Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 9 dari 9 ayat untuk upacara ibadah AND book:[1 TO 39] AND book:5 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ul 12:20) (sh: Tentang ibadah (Rabu, 14 Mei 2003))
Tentang ibadah

Allah menciptakan kita agar kita beribadah kepada-Nya. Dengan demikian, sikap dan tindakan ibadah merupakan bagian tak terpisahkan dari kemanusiaan kita. Ibadah juga tidak terpisahkan dari hubungan antara kita dengan Allah. Kita dapat mengatakan bahwa ibadah adalah sebuah barometer dari kehidupan rohani seseorang. Bagaimana ia beribadah kepada Allah menunjukkan kualitas dari kehidupan spiritualnya.

Bangsa Israel telah diminta untuk memperhatikan bahwa mereka hanya boleh memberikan kurban persembahan di satu tempat -- ibadah telah disentralisasikan. Ini menjadi amat penting khususnya nanti ketika zaman raja-raja bangsa Israel terus-menerus jatuh ke dalam kesalahan yang sama, menyembah Allah bukan di tempat yang seharusnya. Dalam konteks zaman raja-raja, kita bisa mengatakan bahwa Allah menetapkan Silo dan kemudian Yerusalem sebagai tempat pusat ibadah.

Kini Musa berbicara lagi secara mendetail mengenai penyembelihan yang sifatnya bukan korban. Jikalau bangsa Israel sudah memiliki wilayah yang lebih luas, maka akan sulit bagi mereka untuk datang menyembelih hewan makanan ke satu tempat sentral. Maka, mereka boleh menyembelih hewan untuk dimakan di daerah mereka masing-masing, namun peraturan mengenai darah tetap diberlakukan. Peraturan tentang darah ini menunjukkan bahwa manusia harus menghargai kehidupan dan mengakui bahwa mereka tidak layak mengambil kehidupan dari diri seseorang.

Di bagian akhir pasal ini, kita melihat bahwa sekali lagi bangsa Israel diingatkan agar tidak terjerat ke dalam perangkap penyembahan berhala. Umat Israel harus beribadah dengan cara dan motivasi yang ditetapkan Allah. Ibadah kepada Allah harus tepat 100%.

Renungkan: Seberapa seriuskah ibadah bagi Anda? Jika hidup ini adalah ibadah, seberapa akuratkah Anda mempersembahkan diri di hadapan Allah?

(0.92) (Ul 23:1) (full: JANGANLAH MASUK JEMAAH TUHAN. )

Nas : Ul 23:1

Ayat ini harus diartikan bahwa orang itu tidak boleh mengambil bagian aktif dalam ibadah bersama. Ia masih dapat menikmati hubungan pribadi dengan Allah dan mengambil bagian dalam berkat-berkat yang disediakan bagi semua orang yang beriman kepada-Nya (bd. Yes 56:3-5).

(0.92) (Ul 12:1) (sh: Demi keberbedaan (Selasa, 13 Mei 2003))
Demi keberbedaan

Teks Alkitab yang kita baca hari ini mungkin mencengangkan kita karena berbicara tentang sentralisasi tempat ibadah, sesuatu yang amat janggal. Kita dapat memahami bahwa Allah menginginkan orang-orang Israel taat dengan saksama terhadap hukum dan perintah-Nya. Semua tempat penyembahan berhala orang-orang Kanaan harus dihancurkan sampai tidak ada sisanya. Memang, jika seseorang ingin melepaskan diri dari dosa, ia tidak bisa menyisakan dosa itu sedikit pun. Bagaikan bakteri, bila ia tidak dibasmi sampai tuntas, penyakit itu tidak akan bisa dikalahkan - - suatu saat kekuatannya akan bangkit lagi. Eksistensi dari orang-orang Kanaan akan dilenyapkan, dan sebagai gantinya nama Allah akan ditegakkan.

Bangsa Israel tidak diizinkan untuk menyembah Allah dengan cara yang sama seperti orang-orang Kanaan menyembah dewa-dewi mereka. Kemungkinan karena itulah maka Allah membuat sebuah sentralisasi tempat ibadah. Akibatnya, terjadi perubahan pada cara hidup dan ibadah umat Israel. Tidak boleh lagi ada pengorbanan di mezbah- mezbah lokal. Itu berarti orang-orang Lewi akan kehilangan pekerjaan mereka, namun bangsa Israel harus tetap memperhatikan mereka (ayat 12). Peraturan yang agak sedikit dilonggarkan adalah mengenai izin untuk memakan hewan sembelihan yang tidak disembelih di mezbah -- sebelumnya ternak domestik seperti sapi dan kambing harus disembelih di mezbah, bahkan bila hanya untuk dimakan. Ini mungkin disebabkan karena tempat ibadah yang baru jauh dari tempat tinggal banyak orang. Namun, peraturan tentang darah tetap berlaku. Ini semua kemungkinan diperintahkan Allah untuk membuat bangsa Israel tampil berbeda dari para tetangganya.

Renungkan: Untuk hidup kudus dan menjadi kesaksian, jangan ragu untuk menunjukkan keberbedaan Anda dari lingkungan Anda.

(0.85) (Ul 6:1) (sh: Panggilan untuk mencintai Tuhan (Sabtu, 3 Mei 2003))
Panggilan untuk mencintai Tuhan

Ulangan 6:4-9 sering disebut sebagai syema yitsrael, suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar firman Tuhan. Ayat-ayat ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman Israel. Mereka melafalkan syema tiga kali dalam sehari, dan tidak ada penyembahan pada Hari Sabat di rumah ibadah tanpa melafalkannya. Syema ini merupakan pengakuan iman monoteisme Israel yang paling mendasar. Isinya memberikan penegasan bahwa Allah secara total berbeda dengan yang lain. Ia menyatakan diri- Nya kepada Israel dan dapat dipercaya karena Ia tidak berubah.

Melalui syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam cinta ini terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan total. Syema ini: [1] harus tertanam dalam hati orang Israel (ayat 6); [2] harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ayat 7); [3] harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ayat 7); [4] harus menjadi identitas pribadi mereka (ayat 8); dan [5] menjadi identitas keluarga serta masyarakat Israel (ayat 9). Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan.

Apa yang diminta Tuhan bagi umat-Nya dan hamba-Nya bukanlah kecakapan untuk memimpin, berorganisasi, berkhotbah, bernyanyi, atau apapun yang lain, melainkan hati yang mengasihi Tuhan (Yoh. 21: 15-19). Tanpa kasih kita kepada Tuhan, pelayanan dapat menjadi jerat bagi kita. Hal itu menyedihkan hati Tuhan. Seluruh pelayanan kita, tanpa dilandasi oleh kasih kepada Tuhan, tidak akan berarti apa-apa di hadapan Tuhan (Why. 2:1-5).

Renungkan: Apakah yang menyukakan hati Allah juga keinginan kita terdalam? Apakah dalam setiap aspek kehidupan, cinta pada Tuhan termanifestasikan melalui ketaatan dan komitmen kita?

(0.85) (Ul 10:1) (sh: Takut akan Tuhan (Sabtu, 10 Mei 2003))
Takut akan Tuhan

Bagian Alkitab yang kita baca pada hari ini dimulai dengan pemberian dua loh batu yang baru dari Tuhan kepada Musa. Dua loh batu ini adalah buatan manusia. Sebelumnya Musa begitu marah sampai menghancurkan kedua loh batu pertama. Namun, ia meminta Tuhan memperbarui perjanjian-Nya dengan Israel. Tuhan mengabulkan permintaan itu sebuah perjanjian Sinai kembali ditegaskan dan dipelihara dalam sebuah tabut perjanjian.

Kita kemudian dihadapkan pada kisah kematian Harun. Harun memang selamat dari hukuman Tuhan waktu peristiwa anak lembu emas. Namun, sama seperti Musa, ia tidak dapat masuk ke Tanah Kanaan. Ia mati di padang gurun! Penunjukan kaum Lewi sebagai pelayan- pelayan sangatlah tepat. Mereka melawan para penyembah anak lembu emas (Kel. 32:26-29). Maka, patutlah mereka dijadikan pelayan-pelayan untuk ibadah yang sejati.

Kini Allah memberikan perintah lagi kepada bangsa Israel untuk pergi ke Tanah Kanaan dan menaklukkannya. Mereka harus mencintai dan menaati Tuhan dengan sepenuh hati (ayat 12-13). Ketaatan ini diserukan paling tidak karena dua alasan. Pertama, karena Allah adalah Allah yang mahakuasa, namun Israel mendapatkan hak istimewa untuk menjadi umat pilihan-Nya (ayat 14-15). Ini harus menimbulkan ucapan syukur sampai ke langit, dan diwujudkan dalam ketaatan yang membumi! Mereka harus mengalami "sunat hati", membuang bungkusan kekeraskepalaan dan kebebalan (ayat 16). Alasan kedua adalah karena Allah merupakan otoritas tertinggi, kuasa terdahsyat, dan hakim yang adil (ayat 17-18). Umat Israel tidak akan mendapatkan kelepasan begitu saja jika mereka berdosa. Mereka harus sungguh-sungguh taat kepada Allah mereka.

Renungkan: Ketaatan yang benar dan berlanjut tidak lahir dari paksaan atau rasa takut, tetapi dari hati yang penuh syukur dan cinta kepada Allah.

(0.85) (Ul 16:1) (sh: Kilas balik karya besar Allah (Senin, 19 Mei 2003))
Kilas balik karya besar Allah

Perayaan agama sangat berarti bagi pembaruan iman umat. Itulah sebabnya Allah selalu meminta umat-Nya untuk senantiasa merayakan perayaan agama (ayat 1). Tiap-tiap perayaan memiliki keunikan makna masing-masing, namun sama bertujuan agar umat menyadari semua kebaikan Tuhan dan hidup mengasihi Tuhan.

Khususnya perayaan Paskah bermaksud untuk mengingatkan kembali peristiwa keluaran dari Mesir. Dalam perayaan ini umat harus melakukan kegiatan-kegiatan ritual seperti mempersembahkan korban hewan (ayat 2), sebagai tindakan simbolis dari penyerahan diri umat kepada Allah Israel satu-satunya. Uniknya, kegiatan ini harus dilakukan di tempat yang dipilih Allah (ayat 2,6,7). Pemusatan ibadah di tempat yang dipilih Allah ini bertujuan agar, [1] umat tidak memiliki hati dan sikap yang bercabang. Melalui merayakan Paskah itu hati, pikiran dan jiwa umat ditujukan kepada Allah saja yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. [2] Umat diingatkan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan jalan Tuhan, sesuai dengan berbagai ketetapan, peraturan dan hukum yang relevan pada waktu itu seperti yang terdapat dalam Ulangan 12-26.

Kesukaan dan penderitaan merupakan pengalaman bukan saja umat Israel tetapi juga pengalaman umat Allah masa kini. Keunikan perayaan umat Kristen adalah bahwa perayaan-perayaan itu terjadi karena penderitaan: Penderitaan Allah di dalam Kristus yang rela menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa. Terkadang Allah mengizinkan kita menderita. Apabila kita menderita karena kebenaran, kita patut bersyukur atas hak istimewa itu.

Renungkan: Apabila kita tidak paham mengapa kita menderita, setidaknya penderitaan Kristus dapat menjadi sumber penghiburan dan pengharapan bagi sesuatu yang indah yang belum kita lihat kini.

(0.85) (Ul 23:1) (sh: Identitas sejati umat TUHAN (Kamis, 1 Juli 2004))
Identitas sejati umat TUHAN

"Yesus cinta semua bangsa. Semua bangsa di dunia. Putih, kuning dan hitam semua dicinta Yesus. Yesus cinta semua bangsa di dunia". Anda ingat lagu ini? Lagu ini menyatakan sikap tidak diskriminatif Yesus terhadap semua bangsa. Semua bangsa dicintai Yesus. Umat Tuhan terdiri dari orang-orang dari berbagai suku, bangsa, dan bahasa.

Seperangkat peraturan di perikop ini terlihat asing bahkan diskriminatif bagi kita masa kini, namun dalam konteks saat itu merupakan masalah identitas diri (ayat 1-8). Ayat 1 melarang orang yang dikebiri untuk menjadi bagian dari umat Tuhan, sangat mungkin berhubungan dengan penyembahan berhala (orang mengebirikan diri sebagai bagian dari ibadah kepada dewa-dewa tertentu). Tuhan juga melarang anak haram menjadi bagian umat Tuhan, mungkin karena merupakan hasil perzinahan dengan pelacur bakti (pelacur di kuil) (ayat 2). Lalu, Tuhan melarang keturunan Amon dan Moab untuk menjadi bagian dari umat Tuhan karena kedua bangsa itu adalah bangsa yang secara sengaja memusuhi Israel, dengan demikian secara sengaja pula memusuhi Allah (ayat 3-6)! Sebaliknya, Edom adalah saudara Israel yang harus dirangkul, dan Mesir pun harus dikasihi oleh karena Israel dulu pernah tinggal di sana (ayat 7-8). Sedangkan peraturan-peraturan berikutnya (ayat 9-14) lebih berkaitan dengan kebersihan diri dalam bersekutu dengan umat Tuhan.

Masalah identitas yang dulu mengikat Israel, sekarang dalam terang Perjanjian Baru diperjelas makna rohaninya. Identitas umat Tuhan bukan terletak pada pernah menjadi penyembah berhala, anak haram hasil perzinahan di kuil, anggota dari suatu bangsa yang jahat, atau tidak. Melainkan setiap orang yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya adalah bagian dari umat Tuhan. Yang diutamakan adalah pengenalan jati diri umat Tuhan. Umat Tuhan adalah umat yang dikuduskan, umat yang menjaga diri dari hal-hal yang najis.

Renungkan: Bukan siapa aku dulu, tetapi siapa aku sekarang yang menentukan apakah aku termasuk umat Tuhan atau tidak.

(0.85) (Ul 26:1) (sh: Yang terbaik, untuk siapa? (Rabu, 7 Juli 2004))
Yang terbaik, untuk siapa?

Ini bukan sindiran, tetapi fakta yang sering terjadi. Berapa dari kita khusus menyiapkan "uang kecil" untuk persembahan daripada menyiapkan yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan dengan penuh kesukaan? Apa yang menjadi motivasi dan dasar pertimbangan kita ketika menentukan mengapa dan bagaimana kita bersumbangsih dalam kebutuhan orang yang kekurangan?

Umat Israel diperintahkan untuk mempersembahkan buah sulung dari hasil panen pertama mereka setelah menduduki tanah perjanjian. Persembahan buah sulung diatur sedemikian rupa secara ritual, maksudnya mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang menderita penindasan dan penganiayaan sebelum Allah dalam kebaikan-Nya bertindak dan mengubah mereka dari kaum budak menjadi umat Allah yang bebas dan diberkati. Allah memberi mereka tanah perjanjian berlimpah susu dan madu. Dengan demikian persembahan hasil pertama itu keluar dari hati yang meluap dengan syukur atas kebaikan Tuhan dan pengakuan tentang hak Tuhan (ayat 1-11).

Ucapan syukur itu dirayakan bersama kaum Lewi, orang asing, para yatim dan janda. Merekalah yang menjadi prioritas untuk menikmati ucapan syukur umat Israel. Kaum Lewi adalah pekerja Kemah Suci yang tidak berpenghasilan sendiri. Orang asing tidak memiliki masa depan yang pasti kecuali dari belas kasih penduduk setempat. Janda dan yatim tidak memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menafkahi diri sendiri (ayat 12-15).

Seorang teman bersaksi bahwa ia memberi seluruh gaji pertamanya untuk Tuhan. Seorang lagi bercerita bahwa ia membiasakan diri menimbang apakah tepat membeli sesuatu dilihat dari sisi waktu Allah dan dari sisi kenyataan banyak orang lain tidak memiliki. Bagaimana kesaksian hidup kita tentang pengaturan harta milik?

Renungkan: Wujud ucapan syukur yang berkenan kepada Allah adalah mengunjungi para yatim dan janda, membagikan berkat-berkat Allah kepada mereka yang kekurangan. Itulah wujud ibadah dari orang yang bebas dalam Allah.

(0.84) (Ul 14:26) (full: ANGGUR ATAU MINUMAN YANG MEMABUKKAN ... ENGKAU DAN SEISI RUMAHMU. )

Nas : Ul 14:26

Ayat ini berkenaan dengan kesempatan khusus untuk ibadah dan ucapan syukur yang diikuti seluruh rumah tangga, termasuk laki-laki, wanita, pemuda dan anak-anak. Kata Ibrani yang dipakai di sini untuk "anggur" (_yayin_) dapat menunjuk pada sari anggur beragi dan sari anggur tidak beragi. Kata Ibrani untuk "minuman yang beragi" (_shekar_) dapat diterjemahkan "minuman yang manis"

(lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA

untuk keterangan terinci mengenai arti kedua kata Ibrani ini). Terjemahan ini meniadakan kesulitan yang mengusulkan bahwa orang dewasa dan anak-anak diperintahkan untuk menyembah Allah dengan minum minuman yang membuat kecanduan dan memabukkan. Setiap usaha untuk menafsirkan ayat ini dengan benar harus mempertimbangkan hal-hal berikut.

  1. 1) Tujuan dari kebaktian penyembahan itu ialah agar "belajar untuk selalu takut akan Tuhan, Allahmu" (ayat Ul 14:23). Supaya menyembah Allah dengan tepat dan belajar takut akan Dia, kita perlu senantiasa waspada dan menguasai diri

    (lihat cat. --> Ef 5:18;

    lihat cat. --> 1Tes 5:6;

    [atau ref. Ef 5:18; 1Tes 5:6-8]

    lihat art. TAKUT AKAN TUHAN).

    Perhatikan bahwa Allah menuntut pantangan mutlak dari minuman-minuman memabukkan supaya membedakan yang kudus dengan yang cemar, untuk mengajarkan perintah-perintah-Nya dengan benar (Im 10:9) dan memastikan bahwa kita tidak melupakan hukum Allah dan melakukan kesalahan

    (lihat cat. --> Ams 31:4-5).

    [atau ref. Ams 31:4-5]

  2. 2) Para imam Lewi harus hadir pada kebaktian penyembahan ini (ayat Ul 14:27-29). Allah memerintahkan para imam ini untuk berpantang minum minuman yang memabukkan (dengan ancaman hukuman mati) sementara bertugas sebagai imam (Im 10:9). Sangatlah bertentangan dengan sifat kudus Allah untuk membiarkan para penyembah meminum minuman memabukkan ketika bersama dengan para imam.
  3. 3) Sifat dari perayaan ini ialah perayaan panen ketika dipergunakan hasil bumi yang masih segar (versi Inggris NIV -- "anggur baru") (ayat Ul 14:23); hal ini menunjukkan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah sari anggur segar.
  4. 4) Penemuan modern bahwa minuman beralkohol merusak janin kiranya juga harus dipertimbangkan sebelum beranggapan bahwa Allah yang mahatahu memberkati, mengizinkan, atau memerintahkan ayah, ibu, dan anak-anak Israel untuk "bersukaria" di hadapan-Nya sambil minum minuman yang memabukkan

    (lihat cat. --> Ams 23:31;

    [atau ref. Ams 23:31]

    lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (2)).



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA