak bersalah maupun orang jahat mengalami kehancuran.
10.
Keputusasaan Ayub: Ayub merasa putus asa dan membenci hidupnya karena penderitaan yang dialaminya.
11.
Kekuasaan Allah atas hidup dan kematian: Ayub menyadari bahwa Allah memiliki kuasa atas hidup dan kematian, dan bahwa Dia bisa menertawakan keputusasaan orang yang tidak bersalah.
12.
Ketidakadilan di dunia: Ayub merasa bahwa dunia ini tidak adil, di mana orang fasik memiliki kekuasaan dan hakim-hakim menutupi muka mereka.
13.
Ketidakmampuan manusia untuk berhadapan dengan Allah: Ayub menyadari bahwa tidak ada penengah di antara manusia dan Allah yang bisa memperdamaikan mereka.
14.
Rasa takut terhadap Allah: Ayub merasa takut terhadap Allah dan mengakui bahwa Dia memiliki kengerian yang menakutkan.
15.
Ketidakmampuan manusia untuk berbicara dengan Allah: Ayub menyadari bahwa manusia tidak bisa berbicara dengan Allah tanpa takut dan tidak seperti berbicara dengan sesama manusia.