Kitab 2 Raja-raja adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan sejarah Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda setelah pemisahan kerajaan Israel menjadi dua pada masa pemerintahan Raja Salomo. Pasal
6 dari Kitab 2 Raja-raja berbicara tentang pembangunan Bait Allah di Yerusalem oleh Raja Salomo.
Latar belakang historis dari pasal ini adalah bahwa pembangunan Bait Allah dimulai pada tahun keempat pemerintahan Raja Salomo, sekitar tahun 966 SM. Bait Allah ini merupakan tempat ibadah utama bagi umat Israel dan menjadi pusat kehidupan rohani mereka.
Dalam konteks budaya, pembangunan Bait Allah ini menggambarkan pentingnya agama dalam kehidupan masyarakat Israel pada masa itu. Bait Allah juga mencerminkan kekayaan dan kebesaran Kerajaan Salomo.
Secara literatur, pasal ini memberikan deskripsi rinci tentang bagaimana Bait Allah dibangun, termasuk bahan-bahan yang digunakan, ukuran-ukuran yang presisi, dan ornamen-ornamen yang dipasang. Deskripsi ini menunjukkan keahlian dan ketelitian yang diperlukan dalam pembangunan Bait Allah.
Dalam konteks teologis, pembangunan Bait Allah ini menunjukkan kesetiaan Allah terhadap perjanjian-Nya dengan Daud dan keluarganya. Bait Allah juga menjadi tempat di mana Allah berjanji untuk hadir di tengah-tengah umat-Nya dan menerima persembahan mereka.
Sebelum pasal
6, pasal-pasal sebelumnya menceritakan tentang pemerintahan Raja Salomo, termasuk kebijaksanaan dan kekayaannya. Pasal
5, misalnya, berbicara tentang hubungan Salomo dengan Hiram, raja Tirus, yang membantu dalam pembangunan Bait Allah. Pasal
4 dan 5 juga mencatat kebijaksanaan dan keahlian Salomo dalam berbagai bidang.
Dengan demikian, pasal
6 dari Kitab 2 Raja-raja memberikan gambaran tentang pembangunan Bait Allah oleh Raja Salomo, yang memiliki latar belakang historis, budaya, literatur, dan teologis yang penting untuk dipahami.