Amsal 1:7
Konteks1:7 Takut akan TUHAN 1 j adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat k dan didikan. l
Amsal 2:9
Konteks2:9 Maka engkau akan mengerti h tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.
Amsal 2:22
Konteks2:22 tetapi orang fasik u akan dipunahkan dari tanah v itu, dan pengkhianat akan dibuang dari situ. w
Amsal 4:7
Konteks4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh j perolehlah pengertian. k
Amsal 6:26
Konteks6:26 Karena bagi seorang sundal sepotong rotilah yang penting, tetapi isteri orang lain memburu nyawa p yang berharga.
Amsal 13:24
Konteks13:24 Siapa tidak menggunakan tongkat, w benci kepada anaknya 2 ; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar x dia y pada waktunya.
Amsal 14:33
Konteks14:33 Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, o tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.
Amsal 22:1
Konteks22:1 Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. n
Amsal 22:3
Konteks22:3 Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah p ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. q
Amsal 23:6
Konteks23:6 Jangan makan roti orang yang kikir, jangan ingin akan makanannya yang lezat. z
Amsal 27:12
Konteks27:12 Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. m
[1:7] 1 Full Life : TAKUT AKAN TUHAN.
Nas : Ams 1:7
Kekaguman yang penuh hormat pada kuasa, keagungan, dan kekudusan Allah menghasilkan di dalam diri kita suatu ketakutan kudus untuk melanggar kehendak-Nya yang ternyatakan; kehormatan semacam ini perlu sekali untuk memperoleh hati berhikmat. PB menunjukkan bahwa sungguh-sungguh takut akan Tuhan di dalam hati akan disertai dengan penghiburan Roh Kudus
(lihat cat. --> Kis 9:31;
[atau ref. Kis 9:31]
lihat art. TAKUT AKAN TUHAN).
[13:24] 2 Full Life : SIAPA TIDAK MENGGUNAKAN TONGKAT, BENCI KEPADA ANAKNYA.
Nas : Ams 13:24
Alkitab mengarahkan orang-tua untuk mendisiplinkan anak-anak mereka dengan "tongkat" sepanjang masa pertumbuhan mereka. Memukul anak hanya boleh dilakukan manakala si anak dengan sengaja tidak mau taat atau memberontak; tujuan pukulan hanyalah meniadakan kebebalan, pemberontakan, dan sikap tidak hormat kepada orang-tua (Ams 22:15). Disiplin orang-tua yang memadai, yang dilaksanakan dengan bijaksana, penuh kasih, dan tenggang rasa membantu anak-anak untuk belajar bahwa perilaku yang salah membawa dampak tidak enak dan mungkin meliputi penderitaan (Ams 29:15). Disiplin semacam itu diperlukan agar anak-anak tidak membentuk sikap yang nantinya akan membawa kehancuran dan kematian (Ams 19:18; 23:13-14). Disiplin saleh di dalam keluarga akan membawa kebahagiaan dan sejahtera di dalam rumah tangga (Ams 29:17); disiplin itu harus senantiasa dilaksanakan karena kasih sebagaimana dilakukan oleh Bapa sorgawi kita (Ibr 12:6-7; Wahy 3:19).