Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 11 dari 11 ayat untuk pengumuman [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ul 18:22) (ende)

Sabda jang sungguh-sungguh berasal dari Jahwe: selalu akan berhasil. Disini chusus dalam hubungannja dengan pengumuman hukum: nubuat tentang berkat atau antjaman dengan kutuk apabila umat tidak mendengarkan sabdaNja: pasti akan terpenuhi.

(0.60) (Luk 9:29) (full: PEMULIAAN. )

Nas : Luk 9:29

Pada saat dimuliakan, Yesus diubah di hadapan tiga murid-Nya, dan mereka melihat kemuliaan sorgawi-Nya sebagaimana Dia adanya -- Allah di dalam tubuh manusia. Pengalaman pemuliaan Yesus adalah:

  1. (1) dorongan bagi Yesus sementara Ia menghadapi kematian-Nya di kayu salib (bd. Mat 16:21);
  2. (2) pengumuman kepada para murid bahwa Yesus harus menderita di salib (ayat Luk 9:31);
  3. (3) pengesahan oleh Allah bahwa Yesus benar-benar Anak-Nya yang layak menebus umat manusia (ayat Luk 9:35).
(0.50) (Dan 9:25) (full: TUJUH KALI TUJUH MASA DAN ENAM PULUH DUA KALI TUJUH MASA. )

Nas : Dan 9:25

Allah menyatakan kepada Daniel bahwa enam puluh sembilan kali tujuh masa, yaitu 483 tahun, akan berlangsung di antara saat pengumuman keputusan untuk membangun kembali Yerusalem dan kedatangan Mesias, seorang Yang Diurapi. Terdapat perbedaan pendapat tentang waktu tepat 483 tahun ini dimulai. Ada yang mengatakan 538 SM ketika titah Koresy dikeluarkan; akan tetapi, ketetapan itu adalah untuk membangun kembali Bait Suci dan bukan kota. Sangat mungkin itu mulai pada 457 SM, ketika Ezra kembali dan mulai membangun kembali kota itu (Ezr 4:12-13,16;

lihat cat. --> Ezr 4:11;

lihat cat. --> Ezr 4:23);

[atau ref. Ezr 4:11,23]

anggapan ini akan membuat 483 tahun itu berakhir pada tahun 27 M, kurang lebih pada waktu Yesus memulai pelayanan-Nya.

(0.50) (Why 11:15) (full: MALAIKAT YANG KETUJUH MENIUP. )

Nas : Wahy 11:15

Suara sangkakala yang ketujuh memberitakan suatu pengumuman bahwa dunia telah menjadi kerajaan Kristus, dan Ia akan memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya

(lihat cat. --> Wahy 20:4;

[atau ref. Wahy 20:4]

Yeh 21:26-27; Dan 2:44; 4:3; 6:27; Za 14:9). Dengan kata lain, sangkakala yang ketujuh menyangkut peristiwa-peristiwa yang berlangsung sampai kedatangan Kristus kembali, termasuk tujuh cawan hukuman (mulai pasal Wahy 16:1-21). Bunyi sangkakala ketujuh itu diikuti dengan suatu perikop sisipan yang menyatakan beberapa peristiwa berkenaan dengan masa kesengsaraan (Wahy 12:1-15:4).

(0.50) (Ul 26:5) (jerusalem: Kemudian engkau harus menyatakan ....) Pengakuan iman yang tercantum dalam Ula 26:5-9 ini meringkaskan sejarah penyelamatan yang berpusatkan pembebasan Israel dari negeri Mesir. Unsur-unsur pengakuan ini dijumpai juga dalam "pengakuan-pengakuan iman" yang terdapat dalam Ula 6:20-23 dan (dengan beberapa tambahan) dalam Yos 24:1-13; Neh 9:7-25. Titik berat pengakuan-pengakuan iman itu terletak pada pemberian tanah yang berlimpah susu dan madunya, Ula 26:9. Ini sesuai dengan penyataan iman yang bersangkutan dengan persembahan hasil bumi pertama. Pengakuan iman itu sama sekali tidak sampai menyebut peristiwa-peristiwa yang terjadi di gunung Sinai. Tetapi ini tidak membuktikan bahwa pengakuan iman itu berasal dari sebuah-tradisi yang tidak tahu akan peristiwa-peristiwa itu. Nas ini tentu tidak terlalu tua usianya dan pengumuman hukum Taurat tidak menjadi pusat perhatiannya.
(0.40) (Mzm 81:1) (jerusalem: Nyanyian pada waktu pembaruan perjanjian) Kidung ini dipakai dan kiranya diciptakan untuk merayakan perayaan Pondok Daun(barangkali juga Paskah). Pada bulan pertama, bulan Tisyri (September/Oktober) umat Israel selama satu pekan hidup dalam pondok-pondok mengenangkan pengumuman hukum Taurat di gunung Sinai dan perjalanan di padang gurun. Ini perayaan pembaharuan perjanjian, bdk Neh 8:1-18. Umat diajak untuk ikut serta dalam perayaan, Maz 81:2-6, lalu dibawakan firman Allah, Maz 81:6, yang gaya bahasa serta isinya mengingatkan kitab Ulangan dan yang mengenai karya Tuhan yang membebaskan umat dari kerja paksa di negeri Mesir dan melindunginya di padang gurun, Maz 81:7-9. Ditekankan hukum utama, yaitu: umat hanya boleh memuja Tuhan semata-mata, Maz 81:10-11; lalu umat ditegor oleh karena melanggar hukum itu, Maz 81:12-13. Hendaknya umat selanjutnya taat dan setia, maka pasti mendapat perlindungan Allah dan menikmati damai-sejahtera, Maz 81:13-16.
(0.40) (Why 14:6) (sh: Tuaian di bumi (Minggu, 10 November 2002))
Tuaian di bumi

Dari bukit Sion, penglihatan beralih ke bumi. Ketiga malaikat muncul. Malaikat pertama, mengumandangkan seruan pertobatan seraya membentangkan Injil kepada umat manusia. Malaikat kedua, mengumumkan keruntuhan Babel, simbol perikehidupan yang rusak moral, yang telah meracuni bangsa-bangsa dengan ketidakbermoralan. Malaikat ketiga, mengumumkan nasib akhir para pengikut dan penyembah sang binatang, yakni siksa neraka di hadapan Anak Domba dan malaikat-malaikat-Nya. Pengumuman itu merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang berjuang di muka bumi karena iman mereka (ayat 13).Menyusul, penglihatan mengenai penuaian di bumi. Muncul dua sosok. Yang pertama seperti Anak Manusia bermahkota emas—yang dimaksud adalah Kristus—bersabit tajam, dan menurut waktu yang telah ditentukan Allah, Ia menuai. Artinya, masa dispensasi Ilahi telah berakhir. Sang Anak Manusia mengumpulkan orang-orang yang memiliki tanda nama-Nya dan nama Bapa-Nya di dahi mereka.

Sosok yang kedua, yakni malaikat, memiliki corak peran yang agak berbeda dalam penuaian itu. Muncul dari Bait Suci sorgawi dan bersabit tajam. Ia memotong buah-buah anggur yang sudah masak dan melemparkannya ke dalam kilangan besar yang merupakan lambang murka Allah. Itulah murka Allah sepenuhnya, bukan lagi sekadar malapetaka peringatan. Kali ini meliputi segenap umat manusia yang tidak termasuk milik Sang Anak Manusia.

Renungkan:
Bagi para pengikut setia Kristus, kematian maupun perjumpaan dengan Kristus pada kedatangan-Nya kembali merupakan penghiburan besar.

(0.35) (Mrk 13:1) (sh: Permulaan dari akhir (Selasa, 8 April 2003))
Permulaan dari akhir

Sudah menjadi kebiasaan di tiap kapal PELNI untuk memberi pengumuman tiap satu jam sebelum kapal merapat. Pada saat itu, suasana kapal terasa agak berubah. Mereka yang akan turun mulai bersiap-siap, sementara beberapa orang berdiri di luar mencoba mengamati darat yang biasanya belum terlihat. Kapal masih melaju dan belum mengurangi kecepatan, tetapi tahap akhir dari perjalanan sudah dimulai.

Dari sudut pandang Markus, akhir perjalanan sejarah dunia telah dimulai. Masa antara penderitaan dan kematian Yesus sampai dengan parousia/kedatangan-Nya yang kedua kali adalah fase akhir dari sejarah, sebelum dimulainya zaman baru ketika Anak Manusia datang dengan segala kemuliaan-Nya. Zaman akhir mempunyai tanda- tanda yang spesifik dan bisa diamati. Zaman yang dimulai oleh penderitaan Kristus itu akan menyaksikan penderitaan gereja, yaitu para pengikut Kristus (ayat 9-11). Zaman ini juga akan memunculkan para penyesat yang bahkan mencatut nama Yesus (ayat 5-6), juga peperangan, bencana alam, malapetaka dan lainnya (ayat 7-8). Bahkan, pada zaman ini juga akan terjadi bagaimana keluarga-keluarga terpecah dan saling berkhianat, bahkan membunuh anggota keluarga lain karena kebencian terhadap Kristus.

Karena itu jelaslah, bagi Markus dan bagi kita semua, kita sedang berada di zaman akhir. Ciri-ciri di atas telah kita saksikan. Untuk itu, Yesus menegaskan beberapa hal. Pertama, Yesus, melalui Roh-Nya, tetap menyertai Kristen pada zaman ini sehingga kita tidak perlu kuatir (ayat 11). Kedua, Yesus mengingatkan para murid (termasuk kita) untuk terus berjaga-jaga dan waspada (ayat 5,9). Ketiga, Yesus mengingatkan kita bahwa mereka yang bertahan sampai akhir zaman itu akan diselamatkan (ayat 13).

Renungkan: Terus ingat bahwa kita sedang hidup pada zaman akhir. Penghiburan kita adalah janji kedatangan-Nya, arah hidup kita adalah memberitakan Injil-Nya dan tetap setia sampai akhir.

(0.35) (Luk 8:22) (sh: Keselamatan atas kuasa alam (Selasa, 18 Januari 2000))
Keselamatan atas kuasa alam

Dalam sebuah perjalanan lewat udara, penumpang dikejutkan oleh pengumuman yang menghimbau aagar mereka duduk tenang dan segera mengenakan sabuk pengaman karena badai di udara. Keadaan yang terjadi di luar perkiraam itu menimbulkan kepanikan semua penumpang. Suasana tegang, gelisah, kuatir, dan takut bercampur menjadi satu. Seandainya salah satu penumpangnya adalah Anda, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda pun akan merasakan hal yang sama. Dalam suasana seperti ini sangat sulit untuk tetap bersikap tenang dan percaya bahwa keadaan dapat dikendalikan oleh awak pesawat yang handal dan tahu bagaimana cara mengatasinya.

Keadaan yang sama dihadapi para murid Tuhan Yesus ketika perahu yang mereka tumpangi dilandai angin taufan dan badai kencang. Pada saat itu mereka berada bersama-sama Yesus dan mereka tahu bahwa Dia berkuasa atas jagad raya, termasuk alam tetapi kepanikan dan ketakutan tenggelam melilit mereka. Titik lemah para murid dalam peristiwa ini muncul dalam keraguan mereka terhadap keyakinan iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Iman mereka ditutupi oleh keraguan bahwa kekuatan dan keganasan alam tak dapat diatasi. Anggapan ini bukan saja telah mengesampingkan kuasa dan kedaulatan Yesus sebagai Tuan atas alam, tetapi juga peran-Nya sebagai Juruselamat atas hidup manusia. Para murid seharusnya percaya bahwa berada bersama Yesus memampukan mereka tetap bersikap tenang dan berpikir jernih menghadapi berbagai bentuk bencana, bukan sebaliknya. Bencana angin taufan itu hanyalah salah satu dari bencana-bencana lain yang pasti dialami dalam hidup selanjutnya.

Renungkan: Permasalahan yang dihadapi para murid sebenarnya masalah yang sering muncul dalam kehidupan kita juga. Bencana alam dapat menimpa tanpa dapat diduga. Peristiwa terjadinya gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, air pasang dlsb. biasanya meminta korban jiwa yang tidak sedikit. Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya manusia, yang tak mampu menahan amukan alam. Apapun bencana yang terajdi, kita tetap memiliki Tuhan yang berkuasa atas alam yang diciptakannya. Milikilah pengharapan di dalam-Nya, karena hanya Dia, Tuhan atas alam yang mampu memeberikan kedamaian dan ketenangan.

(0.30) (1Kor 11:20) (full: PERJAMUAN TUHAN. )

Nas : 1Kor 11:20

Perjamuan Tuhan dipaparkan dalam empat bagian di Alkitab: Mat 26:26-29; Mr 14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-25. Maknanya menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

  1. 1) Makna masa lalu.
    1. (a) Merupakan peringatan (Yun. _anamnesis_; ayat 1Kor 11:24-26; Luk 22:19) akan kematian Kristus bagi penebusan orang percaya dari dosa dan hukuman. Melalui Perjamuan Tuhan sekali lagi kita diperhadapkan dengan kematian Kristus yang menyelamatkan dan makna penebusannya bagi kehidupan kita. Kematian Kristus menjadi motivasi yang paling tinggi bagi kita terhadap kejatuhan ke dalam dosa dan menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan (1Tes 5:22).
    2. (b) Merupakan suatu ucapan syukur (Yun. _eucharistia_) atas berkat-berkat dan keselamatan Allah yang disediakan oleh pengorbanan Kristus di salib (ayat 1Kor 11:24; Mat 26:27; Mr 14:23; Luk 22:19).
  2. 2) Makna masa kini.
    1. (a) Merupakan suatu persekutuan (Yun. _koinonia_) dengan Kristus dan keikutsertaan dalam keuntungan kematian-Nya sebagai korban, serta persekutuan dengan anggota lain dari tubuh Kristus (1Kor 10:16-17). Dalam perjamuan ini bersama Tuhan yang telah bangkit ini, sebagai tuan rumah Ia hadir dalam satu cara yang khusus (bd. Mat 18:20; Luk 24:35).
    2. (b) Merupakan suatu pengakuan dan pengumuman perjanjian yang baru (Yun. _kaine diatheke_) yang dengannya orang percaya mengakui kembali ketuhanan Kristus dan penyerahan kita untuk melakukan kehendak-Nya, tinggal setia, melawan dosa, dan untuk menyatukan diri kita dengan misi-Nya (ayat 1Kor 11:25; Mat 26:28; Mr 14:24; Luk 22:20;

      lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

  3. 3) Makna masa yang akan datang.
    1. (a) Merupakan suatu jaminan akan Kerajaan Allah dan perjamuan Mesias pada masa depan ketika semua orang percaya akan bersama-sama dengan Tuhan (Mat 8:11: 22:1-14; Mr 14:25; Luk 13:29; 22:17-18,30).
    2. (b) Merupakan tindakan mengharapkan kedatangan Kristus yang sudah dekat bagi umat-Nya (ayat 1Kor 11:26) dan menghidupkan doa, "Datanglah Kerajaan-Mu" (Mat 6:10; bd. Wahy 22:20). Pada saat Perjamuan Tuhan semua makna di atas akan penuh arti hanya jikalau kita datang ke hadapan Tuhan dengan iman yang benar, doa yang tulus dan penyerahan diri kepada Firman Allah dan kehendak-Nya.
(0.30) (Kel 23:14) (jerusalem) Keempat tradisi yang termaktub dalam Pentateukh masing-masing memuat sebuah penanggalan liturgis: Kel 23:14-17 berasal dari tradisi Elohista; Kel 34:18-23 berasal dari tradisi Yahwista; Ula 16:1-16 berasal dari tradisi Yahwista; Ula 16:1-16 berasal dari tradisi Ulangan; Ima 23 berasal dari tradisi Para Imam dan bersesuaian dengan tata upacara yang tercantum dalam Bil 28-29. Kendati perbedaan dalam penetapan terperinci, keempat tradisi tsb sepakat dalam menyebut tiga perayaan pokok yang disajikan dalam Kel 23. 1 Di musim semi ada Hari Raya Roti Tidak Beragi; 2. perayaan panenan yang dalam Kel 34:22 disebut Hari Raya Tujuh Minggu; pesta ini dirayakan tujuh minggu. Ula 16:9, atau lima puluh hari, Ima 23:16, sesudah Paskah (karena itu dalam bahasa Yunani disebut Pentakosta, Tob 2:1); pesta ini mengakhiri musim panen gandum; kemudian pesta ini dihubungkan dengan pengumuman hukum Taurat gunung Sinai; 3. perayaan pemetikan buah-buahan di musim rontok, pada akhir musim buah-buahan; perayaan ini disebut Hari Raya Pondok Daun, Ula 16:13; Ima 23:34, sebab selama perayaan itu orang tinggal di gubuk-gubuk yang dibuat dari ranting-ranting dan didirikan di kebun anggur di musim pemetikan: pondok-pondok itu mengingatkan umat Israel yang dahulu berkemah di padang gurun, Ima 23:43; perayaan yang paling digemari rakyat justru Hari Raya Pondok Daun sehingga begitu saja disebut "Hari Raya", 1Ra 8:2,65; Yeh 45:25. Ketiga perayaan tsb baru mulai dirayakan setelah Israel menetap di tanah Kanaan. Dalam penanggalan Kel 23 dan Kel 34 tidak ada tanggal yang ditetapkan. Sebab penanggalan-penanggalan itu berasal dari zaman waktu ibadat belum berpusatkan Yerusalem. Orang dapat merayakan pesta-pesta tsb di tempat suci setelah sesuai dengan kemajuan pekerjaan di ladang di daerah tertentu. Di zaman kemudian masih ditetapkan beberapa hari raya lain, yakni: Tahun Baru, Ima 23:24; Hari Pendamaian, Ima 16; 23:27-32; Hari Purim (sesudah pembuangan), Est 9:24; Hari Raya Pentahbisan Bait Allah, 1Ma 4:59, dan Hari Nikanor, 1Ma 7:49.


TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA