Pasal 7 dari Kitab Ezra menceritakan tentang kedatangan Ezra, seorang imam dan ahli Taurat, dari Babel ke Yerusalem pada masa pemerintahan Raja Artahsasta. Ezra, yang memiliki latar belakang yang kuat sebagai keturunan Harun, berangkat dengan izin raja yang memberikan dukungan penuh, termasuk perintah untuk membawa persembahan dan sumber daya untuk rumah Allah di Yerusalem. Ia bertekad untuk mempelajari, melaksanakan, dan mengajarkan hukum Tuhan kepada orang Israel.

Raja Artahsasta juga mengeluarkan perintah kepada bendahara di seberang sungai Efrat untuk memenuhi segala permintaan Ezra terkait kebutuhan rumah Allah, termasuk pengadaan bahan-bahan untuk korban. Selain itu, Ezra diberi wewenang untuk mengangkat pemimpin dan hakim yang bijaksana untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada rakyat dan menegakkan keadilan. Pasal ini menekankan pentingnya ketaatan kepada hukum Tuhan dan dukungan raja dalam pemulihan ibadah di Yerusalem.

Berikut adalah penjelasan mengenai latar belakang Pasal 7 dari Kitab Ezra dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologis, serta ringkasan dari ayat-ayat sebelumnya.

Latar Belakang Pasal 7 Kitab Ezra

1. Konteks Historis:

   • Kitab Ezra ditulis setelah pengembalian orang Israel dari pembuangan di Babel ke Yerusalem, yang terjadi sekitar tahun 538 SM. Pasal 7 terjadi pada masa pemerintahan Raja Artahsasta (465-424 SM) di Persia, yang merupakan periode penting bagi pemulihan identitas dan praktik keagamaan bangsa Israel.

2. Konteks Budaya:

   • Pada masa ini, orang Israel berusaha membangun kembali kehidupan sosial dan keagamaan mereka setelah masa pembuangan. Mereka menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar, termasuk pengaruh budaya asing dan penentangan dari penduduk lokal.

3. Konteks Literatur:

   • Kitab Ezra merupakan bagian dari sejarah pasca-pembuangan yang mencatat pemulihan bangsa Israel. Pasal 7 berfokus pada Ezra, seorang ahli Taurat yang diutus untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada bangsa Israel. Ini menunjukkan pentingnya pengajaran dan pemulihan spiritual.

4. Konteks Teologis:

   • Teologi dalam Kitab Ezra menekankan kedaulatan Tuhan dalam memulihkan umat-Nya dan pentingnya ketaatan terhadap hukum-Nya. Ezra sebagai tokoh sentral menunjukkan peran penting pemimpin spiritual dalam membimbing umat menuju ketaatan.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum Pasal 7, dalam Pasal 6, kita melihat penyelesaian pembangunan Bait Suci di Yerusalem dan perayaan Paskah yang dilakukan oleh orang Israel. Ini menandakan kembalinya mereka kepada praktik keagamaan yang benar setelah masa pembuangan. Pasal 6 juga menekankan kedaulatan Tuhan dalam membantu mereka menyelesaikan proyek ini meskipun ada banyak tantangan.

Kesimpulan

Pasal 7 dari Kitab Ezra menandai momen penting dalam sejarah pemulihan Israel, di mana Ezra berperan sebagai pemimpin spiritual yang membawa kembali hukum Tuhan kepada umat-Nya. Latar belakang historis, budaya, dan teologis memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya peran Ezra dan konteks pemulihan bangsa Israel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ezra pasal 7 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Kepemimpinan Ezra
  Ezra digambarkan sebagai seorang pemimpin yang terampil dan berkomitmen untuk mempelajari dan mengajarkan Taurat Tuhan. Hal ini menunjukkan pentingnya pemimpin yang memiliki pengetahuan dan integritas dalam memimpin umat. (Ezra 7:1-10)

• Perintah Raja Artahsasta
  Raja Artahsasta memberikan perintah kepada Ezra untuk kembali ke Yerusalem dan membawa serta orang-orang yang ingin ikut. Ini menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pemulihan spiritual dan kebangkitan umat Israel. (Ezra 7:11-13)

• Penyediaan Sumber Daya untuk Ibadah
  Raja memberikan perak, emas, dan sumber daya lainnya untuk keperluan ibadah di rumah Tuhan. Ini menekankan pentingnya dukungan material untuk kegiatan keagamaan. (Ezra 7:14-20)

• Kewajiban untuk Mengajarkan Hukum Tuhan
  Ezra diberi tanggung jawab untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada orang-orang yang belum mengetahuinya, menunjukkan pentingnya pendidikan dan pengajaran dalam iman. (Ezra 7:25-26)

• Imunitas Pajak untuk Pelayan Tuhan
  Ditegaskan bahwa para imam dan pelayan di bait Allah tidak dikenakan pajak, yang menunjukkan pengakuan akan peran penting mereka dalam masyarakat dan ibadah. (Ezra 7:24)

• Tangan Tuhan yang Melindungi
  Ezra mengakui bahwa keberhasilannya dalam perjalanan dan misinya adalah karena perlindungan dan bimbingan Tuhan. Ini menekankan keyakinan akan intervensi ilahi dalam kehidupan umat-Nya. (Ezra 7:6, 28)

• Pentingnya Ketaatan kepada Hukum
  Ezra diinstruksikan untuk memastikan bahwa hukum Tuhan dan hukum raja dipatuhi, menekankan pentingnya ketaatan dalam kehidupan masyarakat. (Ezra 7:26)

Setiap topik ini mencerminkan tema sentral dari Kitab Ezra, yaitu pemulihan spiritual dan fisik umat Israel setelah pembuangan, serta pentingnya hukum Tuhan dalam kehidupan mereka.

Nama Orang

• Ezra: Seorang ahli kitab dan imam yang berangkat dari Babel ke Yerusalem.
• Artahsasta: Raja negeri Persia pada zaman Ezra.
• Harun: Imam kepala, nenek moyang Ezra.
• Zadok: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Amarya: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Eleazar: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Pinehas: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Buki: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Uzi: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Zerahya: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Merayot: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Azarya: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Hilkia: Salah satu nenek moyang Ezra.
• Seraya: Salah satu nenek moyang Ezra.

Nama Lokasi

• Babel: Tempat asal Ezra sebelum berangkat ke Yerusalem.
• Yerusalem: Tujuan perjalanan Ezra dan tempat rumah Allah.
• Yehuda: Wilayah yang menjadi fokus penyelidikan Ezra.
• Sungai Efrat: Batas wilayah yang disebutkan dalam konteks perintah raja.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Ezra pasal 7:

1. Ezra: Seorang imam dan ahli kitab yang berangkat dari Babel ke Yerusalem untuk mengajarkan Taurat Tuhan kepada orang Israel.

2. Artahsasta: Raja Persia yang memberikan izin dan dukungan kepada Ezra untuk kembali ke Yerusalem dan melaksanakan tugasnya.

3. Taurat: Hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel, yang menjadi pegangan Ezra dalam mengajar dan memimpin.

4. Perjalanan: Ezra melakukan perjalanan dari Babel ke Yerusalem, yang menunjukkan komitmennya untuk melayani Tuhan.

5. Persembahan Sukarela: Raja dan penasihatnya memberikan perak dan emas sebagai persembahan untuk rumah Tuhan di Yerusalem.

6. Korban: Ezra diperintahkan untuk mempersembahkan korban di mezbah Tuhan, menunjukkan pentingnya ibadah dalam tradisi Israel.

7. Hukum Allah: Ezra diinstruksikan untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada rakyat, menekankan pentingnya pengetahuan dan kepatuhan terhadap hukum.

8. Pajak dan Upeti: Ditegaskan bahwa para imam dan pelayan rumah Tuhan tidak boleh dikenakan pajak, menunjukkan perlindungan terhadap mereka.

9. Penghakiman: Ezra diberi wewenang untuk mengangkat pemimpin dan hakim untuk menegakkan hukum Allah di antara rakyat.

10. Berkat Tuhan: Pasal ini diakhiri dengan pujian kepada Tuhan yang menggerakkan hati raja untuk mendukung proyek pemulihan rumah Tuhan di Yerusalem.

Kata-kata kunci ini mencerminkan tema utama dari pasal ini, yaitu pemulihan spiritual dan fisik umat Israel melalui kepemimpinan Ezra dan dukungan dari raja Persia.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Kitab Ezra pasal 7:

Pertanyaan Refleksi

1. Peran Ezra: Apa yang dapat kita pelajari dari tekad Ezra untuk meneliti, melaksanakan, dan mengajarkan Taurat Tuhan? Bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari?

2. Tangan Tuhan: Dalam pasal ini, disebutkan bahwa tangan Tuhan melindungi Ezra. Bagaimana Anda merasakan perlindungan Tuhan dalam hidup Anda? Apakah ada momen tertentu di mana Anda merasakan bimbingan-Nya?

3. Panggilan untuk Melayani: Ezra dipanggil untuk kembali ke Yerusalem dan melayani. Apa panggilan Tuhan dalam hidup Anda? Bagaimana Anda dapat lebih peka terhadap panggilan tersebut?

4. Sikap Raja Artahsasta: Apa yang bisa kita pelajari dari sikap Raja Artahsasta yang mendukung Ezra? Bagaimana sikap pemimpin yang baik dapat mempengaruhi masyarakat?

5. Persembahan Sukarela: Dalam pasal ini, ada penekanan pada persembahan sukarela untuk rumah Tuhan. Apa arti persembahan sukarela bagi Anda? Bagaimana Anda dapat berkontribusi dalam pelayanan gereja atau komunitas Anda?

Pertanyaan Diskusi

1. Kepemimpinan dan Kebijaksanaan: Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Ezra dalam konteks gereja atau komunitas kita saat ini?

2. Hukum dan Ketaatan: Apa tantangan yang dihadapi oleh orang Israel dalam mematuhi hukum Tuhan di tengah budaya yang berbeda? Bagaimana kita dapat tetap setia pada iman kita di tengah tantangan zaman modern?

3. Peran Komunitas: Dalam konteks pasal ini, bagaimana pentingnya komunitas dalam mendukung satu sama lain dalam iman? Apa yang dapat kita lakukan untuk membangun komunitas yang lebih kuat di gereja kita?

4. Pendidikan Alkitab: Mengingat Ezra adalah seorang ahli kitab, bagaimana kita dapat meningkatkan pemahaman Alkitab di kalangan jemaat? Apa metode yang efektif untuk mengajarkan firman Tuhan?

5. Dampak Sejarah: Bagaimana peristiwa dalam pasal ini berkontribusi pada sejarah keselamatan dan pemulihan bangsa Israel? Apa relevansinya bagi kita sebagai orang Kristen saat ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan makna dari Kitab Ezra pasal 7!

Dari Kitab Ezra pasal 7, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

Pelajaran dan Aplikasi

1. Pentingnya Pengetahuan Alkitab:

   • Ezra digambarkan sebagai seorang ahli kitab yang mahir dalam Taurat. Ini menunjukkan pentingnya mempelajari dan memahami firman Tuhan. Kita dapat menerapkan ini dengan meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan Alkitab setiap hari.

2. Komitmen untuk Melakukan Firman Tuhan:

   • Ezra bertekad untuk meneliti, melaksanakan, dan mengajarkan hukum Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk tidak hanya menjadi pendengar firman, tetapi juga pelaku. Kita harus berkomitmen untuk menerapkan ajaran Tuhan dalam kehidupan kita.

3. Peran Pemimpin yang Bijaksana:

   • Ezra diangkat untuk memimpin dan mengajarkan hukum Tuhan kepada orang-orang. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki pemimpin yang bijaksana dan berintegritas dalam komunitas kita. Kita juga bisa berusaha menjadi pemimpin yang baik dalam lingkungan kita sendiri.

4. Dukungan dari Pihak Lain:

   • Raja Artahsasta memberikan dukungan kepada Ezra dalam misinya. Ini menunjukkan bahwa dukungan dari orang lain, termasuk otoritas, bisa sangat berharga dalam melaksanakan tugas kita. Kita harus terbuka untuk menerima bantuan dan dukungan dari orang lain.

5. Tanggung Jawab untuk Mengajarkan Hukum Tuhan:

   • Ezra tidak hanya bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada orang lain. Kita juga dipanggil untuk berbagi iman kita dan mengajarkan nilai-nilai Kristiani kepada orang-orang di sekitar kita, terutama kepada keluarga dan anak-anak kita.

6. Ketaatan kepada Hukum:

   • Ada penekanan pada pentingnya ketaatan kepada hukum Tuhan dan hukum raja. Ini mengingatkan kita untuk hidup dalam ketaatan, baik kepada hukum Tuhan maupun hukum yang berlaku di masyarakat, selama tidak bertentangan dengan iman kita.

Doa Terkait Pasal Ezra 7

1. Doa untuk Kebijaksanaan: "Tuhan, berikanlah aku kebijaksanaan seperti yang Engkau berikan kepada Ezra. Bantu aku untuk memahami firman-Mu dan menerapkannya dalam hidupku. Ajar aku untuk menjadi pemimpin yang bijaksana dalam komunitasku. Amin."

2. Doa untuk Komitmen: "Ya Tuhan, aku berdoa agar Engkau menolongku untuk berkomitmen dalam mempelajari dan melaksanakan firman-Mu. Bantu aku untuk tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pelaku yang setia. Amin."

3. Doa untuk Dukungan: "Tuhan, aku bersyukur atas dukungan yang Engkau berikan melalui orang-orang di sekitarku. Bantu aku untuk terbuka menerima bantuan dan dukungan dari orang lain dalam perjalanan imanku. Amin."

4. Doa untuk Mengajarkan Firman: "Ya Tuhan, berikanlah aku keberanian dan kesempatan untuk mengajarkan firman-Mu kepada orang lain. Bantu aku untuk menjadi teladan yang baik dan menyebarkan kasih-Mu kepada semua orang di sekitarku. Amin."

5. Doa untuk Ketaatan: "Tuhan, ajar aku untuk hidup dalam ketaatan kepada hukum-Mu dan hukum yang berlaku di masyarakat. Bantu aku untuk selalu memilih jalan yang benar dan menyenangkan hati-Mu. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam memperdalam iman dan menerapkan ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah analisis Pasal 7 dari Kitab Ezra menggunakan model 5W+2H:

1. What (Apa)

• Ezra adalah seorang ahli kitab dan imam yang berangkat dari Babel ke Yerusalem.
• Ia membawa rombongan orang Israel, termasuk imam, orang Lewi, penyanyi, dan penunggu pintu gerbang.
• Raja Artahsasta memberikan surat perintah yang mengizinkan Ezra dan rombongannya untuk pergi ke Yerusalem dan membawa persembahan untuk rumah Allah.
• Ezra bertekad untuk meneliti, melaksanakan, dan mengajarkan Taurat Tuhan kepada orang Israel.

2. Who (Siapa)

• Ezra: Tokoh utama, seorang imam dan ahli kitab.
• Raja Artahsasta: Raja Persia yang memberikan izin dan dukungan kepada Ezra.
• Orang Israel: Rombongan yang berangkat bersama Ezra, termasuk imam dan orang Lewi.

3. Where (Di mana)

• Babel: Tempat keberangkatan Ezra.
• Yerusalem: Tujuan perjalanan Ezra dan tempat di mana ia akan melaksanakan tugasnya.

4. When (Kapan)

• Perjalanan Ezra dimulai pada tanggal satu bulan pertama tahun ketujuh pemerintahan Raja Artahsasta dan tiba di Yerusalem pada tanggal satu bulan kelima tahun yang sama.

5. Why (Mengapa)

• Ezra berangkat untuk mengajarkan hukum Tuhan kepada orang Israel dan untuk memperkuat ibadah di rumah Allah di Yerusalem.
• Raja Artahsasta mendukung Ezra karena tangan Tuhan melindungi Ezra dan memberikan keberhasilan dalam misinya.

6. How (Bagaimana)

• Ezra melakukan perjalanan dengan rombongan yang terdiri dari berbagai kelompok orang Israel.
• Raja Artahsasta mengeluarkan perintah dan memberikan dukungan finansial untuk keperluan ibadah di rumah Allah.
• Ezra diinstruksikan untuk mengawasi pelaksanaan hukum Tuhan dan mengajarkan hukum tersebut kepada orang-orang yang belum mengetahuinya.

7. How Much (Seberapa banyak)

• Raja Artahsasta memberikan perintah untuk menyediakan perak, gandum, anggur, minyak, dan garam dalam jumlah tertentu untuk keperluan rumah Allah.
• Ezra juga diizinkan untuk menggunakan perbendaharaan kerajaan untuk kebutuhan tambahan yang diperlukan untuk ibadah.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam mengenai Pasal 7 dari Kitab Ezra!

Pasal 7 dari Kitab Ezra menceritakan tentang kedatangan Ezra ke Yerusalem pada masa pemerintahan Artahsasta, raja Persia. Ezra adalah seorang ahli kitab yang mahir dalam Hukum Musa yang diberikan oleh TUHAN. Raja memberikan semua permintaan Ezra karena tangan TUHAN Allahnya menaungi dia. Ezra tiba di Yerusalem dengan rombongan orang Israel pada bulan kelima, pada tahun ketujuh pemerintahan raja itu. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk meneliti Hukum TUHAN, melaksanakannya, dan mengajarkannya kepada orang Israel. Raja Artahsasta juga memberikan surat kepada Ezra yang memberikan izin kepada semua orang Israel yang ingin pergi ke Yerusalem untuk pergi bersamanya. Raja juga memberikan perak dan emas untuk dipersembahkan kepada Allah di Bait Allah di Yerusalem. Ezra juga diberi wewenang untuk mengatur pejabat pengadilan dan hakim di daerah seberang sungai yang mengikuti hukum Allah. Pasal ini juga menunjukkan kasih setia TUHAN yang memperindah Bait Allah di Yerusalem dan memberikan kekuatan kepada Ezra dalam tugasnya.

Latar belakang dari pasal ke-7 dari Kitab Ezra adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ke-7 terjadi pada masa pemerintahan Raja Artahsasta I dari Persia, sekitar tahun 458 SM. Pada saat itu, sebagian orang Yahudi telah kembali dari pembuangan di Babel dan telah memulai pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, Persia adalah kekuatan dominan di wilayah tersebut. Raja Artahsasta I memberikan izin kepada Ezra, seorang imam dan ahli Taurat, untuk kembali ke Yerusalem dengan tugas mengajar hukum Allah kepada umat Israel dan memimpin mereka dalam ibadah yang benar.

Konteks Literatur:
Kitab Ezra adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini berisi catatan tentang pemulihan umat Israel setelah pembuangan mereka ke Babel.

Konteks Teologis:
Pasal ke-7 menunjukkan kasih karunia Allah yang memungkinkan umat Israel untuk kembali ke tanah mereka dan memulihkan ibadah yang benar. Ezra adalah seorang pemimpin rohani yang berperan penting dalam mengajarkan dan menerapkan hukum Allah di antara umat Israel.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal 6, dicatat bahwa pembangunan Bait Suci telah selesai setelah menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Raja Darius dari Persia mengeluarkan dekrit yang melindungi umat Israel dan memberikan dana untuk pembangunan Bait Suci. Pasal 6 juga mencatat perayaan Paskah yang pertama kali diadakan setelah pembangunan Bait Suci selesai.

Dengan latar belakang ini, pasal 7 melanjutkan kisah pemulihan umat Israel di bawah kepemimpinan Ezra, yang diberikan izin oleh Raja Artahsasta I untuk kembali ke Yerusalem dan mengajar hukum Allah kepada umat Israel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ezra pasal 7:

1. Keturunan dan latar belakang Ezra (Ezra 7:1-6)
- Ezra adalah keturunan imam dan keturunan Harun, Imam Agung.
- Dia adalah ahli kitab dan mahir dalam Hukum Musa yang diberikan oleh TUHAN.

2. Kedatangan Ezra di Yerusalem (Ezra 7:7-10)
- Ezra tiba di Yerusalem pada bulan kelima, pada tahun ketujuh pemerintahan raja Artahsasta.
- Dia datang dengan tujuan untuk meneliti Hukum TUHAN, melakukannya, dan mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan-Nya di Israel.

3. Surat perintah dari Raja Artahsasta kepada Ezra (Ezra 7:11-26)
- Raja Artahsasta memberikan surat perintah kepada Ezra untuk menyelidiki Yehuda dan Yerusalem berdasarkan hukum Allah dan membawa persembahan sukarela untuk Bait Allah.
- Raja juga memberikan perintah kepada bendahara untuk memberikan bantuan finansial kepada Ezra dan memastikan bahwa semua permintaannya dipenuhi.

4. Tugas dan tanggung jawab Ezra (Ezra 7:25-26)
- Ezra diberi wewenang untuk menunjuk pejabat pengadilan dan hakim untuk mengadili orang-orang yang tinggal di daerah seberang sungai.
- Dia juga bertanggung jawab untuk mengajarkan hukum Allah kepada mereka yang belum mengetahuinya.

5. Kasih setia TUHAN dan dukungan raja (Ezra 7:27-28)
- Ezra bersyukur kepada TUHAN karena raja telah memperindah Bait TUHAN di Yerusalem.
- Dia merasa dikuatkan oleh tangan TUHAN dan berhasil mengumpulkan pemimpin Israel untuk pergi bersamanya.

Referensi:
- Ezra 7:1-28

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Artahsasta: Raja Persia pada masa itu.
- Ezra: Anak Seraya, ahli kitab yang datang dari Babel. Dia adalah ahli dalam Hukum Musa yang diberikan oleh TUHAN, Allah Israel.
- Seraya: Ayah Ezra.
- Azarya: Kakek Ezra.
- Hilkia: Ayah Azarya.
- Salum: Kakek Hilkia.
- Zadok: Ayah Salum.
- Ahitub: Kakek Zadok.
- Amarya: Ayah Ahitub.
- Merayot: Kakek Amarya.
- Zerahya: Ayah Merayot.
- Uzi: Kakek Zerahya.
- Buki: Ayah Uzi.
- Abisua: Kakek Buki.
- Pinehas: Ayah Abisua.
- Eleazar: Kakek Pinehas.
- Harun: Imam Agung pada masa itu.

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Babel: Tempat asal Ezra, di mana dia datang dari.
- Yerusalem: Tempat tujuan Ezra dan rombongannya. Mereka tiba di Yerusalem pada bulan kelima, pada tahun ketujuh pemerintahan raja Artahsasta.

Kata kunci dalam Kitab Ezra pasal 7 adalah:

1. Artahsasta: Raja Persia pada masa itu.
2. Ezra: Ahli kitab yang datang dari Babel.
3. Hukum Musa: Hukum yang diberikan oleh TUHAN kepada bangsa Israel.
4. Yerusalem: Kota yang menjadi tujuan Ezra dan para keturunan Israel.
5. Perak dan emas: Persembahan sukarela untuk Bait Allah di Yerusalem.
6. Bait Allah: Tempat ibadah yang akan diperindah.
7. Bendahara: Orang yang bertanggung jawab atas penyediaan kebutuhan Bait Allah.
8. Hikmat Allah: Kebijaksanaan yang diberikan oleh Allah kepada Ezra.
9. Hukum Allah: Hukum yang harus diajarkan dan ditegakkan oleh Ezra.
10. Kasih setia: Karunia yang diberikan oleh TUHAN kepada Ezra dan raja Artahsasta.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda dalam mempelajari Kitab Ezra pasal 7:

1. Apa yang Anda ketahui tentang Ezra? Mengapa dia dianggap sebagai ahli kitab dan ahli hukum Allah?
2. Mengapa Raja Artahsasta memberikan kuasa kepada Ezra untuk pergi ke Yerusalem? Apa tujuan utama dari perjalanan Ezra?
3. Mengapa Ezra begitu penting dalam memulihkan ibadah dan kehidupan rohani di Yerusalem?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Ezra yang sungguh-sungguh dalam mempelajari dan mengajarkan hukum TUHAN?
5. Mengapa Raja Artahsasta memberikan perintah kepada semua bendahara untuk memberikan sumbangan kepada Ezra? Apa arti penting dari sumbangan ini dalam ibadah di Bait Allah?
6. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam pasal ini dalam kehidupan kita sebagai orang percaya saat ini?
7. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis Kitab Ezra melalui pasal ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami lebih dalam isi dari Kitab Ezra pasal 7 dan menggali kekayaan yang terdapat dalam Alkitab.

Dari pasal 7 Kitab Ezra, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kehendak Allah: Ezra menetapkan hatinya untuk meneliti Hukum TUHAN, melakukannya, dan mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan-Nya di Israel. Kita juga harus memiliki tekad yang sama untuk mempelajari Firman Tuhan, melaksanakan ajaran-Nya, dan mengajarkannya kepada orang lain.

2. Ketergantungan pada Tuhan: Ezra mengakui bahwa tangan baik Allahnya menaungi dia. Kita juga harus mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita dan percaya bahwa Dia akan melindungi dan membimbing kita.

3. Ketaatan terhadap otoritas: Ezra diutus oleh raja dan penasihatnya untuk menyelidiki Yehuda dan Yerusalem berdasarkan hukum Allah. Kita juga harus taat kepada otoritas yang telah ditetapkan, baik dalam hal pemerintahan maupun dalam hal kepatuhan terhadap hukum Allah.

4. Pelayanan dan pengorbanan: Ezra diberi tugas untuk membawa perak dan emas yang dipersembahkan oleh raja dan para penasihatnya, serta persembahan sukarela dari rakyat dan para imam, untuk Bait Allah di Yerusalem. Kita juga harus siap untuk melayani dan mengorbankan diri kita untuk kepentingan kerajaan Allah.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Maha Kuasa,

Terima kasih atas Firman-Mu yang tercantum dalam Kitab Ezra. Ajarilah kami untuk memiliki tekad yang sama seperti Ezra, untuk mempelajari Firman-Mu, melaksanakan ajaran-Mu, dan mengajarkannya kepada orang lain. Bimbinglah kami dalam ketergantungan kami pada-Mu, dan percayakanlah kami kepada tangan-Mu yang baik yang melindungi dan membimbing kami.

Bantu kami untuk taat kepada otoritas yang telah Engkau tetapkan, baik dalam hal pemerintahan maupun dalam hal kepatuhan terhadap hukum-Mu. Berilah kami semangat pelayanan dan kesiapan untuk mengorbankan diri kami demi kepentingan kerajaan-Mu.

Terima kasih atas kasih setia-Mu yang tak terbatas. Kami mohon agar Engkau memberkati kami dalam hidup kami sehari-hari dan memperindah Bait-Mu di tengah-tengah kami. Amin.

Analisis Ezra 7 dengan 5W+1H

Berikut adalah analisis Ezra 7 menggunakan metode 5W+1H:

What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang Ezra, seorang imam dan ahli kitab yang kembali ke Yerusalem dari Babel pada masa pemerintahan Raja Artahsasta. Ezra membawa surat dari raja yang memberikan izin dan dukungan untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.

Who (Siapa): Tokoh utama dalam pasal ini adalah Ezra, seorang imam dan ahli kitab yang berasal dari keturunan Harun. Tokoh penting lainnya adalah Raja Artahsasta dari Persia.

When (Kapan): Peristiwa ini terjadi pada tahun ketujuh pemerintahan Raja Artahsasta. Ezra memulai perjalanannya dari Babel pada hari pertama bulan pertama dan tiba di Yerusalem pada hari pertama bulan kelima.

Where (Di mana): Perjalanan Ezra dimulai di Babel dan berakhir di Yerusalem.

Why (Mengapa): Ezra kembali ke Yerusalem untuk beberapa alasan:

• Membangun kembali Bait Allah: Ezra ingin membangun kembali Bait Allah di Yerusalem yang telah hancur.
• Mengajarkan Hukum Tuhan: Ezra ingin mengajarkan Hukum Tuhan kepada orang-orang Israel yang telah melupakannya selama pembuangan di Babel.
• Memperbaiki kehidupan spiritual bangsa Israel: Ezra ingin mengembalikan bangsa Israel kepada Tuhan dan memperbaiki kehidupan spiritual mereka.

How (Bagaimana): Ezra mendapatkan dukungan penuh dari Raja Artahsasta untuk misinya. Raja memberikan Ezra surat yang berisi:

• Izin untuk kembali ke Yerusalem: Raja mengizinkan Ezra dan orang-orang Israel lainnya untuk kembali ke Yerusalem.
• Dukungan finansial: Raja memberikan Ezra dana untuk membangun kembali Bait Allah dan membeli perlengkapan ibadah.
• Otoritas untuk menegakkan hukum: Raja memberikan Ezra wewenang untuk mengadili dan menghukum orang-orang yang melanggar Hukum Tuhan.

Kesimpulan: Ezra 7 menunjukkan bagaimana Tuhan bekerja melalui Raja Artahsasta untuk memungkinkan Ezra kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Allah. Pasal ini juga menekankan pentingnya Hukum Tuhan dan peran Ezra dalam mengajarkannya kepada bangsa Israel.