Teks -- Markus 13:33-37 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mrk 13:35 - MENJELANG MALAM, ATAU TENGAH MALAM, ... ATAU PAGI-PAGI BUTA.
Nas : Mr 13:35
Kristus menegaskan bahwa kedatangan-Nya untuk orang yang setia dari
gereja-Nya dapat terjadi pada empat waktu selama malam atau pagi...
Nas : Mr 13:35
Kristus menegaskan bahwa kedatangan-Nya untuk orang yang setia dari gereja-Nya dapat terjadi pada empat waktu selama malam atau pagi-pagi benar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kedatangan-Nya kembali untuk mereka dapat terjadi setiap saat dan menekankan bahwa saat tahap pertama dari kedatangan-Nya yang kedua kali itu tidak terduga dan tak diketahui (yaitu saat keangkatan gereja;
lihat art. KEANGKATAN GEREJA).
Karena kedatangan-Nya itu sudah dekat dan tidak terduga, semua orang percaya harus waspada dan setia secara rohani
(lihat cat. --> Mat 24:42;
lihat cat. --> Mat 24:44;
[atau ref. Mat 24:42; 24:44]
Jerusalem -> Mrk 13:1-37; Mrk 13:35
Jerusalem: Mrk 13:1-37 - -- Wejangan Yesus seperti tercantum dalam Markus ini lebih baik memperlihatkan pengarahan semula dari pada wejangan yang termaktub dalam Matius. Pada nub...
Wejangan Yesus seperti tercantum dalam Markus ini lebih baik memperlihatkan pengarahan semula dari pada wejangan yang termaktub dalam Matius. Pada nubuat tentang kemusnahan Bait Allah dan Yerusalem Matius menambah nubuat mengenai kesudahan dunia, Mat 24:1+. Wejangan yang tercantum dalam Mar 13:1-37 hanya mengenai kemusnahan Yerusalem. Banyak ahli berpendapat bahwa wejangan itu sebuah "Apokalips" Yahudi yang diinspirasikan oleh Kitab Daniel, Mar 13:7-8, Mar 13:14-20, Mar 13:24-27 dan yang diperlengkapi dengan beberapa perkataan Yesus, Mar 13:5-6, Mar 13:9-13, Mar 13:21-23, Mar 13:28-37. Baik perkataan Yesus maupun Apokalips Yahudi itu hanya menubuatkan kemelut yang mendahului zaman Mesias dan sudah mendekat dan juga pembebasan umat terpilih. Ini semua terlaksana dengan dimusnahkannya Yerusalem serta kebangkitan dan kedatangan Yesus dalam Gereja.
Jerusalem: Mrk 13:35 - menjelang malam Begitulah malam hari dibagi-bagi menjadi empat bagian, masing-masing tiga jam.
Begitulah malam hari dibagi-bagi menjadi empat bagian, masing-masing tiga jam.
· dan berjaga-jagalah: 1Tes 5:6
· kepada hamba-hambanya: Mat 25:14
· orang: berjaga-jagalah: Luk 12:35-40
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mrk 13:28-37
Matthew Henry: Mrk 13:28-37 - Hal Berjaga-jaga Ditekankan Berulang-ulang Hal Berjaga-jaga Ditekankan Berulang-ulang (13:28-37)
Ayat-ayat ini memberitahukan kepada kita mengenai apa yang harus kita lakukan sehubungan deng...
Hal Berjaga-jaga Ditekankan Berulang-ulang (13:28-37)
- Ayat-ayat ini memberitahukan kepada kita mengenai apa yang harus kita lakukan sehubungan dengan khotbah nubuat tersebut, yaitu belajarlah untuk menunggu datangnya masa itu dengan cara yang benar.
- I. "Mengenai kehancuran Yerusalem, percayalah bahwa itu akan terjadi tidak lama lagi, seperti ketika ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat (ay. 28). Ketika pertanda-pertanda awal mulai terjadi, perhatikanlah bahwa dampak-dampaknya akan terjadi dalam urutan dan waktu yang sesuai. Jadi, ketika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketika kamu melihat bangsa Yahudi dikacaukan oleh perang, dibingungkan oleh mesias-mesias dan nabi-nabi palsu, sehingga mendatangkan ketidaksenangan dari orang Romawi atas mereka, dan terutama lagi ketika kamu melihat mereka menganiaya kamu karena Tuanmu, dan dengan demikian mengulangi lagi perbuatan mereka seperti ketika mereka menghukum mati Dia, sehingga dengan begitu genaplah sudah seluruh kejahatan mereka, maka ketahuilah bahwa kehancuran mereka sudah dekat, bahkan sudah di ambang pintu, dan karena itu persiapkan dirimu untuk kehancuran itu." Murid-murid itu sendiri, semuanya kecuali Yohanes, diambil oleh Tuhan terlebih dulu dari kejahatan yang akan datang, tetapi generasi mendatang yang akan mereka latih nanti akan hidup untuk melihatnya. Dengan perintah-perintah yang Kristus tinggalkan ini generasi tersebut akan dicegah supaya mereka tidak ikut mengalami kehancuran itu. "Angkatan yang sekarang sedang bangkit ini, tidak akan berlalu semua sebelum semuanya itu terjadi, yaitu hal-hal yang sudah Aku katakan kepadamu mengenai Yerusalem, dan hal-hal tersebut akan mulai terwujud sebentar lagi. Karena kehancuran ini sudah dekat dan diketahui, maka pasti itu akan terjadi. Ketetapan ini akan terlaksana, karena merupakan penggenapan yang telah ditetapkan (Dan. 9:27). Kristus tidak mengatakan hal-hal ini hanya untuk menakut-nakuti mereka; tidak, ini merupakan pernyataan rencana Allah yang sudah ditetapkan, "Langit dan bumi akan berlalu, pada akhir zaman, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (ay. 31), tidak satu pun dari nubuat-nubuat ini akan gagal untuk digenapi pada waktunya nanti."
- II. "Tetapi tentang akhir dunia, jangan bertanya kapan waktunya akan tiba, karena ini bukan pertanyaan yang sesuai untuk ditanyakan, karena mengenai hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu. Masalah ini ada di luar jangkauan kamu. Waktunya sudah ditetapkan dalam rencana Allah, tetapi tidak diwahyukan melalui firman Allah kepada siapa pun, entah itu kepada manusia di bumi atau malaikat-malaikat di sorga. Menjelang waktunya, para malaikat akan diberitahukan untuk bersiap-siap menyongsong hari itu, yang akan datang kepada umat manusia dengan diiringi bunyi sangkakala. Tetapi untuk saat ini, manusia dan malaikat dibiarkan meraba-raba dalam kegelapan mengenai waktu tibanya, supaya biarlah keduanya terus memusatkan perhatian mereka pada pekerjaan masing-masing." Akan tetapi, kelanjutan dari ayat ini adalah, Anak pun tidak tahu. Namun, adakah sesuatu yang tidak diketahui Anak? Kita memang pernah membaca mengenai sebuah buku yang dimeteraikan, sampai Anak Domba membuka meterai-meterainya, tetapi bukankah Dia mengetahui apa yang ada di dalamnya sebelum meterai-meterai itu dibuka? Bukankah Ia mengetahui secara rahasia penulisan buku itu? Pada waktu dulu ada orang yang mengajarkan dari teks ini bahwa ada hal-hal yang tidak diketahui oleh Kristus sebagai manusia; dan dari sini kemudian muncul istilah Agnoetæ. Mereka berkata, "Tidak ada yang janggal dengan pernyataan demikian, karena ini sama masuk akalnya seperti kalau kita mengatakan bahwa sebagai manusia Ia juga mengalami penderitaan dan ketakutan." Banyak bapa gereja ortodoks (mula-mula) setuju akan hal ini. Tetapi ada juga sebagian orang yang tidak setuju dengan pikiran demikian, dan lebih berpendapat bahwa Kristus mengatakan hal itu untuk mengalihkan perhatian murid-murid agar mereka tidak menanyakan hal itu lebih lanjut. Akan tetapi untuk penafsiran semacam ini, salah satu tokoh gereja pada zaman dulu, yaitu Leontius (dikutip dari tulisan Dr. Hammond), berkomentar, "Tidaklah cocok kalau kita mencoba memberikan alasan yang manis-manis seperti ini untuk masalah ini -- ou dei pany akribologein." Menurut Uskup Agung Tillotson, "Pastilah bahwa Kristus, sebagai Allah, pasti mengetahui hal apa saja, hanya saja hikmat ilahi yang tinggal di dalam diri Penyelamat kita ini benar-benar menuntun jiwa manusia-Nya, menurut kehendak ilahi, sehingga sifat kemanusiaan-Nya terkadang tidak mengetahui suatu hal. Oleh sebab itu Kristus dikatakan makin bertambah hikmat-Nya (Luk. 2:52), yang tidak dapat dikatakan demikian mengenai Kristus seandainya sifat kemanusiaan Kristus bisa mengetahui segala hal oleh karena perpaduannya dengan sifat keilahian." Dr. Lightfoot menjelaskan hal ini sebagai berikut, "Kristus menyebut diri-Nya Anak, sebagai Mesias. Mesias dalam hal ini adalah hamba Bapa (Yes. 42:1), yang diutus dan yang mewakili Bapa. Oleh karena itu, Dia selalu mengarahkan diri-Nya kepada kehendak dan perintah Bapa-Nya, dan Dia mengakui bahwa Dia tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri" (Yoh. 5:19). Berdasarkan pikiran ini, kita bisa mengatakan juga bahwa Dia tidak dapat mengetahui sesuatu dari diri-Nya sendiri. Pewahyuan yang disampaikan Yesus Kristus adalah apa yang dikaruniakan Allah kepada-Nya (Why. 1:1). Oleh sebab itu, Dr. Lightfoot berpendapat bahwa kita harus membedakan antara keistimewaan dan kesempurnaan-Nya, yang dihasilkan dari perpaduan pribadi antara sifat keilahian dan sifat kemanusiaan, dan keistimewaan dan kesempurnaan yang mengalir dari urapan Roh; dari yang pertama mengalirlah martabat tak terhingga akan kebebasan-Nya yang sempurna dari segala dosa, dan dari yang kedua mengalirlah kuasa-Nya dalam mengadakan mujizat dan pengetahuan-Nya mengenai hal-hal yang akan terjadi. "Oleh sebab itu," ujar Dr. Lightfoot, "apa yang diwahyukan Kristus kepada gereja-Nya, diperoleh-Nya bukan dari hasil perpaduan antara sifat kemanusiaan dan sifat keilahian-Nya, melainkan dari pewahyuan Roh, yang belum diketahui-Nya pada saat itu, kecuali Bapa saja, yaitu Allah, Yang Ilahi." Jadi dalam ayat tadi, sebutan Bapa yang dipakai Kristus itu, seperti yang dijelaskan Uskup Agung Tillotson, tidak dimaksudkan-Nya untuk memanggil Bapa secara pribadi, dengan membedakannya dari Anak dan Roh Kudus, melainkan sebagai sifat Bapa, yang adalah Fons et Principium Deitatis -- Mata Air Keilahian.
- III. "Mengenai kehancuran Yerusalem dan akhir dunia itu, kewajibanmu dalam hal ini adalah berjaga-jagalah dan berdoalah! Oleh sebab itu waktunya tetap dirahasiakan, supaya kamu bisa terus berjaga-jaga (ay. 33). Waspadalah terhadap segala sesuatu yang akan membuatmu tidak layak untuk menyongsong kedatangan Tuanmu dan yang akan mengacaukan tindakan dan rohmu. Berjaga-jagalah akan kedatangan-Nya, supaya hal itu tidak mengejutkanmu kapan pun terjadinya, dan berdoalah untuk anugerah yang bisa membuatmu memenuhi syarat, sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Kamu perlu menyiapkan diri setiap hari untuk itu, yang akan datang pada hari apa saja." Semuanya ini digambarkan-Nya melalui sebuah perumpamaan, untuk mengakhiri khotbah-Nya.
- . Tuan kita sedang pergi jauh, dan meninggalkan sesuatu untuk dipercayakan kepada kita, dan kita wajib bertanggung jawab atasnya (ay. 34). Dia seperti seorang yang bepergian karena Dia pergi jauh untuk beberapa waktu lamanya, Dia meninggalkan rumah-Nya di bumi dan menyerahkan tugas kepada hamba-hamba-Nya, dengan memberikan wewenang kepada sebagian orang sebagai pengawas, dan pekerjaan kepada sebagian yang lain sebagai pekerja. Mereka yang diberikan wewenang juga memperoleh pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka, karena mereka yang mempunyai kuasa yang paling besar juga mempunyai pekerjaan yang paling banyak. Sedangkan kepada mereka yang diberikan pekerjaan, Dia juga memberikan semacam kewenangan untuk melakukan pekerjaan itu. Ketika akan berangkat, Dia memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga, untuk selalu siap membukakan pintu bagi-Nya pada saat Ia kembali, dan sementara menunggu pintu, si penjaga itu harus memperhatikan untuk siapa dia harus membukakan pintu, yaitu bukan untuk pencuri dan perampok, melainkan hanya untuk para sahabat dan hamba Tuannya. Demikianlah Tuhan Yesus, ketika Dia naik ke tempat yang tinggi, Dia meninggalkan sesuatu untuk dilakukan semua hamba-Nya, dengan berharap bahwa mereka semua tetap melayani-Nya sewaktu Ia tidak ada, dan siap menerima-Nya pada saat Ia kembali. Semua orang ditugaskan untuk bekerja, namun sebagian saja yang diberi wewenang untuk memerintah.
- . Kita harus selalu berjaga-jaga dalam mengharapkan kedatangan-Nya (ay. 35-37).
- (1) Tuhan kita akan datang, dan Dia akan datang sebagai Tuan rumah, untuk menuntut pertanggungjawaban dari hamba-hamba-Nya, mengenai pekerjaan mereka dan kemajuan yang telah mereka buat.
- (2) Kita tidak tahu kapan Dia akan datang; dan Dia dengan bijak membuat kita tetap tidak mengetahui hal ini secara pasti supaya kita bisa selalu siap. Kita tidak tahu kapan Dia akan datang, kapan waktu tepatnya; Tuan rumah itu mungkin akan datang pada petang hari, pada jam sembilan malam, atau mungkin pada tengah malam, atau pada waktu ayam berkokok, pada jam tiga pagi, atau mungkin tidak akan datang sebelum jam enam. Ini berlaku untuk kedatangan-Nya kepada kita secara khusus, yaitu pada waktu kematian kita, dan juga pada hari penghakiman besar. Kehidupan kita sekarang ibarat malam, malam yang gelap, dibandingkan dengan kehidupan kita nanti; kita tidak tahu pada jam berapakah Tuan kita akan datang pada malam hari, apakah pada waktu kita berusia muda, paruh baya, atau tua. Tetapi, segera setelah kita dilahirkan, kita mulai berjalan menuju kematian, dan oleh sebab itu segera setelah kita mampu menantikan sesuatu, kita juga harus menantikan kematian kita.
- (3) Perhatian kita yang terutama haruslah bahwa kapan pun Tuhan kita datang, jangan sampai Dia mendapati kita sedang tidur, merasa aman-aman saja, tidak berjaga-jaga, enak-enakan dan bermalas-malasan, lalai bekerja, dan tidak peduli dengan kedatangan Tuhan kita. Janganlah kita hanya siap untuk berkata, "Dia tidak akan datang," tetapi tidak siap untuk menemui-Nya.
- (4) Kedatangan-Nya sungguh akan terjadi secara tiba-tiba. Kedatangan itu akan mendatangkan kejutan dan ketakutan yang besar bagi mereka yang tengah lengah dan terlelap, dan akan datang kepada mereka seperti pencuri di malam hari.
- (5) Oleh sebab itu merupakan kewajiban yang luar biasa penting bagi semua murid Kristus untuk berjaga-jaga, untuk terjaga, dan untuk tetap terjaga, "Apa yang Kukatakan kepada kamu berempat (ay. 37), Kukatakan kepada semua dua belas murid, atau lebih tepatnya, apa yang Kukatakan kepadamu kedua belas murid-Ku, Kukatakan juga kepada semua murid dan pengikut-Ku; apa yang Kukatakan kepada kamu dari angkatan ini, Kukatakan juga kepada mereka yang akan percaya melalui perkataanmu di segala masa. Berjaga-jagalah, harapkanlah kedatangan-Ku yang kedua kali, persiapkanlah dirimu untuk hari itu, supaya kamu Kudapati ada dalam keadaan damai, tanpa noda dan tiada bercela."
SH: Mrk 13:32-37 - Bukan Sekadar Perintah (Jumat, 15 Maret 2024) Bukan Sekadar Perintah
Saat masih duduk di bangku sekolah, beberapa kali kita menghadapi kuis secara mendadak. Hal ini membuat kita perlu belajar seb...
Bukan Sekadar Perintah
Saat masih duduk di bangku sekolah, beberapa kali kita menghadapi kuis secara mendadak. Hal ini membuat kita perlu belajar sebagai tindakan berjaga-jaga. Sebab, kita tidak pernah tahu kapan waktunya kuis dadakan itu diadakan.
Nas hari ini memberikan pesan penting untuk berjaga-jaga. Berulang kali Yesus mengatakan "berjaga-jagalah" (33, 35, 37), ini menandakan penekanan untuk diperhatikan dengan saksama.
Kali ini Yesus menjelaskan pentingnya berjaga-jaga melalui perumpamaan tentang seorang hamba yang diberi tanggung jawab untuk menjaga rumah sang tuan (34). Hamba itu harus selalu berjaga-jaga karena ia tidak pernah tahu dan tidak diberi tahu kapan persisnya sang tuan akan datang kembali (35). Hamba yang bertugas sebagai penunggu pintu harus siaga agar saat sang tuan datang, ia tidak sedang tertidur (36).
Demikianlah sikap kita dalam penantian akan kedatangan Kristus kembali. Ini bukan sekadar perintah yang harus kita taati. Berjaga-jaga merupakan tanggung jawab yang diberikan Allah kepada anak-anak yang dikasihi-Nya, sekaligus hak istimewa yang diberikan Allah pada orang-orang pilihan-Nya.
Bukan tanpa alasan Allah meminta kita untuk berhati-hati dan berjaga-jaga. Ia tahu persis kelemahan dan keterbatasan kita. Allah tidak ingin kita lengah karena Iblis tidak akan tinggal diam dan siap menyerang kita setiap kali ada kesempatan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita hidup berhati-hati dan berjaga-jaga terhadap setiap tantangan dan godaan yang bisa saja datang dari mana pun dan kapan pun.
Berhati-hatilah dalam menjalani kehidupan ini. Perhatikanlah bagaimana kita hidup, apakah kita masih mendengarkan dan menaati Allah? Waspadalah! Ada banyak hal yang bisa membuat kita lengah, termasuk kenyamanan, ketakutan, kemalasan, dan keraguan diri kita sendiri.
Mari kita meminta Roh Kudus memampukan kita untuk hidup dalam hikmat Allah agar kita selalu berjaga-jaga dalam menjalani panggilan kita sebagai murid Kristus. Setialah sampai waktunya tiba, waspadalah hingga tiba waktunya bagi Kristus untuk datang. [MAR]
SH: Mrk 13:33-37 - Karena kita adalah hamba (Rabu, 21 Maret 2012) Karena kita adalah hamba
Pantaskah kita bersukacita karena kita adalah anak-anak Allah, pewaris-pewaris Kerajaan-Nya? Tentu saja. Kita punya hak untu...
Karena kita adalah hamba
Pantaskah kita bersukacita karena kita adalah anak-anak Allah, pewaris-pewaris Kerajaan-Nya? Tentu saja. Kita punya hak untuk itu. Namun apakah kita bisa menghabiskan hidup hanya untuk itu saja, murni bersukacita tanpa melakukan hal-hal lain? Mestinya tidak, karena PB sendiri tak melulu membahas kehidupan orang Kristen hanya sebagai pewaris, tetapi juga dalam berbagai atribut dan kapasitas. Salah satu kata yang sering digunakan di dalam PB adalah ‘murid’, dan di dalam Injil itu tak hanya berlaku bagi para murid waktu itu, tetapi juga bagi kita sekarang. Ada banyak amanat, mandat, dlsb., yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai murid-murid-Nya. Nas ini memberikan salah satunya.
Yesus meminta para murid untuk berjaga-jaga, bagaikan seorang hamba yang ditinggal pergi tuannya. Ia memberi perintah: "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah" (33, 35, 37). Perintah ini menggemakan rangkaian perintah serupa yang mewarnai pasal 13, mulai dari ayat 5 ("Waspadalah"), ayat 7 ("Janganlah gelisah"), ayat 9 ("Hati-hatilah"), ayat 11 ("Janganlah kuatir"), ayat 18 ("Berdoalah"), dan ayat 23 ("Hati-hatilah"). Perintah-perintah ini mengarahkan para murid untuk tidak terlena, tetapi mawas diri dan waspada di dalam doa dan iman. Semua itu dilakukan karena para murid adalah hamba-hamba yang mesti bersiaga di tengah malam menunggui kalau tuan mereka tiba-tiba datang. Mereka tidak tahu kapan persisnya sang tuan datang. Yang mereka tahu: berjaga dan berhati-hati.
Bagi kita, ini berarti tak boleh membiarkan diri dibius oleh ajaran yang secara eksklusif menekankan hak-hak orang percaya. Kita tak boleh mengabaikan tanggung jawab panggilan kita sebagai respons syukur atas berkat keselamatan yang kita terima. Mengapa semua itu kita lakukan? Karena kita tak lebih dari sekumpulan hamba Kristus, yang hidupnya tak lagi diperintah oleh diri sendiri, melainkan yang mau "menyangkal dirinya, memikul salib, dan mengikut Aku" (Mrk. 8:34). Dalam konteks panggilan ini, salah satu arti berhati-hati dan berjaga-jaga adalah tidak meninggalkan persekutuan dengan Allah dalam perenungan firman, doa, persekutuan jemaat.
SH: Mrk 13:33-37 - Hamba yang Setia dan Berjaga-jaga (Jumat, 16 Maret 2018) Hamba yang Setia dan Berjaga-jaga
Ada ungkapan: "Menunggu merupakan pekerjaan yang paling membosankan". Ungkapan ini ada benarnya karena masa penanti...
Hamba yang Setia dan Berjaga-jaga
Ada ungkapan: "Menunggu merupakan pekerjaan yang paling membosankan". Ungkapan ini ada benarnya karena masa penantian yang berkepanjangan, tanpa mengetahui dengan jelas kapan tiba waktunya, kerap membuat orang menjadi jemu, lelah, kesal, dan lengah. Akibatnya, berbagai kenikmatan dan daya tarik dunia yang begitu menggoda akan membuat kita gampang jatuh ke dalam dosa.
Bacaan Alkitab hari ini merupakan bagian akhir dari Khotbah tentang Akhir Zaman (pasal 13). Yesus memanggil kita untuk senantiasa waspada dan berjaga-jaga supaya kita tidak lengah dalam menantikan kedatangan-Nya yang kedua.
Panggilan terakhir untuk berjaga-jaga diberikan dalam bentuk perumpamaan, seperti seseorang yang akan bepergian dan menyerahkan tanggung jawab kepada para hambanya, setiap orang menerima tugasnya dan secara khusus penunggu pintu diminta supaya berjaga-jaga (34). Sekali lagi, Yesus memberikan peringatan: "Karena itu berjaga-jagalah" (35). Sebab kita tidak tahu kapan waktunya Tuhan (Sang Tuan Rumah) datang.
Waktu senja, tengah malam, waktu ayam berkokok, atau pagi hari, tampaknya penulis Injil Markus menggunakan empat waktu giliran jaga malam bagi orang Romawi. Saat Ia datang kedua kalinya, Tuhan mengharapkan agar umat-Nya tidak didapati sedang tertidur (36). Khotbah ini diakhiri dengan peringatan yang berulang: "Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: "berjaga-jagalah" (37).
Melalui bacaan hari ini kita diingatkan untuk menyadari bahwa Tuhan datang pada saat yang tak terduga. Sebab itu, marilah kita membangun sikap seorang hamba yang senantiasa waspada, setia, baik, taat, dan bertekun dalam mengusahakan semua hal yang dapat menyenangkan hati-Nya. Semoga saat kedatangan-Nya kembali, Tuhan melihat kita dalam kondisi terjaga dan telah menyelesaikan tugas serta tanggung jawab kita, dan bukan dalam keadaan lengah dan tertidur. Dengan demikian, kita dianggap layak menerima upah dan mengalami kebahagiaan abadi bersama Allah dalam kerajaan-Nya. [JEK]
SH: Mrk 13:24-37 - Dia datang! (Kamis, 10 April 2003) Dia datang!
Kedua kata ini bisa diucapkan dengan berbagai ekspresi dan
intonasi. Baik dalam intonasi gemetar penuh ketakutan ataupun
intona...
Dia datang!
Kedua kata ini bisa diucapkan dengan berbagai ekspresi dan intonasi. Baik dalam intonasi gemetar penuh ketakutan ataupun intonasi kegembiraan yang luar biasa. Frase yang sama, dengan intonasi yang berbeda memberitahukan pesan yang berbeda pula.
Yesus mengajarkan kedatangan Anak Manusia dalam nas ini dalam
"intonasi" yang berbeda. Jika sebelumnya dalam Injil Markus
kedatangan Sang Anak Manusia bermakna penghakiman yang
menakutkan karena diberitakan bagi mereka yang belum percaya,
bahkan menolak Yesus, kini kedatangan Sang Anak Manusia adalah
sesuatu yang menjadi pengharapan dan dinantikan oleh Kristen.
Saat itu adalah saat di mana orang-orang pilihan dikumpulkan
(ayat 27). Sekali lagi, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya
(dulu dan sekarang!) untuk terus berjaga-jaga (ayat
Dari sini ada sesuatu hal yang perlu dipertanyakan: adakah Kristen
sedang berjaga-jaga? Ataukah terlena? (bdk. dengan
Renungkan: Kristen yang terlena adalah Kristen yang tidak mengharapkan dan tidak menduga jika seandainya Yesus Kristus datang hari ini, kini dan di sini.
SH: Mrk 13:24-35 - Kiamat di Ambang Pintu (Jumat, 11 Maret 2016) Kiamat di Ambang Pintu
Kedatangan Kristus kedua kali merupakan kiamat bagi dunia dan umat manusia. Kenyataan ini tidak dapat ditampik oleh siapa pun....
Kiamat di Ambang Pintu
Kedatangan Kristus kedua kali merupakan kiamat bagi dunia dan umat manusia. Kenyataan ini tidak dapat ditampik oleh siapa pun. Saat waktu-Nya tiba, tiada seorang pun yang luput dari penghakiman Allah.Semua manusia akan berhadapan dengan takhta penghakiman Allah.
Sebelum Kristus datang sebagai Hakim dunia, akan terjadi peristiwa besar di alam semesta. Benda-benda penerang yang Allah ciptakan akan padam dan berjatuhan satu per satu (band. Am. 8:9; Yl. 2:10, 3:15; Yeh. 32:7-8; Yes. 13:10, 34:4). Kuasa langit akan guncang karena Allah menarik kembali pemeliharaan-Nya dan melepaskan tangan-Nya yang menopang alam semesta (24-25). Dunia akan diliputi kegelapan. Di saat itu, Kristus datang dengan bala tentara dan kemuliaan-Nya. Semua orang dapat melihat cahaya kemuliaan Kristus di awan-awan (26-27). Kali ini Kristus datang bukan menyelamatkan, melainkan membinasakan. Dengan bala tentara surgawi, Ia akan berperang dan menghanguskan kuasa kejahatan (27). Ia datang untuk menegakkan keadilanNya atas darah orang benar sekali untuk selamanya. Melihat kedahsyatan akhir zaman, Yesus dengan keras memperingati agar umat-Nya waspada karena kiamat sudah di depan mata. Mereka yang hidupnya tidak berpadanan dengan Kristus akan seperti ranting pohon ara yang ditebang dan dibuang (28; band. Luk. 13:6-9). Apa yang diucapkan Yesus pasti terbukti sebab sabda-Nya kekal (29-31).
Pertanyaannya, kapan nubuat Yesus akan terwujud? Hanya Bapa Surgawi yang tahu (32). Ketidaktahuan datangnya hari kiamat seharusnya membuat setiap orang percaya senantiasa bertekun dalam iman dan pengharapan. Lebih dari itu, umat percaya wajib hukumnya menghargai waktu dan kesempatan yang masih diberikan Allah agar kita siap menghadapi kedatangan Kristus kapan pun (33-35). Kesiapan kita diibaratkan seperti gadis yang bijaksana yang selalu menjaga lenteranya tetap bernyala (Mat. 25:1-14).
Renungkan: Jangan biarkan hidup terlena oleh nikmat dunia. Kristus segera datang! [TG]
Utley -> Mrk 13:33-37
Utley: Mrk 13:33-37 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 13:33-3733 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. 34 Dan halnya sama seperti se...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 13:33-37
33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. 34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba- hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. 35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, 36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. 37 Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"
Mr 13:33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVES (lih. ay. Mr 13:5,9,23.). Orang-orang percaya harus hidup dalam pengharapan yang konstan akan Kedatangan Kedua. Dalam ay. Mr 13:33-37 ada dua istilah Yunani yang berbeda yang diterjemahkan sebagai "lihatlah":
- 1. blepō (ayat Mr 13:33, lih. Gal 6:1)
- 2. grēgoreō (ayat Mr 13:34,35,37, lih. Ef 6:18)
Dalam karya Louw dan Nida Leksikon Yunani -Inggris dari Perjanjian Baru Berdasarkan Domain Semantic, vol. 1, hal. 333, kata-kata ini memiliki ketumpang tindihan semantik dari kata "tetap terjaga" atau "tetap waspada" untuk # 1 dan "menyadari" atau "diwaspadai" untuk # 2.
Meskipun realitas Kedatangan Kedua hanya akan menjadi pengalaman dari satu generasi, setiap generasi hidup dengan pengharapan yang konstan akan kembali setiap saatnya Tuhan. Ini menjelaskan mengapa para rasul dan gereja mula-mula berpikir bahwa kedatangan kembali itu sudah dekat. Penundaan tahun 2000 sangat mengejutkan, tetapi Allah adalah sabar dan berkeinginan tidak ada yang harus binasa (lih. 1Tim 2:4; 2Pet 3:9). Dia menunda sehingga gereja dapat memenuhi Amanat Agung (lih. Mat 28:19-20; Luk 24:46-47, Kis 1:8) dan bahwa jumlah sepenuhnya dari orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi akan dikumpulkan (lih. Rom 11). Kedatangan Kembali adalah indah bagi orang percaya, tetapi bencana yang akibatnya kekal bagi orang-orang yang tidak percaya.
□ ["dan berdoa"] Kata-kata ini terdapat di banyak naskah kuno berhuruf besar Yunani, termasuk א, A, C, K, L, W, X, tetapi tak ada di B dan D. Ini sangat mungkin merupakan naskah asli (lih. NKJV). UBS4, namun demikian, memberikan bacaan yang lebih pendekperingkat "B" (hampir pasti).
