Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 53 ayat untuk untuk mendapat AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 46:6) (jerusalem: suaraNya) ialah guntur yang menggentarkan bumi. Maz 18:14; 29, sedangkan hujan deras menghanyutkannya. Ini bahasa kiasan yang menggambarkan berbagai kerusuhan yang mengancam kota Sion. Tetapi umat Israel tidak perlu takut terhadap apa saja, terlindung oleh Tuhan, bdk Yes 54:10.
(0.94) (Mzm 24:6) (ende: mentjari wadjah Allah)

berarti: berusaha mendapat kerelaanNja.

(0.94) (Mzm 69:27) (ende: menghadap keadilanMu)

Maknanja: Karena dosanja mereka tiada mendapat ampun lagi. Keadilan Jahwe tidak mewadjibkanNja lagi untuk menjampaikan rahmatNja.

(0.85) (Mzm 25:20) (jerusalem: Jagalah kiranya jiwaku) Artinya: memelihara hidup (bahagia) pendoa, bdk Maz 6:4+
(0.85) (Mzm 37:19) (jerusalem: tidak akan mendapat malu) Artinya: kepercayaan pada Tuhan tidak akan dikecewakan.
(0.81) (Mzm 30:6) (jerusalem: Dalam kesenanganku) Maksudnya: waktu masih sehat dan kuat pemazmur percaya pada dirinya bahwa tetap sehat dan kuat.
(0.81) (Mzm 32:6) (endetn: Kesesakan)

Tertulis: "mendapat, seorang diri", jang tiada berarti disini, hingga harus diperbaiki. Banjak perbaikan telah diusul orang.

(0.77) (Mzm 27:1) (ende)

Dalam mazmur ini seorang, jang penuh kepertjajaan (Maz 27:1-6) minta pertolongan Jahwe terhadap orang2 jang menuduhnja tanpa alasan (Maz 27:7-12). Kesukaan jang tertinggi untuk orang ini ialah tinggal dalam Bait-Allah (Maz 27:4) dimana ia pasti akan mendapat perlindungan dan kerelaan Jahwe.

Agaknja lagu ini dinjanjikan oleh dua golongan penjanji (Maz 27:1-6,7-13) sedang suatu kurban dipersembahkan untuk membajar nadar (Maz 27:6).

(0.77) (Mzm 121:2) (full: PERTOLONGANKU IALAH DARI TUHAN. )

Nas : Mazm 121:2

Keluarga, sahabat, atau kekayaan jangan sekali-kali dipandang sebagai sumber pertolongan yang pokok dalam hidup ini. Sumber itulah Allah, satu-satunya sumber untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohani kita. Kita harus mengandalkan Dia dengan segenap hati kita dan mencari Dia untuk memperoleh kasih karunia untuk "mendapat pertolongan kita pada waktunya"

(lihat cat. --> Ibr 4:16).

[atau ref. Ibr 4:16]

(0.76) (Mzm 71:18) (full: MEMBERITAKAN KUASA-MU KEPADA ANGKATAN INI. )

Nas : Mazm 71:18

Pengharapan dan maksud di dalam hidup ini haruslah untuk tetap tinggal di dalam Allah dan kepenuhan Roh-Nya, supaya kuasa dan kebaikan-Nya dapat dinyatakan dengan jelas dalam hidup kita; dengan demikian angkatan berikutnya akan mendapat semangat untuk sungguh-sungguh mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Mat 6:33; bd. Kis 1:8; 4:30-33; 11:24).

(0.74) (Mzm 90:1) (sh: Mawas diri (Selasa, 4 Oktober 2005))
Mawas diri

Mazmur-mazmur dalam jilid III (ps. 73-89) hampir sepenuhnya didominasi oleh pergumulan umat pascapembuangan. Jilid IV yang diawali oleh mazmur ps. 90 ini berjudul "Doa Musa." Sesudah ps. 89 mengungkapkan Allah telah menolak perjanjian Daud maka peralihan ke Musa menegaskan suatu makna teologis yang penting. Mazmur ini menyadari bahwa hanya Allah Raja sejati, dan penghayatan sebagai umat perjanjian Allah harus diisi oleh komitmen penuh kepada hukum-hukum perjanjian-Nya yang telah Ia berikan melalui Musa. Mazmur ini juga mengajak kita merenungkan problem dalam hidup Musa. Musa yang menjadi tokoh pembebas Israel tidak mendapat kesempatan masuk Tanah Perjanjian. Kelemahan dan dosa Musa membuat ia kurang layak dan akibatnya ia tidak mendapat kesempatan untuk mengalami penggenapan janji Allah.

Dalam masa sesudah pembuangan, pengalaman Musa ini menjadi kerangka supaya umat mawas diri dan merenungkan hal-hal prinsip yang harus mereka hayati ulang. Prinsip terpenting adalah menempatkan Allah sebagai tempat perlindungan umat untuk selama-lamanya (ayat untuk+mendapat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-2). Kekekalan Allah akan membangkitkan kesadaran tentang kefanaan dan keterbatasan umat, sebaliknya kefanaan dan keterbatasan umat akan membangkitkan kesadaran bahwa umat mutlak memerlukan Allah (ayat untuk+mendapat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-6). Hidup yang singkat ini menuju pada satu tujuan entah hidup bermakna kekal ataupun sia-sia menuju kebinasaan. Untuk itu, umat perlu hikmat agar tahu bagaimana mengisi hidup ini dengan hal-hal yang bermakna kekal (ayat untuk+mendapat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12), dan topangan kasih setia Allah terus-menerus sepanjang kehidupan (ayat untuk+mendapat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13-17).

Renungkan: Hari-hari kehidupan kita bukan sekadar kegiatan bangun tidur, makan, kerja, belajar, istirahat, hiburan, olahraga, dst. Setiap saat dalam kehidupan kita adalah kesempatan untuk akrab dengan Tuhan, untuk mensyukuri kebaikan-Nya, dan untuk mewujudnyatakan kehendak-Nya dalam hidup kita.

(0.73) (Mzm 134:1) (sh: Memuji dan melakukan kehendak-Nya (Senin, 13 September 1999))
Memuji dan melakukan kehendak-Nya

Pemazmur mengajak semua hamba Tuhan untuk datang beribadah kepada-Nya, memuji dengan nyanyian pujian yang dilakukan tidak hanya pada siang hari, tetapi juga malam hari. Bahkan pemazmur menyejajarkan seruan untuk memuji Tuhan dengan seruan untuk melakukan kehendak-Nya. Semua orang beriman yang hidup penuh ketaatan dan kesetiaan memenuhi kehendak-Nya, juga akan menaikkan pujian yang lahir dari hidup penuh syukur kepada Tuhan. Wajarlah bila segenap hidup kita ditujukan untuk menjadi pujian bagi Tuhan, sebab apa pun bentuk kegiatan yang kita lakukan seharusnyalah demi kemuliaan-Nya.

Melayani siapa? Seringkali kita terlibat dalam berbagai bidang pelayanan, baik di gereja, kampus, yayasan, atau lembaga, namun sungguhkah kita melayani Tuhan? Atau pada kenyataannya, ternyata kita sedang melayani orang untuk mendapat pujian, atau melayani program sehingga merasakan kejenuhan atau frustasi ketika gagal mencapai sasaran, atau melayani diri sendiri untuk mendapatkan penerimaan diri, dlsb.? Keberanian kita untuk mengoreksi motivasi pelayanan dan terbuka untuk mengakui kelemahan dan kesalahan akan membantu kita untuk menemukan motivasi yang sesungguhnya. Milikilah motivasi yang murni untuk melayani Dia.

(0.72) (Mzm 11:7) (jerusalem: keadilan) Harafiah: apa (hal-hal atau perbuatan) yang adil, benar
(0.72) (Mzm 89:5) (ende: perhimpunan para sutji)

ialah malaekat2, jang dibajangkan sebagai Dalam Radja Jahwe. Mereka djuga mendapat gelar "putera Allah" (Maz 89:7) dan "dewan sutji" (Maz 89:8).

(0.72) (Mzm 10:2) (endetn: dipegang)

diperbaiki: Tertulis: "mereka dipegang".

(0.72) (Mzm 69:18) (jerusalem: tebuslah aku) Allah diminta supaya bertindak sebagai "penuntut darah" pendoa, bdk Maz 19:14+
(0.71) (Mzm 141:1) (sh: Doa adalah pusat hidup orang percaya (Senin, 20 September 1999))
Doa adalah pusat hidup orang percaya

Doa bukan hanya sarana untuk memohon berkat bagi pribadi, tetapi juga memohon kekuatan dalam menghadapi pencobaan. Namun seringkali yang terjadi adalah doa semata-mata merupakan sarana untuk mengungkapkan keinginan kita akan berkat, kelancaran bisnis, kesuksesan program, penambahan keuntungan, dlsb.; semata berorientasi pada kebutuhan materi. Bagaimana dengan kebutuhan akan perlindungan dan kekuatan Tuhan dalam menghadapi pencobaan? Ini yang sering kita abaikan, dan barulah diingat bila kita telah jatuh dalam pencobaan. Bukan karena si penggoda lebih hebat, tetapi kita yang tidak mau minta kekuatan daripada-Nya.

Berpusat pada Allah. Sikap hati orang yang hidup berpusat pada Allah adalah: dalam keadaan apa pun, tetap mengarahkan diri kepada Allah. Tidak pernah terpikir untuk mencari pertolongan atau perlindungan dari yang lain selain Allah. Dari pada-Nyalah ia mendapat kekuatan dan pengharapan kemenangan atas pencoban.

Konsekuensi orang benar dan fasik. Orang fasik akan kena batunya, mereka akan jatuh serentak ke dalam jerat yang mereka pasang untuk orang lain. Sebaliknya, orang benar yang diperlakukan tidak adil oleh orang fasik akan terluput karena kuasa Tuhan di pihaknya.

(0.70) (Mzm 81:1) (jerusalem: Nyanyian pada waktu pembaruan perjanjian) Kidung ini dipakai dan kiranya diciptakan untuk merayakan perayaan Pondok Daun(barangkali juga Paskah). Pada bulan pertama, bulan Tisyri (September/Oktober) umat Israel selama satu pekan hidup dalam pondok-pondok mengenangkan pengumuman hukum Taurat di gunung Sinai dan perjalanan di padang gurun. Ini perayaan pembaharuan perjanjian, bdk Neh 8:1-18. Umat diajak untuk ikut serta dalam perayaan, Maz 81:2-6, lalu dibawakan firman Allah, Maz 81:6, yang gaya bahasa serta isinya mengingatkan kitab Ulangan dan yang mengenai karya Tuhan yang membebaskan umat dari kerja paksa di negeri Mesir dan melindunginya di padang gurun, Maz 81:7-9. Ditekankan hukum utama, yaitu: umat hanya boleh memuja Tuhan semata-mata, Maz 81:10-11; lalu umat ditegor oleh karena melanggar hukum itu, Maz 81:12-13. Hendaknya umat selanjutnya taat dan setia, maka pasti mendapat perlindungan Allah dan menikmati damai-sejahtera, Maz 81:13-16.
(0.69) (Mzm 61:1) (sh: Memuji Tuhan, mengapa tidak? (Selasa, 15 Juni 2004))
Memuji Tuhan, mengapa tidak?

Raja berhak dan harus dilindungi oleh prajuritnya. Ketika prajurit Daud tidak mampu lagi untuk melindungi dirinya sebagai raja, Daud melarikan diri, menjauh dari musuhnya guna menyelamatkan dirinya.

Pelarian Daud membawanya kepada tempat yang asing. Dia terpisah dari kerabatnya dan keamanan yang selama ini ada di sekelilingnya. Apa yang diperbuat oleh Daud? Pertama, Daud berteriak sebagai ungkapan dari lubuk hatinya bahwa ia memerlukan pertolongan dari Allah. Dia percaya bahwa dari ujung bumi sekalipun, Allah dapat menolongnya, karena Allah tidak dibatasi oleh letak geografis (ayat untuk+mendapat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3). Di manapun dia berada, Allah sanggup menolongnya. Kedua, Daud bersukacita karena Allah telah mendengarkan doanya. Allah memberikan cahaya terang di tengah-tengah kegelapan yang mengelilinginya. Allah membuktikan bahwa Ia adalah tempat perlindungan yang paling aman dari musuh-musuh orang yang takut akan Dia (ayat untuk+mendapat+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4-8). Harapan Daud kepada Allah untuk mendapat suatu perlindungan tidak bertepuk sebelah tangan. Ketiga, akhirnya melalui peristiwa ini, Daud berjanji untuk memuji Allah setiap hari, dalam waktu senang ataupun susah. Ketakutan Daud akhirnya berubah menjadi puji-pujian yang memuliakan Tuhan seumur hidupnya.

Dalam kehidupan ini, ketakutan dan kecemasan sering hadir dan membuat kita salah merespons kepada Allah. Pengalaman Daud mengajar kita untuk merespons benar terhadap Allah sehingga akhirnya dari segala situasi hidup kita bisa menghasilkan puji-pujian yang menyenangkan hati Tuhan. Tuhan tidak pernah mengecewakan orang yang takut akan Dia dan semuanya itu untuk menguji iman kita kepada-Nya.

Renungkanlah: Hadapilah segala pergumulan bersama Tuhan, sehingga akhirnya kita boleh menjadikan hidup penuh dengan pujian kepada Tuhan dalam setiap waktu.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA