Maleakhi 3:2
Konteks3:2 Siapakah yang dapat tahan f akan hari kedatangan-Nya 1 ? g Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, h apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api i tukang pemurni logam dan seperti sabun j tukang penatu.
Maleakhi 2:6
Konteks2:6 Pengajaran g yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera h dan kejujuran i ia mengikuti j Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan. k
Maleakhi 3:3
Konteks3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; k dan Ia mentahirkan l orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, m supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar n kepada TUHAN.
Maleakhi 2:11
Konteks2:11 Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji 2 a dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi b TUHAN dan telah menjadi suami c anak perempuan allah d asing 3 .
Maleakhi 2:15
Konteks2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan p itu? Keturunan q ilahi! Jadi jagalah dirimu! r Dan janganlah orang tidak setia s terhadap isteri dari masa mudanya.
[3:2] 1 Full Life : HARI KEDATANGAN-NYA.
Nas : Mal 3:2
Puncak penggenapan ayat ini akan terjadi pada kedatangan Kristus yang kedua kali ketika Ia akan mentahirkan (ayat Mal 3:3) dan menghakimi (ayat Mal 3:5) Israel. Dia akan mengusir semua orang jahat di negeri itu; hanya yang benar akan tetap tinggal (bd. Yes 1:25; Yeh 22:17-22).
[2:11] 2 Full Life : PERBUATAN KEJI.
Nas : Mal 2:11-16
Maleakhi mengecam umat itu karena pelanggaran ganda yang serius terhadap hukum Allah: menceraikan istri mereka dan menikahi wanita kafir (lih. dua catatan berikutnya; dibawah ini dan
lihat cat. --> Mal 2:14).
[atau ref. Mal 2:14]
[2:11] 3 Full Life : MENJADI SUAMI ANAK PEREMPUAN ALLAH ASING.
Nas : Mal 2:11
Kaum lelaki menikahi wanita-wanita kafir berallah asing, suatu perbuatan yang dilarang dalam hukum Musa (lih. Kel 34:15-16; Ul 7:3-4; 1Raj 11:1-6). PB menyatakan bahwa orang percaya hanya boleh menikahi orang percaya (lih. 1Kor 7:39). Seorang percaya yang menikahi orang yang tidak mengabdi kepada Tuhan membuka peluang bagi dirinya untuk terpengaruh agar meninggalkan Tuhan dan mempengaruhi anak-anak untuk tidak mengabdi kepada-Nya.