Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 456 ayat untuk menyelamatkan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.13) (Mzm 98:1) (jerusalem: Saat penyelamatan sudah dekat) Inipun sebuah mazmur yang meluhurkan Allah sebagai Raja, bdk Maz 47+, di akhir zaman. Raja itu datang menyelamatkan umatNya, Maz 98:1-3. Begitu Tuhan menyatakan diri kepada semua bangsa, segenap bumi yang perlu memuji Raja Penyelamat umat, Maz 98:3-6. Dan waktu Tuhan datang memerintah bahkan semesta alam turut memujiNya, Maz 98:7-9.
(0.13) (Mzm 115:1) (jerusalem: Kemuliaan hanya bagi Allah) Kidung ini terdiri atas lima bagian. yang pertama, Maz 115:1-3, mengagungkan Tuhan; yang kedua, Maz 115:4-8, melawankan kebesaran Allah Israel dengan kesia-siaan berhala; yang ketiga, Maz 115:9-11, mengajak umat supaya tetap percaya pada Tuhan: bagian keempat, Maz 115:12-15, berkata tentang umat yang diberkati para imam, bagian penutup, Maz 115:16-18, berupa pujian. Barangkali mazmur ini dinyanyikan sebagai salah satu korban (antara Maz 115:11 dan Maz 12?) dan bergiliran dinyanyikan oleh umat, Maz 115:1-8,16-18, seorang solis, Maz 115:9-11, dan kaum Lewi, Maz 115:12-15. Maz 115:4-11 menjadi contoh bagi Maz 115:15 dst.
(0.13) (Yes 41:8) (jerusalem: hambaKu) Di sini untuk pertama kalinya Deutero-yesaya menyuguhkan tema "Hamba Tuhan" yang berperan besar dalam pemberitaannya. Tema "Hamba Tuhan" erat bersangkutan dengan tema kepilihan, bdk Yes 43:10,20; 44:1,2; 45:4. Dan tema kepilihan itu terkait pada panggilan Abraham. Israel-Yakub, keturunan Abraham, telah dipilih Tuhan menjadi saksiNya, Yes 43:10 kalaupun Israel dahulu tidak setia, Yes 42:19. Dosanya diampuni Allah yang menyelamatkan umatNya, Yes 44:1-5; 48:20. Adapun gagasan "hamba tidak mengungkapkan hubungan: budak-majikan, tetapi hubungan yang mencakup kepercayaan dan kasih. mengenai "Nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan", bdk Pengantar.
(0.13) (Za 10:3) (jerusalem) Bagian ini sukar dimengerti. Secara ganjil bercampur bagian-bagian di mana Tuhan berbicara, Zak 9:3,6,8-11, dan bagian-bagian yang berbicara tentang Tuhan, Zak 9:3,6,8-11, dan bagian-bagian yang berbicara tentang Tuhan, Zak 9:3-5,7,13; 11:1-3.
(0.13) (1Kor 15:3) (jerusalem: kusampaikan...) Firman Injil yang hidup diterima, dipelihara lalu disampaikan lebih lanjut. Kata-kata yang dipakai di sini diambil dari peristilahan para rabi Yahudi mengenai tradisi, bdk 1Ko 11:23. Tetapi Injil terutama perlu diberitakan, 1Ko 14:1,2 dan diajar (1Ko 14:11 kerygma), bdk Mat 4:23, dll, lalu dipercaya, 1Ko 14:2,11, bdk Mar 1:15; maka Injil menyelamatkan orang, 1Ko 14:2, bdk Kis 11:14; 16:17. Ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam ayat-ayat ini ternyata sudah membeku dan menjadi pangkal semua syahadat iman (Credo) selanjutnya.
(0.13) (Yak 1:18) (jerusalem: firman kebenaran) Firman itu ialah seluruh wahyu Allah kepada manusia, yang juga disebut "hukum sempurna" atau: "hukum yang memerdekakan", atau "hukum utama", harafiah: "hukum kerajaan", bdk Yak 1:21-25; 2:8
(0.12) (Mat 3:2) (full: BERTOBATLAH. )

Nas : Mat 3:2

Makna dasar dari pertobatan (Yun. _metanoeo_) adalah "berbalik". Yang dimaksudkan adalah berbalik dari cara hidup yang jahat kepada Kristus, dan melalui Dia kepada Allah (Yoh 14:1,6; Kis 8:22; 26:18; 1Pet 2:25).