□ "bilamanakah waktunya" Ini bukanlah istilah untuk waktu kronologis chronos, yang tidak digunakan dalam Markus, namun adalah istilah untuk waktu yang ditunjuk khusus (kairos, lih. Mr 1:15). Hal ini menunjuk pada peristiwa eskatologis yang agung. Pertanyaannya adalah yang mana: (1) kehancuran Yerusalem, (2) munculnya Anak Manusia, atau (3) awal dari Zaman Baru? Nomor satu terjadi pada 70 Masehi. Nomor dua, di satu sisi, telah terjadi (yaitu, inkarnasi dan kehidupan Yesus), tetapi dalam arti lain, adalah masa depan (yaitu, penyempurnaan Kerajaan Allah pada Kedatangan Kedua Yesus). Nomor tiga, sebagamana nomor dua, dalam pengertian tertentu, telah terjadi. Orang-orang percaya hidup di masa sudah - belum dari Zaman Baru, Kerajaan Allah (lih. Fee dan Stuart Bagaimana Membaca Alkitab untuk Mendapatkan Semua Nilainya, hal 131-134).
Mr 13:34 "seperti seseorang yang pergi dalam suatu perjalanan" Ini adalah istilah umum bagi banyak dari ajaran parabolik Yesus (lih. Mr 12:1; Mat 21:33; 25:14, Luk 15:13; 19:12; 20:9). Masalahnya adalah faktor waktunya (lih. ay. Mr 13:35-37). Diberikan waktu yang cukup, sifat orang yang sebenarnya akan keluar. Kedatangan kembali yang tertunda ini menyebabkan loyalitas dan prioritas yang sejati orang-orang untuk mewujudkan diri. Injil Matius memperluas kata-kata ini dalam Mat 24:42-51.
□ "masing-masing dengan tugasnya" Hal ini mungkin berkaitan dengan karunia-karunia Roh, yang tercantum dalam Rom 12; 1Kor 12, dan Ef 4. Orang Kristen akan diadili (lih. 2Kor 5:10), tetapi untuk apa? Tentunya bukan untuk dosa-dosa, karena darah Yesus telah mengampuni semua dosa (lih. Ibr 9). Mungkin orang Kristen akan memberikan catatan kepada Allah atas pemeliharaan Injil dan penggunaan karunia rohani mereka.
- NASB "apakah di malam hari, di tengah malam, atau ketika ayam berkokok di pagi hari"
- NKJV "di malam hari, di tengah malam, saat berkokoknya ayam, atau di pagi hari"
- NRSV "di malam hari, atau di tengah malam, atau di waktu fajar, atau saat fajar"
- TEV "menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta"
- NJB "malam, tengah malam, waktu fajar atau dini hari"
Susunan kata-kata ini mencerminkan empat jam malam Romawi,
tiga jam setiap satunya:
- 1. malam, 6 – 9 pm
- 2. tengah malam, 9 pm - tengah malam
- 3. ayam berkokok, 12:00-3:00
- 4. fajar, 3 - 6:00
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
Topik Teologia: Mrk 13:37 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Maim Yesus alas Keilahian
Klaim yang Berkaitan dengan Allah
Yesus Mengklaim Otoritas All...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Allah
- Yesus Mengklaim Otoritas Allah
- Penyataan Khusus
- Mat 5:18-20 Mat 5:21-22 Mat 5:26 Mat 5:27-28 Mat 5:31-32 Mat 5:33-35 Mat 5:38-39 Mat 5:43-44 Mat 6:2 Mat 6:25 Mat 6:29 Mat 7:22-23 Mat 8:11-12 Mat 10:15 Mat 10:23 Mat 10:42 Mat 12:6 Mat 12:36 Mat 13:17 Mat 17:12 Mat 17:20 Mat 18:3 Mat 18:13 Mat 18:18-20 Mat 19:9 Mat 19:23-24 Mat 21:31 Mat 21:43 Mat 23:36 Mat 24:2-3,34-35 Mat 25:12 Mat 25:40 Mar 3:28-29 Mar 5:41 Mar 8:12 Mar 9:1 Mar 9:41 Mar 10:15 Mar 10:29-31 Mar 11:23-25 Mar 12:43 Mar 13:30-32,37 Mar 14:9 Mar 14:18 Mar 14:25 Mar 14:30 Luk 4:24-27 Luk 6:27-28 Luk 7:28 Luk 7:47 Luk 10:24 Luk 1:19 Luk 12:4-5 Luk 12:8 Luk 12:37 Luk 12:43 Luk 13:23-24 Luk 13:35 Luk 16:9 Luk 23:43 Yoh 1:51 Yoh 3:3,5 Yoh 3:11 Yoh 5:19,24-25 Yoh 6:26 Yoh 6:32 Yoh 6:47 Yoh 6:53 Yoh 8:34 Yoh 8:51 Yoh 8:58 Yoh 10:1,7 Yoh 12:24-25 Yoh 13:16 Yoh 13:20 Yoh 13:21 Yoh 13:38 Yoh 14:12 Yoh 16:20,23 Yoh 21:18
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Sikap Orang Percaya Terhadap Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Orang Percaya Harus Waspada dan Berjaga-jaga
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Markus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Marku...
Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua Injil), dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.
Tujuan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
Survai
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27--9:10), ketika identitas dan misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para murid bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38; Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:
- (1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat perumpamaan-Nya);
- (2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
- (3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
- (4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Full Life: Markus (Garis Besar) Garis Besar
I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13)
A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8)...
Garis Besar
- I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13) - A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8) - B. Pembaptisan Yesus
(Mr 1:9-11) - C. Pencobaan Yesus
(Mr 1:12-13) - II. Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea
(Mr 1:14-3:6) - A. Empat Murid yang Pertama
(Mr 1:14-20) - B. Hari Sabat di Kapernaum
(Mr 1:21-34) - C. Perjalanan Pelayanan yang Pertama
(Mr 1:35-45) - D. Pertentangan dengan Orang Farisi
(Mr 2:1-3:6) - III.Pelayanan yang Kemudian di Galilea
(Mr 3:7-7:23) - A. Menyingkir ke Pantai
(Mr 3:7-12) - B. Pengangkatan Dua Belas Murid
(Mr 3:13-19) - C. Sahabat dan Musuh
(Mr 3:20-35) - D. Mengajar dengan Perumpamaan
(Mr 4:1-34) - E. Mengajar Melalui Mukjizat
(Mr 4:35-5:43) - F. Yesus di Nazaret
(Mr 6:1-6) - G. Pengutusan Dua Belas Murid
(Mr 6:7-13) - H. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Mr 6:14-29) - I. Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea
(Mr 6:30-56) - J. Pertentangan dengan Tradisi
(Mr 7:1-23) - IV. Pelayanan di Luar Galilea
(Mr 7:24-9:29) - A. Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi
(Mr 7:24-37) - B. Mukjizat-Mukjizat Lagi
(Mr 8:1-26) - C. Episode Kaisarea Filipi
(Mr 8:27-9:1) - D. Episode Pemuliaan
(Mr 9:2-29) - V. Menuju ke Yerusalem
(Mr 9:30-10:52) - A. Melalui Galilea
(Mr 9:30-50) - B. Pelayanan di Perea
(Mr 10:1-52) - VI. Minggu Penderitaan
(Mr 11:1-15:47) - A. Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya
(Mr 11:1-11) - B. Senin:
- 1. Mengutuk Pohon Ara
(Mr 11:12-14) - 2. Menyucikan Bait Allah
(Mr 11:15-19) - C. Selasa:
- 1. Iman dan Ketakutan
(Mr 11:20-33) - 2. Perumpamaan dan Pertentangan
(Mr 12:1-44) - 3. Khotbah di Betania
(Mr 13:1-37) - 4. Pengurapan di Betania
(Mr 14:1-11) - D. Kamis: Perjamuan Akhir
(Mr 14:12-25) - E. Jumat:
- 1. Yesus di Taman Getsemani
(Mr 14:26-52) - 2. Pengadilan Yahudi
(Mr 14:53-72) - 3. Pengadilan Romawi
(Mr 15:1-20) - 4. Penyaliban dan Penguburan
(Mr 15:21-47) - VII.Kebangkitan
(Mr 16:1-20) - A. Penemuan Kebangkitan
(Mr 16:1-8) - B. Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan
(Mr 16:9-18) - C. Kenaikan dan Penugasan Para Rasul
(Mr 16:19-20)
Matthew Henry: Markus (Pendahuluan Kitab) Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang...
Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang perlu kita perhatikan. Makhluk yang kedua berkata, “Mari!” (Why. 6:3, KJV: “Mari dan lihatlah”). Mari kita selidiki sejenak:
- I. Tentang saksi ini. Ia bernama Markus. Markus adalah sebuah nama Romawi, dan sangat umum. Walau demikian, tidak ada alasan lagi yang bisa menyangkal bahwa ia terlahir dari keturunan Yahudi. Namun, sama seperti Saulus, ketika ia pergi ke antara berbagai bangsa dan menggunakan nama Romawi Paulus, begitu pula halnya dengan Markus, yang menurut Grotius mungkin mempunyai nama Yahudi Mardocai. Kita membaca tentang Yohanes yang memiliki nama keluarga Markus, putra saudara perempuan Barnabas, yang kurang begitu disukai Paulus (Kis. 15:37-38). Namun, belakangan Paulus bersikap sangat baik kepadanya, sehingga bukan saja ia memerintahkan gereja-gereja untuk menerimanya (Kol. 4:10), tetapi juga meminta orang menjemputnya untuk menjadi asistennya, disertai pujian yang berbunyi, “Pelayanannya penting bagiku” (2Tim. 4:11). Paulus juga memperhitungkannya sebagai rekan sekerja (Flm. 1:24). Kita membaca tentang Markus yang disapa Paulus sebagai anaknya, karena melalui pelayanannya, Markus telah bertobat (1Ptr. 5:13). Memang tidak jelas apakah kedua Markus ini orang yang sama, dan jika tidak, siapa dari antara keduanya yang menulis Injil ini. Namun, sudah menjadi tradisi yang sangat umum di kalangan penulis pada zaman dahulu, bahwa Markus menulis Injil ini di bawah petunjuk Petrus, dan diperkuat melalui wewenangnya. Demikian halnya seperti yang tertulis dalam Hieron. Catal. Script. Eccles.: Marcus discipulus et interpres Petri, juxta quod Petrum referentem audierat, legatus Roma à fratribus, breve scripsit evangelium – Markus, murid dan penerjemah Petrus, yang diutus dari Roma oleh saudara-saudara seiman, menulis sebuah Injil yang ringkas. Tertullian berkata menurut Marcion (vol. 4, bab 5) demikian: “Marcus quod edidit, Petri affirmetur, cujus interpres Marcus” – Markus, penerjemah Petrus, menyampaikan secara tertulis hal-hal yang telah dikhotbahkan Petrus. Namun kita juga perlu memperhatikan anjuran yang sangat baik dari Dr. Whitby, yaitu, “Mengapa kita harus mencari wewenang Petrus untuk mendukung keabsahan Injil ini? Mengapa kita mencari dukungan seperti yang dikatakan St. Jerome bahwa Petrus menyetujui dan merekomendasikan tulisan Markus ini melalui wewenangnya agar dibaca oleh gereja? Bukankah Markus, walaupun bukan seorang rasul, toh tidak dapat disangkal terhitung juga bersama dengan Lukas di antara ketujuh puluh murid yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul?” (Kis. 1:21) Ia mempunyai jabatan yang sama seperti yang dimiliki para rasul (bdk. Luk. 10:19 dengan Mrk. 16:18). Kemungkinan besar, ia juga menerima Roh Kudus pada saat yang sama dengan mereka (Kis. 1:15; 2:1-4). Oleh sebab itu, bukankah hal ini sama sekali tidak mengecilkan keabsahan atau nilai Injil ini meskipun Markus bukanlah salah seorang dari kedua belas rasul seperti halnya Matius dan Yohanes? St. Jerome berkata bahwa setelah menulis Injil ini, Markus pergi ke Mesir, dan merupakan orang pertama yang mengabarkan Injil di Aleksandria, tempat dia mendirikan gereja dan menjadi teladan besar mengenai hidup dalam kesucian. Constituit ecclesiam tantâ doctrinâ et vitæ continentiâ ut omnes sectatores Christi ad exemplum sui cogeret – Melalui pengajaran dan kehidupannya, ia begitu menghiasi gereja yang didirikannya, sehingga teladannya mempengaruhi semua pengikut Kristus.
- II. Tentang kesaksian ini. Injil Markus,
- . Singkat, jauh lebih singkat daripada Injil Matius, dan tidak begitu terperinci dalam mencatat khotbah-khotbah Kristus dibandingkan catatan Matius. Injil ini terutama menitikberatkan pada mujizat-mujizat-Nya.
- . Kesaksiannya sangat mirip dengan yang kita baca di dalam Injil Matius. Banyak kejadian luar biasa yang dibubuhkan pada kisah-kisah yang diceritakan di sana, namun tidak banyak hal yang baru.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencob...
Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencobaanNya di padang gurun, Mrk 1:1-13; kemudian beberapa petunjuk tentang karya Yesus di Galilea, Mrk 1:14-7:23; menyusullah perjalanan Yesus bersama murid-muridNya ke daerah Tirus dan Sidon, ke Dekapolis, di kawasan Kaisarea Filipi, lalu Yesus kembali ke Galilea, Mrk 7:24 - 9:50. Akhirnya sebuah perjalanan lain melalui daerah Perea dan kota Yerikho menuju Yerusalem hendak menempuh sengsara dan kebangkitan, Mrk 10:1-16:8. Tanpa berkata tentang urutan kejadian-kejadian secara terperinci nampaklah rangka tersebut agak dibuat-buat. Sebab mungkin sekali, sebagaimana dibuktikan injil keempat, bahwa Yesus beberapa kali pergi ke Yerusalem sebelum Paskah-sengsara. Namun demikian garis-garis besar Mrk memperlihatkan suatu perkembangan yang perlu dipertahankan, baik karena nilai historisnya maupun karena makna teologisnya. Mula-mula Yesus disambut baik oleh rakyat yang semangatnya berkobar-kobar; lalu martabatNya sebagai Mesias yang sederhana dan rohani belaka mengecewakan harapan rakyat yang semangatnya menjadi kendor; Lalu Yesus meninggalkan daerah Galilea mencurahkan perhatian untuk mendidik sekelompok kecil murid-murid yang setia; tanpa syarat mereka akhirnya mengakui Yesus sejak pernyataan Petrus di Kaisarea Filipi; ini titik yang memutuskan; semenjak itu segala sesuatunya diarahkan ke Yerusalem; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem; akibat; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem terlaksanalah drama sengsara, yang akhirnya dimahkotai oleh tanggapan Allah yang menang, yakni kebangkitan.
Injil kedua ini terutama menaruh perhatiannya pada Yesus sebagai sebuah paradoks : oleh manusia Ia tidak diterima, bahkan ditolak, meskipun diutus oleh Allah dan oleh karena Allah, akhirnya menang juga. Mrk tidak begitu berminat terhadap pengajaran Yesus, sehingga hanya sedikit perkataan Yesus dimuatnya. Pokok utamanya ialah : pernyataan Mesias yang disalibkan. Dari satu pihak Mrk memperlihatkan Yesus sebagai Anak Alah yang diakui oleh Bapa sendiri, Mrk 1:11; 9:7, oleh setan-setan, Mrk 1:24; 3:11; 5:7, dan bahkan oleh manusia, Mrk 15:39; sebagai Mesias yang menghaki sebuah martabat ilahi, 14:62, dan melebihi malaikat, 13:32; yang menganggap diriNya berkuasa untuk mengampuni dosa, Mrk 2:10, sebagaimana dibuktikanNya dengan membuat mujizat, Mrk 1:31; 4:41 dll, mengusir roh-roh jahat, Mrk 1:27; 3:23; dll. Tetapi di lain pihak mengejek Yesus dan kesal hati terhadapNya, Mrk 5:40; 6:2 dst; permusuhan dari pihak pemimpin-pemimpin Yunani, Mrk 2:1-3:6; dll; bahkan murid-murid tidak sampai memahami Yesus, Mrk 4:13+; perlawanan yang membawa ke penghinaan salib. Justru batu sandungan itulah yang ingin dijelaskan oleh Mrk, tidak hanya dengan memperlawankannya dengan kemenangan terakhir dalam kebangkitan, tetapi juga dengan memperlihatkan bahwa haruslah terjadi demikian, menurut rencana rahasia Allah. Haruslah Kristus menderita untuk menebus manusia, Mrk 10:45; 14:24; demikianlah dinubuatkan oleh Alkitab, Mrk 9:12; 14:21, 49, dan Yesus sendiri juga menandaskan bahwa jalan perendahan dan sengsara harus ditempuh baik oleh Yesus sendiri, Mrk 8:31; 9:31; 10:33 dst, maupun oleh pengikut-pengikutNya, Mrk 8:34 dst; 9:35; 10:15, 24 dst, Mrk 39; 13:9-13. Hanya pengharapan Yahudi akan seorang Mesias pejuang dan pemenang kurang siap untuk menerima keterangan- keterangan semacam mengenai penderitaan dan penyangkalan diri. Itulah sebabnya maka Yesus untuk menghindarkan timbulnya semangat yang kurang tepat menyembunyikan mujizat-mujizatNya, Mrk 5:43; dll, dan diriNya sendiri Mrk 7:24; 9:30. Dari sebutan Mesias, Mrk 8:29 dst. yang terlalu berpautan dengan kemuliaan manusiawi. Yesus mengutamakan sebutan lebih sederhana dan lebih sama-sama, yaitu "Anak Manusia", 2:10, dll; bdk Mat 8:20+. Itulah yang disebutkan sebagai "rahasia Mesias", Mrk 1:34+. Memang benar juga "rahasia" itu dijadikan oleh Mrk sebagai pokok utama injilnya. Tetapi ini bukan buah daya khayalnya sendiri. Sebaliknya Markus telah menyelami kenyataan terdalam dalam jalan hidup Yesus yang penuh sengsara. Dan justru kenyataan itulah yang dibentangkan Mrk di hadapan kita dengan disinari cahaya iman yang secara depinitip diteguhkan oleh kemenangan Paskah.
Ende: Markus (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus,
jang d...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus, jang djuga disebut Joanes. Ia berasal dari Jerusalem dan masih muda sekali ketika Jesus, mengadjar dan bersengsara disitu. Ia agaknja kemudian murid Petrus, sebab Petrus menjebutnja "anakku" dalam suratnja I Petr. 5:19. Rumah ibunja digunakan oleh umat sebagai tempat perkumpulan mereka. Waktu Petrus ditahan dalam pendjara oleh Herodes Kis. Ras. (12:4-19), banjak orang berkumpul dalam rumah itu untuk berdoa. Dan setelah Petrus dibebaskan oleh Malaekat, ia terus pergi "kerumah Maria, ibu Joanes jang djuga dinamakan Markus" Kis. Ras. (12:12). Joanes tentu nama aslinja, dan baru kemudian oleh umat-umat Junani dan Romawi ia dinamakan Markus. Ia kemanakan Barnabas jang telah kita kenal sedikit dari Kis. Ras. 4:36, dan kemudian beberapa kali lagi kita temui sebagai pengadjar Indjil jang ulung. Markus turut serta pada perdjalanan Barnabas dan Saul (Paulus) ke pulau Siprus dan Asia-Ketjil, tetapi di Perge meninggalkan mereka dan pulang ke Jerusalem. Pada perdjalanan Paulus jang kedua, Barnabas ingin Markus ikut serta, tetapi Paulus tidak setudju, karena pengalamannja pada perdjalanan jang pertama. Hal itu mendjadi alasan bahwa Barnabas kembali ke Siprus dan Markus turut serta. Tetapi kira-kira sepuluh tahun berselang Markus ada bersama dengan Paulus kembali, jaitu di Roma waktu tahanan Paulus jang pertama disitu. Dalam suratnja kepada umat Kolose (4:10) ia menjampaikan salam Markus kepada umat itu dan minta mereka menjambut Markus dengan baik. Rupanja ia dikirim oleh Paulus untuk bertugas disitu. Dan ketika Paulus dalam tahanan kedua di Roma, ia minta Timoteus (II Tim. 4:9,11) lekas datang dan membawa serta Markus, sebab bantuannja sangat berharga untuk pekerdjaannja. Lain kabar tentang Markus tidak terdapat dalam karangan-karangan Kitab Kudus.
Dalam tradisi Markus hanja dikenal sebagai pembantu dan djurubahasa Petrus. Menurut buku-buku dari abad kedua dan ketiga, Markus menulis Indjil atas dorongan umat Roma, maka ditulisnja dengan teliti apa jang didengarnja dari Rasul Petrus dalam pengadjarannja kepada umat disitu. Dan memang sebagai djurubahasa Petrus, ia dapat mengetahui dengan teliti, baik isinja, maupun tjoraknja jang chas. Menurut pendapat jang tjukup umum dari Para sardjana, Indjil ini ditulis di Roma sebelum tahun 60.
Berita bahwa Indjil ini ditulis bagi umat Roma, dibenarkan oleh tjiri-tjiri karangan sendiri. Terang sekali bahwa ia ditudjukan kepada orang jang bukan Jahudi. Pengarang mengelakkan utjapan-utjapan dan peristiwa jang hanja penting atau berharga bagi orang-orang Jahudi, atau jang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang Jahudi, ataupun dapat menjinggung mereka. Kata-kata bahasa Jahudi diterdjemahkan atau didjelaskannja. Bahasa karangan agak bertjorak Romawi.
Karangan Markus berdasarkan Katechese Petrus
Berita-berita bahwa Markus telah "menulis dengan teliti apa jang didengarnja dari, Petrus" tjotjok dengan sifat-sifat karangan. Tjara pengungkapan agak mirip dengan tjara bitjara Petrus dalam Kis. Rasul-Rasul. Gaja bertjeritera sebagian besar hanja mungkin berasal dari seorang jang menjaksikan segalanja dengan matanja sendiri dan berminat luar biasa, lagipun sendiri mengalami dan menghajatinja sehingga berkesan dalam. Tak mungkin bahwa Markus adalah penjaksi mata, sebab ia bukan murid Jesus. Gaja bertjeritera itu sederhana tetapi hidup, seperti tjotjok dengan kepribadian Petrus jang kita kenal. Suasana seluruhnja bernafaskan kedjiwaan dan semangat Petrus. Kedjudjuran dalam menondjolkan karangan-karangan para Rasul. dan chususnja Petrus sendiri menundjuk pula kepada Petrus sebagai sumbernja. Kalau kita mengingat segala kenjataan itu, tentu tak salah kalau dikatakan, bahwa Indjil Markus sebenarnja Indjil Petrus. Hal ini hanja meninggikan mutu karangan ini lagi.
Karangan sebagai tjiptaan Markus
Sungguhpun Indjil kedua dapat disebut Indjil Petrus, namun karangannja semata-mata karangan Markus. Bentuk seluruhnja, susunan dan bahasa adalah tjiptaan Markus, bukan sekedar terdjemahan dari perkataan Petrus. Apa jang didengarnja dari Petrus berulang-ulang kali, sangat meresap dalam ingatan dan hati-sanubari Markus, sehingga bukan sadja menentukan isi, melainkan djuga sedikit banjak tjorak dan suasana karangan ini.
Karangan Markus lama dipandang sebagai serangkaian tjeritera-tjeritera sadja, jang memang sedap dibatja, tetapi hanja merupakan satu ringkasan dari karangan-karangan Indjil jang lain, tanpa suatu gagasan jang istimewa, dan sebab itu kurang diperhatikan. Hal itu berubah sedjak muntjulnja sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa karangan Markus adalah paling asli. Lukas menggunakannja sebagai sumber utama karangannja, dan karangan Mateus dalam bentuknja jang kita punjai, sangat dipengaruhi olehnja. Dan minat terhadap karangan ini bertambah besar pula, sedjak seorang ahli menemukan suatu gagasan istimewa dalam susunannja. Dalam susunan itu Markus menggambarkan bagaimana Jesus, mulai dengan samar-samar, perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, makin lama makin djelas menjatakan diri sebagai Mesias dan serentak dengan itu menundjukkan hakekat Keradjaan Allah jang dimaklumkannja. Kalau kita membatja karangan ini sambil memperhatikan djalan perkembangan itu, kita melihatnja sebagai rentjana Jesus jang sengadja dipilihnja, dan dalam pada itu kita mengerti sebabnja pula. Pokoknja ialah anggapan orang-orang Jahudi tentang Mesias jang didjandjikan dalam Kitab Sutji. Mereka tidak menangkap arti rohani kiasan-kiasan dan perbandingan-perbandingan jang digunakan para nabi untuk menggambarkan keagungan Mesias dan kemuliaan keradjaannja. Akibatnja, mereka membajangkan Mesias sebagai seorang radja turunan David, gemilang dan gagah perkasa, jang pertama-tama memerdekakan umat Israel, kaum terpilih, dari pendjadjahan kaum kafir dan memulihkan keradjaan David jang djaja dan makmur. Memang jang serentak djuga mengamalkan hukum taurat dengan sempurna. Lagipun bahwa Keradjaan Allah baru itu, dengan keradjaan Jahudi sebagai pusatnja akan menguasai segala bangsa.
Seandainja Jesus pada muntjulNja segera memaklumkan bahwa Ia adalah Mesias jang diharapkan kedatanganNja, tentu sadja orang ketjewa, sebab mereka mengenalNja hanja sebagai tukang kaju dari Nasaret. Dan bila kemudian mereka terpesona oleh mukdjizat-mukdjizat gilang-gemilang jang dikerdjakannja, maka mungkin sekali terdjadi apa jang dichawatirkan Jesus sesudah perbanjakan roti (Jo. 6:15), jaitu bahwa orang dengan ramai akan memproklamirkanNja sebagai Mesias-Radja dan membawaNja ke Jerusalem untuk dilantik dengan resmi. Dan kalau itu terdjadi, nasibNja tentu sadja sama dengan beberapa mesias-mesias palsu jang berpolitik dan telah dihukum mati sebagai pemberontak.
Perlu sekali dengan daja pikir dan intuisi mereka sendiri, orang lama- kelamaan insjaf, bahwa Jesus datang dari Allah, mengadjar dan bertindak betul- betul atas nama Allah, dan kuasa Allah sendiri bekerdja didalamnja. Kepertjajaan bahwa Ia betul-betul Mesias dan Putera Allah harus timbul dari pengertian mereka sendiri dan demikian djadi berakar pasti dalam batin mereka. Dan serentak dengan itu harus bertumbuh keinsjafan bahwa Ia sedikitpun tidak bertjita-tjita politik, melainkan kemuliaan KeradjaanNja serba rohani dan surgawi, dan tjita-tjitanja tepat bertentangan dengan tjita-tjita jang serba duniawi.
Susunan karangan
Rentjana Jesus jang tampak dalam susunan karangan dapat dibagi atas dua babak. Titik peralihan dari jang satu kepada jang lain terletak dalam pengakuan Petrus (8:29).
Babak pertama
Dalam babak pertama Jesus terutama bergerak diantara rakjat djelata, sambil diiringi oleh sekelompok murid-muridNja dan para rasul. Ia memaklumkan Keradjaan Allah dan menerangkan sifat-sifat, tuntutan-tuntutan dan tjita-tjitanja, tetapi masih setjara terselubung. la menjatakan kuasa IlahiNja dalam mukdjizat- mukdjizat jang dibuatNja melulu untuk menolong orang dalam kesusahannja. Dan demikian Ia menundjukkan keluhuran hatiNja dan tjinta IlahiNja sebagai pernjataan tjinta Allah. Tetapi dalam pada itu Ia tidak mengingatkan orang kepada nubuat-nubuat para nabi jang ditepati padaNja, pun tidak menamakan Diri dengan suatu gelaran atau sebutan jang terkenal sebagai gelaran Mesias.
Sebab hatinja jang masih murni, maka murid-murid Jesus, chususnja para rasul, tetapi djuga rakjat djelata, tjukup berintuisi untuk makin lama makin mengerti. Mereka mulai meraba-raba; mungkin Ia Joanes Pemandi jang hidup kembali, atau Elias ataupun nabi utama jang ditunggukan sebagai pelopor Mesias (8:28). Mereka sudah mulai berpikir lebih djauh lagi, seperti terkandung dalam tjetusan- tjetusan ketakdjuban dalam 1:27: Apakah itu? Sabda penuh kekuasaan. Roh djahat malahan takluk kepadanja. Bandinglah Mt. 8:27 dan Lk. 4:36, jang agak lebih terang lagi. Tetapi mereka belum sampai mengenalNja dengan agak njata sebagai Mesias atau berani menjebutnja dengan suatu gelaran jang menundjuk kepada Mesias.
Kalangan-kalangan atasan, chususnja para ahli taurat dan parisi tjukup tjerdik untuk mengerti bahwa Ia menjatakan Diri dan bertindak sebagai Mesias, tetapi mereka membungkem suara hatinuraninja, karena kesombongan dan tjita-tjita duniawinja. Mereka tetap tidak mau mengerti, dan memang sukar masuk akal baginja, bahwa mungkin seorang tukangkaju dari rakjat djelata jang tak berminat terhadap tjita-tjita politik umat Allah, dan jang tjita-tjitaNja serba rohani, adalah Mesias, jang diharapkan. Akibatnja mereka makin lama makin lebih menentang dan membentjiNja.
Rasul-rasul jang bekas murid Joanes Pemandi telah mendengar dia menjebut Jesus Anak-domba jang mengambil dosa dari dunia. Dan Andreas berkata kepada saudaranja Simon: kami telah menemukan Mesias. Dan utjapan Pilipus kepada Natanael lebih njata lagi. Batjalah Jo.1:35-51. Meski demikian mereka tentu belum mengerti hakekat utjapan-utjapan itu. Djuga bagi mereka Jesus masih tetap misteri penuh rahasia. Tentu mereka tjukup berintuisi dan menduga-duga, tetapi belum berani mengutjapkan dugaannja. Sampai pada suatu ketika tertentu.
Saat peralihan
Pada suatu hari didaerah Sesarea Pilipi Jesus bertanja kepada para rasul: Orang menjebut Aku siapa? Djawab mereka: Joanes Pemandi, lain orang Elias, jang lain pula salah seorang dari antara para nabi. Lalu Jesus bertanja: Tetapi kamu ini, kamu menjebut Aku siapa? Petrus mendjawab: Engkau Mesias. (Mk. 8:27-29). Berita ini dalam karangan Mt. lebih luas dan tegas. Baiklah batja Mt. 16:13-20. Jesus masih melarang beritahukan itu begitu djelas kepada orang banjak. Dan sedjak itu Jesus menarik Diri dari keramaian orang banjak di Galilea, untuk chususnja mengadjar dan mendidik murid-muridNja, teristimewa para rasul.
Babak jang kedua
Pada tingkatan kepertjajaan murid-murid jang pasti itu, dapatlah Jesus membentuk pengertian jang lebih tinggi dan mendalam tentang hakekat tugasNja sebagai Mesias dan tentang tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang agak sukar masuk akal bagi manusia kodrati. Dan segera Jesus "mulai mengadjar mereka" (8:31) bahwa "Putera manusia" perlu menderita banjak, dan dibuang (sebagai batu sendi) oleh mahkamah agung dan dihukum mati, diserahkan kepada orang-orang kafir untuk dibunuh, dan dalam pada itu Ia akan dihinakan, diludahi, dan didera. Tetapi djuga bahwa Ia akan bangkit pula pada hari jang ketiga. Pernjataan itu diberikan tiga kali. Kali pertama segera sesudah pengakuan Petrus (8:31). Petrus terkedjut dan membantah. Jesus menegur: "Undurlah, hai penggoda, engkau berpikir setjara manusia, bukan setjara Allah. Kedua kalinja sesudah la menampakkan Dirinja dalam kemuliaanNja diatas gunung (9:31). Murid-murid tidak mengerti dan diam sadja. Ketiga kalinja, ketika Ia naik ke Jerusalem, dan Ia berdjalan dimuka. (10:52-34). Mereka terkedjut dan semua orang jang mengikuti pada takut.
Dan berselang-selang dengan pernjataan itu Jesus menjatakan tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang sukar masuk akal bagi manusia jang berketjenderungan djasmani dan duniawi. Siapa jang hendak masuk keradjaan Allah harus mendjual harta-bendanja dan mengikut Jesus dalam kemiskinan. Hampir tak mungkin orang-orang kaja masuk. Siapa ingin mendjadi besar didalam Keradjaan Allah harus merendahkan diri dan melajani semua orang sebagai hambanja. Siapa ingin duduk dekat pada Jesus dalam Keradjaan itu, harus sanggup minum piala sengsara jang diminum Jesus, dan dipermandikan dengan permandian seperti jang diterima Jesus, jaitu ditenggelamkan dalam sengsara. Jang hendak mengikut Jesus kedalam kemuliaanNja harus menjangkal diri, memikul salibnja tiap-tiap hari, malah bersedia menjerahkan njawanja demi Jesus dan Indjil, untuk menjelamatkan njawanja, jaitu untuk memperoleh hidup abadi. Nasib pengikut Jesus tak lain dari nasib Jesus sendiri (13:9).
Sedjak pengakuan Petrus, Jesus menamakan diri "Putera manusia", suatu gelaran bagi Mesias jang terdapat dalam nubuat Daniel (Dan. 7:15-14). Ia membiarkan orang memanggiINja "Jesus Putera David" (10:47) gelaran mana lazim bagi Mesias. la membiarkan pula orang mengelu-elukannja ke Jerusalem sebagai "Putera David jang datang atas nama Allah". la menundjukkan kewibawaanNja sebagai Mesias atas rumah Allah, (menurut Jo. 2:16 sebagai Putera Allah atas rumah BapaNja), dengan mengusir para pendjual dari kenisah. Kewibawaan jang sama ditundjukkanNja kepada para penentang dengan mempersalahkan salah paham dan salah sikap mereka. Mereka mengerti amat baik, bahwa dengan segalanja itu Ia menjatakan Diri sebagai Mesias dan Putera Allah. Banjak orang pertjaja dan semakin mereka memuliakan Jesus semakin naiklah irihati dan kebentjian para atasan. Achirnja, didepan mahkamah agung, atas pertanjaan imam agung sebagai hakim jang resmi, apakah Ia "Mesias, Putera Allah", dengan terus terang Jesus membenarkannja dan ditambahNja lagi, bahwa mereka akan melihatNja duduk disebelah kanan Allah jang Mahakuasa dan bahwa Ia akan datang kembali diatas awan-awan langit. Dan sebab Ia memberi djawab jang benar atas pertanjaan jang resmi itu Ia dihukum mati. Riwajat sengsara dan kebangkitan Jesus dalam Markus ringkas sekali. Ketenangan bahasanja agak menggambarkan ketenangan dan penjerahan para murid djuga. Dari segala pernjataan Jesus dan dari sikapNja terhadap para penentangNja, mereka sudah mengerti bahwa la menempuh djalan sengsaraNja dengan penuh kebebasan kehendakNja dan rela hati, pun dalam kesadaran akan kemenanganNja kelak, Pernjataan Jesus, bahwa Putera manusia datang untuk menjerahkan njawaNja untuk penebusan banjak orang (10:45) dan bahwa darahNja akan ditumpahkan bagi banjak orang (14:24), lagi pula bahwa la akan bangkit pada hari ketiga, tentu sadja berkesan pada mereka djuga, biarpun kabur-kabur sadja, sebab memang sukar untuk bertahan. Biarpun mereka melarikan diri sebab terkedjut, tetapi tentu untuk sementara sadja. Petrus dan Joanes menjusul sampai diistana imam agung, Joanes sampai dikaki salib. Jang lain barangkali ada diantara mereka jang berdiri memandang dari djauh (15:40). Itu tentu terkandung dalam Lk. 23:40: "Segala kenalanNja, diantaraNja wanita-wanita jang mengikutiNja dari Galilea, berdiri memandang dari djauh". Dan sesudah wafatnja Jesus, Rasul-Rasul dan murid-murid jang lain tinggal terus bersama-sama di Jerusalem, tentu sebab dalam lubuk hati mereka hidup pengharapan akan kebangkitan Jesus djuga, meskipun tidak tahu bagaimana membajangkannja. Baru sesudah kebangkitan Jesus segala-galanja mendjadi njata bagi mereka.
BIS: Markus (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik
tentang Yesus Kristus, A
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik tentang Yesus Kristus, Anak Allah". Dalam Kabar Baik itu Yesus ditampilkan sebagai seorang yang banyak bertindak dan yang berwibawa. Kewibawaan-Nya nyata dalam cara Ia mengajar, dalam kuasa-Nya terhadap roh-roh jahat, dan dalam mengampuni dosa. Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Anak Manusia yang memberikan nyawa-Nya supaya manusia dibebaskan dari dosa.
Cerita tentang Yesus dalam buku ini disampaikan secara hidup dan terus terang. Perbuatan-perbuatan-Nya lebih banyak ditekankan daripada perkataan dan ajaran-Nya. Setelah kata-kata pendahuluan yang singkat mengenai Yohanes Pembaptis dan mengenai baptisan Yesus serta cobaan terhadap diri-Nya, buku Markus ini langsung menceritakan pelayanan Yesus, khususnya tentang penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan-Nya dan tentang pengajaran-Nya. Pasal-pasal terakhir memuat cerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada minggu terakhir dalam hidup Tuhan Yesus di dunia ini, terutama tentang penyaliban diri-Nya dan kebangkitan-Nya dari kematian.
Kedua bagian akhir dari buku Markus, yang dimasukkan dalam tanda kurung besar, umumnya dianggap bukan tulisan penulis buku Markus, melainkan seorang yang lain.
Isi
- Pendahuluan
Mr 1:1-13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat di Galilea
Mr 1:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mr 10:1-52 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mr 11:1-15:47 - Kebangkitan Yesus
Mr 16:1-8 - Penampakan dan terangkatnya Yesus ke surga
Mr 16:9-20
Ajaran: Markus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Markus.
Tahun : Sekitar tahun 50 Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen dari bangsa bukan Yahudi. (Dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Injil Markus terdiri dari 16 pasal. Injil Markus menunjukkan bagaimana Yesus Kristus, sebagai hamba yang setia, sibuk dengan pelayanan-Nya. Dalam Injil ini Tuhan Yesus dilukiskan sebagai hamba yang setia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Markus
Pasal 1-10 (Mr 1:1-10:52).
Hamba yang setia ini melaksanakan tugas pelayanannya
- Bacalah pasal Mr 1:35. Nats ini menceritakan bagaimana Hamba itu memulai pelayanan/tugas-Ny dengan berdoa. Hal ini juga mengajarkan agar setiap orang percay selalu memulai tugas dan pekerjaannya dengan memohon pimpinan Tuha atau berdoa. _Tanyakan_: Apakah saudara sering berdoa/sudahkah anda berdoa?
- Bacalah pasal Mr 10:45. Nats ini menyatakan bahwa Hamba itu datang bukanlah untuk dilayani tetapi untuk melayani dengan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusa dosa manusia. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untu memberikan pelayanan kepada Allah, yaitu dengan memberitakan Injil da melayani di dalam gereja.
Pasal 11-15 (Mr 11:1-15:47).
Hamba yang setia memberikan dirinya mengalami penderitaan dan kematian dalam melaksanakan tugasnya
Nats ini menjelaskan bagaimana Hamba itu melayani dengan penuh kesetiaan, walaupun harus mengalami penderitaan bahkan sampai kematian.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mr 14:32-41. (Khususnya ayat 36). Ayat ini menceritakan bagaimana Hamba yang setia itu berdoa dan memohonkan keinginan-Nya, tetapi akhirnya Ia mengatakan agar kehendak yang mengutus-Nya saja yang jadi. Ini mengajarkan kepada setiap orang yang percaya, agar dalam doanya selalu meminta kehendak Allah saja yang jadi. _Tanyakan_: Bagaimanakah doa saudara kepada Allah?
- Tuhan Yesus setia melayani kehendak Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib dan bangkit dari kematian. Teladan apakah yang harus ada pada kita sebagai murid-murid-Nya?
Pasal 16 (Mr 16:1-20). Hamba yang setia dipermuliakan Nats ini menceritakan tentang Hamba yang setia itu memperoleh kemuliaan melalui kebangkitan-Nya dari kematian.
Pendalaman
Bacalah pasal Mr 16:1-19. Nats ini menjelaskan tentang Hamba yang setia itu membuktikan kebangkitan-Nya. Ini mengajarkan kepada orang percaya bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian-Nya.
_Tanyakan_: Kepada siapakah Tuhan Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Markus dibuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Hamba Allah yang memberikan diri-Nya sebagai korban atas dosa-dosa manusia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Markus?
- Apakah pokok pengajaran Injil Markus?
- Untuk apakah Yesus Kristus datang ke dunia ini?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dar mempelajari Injil Markus?
Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis
Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?
1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).
2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis 12:12). Jemaat berkumpul di rumahnya.
3. Dia pergi bersama Paulus dan kemenakannya pada perjalanan misi yang pertama (Kis 13:5).
4. Markus meninggalkan teman-temannya setelah beberapa waktu berada di Siprus (tanah kelahiran Barnabas, Kis 4:36), mungkin karena ia tidak setuju atas tindakan Paulus yang mengambil alih pimpinan.
5. Dia kembali ke Yerusalem (Kis 13:13).
6. Di Yerusalem ia memperoleh banyak kesempatan untuk berbicara dengan Petrus.
7. Kemungkinan besar Petruslah yang membuat Markus percaya kepada Yesus; Petrus menyebutnya 'Markus anakku', dalam 1Petrus 5:13.
8. Secara umum diakui bahwa Markus menulis kabar baik tentang Yesus sesuai dengan apa yang didengarnya dari Petrus.
9. Ada yang berpendapat bahwa Markus adalah anak muda yang disebut-sebut dalam Markus 14:51, 52, tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
WAKTU PENULISAN.
Injil Markus mungkin merupakan Injil yang paling awal ditulis, yaitu antara tahun 65 dan 70 M, sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan. Tampaknya baik Matius maupun Lukas telah memakai Injil Markus untuk penulisan Injil mereka.
MISTERI INJIL MARKUS.
Markus memperlihatkan pada kita Yesus yang mempunyai rahasia. Dalam Injil Markus kita mendapatkan Yesus tanpa publisitas...
1. Roh jahat diperintahkan-Nya untuk diam (Mar 1:25, 34; 3:12).
2. Mereka yang sudah disembuhkan oleh Yesus dilarang menceritakan pengalaman mereka (Mar 1:44; 5:43; 7:36).
3. Pengikut Yesus sendiri diperintahkan untuk tidak menceritakan ke pada orang lain bahwa Ia adalah Mesias (Mar 8:30).
4. Dan Yesus memberitahukan para pengikut-Nya secara pribadi tentang 'rahasia Kerajaan Allah' (Mar 4:10-12).
Lalu, bagaimana kita menafsirkan maksud rahasia ini? Masalah yang dihadapi Yesus ialah bahwa orang Yahudi mempunyai pemahaman yang salah mengenai Mesias. Karena Yesus menentang pemahaman mereka yang salah, maka kita:
1. Tidak menerima pemahaman tersebut, karena pendapat umum tentang Mesias bersifat politis dan manusiawi, bukannya spiritual dan Ilahi.
2. Tidak menolak, karena Yesus benar-benar adalah Mesias; banyak mukjizat dilakukan-Nya (paling tidak ada 17 mukjizat yang dicatat oleh Markus) merupakan bukti kebenaran ini.
3. Tetapi, merumuskan kembali pemahaman tersebut, karena Yesus harus menunjukkan kepada mereka bahwa Ia adalah Mesias yang melayani, menyelamatkan dan menderita, yang sepenuhnya manusia tetapi juga sepenuhnya Allah.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ini adalah Injil terpendek, padat dan ringkas. Markus mengetengahkan hal-hal penting yang dapat dipakai sebagai bahan acuan langsung. Kata 'segera' ditulis lebih dari empat puluh kali dan rupanya untuk memacu kita dari satu kisah menarik ke kisah menarik berikutnya.
Pesan
1. Yesus: Anak Allah. Markus mulai dengan kata-kata: 'Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.' Mar 1:1
2. Yesus: Anak Manusia. o Markus juga menunjukkan kepada kita kemanusiaan Yesus: o Ia berdukacita. Mar 3:5 o Ia berbelas kasihan terhadap orang banyak. Mar 6:34 o Ia takut dan gentar. Mar 14:33 o Markus memakai sebutan 'Anak Manusia' empat belas kali; sebutan yang paling disukainya untuk Yesus.
3. Kata-kata yang benar-benar diucapkan Yesus. Markus mencatat bagi kita apa yang diingat
Petrus tentang beberapa kata dari bahasa Aram yang dikatakan Yesus:
o 'Talita kum!', Hai anak, bangunlah!' Mar 5:41 o 'Efata!', 'Terbukalah!' Mar 7:34 o 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani?', 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' Mar 15:34
4. Kebaikan Yesus. Markus mencatat apa yang diingat oleh Petrus mengenai kebaikan Yesus yang istimewa kepadanya dan kesadaran Petrus bahwa ia tidak layak menerima semua itu. Petrus membuat Markus tidak menulis ucapan Yesus tentang Petrus sebagai batu karang, karena Petrus ingat saat ia tidak bersikap dianggap sebagai batu karang. (Lihat Mat 16:18, 19).
Penerapan
Markus menunjukkan kepada kita:1. Pentingnya ajaran yang benar.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari roh-roh jahat, bahkan mereka harus takluk
kepada kuasa-Nya.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari mereka yang telah disembuhkan, walaupun
mereka sungguh bersyukur.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari para rasul, sampai mereka sungguh-sungguh
diperlengkapi.
Ajaran Kristen bukan suatu pengetahuan, tetapi kebijaksanaan Ilahi.
2. Mukjizat merupakan hal yang biasa bagi Allah.
o Markus tidak pernah merasa aneh terhadap mukjizat dan tidak pernah mencoba untuk meremehkannya.
o Mukjizat Yesus menunjuk pada sifat-Nya. Singkirkan mukjizat, maka Anda akan meragukan ketuhanan-Nya.
o Mukjizat selalu dan akan selalu mengagumkan. Berkali-kali Markus mengakhiri suatu kisah tentang mukjizat dengan pengamatannya tentang orang banyak yang menjadi'kagum', 'dipenuhi dengan rasa takjub'.
o Perhatikanlah dengan saksama sejumlah mukjizat dalam pasal 5 yang menunjukkan kuasa Yesus atas
- roh-roh jahat (1-20)
- penyakit (24-34)
- kematian (35-43)
3. Tantangan sering datang dari orang yang taat beragama.
o Para ahli Taurat Mar 2:6
o Orang-orang Farisi Mar 2:24
o Orang-orang Herodian Mar 3:6
o Para imam kepala Mar 11:18
o Orang-orang Saduki Mar 12:18
Tema-tema Kunci
1. Mukjizat Yesus. Buatlah daftar mukjizat yang dicatat dalam Injil Markus. Bandingkanlah daftar ini dengan jumlah perumpamaan yang ditulis dalam Injil Markus. Mengapa Markus sangat menekankan mukjizat Yesus? Mengapa Yesus melakukan Mukjizat? Coba temukan paling sedikit tiga alasan yang jelas.
2. Tanggapan orang banyak. Carilah ayat-ayat yang merupakan komentar Markus tentang kekaguman orang banyak ketika mereka menyaksikan mukjizat Yesus (misalnya Mar 1:27; 2:12; 4:41; 5:15; 6:50 dan seterusnya). Tulislah berbagai reaksi orang banyak dan jelaskan mengapa mereka memberikan reaksi yang berbeda-beda.
3. Sebutan istimewa bagi Yesus. Telitilah dalam Injil Markus dan catatlah sebutan-sebutan istimewa bagi Yesus yang dicatat oleh Markus. Berapa kali ia menggunakan sebutan Anak, Anak-Ku, Anak Allah, Anak Manusia? Siapa yang menggunakan sebutan Anak Manusia? Mengapa? (Pelajarilah Dan. Mar 7:13-28 dengan saksama).
4. Kuasa Yesus. Pelajarilah dengan saksama semua pasal yang menunjuk pada kuasa Yesus: Mar 1;22; 1:27; 2:10; 3:15; 6:7;11:27-33 dan Mar 13:34. Perhatikan secara khusus acuan terakhir ini: 'Sama seperti seorang yang bepergian: Ia meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya'. Ungkapan terakhir ini berarti 'memberikan kuasa kepada hamba-hambanya'.
Garis Besar Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-11 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus
Mar 1:12-13Pencobaan selama empat puluh hari
[2]
[1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-1 | 1 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus |
Mar 1:12-13 | Pencobaan selama empat puluh hari |
[2] PULANG DAN PERGI KE GALILEA Mar 1:14-7:23
Mar 1:14-20 | Pengikut-pengikut Yesus yang pertama |
Mar 1:21-45 | Mukjizat-mukjizat kesembuhan |
Mar 2:1-3:6 | Lima peristiwa pertentangan |
Mar 3:7-35 | Guru dan murid-murid-Nya |
Mar 4:1-34 | Selalu dengan perumpamaan |
Mar 4:35-41 | Siapa gerangan orang ini? |
Mar 5:1-43 | Roh-roh jahat, penyakit dan kematian |
Mar 6:1-6 | Akibat ketidakpercayaan |
Mar 6:7-13 | Kuasa yang menyertai ketaatan |
Mar 6:14-29 | Herodes membunuh Yohanes Pembaptis |
Mar 6:30-44 | Lima roti, dua ikan, lima ribu orang |
Mar 6:45-56 | Berjalan di atas air: mukjizat yang mendahului banyak mukjizat lain |
Mar 7:1-23 | Yang di luar dan yang di dalam |
[3] YESUS DI DAERAH UTARA Mar 7:24-9:50
Mar 7:24-30 | Ke pantai: Tirus dan Sidon |
Mar 7:31-37 | Kesepuluh Kota |
Mar 8:1-13 | Tujuh roti, beberapa ikan dan empat ribu orang |
Mar 8:14-21 | Murid-murid yang bebal |
Mar 8:22-26 | Di Betsaida lagi |
Mar 8:27-9:1 | Lebih ke utara: Kaisarea Filipi |
Mar 9:2-13 | "Kami melihat kemuliaan-Nya": pemuliaan |
Mar 9:14-29 | Tanpa doa berarti tanpa kuasa |
Mar 9:30-50 | Yang besar dan yang kecil |
[4] PERJALANAN KE SELATAN Mar 10:1-13:37
Mar 10:1-16 | Pernikahan, perceraian, anak-anak |
Mar 10:17-31 | Bahaya kemakmuran |
Mar 10:32-45 | Apa artinya menjadi seperti Yesus |
Mar 10:46-52 | Bartimeus Buta di Yerikho |
Mar 11:1-19 | Yesus di Yerusalem: Bait Allah dipersiapkan untuk upacara kurban |
Mar 11:20-26 | Kutuk terhadap pohon yang tidak berbuah |
Mar 11:27-12:44 | Permusuhan: Imam-imam kepala, Ahli Taurat, Tua-tua, orang Farisi, orang Herodian, orang Saduki |
Mar 13:1-37 | Nubuat: sekilas tentang tujuan akhir |
[5] PUSAT SEJARAH Mar 14:1-16:8
Mar 14:1-11 | Di Betania: Domba kurban diurapi |
Mar 14:12-25 | Perjamuan Tuhan |
Mar 14:26-42 | Taman Getsemani: sekilas tentang penderitaan |
Mar 14:43-15:15 | Ditangkap dan diadili |
Mar 15:16-47 | 'Disalibkan, mati dan dikuburkan' |
Mar 16:1-8 | 'Bangkit kembali dari antara orang mati' |
[6] PENUTUP 16:9-20
Mar 16:9-20 | Misi ke seluruh dunia diamanatkan dan dimulai |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi