Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 25 ayat untuk sesuai dengan kehendak AND book:[1 TO 39] AND book:20 (0.004 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ams 21:3) (full: LEBIH DIKENAN TUHAN DARIPADA KORBAN. )

Nas : Ams 21:3

Allah menghendaki agar umat-Nya benar dan adil daripada hanya terlibat dalam aneka kegiatan rohani. Korban, penyembahan, dan persembahan tidak dikenan oleh-Nya jikalau kita tidak hidup sesuai dengan kehendak-Nya (bd. Hos 6:6; Mi 6:7-8; Rom 12:1-2; Ibr 10:5-9). Pemberian yang dipersembahkan kepada Allah harus disertai hidup yang kudus; jika tidak semua itu kekejian bagi Dia (ayat Ams 21:27).

(0.96) (Ams 21:1) (full: HATI RAJA ... DI DALAM TANGAN TUHAN. )

Nas : Ams 21:1

Ayat ini tidak berarti bahwa segala sesuatu yang dirindukan atau dilakukan seorang pemimpin nasional datang langsung dari Tuhan; pasti Allah bukan penyebab aneka kejahatan yang dilakukan para pemimpin (Yak 1:13-15). Sebaliknya, Allah mempunyai kekuasaan tertinggi atas semua pemimpin di dunia ini dan kadang-kadang berkenan mempengaruhi keputusan mereka sehingga menunjang maksud penebusan-Nya dalam sejarah (bd. Kel 10:1-2; Ezr 7:21; Yes 10:5-7; 45:1-6). PB mengajarkan bahwa doa umat Allah mempengaruhi Tuhan untuk mengarahkan keputusan para pemimpin sehingga lebih sesuai dengan kehendak-Nya (1Tim 2:1-3).

(0.96) (Ams 3:1) (sh: Cara hidup orang berhikmat (Jumat, 23 Juli 1999))
Cara hidup orang berhikmat

Hikmat yang dibicarakan sebenarnya berhubungan dengan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Jika kita memberi respons yang sesuai dengan kehendak-Nya, maka buah-buah kehidupan dengan hasilnya akan mengalir. Bagaimana caranya? Pertama, percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan mengakui Dia dalam segala hal (ay. sesuai+dengan+kehendak+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">5-6); kedua, bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan tidak pada diri sendiri (ay. sesuai+dengan+kehendak+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">7-8); ketiga, memuliakan Tuhan dengan harta (ay. sesuai+dengan+kehendak+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">9-10). Cara hidup seperti inilah yang menjadi manifestasi ketergantungan manusia kepada Tuhan, Sang Sumber Hikmat.

Berkat dan hikmat. Bila kita memiliki cara hidup orang berhikmat, maka berkat itu akan kita nikmati, seperti: panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera, mendapatkan kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia; jalan kita diluruskan, dan lumbung-lumbung kita akan diisi penuh bahkan sampai melimpah-limpah. Kita memiliki cara hidup orang berhikmat, bukan supaya berkat-berkat ini mengalir dalam hidup kita; tetapi yang benar adalah karena kita memang memiliki cara hidup demikian, maka berkat-berkat ini akan menjadi buah-buah kehidupan kita.

Doa: Ya Tuhan, terima kasih atas segala berkat-Mu. Ingatkanlah aku selalu akan hikmat-Mu agar selalu mempermuliakan-Mu..

(0.95) (Ams 1:20) (sh: Dua pilihan (Rabu, 21 Juli 1999))
Dua pilihan

Dua kualitas hidup yang kontras, yaitu: bebal dan berhikmat, adalah akibat dua sikap memilih yang bertentangan. Hikmat terbuka, bahkan aktif mengundang setiap orang, seumpama penjaja barang di pasar-pasar. Orang yang menutup telinga terhadap undangan tersebut, menutup juga kemungkinan untuk memiliki dan menjalani kehidupan yang berbahagia. Hanya orang yang menerima undangan itu dengan segala konsekuensinya, yang akan memiliki kehidupan terpuji.

Respons aktif. Kehidupan tidak dapat berjalan dengan sendirinya, seumpama menjalani "nasib" yang tak mungkin terubahkan. Tetapi kehidupan adalah pengalaman-pengalaman yang nyata, hasil pengambilan keputusan dan kerelaan menerima akibatnya. Orang yang berpengalaman memiliki semua itu sebagai "nasib" baiknya. Sebaliknya orang yang bebal, gagal dalam hidup, terbuang dari Tuhan, tidak disebabkan oleh "nasib" buruknya. Allah telah menawarkan hikmat-Nya, yang selayaknya disambut secara aktif dalam bentuk memperhatikan, memilih takut akan Tuhan, menerima nasihat, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Pilihan kita pada masa kini akan menjadi "nasib" kita kelak!

Doa: Ya Tuhan, berikanku hikmat-Mu, agar aku dituntunnya dalam hidup terang firman-Mu.

(0.94) (Ams 21:1) (sh: Kejernihan hati (Senin, 23 Oktober 2000))
Kejernihan hati

Siapa dapat menduga hati seseorang? Orang yang terdekat dengannya atau dirinya sendiri? Harus diakui betapa misteriusnya hati seseorang, diri sendiri pun kadang-kadang tidak mengerti hatinya. Oleh karena itu perlu ada yang mengontrol hati manusia, yang benar-benar dapat menguji hati manusia, tiada lain adalah Sang Pencipta yang Maha Tahu, Dialah yang menguji hati manusia.

Penulis Amsal mengatakan bahwa hati raja seperti batang air di dalam tangan Tuhan yang gerakan mengalirnya air senantiasa dikontrol oleh Tuhan (1). Raja yang berkuasa memiliki kesempatan melakukan apa saja yang dianggapnya baik dan benar. Tetapi raja yang hatinya condong kepada Tuhan tidak seperti hati orang fasik yang sombong (4) dan mengingini kejahatan (10), tidak akan melakukan tindakan dan mengambil keputusan yang merugikan rakyat dan kerajaannya. Bila Tuhan yang mengontrol hatinya maka ia hanya melakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Bila Tuhan memegang pusat hidup seorang pemimpin, maka pikirannya, perilakunya, perasaannya, keputusannya, tindakannya tertuju kepada-Nya. Betapa sejahteranya kehidupan rakyatnya yang hati pemimpinnya ada di dalam tangan Tuhan.

Melakukan kebenaran dan keadilan berkenan kepada Tuhan dan merupakan kesukaan bagi orang benar (15). Persembahan sebesar apa pun tak berarti bila tidak didasari kehidupan yang penuh dengan kebenaran dan keadilan (3). Orang fasik akan mengalami penganiayaannya sendiri karena mereka tidak mau melakukan keadilan (7). Mereka tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya karena hatinya tertutup terhadap jeritan orang lain (10). Apakah melakukan kebenaran dan keadilan sama dengan memeratakan penghasilan atau membagikan kepada semua orang jumlah yang sama? Tentu saja bukan demikian pengertiannya. Melakukan kebenaran dan keadilan adalah menyatakan benar kepada orang benar dan salah kepada yang bersalah, membagikan sesuai kebutuhan masing-masing, dan tidak menindas hak orang lain.

Renungkan: Suara kebenaran dan keadilan semakin lemah di tengah merebaknya realita ketidakbenaran dan ketidakadilan. Bagaimana Anda memegang peran sebagai pelaku kebenaran dan keadilan dalam profesi Anda masing-masing? Adakah hal-hal konkrit yang dapat Anda lakukan, agar keduanya bukan sekadar slogan semu?

(0.93) (Ams 16:1) (sh: Semua untuk manusia (Kamis, 3 Agustus 2000))
Semua untuk manusia

Seorang anak berusia 7 tahun marah kepada ayahnya, karena ia dilarang bermain kembang api. Padahal beberapa malam sebelumnya ayahnya justru mengajak anaknya bermain kembang api. Maka dengan marah ia berkata: 'Kalau ayah yang mengajak boleh tapi kalau aku tidak boleh. Ayah curang, ayah egois'. Benarkah sang ayah curang dan egois? Tidak! Namun anak itu tidak mempunyai kemampuan, pengetahuan, dan hikmat seperti sang ayah. Ia ingin bermain pada jam 9 malam dan saat itu hujan turun rintik-rintik. Kisah di atas bisa dikatakan sebagai 'pelakonan' dalam bentuk yang paling sederhana dari Amsal kita hari ini. Amsal menyatakan Allah adalah penentu tunggal bagi segala sesuatu. Hasil pertimbangan manusia asalnya dari Allah (1). Bersih tidaknya perbuatan seseorang, Tuhan yang memiliki standar (2). Sukses atau tidaknya seseorang dalam kehidupan tergantung pada diikutsertakannya Tuhan atau tidak dalam kehidupan itu (3). Untuk segala sesuatu Tuhan sudah menentukan tujuannya (4). Berkenan kepada-Nya adalah kunci kehidupan yang dilindungi Allah walau harus menghadapi berbagai tantangan (7). Bahkan rencana dan strategi manusia nampaknya percuma, karena pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya (9).

Adakah Allah `curang' dan egois? Sama sekali tidak! Sebab Allah selalu mendasari segala perbuatannya berdasarkan kasih dan kesetiaan, karena itu orang yang bersalah diampuni (6), arah langkah manusia ditentukan-Nya agar tidak tersesat (8). Jika Allah adalah tolok ukur bagi segala sesuatu yang kudus, ini disebabkan hanya di dalam diri-Nyalah terdapat kebenaran, kebaikan dan kekudusan (11). Karena itu Ia sangat membenci dan tidak bisa melihat kecongkakan (5), kejahatan (6), kebohongan (13), sebaliknya berpihak serta membela orang yang benar (7, 12). Jadi Allah dengan segala kemahakuasaan-Nya mengatur dan mengarahkan hidup manusia demi kebaikan hidup manusia (17).

Renungkan: Karena itulah yang harus diutamakan manusia dalam kehidupannya adalah menuntut kehidupan yang seturut kehendak-Nya bukan kesuksesan hidup (8). Dan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, manusia memerlukan hikmat dan pengertian. Mengertikah Anda sekarang, mengapa hikmat dan pengertian nilainya jauh melebihi emas dan perak ?

(0.89) (Ams 3:13) (sh: Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah (Kamis, 20 November 2003))
Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah

Dalam bukunya, Twice Pardoned, Harold Morris menyaksikan hidupnya. Sebagai seorang pemuda ia bergaul dengan teman-teman yang nakal. Hingga suatu saat, bersama dengan teman-temannya, Morris merampok sebuah gudang. Dalam peristiwa itu, penjaga gudang mati terbunuh. Morris dituduh sebagai penyebab kematian itu sehingga ia dijatuhi hukuman mati. Di saat-saat penantian eksekusi itu, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan Tuhan memberikan kesempatan padanya: ia mendapatkan grasi dan dibebaskan dari penjara. Sejak saat itu ia selalu menyaksikannya kepada anak-anak muda dan mengimbau mereka untuk bijaksana dalam memilih teman dan menentukan jalan hidup.Firman Tuhan mengingatkan kita tentang pentingnya hikmat. Hikmat lebih berharga daripada perak, emas dan permata (ayat sesuai+dengan+kehendak+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">14-15). Hikmat memberikan kita kedamaian sehingga kita dapat tidur dengan nyenyak (ayat sesuai+dengan+kehendak+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">24). Harold Morris mengakui, karena tidak berhikmatlah ia harus mendekam di penjara selama bertahun-tahun; ia telah membayar harga mahal untuk kecerobohannya. Firman Tuhan juga mengaitkan hikmat dengan penyertaan dan penjagaan Tuhan (ayat sesuai+dengan+kehendak+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">3:25-26). Dengan kata lain, hikmat yang dimaksudkan di sini bukanlah hikmat manusiawi yang lepas dari jalur kehendak Allah. Hikmat bukanlah kecerdikan akal manusia yang mungkin bisa membebaskan kita dari masalah; sebaliknya, kadang hikmat membawa kita masuk ke dalam masalah namun kita tahu, bahwa itulah kehendak Allah. Hikmat memberi kita ketenangan sebab kita yakin bahwa kita berada dalam kehendak Allah. Secerdik apa pun akal kita dan seberapa besar pun keberhasilan kita lolos dari masalah, jika itu bukan jalan Tuhan, itu bukan hikmat dan di dalamnya tidak akan kita jumpai sentosa.

Renungkan: Tempat yang paling aman di dunia adalah di tengah kehendak Allah.

(0.88) (Ams 16:7) (full: MUSUH ORANG ITU PUN DIDAMAIKAN-NYA DENGAN DIA. )

Nas : Ams 16:7

Ayat ini diterapkan pada janji Allah kepada Israel bahwa negeri mereka akan dilindungi dari serangan musuh jikalau mereka melaksanakan kehendak-Nya (Kel 34:24; 2Taw 17:10). Akan tetapi, orang percaya PB akan mengalami perseteruan dari musuh-musuh mereka -- Iblis dan dunia -- dalam banyak hal karena mereka melaksanakan kehendak Allah (bd. Mat 5:10; Luk 21:17-18; Yoh 15:20; Kis 14:19).

(0.88) (Ams 29:18) (full: BILA TIDAK ADA WAHYU. )

Nas : Ams 29:18

Ketika tidak ada penyataan jelas dan pernyataan tegas tentang kehendak dan standar Allah, umat Allah kehilangan keyakinan alkitabiah mereka, membuang pengekangan moral mereka dan akhirnya musnah (bd. Kel 32:25). Kehendak Allah yang dinyatakan dan perintah-Nya yang benar sebagaimana diungkapkan dalam Alkitab harus senantiasa dihadapkan kepada jemaat, jika tidak banyak akan mulai menjadi serupa dengan dunia (bd. Rom 12:1-2) dan melanggar hukum Allah.

(0.86) (Ams 3:23) (full: BERJALAN DI JALANMU DENGAN AMAN. )

Nas : Ams 3:23

Hikmat memberikan keamanan karena menjaga kita untuk tetap berjalan di dalam kehendak Allah yang baik, menyenangkan, dan sempurna (bd. Ams 10:9; Rom 12:2). Allah tidak akan membiarkan orang yang mengandalkan Dia terjebak atau dibinasakan oleh jebakan-jebakan yang dipasang musuh (ayat Ams 3:25-26).

(0.84) (Ams 1:7) (full: TAKUT AKAN TUHAN. )

Nas : Ams 1:7

Kekaguman yang penuh hormat pada kuasa, keagungan, dan kekudusan Allah menghasilkan di dalam diri kita suatu ketakutan kudus untuk melanggar kehendak-Nya yang ternyatakan; kehormatan semacam ini perlu sekali untuk memperoleh hati berhikmat. PB menunjukkan bahwa sungguh-sungguh takut akan Tuhan di dalam hati akan disertai dengan penghiburan Roh Kudus

(lihat cat. --> Kis 9:31;

[atau ref. Kis 9:31]

lihat art. TAKUT AKAN TUHAN).

(0.84) (Ams 3:11) (full: JANGANLAH ENGKAU MENOLAK DIDIKAN TUHAN. )

Nas : Ams 3:11-12

Kadang-kadang Allah mengizinkan kita mengalami pencobaan dan kesulitan supaya lebih menyesuaikan diri kita dengan kekudusan-Nya dan kehendak-Nya bagi hidup kita (bd. Ayub 5:17). PB mengutip ayat-ayat ini untuk memberikan semangat kepada orang percaya yang sedang menderita sakit dan kesusahan

(lihat cat. --> Ibr 12:5).

[atau ref. Ibr 12:5]

(0.84) (Ams 16:3) (full: SERAHKANLAH PERBUATANMU KEPADA TUHAN. )

Nas : Ams 16:3

Orang percaya seharusnya tidak melakukan sesuatu dengan sombong, tetapi harus mencari kehendak Tuhan dalam segala hal (Yak 4:14-16). Apabila motivasi dan perbuatan kita itu benar, maka kita dapat menyerahkannya kepada Tuhan dan yakin bahwa Ia akan menegakkannya serta memberkati kita (lih. Ams 3:6; Mazm 37:5; 90:16-17; 1Pet 5:7).

(0.82) (Ams 6:1) (sh: Kerja adalah karunia Tuhan (Kamis, 29 Juli 1999))
Kerja adalah karunia Tuhan

Tak dapat dibayangkan betapa membosankan hidup ini, apabila berada di antara manusia-manusia yang tak berkarya alias malas! Sifat malas ini mengakibatkan pikiran menjadi sempit, mudah tersinggung dan emosional. Bila diperhatikan dengan saksama, berbagai bentuk keonaran dan kerusuhan yang sering terjadi, kebanyakan melibatkan manusia-manusia yang tak bekerja! Kemiskinan bukan saja menjadi bagian hidup orang yang tidak mendapatkan kesempatan bekerja, tetapi juga sebagai akibat orang yang malas bekerja. Kehidupan yang mapan sejahtera tidak hadir begitu saja, tetapi diusahakan dan dikelola dengan bijaksana.

Hal-hal yang dibenci Tuhan. Menurut Anda, hal-hal apa sajakah yang merupakan dosa "kebencian" di mata Tuhan? Sesuaikah anggapan Anda tersebut dengan daftar dosa yang dibenci Tuhan menurut penulis Amsal dalam ayat sesuai+dengan+kehendak+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">12-19? Adakah hal-hal tersebut yang Anda anggap lumrah, ringan dan biasa-biasa saja? Hal-hal yang dipaparkan Amsal sebagai perkara yang dibenci Tuhan, selain menghancurkan hubungan dengan sesama, juga akan merugikan sesama.

Renungkan: Begitu banyak perkara yang dilakukan oleh manusia, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, dan itu sangat dibenci oleh Tuhan.

(0.81) (Ams 3:6) (full: AKUILAH DIA DALAM SEGALA LAKUMU. )

Nas : Ams 3:6

Dalam semua rencana, keputusan, dan tindakan kita, hendaknya kita mengakui Allah sebagai Tuhan dan kehendak-Nya sebagai keinginan tertinggi kita. Setiap hari kita harus hidup dalam hubungan yang erat dan percaya Allah, senantiasa mengharapkan pengarahan dari Dia "dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur"

(lihat cat. --> Fili 4:6).

[atau ref. Fili 4:6]

Apabila kita melaksanakan hal ini, Allah berjanji untuk meluruskan jalan kita; yaitu, Dia akan menuntun kita menuju sasaran yang ditetapkan-Nya untuk kehidupan kita, menyingkirkan semua halangan dan memungkinkan kita melakukan pilihan yang betul (lih. Ams 11:5; Yes 45:13).

(0.81) (Ams 9:8) (full: KECAMLAH ORANG BIJAK. )

Nas : Ams 9:8

Jikalau kita benar-benar orang bijak yang ingin menyenangkan Allah, kita akan menyambut teguran dan kritikan (Ams 27:6; 28:23). Nasihat dan teguran dari seorang sahabat, anggota keluarga atau pendeta termasuk cara-cara yang dipakai Allah untuk membentuk watak kita menurut kehendak-Nya yang kudus (lih. Yoh 16:8; Ef 5:11; 2Tim 4:2; Tit 2:15; Wahy 3:19). Jemaat yang dengan rendah hati dan taat menerima teguran dari seorang gembala yang penuh kasih akan sungguh-sungguh diberkati oleh Roh Kudus.

(0.81) (Ams 3:5) (full: PERCAYALAH KEPADA TUHAN. )

Nas : Ams 3:5

Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati adalah lawannya meragukan Allah dan firman-Nya. Kepercayaan semacam itu merupakan dasar bagi hubungan kita dengan Allah dan dilandaskan pada anggapan bahwa Ia dapat diandalkan. Selaku anak-anak Allah kita dapat yakin bahwa Bapa Sorgawi mengasihi kita dan dengan setia akan memelihara kita

(lihat cat. --> Mat 10:31),

[atau ref. Mat 10:31]

membimbing kita dengan benar, memberikan kepada kita kasih karunia dan menggenapi janji-janji-Nya. Pada masa-masa yang paling sulit dalam kehidupan kita, kita dapat menyerahkan hidup kita kepada Tuhan (bd. Mazm 37:5) dan yakin bahwa Ia akan bertindak menolong kita.

(0.81) (Ams 1:1) (sh: Tujuan penulisan (Senin, 19 Juli 1999))
Tujuan penulisan

Kitab Amsal dimulai dengan pokok bahasan yang memaparkan maksud dan tujuan penulisan kitab Amsal. Kitab ini membimbing pembaca untuk hidup dengan kebijaksanan, disiplin, berpengetahuan, dan hidup dalam kebenaran. Tulisan-tulisan Amsal yang terfokus pada hikmat yang muncul sampai 41 kali dalam kitab ini menunjukkan betapa pentingnya untuk dicermati oleh pembacanya. Melalui kata-kata bijak yang ditulis dalam bentuk syair, peribahasa, pernyataan-pernyataan pengajaran, penulis mendesak pembacanya agar memiliki hikmat dalam seluruh aspek hidup.

Takut akan Tuhan, adalah tema dari seluruh tulisan kitab Amsal, dan merupakan awal dari hidup berhikmat. "Takut" bukan berarti 'ngeri', 'seram', tetapi lebih menunjukkan sikap hormat, menjunjung tinggi, menundukkan diri pada kedaulatan Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Tuhan adalah sumber hikmat tertinggi dan ilahi. Karena itu setiap orang perlu datang kepada Sang Sumber hikmat dan memperoleh hikmat daripada-Nya. Setiap manusia harus mengakui bahwa segala kepandaian dan kemampuan yang ada padanya berasal dari Allah, Sumber hikmat. Siapa pun yang mau datang memperoleh hikmat daripada-Nya akan memiliki hidup bijaksana, bermoral tinggi, dan selaras dengan kehendak-Nya.

(0.80) (Ams 22:6) (full: DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA. )

Nas : Ams 22:6

Orang-tua harus mengabdikan diri mereka untuk memberi didikan disiplin rohani kepada anak-anak mereka (bd. ayat Ams 22:15; 13:24; Ams 19:18; 23:13-14; 29:17).

  1. 1) Kata Ibrani untuk "mendidik" berarti "mengabdikan". Jadi, didikan Kristen bertujuan mengabdikan anak-anak kita kepada Allah dan kehendak-Nya. Ini tercapai dengan memisahkan mereka dari pengaruh-pengaruh jahat dunia dan dengan mengajar mereka berperilaku saleh. Akar kata yang sama juga bisa berarti "memberi atau meningkatkan kegemaran akan"; orang-tua harus mendorong anak-anak mereka agar mereka sendiri mencari Allah dan dengan demikian dapat menikmati pengalaman-pengalaman rohani yang takkan mereka lupakan.
  2. 2) "Ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu". Prinsip umumnya ialah bahwa seorang anak yang telah dididik dengan benar tidak akan menyimpang dari jalan saleh yang telah diajarkan orang-tuanya. Akan tetapi, hal ini bukan jaminan mutlak bahwa semua anak dari orang-tua yang takut akan Allah akan tetap setia kepada Allah dan firman-Nya. Ketika hidup di tengah masyarakat jahat di mana banyak umat Allah sendiri tidak setia, maka anak-anak dari orang-tua beriman dapat terpengaruh untuk berbuat dosa dan menyerah kepada pencobaan (lih. Yeh 14:14-20, di mana Allah berbicara tentang kemurtadan yang demikian besar sehingga bahkan orang benar seperti Nuh, Daniel, dan Ayub tidak dapat menyelamatkan anak mereka).
(0.80) (Ams 1:1) (sh: Perbedaan pengetahuan dan hikmat (Sabtu, 15 November 2003))
Perbedaan pengetahuan dan hikmat

Pengetahuan diidentikkan dengan informasi yang tepat, sedangkan hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi yang tepat itu pada waktu dan cara yang tepat. Di kitab Amsal, Raja Salomo tidak membedakan keduanya; istilah pengetahuan dan hikmat dipakai silih berganti untuk mewakili makna yang sama yakni bijaksana. Hikmat berawal dari kemampuan untuk melihat dan mendengarkan. Pada waktu Salomo diangkat menjadi raja, ia berdoa, “… berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham …” (ayat 1Raj. 3:9). Kata “paham” di sini berasal dari akar kata “mendengar”, tetapi bukan asal mendengar, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang yang bodoh—tidak berhikmat—tidak bersedia mendengarkan siapa pun termasuk Tuhan. Orang yang tidak mendengarkan Tuhan, Sang Sumber hikmat, adalah orang yang tidak takut kepada Tuhan. Ada orang yang kaya namun bodoh dan ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi bodoh; ternyata, kaya dan cerdas tidak sama dengan bijaksana. Hikmat tidak diperoleh lewat kekayaan atau kecerdasan; hikmat didapatkan dari takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan; setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil tuntunan Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkannya tersesat.Orang yang bijak adalah orang yang “tahu diri”—ia menyadari keterbatasannya; itu sebabnya ia bersedia menerima didikan baik dari Tuhan maupun sesamanya. Sebaliknya, orang bodoh adalah orang yang “tidak tahu diri”—ia tidak menyadari keterbatasannya dan menganggap diri mengetahui segalanya.

Renungkan: Dalam mengambil keputusan, jangan cepat-cepat berkata, ya atau tidak. Jawablah dengan, tunggu!—menunggu kehendak dan pimpinan Tuhan. Inilah awal dari hikmat.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA