Statistik	22 pasal, 404 ayat, 12.000 kata
Penulis	Rasul Yohanes (Wah 1:1,9).
Tema	Perjuangan dan Penyelesaian; Kemuliaan dan kemenangan Kristus.
Waktu	90-96 M
Tempat	Pulau Patmos (Wah 1:9).
Kata Kunci	Pernyataan (Wahyu).
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Raja diatas segala raja dan Tuhan diatas segala tuhan

Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy 1:3; Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11; Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Kitab ini merupakan suatu penyingkapan dalam kaitan dengan isinya, suatu nubuat dalam kaitan dengan beritanya dan suatu surat dalam kaitan dengan alamat tujuannya.

Lima kenyataan penting mengenai latar belakang kitab ini dinyatakan dalam pasal 1 (Wahy 1:1-20).

1. (1) "Inilah wahyu Yesus Kristus" (Wahy 1:1).
2. (2) Penyataan ini telah disampaikan secara adikodrati kepada penulisnya melalui Kristus yang ditinggikan, malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan (Wahy 1:1,10-18).
3. (3) Penyataan itu disampaikan kepada hamba Allah, Yohanes (Wahy 1:1,4,9; Wahy 22:8).
4. (4) Yohanes menerima penglihatan-penglihatan dan berita penyataan ini sementara ia dalam pembuangan di Pulau Patmos (80 km sebelah barat daya kota Efesus), oleh karena Firman Allah dan kesaksian Yohanes sendiri (Wahy 1:9).
5. (5) Penerima yang mula-mula dari surat ini adalah tujuh jemaat di propinsi Asia (Wahy 1:4,11).

Baik bukti sejarah maupun bukti dari isi kitab itu sendiri menunjukkan bahwa rasul Yohaneslah penulisnya. Ireneus menjelaskan bahwa Polikarpus (Ireneus mengenal Polikarpus, dan Polikarpus mengenal rasul Yohanes) telah berbicara tentang Yohanes yang menulis kitab Wahyu mendekati akhir pemerintahan Domitianus selaku kaisar Romawi (81-96 M)

Isi kitab ini mencerminkan keadaan sejarah pada zaman pemerintahan Domitianus ketika dia menuntut agar semua warga negaranya memanggil dia "Tuhan dan Allah". Pastilah, ketetapan Kaisar pada waktu itu telah menciptakan suatu pertentangan antara mereka yang dengan sukarela mau menyembah Kaisar dan orang Kristen setia yang mengakui bahwa Yesus sajalah "Tuhan dan Allah". Jadi, kitab ini telah ditulis pada suatu masa ketika orang percaya sedang mengalami penganiayaan yang hebat oleh karena kesaksian mereka, suatu situasi yang dengan jelas merupakan latar belakang kitab Wahyu itu sendiri (Wahy 1:19; Wahy 2:10,13; Wahy 6:9-11; Wahy 7:14-17; Wahy 11:7; Wahy 12:11,17; Wahy 17:6; Wahy 18:24; Wahy 19:2; Wahy 20:4).

1. Prolog
   (Wahy 1:1-8)
   
2. I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
   (Wahy 1:9-3:22)
   
1. A. Penglihatan dari Tuhan yang Diagungkan di Antara Kaki-Kaki Dian
   (Wahy 1:9-20)
   
2. B. Berita-Nya Kepada Tujuh Jemaat
   (Wahy 2:1-3:22)
   
3. II. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah
   (Wahy 4:1-11:19)
   
1. A. Penglihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga
   (Wahy 4:1-5:14)
   
1. 1. Allah Pencipta atas Takhta-Nya Dalam Kekudusan yang Mempesona
   (Wahy 4:1-11)
   
2. 2. Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak
   (Wahy 5:1-14)
   
2. B. Penglihatan dari Anak Domba Dalam Hubungan Dengan Tujuh Meterai
   dan Tujuh Sangkakala
   (Wahy 6:1-11:19)
   
1. 1. Pembukaan Enam Meterai yang Pertama
   (Wahy 6:1-17)
   SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak
   (Wahy 7:1-17)
   
2. 2. Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat Dengan Tujuh
   Sangkakala
   (Wahy 8:1-6)
   
3. 3. Enam Sangkakala yang Pertama
   (Wahy 8:7-9:21)
   SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil
   (Wahy 10:1-11)
   Dua Orang Saksi
   (Wahy 11:1-14)
   
4. 4. Sangkakala yang Ketujuh
   (Wahy 11:15-19)
   
4. III.Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar Dengan Iblis
   (Wahy 12:1-22:5)
   
1. A. Perspektif mengenai Konflik Itu
   (Wahy 12:1-15:8)
   
1. 1. Dari Pandangan Musuh-Musuh Bumi
   (Wahy 12:1-13:18)
   
1. a. Naga Besar
   (Wahy 12:1-17)
   
2. b. Binatang Laut
   (Wahy 13:1-10)
   
3. c. Binatang Bumi
   (Wahy 13:11-18)
   
2. 2. Dari Pandangan Sorga
   (Wahy 14:1-20)
   SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka
   (Wahy 15:1-8)
   
2. B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu
   (Wahy 16:1-19:10)
   
1. 1. Tujuh Cawan Murka Allah
   (Wahy 16:1-21)
   
2. 2. Hukuman Atas Pelacur Besar
   (Wahy 17:1-18)
   
3. 3. Jatuhnya Babel yang Besar
   (Wahy 18:1-24)
   
4. 4. Sorak-Sorai di Sorga
   (Wahy 19:1-10)
   
3. C. Puncak Konflik Itu
   (Wahy 19:11-20:10)
   
1. 1. Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus
   (Wahy 19:11-18)
   
2. 2. Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-Sekutunya
   (Wahy 19:19-21)
   
3. 3. Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan
   (Wahy 20:1-10)
   
4. D. Sesudah Konflik
   (Wahy 20:11-22:5)
   
1. 1. Penghakiman Takhta Putih yang Besar
   (Wahy 20:11-15)
   
2. 2. Nasib Orang-Orang yang Tidak Benar
   (Wahy 20:14-15; 21:8)
   
3. 3. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru
   (Wahy 21:1-22:5)
   
5. Epilog
   (Wahy 22:6-21)
   

Kitab ini mempunyai tiga tujuan.

1. (1) Surat-surat kepada tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia. Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih mereka yang mula-mula.
2. (2) Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena Domitianus memuja dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat guna meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus, serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan tinggal setia sampai mati sekalipun.
3. (3) Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.

1. Babel.
Kejatuhan Babel di gambarkan secara rinci dalam pasal 18, 19. Pakailah konkordansi untuk mempelajari ajaran Alkitab tentang Babel. Mulailah dari Kejadian 11, perhatikan bahwa Babel adalah Babilonia. Terutama perhatikan nubuatan Yesaya mengenai Babilonia. Dalam Wah 18:1-24 tunjukkanlah tujuh ratapan untuk Babel, mulai dengan ratapan malaikat dalam ayat 1-3.

2. Malapetaka.
Bandingkan ketujuh malapetaka dalam pasal 16 dengan sepuluh malapetaka dalam Keluaran 7-11. Perhatikan bagaimana bagian Wahyu ini sengaja dihubungkan dengan kejadian dalam Keluaran (lihat Wah 15:2-4). Mengapa penglihatan mengenai penghakiman dihubungkan dengan Keluaran yang biasanya dianggap sebagai peristiwa penyelamatan?

3. Dua orang saksi.
Ada pasal yang membuat kita penasaran (Wah 11:1-13), yang menggambarkan dua orang saksi yang juga disebut sebagai dua orang nabi, walaupun nama mereka tidak pernah disebut. Beberapa penafsir menafsirkan bahwa dua saksi ini adalah dua jemaat; yang lain lebih cenderung untuk menafsirkan mereka sebagai nabi Perjanjian Lama yang kembali ke bumi. Musa dan Elia dianggap sebagai kedua saksi itu. Mengapa mereka berdua? Apa penjelasan lebih lanjut tentang hal ini yang dikemukakan dalam Zakharia 4?

4. Pohon kehidupan.
Alkitab dimulai dengan sebuah taman (Kej 2:8) dan berakhir dengan sebuah taman (Why 22). Bandingkan dan tunjukkan perbedaannya antara dua pasal pertama dengan dua pasal terakhir Alkitab.

5. Tuhan Yesus Kristus.
Pelajarilah seluruh kitab dan buatlah sebuah daftar dari nama-nama dan julukan bagi Yesus. Alfa dan Omega (huruf pertama dan ter akhir dalam abjad Yunani), keturunan Daud dan lain-lain. Khususnya perhatikan gelar utama: Anak Domba (28 kali). Apa arti penting dari gelar ini (lihat juga Yoh 1:29-37); Ibr 9:1-28; 1 Kor. 5:7; 1 Ptr. 1:18, 19)? Tetapi perhatikan cara indah kitab ini menggambarkan kemuliaan Yesus, ditutup dengan sebuah petunjuk sederhana kepada Tuhan (kemuliaan-Nya) Yesus (kerendahanhati-Nya). Amin.

Datanglah Tuhan Yesus!

Berita nubuat dari kitab ini disampaikan melalui aneka simbol dan lambang penyingkapan yang dramatis, yang melukiskan penyelesaian akhir dari seluruh berita penyelamatan alkitabiah. Kitab ini menampakkan peran Kristus sebagai Anak Domba yang layak yang disembelih (pasal 5; Wahy 5:1-14) dan Anak Domba yang penuh murka yang akan datang untuk menghukum dunia dan membersihkannya dari kejahatan (pasal 6-19; Wahy 6:1--19:21). Gambaran simbol lain yang utama dalam kitab ini adalah naga besar (Iblis), binatang laut (antikristus), binatang bumi (nabi palsu) dan Babel Besar (pusat muslihat roh jahat dan kuasa dunia).

Setelah prolog (Wahy 1:1-8), ada tiga bagian utama dalam kitab ini. Pada bagian pertama (Wahy 1:9--3:22), Yohanes mendapatkan suatu penglihatan yang menakjubkan mengenai Kristus yang agung di tengah-tengah kaki dian (jemaat-jemaat), yang menugaskan Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil (Wahy 1:11,19). Setiap surat (Wahy 2:1--3:22) meliputi suatu gambaran simbolis tentang Tuhan yang agung dari penglihatan pembukaan, penilaian terhadap jemaat tersebut, kata-kata pujian atau celaan atau kedua-duanya, kata-kata peringatan terhadap lima jemaat, nasihat untuk mendengar dan bertobat, dan suatu janji bagi semua yang menang. Tekanan pada angka tujuh dalam bagian ini menunjukkan bahwa surat-surat tersebut mewakili suatu keutuhan dari apa yang hendak difirmankan kepada jemaat di setiap kota dan angkatan oleh Tuhan yang agung itu.

Bagian utama kedua dari kitab ini (Wahy 4:1--11:19) berisi penglihatan-penglihatan dari perkara-perkara yang ada di sorga dan di bumi tentang Anak Domba dan peranan-Nya dalam mengakhiri sejarah. Bagian itu dimulai dengan suatu penglihatan tentang ruang pengadilan sorgawi yang mahamulia di mana Allah bersemayam dalam kekudusan dan terang yang tak terhampiri (pasal 4; Wahy 4:1-4). Pasal 5 (Wahy 5:1-14) memusatkan perhatian pada sebuah gulungan kitab yang dimeterai yang berbicara tentang nasib akhir. Gulungan kitab ini berada di tangan kanan Allah dan Anak Domba sajalah yang layak untuk membuka meterai-meterainya dan mengungkapkan isinya. Pembukaan enam meterai yang pertama (pasal 6; Wahy 6:1-17) melangsungkan penglihatan yang telah dimulai dalam pasal 4-5 (Wahy 4:1--5:14), kecuali sekarang pemandangan dialihkan ke berbagai peristiwa di bumi. Lima meterai yang pertama menyingkapkan hukuman Allah pada hari-hari terakhir yang menuntun ke arah kesudahannya. Meterai yang keenam mengumumkan murka Allah yang akan datang. "Selingan Pertama" kitab ini terdapat dalam pasal 7 (Wahy 7:1-17), yang menggambarkan pemeteraian 144.000 orang di ambang pintu kesengsaraan besar (Wahy 7:1-8) dan pahala bagi orang kudus di sorga setelah kesengsaraan besar (Wahy 7:9-17). Pasal 8-9 (Wahy 8:1--9:21) menyatakan pembukaan meterai ketujuh, penyingkapan rangkaian hukuman lain yaitu ketujuh sangkakala. "Selingan Kedua" terjadi di antara sangkakala keenam dan ketujuh, yang meliputi Yohanes dan sebuah gulungan kitab yang kecil (Wahy 10:1-11), dan dua saksi nubuat yang kuat dalam kota besar itu (Wahy 11:1-14). Akhirnya, sangkakala ketujuh (Wahy 11:15-19) berfungsi sebagai pertunjukan awal dari kesudahan segala sesuatu (ayat Wahy 1:15) dan pendahuluan adegan-adegan akhir dari rahasia Allah yang dibentangkan (pasal 12-22; Wahy 12:1--22:21).

Bagian utama yang ketiga (Wahy 12:1--22:5) memberikan suatu gambaran terinci mengenai perjuangan besar pada akhir zaman antara Allah dengan musuh-Nya, Iblis. Pasal 12-13 (Wahy 12:1--13:18) menyatakan bahwa orang kudus di bumi harus menghadapi suatu komplotan yang dahsyat dan tiga serangkai kejahatan, yang terdiri atas

1. (1) si naga besar (pasal 12; Wahy 12:1-18),
2. (2) binatang laut (Wahy 13:1-10), dan
3. (3) binatang bumi (Wahy 13:11-18). Pasal 14-15 (Wahy 14:1--15:8) berisi penglihatan-penglihatan yang meyakinkan kembali orang-orang kudus dalam kesengsaraan besar bahwa keadilan akan menang sementara Allah akan mencurahkan murka-Nya yang terakhir atas peradaban antikristus. Kemudian, suatu penyingkapan penuh dari murka Allah terjadi dalam rangkaian tujuh cawan hukuman (pasal 16; Wahy 16:1-21), hukuman atas si pelacur besar (pasal 17; Wahy 17:1-18), dan kejatuhan Babel, Kota Besar itu (pasal 18; Wahy 18:1-24). Pada tahap ini, terjadi kegembiraan besar di sorga, dan perjamuan kawin Anak Domba dengan mempelai perempuan-Nya diumumkan (Wahy 19:1-10).

Akan tetapi, tahap terakhir yang hebat masih akan terjadi. Kemudian Yohanes melihat sorga terbuka dan Kristus keluar menunggang kuda putih sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk mengalahkan binatang itu dan semua sekutunya (Wahy 19:11-21). Kekalahan Iblis yang terakhir didahului dengan terbelenggunya dia selama seribu tahun (Wahy 20:1-6). Selama masa itu Kristus memerintah bersama dengan orang-orang kudus (Wahy 20:4) dan sesudah itu Iblis akan dilepaskan untuk suatu masa yang singkat (Wahy 20:7-9) dan kemudian dicampakkan ke dalam "lautan api" untuk selama-lamanya (Wahy 20:10). Nubuat apokaliptis ini ditutup dengan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), nasib yang tepat bagi orang jahat (Wahy 20:14-15; Wahy 21:8), serta langit yang baru dan bumi yang baru sebagai nasib akhir bagi orang kudus (Wahy 21:1--22:5). Kitab ini diakhiri dengan peringatan-peringatan untuk mengindahkan beritanya dan masuk dalam hidup yang kekal (Wahy 22:6-21).

Delapan ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai nubuat dan wahyu.
2. (2) Sebagai suatu kitab apokaliptis, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil tetap memelihara teka-teki atau rahasia tertentu.
3. (3) Banyak sekali angka digunakan, termasuk angka 2; 3; 3,5; 4; 5; 6; 7; 10; 12; 24; 42; 144; 666; 1.000; 1.260; 7.000; 12.000; 144.000; 100.000.000; dan 200.000.000. Secara khusus kitab ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat tidak kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
4. (4) Penglihatan-penglihatan begitu mencolok, dengan pemandangan yang sering dialih-alihkan dari tempat di bumi ke sorga, kemudian kembali lagi ke bumi.
5. (5) Malaikat-malaikat dikaitkan secara jelas dengan penglihatan-penglihatan dan ketetapan-ketetapan sorgawi.
6. (6) Kitab ini bersifat polemik yang
1. (a) menyingkapkan sifat roh jahat dari setiap penguasa bumi yang menyatakan dirinya sebagai allah, dan
2. (b) menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang agung dan penguasa atas raja-raja di bumi (Wahy 1:5; Wahy 19:16).
7. (7) Kitab ini juga dramatis yang membuat kebenaran beritanya menjadi begitu hidup dan tegas.
8. (8) Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan kutipan-kutipan secara formal dari PL itu sendiri.

Penafsiran

Kitab ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar.

1. (1) Penafsiran _preterist_ (dengan pandangan masa lampau) memandang kitab ini dan nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi, kecuali untuk pasal 19-22 (Wahy 19:1--22:21), yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang.
2. (2) Penafsiran _historicist_ (yang menekankan unsur sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir.
3. (3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah.
4. (4) Penafsiran _futurist_ (dengan pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22 (Wahy 4:1--22:21) sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman ini. Pada hakikatnya Alkitab ini menafsirkan kitab Wahyu dari sudut pandang futurist ini.

Ajaran Bileam

Pesan kepada jemaat di Efesus mengenai hal-hal "yang sekarang." Kasih mula-mula mereka sudah tidak ada. Pesan kepada jemaat di Pergamus tentang ajaran palsu. Pesan kepada jemaat di Smirna tentang penganiayaan. Pesan kepada jemaat di Tiatira tentang pengikut Bileam dan Nikolaus.

2:1 Apa yang diperintahkan untuk ditulis kepada malaikat, yaitu para pelayan jemaat di Efesus,
2:8 Smirna,
2:12 Pergamus,
2:18 Tiatira, dan apa yang dipuji atau disukai dari mereka.

Kepada jemaat di Efesus (2:1-7)
Kepada jemaat di Smirna (2:8-11)
Kepada jemaat di Pergamus (2:12-17)
Kepada jemaat di Tiatira (2:18-29)

Allah, Kristus, Roh Kudus, Pembawa pesan di Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira, Yohanes, Setan, Antipas, Bileam, Balak, Izebel.

Allah, Anak Allah, Antipas, Balak, Bileam, Efesus, Firdaus, Iblis, Israel, Izebel, Nikolaus, Pergamus, Smirna, Tiatira, Yahudi

Dia yang bertelinga, kiranya mendengar apa yang akan dikatakan oleh Roh Kudus kepada Gereja, dan kiranya dia waspada agar tidak menjadi tuli terhadap suara Roh Kudus dia kehilangan kecakapan rohani dalam mendengarkan dan kemudian semakin dingin/tidak tertarik kepada Kristus, tanpa kemenangan dalam kesengsaraan atau menjadi murtad diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran. Mereka yang menjadi pemenang di dalam semua ujian adalah mereka yang imannya menjaga mereka di dalam persekutuan dengan Yesus Kristus, Kepala Gereja(1 Yoh 4:4).

Surat-surat kepada gereja-gereja adalah surat-surat dari Kristus yang didiktekan di hadapan tahta (ay. 1) dan karenanya dengan kekaguman yang kudus kita harus membaca, dan kemudian menaatinya. Sementara surat-surat ini berurusan dengan gereja-gereja yang ada di zaman Yohanes, diyakini bahwa mereka juga adalah simbol tujuh tahap gereja di gereja zaman sekarang, karena Yesus berbicara tentang "rahasia"

Pasal 2 dari Kitab Wahyu berisi surat-surat kepada empat jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira. Surat-surat ini ditujukan kepada malaikat jemaat dan berisi pujian, teguran, dan janji dari Yesus. Yesus memuji jemaat Efesus karena ketekunan mereka, tetapi menegur mereka karena mereka telah meninggalkan kasih mereka yang semula. Bagi jemaat Smirna, Yesus memuji mereka karena kesetiaan mereka dalam menghadapi penganiayaan dan memberikan janji mahkota kehidupan bagi mereka yang setia sampai mati. Bagi jemaat Pergamus, Yesus menegur mereka karena beberapa orang mengikuti ajaran Bileam dan Nikolaus, dan mengancam akan memerangi mereka jika tidak bertobat. Bagi jemaat Tiatira, Yesus memuji mereka karena kasih, iman, dan pelayanan mereka, tetapi menegur mereka karena membiarkan perempuan Izebel mengajar dan menyesatkan pelayan-pelayan-Nya. Yesus memberikan janji kuasa atas bangsa-bangsa bagi mereka yang setia sampai akhir.

Kitab Wahyu adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes pada akhir abad pertama Masehi, saat ia sedang diasingkan di pulau Patmos. Kitab ini ditulis dalam gaya apokaliptik, yang menggunakan simbol-simbol dan gambaran untuk menyampaikan pesan-pesan rohani.

Pasal 2 dari Kitab Wahyu berisi surat-surat kepada tujuh gereja di Asia Kecil: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia. Surat-surat ini ditujukan untuk memberikan nasihat, teguran, dan dorongan kepada gereja-gereja tersebut.

Sebelum pasal 2, terdapat pengenalan Kitab Wahyu di pasal 1, di mana Yohanes menerima wahyu dari Yesus Kristus dan diperintahkan untuk menulisnya. Yohanes juga melaporkan penglihatannya tentang Kristus yang kemudian memberikan pesan-pesan kepada gereja-gereja.

Dalam pasal 2, setiap surat dimulai dengan pengenalan yang unik untuk setiap gereja, diikuti dengan pujian, teguran, dan nasihat dari Kristus. Setiap surat juga mengandung janji-janji bagi mereka yang tetap setia dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi.

Secara historis, surat-surat ini memberikan gambaran tentang kondisi gereja-gereja pada saat itu dan tantangan yang mereka hadapi. Secara teologis, surat-surat ini mengajarkan tentang pentingnya kesetiaan, pertobatan, dan hidup yang kudus dalam menghadapi penganiayaan dan godaan.

Dengan demikian, pasal 2 dari Kitab Wahyu memberikan latar belakang historis dan teologis yang penting untuk memahami pesan-pesan yang disampaikan kepada gereja-gereja pada waktu itu.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Kitab Wahyu pasal 2:

1. Surat kepada jemaat di Efesus:
- Pujian atas ketekunan dan penolakan terhadap yang jahat (Wahyu 2:2-3)
- Teguran karena meninggalkan kasih semula (Wahyu 2:4-5)
- Ancaman akan mengambil kaki dian (Wahyu 2:5)
- Kebencian terhadap perbuatan pengikut Nikolaus (Wahyu 2:6-7)

2. Surat kepada jemaat di Smirna:
- Pujian atas ketekunan dalam menghadapi penganiayaan (Wahyu 2:9-10)
- Teguran untuk tidak takut terhadap penderitaan (Wahyu 2:10)
- Janji akan memberikan mahkota kehidupan (Wahyu 2:10)

3. Surat kepada jemaat di Pergamus:
- Pujian atas keteguhan dalam iman (Wahyu 2:13)
- Teguran karena mengikuti ajaran Bileam dan Nikolaus (Wahyu 2:14-15)
- Ancaman akan memerangi mereka dengan pedang dari mulut-Nya (Wahyu 2:16)
- Janji akan memberikan manna yang tersembunyi dan batu putih (Wahyu 2:17)

4. Surat kepada jemaat di Tiatira:
- Pujian atas kasih, iman, pelayanan, dan kesabaran (Wahyu 2:19)
- Teguran karena membiarkan perempuan Izebel mengajar dan menyesatkan (Wahyu 2:20)
- Ancaman akan melemparkan Izebel ke dalam kesusahan besar (Wahyu 2:22-23)
- Janji akan memberikan kuasa atas bangsa-bangsa (Wahyu 2:26-27)

Setiap surat memiliki pujian, teguran, ancaman, dan janji yang berbeda-beda, yang memberikan pengajaran dan peringatan kepada jemaat-jemaat tersebut.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Malaikat jemaat di Efesus
- Orang-orang yang menyebut diri mereka rasul palsu
- Pengikut Nikolaus
- Malaikat jemaat di Smirna
- Orang-orang Yahudi palsu
- Setan
- Malaikat jemaat di Pergamus
- Antipas, saksi yang setia
- Bileam
- Malaikat jemaat di Tiatira
- Perempuan Izebel

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Efesus
- Smirna
- Pergamus
- Tiatira

Analisis dan kata kunci dalam Kitab Wahyu pasal 2 adalah sebagai berikut:

1. Malaikat jemaat di Efesus (ayat 1-7)
- Perkataan kepada malaikat jemaat di Efesus
- Perkataan tentang Dia yang memegang tujuh bintang dan berjalan di antara tujuh kaki dian emas
- Pekerjaan, jerih payah, dan ketekunan jemaat di Efesus
- Teguran karena meninggalkan kasih semula
- Panggilan untuk bertobat dan kembali kepada kasih semula
- Ancaman akan mengambil kaki dian jika tidak bertobat
- Kebencian terhadap perbuatan pengikut Nikolaus
- Janji kepada yang menang

2. Malaikat jemaat di Smirna (ayat 8-11)
- Perkataan kepada malaikat jemaat di Smirna
- Perkataan tentang Yang Awal dan Yang Akhir yang telah mati dan hidup kembali
- Pengetahuan tentang kesusahan dan kemiskinan jemaat di Smirna
- Fitnah yang ditujukan oleh mereka yang mengaku orang Yahudi tetapi sebenarnya sinagoge Iblis
- Panggilan untuk tidak takut terhadap penganiayaan
- Janji kepada yang setia sampai mati
- Kemenangan atas kematian yang kedua

3. Malaikat jemaat di Pergamus (ayat 12-17)
- Perkataan kepada malaikat jemaat di Pergamus
- Perkataan tentang Dia yang mempunyai pedang tajam bermata dua
- Pengetahuan tentang tempat tinggal jemaat di Pergamus
- Pujian atas keteguhan iman dan penolakan terhadap iman palsu
- Teguran terhadap pengikut ajaran Bileam dan Nikolaus
- Panggilan untuk bertobat
- Ancaman akan memerangi mereka dengan pedang dari mulut-Nya
- Janji kepada yang menang

4. Malaikat jemaat di Tiatira (ayat 18-29)
- Perkataan kepada malaikat jemaat di Tiatira
- Perkataan tentang Anak Allah yang mata-Nya seperti nyala api dan kaki-Nya seperti tembaga dalam perapian
- Pengetahuan tentang perbuatan, kasih, iman, pelayanan, dan kesabaran jemaat di Tiatira
- Teguran terhadap perempuan Izebel yang mengajar dan menyesatkan pelayan-pelayan-Nya
- Panggilan untuk bertobat dari perbuatan perempuan itu
- Ancaman akan melemparkan perempuan itu ke atas tempat tidur penderitaan
- Janji kepada yang setia dan tidak mengikuti ajaran itu

Kata kunci: malaikat jemaat, perkataan, pengetahuan, pekerjaan, jerih payah, ketekunan, kasih, bertobat, kaki dian, pengikut Nikolaus, Smirna, kesusahan, kemiskinan, fitnah, penganiayaan, kematian kedua, Pergamus, pedang tajam, tempat tinggal, iman palsu, ajaran Bileam, bertobat, Tiatira, Anak Allah, perempuan Izebel, kasih, iman, pelayanan, kesabaran, bertobat, kuasa atas bangsa-bangsa, bintang timur.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Wahyu pasal 2:

1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan kepada jemaat di Efesus? Bagaimana pesan ini relevan bagi gereja-gereja saat ini?
2. Mengapa penting bagi gereja di Efesus untuk kembali kepada kasih yang semula? Apa yang dapat kita pelajari dari pesan ini dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari pujian dan teguran yang diberikan kepada gereja di Smirna? Bagaimana kita dapat tetap setia kepada Tuhan dalam menghadapi penganiayaan dan cobaan?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari pujian dan teguran yang diberikan kepada gereja di Pergamus? Bagaimana kita dapat menghindari pengaruh ajaran palsu dan tetap setia kepada iman kita?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari pujian dan teguran yang diberikan kepada gereja di Tiatira? Bagaimana kita dapat menghindari pengaruh negatif dan tetap setia kepada Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari?

Hal-hal menarik terkait Kitab Wahyu pasal 2:

1. Pesan-pesan yang diberikan kepada gereja-gereja ini menunjukkan bahwa Allah peduli dengan keadaan gereja dan menginginkan umat-Nya untuk hidup setia dan berpegang pada iman mereka.
2. Teguran yang diberikan kepada gereja-gereja ini menunjukkan bahwa gereja-gereja tersebut menghadapi tantangan dan godaan yang berbeda-beda, seperti pengaruh ajaran palsu dan penganiayaan.
3. Pujian yang diberikan kepada gereja-gereja ini menunjukkan bahwa ada hal-hal yang baik dan patut dipuji dalam kehidupan gereja-gereja tersebut, seperti ketekunan, kasih, dan iman yang kuat.
4. Pesan-pesan ini juga mengingatkan kita bahwa sebagai orang percaya, kita harus tetap setia kepada Tuhan dan berpegang pada iman kita, meskipun menghadapi cobaan dan godaan.
5. Kitab Wahyu mengajarkan bahwa Allah memberikan penghargaan kepada mereka yang tetap setia dan menang dalam iman mereka, seperti makan dari Pohon Kehidupan dan memiliki kuasa atas bangsa-bangsa.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam Kitab Wahyu pasal 2.

Dari pasal 2 Kitab Wahyu, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menjaga kasih dan ketekunan dalam iman: Pasal ini menegur jemaat di Efesus karena mereka telah meninggalkan kasih mereka yang semula. Kita perlu mengingat kembali cinta kita kepada Tuhan dan sesama, serta bertobat dari segala kesalahan yang kita lakukan.

2. Bertahan dalam penganiayaan: Pasal ini mengingatkan jemaat di Smirna untuk tetap setia dan tidak takut dalam menghadapi penganiayaan. Kita perlu memiliki ketekunan dan keberanian dalam menghadapi cobaan dan penganiayaan yang mungkin kita alami karena iman kita.

3. Menjauhi ajaran palsu: Pasal ini menegur jemaat di Pergamus karena mereka mengikuti ajaran Bileam dan Nikolaus. Kita perlu berpegang pada kebenaran Firman Tuhan dan menjauhi ajaran-ajaran palsu yang dapat menyesatkan kita.

4. Menjaga kesucian dan iman: Pasal ini menegur jemaat di Tiatira karena mereka membiarkan perempuan Izebel mengajar dan menyesatkan pelayan-pelayan Tuhan. Kita perlu menjaga kesucian dan iman kita, serta menjauhi segala bentuk dosa dan pengaruh negatif.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup permohonan untuk:

1. Meminta pertobatan dan pemulihan kasih yang semula.
2. Meminta keberanian dan ketekunan dalam menghadapi penganiayaan.
3. Meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk mengenali ajaran-ajaran palsu.
4. Meminta kekuatan untuk menjaga kesucian dan iman kita.

Doa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pribadi masing-masing.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab Wahyu Pasal 2 :

1. What (Apa):
- Pasal 2 dari Kitab Wahyu adalah bagian dari surat-surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil yang ditulis oleh Rasul Yohanes.
- Pasal ini berisi pesan-pesan yang diberikan oleh Yesus kepada malaikat-malaikat jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira.

2. Who (Siapa):
- Penulis Kitab Wahyu adalah Rasul Yohanes.
- Pesan-pesan dalam Pasal 2 ditujukan kepada malaikat-malaikat jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira.

3. Where (Dimana):
- Surat-surat dalam Pasal 2 ditujukan kepada jemaat-jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira yang berada di Asia Kecil.

4. When (Kapan):
- Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes pada akhir abad pertama Masehi, sekitar tahun 90-95 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pesan-pesan dalam Pasal 2 ditujukan untuk memberikan nasihat, teguran, dan penghiburan kepada jemaat-jemaat tersebut.
- Tujuan dari pesan-pesan ini adalah untuk memperkuat iman, mengingatkan akan pentingnya hidup dalam kasih, dan mengajak jemaat-jemaat tersebut untuk bertobat jika ada kesalahan.

6. How (Bagaimana):
- Yesus mengirim pesan-pesan ini melalui malaikat-malaikat jemaat.
- Pesan-pesan ini berisi pujian, teguran, ancaman, dan janji-janji bagi mereka yang bertobat dan setia kepada-Nya.
- Pesan-pesan ini juga mengungkapkan pengetahuan Yesus tentang keadaan dan perbuatan jemaat-jemaat tersebut.

Semoga analisis ini membantu Anda untuk lebih memahami isi dari Kitab Wahyu Pasal 2.