Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 7581 - 7587 dari 7587 ayat untuk pergi untuk selamanya (0.005 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.01) (1Tim 4:1) (full: ADA ORANG YANG AKAN MURTAD. )

Nas : 1Tim 4:1

Roh Kudus dengan jelas telah menyatakan bahwa di waktu kemudian akan muncul kemurtadan dari iman pribadi terhadap Kristus

(lihat art. KEMURTADAN PRIBADI)

dan kebenaran Alkitab (bd. 2Tes 2:3; Yud 1:3-4).

  1. 1) Di dalam gereja akan muncul hamba-hamba Tuhan yang karunianya luar biasa dan diurapi dengan heran oleh Allah. Ada yang akan melakukan hal-hal yang luar biasa bagi Allah dan memberitakan Injil dengan efektif, tetapi mereka akan murtad dari iman dan berangsur-angsur akan mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran palsu. Karena urapan dan semangat bagi Allah yang dahulu, banyak orang akan tersesat oleh mereka

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

  2. 2) Banyak orang percaya akan murtad dari iman karena mereka gagal mengasihi kebenaran (2Tes 2:10) dan melawan berbagai kecenderungan yang berdosa pada akhir zaman (bd. Mat 24:5,10-12;

    lihat cat. --> 2Tim 3:2;

    lihat cat. --> 2Tim 3:3).

    [atau ref. 2Tim 3:2-3]

    Demikianlah, Injil yang sudah diputarbalikkan oleh para pendeta dan pembina yang berkompromi akan mengalami sedikit perlawanan dalam banyak gereja (1Tim 4:1; 2Tim 3:5; 4:3;

    lihat cat. --> 2Kor 11:13).

    [atau ref. 2Kor 11:13]

  3. 3) Popularitas ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah terutama akan disebabkan karena Iblis memimpin pasukan setan dalam perlawanan yang lebih hebat terhadap pekerjaan Tuhan. Kedatangan Kristus yang kedua kali akan didahului oleh peningkatan satanisme, spiritisme, okultisme, kerasukan setan, dan penipuan setan dalam dunia dan dalam gereja (Ef 6:11-12;

    lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN; dan

    lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).

  4. 4) Perlindungan orang percaya terhadap penipuan semacam itu meliputi kesetiaan mutlak kepada Allah dan Firman-Nya yang terilham dan pengetahuan bahwa orang dengan kharisma dan urapan dapat tertipu dan kemudian menipu orang lain dengan campuran kebenaran dan kesalahan. Kesadaran ini harus disertai kerinduan yang sungguh dalam hati seorang percaya untuk melakukan kehendak Allah (Yoh 7:17) serta hidup dalam kebenaran dan takut akan Allah (Mazm 25:4-5,12-15).
  5. 5) Orang percaya hendaknya jangan berpikir bahwa karena kemurtadan umum terdapat di kalangan Kristen pada akhir zaman maka kebangunan rohani yang sejati tak dapat terjadi atau pekabaran Injil menurut pola PB tidak dapat berhasil. Allah telah berjanji bahwa "di hari-hari terakhir" Ia akan menyelamatkan semua orang yang berseru kepada nama-Nya dan memisahkan diri mereka dari angkatan yang rusak ini (Kis 2:16-21,33,38-40; 3:19), dan mencurahkan Roh-Nya atas mereka.
(0.01) (Kel 12:1) (jerusalem) Kisah yang panjang ini mengenai Paskah mencakup berbagai unsur. Ada sebuah sumber kuno yang berasal dari tradisi Yahwista, Kel 12:21-23,27,29-39; ada beberapa tambahan yang bergaya bahasa tradisi Ulangan. Kel 12:24-27; 13:3-16, barangkali juga Kel 13:1-2; dan ada beberapa tambahan dari penggubah dari tradisi Para Imam yakni: peraturan mengenai ibadat dan keterangan tentang arti perayaan Paskah, Kel 12:1-20,28,40-51. Baik tambahan-tambahan tsb dibandingkan dengan Ima 23:5-8; Bil 28:16-25; Ula 16:1-8. - Sebenarnya perayaan Paskah dan perayaan Hari Raya Roti Tidak Beragi aslinya dua pesta yang berbeda. Hari Raya Roti Tidak beragi adalah sebuah pesta kaum tani. Pesta itu baru mulai dirayakan Israel setelah menetap di tanah Kanaan; baru sesudah pembaharuan agama yang dilancarkan raja Yosia pesta pertanian tsb disatukan dengan perayaan Paskah. Perayaan Paskah itu berasal dari zaman sebelum bangsa Israel terbentuk. Setiap tahun pesta itu dirayakan suku-suku Badui (peternak) hendak memohon perlindungan dewanya atas kawanan ternaknya. Kisah kuno yang berawal dengan Kel 12:21 menyebut pesta itu tanpa keterangan apapun. Ini mengandaikan bahwa Paskah sudah dikenal sebelumnya. Dapat diterima bahwa sewaktu Musa minta izin dari Firaun untuk mengadakan "perayaan TUHAN", bdk Kel 3:18; 5:1; 7:16; 8:1,8,20,27; 9:1,13; 10:4,24, apa yang dimaksudkan justru pesta Paskah tsb. kalau demikian duduknya perkara, maka hubungan antara perayaan Paskah dengan tulah yang kesepuluh dan keluaran Israel dari Mesir serba kebetulan: keluaran itu kebetulan bertepatan dengan perayaan Paskah kuno itu. Tetapi oleh karena kedua peristiwa tsb benar-benar bertepatan waktunya, maka dapat dibenarkan bahwa tambahan-tambahan yang disisipkan oleh tradisi Ulangan, Kel 12:24-27; 13:3-10 menerangkan perayaan Paskah (dan juga Hari Raya Roti Tidak Beragi) sebagai kenangan akan keluaran Israel dari negeri Mesir, bdk kitab Ulangan sendiri, Kel 16:1-3. Tradisi Para Imam menghubungkan seluruh tata upacara Paskah kuno dengan tulah yang kesepuluh dan keluaran Israel dari negeri Mesir, Kel 12:11-14,42. Tetapi sebelum tradisi Para Imam menghubungkannya sudah berhubungan juga. Sebab kisah yang berasal dari tradisi Yahwista, Kel 12:34-39, sudah menghubungkan upacara kuno dengan roti tidak beragi yang termasuk upacara Paskah dahulu, dengan keluaran dari negeri Mesir. Oleh karena dikaitkan pada peristiwa yang memutuskan dalam sejarah bangsa Israel, yaitu panggilannya oleh Tuhan, maka upacara kuno itu mendapat makna keagamaan yang serba baru: upacara-upacara itu sekarang merayakan keselamatan yang dikurniakan Allah kepada umatNya, sebagaimana diungkapkan dalam wejangan yang menurut Kel 12:26-27; 13:8 membarengi perayaan itu. Dengan demikian Paskah Yahudi merupakan persiapan bagi Paskah Kristen: Kristus, anak domba Allah, dikorbankan (salib), lalu disantap (perjamuan Tuhan) dalam rangka Paskah Yahudi (pekan suci). Kristus membawa keselamatan bagi seluruh dunia. Pembaharuan mistik dari tindakan penyelamatan itu menjadi poros ibadat Kristen yang berkisar pada Ekaristi, korban dan perjanjian suci serentak.
(0.01) (Ams 8:22) (jerusalem: TUHAN telah menciptakan aku) Hikmat-kebijaksanaan diperorangkan. Dalam Ams 14:1 pempribadian semacam hanya sarana kesusasteraan belaka. Tetapi semenjak masa pembuangan gagasan itu berkembang. Waktu itu syirik bukan lagi suatu ancaman bagi tauhid Yahudi. Dalam Ayu 28 dan Bar 3:9-4:4 hikmat-kebijaksanaan nampak sebagai sesuatu yang sangat bernilai, tetapi lain dari Allah dan di luar manusia. Sebaliknya, dalam Ams 1:20-33,3:16-19 dan bab 8-9 ini hikmat nampak sebagai pribadi. Dalam bab 8 hikmat itu sendiri membuka rahasia asal-usulnya (diciptakan sebelum segala makhluk, Ams 7:22-23): ia berperan dalam menciptakan alam semesta, Ams 8:27-30, dan sebagai pembimbing mengantar manusia kepada Tuhan, Ams 8:31,35-36. Yesus bin Sirakh masih mengembangkan ajaran itu lebih lanjut, Sir 1:1-10 masih berdekatan dengan pikiran Ayu 28. Tetapi Sir 4:11-19; 14:20-15:10 dan terutama Sir 24:1-29 (bdk Sir 24:1) melanjutkan pikiran yang tercantum dalam Ams 8. Sehubungan dengan semua nas yang memperorangkan hikmat-kebijaksanaan, perlu dicatat bahwa agak sukar menentukan di mana pempribadian itu hanya sarana kesusasteraan untuk mengungkapkan gagasan keagamaan yang tradisionil, dan di mana ada pikiran dan pewahyuan baru. Akhirnya Wis 7:22-8:1 menyebut hikmat-kebijaksanaan sebagai "pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa" dan keterangan ini berkesan bahwa hikmat-kebijaksanaan dibicarakan dapat dimengerti begitu rupa sehingga hikmat tampil sebagai sifat Allah dan juga sebagai pribadi ilahi. Ajaran mengenai hikmat yang tercantum dalam Perjanjian Lama itu diambil alih dalam Perjanjian Baru, lalu diperkembangkan lebih jauh lagi dengan menghubungkannya dengan Yesus Kristus. Yesus diperkenalkan sebagai hikmat-kebijaksanaan Allah, Mat 11:19; Luk 11:49; bdk Mat 23:34-36; 1Ko 1:24-30. Karena Dia itu hikmat, maka Kristus berperan dalam menciptakan dan mempertahankan alam semesta, Kol 1:16-17, dan dalam mengantar umat Israel ke luar dari perbudakan, 1Ko 10:4; bdk Wis 10:17. Prakata injil Yoh 1:1+, memberi Firman Allah semua sifat dan ciri yang ada pada hikmat-kebijaksanaan yang menciptakan. Seluruh injil Yohanes selanjutnya menyoroti Kristus sebagai hikmat-kebijaksanaan Allah, bdk Yoh 6:35+. Begitu tradisi Kristus mulai dengan Yustinus dapat berkata bahwa hikmat-kebijaksanaan yang tampil dalam Perjanjian Lama sebenarnya tidak lain kecuali Kristus. Melalui jalan akomodasi liturgi mengetrapkan Ams 8:22 dst pada Maria sebagai pembantu dalam karya penebusan seperti hikmat-kebijaksanaan menjadi pembantu dalam karya penciptaan
(0.01) (Mat 4:3) (jerusalem: Anak Allah) Sebutan alkitabiah ini tidak perlu selalu mengungkapkan "anak" dengan arti sesungguhnya dan sepenuh-penuhnya. Dapat juga berarti "anak angkat" saja berkat suatu pilihan dari pihak Allah yang menciptakan hubungan khas antara Allah dan makhlukNya. Dengan arti sedemikian itu para malaikat disebut "anak Allah", Ayu 1:16, atau bangsa terpilih, Kel 4:22; Wis 18:13, atau orang-orang Israel, Ula 14;1; Hos 2:1; bdk Mat 5:9,45, dll, atau para pemimpin mereka, Maz 82:6. Kalau sebutan itu ditrapkan pada Raja Mesias, 1Ta 17:13; Maz 2:7; Maz 89:27, maka tak perlu bahwa Mesias itu lebih dari seorang manusia. Tak perlu juga bahwa sebutan itu mempunyai arti lain di mulut iblis, Mat 4:3,6, di mulut orang yang kerasukan roh jahat, Mar 3;11; Luk 5:7; Luk 4:41, atau di mulut kepala lasykar, Mar 15:39; bdk Luk 23:47. Bahkan perkataan sorgawi yang terdengar waktu Yesus dibaptis, Mat 3:17, atau dimuliakan, Mat 17;5, pada diriNya tidak mengandung arti lebih mendalam dari kerelaan ilahi khas, yang dikurniakan kepada Mesias-Hamba Tuhan; juga pertanyaan yang diajukan Imam Besar, Mat 26:63, kiranya tidak memikirkan sesuatu yang lain dari pada Mesias-manusia. Hanya sebutan "Anak Allah" terbuka untuk suatu arti yang lebih mendalam sehingga dapat berarti juga anak yang sesungguhnya. Dan Yesus sendiri menyarankan arti lebih mendalam itu dengan menyebut diriNya sebagai "Anak", Mat 21:37, yang mempunyai Allah sebagai BapaNya secara istimewa, Yoh 20:17 dan bdk "Bapaku", Mat 7:21, dll, sehingga Yesus melebihi para malaikat, Mat 24:36. Sebab Yesus dengan Allah mempunyai hubungan unggul, baik dalam hal pengetahuan maupun kasih, Mat 11:27. Keterangan-keterangan semacam itu didukung keterangan lain mengenai harkat ilahi Mesias, Mat 22:42-46, dan asal-usul sorgawi "Anak Manusia", Mat 8:20+, dan diteguhkan oleh kejayaan kebangkitan. Maka ungkapan "Anak Allah" mendapat arti ilahi yang sesungguhnya, sebagaimana juga terdapat misalnya dalam surat-surat Paulus, Rom 9:5+. Selama Yesus hidup, murid-muridNya tidak menyadari arti ilahi semacam itu dengan jelas (Mat 14:33 dan Mat 16:16, yang menambah sebutan "Anak Allah" pada teks lebih tua seperti tercantum dalam Markus, tentu saja memperlihatkan kepercayaan yang sudah berkembang). Namun demikian kepercayaan yang mereka peroleh sesudah Paskah dengan pertolongan Roh Kudus, sungguh-sungguh bertumpu pada perkataan dan keterangan Yesus sendiri. Yesus benar-benar menyatakan kesadarannya bahwa Ia sungguh-sungguh Anak Bapa, sejauh keterangan semacam itu dapat dipahami dan diterima oleh orang sezamanNya.
(0.01) (Mat 5:3) (jerusalem: Berbahagialah) Ucapan selamat bahagia seperti yang dipakai Matius ini oleh Perjanjian Lama kadang-kadang dipakai sehubungan dengan orang yang saleh, yang berhikmat dan yang sejahtera, Maz 1:1-2; Maz 33:12; Maz 127:5; Ams 3:3; Sir 31:8; dll. Sama seperti para nabi Yesus mengatakan bahwa juga orang miskin yang mengambil bagian dalam kebahagiaan itu. Ketiga ucapan bahagia yang pertama, Mat 5:3-5; Luk 6:20-21+, mengatakan bahwa orang yang dianggap malang dan terkutuk sebenarnya berbahagia karena layak menerima berkat Kerajaan. Ucapan-ucapan bahagia yang menyusul lebih-lebih mengenai akhlak manusia. Ucapan-ucapan bahagia Yesus yang lain, Mat 11:6; Mat 13:16; Mat 16:17; Mat 24:46; Luk 11:27-28, dll. Lihat juga Luk 1:45; Wah 1;3; Wah 14:13, dll
(0.01) (Rm 5:5) (jerusalem: Kasih Allah) Ialah kasih yang dengannya Allah mengasihi kita dan yang andalannya ialah Roh Kudus yang karena hadir dan berkarya di dalam diri kita juga menjadi saksinya: bdk Rom 8:15 dan Gal 4:6. Dalam Roh Kudus kita menghadap Allah seperti seorang anak menghadap bapanya; kasih memang timbal-balik. Dalam Roh Kudus itupun kita mengasihi para saudara dengan kasih yang dengannya Bapa mengasihi Anak dan Kita (bdk Yoh 17:26)
(0.01) (1Kor 13:1) (jerusalem) Bab ini menjadi tiga bagian: Kasih adalah karunia yang paling utama (1Ko 13:1-3); karya amal kasih (1Ko 13:4-7); kasih tetap tinggal (1Ko 13:8-13). Kasih yang langsung dimaksudkan ialah kasih persaudaraan. Paulus tidak langsung berpikir kepada kasih kepada Allah, tetapi secara tersirat kasih itu turut dipikirkan, khususnya dalam 1Ko 13:13 di mana kasih dihubungkan dengan iman dan pengharapan.


TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA