Teks -- Galatia 3:24-29 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Gal 3:28
Full Life: Gal 3:28 - LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN.
Nas : Gal 3:28
Paulus menyingkirkan semua perbedaan suku, warna kulit, bangsa,
sosial, dan seksual dalam kaitan dengan hubungan rohani seseorang de...
Nas : Gal 3:28
Paulus menyingkirkan semua perbedaan suku, warna kulit, bangsa, sosial, dan seksual dalam kaitan dengan hubungan rohani seseorang dengan Yesus Kristus. Semua dalam Kristus adalah sama-sama ahli waris dari "kasih karunia, yaitu kehidupan" (1Pet 3:7), Roh yang dijanjikan (ayat Gal 3:14; 4:6), dan pembaharuan menurut gambar Allah (Kol 3:10-11). Pada pihak lain, dalam konteks persamaan rohani, laki-laki tetap laki-laki dan wanita tetap wanita (Kej 1:27). Peranan yang ditetapkan Allah bagi mereka dalam pernikahan dan masyarakat tidak berubah (1Pet 3:1-4;
lihat cat. --> Ef 5:22;
lihat cat. --> Ef 5:23;
lihat cat. --> 1Tim 2:13;
lihat cat. --> 1Tim 2:15).
[atau ref. Ef 5:22-23; 1Tim 2:13,15]
Jerusalem: Gal 3:24 - -- Setelah penuntun (Yunaninya: paidagogos= seorang budak yang bertugas mengantar kanak-kanak kepada guru-gurunya) membawa kanak-kanak kepada gurunya, tu...
Setelah penuntun (Yunaninya: paidagogos= seorang budak yang bertugas mengantar kanak-kanak kepada guru-gurunya) membawa kanak-kanak kepada gurunya, tugasnya sudah selesai. Begitulah peranan hukum Taurat dalam tata penyelamatan; pada pokoknya hukum Taurat hanya berupa persiapan belaka dan karenanya sementara saja. Kini hukum Taurat sudah digenapi oleh kepercayaan kepada Kristus dan kasih-karunia Allah, Rom 6:14-15+; bdk Mat 5:17+.
Jerusalem: Gal 3:26 - kamu semua Jadi benar-benar semua; tidak hanya "kita", ialah orang-orang Yahudi, Gal 3:24, tetapi juga "kamu", ialah orang Kristen bukan Yahudi.
Jadi benar-benar semua; tidak hanya "kita", ialah orang-orang Yahudi, Gal 3:24, tetapi juga "kamu", ialah orang Kristen bukan Yahudi.
Jerusalem: Gal 3:27 - yang dibaptis dalam Kristus Iman dan baptisan tidak saling bertentangan tetapi saling mengandaikan, bdk Rom 6:4+.
Iman dan baptisan tidak saling bertentangan tetapi saling mengandaikan, bdk Rom 6:4+.
Jerusalem: Gal 3:28 - kamu semua adalah satu di dalam Kristus Var: kamu semua adalah milik Kristus Yesus.
Var: kamu semua adalah milik Kristus Yesus.
Jerusalem: Gal 3:29 - janji Allah Paulus kembali berkata tentang keturunan Abraham, Gal 3:6-9. Selanjutnya keturunan Abraham bukanlah keturunannya "menurut daging", tetapi anak-anak Al...
Paulus kembali berkata tentang keturunan Abraham, Gal 3:6-9. Selanjutnya keturunan Abraham bukanlah keturunannya "menurut daging", tetapi anak-anak Allah yang percaya kepada Kristus Yesus.
Ende: Gal 3:24 - Pengasuh Istilah asli berarti bagi orang Junani seorang budak-belian jang
diserahi tugas mendidik anak-anak tuannja, dan itu biasa dilakukan dengan
kekerasan.
Istilah asli berarti bagi orang Junani seorang budak-belian jang diserahi tugas mendidik anak-anak tuannja, dan itu biasa dilakukan dengan kekerasan.
Ende: Gal 3:27 - Mengenakan Kristus jaitu mengenakan sifat-sifat Kristus bagaikan suatu
selubung atau pakaian. Kiasan itu lazim dewasa itu. Djuga dalam bahasa Kitab
Kudus. Misalnja tersu...
jaitu mengenakan sifat-sifat Kristus bagaikan suatu selubung atau pakaian. Kiasan itu lazim dewasa itu. Djuga dalam bahasa Kitab Kudus. Misalnja tersua dalam Maz 35:26; 93:1; 104:1; 109:18; Ayu 29:14; Yes 51:9 dan lagi dalam Rom 13:14 dan Efe 4:22-24. Maksudnja disini: mendjadi erat bersatu dengan Kristus dan kelihatan sekedar sama rupa dan sama martabat denganNja.
Ende: Gal 3:28 - -- Sebab berselubungkan Kristus jang sama maka sekalian anggota umat merupakan
satu kesatuan dan masing-masing sama martabatnja. Martabat ini mengatasi s...
Sebab berselubungkan Kristus jang sama maka sekalian anggota umat merupakan satu kesatuan dan masing-masing sama martabatnja. Martabat ini mengatasi segala martabat dan kemuliaan keduniaan, sehingga segala perbedaan bangsa, kedudukan dalam masjarakat dan kelamin, pudar terhadapnja. Sebab itu perbedaan keduniaan itu djangan diperhitungkan atau diindahkan dalam pergaulan anggota-anggota umat bersama-sama.
Ende: Gal 3:29 - -- Tidak ada perbedaan martabat hakiki, tidak pula perbedaan hak asasi diantara
saudara-saudara jang bersunat dan jang tidak bersunat. Djangan dipentingk...
Tidak ada perbedaan martabat hakiki, tidak pula perbedaan hak asasi diantara saudara-saudara jang bersunat dan jang tidak bersunat. Djangan dipentingkan keturunan djasmani dari Abraham, sebab hal keturunan jang dimaksudkan dalam djandji, ialah keturunan rohani berdasarkan kepertjajaan. Hal ini lebih landjut diuraikan Paulus dalam bab 4 dari surat kepada umat Roma.
Ref. Silang FULL: Gal 3:24 - sampai Kristus // karena iman · sampai Kristus: Gal 3:19; Rom 10:4; Rom 4:15; Rom 4:15
· karena iman: Gal 2:16
Ref. Silang FULL: Gal 3:27 - dalam Kristus // mengenakan Kristus · dalam Kristus: Mat 28:19; Mat 28:19
· mengenakan Kristus: Rom 13:14; Rom 13:14
Ref. Silang FULL: Gal 3:28 - orang merdeka // atau perempuan // Kristus Yesus · orang merdeka: 1Kor 12:13; Kol 3:11
· atau perempuan: Kej 1:27; 5:2; Yoel 2:29
· Kristus Yesus: Yoh 10:16; 17:11; Ef 2:14,15
· orang merdeka: 1Kor 12:13; Kol 3:11
· atau perempuan: Kej 1:27; 5:2; Yoel 2:29
· Kristus Yesus: Yoh 10:16; 17:11; Ef 2:14,15
Ref. Silang FULL: Gal 3:29 - milik Kristus // adalah keturunan // dan berhak // menerima janji · milik Kristus: 1Kor 3:23; 1Kor 3:23
· adalah keturunan: Gal 3:16; Luk 3:8; Luk 3:8
· dan berhak: Rom 8:17; Rom 8:17
· me...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 3:19-29
Matthew Henry: Gal 3:19-29 - Maksud Hukum Taurat; Anak-anak Abraham yang Sejati Maksud Hukum Taurat; Anak-anak Abraham yang Sejati (3:19-29)
Setelah Rasul Paulus berbicara tentang janji yang diberikan kepada Abraham dan menyata...
Maksud Hukum Taurat; Anak-anak Abraham yang Sejati (3:19-29)
- Setelah Rasul Paulus berbicara tentang janji yang diberikan kepada Abraham dan menyatakannya sebagai aturan pembenaran kita, dan bukan hukum Taurat, maka supaya orang tidak berpikir bahwa ia terlampau mengecilkan hukum Taurat dan membuatnya sama sekali tidak bermanfaat, ia mengambil kesempatan untuk membicarakan rancangan dan sifat hukum itu, serta memberitahukan kepada kita tujuan-tujuan hukum tersebut diberikan. Orang mungkin saja bertanya, “Jika janji itu sudah cukup untuk memperoleh keselamatan, untuk apa orang menjalankan hukum Taurat? Atau, mengapa Allah memberikan hukum Taurat melalui Musa?” Atas pertanyaan ini Rasul Paulus menjawab,
- I. Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran (ay. 19). Ia tidak dirancang untuk membatalkan janji itu dan untuk menetapkan cara memperoleh pembenaran yang berbeda dengan yang telah ditetapkan melalui janji itu. Sebaliknya, ia ditambahkan kepada janji itu, sengaja ditambahkan untuk melayani pencapaian janji itu. Hal ini terjadi oleh karena pelanggaran-pelanggaran. Meskipun telah terpilih menjadi umat khusus Allah, orang Israel berbuat dosa sama seperti bangsa lain. Itulah sebabnya hukum Taurat diberikan untuk menyadarkan mereka akan dosa dan perilaku mereka yang menjijikkan sehingga menimbulkan murka ilahi. Karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa (Rm. 3:20), dan hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak (Rm. 5:20). Hukum Taurat juga dimaksudkan untuk menahan mereka berbuat dosa, untuk menanamkan rasa takut dan hormat dalam pikiran mereka, dan untuk mengekang hawa nafsu mereka. Juga supaya mereka tidak jatuh ke dalam kekacauan yang memang menjadi kecenderungan alami mereka. Selain itu, pada saat yang sama, hukum Taurat dirancang untuk menuntun mereka kepada satu-satunya cara yang benar yang dengannya dosa ditebus, supaya mereka dapat memperoleh pengampunan atas dosa. Jalan satu-satunya itu adalah melalui kematian dan pengorbanan Kristus, yang merupakan tujuan khusus mengapa hukum korban persembahan dan penyucian diberikan. Rasul Paulus menambahkan bahwa hukum Taurat diberikan untuk tujuan ini sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu. Artinya, sampai Kristus datang (keturunan utama yang dimaksudkan dalam janji itu, seperti yang telah ditunjukkan Rasul Paulus sebelumnya), atau sampai masa penyelanggaraan Injil berlaku, ketika orang Yahudi dan orang bukan Yahudi tanpa terkecuali, menjadi keturunan Abraham karena percaya. Hukum Taurat ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran, sampai kegenapan waktu tersebut, atau sampai masa penyelenggaraan Injil itu tiba. Namun, ketika Keturunan itu datang, dan kasih karunia ilahi dalam janji itu semakin terungkap, hukum Taurat yang diberikan Musa itu akan berakhir. Perjanjian itu, yang didapati tidak dijalankan dengan baik, harus memberi tempat kepada janji yang lain dan yang lebih baik (Ibr. 8:7-8). Meskipun hukum Taurat, yang dianggap hukum alam, hingga kini senantiasa masih memiliki kekuatan dan masih tetap berguna untuk menyadarkan manusia akan dosa, serta untuk mencegah orang dari berbuat dosa, namun kita sekarang tidak lagi berada di dalam belenggu serta kengerian perjanjian hukum itu. Karena itu, hukum Taurat tidak dimaksudkan untuk memberikan jalan lain bagi pembenaran, yang berbeda dari jalan yang telah diungkapkan lewat janji itu, melainkan semata-mata untuk menuntun manusia supaya dapat melihat kebutuhan mereka akan janji itu, yaitu dengan menunjukkan kepada mereka tentang jahatnya dosa, dan untuk membimbing mereka kepada Kristus, yang melalui-Nya saja mereka dapat diampuni dan dibenarkan. Sebagai bukti selanjutnya bahwa hukum Taurat tidak dimaksudkan untuk meniadakan janji itu, Rasul Paulus menambahkan bahwa hukum Taurat disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. Hukum Taurat diberikan kepada orang-orang berbeda, dan melalui cara-cara yang berbeda dengan cara pemberian janji itu, sehingga dengan demikian, untuk tujuan-tujuan yang berbeda juga. Janji itu diberikan kepada Abraham dan semua keturunannya secara rohani, termasuk orang-orang percaya dari semua bangsa, orang bukan Yahudi serta orang Yahudi juga. Sementara, hukum Taurat diberikan kepada orang Israel sebagai bangsa yang khusus dan terpisah dari dunia selebihnya. Dan sementara janji itu diberikan langsung oleh Allah sendiri, hukum Taurat disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. Dengan demikian, tampaklah bahwa hukum Taurat tidaklah dirancang untuk menyingkirkan janji itu. Sebab seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang, atau satu pihak saja (ay. 20), sedangkan Allah adalah satu, satu pihak saja yang membuat janji atau perjanjian itu dengan Abraham. Oleh sebab itu, orang tidak boleh beranggapan bahwa melalui persetujuan yang hanya terjadi di antara Dia dan bangsa Yahudi, Ia akan membatalkan janji yang jauh sebelumnya telah diberikan-Nya kepada Abraham dan keturunannya secara rohani, baik itu orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi. Hal ini tidak akan sesuai dengan hikmat-Nya, ataupun dengan kebenaran dan kesetiaan-Nya. Musa hanyalah merupakan pengantara di antara Allah dan keturunan rohani Abraham. Oleh sebab itu hukum Taurat yang diberikan-Nya tidak berpengaruh pada janji yang telah diberikan-Nya kepada mereka, apalagi sampai menghapuskannya.
- II. Hukum Taurat diberikan untuk menyadarkan manusia akan pentingnya seorang Juruselamat. Rasul Paulus mengajukan pertanyaan tentang suatu hal (ay. 21), seperti yang mungkin akan dipertanyakan oleh sebagian orang, “Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Apakah keduanya benar-benar saling bertentangan? Atau tidakkah kamu mempertentangkan janji kepada Abraham dengan hukum Musa?” Terhadap pertanyaan seperti ini, ia menjawab, “Sekali-kali tidak.” Ia sama sekali tidak berpikir seperti itu, dan hal demikian juga tidak dapat disimpulkan dari apa yang telah dikatakannya. Hukum Taurat sama sekali tidak bertentangan dengan janji itu, tetapi ada untuk melayaninya, sebab tujuannya adalah untuk mengungkap pelanggaran manusia, dan untuk menunjukkan kepada mereka betapa mereka membutuhkan kebenaran yang lebih baik daripada kebenaran hukum Taurat. Pikiran bahwa hukum Taurat bertentangan dengan janji itu lebih mungkin ditarik dari pengajaran orang-orang Yahudi itu daripada dari pengajaran Rasul Paulus. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. Jika memang demikian halnya, janji itu tentunya akan digantikan dan dianggap tidak berguna. Namun, hal itu tidak dapat terjadi pada kita sekarang, sebab Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa (ay. 22), atau menyatakan bahwa semua orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, sudah bersalah, dan oleh sebab itu tidak dapat mencapai kebenaran dan pembenaran dengan melaksanakan hukum Taurat. Hukum Taurat mengungkapkan luka-luka mereka, tetapi tidak mampu memberikan obat bagi luka-luka mereka itu. Hukum Taurat menunjukkan bahwa mereka bersalah, karena ia menetapkan korban persembahan dan penyucian, yang jelas-jelas tidak cukup untuk dapat menghapuskan dosa. Oleh sebab itu, tujuan utamanya adalah supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Maksudnya, supaya setelah disadarkan akan dosa mereka serta ketidakmampuan hukum Taurat untuk menghasilkan kebenaran bagi mereka, mereka dapat diajak untuk percaya kepada Kristus, sehingga dengan demikian memperoleh manfaat dari janji itu.
- III. Hukum Taurat dirancang sebagai penuntun bagi kita sampai Kristus datang (ay. 24, KJV: sebagai penuntun, untuk membawa kita kepada Kristus). Di dalam ayat sebelumnya (ay. 23), Rasul Paulus memperlihatkan kepada kita perihal keadaan orang Yahudi di bawah pengaturan hukum Musa, bahwa sebelum iman itu datang, atau sebelum Kristus datang dan ajaran pembenaran melalui iman kepada-Nya lebih terungkap, mereka berada di bawah pengawalan hukum Taurat, mereka diwajibkan, ada di bawah hukuman-hukuman berat, harus menjalankan dengan cermat berbagai ketentuannya. Pada masa itu mereka terkurung dan terkungkung oleh kengerian dan keketatan aturannya, seperti orang-orang tahanan di dalam penjara. Tujuannya adalah supaya dengan demikian mereka dapat lebih disiapkan untuk menerima iman itu, yang akan dinyatakan, atau dapat diajak untuk menerima Kristus apabila Ia datang ke dunia. Juga, supaya mereka dapat menyesuaikan diri dengan pengaturan yang akan diperkenalkan-Nya, yang dengannya mereka dapat dilepaskan dari perbudakan dan perhambaan, serta dibawa kepada terang dan kebebasan yang besar. Nah, dalam keadaan seperti itu, katanya, hukum Taurat adalah penuntun bagi mereka sampai Kristus datang, supaya mereka dibenarkan karena iman. Sama sebagaimana hukum Taurat menyatakan pikiran dan kehendak Allah menyangkut diri mereka, sekaligus menjatuhkan kutuk atas mereka bagi setiap kegagalan mereka dalam menjalankan hukum itu, demikian pula sudah sepatutnya apabila hukum itu adalah untuk menyadarkan mereka perihal kebinasaan mereka, serta untuk membuat mereka melihat kelemahan dan ketidakmampuan kebenaran mereka sendiri untuk membawa mereka berkenan kepada Allah. Sama seperti hukum Taurat mengharuskan mereka untuk mengadakan berbagai persembahan korban yang sebenarnya tidak mampu menghapuskan dosa, tetapi merupakan lambang Kristus serta pengorbanan luar biasa yang akan dijalani-Nya demi menebus dosa, demikian juga hukum Taurat membimbing mereka (meskipun dengan cara yang lebih samar dan tidak jelas) kepada-Nya sebagai satu-satunya pertolongan dan tempat perlindungan mereka. Dengan demikian, hukum Taurat merupakan penuntun yang mengajar dan mengatur mereka ketika mereka berada di pihak lemah. Atau, seperti yang digambarkan dengan sangat tepat melalui istilah paidagōgos, sebagai pelayan yang menuntun dan membimbing mereka kepada Kristus (seperti kanak-kanak yang biasa diantar ke sekolah oleh para pelayan yang bertugas mengasuh mereka). Tujuannya adalah supaya mereka dapat diajar dengan lebih baik oleh Dia sebagai penuntun mereka, di dalam jalan pembenaran dan keselamatan yang benar, yang hanya dapat diperoleh melalui iman kepada Dia yang telah ditetapkan untuk menyampaikannya secara paling lengkap dan jelas. Namun, supaya orang tidak berkata, jika hukum Taurat dimaksudkan demi penggunaan tersebut dan pelayanannya di antara orang Yahudi, mengapa hal ini tidak boleh tetap berlanjut dalam Kekristenan, maka Rasul Paulus menambahkan, bahwa sesudah iman itu telah datang, dan masa penyelenggaraan Injil telah berlaku, di mana Kristus dan pengampunan dan jalan kehidupan melalui iman kepada-Nya diungkapkan dengan sangat jelas, maka kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. Kita tidak begitu membutuhkan hukum Taurat lagi untuk menuntun kita kepada-Nya seperti pada zaman sebelumnya. Demikianlah Rasul Paulus menunjukkan kepada kita, untuk maksud dan tujuan apa hukum Taurat diberikan. Dari apa yang dikatakannya mengenai hal ini, kita dapat mengamati,
- 1. Kebaikan Allah terhadap umat-Nya pada zaman dahulu, dengan memberikan hukum Taurat kepada mereka. Dibandingkan dengan keadaan di bawah Injil, walaupun hukum Taurat menimbulkan ketakutan dan kengerian, tetapi ia juga melengkapi mereka dengan cara dan bantuan yang cukup untuk membimbing mereka melaksanakan kewajiban kepada Allah dan meningkatkan pengharapan mereka kepada-Nya.
- 2. Kesalahan dan kebodohan besar orang Yahudi, dalam menyalahartikan tujuan hukum Taurat dan menyalahgunakannya untuk tujuan yang sangat berbeda dengan maksud Allah dalam memberikannya. Mereka berharap bisa dibenarkan dengan cara menjalaninya, padahal hukum Taurat tidak pernah dimaksudkan menjadi pedoman pembenaran mereka, tetapi hanya sebagai sarana untuk menyadarkan mereka akan kesalahan dan kebutuhan mereka akan seorang Juruselamat. Selain itu, juga untuk menuntun mereka kepada Kristus dan beriman kepada-Nya, sebagai satu-satunya cara untuk memperoleh hak istimewa ini (lihat Rm. 9:31-32; 10:3-4).
- 3. Keuntungan besar yang diperoleh dalam keadaan di bawah Injil yang melebihi apa yang didapatkan bila berada di bawah hukum Taurat, yang membuat kita tidak saja menikmati penyingkapan lebih jelas tentang kasih karunia dan belas kasihan ilahi jika dibandingkan dengan yang diterima orang Yahudi zaman dahulu, tetapi juga dibebaskan dari keadaan perbudakan serta ketakutan yang ada di dalamnya. Kita sekarang tidak lagi diperlakukan seperti kanak-kanak yang berada di pihak lemah, tetapi sebagai anak-anak dewasa yang diberi kebebasan yang lebih besar dan hak yang lebih istimewa daripada yang mereka peroleh sebelumnya. Hal ini diperjelas Rasul Paulus melalui ayat-ayat berikutnya. Setelah menunjukkan untuk maksud apa hukum Taurat diberikan, di dalam bagian akhir pasal ia memberi tahu kita perihal hak istimewa kita melalui Kristus. Di situ ia terutama menyatakan,
- (1) Bahwa kita semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus (ay. 26). Di sini kita dapat mengamati,
- [1] Hak yang luar biasa istimewa dan dapat dinikmati orang-orang Kristen sejati di bawah Injil: Mereka adalah anak-anak Allah. Mereka tidak lagi dianggap sebagai hamba, melainkan anak-anak. Sekarang mereka tidak dijauhkan dan tidak dikekang lagi sebagaimana orang Yahudi, tetapi diperbolehkan datang dan menghampiri Allah lebih dekat daripada yang diizinkan bagi mereka. Ya, mereka sungguh diperhitungkan dan boleh menerima semua hak istimewa sebagai anak-anak-Nya.
- [2] Bagaimana mereka bisa memperoleh hak istimewa ini, yaitu karena iman di dalam Yesus Kristus. Dengan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta mengandalkan Dia semata untuk memperoleh pembenaran dan keselamatan, mereka pun diperbolehkan masuk ke dalam hubungan yang membahagiakan dengan Allah ini, serta boleh menerima hak-hak istimewa dari hubungan itu. Sebab semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh. 1:12). Dan iman di dalam Kristus ini, yang olehnya mereka menjadi anak-anak Allah, Rasul Paulus mengingatkan kepada kita (ay. 27), adalah apa yang mereka akui dalam baptisan. Sebab ia menambahkan, karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Setelah mengakui beriman di dalam Dia melalui baptisan, mereka pun mengabdi kepada-Nya dan seperti telah mengenakan pakaian seragam-Nya, mereka menyatakan diri sebagai hamba-hamba dan murid-murid-Nya. Sesudah dengan jalan demikian mereka menjadi anggota tubuh Kristus, melalui Dia mereka diakui dan diperhitungkan sebagai anak-anak Allah. Amatilah di sini,
- Pertama, sekarang baptisan merupakan upacara khidmat yang menandakan bahwa kita sudah masuk ke dalam jemaat Kristen, sama seperti yang dijalankan orang Yahudi melalui upacara penyunatan. Yesus Tuhan kita menetapkannya demikian ketika Ia memberi penugasan kepada murid-murid-Nya (Mat. 28:19). Maka sudah menjadi pekerjaan mereka untuk membaptis orang-orang yang telah mereka bawa ke dalam iman Kristen. Boleh jadi di sini Rasul Paulus memperhatikan baptisan mereka dan keadaan mereka yang telah menjadi anak-anak Allah karena iman di dalam Kristus dan diakui dalam baptisan, guna menyingkirkan keberatan lebih lanjut, yang bisa saja diajukan para guru palsu yang lebih memilih penyunatan. Guru-guru palsu itu mungkin saja siap berkata, “Kalaupun diperbolehkan bahwa hukum Taurat, seperti yang diberikan di gunung Sinai, dibatalkan dengan kedatangan Kristus, keturunan yang dijanjikan itu, mengapa penyunatan harus disingkirkan, padahal perintah ini juga diberikan kepada Abraham bersama janji itu, bahkan jauh sebelum hukum Taurat diberikan Musa?” Namun masalah ini tersingkir saat Rasul Paulus berkata, Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dari situ tampaklah bahwa di bawah Injil, baptisan menggantikan penyunatan, dan mereka yang mengabdikan diri kepada Kristus melalui baptisan dan percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati dengan segala maksud dan tujuannya, akan memperoleh hak-hak istimewa sebagai orang Kristen, sama seperti yang dialami orang Yahudi dahulu melalui penyunatan menurut hukum Taurat (Flp. 3:3). Oleh sebab itu, tidak ada alasan mengapa upacara penyunatan itu harus terus dilaksanakan. Perhatikanlah,
- Kedua, di dalam baptisan, kita mengenakan Kristus. Melalui upacara itu kita mengakui bahwa kita adalah murid-Nya dan wajib berperilaku sebagai hamba-hamba-Nya yang setia. Dengan dibaptis di dalam Kristus, kita juga dibaptis ke dalam kematian-Nya. Bahwa sama seperti Dia mati dan bangkit kembali, demikian juga kita harus mati bagi dosa dan berjalan di dalam hidup yang baru (Rm. 6:3-4). Sungguh akan sangat menguntungkan apabila kita lebih sering mengingat hal ini.
- (2) Bahwa hak istimewa sebagai anak-anak Allah ini, dan melalui baptisan mengabdikan diri kepada Kristus, sekarang dinikmati semua orang Kristen sejati. Hukum Taurat itu membedakan orang Yahudi dengan orang Yunani dengan cara memberi orang Yahudi keunggulan dalam banyak hal. Hal itu juga membuat perbedaan di antara hamba atau orang merdeka, tuan dengan hamba, dan laki-laki atau perempuan, mengingat bahwa orang laki-laki harus disunat. Namun, sekarang tidak begitu halnya. Mereka semua setara, karena semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Sama seperti seseorang tidak diterima berdasarkan keunggulan-keunggulan kebangsaannya ataupun pribadinya yang mungkin dimilikinya melebihi orang lain, demikian juga orang lain tidak akan ditolak karena tidak memiliki segala keunggulan tersebut. Sebaliknya, siapa saja yang benar-benar percaya kepada Kristus, tidak peduli dari suku bangsa, jenis kelamin, ataupun keadaan apa pun, akan diterima oleh-Nya dan menjadi anak-anak Allah melalui iman kepada-Nya.
- (3) Bahwa, mengingat kita adalah milik Kristus, maka kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. Guru-guru mereka yang masih berpegang pada ajaran agama Yahudi ingin agar mereka percaya bahwa mereka harus disunat dan memelihara hukum Musa supaya bisa diselamatkan. “Tidak,” kata Rasul Paulus, “hal itu tidak diperlukan. Sebab, jikalau kamu adalah milik Kristus, bila kamu percaya sepenuh hati kepada Dia yang adalah keturunan yang dijanjikan itu, yang melalui-Nya semua bangsa di bumi akan diberkati, maka kamu menjadi keturunan Abraham, bapa semua orang percaya itu, sehingga dengan demikian berhak menerima janji Allah. Dengan begitu pula kamu berhak menerima berkat-berkat dan hak-hak istimewa dari janji itu.” Oleh karena itu, jelaslah dari semuanya ini, bahwa pembenaran tidak dicapai dengan menjalani hukum Taurat, tetapi hanya melalui iman di dalam Kristus. Bahwa hukum Musa hanyalah merupakan ketetapan sementara, dan diberikan dengan tujuan untuk melayani dan bukannya meniadakan janji itu. Bahwa di bawah Injil, orang Kristen sekarang menikmati hak-hak istimewa yang jauh lebih besar dan baik dibanding orang-orang Yahudi di bawah hukum Taurat. Karena itu, sungguh teramat tidak bijaksana bila orang-orang Galatia itu sampai mau mendengarkan orang-orang Yahudi yang berusaha keras menjauhkan mereka dari kebenaran dan kebebasan yang disediakan Injil.
SH: Gal 3:19-25 - Taurat menuntun kepada Kristus (Sabtu, 11 Juni 2005) Taurat menuntun kepada Kristus
Melakukan hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan orang dari
dosa. Keselamatan adalah anugerah Allah kepada orang ...
Taurat menuntun kepada Kristus
Melakukan hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan orang dari
dosa. Keselamatan adalah anugerah Allah kepada orang yang
percaya sesuai dengan janji Allah kepada Abraham. Kalau begitu,
apa gunanya Allah memberikan hukum Taurat?
Paulus menjelaskan fungsi hukum Taurat. Pertama, hukum Taurat berfungsi untuk menunjukkan keberadaan dosa yang memperbudak umat manusia (ayat 19). Dengan hukum Taurat orang tidak dapat berdalih bahwa dirinya tidak berdosa atau tidak tahu bahwa yang diperbuatnya adalah dosa (Lihat Rm. 7:7-11). Dengan demikian hukum Taurat mengurung orang dalam kesadaran akan belenggu dosa yang mengikat mereka (ayat 22). Bahkan dengan hukum Taurat manusia menjadi frustasi karena menyadari diri tidak berdaya. Kedua, hukum Taurat diberikan untuk memimpin orang-orang yang hidup sebelum janji keselamatan dalam Kristus digenapi. Hukum Taurat berfungsi sebagai penjaga kehidupan supaya moral dan perilaku tetap tertahankan sampai janji yang diberikan digenapi. Hukum Taurat tidak dapat membawa manusia kepada keselamatan yang menjadi kebutuhan utama manusia, namun ia dapat menuntun orang untuk mencari atau merindukan kelepasan itu dari sang Juruselamat (ayat 23-24). Maka ketika Kristus sudah datang sebagai pembebas dari segala belenggu dosa, hukum Taurat tidak lagi diperlukan sebagai penjaga kehidupan yang benar (ayat 25). Di dalam Kristus tidak ada lagi perhambaan dosa.
Hukum Taurat menuntun kita kepada Kristus. Jadi Kristuslah yang utama. Dialah yang menjadi dasar anugerah kita beroleh hidup. Dia pulalah yang menjadi alasan kita memelihara hidup suci selaras dengan ajaran Taurat. Di dalam Tuhan Yesus kita membaca dan menerapkan ajaran Taurat dari perspektif hukum kasih, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama (Mat. 22:37-39).
Renungkan: Orang yang terobsesi melakukan hukum Taurat justru kehilangan fokus pada yang utama, yaitu Kristus.
SH: Gal 3:15-29 - Identitas baru (Jumat, 26 Agustus 2011) Identitas baru
Orang tentu senang memiliki dan memakai barang yang baru. Biasanya itu akan membuat orang itu tampil beda karena ada perubahan atau pe...
Identitas baru
Orang tentu senang memiliki dan memakai barang yang baru. Biasanya itu akan membuat orang itu tampil beda karena ada perubahan atau pembaruan. Namun mengapa banyak orang yang masih enggan untuk mengenakan identitas baru di dalam Kristus. Mereka justru lebih menyukai identitas lamanya?
Paulus menunjukkan apresiasinya pada hukum Taurat, yang walaupun tidak menyelamatkan, tetapi berfungsi sebagai penuntun bagi kita sebelum kedatangan Kristus. Dengan hadirnya Kristus, pusat iman kita, fungsi Taurat sebagai penuntun tak lagi efektif (23-25). Argumen Paulus memuncak dalam pernyataan bahwa iman di dalam Kristus membuat kita menjadi anak-anak Allah, bukan lagi sekadar menjadi anak-anak Abraham (26, bnd. 7). Realitas dan identitas baru ini berlaku bagi semua orang Galatia yang memercayai Kristus. Baptisan dalam hal ini memegang peranan penting sebagai pengalaman religius dari realitas dan identitas baru di dalam Kristus itu (27). Pemahaman "anak-anak Allah" (26) oleh Paulus juga diidentikkan dengan "milik Kristus" (29), yang juga berhak sebagai "keturunan Abraham" dan dengan demikian berhak menerima janji Allah. Paulus juga menegaskan tidak ada lagi pemisahan sosial antara Yahudi dan orang Yunani, antara hamba dan orang merdeka, bahkan di antara laki-laki dan perempuan. Semua dipersatukan oleh dan di dalam Kristus (28). Identitas baru tersebut tidak lagi ditentukan oleh hukum taurat, tetapi oleh iman kepada Kristus.
Mengenakan identitas baru di dalam Kristus akan membuat kita terhisab di dalam janji Allah yang kekal. Tidak ada lagi pemisahan sosial yang merendahkan sekelompok orang. Allah pun menghendaki kita untuk bukan hanya sekadar mengenakan identitas baru, tetapi mewujudnyatakan identitas baru itu di dalam kehidupan kita berjemaat. Terkadang pemisahan sosial pun terjadi di gereja, dan terkait dengan jabatan, pekerjaan, atau harta benda. Hal-hal demikian harus dihindari ketika kita sungguh-sungguh mengenakan identitas batu di dalam Kristus. Selamat mengenakan identitas baru di dalam Kristus!
SH: Gal 3:15-29 - Sama-sama Anak (Jumat, 13 September 2019) Sama-sama Anak
Dalam panti asuhan, anak-anak yang tinggal berasal dari beragam latar belakang dan daerah. Mereka semua memiliki karakter, sifat, sert...
Sama-sama Anak
Dalam panti asuhan, anak-anak yang tinggal berasal dari beragam latar belakang dan daerah. Mereka semua memiliki karakter, sifat, serta temperamen yang unik dan berbeda. Sementara itu, para pengasuh panti juga mempunyai kehidupan sendiri. Mereka juga memiliki keluarga dan anak. Jadi, sembari merawat anak-anak panti, pengasuh pun tetap memiliki tugas mengasuh anak kandungnya sendiri. Dalam kondisi demikian, seorang pengasuh panti asuhan akan selalu berusaha memperlakukan semua anak, baik anak panti maupun anak kandungnya, dengan setara tanpa pembedaan.
Perbedaan bangsa telah membuat jemaat di Galatia gamang karena mereka disibukkan dengan berbagai perbedaan. Rasul Paulus mengingatkan bahwa saat percaya kepada Kristus, mereka juga adalah keturunan Abraham. Mereka telah sama-sama diterima sebagai anak-anak Allah sehingga perbedaan apa pun seharusnya tidak lagi menjadi pemisah di antara mereka. Mereka adalah satu, yaitu anak-anak Allah (26).
Pada masa kini, di Indonesia, terdapat banyak gereja. Ada yang berdasarkan suku dan ada pula yang berdasarkan wilayah geografis. Antargereja kerap terjadi persaingan karena merasa sebagai yang lebih baik. Bahkan, tak jarang juga gereja saling berebut warga jemaat. Kiranya hal semacam itu semakin berkurang, bahkan hilang sama sekali. Sebab, sekalipun gerejanya berbeda-beda, harus disadari bahwa kita semua adalah anak Allah.
Sebagai sesama anak-anak Allah, semua orang percaya seharusnya saling menghormati dan berkolaborasi. Apalagi, kita sama-sama berada di Indonesia. Itu berarti kita menghadapi pergumulan dalam konteks yang sama sehingga sebagai saudara sebangsa, kita pun harus mencari solusi bersama. Karena itu, seharusnya tak ada lagi gereja A atau gereja B. Sebaliknya, kita harus berperan aktif dalam kehidupan bersama sebagai rakyat bangsa Indonesia.
Doa: Tuhan, tolonglah kami mewujudkan keesaan gereja agar bisa berperan baik sebagai warga bangsa Indonesia. [THIE]
SH: Gal 3:26--4:7 - Engkau saudaraku (Minggu, 12 Juni 2005) Engkau saudaraku
Dalam masyarakat Romawi, seorang anak yang beranjak dewasa (akil
balig) mengganti jubah anak-anaknya dengan jubah orang dewasa....
Engkau saudaraku
Dalam masyarakat Romawi, seorang anak yang beranjak dewasa (akil
balig) mengganti jubah anak-anaknya dengan jubah orang dewasa.
Hal ini menandakan bahwa dia sekarang adalah seorang dewasa yang
memiliki hak dan tanggung jawab penuh. Paulus memakai pengertian
budaya ini untuk menjelaskan konsep baptisan. Melalui baptisan,
orang-orang percaya menyatakan diri siap bersikap dewasa iman
dengan mengambil hak dan tanggung jawab penuh kedewasaan itu.
Mereka telah menanggalkan jubah lama hukum Taurat dan di dalam
Kristus telah mengenakan jubah baru kebenaran (ayat 26-27).
Salah satu hasil penyelamatan itu adalah tidak ada lagi perbedaan di antara orang percaya karena semua adalah satu di dalam Kristus Yesus (ayat 28). Mengapa Paulus menekankan hal persatuan ini? Beberapa laki-laki Yahudi, setiap pagi menaikkan doa pengucapan syukur dengan mengatakan: "Tuhan, saya bersyukur karena saya bukan orang kafir, budak, atau wanita." Mereka sangat bangga dengan jati diri mereka yang tidak dimiliki oleh orang lain. Paulus mengingatkan mereka, bahwa sebelum Kristus datang membebaskan mereka, jati diri mereka tidak lebih daripada hamba (ayat 4:1-3). Namun, jati diri sejati umat Tuhan ada pada karya penebusan Kristus yang menjadikan semua orang percaya sebagai anak-anak Allah dan ahli waris surgawi (ayat 4-7).
Salah satu wujud kebebasan di dalam Kristus adalah tidak lagi ada diskriminasi ras, gender, dan status sosial di dalam gereja. Dahulu kita semua adalah hamba dosa, tetapi oleh anugerah Allah kita sekarang adalah anak-anak-Nya. Oleh sebab itu, sebelum kita keluar mengabarkan Injil lintas ras, gender, dan status sosial, kita harus lebih dahulu membereskan prasangka-prasangka seperti itu dari lingkungan gereja dan persekutuan kita.
Renungkan: Salah satu bukti kebebasan sejati di dalam Kristus adalah tatkala kita mampu berkata kepada orang yang paling berbeda dari kita, "Engkau saudaraku."
SH: Gal 3:27 - Mengenakan Kristus (Sabtu, 19 Juni 2010) Mengenakan Kristus
Bagaimanakah upacara liturgis menolong Anda mengerti lebih baik sifat kehidupan Kristen? Khususnya, gambaran apa tentang hubungan ...
Mengenakan Kristus
Bagaimanakah upacara liturgis menolong Anda mengerti lebih baik sifat kehidupan Kristen? Khususnya, gambaran apa tentang hubungan dengan Kristus yang Anda dapatkan dari baptisan? Kebenaran apa yang hendak Paulus tekankan dengan menyatakan baptisan seumpama orang memakai baju?
Sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya, Yohanes Pembaptis sudah membaptiskan orang-orang yang merespons khotbahnya agar mereka menyiapkan diri bagi Kerajaan Allah dengan bertobat dari dosa (Mat. 3:6). Yesus juga memberi diri dibaptis sebagai tanda bahwa Ia yang tidak berdosa mengambil posisi mereka yang perlu bertobat. Baptisan, sesuai artinya yaitu dimasukkan ke dalam, dilakukan di sungai Yordan. Orang yang bertobat dimasukkan ke dalam air sungai Yordan sebagai simbol pembasuhan diri. Atas perintah Tuhan Yesus (Mat. 28:18-20; Mrk. 16:16) para rasul membaptiskan orang yang menyambut Kristus (Kis. 2:38; 8:38; 10:47-48). Inilah dasar sakramen baptisan kita.
Baptisan adalah sakramen, artinya selain merupakan tanda komitmen iman orang yang memutuskan untuk menyambut Yesus, juga merupakan simbol dari yang anugerah Allah dalam Yesus berikan. Dengan indah sekali Paulus mengaitkan gambaran yang terjadi pada waktu seseorang dibaptis, yaitu masuk ke dalam air lalu ke luar dari air, sebagai lambang dari makna teologis yang dahsyat. Dalam baptisan, orang masuk ke dalam Yesus dan menjadi satu dengan kematian-Nya, lalu karena sudah menyatu dengan-Nya mereka ikut bangkit bersama-Nya (Rm. 6:3, 4). Baptisan menandai berlakunya anugerah penyelamatan dari Allah yang dikerjakan dalam kematian dan kebangkitan Yesus.
Paulus menyamakan hal ini dengan simbol berpakaian. Kita menanggalkan hidup lama, mengenakan hidup baru yang Kristus berikan. Kita tampil di tengah dunia tidak lagi dengan pola duniawi, melainkan dalam Kristus. Jadi maksud Paulus di sini, orang Kristen bukan menjadikan Kristus seperti pakaian yang boleh ditukar dengan pakaian lain. Melainkan hidup Kristus adalah identitas baru orang beriman. Di arena hidup di dunia ini, orang Kristen menghidupi dan memainkan peran Kristus sendiri!
Utley -> Gal 3:23-29
Utley: Gal 3:23-29 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 3:23-2923 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatak...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 3:23-29
23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. 24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. 26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. 27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. 28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
Gal 3:23 "Sebelum iman itu datang" DEFINITE ARTICLE yang digunakan bersama-sama dengan "iman" ini menyiratkan lembaga kebenaran Kristen (yaitu, Injil, lih. Kis 6:7; 13:8; 14:22; Gal 1:23; 6:10; Yud ay. Gal 3:3,20). Namun demikian, dalam konteks ini, ini adalah metafora untuk zaman Injil.
- NASB "kami dikurung di dalam tahanan di bawah hukum, yang diam dengan iman yang kemudian akan mengungkapkan"
- NKJV "kami terus dikawal oleh hukum, disimpan untuk iman yang sesudahnya akan terungkap"
- NRSV "kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan"
- TEV "Hukum itu terus kita semua dikurung sebagai tahanan, sampai iman datang harus diungkapkan"
- NJB "kami diizinkan ada kebebasan oleh hukum Taurat; kami sedang tampak setelah sampai iman itu terungkap"
Hukum ini pada mulanya digambarkan sebagai seorang pemenjara seperti di ay. Gal 3:22. Manusia ditempatkan dalam tahanan perlindungan sampai Mesias datang (lih. Fili 4:7; 1Pet 1:5). Metafora yang kedua yang digunakan untuk menggambarkan hukum adalah dalam ay. Gal 3:24, di mana ia disebut sebagai penuntun kita (lih. Gal 4:1-2). Dalam masyarakat Yunani dan Romawi, istilah ini merujuk pada para pengasuh anak laki-laki muda Yunani atau Romawi.
Wali bertanggung jawab atas perlindungan, makanan, transportasi, dan pelajaran mereka, jadi "penjaga" memiliki konotasi ganda: pelindung dan penegak disiplin. Paulus membedakan dua tujuan dari hukum yang dimaksudkan dalam rencana Allah:
- 1. untuk menunjukkan kepada kita keberdosaan kita
- 2. menjaga kita sebagai wali sampai penawaran kasih karunia yang gratis dalam Kristus tiba (lih. Yoh 1:12; 3:16; Rom 1:16; 10:9-13)
- NASB "Hukum telah menjadi guru kita untuk memimpin kita kepada Kristus"
- NKJV "hukum adalah guru kita untuk membawa kita kepada Kristus"
- NRSV "hukum adalah penegak disiplin kita sampai Kristus datang"
- TEV "Jadi Hukum bertanggung jawab atas kita sampai Kristus datang"
- NJB "hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang"
Dua interpretasi yang berbeda-beda dari PREPOSITIONAL PHRASE "kepada Kristus" adalah mungkin: (1) untuk membawa kita kepada Kristus, seperti dalam NASB, NKJV, dan NIV atau (2) sampai Kristus datang, seperti dalam NRSV, TEV, dan JB.
□ "supaya kita dibenarkan karena iman" "Dibenarkan oleh iman" adalah slogan Reformasi terkenal dari Luther. Hukum memiliki bagian untuk bermain dalam karunia Allah yang gratis dalam Kristus. Ia memberikan pra- kondisi yang diperlukan untuk Injil -- kebutuhan kita! "Iman" yang menyelamatkan selalu memiliki unsur-unsur (1) kognitif, (2) kehendak, dan (3) relasional.
Gal 3:25 "Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun" Orang percaya bukanlah anak di bawah umur lagi, tetapi mereka telah menjadi anak-anak dewasa, ahli waris penuh! Semua ini terjadi melalui anugerah Allah, karya paripurna Kristus, dan tanggapan iman pertobatan kita.
Gal 3:26 "kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus" Frasa "semua adalah anak Allah" ini menunjuk kepada mereka yang telah menerima Kristus dengan iman (lih. Yoh 1:12; 3:16; Rom 8:14-17). Ayat ini dan juga Rom 5:18 atau Rom 11:32 tidak menganjurkan universalisme; tetapi memang berbicara tentang tawaran universal akan keselamatan. "Semua" muncul pertama dalam kalimat Yunani untuk penekanan.
Gal 3:27 "Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus" Ini bukanlah suatu penekanan pada baptisan sebagai sarana untuk keselamatan, untuk itulah persisnya argumen yang digunakan kaum Yudais sehubungan dengan sunat. Baptisan Kristen adalah tanda karya Roh yang disebutkan sebelumnya dalam ayat Gal 3:2,3,5,14 (lih. 1Kor 12:13). Dibaptiskan di dalam / oleh / bersama dengan Roh adalah metafora alkitabiah untuk menjadi seorang Kristen. Baptisan secara sederhana adalah kesempatan untuk suatu pengakuan publik iman dalam Kristus dan sebuah simbol yang menyertai suatu perubahan batin. Membuat baptisan air menjadi prasyarat untuk keselamatan berarti menjadi neo-Yudais!
□ "Telah mengenakan Kristus" Ini merupakan AORIST MIDDLE INDICATIVE yang menekankan tindakan sengaja di pihak kita. Hal ini melibatkan gagasan kita "mengenakan" (sebagai sebuah pakaian) karakteristik keluarga Allah. Metafora pakaian ini sering digunakan oleh Paulus (lih. Rom 13:14; Ef 4:22,24,25,31; Kol 3:10,12,14). Ada kemungkinan bahwa ini merujuk pada ritual akil balig Romawi ketika seorang anak laki-laki menukarkan toga masa kecilnya dengan toga dewasa, sehingga menjadi warga negara penuh (seperti ritus Yahudi, Bar Mitzvah). Hal ini kemudian akan melambangkan kita menjadi dewasa dan, dengan demikian, menjadi seorang ahli waris penuh.
Gal 3:28 Perbedaan yang ditekankan kaum Yudais sekarang dihapus sepenuhnya di dalam Kristus. Tidak ada hambatan bagi siapa saja untuk menjadi seorang Kristen. Arogansi Yahudi terhadap bangsa-bangsa lain, budak, dan wanita telah benar-benar dihapus. Perbedaan ini tidak berlaku untuk keselamatan (lih. Rom 3:22; 1Kor 12:13; dan Kol 3:11), namun ini tidak berarti bahwa kita tidak lagi merupakan laki-laki atau perempuan, budak atau orang merdeka, Yahudi atau Yunani. Perbedaan-perbedaan itu tetap ada dan ada bagian yang berbicara tentang perbedaan-perbedaan ini, namun dalam hal menjadi seorang Kristen tidak ada hambatan. Setiap penghalang yang didirikan oleh manusia yang membenarkan diri sendiri, legalistik atau bias, telah dirobohkan oleh Kristus sekali dan untuk semua. Haleluya!
Manfred T. Brauch, Menyalahgunakan Alkitab, hal 68 (juga F. F. Bruce, Surat kepada jemaat di Galatia, hal. 187) menyatakan bahwa ketiga kelompok yang kontras tersebut mencerminkan sebuah doa kuno rumah ibadat di mana orang Yahudi bersyukur kepada Allah bahwa mereka tidak diciptakan sebagai perempuan, budak, atau orang bukan Yahudi! Realitas baru dalam Kristus telah menegasikan dan mengungkapkan bias dari Yudaisme abad pertama tersebut. "Dalam Kristus" mengatasi segalanya!
□ "karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" Sebagaimana manusia semua adalah satu di dalam Adam (Rom 5:12 dst), mereka semua secara potensial adalah satu di dalam Kristus (lih. Rom 5:18). Satu- satunya hambatannya adalah pertobatan dan iman pribadi dalam Kristus (Mr 1:15, Kis 3:16,19; 20:21).
Penekanan kolektif ini sangat mirip dengan konsep kebersamaan Israel. Kita sekarang adalah satu unit kolektif baru, yaitu Gereja (lih. Yoh 17; Rom 12:4,5; 1Kor 12:12 dst).
Gal 3:29 "jikalau" Di sini, "jika" memperkenalkan sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, yang diasumsikan benar dari perspektif penulis atau untuk tujuan sastranya.
□ "jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah" Tidak semua warga atau ras Israel adalah benar-benar Israel rohani (lih. Gal 6:16; Rom 2:28-29; 9:6), tetapi semua yang adalah Israel sejati adalah demikian oleh iman. Oleh karena itu, tidak ada lagi perbedaan yang dibuat antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, hanya antara mereka yang memiliki iman dalam Mesias dan mereka yang tidak. Tidak ada favoritisme dengan Allah. Rencana kemurahan universal Allah yang hanya sekali untuk penebusan umat manusia adalah pertobatan dan iman dalam Anak-Nya yang disalibkan. Mereka yang menanggapi dengan iman akan dijadikan putra dan ahli waris Allah (lih. Tit 3:7)! Tidak ada lagi perbedaan PL Yahudi vs Yunani.
Realitas baru ini juga mempengaruhi nubuatan-nubuatan nasionalistik dan geografis. Perbedaan antara Yahudi dan bukan Yahudi tidak lagi berlaku. Sekarang perbedaannya adalah kafir dan beriman. Tidak satupun penulis PB, termasuk Yesus, yang menegaskan nubuat kebangsaan Perjanjian Lama kepada Israel. Palestina dan Yerusalem tidak lagi menjadi fokus kegiatan Allah. Seluruh dunia adalah tanah suci yang baru. Yerusalem tidak lagi menjadi kota suci yang khusus. Sekarang "Yerusalem yang baru" lah (lih. Wahy 3:12; 21:2,10), yang merupakan simbol dari surga. Berhati-hatilah dari teologia sistematis yang berfokus atau membesarkan nubuatan PL sebagai realitas zaman akhir!
Berikut adalah bagian yang dipilih dari catatan pengantar untuk komentar saya tentang Wahyu (hlm. 1-2). KETEGANGAN PERTAMA (kategori-kategori rasial, kebangsaan, dan geografis PL vs. semua orang percaya di seluruh dunia)
Para nabi PL memprediksikan suatu pemulihan dari suatu kerajaan Yahudi di Palestina yang berpusat di Yerusalem di mana semua bangsa di bumi berkumpul utuk memuji danmelayani seorang penguasa keturunan Daud, namun Yesus maupun para Rasul PB tak pernah berfokus pada agenda ini. Bukankah PL berdasarkan ilham (lih. Mat 5:17-19)? Apakah para penulis PB telah mengabaikan peristiwa-peristiwa krusial akhir jaman?
Ada beberapa sumber informasi mengenai kesudahan dari dunia:
- 1. para nabi PL (Yesaya, Mikha, Maleakhi)
- 2. para penulis apokaliptis PL (lih. Yeh 37; 38; 39; Dan 7; 8; 9; 10; 11; 12; Zak)
- 3. para penulis apokaliptis Yahudi antar perjanjian, non kanonika (seperti I Henokh, yang disinggung di dalam Yudas)
- 4. Yesus Sendiri (lih. Mat 24; Mr 13; Luk 21)
- 5. tulisan-tulisan Paulus (lih. 1Kor 15; 2Kor 5; 1Tes 4; 5; 2Tes 2)
- 6. tulisan-tulisan Yohanes (I Yoh dan Wahyu).
Apakah semua sumber-sumber ini secara jelas mengajarkan suatu agenda akhir jaman (peristiwa-peristiwa, kronologi, orang-orang)? Jika tidak, mengapa? Bukankah mereka semua diilhami (kecuali tulisan-tulisan antar perjanjian Yahudi)?
Roh menyatakan kebenaran kepada para penulis PL dalam istilah-istilah dan kategori-kategori yang bisa mereka pahami. Manum demikian, melalui perwahyuan progresif Roh telah memperluas konsep-konsep eskatologis PL ini menjadi suatu cakupan universal ("misteri Kristus," lih. Ef 2:11-3:13. Lihat Topik Khusus pada 10:7). Berikut adalah beberapa contoh relevan:
- 1. Kota Yerusalem dalam PL digunakan sebagai penggambaran dari umat Allah (Zion), namun diproyeksikan ke dalam PB sebagai suatu istilah yang menyatakan penerimaan Allah akan semua orang yang bertobat dan percaya (Yerusalem baru dari Wahy 21; 22). Perluasan teologis dari suatu kota jasmani dan hurufiah kepada umat Allah yang baru (orang percaya Yahudi dan Bukan Yahudi) telah di isyaratkan dalam janji Allah untuk menebus umat manusia yang jatuh dalam Kej 3:15, jauh bahkan sebelum adanya orang Yahudi ataupun ibukota Yahudi. Bahkan panggilan Abraham (lih. Kej 12:1-3) mencakup Bangsa bukan Yahudi (lih. Kej 12:3; Kel 19:5).
- 2. Dalam PL musuh umat Allah adalah bangsa-bangsa di sekitar wilayah Timur Dekat Kuno, namun dalam PB mereka telah diperluas menjadi semua bangsa yang tidak percaya, anti Allah, dan diilhami setan. Peperangan telah bergeser dari suatu konflik geografis dan kewilayahan, menjadi suatu konflik yang kosmik dan mendunia (lih. Kolose).
- 3. Janji akan suatu tanah yang demikian tak terpisahkan di dalam PL (Janji-janji kebangsaan dari Kejadian, lih. Kej 12:7; 13:15; 15:7,15; 17:8) kini telah menjadi seluruh dunia. Yerusalem Baru turun pada suatu dunia yang diciptakan kembali, bukan hanya atau semata-mata Timur Dekat saja (lih. Wahy 21; 22).
- 4. Beberapa contoh lain dari konsep-konsep PL yang diperluas adalah:
- a. benih Abraham sekarang disunat secara rohani (lih. Rom 2:28-29)
- b. umat perjanjian sekarang mencakup bangsa Non Yahudi (lih. Hos 1:10; 2:23, yang dikutip dalam Rom 9:24-26; juga Im 26:12; Kel 29:45, yang dikutip dalam 2Kor 6:16-18 dan Kel 19:5; Ul 14:2, yang dikutip dalam Tit 2:14)
- c. Bait Allah sekarang adalah Yesus (lih. Mat 26:61; 27:40; Yoh 2:19-21) dan melalui Dia gereja lokal (lih. 1Kor 3:16) atau individu orang percaya (lih. 1Kor 6:19)
- d. bahkan Israel dan frasa-frasa PL yang menjabarkan karakteristiknya sekarang menunjuk pada keseluruhan umat Allah (yaitu,"Israel," lih. Rom 9:6; Gal 6:16, yaitu "imamat rajani," lih. 1Pet 2:5,9-10; Wahy 1:6)
Model nubuatan ini telah digenapi, diperluas, dan kini menjadi lebih luas cakupannya. Yesus dan para rasul penulis tidak menyajikan akhir jaman dengan cara yang sama dengan para nabi PL (lih. Martin Wyngaarden, Kerajaan Masa Depan dalam Nubuatan dan Penggenapan). Para penafsir moderen yang mencoba membuat model PL hurufiah atau normatif membelokkan Wahyu menjadi suatu buku yang sangat Yahudi dan memaksakan artinya ke dalam frasa-frasa Yesus dan Paulus yang teratomisasi dan rancu! Para penulis PB tidak menegatifkan para nabi PL, namun menunjukkan implikasi universal akhir dari mereka. Tidak ada sistem yang logis dan terorganisir untuk eskatologi Yesus atau Paulus. Makksud mereka terutama adalah penegusan atau pastoral.
Namun demikian, bahkan di dalam PB itu sendiri ada ketegangan. Tak ada sistemisasi dari peristiwa- peristiwa eskatologis. Dalam banyak hal Wahyu secara mengejutkan lebih menggunakan singgungan- singgungan PL dalam menjabarkan akhir jaman daripada pengajaran-pengajaran Yesus (lih. Mat 24; Mr 13)! Hal ini mengikui jenis sastra yang diawali oleh Yehezkiel, Daniel, dan Zakharia, namun berkembang selama periode antar perjanjian (sastra apokaliptik Yahudi). Ini barangkali adalah cara Yohanes menghubungkan Perjanjian Lama dan Baru. Ini menunjukkan pola berabad-abad dari pemberontakan manusia dan komitmen Allah akan penebusan! Namun haruslah dicatat bahwa meskipun menggunakan bahasa-bahasa, orang-orang, dan peristiwa-peristiwa, Wahyu menafsirkan kembali hal-hal tersebut dalam pemahaman Romawi abad pertama (lih. Wahy 1:7).
Galilah -> Gal 3:19-25; Gal 3:26-29
Galilah: Gal 3:19-25 - Apa Gunanya Hukum Taurat? Galatia 3:19-25 Sub Tema: Apa Gunanya Hukum Taurat?
Kalau begitu, mengapa sampai Hukum Taurat diberikan? Itu ditambahkan karena pelanggaran-pelangg...
Galatia 3:19-25 Sub Tema: Apa Gunanya Hukum Taurat?
Kalau begitu, mengapa sampai Hukum Taurat diberikan? Itu ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran sampai datangnya keturunan yang kepadaNya janji itu dimaksudkan dan Hukum tersebut ditetapkan oleh tangan seorang pengantara melalui malaikat-malaikat. Tetapi seorang pengantara bukan hanya mewakili satu pihak, tetapi Allah adalah satu. Kalau begitu, apakah Hukum Taurat berlawanan dengan janji-janji? Tidak mungkin! Karena kalau suatu Hukum diberikan yang sanggup memberikan hidup, maka tentu dari Hukum itu datang kebenaran, akan tetapi Tulisan Suci memenjarakan semua orang di bawah kuasa dosa, supaya janji, oleh iman dalam Yesus Kristus, boleh diberikan kepada mereka yang percaya. Jadi, sebelum iman itu datang, kita ditahan di bawah kuasa Hukum Taurat dipenjarakan sampai kedatangan iman dinyatakan. Jadi Hukum Taurat menjadi pengawas kita sampai Kristus datang, supaya kita boleh dibenarkan oleh iman. Tetapi kita tidak lagi ada di bawah pengawas, karena iman sudah datang.
ay. 19 Kalau begitu, mengapa sampai Hukum Taurat diberikan? -Lit:Kalau begitu, mengapa ada hukum Taurat? – Paulus membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul karena Injil anugerah yang dia sampaikan. Jadi dia, diilhamkan oleh Roh Kudus, menjawab bahwa Hukum Taurat, walaupun tidak bisa menyelamatkan, masih ada peran dalam rencana Tuhan, yaitu untuk menyatakan dosa. Ingat juga bahwa ada potensi untuk gereja mula-mula terpecah-belah oleh karena masalah ini. Jadi bukan hanya penting untuk dia membela Injil anugerah, yang jelas dia terima dari Allah, tetapi juga untuk dia menjelaskan peran dari Hukum Taurat, yang juga diilhamkan oleh Allah. Lihat di Rom 9:1-5, Kis 21:17-26.
Pelanggaran-pelanggaran – Kata parabasis berarti melewati batasan. Manusia tidak suka dibatasi oleh Pencipta mereka! Kalau Paulus menggunakan kata ini, selalu menyangkut pelanggaran terhadap Hukum yang sudah diketahui. (Rom 2:23, 4:15, 5:14, 1 Tim 2:14),151 jadi tujuannya adalah supaya dosa didefinisikan, yaitu menjadi jelas apa yang mendatangkan murka Allah. Lihat pengajarannya di Rom 3:20, 4:15, 5:12-21 dan 7:7.
Keturunan –Lit:Benih – Lihat penjelasan di ay. 16. Tentu Kristus yang dimaksudkan.
Yang kepadaNya janji itu dimaksudkan – Lit: Yang kepadaNya itu dijanjikan, tetapi TB betul dalam kesimpulannya bahwa Kristuslah yang dimaksudkan oleh janji itu.
Hukum tersebut ditetapkan oleh tangan seorang pengantara melalui malaikat-malaikat – Ada sedikit perbandingan di sini antara cara Abraham menerima janji, yaitu langsung dari Allah dan cara Hukum Taurat diberikan, yaitu oleh seorang pengantara melalui malaikat-malaikat. Kita tidak boleh membesarkan hal ini, karena memang Hukum Taurat diilhamkan juga, tetapi sama seperti penulis surat Ibrani mengatakan bahwa Perjanjian Baru lebih baik, Paulus juga menganggap janji yang mendasarinya lebih baik juga. Lihat Ib 8:6-13 dan 2 Kor 3:7-18.
Oleh tangan – Frase en kheiri boleh berarti di dalam tangan, tetapi lebih baik oleh/melalui tangan karena datif di sini tentu instrumental. Lihat juga Gal 3:3 dan 3:11.
Seorang pengantara –Musa.
Melalui malaikat-malaikat – Sebenarnya tidak ada ayat yang dengan jelas menggambarkan hal ini di Perjanjian Lama, tetapi di Perjanjian Baru ada Kis 7:53 dan Ib 2:2. Memang prosesnya tidak jelas, tetapi dalam menyebut Musa dan malaikat-malaikat dalam proses, Paulus mengikuti tradisi yang diterima oleh kalangan orang Yahudi konservatif/murni.152 Jadi sama seperti Stefanus, Paulus membuktikan bahwa doktrinnya bukan liberal.
ay. 20 Tetapi seorang pengantara bukan hanya mewakili satu pihak, tetapi Allah adalah satu – Ayat ini cukup sulit diterjemahkan. Yang jelas di sini, pengantaratersebut adalah Musa, sama seperti di ay. 19. 153 Dan Paulus masih bicara mengenai janji Allah sebagai perjanjian utama, sehingga ayat ini harus dimengerti sebagai kontras antara Hukum Taurat, yang diberi melalui malaikat-malaikat kepada seorang pengantara yang hanya manusia saja, dan Janji itu yang diberi oleh Allah, secara langsung (tidak melalui pengantara) kepada Abraham dan keturunan-keturunannya.
ay. 21 Kalau begitu, apakah Hukum Taurat berlawanan dengan janji-janji? –Ini pertanyaan yang kedua dalam bagian ini. Yang ini menyangkut apakah ada pertentangan di dalam Firman Tuhan.
Tidak mungkin!– Ungkapan me genoito adalah cukup tegas. Secara literal itu berati kiranya tidak pernah akan begitu, tetapi muatannya kuat, seperti JANGAN BEGITU! Atau TIDAK MUNGKIN! Lihat juga penjelasan di 2:17. Yang Paulus tegaskan di sini adalah, tidak mungkin ada pertentangan di dalam Firman Tuhan dan penjelasan berikutnya menjelaskan bahwa cara penafsiran kita harus menyangkut tujuan dari setiap bagian di dalamnya – Tujuan dari Hukum Taurat bukanlah untuk menyelamatkan atau membenarkan, melainkan hanya untuk menyatakan dosa.
Karena kalau suatu Hukum diberikan yang sanggup memberikan hidup – Paulus bicara secara retoris, dengan tujuan mengatakan bahwa tidak ada suatu hukum yang mampu memberi hidup. Itu bukan tujuannya. Kata dynamai sering dibesar-besarkan artinya karena menjadi kata sumber dari kata dinamit, tetapi biasanya kata ini hanya berati mampu/sanggup. Tidak ada hukum yang sanggup menyelamatkan.
Maka tentu dari Hukum itu datang kebenaran – Kita lihat di sini bahwa Paulus menganggap hidup identik dengan kebenaran, jadi tentu menyangkut kebenaran di hadapan Allah melalui Kristus dan bukan kesalehan praktis, yang bertumbuh setiap hari bagi orang yang sudah percaya. Kesalehan praktis dibicarakan nanti di Gal 5 & 6.
ay. 22 3:22-25 merupakan semacam kesatuan makna154 mengenai datangnya jalan keselamatan oleh iman dalam Kristus. Temanya sangat menonjol kalau digambarkan sebagai berikut:
akan tetapi Tulisan Suci memenjarakan semua orang di bawah kuasa dosa, supaya janji, oleh iman dalam Yesus Kristus, boleh diberikan kepada mereka yang percaya. Jadi, sebelum iman itu datang, kita ditahan di bawah kuasa Hukum Taurat, dipenjarakan sampai kedatangan iman dinyatakan. Jadi Hukum Taurat menjadi pengawas kita sampai Kristus datang supaya kita boleh dibenarkan oleh iman. Tetapi kita tidak lagi ada di bawah pengawas, karena iman sudah datang.
Akan tetapi– Kata alla menunjukkan kontras yang tegas, mis: …tidak mungkin begitu, harus begini…
Tulisan Suci– Kata grafe lagi. Lihat penjelasan di 3:8. Ada yang menganggap bahwa istilah ini digunakan sebagai pelembut untuk Allah sendiri, karena perkataan yang cukup mirip terdapat di Rom 11:32. Memang boleh begitu, tetapi lebih sesuai konteks di sini – yang jelas di bagan atas – kalau ditafsirkan sebagai Hukum Taurat, yang tentu digunakan Allah.155 Di Roma 3:9-20 kita lihat bagian-bagian lain dari Perjanjian Lama (bukan Hukum Taurat) yang fungsinya sama – Mengatakan bahwa manusia berdosa dan tidak layak di hadapan Allah.156
Memenjarakan semua orang di bawah kuasa dosa – Kata sugkleio berarti memenjarakan/mengurung atau menggambarkan ikan di dijala.157 Maksudnya adalah tidak ada jalan ke luar dari hukuman karena dosa mereka. Jadi kuasa dosa tidak menyangkut kebiasaan mereka berdosa, melainkan bahwa sorotan Firman Tuhan membuat dosa mereka begitu jelas, sehingga mereka dipojokkan.
Semua orang – Lit: Segala sesuatu (TB), kemungkinan besar menyangkut manusia dalam konteks ini, tetapi kalau ditafsirkan sebagai ciptaan, ada referensi silang di Rom 8:19-21, hanya kurang jelas hubungannya dengan pengajaran Paulus di Galatia 3. Bagus kalau bagian berikut dilihat aliran makna:
Supayajanji, olehimandalam Yesus Kristus bolehdiberikan kepada mereka yangpercaya.
Oleh iman dalam Yesus Kristus… mereka yang percaya – Menarik melihat bagan di atas bahwa kedatangan iman identik dengan kedatangan Kristus. Maksudnya adalah iman yang dimaksudkan adalah iman tertentu, karena kita sudah lihat bahwa manusia tidak pernah selamat karena ketaatan pada Hukum Taurat, melainkan oleh iman. Jadi iman yang dimaksudkan ini adalah iman kepada Kristus, Keturunan Abraham.
Boleh diberikan– Sifat menyatakan tujuan bahwa mereka menerima janji, tetapi bergantung kepada keputusan mereka, apakah percaya atau tidak.158
ay. 23 Jadi – Kata de sering berarti tetapi, sering juga hanya menjadi semacam kata penghubung serba guna. Diterjemahkan jadidi sini karena jelas bahwa Paulus tidak membuat kontras, melainkan mengungkapkan ulang isi dari ayat tadi.
Sebelum iman itu datang – Penerimaan janji berkat melalui iman kepada Kristus di ayat tadi.
Kita ditahan di bawah kuasa Hukum Taurat, dipenjarakan – Kata froreo berarti ditahan/dijaga.159 Froreo boleh bermuatan positif menyangkut pemeliharaan/pengawasan, tetapi synkleio, seperti kita lihat di ay. 22, biasanya berarti dipenjarakan. Jadi jelas bahwa kesannya negatif. Kita akan melihat istilah ini berubah di ayat berikut. Yang menarik di sini dibandingkan dengan ayat tadi adalah di ay. 22 kita dipenjarakan di bawah kuasa dosa (hypo hamartian), sedangkan di sini kita ditahan di bawah kuasa Hukum Taurat (hypo nomon). Tidak ada pertentangan karena fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyatakan dosa, jadi tidak ada perbedaan.
Sampai kedatangan iman dinyatakan – Kata apokalypto berarti menyatakan/mewahyukan, menyangkut sesuatu yang dibukakan. (Lihat penjelasan di 1:12) Memang begitu dengan kedatangan Kristus. Kita tidak menunggu keputusan, siapa yang siap mati mengganti kita. Keputusan itu diambil sebelum dunia dijadikan dan dijanjikan berulang-ulang kali dari Kejadian 3:15, lewat Mazmur 22, lewat Yesaya 53, dan baru dibukakan, mulai di Injil-Injil, lalu dibuat sangat jelas di Surat-Surat. Lihat Efe 1:9, 3:6, 9, Kol 1:26-27.
ay. 24 Jadi Hukum Taurat menjadi pengawas kita – Kata paidagogos menggambarkan seorang hamba yang tinggal dengan keluarga kaya dan menjadi tutor dan pengawas bagi anak-anak laki-laki dari umur 6-16 tahun. Tugas ini menyangkut pembentukan moral dan sopan santun dan juga perlindungan dari bahaya moral. Orang ini juga mengantar anak-anak ke sekolah.160 Menarik kalau kita perhatikan bahwa di ayat-ayat tadi, Hukum Taurat/Tulisan Suci digambarkan sebagai sesuatu yang mengurung dan menahan, dan tentu kesan kita negatif. Tetapi di ay. 24 ini Paulus mulai membukakan niat baik daripada Hukum Taurat ini dan mulai menggambarkannya sebagai tutor dan pengawas. Ada yang menganggap bahwa peranan tutor ini masih negatif, yaitu orang otoriter yang menjaga secara moral dan memukul anak kalau bersalah. Memang ada contoh-contoh di sejarah yang begitu. Masalanya adalah, apakah anggapan itu sesuai dengan pendapat Paulus? Dia menggunakan kata paidagogos lagi di 15, (Pendidik TB, Guru BIS), secara tidak negatif, untuk menggambarkan orang-orang yang memberi bimbingan rohani kepada jemaat di Korintus. Jadi kita perlu menyimpulkan bahwa anggapannya tidak negatif. Memang tidak enak kalau orang hidup dibawa pengawasan itu, di mana dosa disoroti, tetapi hal itu pun menjadi positif, karena membuat orang rindu keselamatan.
Sampai Kristus datang – Kata eis(ke dalam/sampai) yang diterjemahkan sampai di beberapa versi, agak sulit diungkapkan artinya. Itu tidak hanya menyangkut semacam masa yang harus dilewati, karena ada unsur kesengajaan, seolah-olah Hukum Taurat membawa orang menuju Kristus.161 Jadi ada beberapa versi bahasa Inggris yang menerjemahkannya begini: Jadi Hukum Taurat menjadi pengawas (yang menuntun) kita kepada Kristus…162 Kebanyakan tafsiran modern menganggap bahwa sampai Kristus datang adalah lebih cocok di sini, tetapi tidak sebatas itu artinya.163 Kita juga harus mengerti bahwa peran Hukum Taurat, dengan menyatakan dosa orang, memang menunjukkan orang kepada Kristus. Jadi sebelum Kristus datang, Hukum Taurat memberi pengawasan moral, tetapi Hukum tersebut juga mengantar manusia kepada (eis) Kristus dengan cara menyatakan dosa sehingga mereka rindu kedatangan jalan keselamatan oleh iman.164
Supaya kita boleh dibenarkan oleh iman – Tujuan mengapa ‘Tutor’ ini membuat kita putus asa dengan dosa kita dan menunjuk kita kepada Kristus adalah supaya kita memperoleh pembenaran melalui iman. Sifat dari boleh dibenarkan menyatakan tujuan,165 sama seperti di Gal 3:14. Harus beriman baru dibenarkan.
Seperti kita lihat di ay. 22, Hukum Taurat, bahkan seluruh Firman Tuhan menyoroti kita sebagai orang berdosa. Ayat 24 ini menyatakan bahwa, dengan mengerti dan menginsafi fakta itu, kita terbawa kepada Kristus, supaya dibenarkan oleh iman. Ada beberapa contoh yang menyangkut keselamatan di Perjanjian Baru, yang menunjukkan bahwa para rasul selalu menyoroti dosa orang kalau mereka menginjili dan juga menyoroti dosa orang percaya, supaya mereka mengerti lebih dalam keselamatan mereka. Lihat Kis 2:36-39, Rom 3:23-24, 5:6-10, Efe 2:1-10, 8-10. Oleh karena itu ada 2 hal yang harus kita pahami: 1. Penginjilan harus menggunakan Firman Tuhan untuk menyoroti dosa orang, baru memperkenalkan Kristus. Kadang-kadang orang terlalu banyak bicara mengenai janji-janji Allah untuk membujuk orang kepada Kristus, tetapi Alkitab tidak memakai cara itu. Kita harus berani bicara dosa. 2. Kita harus siap mengingat bahwa pada dasarnya kita adalah orang berdosa yang tidak layak di hadapan Allah, supaya kita dengan sukacita mengingat juga bahwa Kristus menyelamatkan kita – Barulah dalam kesadaran itu kita mengerti kedalaman kasih dan anugerah Allah kepada kita di dalam Kristus.
ay. 25 Tetapi kita tidak lagi ada di bawah pengawas, karena iman sudah datang. Ayat ini merupakan kesimpulan dari kesatuan ini dan menegaskan bahwa kita tidak lagi di bawah pengawas (di bawah Hukum Taurat di ay. 23). Kalau pengawas sudah melakukan tugasnya, yaitu untuk menuntun kita kepada Kristus, kita tidak lagi di bawa pengawasannya. Biasanya kalau orang sudah menjadi dewasa, melihat kembali ke belakang, mereka sangat menghargai dan menghormati pengawas mereka. Demikian juga dengan orang percaya, di mana kita masih sangat menghargai Hukum Taurat.166
- Apakah saudara pernah merasakan sorotan dari Hukum Taurat?
- Apakah takut disoroti? Mengapa?
- Apakah ada yang sadar bahwa mereka belum mengalami keselamatan?
- Kalau sudah percaya, apakah saudara masih mengingat keadaan tanpa Kristus? Apakah bersyukur atau depresi? Bersyukurlah karena apa yang Kristus buat bagi saudara.
- Apa cara saudara kalau mau menginjili orang? Apakah menyoroti dosa?
Galilah: Gal 3:26-29 - Anak-Anak Allah Galatia 3:26-29 Sub Tema: Anak-Anak Allah
Karena di dalam Kristus Yesus, kalian semua adalah anak-anak Allah, melalui iman, karena semua dari kalia...
Galatia 3:26-29 Sub Tema: Anak-Anak Allah
Karena di dalam Kristus Yesus, kalian semua adalah anak-anak Allah, melalui iman, karena semua dari kalian yang dibaptis ke dalam Kristus, sudah mengenakan Kristus. Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani! Tidak ada budak atau orang bebas! Tidak ada laki-laki atau perempuan! Karena kalian semua adalah satu di dalam Kristus dan kalau kalian adalah milik Kristus, kalian adalah keturunan Abraham dan ahli-ahli waris menurut janji.
ay. 26 Karena di dalam Kristus Yesus– Walaupun frase melalui iman boleh ditempatkan sebelum di dalam Kristus, Paulus tidak biasa menggunakan bentuk kalimat seperti itu. Lebih baik dianggap bahwa maksudnya kesatuan kita dengan Kristus yang menjadi sumber dari berkat-berkat di bawah – melalui iman.167 Lihat Efe 1:3-14 untuk menggali kesatuan kita dengan Kristus.
Kalian semua adalah anak-anak Allah –Kata Pantes/Pas (Kalian semua) ditekankan karena ditempatkan di muka ayat ini, jadi Paulus mau menegaskan bahwa mereka semua mempunyai status yang sama dengan orang Yahudi. Frase anak Allah di gunakan di Gal 1:16, 2:20, 4:4 mengenai Kristus, tetapi 3:26 adalah pertama kali di surat Galatia frase ini bicara mengenai orang percaya.168 Cukup berkesan!
Melalui iman – Status kita sebagai anak-anak Allah terdapat melalui kesatuan kita dengan Kristus, yang adalah Anak Allah sejati dan kesatuan ini terdapat melalui iman saja, karena kematian Dia bagi kita. Patut kita bersyukur kepada Dia!
ay. 27 Karena semua dari kalian– Kata hosoi berarti sebanyak yang…Kita bisa memperhatikan satu tema dari bagian ini dengan melihat kata-kata yang mirip:
Karena di dalam Kristus Yesus,kalian semuaadalah anak-anak Allah, melalui iman, karenasemua dari kalianyang dibaptis ke dalam Kristus, sudah mengenakan Kristus. Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani! Tidak juga ada budak atau orang bebas! Tidak juga ada laki-laki atau perempuan! Karenakalian semuaadalah satu di dalam Kristus dan kalau kalian adalah milik Kristus, kalian adalah keturunan Abraham dan ahli-ahli waris menurut janji.
Injil yang benar memberikan status yang sama kepada setiap orang yang percaya.
Yang dibaptis ke dalam Kristus – Kebanyakan tafsiran menganggap bahwa klausa ini menyangkut baptisan dalam air. Tetapi lebih mudah dimengerti kalau ini adalah menyangkut baptisan Roh, karena jelas di 1 Kor 12:13 bahwa baptisan inilah yang memasukkan kita ke dalam Tubuh Kristus. Walaupun demikian, kemungkinan besar, orang-orang Galatia ini diingatkan mengenai saat mereka dibaptis. Pada waktu itu orang yang percaya tidak menunggu lama untuk dibaptis, biasanya itu langsung dilakukan. Lihat Kis 2:38, 41, 8:12, 35-38, 9:18, 10:47-48, 16:30-34, 18:8, 22:12-16. Oleh karena itu baptisan dibicarakan seolah-olah itu identik dengan keselamatan, karena terikat kepada keputusan untuk percaya. Lihat juga Rom 6:3-11. Harus diperhatikan juga di sini bahwa baptisan ini bukanlah sarana untuk mereka mengenakan Kristus – Ingat bahwa Paulus sedang bicara mengenai keselamatan oleh iman saja, jadi dia tidak mungkin menambahkan syarat – Orang yang sudah dibaptis adalah orang yang sudah percaya. Kata eisberarti ke dalam, sehingga baptisan menggambarkan secara fisik, suatu kenyataan yang sudah terjadi secara rohani, di mana orang yang sudah percaya dimasukkan ke dalam Kristus.
Sudah mengenakan Kristus – Ada beberapa bagian Firman Tuhan yang bicara mengenai kepentingan untuk orang mengenakan Kristus, tetapi tujuannya adalah untuk orang hidup sesuai dengan manusia baru, yang sudah ada pada mereka. Lihat Rom 13:14, Efe 4:24, Kol 3:10-11. Tetapi maksud Paulus berbeda di sini karena dia bicara mengenai kesatuan kita dengan Kristus berkaitan dengan pembenaran dan pengadopsian kita. Menyangkut kebenaran ini, Fili 3:8-11 lebih cocok sebagai referensi silang. Sudah mengenakan bersifat pribadi,169 jadi setiap orang yang percaya memang sudah secara pribadi mengenakan Kristus.
ay. 28 Ketiga perbedaan yang Paulus bicarakan di ayat ini, menyangkut ketiga hal yang disyukuri oleh orang Yahudi yang berjenis laki-laki, yaitu bahwa dia tidak lahir sebagai orang kafir, seorang budak, atau seorang perempuan. Doa ini masih diucapkan sampai saat ini dan dilihat dalam naskah-naskah dari abad kedua Masehi. Jadi kemungkinan besar Paulus sendiri dilatih dari kecil untuk mensyukuri hal-hal yang sama.170 Jadi di sini kita melihat perbedaan besar antara pikiran Yahudi dibandingkan dengan kenyataan bagi orang yang sudah percaya. Bagian ini menjadi semacam seruan tegas kepada mereka, supaya mereka yakin bahwa status mereka sudah berubah dan tidak lagi ada perbedaan.
Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani! – Kata eni (adalah), yang kalau bersama ou(tidak), berarti tidak ada, adalah cukup langkah di perjanjian Baru. Kata ini bersifat lebih tegas daripada kata yang biasanya diterjemahkan adalah/ada (eimi). Dipakai 3 kali di ayat ini. Lihat juga Kol 3:11 dan Yak 1:17. Jadi di sini Paulus bicara tegas. Sifat terus menerus171 menyangkut kenyataan yang sedang mereka nikmati (walaupun belum sadar). Kata Yunani(Hellen) sering membawa arti non-Yahudi pada waktu itu, jadi Paulus tidak bermaksud hanya bicara mengenai orang etnis Yunani. Perbedaan inilah yang paling menonjol di surat Galatia ini sehingga keadaan di Antiokhia diceritakan (Gal 2:11-14). Jadi Paulus, sesudah menguraikan kebenaran mengenai keselamatan hanya oleh iman, menerapkan dengan tegas di sini bahwa status orang percaya di Galatia sama saja dengan saudara-saudara mereka di Yerusalem.
Tidak ada budak atau orang bebas! – Hal ini sering dibicarakan oleh Paulus karena kenyataan pada abad pertama adalah banyak orang yang statusnya budak menjadi percaya. Lihat 1 Kor 12:13, Efe 6:5-9, Kol 3:11, 22- 4:1, Filemon, dan Petrus juga di 1 Pet 2:18-25. Maksudnya bukan untuk meniadakan perbudakan, tetapi untuk menegaskan bahwa di dalam Kristus seorang tuan tidak lebih penting daripada budaknya. Jelas juga melihat ayat-ayat tadi bahwa seorang budak masih diperintahkan untuk tunduk kepada tuannya.
Tidak ada laki-laki dan perempuan!– Ada sedikit perbedaan antara klausa ini dengan yang tadi. Perhatikan ada kata dan (kai) di antaranya, bukan atau (oude). Klausa ini juga menggunakan kata-kata jenis kelamin yang umum. Hal-hal ini mungkin begitu karena Paulus mengambil bahasa langsung dari Kejadian 1:27 (LXX172). 173 Seperti kita lihat berkaitan dengan tuan/budak tadi, Allah tidak meniadakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dan tidak juga meniadakan perbedaan pelayanan seorang perempuan di rumah atau di gereja. Lihat 1 Kor 11:2-16, 14:33-40, Efe 5:22-33, 1 Tim 2:8-15. Yang ditegaskan di sini adalah statusseorang perempuan di hadapan Allah, sama saja dengan seorang laki-laki.
Memang di kerajaan Allah, ketundukan bukanlah sesuatu yang merendahkan. Kristus mengatakan kepada murid-muridNya:
"Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnyadengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Mat 20:25-28
Kita juga melihat bahwa kesiapan Kristus untuk taat kepada BapaNya sampai mati berarti…”Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” Filipi 2:9-11. Jadi boleh disimpulkan bahwa dalam kerajaan Allah, ketundukan dianggap sangat mulia!
Karena kalian semua adalah satu di dalam Kristus – Sudah dilihat bahwa kesatuan kita dengan Kristus membuat kita menjadi anak-anak Allah, tetapi kita lihat di sini bahwa kesatuan tersebut juga membuat kita bersatu dengan semua orang percaya yang lain. Kata gar (karena) menghubungkan klause ini dengan yang tadi dan menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut tidak ada lagi karena kita yang percaya adalah satu. Paulus menguraikan hal ini di 1 Kor 12:12-26. Kata eimi(adalah) bersifat terus menerus,174 menyangkut kenyataan setiap hari. Posisi kata pas (semua) di muka lagi, seperti kita lihat di ay. 26, menunjukkan tekanan, mis: Kaliansemuaadalah satu…
ay. 29 Dan kalau kalian adalah milik Kristus – Perhatikan bahwa di dalam Kristus adalah identik dengan milik Kristus.
Kalian adalah keturunan Abraham – Dalam kesimpulan ini Paulus kembali menegaskan apa yang dia bicarakan di ay. 15-18. Yang menarik di sini adalah kata keturunan (sperma) bersifat tunggal, tetapi kata-kata lain bersifat jamak. Jadi rasul ini mengatakan bahwa kalau kita ada di dalam Yesus, kita ikut menjadi keturunan tunggal Abraham (Ayat 16)– Hal ini menegaskan bahwa keistimewaan ini hanya terjadi melalui kesatuan kita dengan Kristus.
Dan ahli-ahli waris menurut janji – Kesatuan tersebut juga berarti di dalam Dia, kita ikut menerima statusnya sebagai ahli waris, karena janji Allah kepada Abraham. Hal ini akan dikembangkan lebih jauh di Gal 4. Lihat juga Rom 8:18-25, yang jelas menyatakan bahwa seorang ahli waris adalah orang yang harus menunggu apa yang dijanjikan.
- Dalam minggu ke depan ini ambil waktu untuk merenungkan dan mensyukuri kesatuanmu dengan Kristus.
- Kalau saudara menjadi anak Allah, mengapa sampai ada rasa sombong atau sebaliknya, minder terhadap orang lain? Coba merenungkan statusmu.
- Apakah ada yang sedang membahayakan kesatuan jemaat? Sering kali menyangkut gosip, fitnah, kritikan, kepahitan, dll. Kalau kita sudah satu di dalam Kristus, mengapa sampai kita tidak menjaga kesatuan? Lihat Efe 4:1-6
- Apakah saudara hanya hidup untuk dunia ini, atau ada yang lebih indah yang menjadi doronganmu?
Topik Teologia: Gal 3:25 - -- Wahyu Allah
Mode atau Cara Wahyu
Wahyu Melalui Inkarnasi
Mat 11:25-27 Mat 17:1-2 Luk 2:28-32 Luk 5:1,4,6,8 Yoh 1:1,14-18 Yoh 3:...
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Keselamatan
- Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
- Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Gal 2:14-21 Gal 3:1-29 Gal 5:4-6 Fili 3:8-9
- Pembenaran adalah di dalam Kristus
Topik Teologia: Gal 3:26 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Kebapaan Allah
Allah sebagai Bapa Orang-orang Percaya
Maz 89:27 Maz 103:13 Yes 43...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Kebapaan Allah
- Allah sebagai Bapa Orang-orang Percaya
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Gereja
- Kedatangan dan Baptisan Roh
- Menyatukan Seluruh Orang Percaya dengan Tubuh Kristus
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Iman yang Menyelamatkan
- Adopsi
- Pengudusan
- Kita Percaya di dalam Kristus
- Orang Kristen Disebut Anak-anak Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Faedah Iman
- Pengangkatan Menjadi Anak di dalam Keluarga Allah adalah Faedah dari Iman
- Gereja
- Anak-anak Allah
- Paulus Memberi Dorongan Kepada Para Petobat
- Baptisan Menandakan Orang Percaya dengan Kristus
Topik Teologia: Gal 3:27 - -- Yesus Kristus
Kristus dalam Perjanjian Lama
Kristus dalam Paralel
Peristiwa yang Diparalelkan dengan Kristus
Pembuatan P...
- Yesus Kristus
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Gereja
- Kedatangan dan Baptisan Roh
- Menyatukan Seluruh Orang Percaya dengan Tubuh Kristus
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
- Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Gal 2:14-21 Gal 3:1-29 Gal 5:4-6 Fili 3:8-9
- Kita adalah Anak-anak Allah
- Pengudusan
- Gereja
- Anak-anak Allah
- Gereja Disatukan
- Maz 133:1 Yoh 10:16 Yoh 17:11,20-23 Kis 4:32 Rom 12:4-5 Rom 15:5-6 1Ko 1:10 1Ko 10:17 1Ko 12:4-7 Gal 3:27-28 Efe 1:9-10 Efe 2:14-20 Efe 3:6 Efe 4:1-7,11-13,16 Fili 2:1-2 Kol 3:11-15
- Paulus Memberi Dorongan Kepada Para Petobat
- Baptisan Menandakan Orang Percaya dengan Kristus
Topik Teologia: Gal 3:28 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia adalah Setara di Hadapan Allah
Ula 10:17 Ayu 31:13-15 Maz 33:13-15 Ams 22:2 Mat 20:25-28 Mat ...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia adalah Setara di Hadapan Allah
- Ula 10:17 Ayu 31:13-15 Maz 33:13-15 Ams 22:2 Mat 20:25-28 Mat 23:8 Kis 10:27-28,34-35 Kis 17:26 Rom 2:11 Rom 3:10-11,22-24 Gal 3:28 Efe 6:8-9 Kol 3:25 1Pe 1:17
- Orang Percaya sebagai Tubuh Kristus
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Jemaat yang Mula-mula
- Wanita-wanita Setara dengan Pria di Hadapan Allah
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
- Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Gal 2:14-21 Gal 3:1-29 Gal 5:4-6 Fili 3:8-9
- Kita adalah Anak-anak Allah
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Mengakui Persamaan Hak Sesama
- Gereja
- Anak-anak Allah
- Gereja Disatukan
- Maz 133:1 Yoh 10:16 Yoh 17:11,20-23 Kis 4:32 Rom 12:4-5 Rom 15:5-6 1Ko 1:10 1Ko 10:17 1Ko 12:4-7 Gal 3:27-28 Efe 1:9-10 Efe 2:14-20 Efe 3:6 Efe 4:1-7,11-13,16 Fili 2:1-2 Kol 3:11-15
- Paulus Memberi Dorongan Kepada Para Petobat
Topik Teologia: Gal 3:29 - -- Keselamatan
Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Ga...
- Keselamatan
- Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
- Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Gal 2:14-21 Gal 3:1-29 Gal 5:4-6 Fili 3:8-9
- Adopsi
- Pengudusan
- Gereja
- Kiasan dan Nama untuk Umat Allah, Gereja
- Paulus Memberi Dorongan Kepada Para Petobat
TFTWMS -> Gal 3:23-29
TFTWMS: Gal 3:23-29 - Sifat Sementara Hukum Taurat: Penuntun Yang Memimpin Kepada Kristus SIFAT SEMENTARA HUKUM TAURAT: PENUNTUN YANG MEMIMPIN KEPADA KRISTUS (Galatia 3:23-29)
23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan huku...
SIFAT SEMENTARA HUKUM TAURAT: PENUNTUN YANG MEMIMPIN KEPADA KRISTUS (Galatia 3:23-29)
23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. 24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. 26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. 27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. 28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
Ayat 23. Dalam teks Yunani, iman didahului oleh sebuah kata sandang pasti (th÷n pi÷stin, tēn pistin), sehingga frasa itu dapat diungkapkan "iman." Hal ini menyebabkan beberapa orang beranggapan bahwa acuan itu adalah kepada tujuan pengajaran perjanjian baru (seperti dalam Yudas 3). Meski gagasan ini sesuai dengan skema ayat itu, namun "iman" dapat digunakan secara subyektif seperti dalam 3:22 ("iman kepada Yesus Kristus"). Penafsiran yang mana saja akan berhubungan dengan periode waktu yang sama—abad pertama Masehi—ketika pelayanan Yesus dan pendirian gereja-Nya terjadi.
Sebelum waktu ini, orang-orang Yahudi berada di bawah pengawalan hukum Musa, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Ungkapan "berada di bawah pengawalan" (froure÷w, phroureō) dan "dikurung" (sugklei÷w, sunkleiō) dapat terkait dengan pengurungan atau pemenjaraan. Boleh jadi hukum Taurat itu sedang digambarkan secara kiasan sebagai sipir penjara. Istilah phroureō "adalah konsisten [dengan] penggunaan penjara oleh orang Romawi terutama untuk menahan para tahanan sampai hakim menetapkan kasus mereka."47Dalam konteks ini, bagaimanapun, istilah-istilah ini mungkin berhubungan dengan peran "penuntun" (atau "pengawas") dalam ayat 24 dan 25. Dalam kasus ini, seperti pengawal, hukum Taurat berfungsi sebagai kekuatan penahan sewaktu ia masih berlaku.
Ayat 24. Paulus melanjutkan, Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Kata Yunani untuk "penuntun," paidagwgo÷ß (paidagōgos), adalah kata majemuk yang menggabungkan paivß (pais, "anak") dengan ajgwgo÷ß (agōgos, "pemimpin"). Kata itu secara harfiah berarti "pemimpin anak." Pelbagai versi lainnya menerjemahkan kata itu sebagai "penjaga" (RSV), "pendisiplin" (NRSV), atau "pelindung" (ESV). Terjemahan tradisional "kepala sekolah" (KJV) tidak secara akurat mewakili gambaran itu.48Seorang paidagōgos biasanya adalah seorang budak keluarga yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada bocah muda sampai bocah itu menjadi dewasa (lihat NJB). Ia bukan "kepala sekolah" atau "guru" (dida÷skaloß, didaskalos), melainkan orang yang mengantar bocah itu ke sekolah. Ia berfungsi sebagai pemandu moral, pelindung, dan pendisiplin yang ketat.49
Kebiasaan menggunakan paidagōgos dapat ditelusuri kembali setidaknya ke abad kelima S. M., mungkin berasal dari Yunani.50Ia banyak digunakan oleh orang Romawi serta oleh orang Yunani. Bahkan mungkin beberapa orang Yahudi kaya mempraktikkan hal ini juga.
Budak yang menjadi pelayan pribadi itu akan memperhatikan kebutuhan bocah laki-laki yang lahir merdeka setelah ia lepas dari asuhan perawatnya. Ini adalah pekerjaan penuh waktu: Penuntun itu membangunkan anak itu di pagi hari dan memasukkannya ke kamar tidur pada malam hari.51Budak ini bertanggung jawab untuk mengajarkan bocah laki-laki itu sopan santun, seperti duduk dan berjalan dengan benar, cara bangkit di hadapan para tua-tua seseorang, tidak makan berlebihan, dan tidak terlalu gaduh.52Jika bocah laki-laki itu tidak taat, budak pelayan itu akan mencambuknya dengan pukulan atau tongkat.
Ketika membawa anak itu ke sekolah, paidagōgos itu akan membawakan peralatan tulisnya, buku-bukunya, dan alat musiknya (mungkin kecapi atau suling). Budak itu akan menunggui bocah itu di sana, entah di kelasnya atau di ruangan khusus untuk budak pelayan. Setelah kelas selesai, ia akan mengantar pulang bocah laki-laki itu ke rumah dan menyuruh dia untuk mengulangi pelajarannya. Selagi anak itu masih kecil, budak pelayan itu "memberlakukan batasan yang diperlukan pada kebebasannya sampai, dengan pertambahan usianya, ia dapat dipercaya untuk menggunakan kebebasannya secara bertanggung jawab."53
Anak kecil berada di bawah pengawasan penuntun dari usia tujuh sampai menjelang dua puluh tahun. Waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan ini didasarkan pada "saat yang telah ditentukan oleh bapanya" (4:2). Saat pemuda itu mencapai kedewasaan, ia dilepaskan dari pengawasan. Gambaran Xenophon tentang paidagōgos sangat membantu kita: "Ketika seorang bocah laki-laki tidak lagi menjadi seorang anak, dan mulai menjadi seorang pemuda, orang lain melepaskan dia dari penuntun moralnya [paidagōgos] dan kepala sekolahnya [didaskalos]: ia kemudian tidak lagi berada di bawah seorang penguasa dan diperbolehkan pergi membawa langkahnya sendiri."54
Ketika anak itu dibebaskan dari penuntun atau pengawasnya, ia harus tidak boleh melupakan atau mengabaikan prinsip-prinsip dasar (stoiceiva, stoicheia) yang ia telah pelajari.
Hukum Taurat telah menjalankan fungsi yang penting dalam hal mempersiapkan orang-orang untuk beriman kepada Kristus (kedewasaan). Hukum itu menginstruksikan orang-orang Yahudi tentang karakter Allah dan menghukum mereka atas dosa mereka. Hal-hal penting ini adalah perlu dalam mengarahkan mereka kepada keselamatan melalui Yesus.
Ayat 25. Seperti seorang penuntun, hukum Taurat hanya melayani untuk waktu yang terbatas. Paulus menjelaskan, Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. Dengan menggunakan kata ganti "kita," ia sedang menekankan bahwa ia dan rekan-rekannya sesama orang Yahudi tidak lagi berada di bawah pengawasan hukum Taurat. Tujuannya adalah untuk mengatur tingkah laku umat Allah sampai kedatangan Kristus—usia dewasa. Orang yang kembali kepada hukum Taurat sebagai cara hidupnya akan serupa dengan seorang pemuda yang kembali lagi kepada pengawasan penuntunnya setelah ia dibebaskan dari dia. Orang itu akan seperti "melepaskan kebebasan, hak-hak, dan hak-hak istimewa yang ia telah terima melalui pertambahan usianya (bdk. Gal. 4:1-7)."55
Ayat 26. Paulus beralih dari orang pertama jamak ( "kita," orang-orang Yahudi) kepada orang kedua jamak ( "kamu," orang-orang Kristen di Galatia). Ia sedang bicara secara langsung dengan para pembacanya, yang mencakup orang-orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi. Rasul itu menulis, Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Paulus dengan sengaja menggunakan ungkapan "anak-anak Allah" karena, di kalangan orang Yahudi, ungkapan itu secara eksklusif mengacu kepada orang Israel.56Ungkapan itu muncul dalam karya-karya orang Yahudi yang ditulis mendekati waktu abad pertama.57Rasul Paulus menerapkan istilah itu kepada semua orang Kristen, baik Yahudi maupun bukan Yahudi.
Mereka semua adalah "anak-anak [lelaki] Allah"—bukan karena kepatuhan mereka kepada hukum Taurat, tetapi karena "iman mereka kepada Kristus Yesus." Mereka telah diadopsi ke dalam keluarga rohani Allah dan memiliki keserupaan-Nya, karena dihuni oleh Roh-Nya (Rom. 8:9-17). Sementara beberapa versi menggunakan bahasa inklusif gender di sini (misalnya, "anak-anak" dalam NRSV), teks Yunani menulis "anak-anak lelaki" (uiJoi÷, huioi). Istilah khusus ini penting oleh karena implikasi pewarisan. Di dunia kuno, warisan biasanya diterima oleh anak laki-laki.
Ayat 27. Dengan menguraikan prinsip iman, Paulus melanjutkan, Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Setelah percaya kepada pesan injil, orang-orang Galatia itu telah "dibaptis" (dari bapti÷zw, baptizo)— yaitu, dibenamkan ke dalam air.58Kitab Kisah Para Rasul tidak secara khusus menyebutkan baptisan sehubungan dengan perjalanan misi pertama di Selatan Galatia. Kitab itu bicara tentang orang-orang bukan Yahudi yang "percaya" di Antiokhia Pisidia (Kisah 13:14, 48), orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi yang "percaya" di Ikonium (Kisah 14:1), dan terbentuknya "banyak murid" di Derbe (Kisah 14:20, 21). Meski demikian, "percaya" sering digunakan secara komprehensif dalam Kisah Para Rasul untuk mengacu kepada keseluruhan proses perubahan hidup. Bila digunakan seperti itu, kata tersebut mencakup iman, pertobatan, pengakuan dosa, dan baptisan.
Perlunya baptisan air untuk keselamatan di dalam Kristus dan untuk masuk ke dalam gereja-Nya ditekankan dalam Catatan Injil. (Mat. 28:19; Mrk. 16:16; Yoh. 3:5), Kisah Para Rasul; (Kisah 2:38, 41; 8:38; 10:47, 48; 16:15, 33; 18:8; 19:5; 22:16), dan Epistel (Rom. 6:3, 4; 1 Kor. 6:11; 12:13; Kol. 2:12; Tit. 3:5; 1 Pet. 3:21). Ketika orang "dibaptiskan ke dalam Kristus," ia dipersatukan dengan Dia dan menerima pelbagai berkat dari kematian dan kebangkitan-Nya. Sebenarnya, peristiwa baptisan itu sendiri mengingat-an orang kepada kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus. Orang percaya itu sendiri mati terhadap dosa di dalam air baptisan dan dibangkitkan untuk menjalani kehidupan baru (Rom. 6:3, 4; Kol. 2:12). Di sini, Paulus menggambarkannya sebagai "mengenakan Kristus," yang mungkin mengacu kepada keadaan diselimuti dengan kebenaran-Nya (lihat 2 Kor. 5:21). Secara rohani, baptisan seperti mengenakan satu setel pakaian baru. Alih-alih memakai pakaian dosa yang kotor (Yes. 64: 6), orang Kristen mengenakan kebenaran Kristus (lihat Why. 3:4; 6:11). Kita memilih untuk mengambil "karakteristik[-Nya], kebajikan[-Nya], dan maksud[-Nya]."59
Ayat 28. Paulus mengingatkan para pembacanya bahwa keselamatan ini menonjolkan kesetaraan yang indah: Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Paulus tidak mengatakan bahwa, setelah seseorang dibaptis, ia tidak lagi menjadi seorang "Yahudi" atau "Yunani," seorang "hamba" atau "orang merdeka," atau "laki-laki" atau "perempuan." Seseorang tidak dapat, misalnya, merubah warisan rasnya. Sebaliknya, Paulus sedang menegaskan bahwa status yang sama diperoleh oleh semua orang di dalam Kristus.60Telah dikatakan, "Semua tanah di kaki salib adalah rata." Semua menjadi orang Kristen dengan cara yang sama, dan semuanya berharga bagi Allah dalam cara yang sama. Semua telah dikenakan pakaian Kristus dan menjadi milik-Nya. Kerajaan Allah tidak memiliki warga kelas dua di dalamnya.
Pembagian lipat tiga oleh Paulus adalah penting karena orang bukan Yahudi, kaum budak, dan kaum wanita biasanya tidak mewarisi tanah yang dimiliki oleh orang Israel. Namun demikian, semua dikatakan sebagai "anak-anak Allah" (3:26) dan "ahli waris" (3:29). Masing-masing dari tiga kelompok telah menerima "satu baptisan" dan ditambahkan kepada "satu tubuh" (Efe. 4:4, 5). Mereka bersatu dengan Kristus, pewaris sejati, menjadikan mereka "ahli waris" bersama Dia (Rom. 8:17).
Kesetaraan mereka "di dalam Kristus" tidak meniadakan fakta bahwa Allah telah menetapkan perbedaan peran jenis kelamin di dalam gereja dan rumah tangga.61
Kebenaran ini ditetapkan dalam 1 Petrus 3:1-7, di mana istri diperintahkan untuk tunduk kepada suaminya, dan suami diinstruksikan untuk memperhatikan istrinya sebagai pasangan yang lebih lemah. Perbedaan jenis kelamin terlihat jelas dalam teks itu, namun begitu istri itu diacukan sebagai "teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan" dengan suaminya. Meski memiliki peran yang berbeda, mereka memiliki status yang setara dalam kerajaan Allah. F. LaGard Smith mengilustrasikan prinsip ini dengan analogi olahraga: Semua berada di tim yang sama, tapi tidak "semua memainkan posisi yang sama."62
Ayat 29. Paulus menyimpulkan bagian suratnya ini dengan identifikasi: Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (lihat 3:7-9). Mereka yang berada di dalam Kristus ("benih" Abraham), berdasarkan identifikasi, adalah "keturunan Abraham." Status istimewa mereka di dalam Kristus membuat mereka "berhak menerima janji"—yaitu janji yang Allah buat kepada Abraham. Orang Kristen bukan Yahudi, oleh karena itu, adalah penerima janji Allah melalui iman; mereka tidak perlu mengikuti hukum Musa.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Hukum Taurat Dan Janji Allah Kepada Abraham (Galatia 3:15-29)
Dalam alur pemikiran yang kompleks dalam 3:15-29, Paulus menjelaskan hubungan antara hu...
Hukum Taurat Dan Janji Allah Kepada Abraham (Galatia 3:15-29)
Dalam alur pemikiran yang kompleks dalam 3:15-29, Paulus menjelaskan hubungan antara hukum Taurat dan janji yang Allah buat kepada Abraham. Mari kita pertimbangkan beberapa gagasan utama untuk ditarik dari teks ini.64
Hukum Taurat tidak dapat mengubah janji itu (3:15-18). Hukum Musa tidak mengubah janji yang telah dibuat Allah sebelumnya kepada Abraham. Prioritas janji itu, ditambah fakta bahwa Allah mensahkannya dengan sebuah sumpah, membuat janji itu tidak dapat diubah. Janji Allah adalah memberkati bangsa-bangsa melalui "benih" Abraham, Yesus Kristus.
Hukum Taurat tidak lebih unggul daripada janji itu (3:19, 20). Ini benar karena dua alasan. (1) Hukum Taurat bersifat sementara (3:19a). Ketika Kristus menetapkan perjanjian baru, hukum Taurat tidak lagi diperlukan. (2) Hukum Taurat datang melalui seorang pengantara (3:19b, 20). Berbeda dengan janji yang langsung Allah berikan kepada Abraham, hukum Taurat diberikan kepada Israel melalui malaikat dan seorang pengantara (Musa). Karena alasan ini, hukum Taurat lebih rendah daripada janji Allah kepada Abraham.
Hukum Taurat tidak bertentangan dengan janji itu (3:21-25). Hukum Musa tidak bertentangan dengan janji Allah kepada Abraham. Tujuan hukum itu bukan untuk menyediakan kehidupan, tapi untuk "mengungkapkan dosa" atau "mengekang dosa." Hukum itu melaksanakan tujuannya dengan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus.
Hukum Taurat tidak dapat mencapai apa yang janji dapat lakukan (3:26-29). Janji Allah kepada Abraham adalah untuk memberkati bangsa-bangsa melalui Kristus. Dalam penggenapan janji ini, Yesus telah datang dan menyelesaikan pekerjaan penebusan-Nya melalui kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya. Mereka yang menerima kabar baik ini melalui iman, pertobatan, dan pembaptisan memperoleh berkat Allah yang berlimpah.
Karena berasal dari latar belakang pengabdian yang penuh semangat terhadap hukum Taurat, Paulus tidak dapat mengabaikan pentingnya hukum Taurat. Ia mengakui bahwa hukum Taurat itu telah menjalankan fungsi penting. Meski demikian, ia berkeras bahwa tujuan hukum itu telah selesai sehingga hukum Taurat itu tidak mengikat orang Kristen.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 3
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 1)
Paulus menggunakan tujuh argumen dalam pasal 3 dan 4 untuk membukt...
PASAL 3
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 1)
Paulus menggunakan tujuh argumen dalam pasal 3 dan 4 untuk membuktikan iman kepada Kristus lebih unggul daripada kepatuhan kepada hukum Musa:
Argumen satu: Orang-orang Kristen di Galatia menerima Roh Kudus oleh iman kepada Yesus, bukan karena ketaatan kepada Hukum Taurat (3:1-5).
Argumen dua: Abraham dinyatakan benar oleh imannya, bukan karena ia menaati Hukum Taurat (3:6-9).
Argumen tiga: Karena orang-orang Yahudi tidak dapat dengan sempurna menaati Hukum Taurat, maka hukum itu mendatangkan kutukan ke atas mereka (3:10-14, 19-22).
Argumen empat: janji Allah kepada Abraham dibuat ratusan tahun sebelum hukum Taurat diberikan (3:15-18).
Argumen lima: Tujuan hukum Taurat adalah untuk menjadi seorang penuntun (atau wali) yang memimpin kepada Kristus, dan tujuan itu telah terlaksana (3:23-4:7).
Argumen enam: Paulus memohon secara pribadi kepada saudara-saudaranya agar mereka tidak kembali kepada hukum Taurat. Kembali kepada hukum Taurat setelah menerima berkat Kristus akan melenyapkan sukacita dan harapan yang orang miliki (4:8-20).
Argumen tujuh: Paulus memberikan kiasan tentang Hagar dan Sara, yang melambangkan dua perjanjian. Kemerdekaan di dalam Kristus (dilambangkan oleh Sara) jauh lebih baik daripada perbudakan di bawah hukum Taurat (dilambangkan oleh Hagar pembantu Sara) (4:21-31). Umat Kristen bukan anak-anak perjanjian lama, namun perjanjian baru.
Dalam pasal 1 dan 2, Paulus mengacukan pengalaman pribadinya untuk membela kerasulannya dan injil yang ia beritakan. Dalam 3:1-5, ia berargumentasi dari pengalaman rohani gereja Galatia itu sendiri bahwa orang Kristen diselamatkan oleh kasih karunia, bukan karena melakukan hukum Taurat. "Pengalaman itu tidak terjadi dalam lingkup hukum Taurat tetapi dalam lingkup iman."1Rasul itu menunjukkan bahwa sikap mereka saat ini (yang telah dipengaruhi oleh guru-guru Yudaisme) berkontradiksi dengan pertobatan mereka sendiri kepada Kristus. Ia meminta mereka untuk mengingat saat mereka mendengar dan merespons injil. Ia juga ingin mereka mengingat kembali kehidupan baru mereka di dalam Kristus sebelum guru-guru Yudaisme itu datang ke gereja-gereja di Galatia.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Keunggulan Iman (Galatia 3)
Dalam Galatia 3, kita melihat beberapa cara di mana Paulus menunjukkan keunggulan iman kepada Kristus atas hukum Taurat.
...
Keunggulan Iman (Galatia 3)
Dalam Galatia 3, kita melihat beberapa cara di mana Paulus menunjukkan keunggulan iman kepada Kristus atas hukum Taurat.
Bukti Dari Roh (3:1-5). Umat Kristen di Galatia telah secara pribadi menerima Roh Kudus dengan iman kepada Yesus Kristus, bukan dengan ketaatan mereka kepada hukum Taurat. Mereka telah menerima karunia Roh yang menetap ketika mereka dibaptiskan ke dalam Kristus (lihat 3:2, 26, 27; Kisah 2:38; Tit. 3:5), dan kepada mereka juga telah diberikan pelbagai karunia mujizatiah dari Roh (lihat Kisah 8 12-17; 19:5, 6). Fakta bahwa Roh Allah telah mengadakan pelbagi mujizat melalui orang-orang Kristen di Galatia sebelum kedatangan guru-guru Yudaisme itu seharusnya sudah membuat jelas hal itu bahwa mereka diterima oleh Allah tanpa mematuhi hukum Taurat. Mereka telah diterima atas dasar iman kepada Yesus Kristus.
Pola Abraham (3: 6-9). Abraham, leluhur orang Yahudi, berfungsi sebagai pola (atau contoh) tentang prinsip iman. Allah bicara kepada Abraham saat ia tinggal di Haran dan memberi dia janji-janji yang berharga. Di antara pelbagai pernyataan ini, Allah berkata bahwa melalui Abraham "semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej 12:3). Kata-kata ini meramalkan injil Kristus, karena, berdasarkan keturunan insani-Nya, Yesus adalah keturunan Abraham (Gal. 3:8). Belakangan, setelah Abraham pindah ke tanah Kanaan, Allah berjanji kepada dia bahwa ia akan memiliki seorang putra dan bahwa keturunannya akan sama banyaknya dengan bintang-bintang di langit (Kej. 15: 4, 5). Dalam tanggapannya, "percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran"(Kej. 15:6). Mereka yang hidup dengan iman kepada Kristus mengikuti jejak "Abraham, orang beriman" dan akan diberkati bersama dia (Gal. 3:9).
Hukuman Terhadap Pelanggar Hukum Taurat (3:10-14, 19-22). Mereka yang mencoba untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri dengan mematuhi hukum Taurat berada di bawah kutuk. Ini benar karena prinsip hukum Taurat menuntut kesempurnaan: "Ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat'" (3:10). Lagipula, tidak ada orang yang dapat mematuhi dengan sempurna perintah-perintah Allah: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rom. 3:23). Namun begitu, Yesus telah menjalani kehidupan tanpa dosa, dan Ia memikul kutuk dosa itu ketika Ia mati di kayu salib. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat [Allah] menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Kor. 5:21). Oleh karena itu, meski kita adalah orang berdosa, kita dapat dianggap benar oleh karena iman kita kepada Yesus Kristus.
Prioritas Janji Yang Dibuat Kepada Abraham (3:15-18). Janji-janji yang diberikan Allah kepada Abraham (Kej. 12-22) mendahului pemberian hukum Taurat selama ratusan tahun (Kel. 19-24). Allah telah mensahkan perjanjian-Nya dengan Abraham dengan mengikrarkan suatu sumpah (Kej. 22:15-18). Ia telah bicara langsung dengan Abraham, sedangkan hukum Taurat diberikan kepada Israel melalui malaikat dan seorang perantara (Musa). Untuk alasan-alasan ini, janji Allah lebih utama daripada hukum Taurat. Tidak ada cara hukum Taurat mengubah perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham. Secara khusus, Allah telah menjanjikan "benih" yang, kita tahu dari Galatia 3:16, meramalkan kedatangan Kristus. Allah telah berkata, "Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat" (Kej. 22:18).
Tujuan Hukum Taurat (3:23-29). Hukum Taurat tidak dimaksudkan untuk menegakkan kebenaran seseorang, tapi untuk menjadi penuntun sampai Kristus datang. Gambaran yang Paulus gunakan di sini adalah tentang seorang budak pelayan yang bertanggung jawab atas seorang bocah laki-laki saat ia dibesarkan di dunia Yunani-Romawi (3:24). Ketika bocah laki-laki itu menjadi anak muda, ia tidak lagi mengawasi anak itu. Demikian pula, hukum Taurat dirancang untuk bersifat sementara. Hukum itu mengajarkan orang-orang Yahudi banyak prinsip dasar tentang Allah dan kebenaran, memperingatkan mereka terhadap dosa dan pemberontakan. Namun begitu, ketika Kristus menggenapi misi-Nya (ketika usia dewasa tiba), hukum Taurat tidak lagi dibutuhkan (pengawas itu dibebaskan dari tugasnya). Tujuannya sudah terpenuhi.
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 74.
...
Catatan Akhir:
- 1 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 74.
- 2 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1101.
- 3 Itu digunakan untuk kedua murid yang berjalan bersama Yesus di jalan menuju Emaus setelah kebangkitan-Nya; kedua orang ini tidak memiliki persepsi rohani (Luk. 24:25).
- 4 Bauer, 171.
- 5 Ben Witherington III, Grace in Galatia: A Commentary on St Paulus's Letter to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 202.
- 6 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 71-72.
- 7 Richard N. Longenecker, Galatians, Word Biblical Commentary, vol. 41 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1990), 100.
- 8 Karunia mujizatiah dari Roh kadang-kadang diberikan pada saat pembaptisan (Kisah 19:5, 6), yang juga ketika Roh yang menetap diberikan. Pada kesempatan lain, pelbagai karunia mujizatiah itu diberikan beberapa saat setelah pembaptisan (Kisah 8: 14-17). Dalam kedua situasi itu, karunia itu turun ke atas orang-orang Kristen baru melalui penumpangan tangan para rasul. Dalam kasus Kornelius, pencurahan Roh Kudus berfungsi sebagai tanda bagi orang Kristen Yahudi bahwa orang-orang bukan Yahudi juga pantas untuk menerima injil (Kisah 10:44-48).
- 9 Meski Roh Kudus aktif selama dispensasi Perjanjian Lama, namun perbuatan mujizatiah umumnya terbatas pada para pemimpin Israel (seperti Musa, Simson, dan Elia). Yoel telah bernubuat tentang waktu ketika Roh akan dicurahkan "ke atas semua manusia" (Yoel 2:28, 29; lihat Kisah 2:17, 18).
- 10 Bauer, 914-16.
- 11 Lihat Gal. 4:11; 1 Kor. 15:2; 2 Kor. 6:1.
- 12 Lihat 2 Kor. 9:10; Efe. 4:16; Fil. 1:19; Kol. 2:19; 1 Pet. 4:11; 2 Pet. 1:5, 11.
- 13 Bauer, 1087.
- 14 Dua kata untuk "baru" yang digunakan dalam Perjanjian Baru Yunani: ne÷oß (neos,"Baru dalam waktu," "baru-baru ini") dan kainoß (kainos, "baru dalam kualitas" atau "baru digunakan"). Kata yang terakhir muncul dalam Markus 16:17. Jelas terlihat bahwa "bahasa lidah" yang digunakan oleh para rasul Galilea pada hari Pentakosta adalah bahasa etnis, bukan baru dalam waktu, tapi pastinya baru digunakan oleh mereka. Inilah yang membuat kagum orang-orang dari wilayah bahasa yang berbeda yang hadir di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kisah 2:7, 8).
- 15 "B ahasa roh " ini adalah bahasa-bahasa yang tidak dipelajari , bahasa-bahasa etnik (lihat Kisah 2:5-11; 10:44-47; 11:15).
- 16 Mengenai kata-kata "semua manusia," pencurahan kedua diperlukan ke atas orang-orang bukan Yahudi (secara representatif), karena hanya orang Yahudi yang telah hadir pada hari Pentakosta. Satu alasan bagi pencurahan kedua ini adalah untuk meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa orang-orang bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah (Kisah 11:1 -18).
- 17 Lihat Yoh. 2:18-21; 3:2; 7:31; 9:16; 12:37; 20:30, 31; 1 Kor. 14:21, 22; 2 Kor. 12:12; Ibr. 2:3, 4.
- 18 Lihat Rom. 4:1-25; Ibr. 11:8-12, 17-19; Yak. 2:18-24.
- 19 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 155.
- 20 Lihat Kisah 11:18; Rom. 3:24; 6:23.
- 21 R. Alan Cole, The Epistle of Paulus to the Galatians, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 92.
- 22 Lihat Rom. 2:28, 29; Fil. 3:2, 3; Kol. 2:11-13.
- 23 Boles, 76.
- 24 Johnson, 83.
- 25 Lihat 2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15; 5:8, 9; 1 Pet. 2:22; 1 Yoh. 3:5.
- 26 Lihat 1 Kor. 6:20; 7:23; 2 Pet. 2:1; Why. 5:9; 14:3, 4.
- 27 Leon Morris, Galatians: Paulus's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 106.
- 28 Bauer, 685.
- 29 Ludwig Koehler and Walter Baumgartner, The Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament, study ed., trans. and ed. M. E. J. Richardson (Boston: Brill, 2001), 1:863.
- 30 Informasi lebih lanjut untuk penyaliban diberikan dalam David Stewart, A Commentary on Philippians (Searcy, Ark.: Stewart Publications, 2006), 279-83.
- 31 Longenecker, 128.
- 32 Morris, 109.
- 33 Boles, 82.
- 34 William M. Ramsay, A Historical Commentary on St. Paulus's Epistle to the Galatians, Limited Classical Reprint Library (N.p.: G. P. Putnams Sons, 1900; reprint, Minneapolis: Klock & Klock Christian Publishers, 1978), 354-55.
- 35 Lihat Kej. 12:7; 13:15, 16; 15:5, 18; 16:10; 17:7-10; 22:17, 18 (KJV).
- 36 Paul menggunakan kata sperma Yunani, kata benda tunggal, yang secara kolektif mengacu kepada "keturunan" rohani Abraham dalam 3:29. Dalam Yudaisme, kata zera' digunakan sebagai acuan kolektif kepada keturunan Abraham melalui Ishak, yang mengecualikan keturunan Ismael dan Esau.
- 37 Allah membuat beberapa perjanjian penting dalam Perjanjian Lama, termasuk perjanjian yang dibuat dengan Nuh (Kej. 9:8-17), Abraham dan keluarganya (Kej. 15:18-21; 17:1-14), Israel melalui Musa (Kel. 19:5, 6; 24:3-8; 34:10), dan Daud dan seisi rumahnya (2 Sam. 7:12-16; 23:5). Ia juga berjanji kepada umat pilihan-Nya bahwa Ia akan membuat sebuah perjanjian baru dengan mereka (Yer. 31:31-34; lihat Ibr. 8:6-13).
- 38 Morris, 111.
- 39 Ibid.
- 40 Kata-kata kerja Yunani ini terkait dengan kata benda ku÷rioß (kurios), istilah yang menunjukkan wewenang. Itu berarti "tuan," "master", atau "orang yang hebat".
- 41 The kata Yunani untuk "warisan" adalah klhronomia (klēronomia). (Lihat komentar tentang 4:7).
- 42 Johnson, 92.
- 43 Gagasan bahwa hukum Taurat bersifat sementara akan menjadi gagasan baru bagi orang Yahudi abad pertama. Ben Witherington III berpendapat bahwa "orang-orang Yahudi mula-mula percaya bahwa hukum Taurat memiliki tujuan dan kepentingan yang permanen, kekal bagi kehidupan umat Allah" (Witherington, 254). Persepsi ini tercermin dalam 1 Enoch 99.2; Jubilees 1.26-29; Josephus Against Apion 2.39.
- 44 David J. Lull, "'The Law Was Our Pedagogue': A Study in Galatians 3:19-25," Journal of Biblical Literature 105 (September 1986): 483.
- 45 Jubilees 1.26-29; Josephus Antiquities 15.5.3.
- 46 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 147.
- 47 Bauer, 1067.
- 48 Ini memang benar meski istilah "pedagog" yang terkait dengan bahasa Inggris menunjukkan seorang "educator" atau "guru sekolah."
- 49 Untuk informasi tambahan, lihat Longenecker, 146-48; Norman H. Young, "Paidagōgos: The Social Setting of a Pauline Metaphor," Novum Testamentum 29, no. 2 (1987): 150-76; Norman H. Young, "The Figure of the Paidagōgos in Art and Literature," Biblical Archaeologist 53, no. 2 (June 1990): 80-86.
- 50 Herodotus Histories 8.75.
- 51 Libanius Orations 58.8.
- 52 Aristides In Defense of Oratory 380.
- 53 Bruce, 182.
- 54 Xenophon Lacedaemonians 3.1.
- 55 Robert Guelich, "Custodian," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:840.
- 56 Lihat Kel. 4:22, 23; Ula. 14:1, 2; Hos. 11:1.
- 57 Psalms of Solomon 17.26, 27; Jubilees 1.22-25; 3 Maccabees 6.28.
- 58 Boles berkomentar, "Mereka yang bersikeras dalam memilih baptisan Roh dan mengecilkan baptisan air harus memperhatikan bahwa baptisan Roh tidak diperintahkan kepada manusia, dan tidak dapat dipatuhi jika memang itu yang dimaksudkan. Baptisan dalam air secara rutin diminta dari orang-orang percaya, dan merupakan pengalaman umum umat Kristen mula-mula" (Boles, 95).
- 59 Longenecker, 156.
- 60 Lihat 1 Kor. 7:22; 12:13; Efe. 2:14, 15; Kol. 3:11; Filem. 16.
- 61 Lihat 1 Kor. 11:3-16; 14:34-36; Efe. 5:22-33; Kol. 3:18, 19; 1 Tim. 2:8-15; 3:2, 8, 12; Tit. 2:3-5. (See Jack Cottrell, Gender Roles and the Bible: Creation, the Fall, and Redemption [Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1994], 217-94.)
- 62 F. LaGard Smith, Men of Strength for Women of God (Eugene, Oreg.: Harvest House Publishers, 1989), 203.
- 63 A. M. Toplady, "Rock of Ages," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 64 Poin-poin utama ini diadaptasi dari Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 1 (Colorado Springs, Colo.: Victor, 2001), 701-4.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 155
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Apa Yang Diberikan Kepada Orang Kristen (Galatia 3:26-29)
Kita yang telah menerima injil Yesus melalui iman yang patuh dan pembaptisan ke dalam Dia d...
Apa Yang Diberikan Kepada Orang Kristen (Galatia 3:26-29)
Kita yang telah menerima injil Yesus melalui iman yang patuh dan pembaptisan ke dalam Dia diberkati dengan berlimpah.
Kita adalah "anak-anak Allah" (3:26). Kita telah "menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: 'ya Abba, ya Bapa!'" (Rom. 8:15b). Melalui Kristus, hubungan kita dengan Allah telah dipulihkan. Bapa menerima kita sebagai anak-anak-Nya, dan kita memiliki akses kepada Dia melalui Kristus dalam doa.
Kita "telah mengenakan Kristus" (3:27). Alih-alih mengenakan kesalahan dosa, kita telah mengenakan pakaian Kristus. Oleh karena kesempurnaan dan pengorbanan-Nya, Ia menjadikan kita benar di hadapan Bapa sorgawi kita. Kita terus meniru karakter-Nya, dengan menjadi lebih seperti Dia setiap hari.
Kita berada dalam tubuh Kristus (3:28). Tubuh yang beragam ini mencakup orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan. Mereka yang adalah "satu di dalam Kristus Yesus" membentuk tubuh Kristus, gereja-Nya.
Kita "berhak menerima janji Allah" (3:29). Dengan berada di dalam Kristus ("benih" Abraham), kita telah menjadi "keturunan Abraham." Kita adalah "ahli waris" dari janji yang Allah telah buat kepada Abraham sejak lama. Warisan utama kita bukan dari dunia ini. Sebaliknya, kita memiliki "suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu" (1 Pet.1:4).
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi