Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 13 dari 13 ayat untuk pada keadaan AND book:[1 TO 39] AND book:20 (0.004 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ams 19:4) (full: KEKAYAAN MENAMBAH BANYAK SAHABAT. )

Nas : Ams 19:4

Amsal ini membicarakan keadaan yang sering terjadi, bukan keadaan yang seharusnya. Sekalipun sahabat yang tidak tulus tertarik pada orang kaya bagaikan lalat yang tertarik pada madu, orang yang miskin hampir tidak punya teman karena tidak bisa memberi keuntungan uang atau keuntungan pribadi kepada orang lain (bd. ayat Ams 19:6). PB melarang sikap ini di antara orang percaya (Yak 2:1-9).

(0.96) (Ams 30:15) (ende)

Pepatah2 bilangan. Ialah suatu djelas kesusasteraan jang chusus dan jang lama berlangsung pada bangsa Israil dan pada bangsa2 lain disekitarnja. Dalam ajat pertama suatu angka dikemukakan dan dalam ajat kedua angka jang berikut. Selandjutnja hal2, orang2, keadaan2, jang djumlahnja sesuai dengan angka jang terachir, dibitjarakan. Maksud keseluruhannja ialah menarik perhatian pada semua hal itu. Biasanja berdasarkan pengalaman sadja dan pepatah2 ini tak berisi adjaran kesusilaan. Pepatah2 bilangan terdapat: Sir 23:16; 25:7; 26:5; 26:28; 50:25; Ams 6:16-17; Ayu 5:19; 40:5; Pengk pada+keadaan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="ende">11:2.

(0.92) (Ams 6:1) (full: JIKALAU ENGKAU MENJADI PENANGGUNG. )

Nas : Ams 6:1

Ayat ini memperingatkan terhadap menjadi penanggung seorang sahabat (bd. Ams 11:15; 17:18; 22:26) yang artinya menanggung utang seseorang jikalau dia gagal membayarnya. Hal ini menjadikan keadaan keuangan si penanggung tergantung pada tindakan sahabat itu dan mungkin ia akan mengalami hal-hal yang tidak terkendalikan. Keadaan ini bisa mendatangkan kemiskinan (bd. Ams 22:26-27) dan kehilangan ikatan persahabatan yang sudah lama. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa kita harus menolak untuk membantu sesama yang sungguh-sungguh membutuhkan keperluan hidup yang pokok (Kel 22:14; Im 25:35; Mat 5:42); tetapi kita harus memberi kepada orang miskin, bukan meminjamkan (bd. Mat 14:21; Mr 10:21;

lihat cat. --> Ams 19:17).

[atau ref. Ams 19:17]

(0.88) (Ams 31:4) (full: TIDAKLAH PANTAS BAGI RAJA MEMINUM ANGGUR. )

Nas : Ams 31:4-5

Allah memiliki standar yang tinggi sekali bagi para raja dan pemimpin umat-Nya, khususnya mengenai minum anggur yang difermentasi dan minuman memabukkan.

  1. 1) Bahasa Ibraninya secara harfiah mengatakan, "Janganlah ada yang minum." Ayat ini sama sekali tidak memberi peluang untuk minum secara terbatas

    (lihat cat. --> Ams 20:1;

    lihat cat. --> Ams 23:29-35;

    [atau ref. Ams 20:1; 23:29-35]

    lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA).

  2. 2) Alasan raja dan pemimpin tidak boleh minum minuman memabukkan ialah bahwa mereka mungkin akan melupakan apa yang ditetapkan hukum; minuman semacam itu akan melemahkan moral mereka dan menyebabkan mereka tidak menaati hukum Allah dan memutarbalikkan keadilan. Ayat ini membuat para rabi Yahudi menetapkan bahwa seorang hakim yang minum renuth (yaitu, segelas anggur) "tidak diizinkan duduk dalam sidang pengadilan, atau di sekolah, atau dalam keadaan yang serupa tidak diizinkan untuk mengajar" (Koplowitz, Midrush, yayin, hal.30).
  3. 3) Prinsip yang sama di dalam PL diterapkan pada para imam dan suku Lewi yang melayani di hadapan Allah untuk umat Israel (Im 10:8-11;

    lihat cat. --> Im 10:9).

    [atau ref. Im 10:9]

  4. 4) Semua orang percaya PB dianggap sebagai raja dan imam yang memerintah kerajaan rohani Allah (1Pet 2:9). Oleh karena itu, standar Allah bagi raja dan imam mengenai minuman yang memabukkan juga berlaku kepada kita (lih. Bil 6:1-3;

    lihat cat. --> Ef 5:18;

    lihat cat. --> 1Tim 3:3).

    [atau ref. Ef 5:18; 1Tim 3:3]

(0.88) (Ams 17:13) (sh: Seni membangun hubungan dengan sesama (Minggu, 6 Agustus 2000))
Seni membangun hubungan dengan sesama

Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat manusia tidak tahan hidup. Tidak hanya itu, hubungan antarmanusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana bagi orang-orang terdekat dan masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya Amsal menggambarkannya sebagai membuka jalan air (14). Akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat dari pada yang diduga sebelumnya.

Pada prinsipnya, manusia dapat menjalin hubungan dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan kedamaian, jika masing-masing individu memahami kedudukan dirinya di dalam masyarakat dan melakukan perannya dalam kedudukan itu secara sungguh-sungguh dan setia. Orang yang lemah dan menerima kebaikan dari orang lain seharusnya berterima kasih dan berusaha membalas budi bukan malah sebaliknya (13). Jika Anda adalah seorang pemimpin baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, maka jalankanlah tugas dan tanggung jawab Anda dengan penuh keadilan, kehati-hatian, tidak memihak, dan tidak menerima suap (15, 23, 26). Anda pasti adalah seorang sahabat dari salah seorang manusia, karena itu tunjukkanlah bukti-bukti persahabatan yang sejati dalam segala keadaan (17) dan janganlah sekali-kali mengkhianatinya (20). Dan yang terakhir Anda juga pasti adalah seorang anak dalam sebuah keluarga. Sudahkah Anda menjadi anak kebanggaan orang tua Anda atau justru sebaliknya (21, 23)?

Renungkan: Harus diakui bahwa masih banyak terjadi perpecahan dan perselisihan dalam tubuh gereja, baik antarhamba Tuhan, antarjemaat, atau antara hamba Tuhan, aktivis, dan jemaat. Jika demikian, bagaimana mungkin gereja dapat bertumbuh? Serukan pertobatan kembali kepada prinsip sederhana yang Amsal telah ajarkan kepada kita!

Bacaan untuk Minggu ke-8 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:10-13 Roma 8:12-17 Matius 13:1-17 Mazmur 65

Lagu: Kidung Jemaat 432

Pemahaman Alkitab 5 -- Amsal 16:1-17

Memahami puisi hikmat mempertajam pemikiran, mengasah pertimbangan, dan mengolah keputusan bijak. Oleh karena itu untuk mendapatkan kekayaannya, kita perlu menggali dan menemukannya, dengan kesabaran dan keuletan. Pada akhirnya pun kita harus mengakui bahwa Allah sumber hikmat yang akan membukakannya bagi kita yang sangat terbatas, sehingga dapat mengerti hikmat itu.

Segala sesuatu dibuat oleh Tuhan untuk tujuan masing-masing. Manusia boleh merencanakan, menimbang, memikirkan jalannya, dan mengambil keputusan, tetapi Tuhan yang terlibat penuh dalam seluruh perjalanan hidup manusia menyediakan yang terbaik bagi setiap orang yang mau hidup berkenan kepada-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Dalam ayat pada+keadaan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">1-7, kata `Tuhan' diulang setiap ayat. Mengapa hal ini ditekankan? Dikaitkan dengan apa sajakah peran Tuhan dalam kehidupan manusia? Mengapa Tuhan mengambil peran tersebut?

2. Seperti dikatakan dalam pada+keadaan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">1:7: "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan", maka prinsip mendasar ini pun kembali diungkapkan dalam bagian ini. Makna apakah yang terkandung dalam "takut akan Tuhan"? Mengapa kata ini sering dihubungkan denngan hikmat? Jelaskan betapa berharganya hikmat? Sama seperti penuliskah Anda menganggap betapa berharganya takut akan Tuhan dan hikmat dalam hidup Anda? Jelaskan!

3. Ada raja yang berhasil memberi kehidupan bagi bangsanya tetapi ada pula raja yang membawa kematian. Menjadi raja yang berkenan harus memenuhi beberapa syarat: Berasal darimanakah keputusannya (10)? Mengapa timbangan dan neraca yang dipakai bukan standar manusia (11)? Bagaimana agar takhtanya tetap kokoh (12)? Dampak apakah yang akan dirasakan semua orang yang memiliki raja demikian (15)? Mungkinkah syarat-syarat ini bukan sekadar teori/pemahaman? Bagaimana mewujudnyatakan dalam pemerintahan di Indonesia? Sebagai pemimpin lembaga, perusahaan, gereja, atau apa pun juga, bagaimana prinsip di atas menjadi dasar kepemimpinan Anda?

(0.88) (Ams 28:1) (sh: Tidak taat hukum, doanya terhalang? (Sabtu, 4 November 2000))
Tidak taat hukum, doanya terhalang?

Apakah benar bahwa melakukan hukum dan didengarnya doa berkaitan erat? Benar, bila pengertian hukum adalah hukum keadilan yang seiring dengan keadilan Tuhan, bukan hukum buatan manusia yang sewaktu-waktu dapat berubah. Hukum ini berlaku bagi siapa pun, tidak pandang bulu, tidak pandang status sosial, ekonomi, dan pendidikan. Namun tidak berarti sebaliknya bila seorang telah menaati hukum maka doanya pasti dikabulkan. Ini tidak dapat dibenarkan.

Pada umumnya kita mengetahui bagaimana menjadi pelaku hukum, namun ternyata masih banyak ditemui: penguasa yang tidak menegakkan hukum (2), penindasan terhadap orang lemah (3, 15), orang yang mengabaikan hukum (4, 7, 9), orang jahat yang tidak mau mengerti hukum (5), orang yang memperbanyak hartanya dengan makan riba orang lain (8), orang yang menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat (10), dan orang yang menyembunyikan pelanggarannya (13). Apakah hal-hal ini juga ditemui di kalangan Kristen? Tanpa kita sadari, banyak Kristen berdoa bagi sesama namun tidak menaati hukum keadilan. Marilah kita merenungkan beberapa peristiwa yang sering terjadi di sekitar kita. Ketika seorang warga jemaat dalam keadaan kritis, tidak mampu dan membutuhkan bantuan pengobatan, namun ia terpaksa harus menunggu keputusan rapat majelis yang bertele-tele. Koster gereja mengeluh karena perlakuan para aktivis gereja berlawanan dengan slogan kekristenan yakni "kasih". Tetangga sekitar rumah mulai membicarakan Kristen yang pura-pura lupa mengembalikan barang yang dipinjamnya. Rekan satu perusahaan terpaksa mengadukan Kristen yang seringkali merugikan perusahaan karena memanipulasi waktu dan uang demi keperluan pribadi. Rekan satu perguruan tinggi merasa dirugikan karena Kristen telah mencuri topik skripsinya dengan pendekatan `khusus' kepada dosen pembimbingnya. Orang tua yang menyuap kepala sekolah agar anaknya naik kelas. Dan masih banyak lagi lainnya.

Renungkan: Berdoa bukan sekadar rangkaian kata-kata, tetapi ungkapan iman yang terwujud nyata dalam tindakan sehari-hari bagi sesama. Mungkinkah kita tetap berseru bagi terciptanya keadilan dan kebenaran, sementara kita sendiri termasuk pelaku ketidakbenaran dan ketidakadilan?

(0.87) (Ams 23:17) (sh: Berontak dan anggur, penghancur masa depan (Sabtu, 28 Oktober 2000))
Berontak dan anggur, penghancur masa depan

Zaman kini semakin sulit kita menemukan anak yang patuh dan hormat pada orang-tua. Berbeda dengan puluhan tahun lalu, dimana seorang anak tak punya hak berpendapat atau menolak kemauan orang-tuanya. Orang-tua memiliki otoritas penuh terhadap anak-anaknya. Sekarang terjadi sebaliknya, orang-tua tidak memiliki keberanian menolak permintaan anaknya sekalipun permintaan tersebut akan mencelakakan jiwa anaknya atau membawa aib buat keluarganya.

Dalam bagian ini penulis Amsal lebih banyak menujukan nasihatnya kepada anak-anak. Anak-anak harus mendengarkan didikan ayahnya dan menghormati ibunya, agar ayah dan ibunya bersukacita karena mereka. Tak ada kebahagiaan lain bagi orang-tua kecuali melihat anak-anaknya hidup benar dan bijak. Namun mengapa terlebih sering dijumpai anak yang mengecewakan orang-tuanya? Mereka memberontak dan memilih jalannya sendiri. Mereka menganggap apa yang mereka pilih lebih modern, lebih asyik, lebih heboh, lebih menantang, dll. Mereka berpendapat bahwa pandangan orang-tua tidak lagi sesuai dengan dunia mereka sekarang. Itulah sebabnya mereka tidak lagi menghargai dan menghormati orang-tua. Padahal pemberontakan adalah penghancur masa depan mereka. Oleh karena itu anak-anak perlu menyadari betapa berharganya didikan orang tua untuk mengetahui jalan yang benar dan tepat bagi mereka. Bila anak-anak hidup takut akan Tuhan maka masa depannya pasti dipimpin Tuhan.

Anggur pun penghancur masa depan seseorang. Warnanya yang menggiurkan dan rasanya yang nikmat menjerumuskan orang-orang ke dalam kenikmatan palsu yang menyesatkan. Sesaat mereka melupakan masalah dan pergumulan hidup, terbuai dalam lamunan kosong tiada isi. Matanya melihat hal-hal yang aneh dan hatinya mengucapkan kata-kata yang kacau (33). Mereka tidak lagi menyadari apa yang terjadi pada dirinya, karena dia sedang menipu dirinya sendiri (34-35). Dalam keadaan seperti ini mereka tidak lagi berpikir sehat dan bekerja dengan baik, karena pikiran dan hati yang mengontrol hidup mereka telah kosong.

Renungkan: Berontak dan anggur adalah bahaya besar bagi generasi muda bangsa kita, karena akan menghancurkan masa depan mereka. Marilah bersama kita perangi keduanya!

(0.78) (Ams 11:1) (full: NERACA SERONG ADALAH KEKEJIAN BAGI TUHAN. )

Nas : Ams 11:1

Pemakaian neraca yang tidak benar untuk menipu orang dikutuk oleh Allah (bd. Im 19:35). Ia memerintahkan agar kita bertindak jujur kepada semua orang, baik dalam hal keuangan maupun dalam keadaan lain yang memungkinkan penipuan. Kita harus senantiasa ingat bahwa hanya orang tulus yang akan melihat wajah Tuhan (Mazm 11:7) dan hidup di hadapan-Nya (Mazm 140:14; bd. Mazm 24:3-5).

(0.78) (Ams 16:2) (full: BERSIH MENURUT PANDANGANNYA SENDIRI. )

Nas : Ams 16:2

Orang percaya sering kali tak dapat melihat kesalahan dan kemiskinan rohani mereka sendiri. Jikalau kita jujur ketika datang kepada Allah di dalam doa, Ia akan menyatakan keadaan hati kita yang sesungguhnya supaya kita bisa benar-benar bersih dan mengikuti pimpinan Roh Kudus dengan lebih baik (Luk 16:15; 1Kor 4:4-5; Ibr 4:12).

(0.78) (Ams 20:9) (full: SIAPAKAH DAPAT BERKATA ... MEMBERSIHKAN HATI ... TAHIR. )

Nas : Ams 20:9

Terlepas dari keadaan telah ditebus, tidak seorang pun telah memelihara hatinya murni dan bersih dari kesalahan dosa (bd. Rom 3:9-12). Orang yang datang kepada Allah untuk pengampunan dan penyucian telah "bersih tangannya dan murni hatinya" (Mazm 24:4). Hanya karena kasih karunia dan penebusan Allah seorang dapat hidup dengan hati nurani yang jernih

(lihat cat. --> Kis 24:16).

[atau ref. Kis 24:16]

(0.78) (Ams 10:15) (full: KOTA YANG KUAT BAGI ORANG KAYA IALAH HARTANYA. )

Nas : Ams 10:15

Amsal ini mengamati keuntungan-keuntungan yang nyata dari kekayaan (bd. Ams 14:20; 19:4) dan keadaan yang merugikan dari kemiskinan (bd. Ams 18:23; 19:4,7). Mungkin seorang pengamat yang sambil lalu menganggap orang kaya itu sudah mapan (lih. Ams 11:4). Namun di mata Allah, "harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna" (ayat Ams 10:2). PB lebih menjelaskan keadaan orang kaya dan orang miskin. "Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?" (Yak 2:5; bd. Luk 2:7-12; 4:22). Seperti halnya dengan kitab-kitab PL lainnya, Amsal harus dibaca dengan mengingat penyataan Allah yang sempurna melalui Anak-Nya sebagaimana tercatat dalam PB (Ibr 1:1-3;

lihat art. KRISTUS DALAM PERJANJIAN LAMA).

(0.77) (Ams 10:3) (full: TIDAK MEMBIARKAN ORANG BENAR MENDERITA KELAPARAN. )

Nas : Ams 10:3

Amsal ini menguraikan pemeliharaan dan penyediaan Allah yang umum dalam memenuhi kebutuhan jasmaniah umat-Nya (bd. Mat 6:11,33). Kebenaran ini tidak menyangkal bahwa mungkin adakalanya sukar bagi kita untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah kita atau keluarga kita. Masa perang, bencana kelaparan, atau keadaan sosial ekonomi yang menghancurkan, maupun masa-masa penganiayaan, mungkin mengakibatkan kesusahan berat bagi orang benar

(lihat cat. --> 3Yoh 1:2);

[atau ref. 3Yoh 1:2]

sekalipun demikian, Allah takkan pernah meninggalkan anak-anak-Nya yang sepenuhnya percaya kepada-Nya.

(0.75) (Ams 19:18) (sh: Harus berani sebelum terlambat (Rabu, 9 Agustus 2000))
Harus berani sebelum terlambat

Sebagai orang-tua, mendisiplin anak adalah kewajiban yang tidak gampang. Karena emosi dan perasaan memberikan pengaruh yang besar. Ada orang-tua yang karena terlalu sayang kepada anaknya, mereka cenderung menuruti semua kemauan anaknya. Namun ada juga orang-tua yang karena terlalu kesal dan jengkel terhadap ulah anaknya yang sangat bandel hingga timbul rasa benci terhadap anaknya.

Ada 3 tindakan wajib yang harus dijalankan oleh orang-tua agar sang anak tumbuh menjadi seorang yang bijak di masa depannya, yaitu nasihat, didikan, dan hajaran (18, 20). Ketiga hal itu harus dilakukan oleh orang-tua selagi masih ada harapan dan kesempatan. Sebab orang-tua hanya memiliki hari ini bukan kemarin atau esok hari. Orang-tua juga tidak mungkin melahirkan anaknya kembali. Amsal memaparkan keadaan terlambat yang akan terjadi jika orang-tua tidak berani melakukan 3 tindakan wajib di atas. Pertama, anak-anak akan tumbuh menjadi manusia malas. Amsal menggambarkannya sebagai orang yang pilih kelaparan daripada melakukan sesuatu bagi dirinya sendiri (24). Kedua, anak-anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak bisa hidup menurut norma-norma masyarakat yang berlaku sebab ia mempunyai norma-norma dan nilai-nilai sendiri (26). Bagaimana masa depan anak-anak kita jika mereka tumbuh dan berkembang dengan 2 keadaan terlambat tadi. Lalu bagaimana masa depan bangsa dan negara kita? Namun jangan karena ketakutan dan demi harga diri si orang-tua sendiri, maka mereka mengharapkan suatu perubahan yang drastis dari sang anak. Mereka cepat sekali marah (19), jika sang anak tidak segera menampakkan perbaikan sikap dan tingkah laku. Sehingga mereka akhirnya memutuskan hukuman yang tidak lagi bertujuan untuk masa depannya namun untuk `menghancurkan' anaknya sendiri (18). Ingatlah bahwa anak juga perlu waktu untuk mempelajari sikap dan tindakan orang tua terhadapnya, disamping belajar untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri (25).

Renungkan: Sebagai orang-tua Kristen ada tugas yang paling utama yang harus dilakukan yaitu membimbing dan memimpin anak menuju kepada hidup. Karena itu 3 tindakan wajib orang-tua harus mempunyai tujuan agar anak-anak takut akan Tuhan (23).



TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA