Statistik	10 pasal, 280 ayat, 7.441 kata
Penulis	Ezra
Tema	Pemulihan Kaum Sisa; Kedudukan dan kuasa Firman; Allah dalam hidup umatNya.
Waktu	450-420 SM
Tempat	Babel, Yerusalem di Yehuda
Kata Kunci	Pemulihan.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membangun kembali tembok yang runtuh dalam kehidupan manusia

Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pascapembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Untuk keterangan lebih terinci mengenai peran Ezra sebagai pengarang, Lihat "PENDAHULUAN 1TAWARIKH" 08053.

Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.

Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.

Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka:

1. (1) Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
2. (2) Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
3. (3) Hagai dan
4. (4) Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
5. (5) Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.

Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27--9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8--6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.

1. I. Rombongan Pertama Orang Buangan yang Kembali ke Yerusalem
   (Ezr 1:1-6:22)
   
1. A. Pengumuman dan Persediaan dari Koresy
   (Ezr 1:1-11)
   
2. B. Daftar Orang Buangan yang Kembali
   (Ezr 2:1-70)
   
3. C. Pemugaran Bait Suci Dimulai
   (Ezr 3:1-13)
   
1. 1. Persembahan Korban Dimulai Kembali
   (Ezr 3:1-6)
   
2. 2. Pembangunan Bait Suci Dimulai
   (Ezr 3:7-13)
   
4. D. Pembangunan Bait Suci Terhenti Karena Perlawanan
   (Ezr 4:1-24)
   
5. E. Pembangunan Bait Suci Dimulai Lagi dan Diselesaikan
   (Ezr 5:1-6:18)
   
1. 1. Dorongan dari Para Nabi
   (Ezr 5:1-2)
   
2. 2. Protes dari Bupati Tatnai
   (Ezr 5:3-17)
   
3. 3. Darius Mengesahkan Pembangunan Bait Suci
   (Ezr 6:1-12)
   
4. 4. Bait Suci Selesai Dibangun Lalu Ditahbiskan
   (Ezr 6:13-18)
   
6. F. Perayaan Paskah
   (Ezr 6:19-22)
   
2. II. Rombongan Kedua Orang Buangan Kembali ke Yerusalem di Bawah Pimpinan Ezra
   (Ezr 7:1-10:44)
   
1. A. Misi Ezra Disahkan oleh Artahsasta
   (Ezr 7:1-28)
   
2. B. Perjalanan Ezra dan Orang-Orang yang Menyertainya
   (Ezr 8:1-36)
   
3. C. Berbagai Pembaharuan oleh Ezra di Yerusalem
   (Ezr 9:1-10:44)
   
1. 1. Pengutukan Nikah Campur Dengan Orang Kafir
   (Ezr 9:1-4)
   
2. 2. Pengakuan Dosa Ezra dan Syafaatnya bagi Umat Itu
   (Ezr 9:5-15)
   
3. 3. Pertobatan dan Pembaharuan Umum
   (Ezr 10:1-44)
   

Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel

1. (1) dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci; dan
2. (2) dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.

Sejumlah tema dalam kitab Ezra mengundang orang Kristen untuk meninjau hubungan mereka dengan Allah.

1. Pengalaman Kristiani
Ezra menyadari bahwa Allah bekerja dalam hidupnya dan memimpin setiap langkahnya. Camkanlah khususnya ungkapan ini, "tangan Tuhan Allahnya berada di atasnya" (Ezr 7:6,9,28; 8:22,31). Pada saat-saat apa Anda merasakan kuasa Allah dalam hidup Anda?

2. Ambisi Kristiani
Kerinduan terbesar dalam kehidupan Ezra adalah firman Allah (Ezr 7:10). Ia mempelajarinya; menaati dan mengajarkannya. Belajar dan ketaatan seharusnya berjalan berdampingan. Lihatlah betapa erat hubungannya dengan Mazmur 119. Dengan cara bagaimana mempelajari Alkitab mempengaruhi hidup Anda?

3. Memberi secara Kristiani
Cara Anda menggunakan harta milik Anda merupakan suatu indikasi keadaan rohani Anda. Bangsa Yahudi yang baru kembali dari pembuangan memberi dengan spontan kepada Allah (Ezr 2:68,69). Tinjaulah kembali apa yang Anda berikan kepada Allah di bawah terang pengajaran yang terdapat dalam 2Korintus 8 dan 2Korintus 9, dan 1Korintus 16:2.

4. Kemurnian Kristiani
Tinjaulah hidup Anda dengan maksud untuk menemukan titik-titik rawan tempat Anda cenderung mengadakan kompromi dengan iman Anda. Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat Anda ambil untuk memastikan bahwa Anda tidak mengadakan kompromi.

5. Kegagalan Kristiani
Pada waktu Anda mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh bangsa Yahudi, apa yang telah Anda lakukan? Sebagian orang mencoba untuk melupakannya, tetapi Ezra (Ezr 9:1-10:44) mengajarkan bahwa kegagalan harus dihadapi, diakui, disesali dan diluruskan. Dengan jalan demikian pengampunan sejati dapat dirasakan.

6. Iman Kristiani
Tindakan Ezra untuk kembali ke Yerusalem tanpa dikawal oleh pasukan bersenjata merupakan tindakan yang sangat berani (Ezr 8:21-23). Mengapakah ia melakukan hal itu? Melalui perbuatan iman, baik kecil maupun besar, apakah Allah telah memanggil Anda dalam kehidupan kekristenan Anda? Sampai di mana pertumbuhan rohani bergantung pada perbuatan iman seperti itu.

Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:

1. (1) Bagian pertama (pasal 1-6; Ezr 1:1--6:22) mencatat kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Suci;
2. (2) Bagian kedua (pasal 7-10; Ezr 7:1--10:443) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang mengikutinya.
3. (1) Bagian pertama mulai di mana 2 Tawarikh berakhir -- dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1-11); pasal 2; Ezr 2:1-70 mencatat nama orang-orang yang ikut rombongan pertama. Pentinglah bahwa hanya sekitar 50.000 orang Yahudi di antara sejuta atau lebih yang terbuang berada dalam rombongan pertama yang kembali (Ezr 1:5; Ezr 2:64-65). Dalam pasal 3 (Ezr 3:1-13), Zerubabel (seorang keturunan Daud) dan Yesua (sang imam besar) mengerahkan umat itu untuk memulai pembangunan kembali Bait Suci yang rusak. Musuh-musuh yang lihai dari Yehuda mempergunakan sarana-sarana politik untuk menghentikan proyek ini selama beberapa waktu (pasal 4; Ezr 4:1-24), tetapi akhirnya pekerjaan dimulaikan kembali dan Bait Suci diselesaikan pada tahun 516 SM (pasal 5-6; Ezr 5:1--6:22).
4. (2) Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 (Ezr 6:1-22) dengan pasal 7 (Ezr 7:1-36). Selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I. Ester menjadi ratu sekitar 478 SM (Lihat "PENDAHULUAN ESTER" 08069). Pasal 7-8 (Ezr 7:1--8:36) mencatat berbagai peristiwa sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam hati umat itu (bd. Neh 8:1-8). Ezra menjumpai kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. Dengan kesedihan yang mendalam, Ezra mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan syafaat demi mereka (pasal 9; Ezr 9:1-15). Kitab ini berakhir dengan peristiwa Ezra memimpin para pria dalam pertobatan di depan umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir (pasal 10; Ezr 10:1-44).

Empat ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Ezra-Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudia pada masa pascapembuangan di Palestina.
2. (2) Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya (pasal 1-6, 7-10; Ezr 1:1--6:22; Ezr 7:1--10:44) terdapat kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.
3. (3) Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi (bd. Yer 1:12; Yer 29:10); Allah mengarahkan hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka (Ezr 1:1; Ezr 7:11-28; bd. Ams 21:1);
4. (4) Tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar perintah-perintah Allah melukiskan dengan nyata bagaimana Allah
1. (a) menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan
2. (b) kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6), bukan sekedar suatu kesatuan nasional campuran lainnya.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Kembalinya kaum sisa Yahudi ke negeri mereka dan pembangunan kembali bait suci menyatakan bahwa Allah senantiasa ingin memulihkan umat-Nya yang menyeleweng. Jalan-jalan-Nya mencakup bukan saja hukuman karena kemurtadan, tetapi juga pemulihan dan harapan bagi kaum sisa yang percaya, yang melaluinya Allah mengarahkan aliran penebusan pada jalan akhirnya. Prinsip ini dilihat dalam PB, di mana suatu kaum sisa Yahudi yang percaya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Mesias mereka, sedangkan arus utama penebusan disalurkan kembali dari orang Yahudi yang tidak percaya kepada orang bukan Yahudi di gereja mula-mula.

Pembangunan Bait Suci selesai

Darius menegaskan surat perintah Koresy. Bait suci diperlengkapi dengan perkakas dan ibadah diadakan lagi.

6:1 Darius, mengetahui perintah Koresy, membuat perintah baru untuk melanjutkan pembangunan.
6:13 Dengan bantuan Tatnai dan Syetar-Boznai, sesuai dengan perintah itu, rumah TUHAN selesai dibangun.
6:16 Dilakukan perayaan penahbisan rumah TUHAN;
6:19 dan perayaan Paskah.

Pekerjaan selesai; pentahbisan rumah Allah dan hari raya Paskah yang pertama (6:13-22)

Allah, Darius, Hagai, Zakharia, Tatnai, Syetar-Boznai, Koresy.

Adar, Ahmeta, Allah, Artahsasta, Asyur, Babel, Darius, Efrat, Hagai, Ido, Israel, Koresh, Lewi, Media, Musa, Nebukadnezar, Paskah, Persia, Roti Tidak Beragi, Syetar-Boznai, Tatnai, TUHAN, Yahudi, Yerusalem, Zakharia

Ketika sudah tiba waktu Allah untuk penyelesaian tujuan-Nya yang penuh kasih karunia berkenaan dengan gereja-Nya, Dia akan mengadakan alat-alat untuk mewujudkannya dan membangkitkan orang-orang yang pelayanan baiknya tidak terduga. Kemarahan musuh bisa dijadikan pujian bagi Allah.

ay. 10. Kiranya orang-orang di pemerintahan tidak memandang rendah kesungguhan doa dari orang-orang kudus yang tahu bagaimana menghampiri Allah dengan dasar korban Kristus. Kiranya umat Allah berdoa bagi mereka yang ada dalam jajaran pemerintahan.

Pasal 6 dari Kitab Ezra menceritakan tentang perintah Raja Darius untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Raja Darius menemukan gulungan yang berisi perintah Raja Koresh untuk membangun kembali Bait Allah. Raja Darius memerintahkan agar pekerjaan pembangunan berlangsung dan biaya penuhnya dibayarkan dari kekayaan raja. Selain itu, Raja Darius juga memberi perintah agar semua kebutuhan para imam dipenuhi tanpa henti. Pekerjaan pembangunan Bait Allah selesai pada tahun keenam pemerintahan Raja Darius, dan orang-orang Israel merayakan penahbisan Bait Allah dengan sukacita. Mereka juga merayakan hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi dengan sukacita selama tujuh hari.

Kitab Ezra adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Pasal 6 dari Kitab Ezra berbicara tentang pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem setelah para tawanan Babilonia kembali dari pembuangan mereka.

Latar belakang historis dari pasal ini adalah bahwa pada abad ke-6 SM, Kerajaan Babilonia menaklukkan Kerajaan Yehuda dan menghancurkan Bait Allah di Yerusalem. Banyak orang Yahudi dibuang ke Babel sebagai tawanan. Namun, pada tahun 539 SM, Kerajaan Persia mengalahkan Babilonia dan Raja Persia, Koresh Agung, mengeluarkan dekrit yang memungkinkan orang Yahudi untuk kembali ke tanah mereka dan membangun kembali Bait Allah.

Latar belakang budaya dari pasal ini adalah bahwa orang Yahudi yang kembali dari pembuangan harus berurusan dengan tantangan budaya dan sosial yang berbeda. Mereka harus beradaptasi dengan kehidupan di bawah kekuasaan Persia dan menghadapi oposisi dari orang-orang setempat yang tidak senang dengan pembangunan kembali Bait Allah.

Latar belakang literatur dari pasal ini adalah bahwa Kitab Ezra sendiri adalah catatan sejarah tentang peristiwa-peristiwa ini. Kitab ini ditulis oleh Ezra, seorang imam dan ahli Taurat, yang juga memimpin kelompok orang Yahudi yang kembali dari pembuangan.

Latar belakang teologis dari pasal ini adalah bahwa pembangunan kembali Bait Allah adalah bagian dari rencana Allah untuk mengembalikan umat-Nya ke tanah mereka dan memulihkan ibadah yang benar. Ini adalah tindakan Allah yang menunjukkan kasih dan kemurahan-Nya terhadap umat-Nya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal 5, kita melihat bahwa pembangunan Bait Allah telah dihentikan oleh oposisi dari penguasa setempat. Namun, nabi Hagai dan Zakharia mendorong orang Yahudi untuk melanjutkan pekerjaan tersebut dan mereka berhasil mendapatkan dukungan dari raja Persia.

Dalam pasal 6, Raja Darius dari Persia menemukan dekrit Koresh yang memungkinkan pembangunan Bait Allah dan mengkonfirmasikannya. Ia juga mengancam siapa pun yang menghalangi pekerjaan tersebut dengan hukuman yang keras. Pembangunan Bait Allah kemudian dilanjutkan dan selesai dengan sukses.

Dengan latar belakang ini, pasal 6 dari Kitab Ezra menunjukkan bagaimana Allah memelihara umat-Nya dan memastikan bahwa rencana-Nya untuk membangun kembali Bait Allah terlaksana. Ini juga menunjukkan pentingnya ketaatan terhadap perintah Allah dan dukungan dari penguasa dunia dalam melaksanakan rencana-Nya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ezra pasal 6:

1. Perintah Raja Darius untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem (Ezra 6:1-5)
2. Restorasi perlengkapan emas dan perak dari Bait Allah yang dibawa ke Babel (Ezra 6:5)
3. Perintah agar pekerjaan pembangunan Bait Allah berlangsung dan biaya penuh dibayarkan (Ezra 6:6-8)
4. Perlindungan dan kutukan bagi siapa pun yang mengubah perintah ini (Ezra 6:9-12)
5. Pelaksanaan perintah Raja Darius oleh Tatnai dan rekan-rekannya (Ezra 6:13)
6. Penyelesaian pembangunan Bait Allah sesuai dengan perintah Allah dan raja-raja Persia (Ezra 6:14-15)
7. Penahbisan Bait Allah dan perayaan yang diadakan oleh orang-orang Israel (Ezra 6:16-18)
8. Perayaan hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi (Ezra 6:19-22)

Referensi:
- Ezra 6:1-22

Orang-orang:
- Raja Darius
- Raja Koresh
- Nebukadnezar
- Tatnai, gubernur di daerah seberang sungai
- Syetar-Boznai
- Para pejabat di daerah seberang sungai
- Para gubernur orang-orang Yahudi
- Para tua-tua orang Yahudi
- Para imam yang ada di Yerusalem
- Nabi Hagai
- Zakharia, anak Ido
- Artahsasta

Lokasi:
- Gedung arsip di Babel
- Ahmeta, istana di provinsi Media
- Yerusalem
- Bait Allah
- Bait Suci yang ada di Yerusalem
- Sungai Efrat
- Tanah buangan
- Tanah Israel

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab Ezra pasal 6:

1. Raja Darius: Raja Persia yang memberikan perintah untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.
2. Penyelidikan: Dilakukan di gedung arsip di Babel untuk menemukan dokumen-dokumen terkait perintah Raja Koresh.
3. Bait Allah: Tempat ibadah yang dibangun kembali di Yerusalem.
4. Koresh: Raja Persia yang memberikan perintah awal untuk membangun kembali Bait Allah.
5. Nebukadnezar: Raja Babel yang mengambil perlengkapan emas dan perak dari Bait Suci di Yerusalem.
6. Tatnai: Gubernur di daerah seberang sungai yang terlibat dalam pembangunan Bait Allah.
7. Tua-tua Yahudi: Orang-orang Yahudi yang terlibat dalam pembangunan Bait Allah.
8. Pembangunan: Proses membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.
9. Perintah: Instruksi dari Raja Darius tentang pembangunan Bait Allah.
10. Kurban: Persembahan yang dipersembahkan di Bait Allah.
11. Imamat: Peran para imam dalam ibadah di Bait Allah.
12. Penahbisan: Upacara penahbisan Bait Allah setelah selesai dibangun.
13. Paskah: Hari raya yang dirayakan oleh orang-orang buangan setelah penahbisan Bait Allah.
14. Roti Tidak Beragi: Hari raya yang dirayakan selama tujuh hari setelah Paskah.
15. Asyur: Bangsa yang mendukung pembangunan Bait Allah.

Kata kunci ini mencakup tokoh-tokoh penting, peristiwa, dan konsep-konsep utama dalam pasal 6 Kitab Ezra.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa pesan utama yang dapat kita ambil dari pasal ini?
2. Bagaimana kita dapat melihat tindakan Raja Darius sebagai bagian dari rencana Allah?
3. Bagaimana peran nubuat dari Nabi Hagai dan Zakharia dalam memotivasi orang-orang Yahudi untuk melanjutkan pembangunan Bait Allah?
4. Apa arti pentingnya perayaan hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi dalam konteks pasal ini?
5. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang terungkap dalam pasal ini dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat melihat kasih dan keadilan Allah dalam perintah Raja Darius untuk membangun kembali Bait Allah dan mengembalikan perlengkapan-perlengkapan yang diambil oleh Nebukadnezar?
2. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan tindakan Tatnai, gubernur di daerah seberang sungai, dan rekan-rekannya dalam melaksanakan perintah Raja Darius?
3. Bagaimana kita dapat menghubungkan pembangunan kembali Bait Allah dengan pemulihan rohani dan kebangkitan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari perayaan penahbisan Bait Allah dan pengorbanan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi?
5. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang terlihat dalam pasal ini dalam konteks gereja dan pelayanan kita?

Hal-hal menarik terkait Kitab Ezra pasal 6:
1. Pasal ini menunjukkan bagaimana Allah menggunakan pemerintah dan penguasa dunia untuk melaksanakan rencana-Nya.
2. Pembangunan kembali Bait Allah menjadi bukti pemulihan rohani dan kebangkitan di antara umat Allah.
3. Perayaan hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi menunjukkan pentingnya mengingat dan merayakan karya penyelamatan Allah dalam sejarah umat-Nya.
4. Nubuat dari Nabi Hagai dan Zakharia menjadi sumber motivasi dan penghiburan bagi orang-orang Yahudi dalam melanjutkan pembangunan Bait Allah.
5. Pasal ini menekankan pentingnya kasih dan keadilan dalam melaksanakan perintah Allah dan mendukung pekerjaan-Nya.

Dari pasal 6 Kitab Ezra, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup kita:

1. Ketaatan kepada perintah Allah: Raja Darius memberikan perintah untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem, dan orang-orang Israel dengan setia melaksanakan perintah tersebut. Kita dapat belajar untuk taat dan patuh kepada perintah Allah dalam hidup kita.

2. Kerjasama dan persatuan: Para gubernur orang-orang Yahudi dan para tua-tua bangsa Yahudi bekerja sama dalam pembangunan Bait Allah. Mereka saling mendukung dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Kita juga dapat belajar untuk bekerja sama dan bersatu dalam pelayanan dan pekerjaan Tuhan.

3. Ketergantungan kepada Allah: Orang-orang Israel mempersembahkan kurban dan berdoa kepada Allah semesta langit untuk kehidupan raja dan anak-anaknya. Mereka menyadari bahwa segala sesuatu datang dari Allah dan mereka bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Kita juga dapat belajar untuk bergantung dan mengandalkan Allah dalam segala hal dalam hidup kita.

4. Perayaan dan syukur: Setelah selesai membangun Bait Allah, orang-orang Israel merayakan penahbisan Bait Allah dengan sukacita. Mereka mempersembahkan kurban dan merayakan hari raya dengan sukacita karena Allah telah memberkati mereka. Kita juga dapat belajar untuk merayakan dan bersyukur atas berkat-berkat yang Allah berikan dalam hidup kita.

Doa terkait pasal ini dapat meliputi:

1. Berdoa untuk ketaatan dan kesetiaan kepada perintah Allah, agar kita dapat hidup dalam ketaatan dan patuh kepada-Nya.

2. Berdoa untuk persatuan dan kerjasama dalam pelayanan dan pekerjaan Tuhan, agar kita dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama.

3. Berdoa untuk ketergantungan dan keterpercayaan kepada Allah, agar kita dapat mengandalkan-Nya dalam segala hal dalam hidup kita.

4. Berdoa untuk hati yang bersyukur dan sukacita, agar kita dapat merayakan dan bersyukur atas berkat-berkat yang Allah berikan dalam hidup kita.

Semoga kita dapat belajar dan menerapkan pelajaran dari pasal 6 Kitab Ezra dalam hidup kita dan mendoakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tema-tema yang terkandung dalam pasal tersebut.