  1. 1) Keputusan untuk berbalik dari dosa kepada keselamatan di dalam Kristus menyangkut hal menerima Kristus bukan hanya sebagai Juruselamat dari hukuman dosa, tetapi juga sebagai Tuhan atas kehidupan kita. Jadi, pertobatan meliputi pergantian penguasa -- dari kekuasaan Iblis (Ef 2:2) kepada kekuasaan Kristus dan Firman-Nya (Kis 26:18).
  2. 2) Pertobatan merupakan keputusan yang sukarela pada pihak orang berdosa, yang dimungkinkan oleh kasih karunia yang memberi kemampuan kepada mereka untuk melakukannya ketika mereka mendengar dan percaya kepada Injil (Kis 11:21;

    lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  3. 3) Definisi iman yang menyelamatkan sebagai "sekedar percaya" kepada Kristus sebagai Juruselamat sama sekali tidak memadai apabila dihadapkan dengan tuntutan Kristus untuk bertobat. Menjelaskan iman yang menyelamatkan dalam suatu cara yang tidak mengharuskan seseorang meninggalkan dosa adalah memutarbalikkan secara membahayakan ajaran Alkitab tentang penebusan. Iman yang menyertakan pertobatan adalah syarat untuk memperoleh keselamatan (bd. Mr 1:15; Luk 13:3,5; Kis 2:38; 3:19; 11:21).
  4. 4) Pertobatan merupakan pesan pokok para nabi PL (Yer 7:3; Yeh 18:30; Yoel 2:12-14; Mal 3:7), Yohanes Pembaptis (Mat 3:2), Yesus Kristus (Mat 4:17; 18:3; Luk 5:32) dan orang Kristen PB (Kis 2:38; 8:22; 11:18; 2Pet 3:9). Pemberitaan pertobatan harus senantiasa mendampingi berita Injil (Luk 24:47).
(0.12) (Kis 8:12) (full: MEREKA PERCAYA ... NAMA YESUS KRISTUS. )

Nas : Kis 8:12

Orang-orang Samaria memenuhi syarat-syarat keselamatan dengan sepenuhnya dan menjadi orang Kristen sebelum Roh Kudus datang atas mereka.

  1. 1) Mereka "percaya" dan "dibaptiskan". Dua fakta membuktikan dengan jelas bahwa iman orang Samaria adalah iman sejati yang menyelamatkan.
    1. (a) Baik Filipus (ayat Kis 8:12) maupun para rasul (ayat Kis 8:14) menilai iman mereka sah.
    2. (b) Di depan umum orang Samaria itu menyerahkan diri kepada Kristus dengan dibaptis dalam air. Alkitab menyatakan bahwa "siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan" (Mr 16:16). Demikianlah, mereka lahir baru dan didiami oleh Roh Kudus (Rom 8:9).
  2. 2) Roh Kudus yang mereka terima beberapa hari kemudian (ayat Kis 8:17) bukan untuk keselamatan. Sebaliknya, penerimaan Roh itu seperti yang dialami oleh para rasul pada hari Pentakosta, yaitu untuk memperlengkapi mereka dengan kuasa untuk pelayanan dan bersaksi (Kis 1:8; 2:4). Lukas memakai istilah "menerima Roh Kudus" terutama dalam arti memberi kuasa (Kis 1:8; 2:38; 8:17; 10:47; 19:2), dan bukan dalam arti kelahiran baru atau pembaharuan

    (lihat art. PEMBAHARUAN;

    lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID; dan

    lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).

  3. 3) Ada orang yang mengajar bahwa iman orang Samaria bukanlah iman yang menyelamatkan dan membaharui. Akan tetapi, tidak masuk akal untuk percaya bahwa Filipus, yang penuh dengan Roh Kudus dan hikmat (Kis 6:3-5), akan membaptiskan, menyembuhkan, serta mengusir setan-setan dari orang-orang yang imannya tidak sungguh-sungguh.
(0.12) (Yak 2:17) (full: JIKA IMAN ITU TIDAK DISERTAI PERBUATAN ... PADA HAKEKATNYA ADALAH MATI. )

Nas : Yak 2:17

Teks :
  1. 1) Iman sejati yang menyelamatkan begitu penting sehingga mau tidak mau harus menyatakan diri di dalam tindakan saleh dan pengabdian kepada Yesus Kristus. Perbuatan tanpa iman adalah perbuatan yang mati. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan perbuatan belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkannya

    (lihat cat. --> Yak 2:22;

    lihat cat. --> Rom 1:5;

    [atau ref. Yak 2:22; Rom 1:5]

    lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT;

    dan

    lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  2. 2) Yakobus mengarahkan ajaran ini kepada mereka di dalam gereja yang mengaku beriman kepada Kristus dan pendamaian oleh darah-Nya, sambil percaya bahwa pengakuan itu saja sudah cukup untuk keselamatan. Mereka berkeyakinan bahwa hubungan pribadi dalam ketaatan dengan Kristus sebagai Tuhan tidak penting. Yakobus mengatakan bahwa iman semacam itu mati dan tidak menghasilkan keselamatan atau sesuatu yang baik (ayat Yak 2:14-16,20-24). Satu-satunya jenis iman yang menyelamatkan ialah "iman yang bekerja oleh kasih" (Gal 5:6).
  3. 3) Pada pihak lain, jangan beranggapan bahwa kita memelihara iman yang hidup hanya dengan usaha kita sendiri. Kasih karunia Allah, Roh Kudus yang mendiami kita dan syafaat Kristus

    (lihat cat. --> Ibr 7:25)

    [atau ref. Ibr 7:25]

    bekerja di dalam kehidupan kita untuk memungkinkan kita menanggapi Allah "yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman" (Rom 1:17). Jikalau kita berhenti menanggapi kasih karunia Allah dan pimpinan Roh, maka iman kita akan mati.
(0.12) (Mzm 22:1) (jerusalem: Allahku, mengapa Kautinggalkan aku) Ratapan pribadi yang agak serupa dengan lagu Hamba Tuhan yang bersengsara, Yes 52:12-53:12, rupanya dipakai sebagai iringan korban syukuran, bdk kepala mazmur dan Maz 22:26-27. doa pribadi itu kemudian disesuaikan dengan ibadat umat dengan ditambahkannya Maz 22:24 dan kata penutup, Maz 22:28-31, yang berbicara tentang ditegakkannya pemerintahan Allah sebagai raja dunia semesta habis penderitaan hamba Tuhan yang setia itu, bdk Yes 45:22; 52:10; Zak 14:9; Oba 21. Mazmur sendiri berupa doa seseorang yang tidak bersalah namun secara rohani dan badani sangat dianiaya musuh, Maz 22:2-22. Namun ia tetapi menaruh kepercayaannya pada Tuhan dan ia yakin bahwa akan dapat membayar nazar yang diikrarkannya dalam penderitaan yang hebat itu; banyak orang benar akan ikut serta dalam (perjamuan) korban syukur nanti, Maz 22:23-30. Keturunan pendoa akan terus-menerus memberitakan apa yang secara ajaib dikerjakan Tuhan dengan menyelamatkan hambaNya yang percaya, Maz 22:31. Mazmur ini khususnya mempengaruhi para penginjil (dan tradisi jemaat Kristen) dalam menggambarkan penderitaan Yesus. Maz 22:2 diucapkan oleh Yesus di salib, Mat 27:46, dan penginjil kerap kali menyinggung ayat-ayat dari mazmur ini, Mat 27:35,43,46; Mar 15:34; Yoh 19:24; bdk Ibr 2:12. Maka menurut penginjil Maz 22 dengan satu atau lain cara mengenal Yesus sebagai Mesias.
(0.12) (Kej 8:1) (sh: Bumi dan ciptaan baru (Senin, 10 Februari 2003))
Bumi dan ciptaan baru

Kalimat awal dari perikop ini memberi kesan bahwa Allah "sempat" melupakan keberadaan seluruh isi bahtera. Benarkah demikian? Tidak! Ungkapan bahwa Allah mengingat Nuh ini (ayat 1) justru menegaskan pengalaman Allah yang terus menerus setia menyertai Nuh, menuntaskan rencana penyelamatan-Nya bagi dunia melalui Nuh. Kemarahan Allah ada akhirnya. Allah mengembalikan air ke dalam batasannya.

Kisah air bah membukakan dua hal kepada kita. Pertama, kisah itu menyisakan kenangan pahit dan tak terlupakan. Dosa tidak pernah memberikan kebahagiaan dalam hidup dan bagi kondisi dunia ini. Kedua, kisah itu mendatangkan sukacita karena di balik penghukuman Allah, Allah berbelas kasihan kepada umat-Nya. Penyelamatan Nuh dan keluarganya, beserta wakil dari semua makhluk yang bernyawa, menggambarkan pemulihan ciptaan dan penciptaan suatu umat perjanjian. Nuh yang telah memperoleh anugerah keselamatan dari Allah mendirikan mezbah sebagai respons syukur dan terima kasihnya kepada Allah. Mezbah tersebut bukan upaya Nuh untuk membujuk Allah agar menyingkirkan murka- Nya seperti yang banyak dipahami di dalam agama-agama manusia tentang kurban-kurban. Mezbah itu justru adalah ungkapan syukur Nuh atas inisiatif Allah baik dalam menghukum maupun terlebih dalam menyelamatkan. Kini, Nuh mengemban tugas berat, memulai dari awal, yaitu mengisi dan membentuk bumi ciptaan baru.

Kita memiliki Allah yang dahsyat, dan berdaulat penuh atas dunia. Itu sebabnya, kejahatan manusia tidak dapat menggagalkan rencana Allah untuk mempertahankan kelangsungan hidup dunia ciptaan-Nya, apalagi menggagalkan rencana penyelamatan-Nya! Renungkan: Keseriusan Allah terhadap rencana-Nya tersebut terwujud dalam Putra-Nya sendiri, yang rela mati, demi menyelamatkan orang- orang pilihan-Nya dari murka kekal.

(0.12) (Kej 14:1) (sh: Akibat keliru memilih (Kamis, 29 April 2004))
Akibat keliru memilih

Pilihan yang keliru bisa berakibat fatal. Salah memilih pendidikan atau karier bisa menyebabkan kerugian jangka panjang. Salah pilih isteri atau suami, bisa menderita seumur hidup. Demikian juga salah pilih tujuan hidup, seumur hidup berada di jalan yang salah yang berakhir di tempat yang salah pula. Mungkin itu yang dialami Lot.

Dari pembacaan kemarin kita mendapatkan bahwa Lot memilih memisahkan diri dari Abram dan menuju ke lembah Yordan yang terlihat jauh lebih subur dibandingkan dengan tanah Kanaan (ayat 13:10). Lot memilih tinggal di daerah dekat Sodom. Penulis Kejadian memberikan komentar yang serius, orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN (ayat 13). Akibat tinggal di daerah Sodom, ketika terjadi peperangan dahsyat antara Kedorlaomer dan rekan-rekannya melawan raja Sodom dan rekan-rekannya, Lot dan keluarganya tertawan bahkan diangkut ke utara. Sekali lagi penulis Kejadian memberikan komentar "sebab Lot itu diam di Sodom" (ayat 12). Apa yang ditabur Lot sedang dituainya sendiri.

Namun, Allah melalui Abram menyelamatkan Lot dan keluarganya. Abram memimpin dan mengirim pasukannya untuk menyelamatkan Lot dari genggaman Kedorlaomer dan kawan-kawannya. Tindakan yang luar biasa, mengingat secara jumlah pasukan Abram yang 318 orang itu (ayat 14) sangat sedikit dibandingkan dengan pasukan gabungan lima raja utara. Kalau bukan TUHAN yang berperang bagi Abram, demi Lot, tidak mungkin Lot diselamatkan!

Sekali lagi kita diajar untuk tidak salah pilih dalam kehidupan ini, karena akibatnya bisa fatal. Lot masih mendapatkan kesempatan kedua, tetapi siapakah yang tahu kesempatan seperti itu masih bisa kita peroleh?

Periksalah: Apakah pilihan-pilihan kita sudah tepat? Kalau ternyata Anda tidak yakin, segeralah mencari pimpinan Tuhan dan perbaiki pilihanmu sebelum akibat fatal menimpa.

(0.12) (Kel 2:1) (sh: Penyiapan sang pembebas Israel (Selasa, 29 Maret 2005))
Penyiapan sang pembebas Israel


Kondisi mustahil yang dialami Israel di pasal 1 kini dialami oleh bayi dari pasangan suku Lewi (ayat 1-3). Secara manusiawi, bayi yang baru dilahirkan tersebut pasti akan mati. Ia hanya ditempatkan di sebuah keranjang yang terbuat dari dedaunan dan dibuang ke Sungai Nil yang besar dan dalam. Tak dinyana, puteri Firaun menemukan bayi orang Israel di keranjang itu (ayat 5-6). Seharusnya ia tahu adanya perintah dari ayahnya untuk membunuh bayi laki-laki Israel, tetapi kini ia menjadi alat Tuhan menyelamatkan Musa. Bahkan ia membuka kesempatan untuk Musa mendapatkan pendidikan kepemimpinan dalam istana Firaun. Musa masuk di sarang musuh. Inilah pemeliharaan Tuhan bagi Musa dan Israel. Rencana Tuhan mengalahkan siasat jahat Firaun.

Yang lebih mengherankan lagi secara fisik Musa dibesarkan di istana Firaun, tetapi puteri Firaun menyerahkan Musa untuk dirawat oleh inang penyusu yang ternyata ibunya sendiri (ayat 7-9). Akibatnya hubungan batin Musa dengan keluarganya tetap terpelihara. Oleh karena itu, walaupun setelah besar ia adalah pangeran Mesir, hati Musa berpaut kepada bangsanya sendiri. Hal itu terungkap ketika ia membunuh seorang Mesir yang sedang menyiksa seorang Ibrani (ayat 11-12). Hanya saja sifat dan tindakan patriotik Musa saat itu belum dapat dipakai Tuhan untuk membebaskan umat-Nya dari Mesir. Ada penggemblengan yang harus dilalui Musa di Padang Midian, yaitu Kawah Candradimukanya Musa. Musa disiapkan Tuhan menjadi pemimpin melalui belajar dipimpin Tuhan (ayat 15b-22).

Tuhan menyiapkan hamba-hamba-Nya melalui banyak cara dan tahapan. Anugerah Tuhan tidak saja menyelamatkan dan memelihara, tetapi juga membentuk karakter kita agar layak dipakai-Nya. Pembentukan Tuhan itu terjadi melalui proses belajar, menanti, menaati, dsb. Yang penting bagaimanapun Tuhan memproses kita, kita harus siap menerima dan responsif terhadap semua cara pembentukan-Nya.

Doaku: Tuhan, bentuk dan persiapkan aku jadi laskar-Mu.

(0.12) (Kel 12:1) (sh: Ketika Tuhan "berjalan melewati" (Kamis, 14 April 2005))
Ketika Tuhan "berjalan melewati"


Bagian ini menjelaskan makna Paskah yang pertama kali dirayakan oleh orang Israel. Kata Paskah memiliki akar kata 'psh' dari rumpun bahasa Semit (termasuk bahasa Arab, Ugarit, dan Ibrani) yang berarti "berjalan melewati."

Melalui ritual Paskah ini kelak umat Israel akan mengenang kejadian yang begitu penting di dalam sejarah mereka ketika Tuhan menyelamatkan ("berjalan melewati") mereka dari perbudakan di Mesir. Peristiwa ini merayakan klimaks pembebasan umat Israel, yaitu ketika Tuhan memberikan tulah kesepuluh berupa kematian anak sulung semua keluarga Mesir kecuali di dalam rumah tangga Israel. Perayaan ini berupa pengurbanan domba yang darahnya dibubuhkan pada pintu rumah orang Israel, supaya mereka terhindar dari kematian anak sulung (ayat 7,12-13). Domba tersebut lalu dipanggang dan dimakan dengan roti tidak beragi dan sayur-sayuran pahit. Mereka harus memakannya dengan berpakaian lengkap untuk bepergian. Hal ini menunjukkan ketergesaan dan kesiapan untuk meninggalkan Mesir. Nanti ketika perayaan ini diulang, perayaan ini harus dilanjutkan dengan perayaan hari roti tidak beragi selama seminggu penuh (ayat 18-20). Umat Israel diperintahkan untuk melakukan kembali secara dramatis apa yang telah terjadi pada waktu itu di Mesir. Dengan mengenang peristiwa ini berarti mereka akan selalu mengingat kasih Allah kepada mereka di dalam sejarah keselamatan orang Israel.

Peristiwa Paskah ini merupakan suatu cara untuk mengingatkan umat Israel di Mesir dan keturunan mereka bahwa Allah betul-betul hadir, menghukum orang-orang Mesir, dan menyelamatkan umat Israel. Allah menjadi nyata di dalam peristiwa ini. Demikian juga di dalam Yesus Kristus, kehadiran Allah nyata. Di dalam Yesus Kristus Allah hadir di dalam hati orang-orang yang memercayai Dia. Kristuslah domba Paskah yang menebus dosa manusia (Yoh. 1:29).

Renungkan: Tuhan Yesus telah membayar dan menghapus dosa-dosa kita. Ia telah menjadi domba Paskah bagi kita.

(0.12) (Kel 13:1) (sh: Hak Allah (Minggu, 17 April 2005))
Hak Allah


Anak sulung penting bagi banyak keluarga. Anak sulung menjadi penerus keturunan atau nama keluarga. Apa yang terjadi kalau anak sulung itu diambil dari keluarga? Itulah yang terjadi pada umat Israel. Tuhan mengklaim setiap anak sulung sebagai milik-Nya. Mengapa demikian? Tengah malam sebelum bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah memisahkan anak-anak sulung dari setiap rumah dengan memberikan tanda darah pada setiap muka pintu. Pada malam tulah kesepuluh dijalankan anak-anak sulung bangsa Israel selamat. Karena Allah menyelamatkan hidup anak-anak sulung, maka Ia memiliki hak untuk mengklaim mereka sebagai milik-Nya. Namun, Allah memerintahkan bangsa Israel untuk menebus anak-anaknya (ayat 12-14).

Penebusan ini memiliki 2 tujuan. Pertama, penebusan ini mengingatkan Israel bagaimana Allah telah memisahkan anak-anak mereka dari kematian dan telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Kedua, penebusan ini menunjukkan bagaimana Allah menghargai manusia dan berlawanan dengan ilah-ilah kafir yang mereka sembah yang justru meminta manusia sebagai kurban persembahan. Inilah yang harus diajarkan oleh setiap orang tua Israel kepada anak-anak mereka sesudah masuk ke tanah perjanjian (ayat 3-10). Penebusan ini juga adalah simbol ke depan ketika Yesus membeli kita dengan harga untuk dosa kita sekali dan selamanya.

Bila pada zaman Perjanjian Lama tindakan Allah untuk menyelamatkan manusia masih merupakan suatu bayang-bayang, maka bagi kita yang hidup dalam zaman Perjanjian Baru, hal tersebut sudah menjadi fakta. Allah telah menggenapi keselamatan dengan mengirimkan Kristus bagi kita. Puji Tuhan untuk keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita.

Ingat: Keselamatan yang kini Anda alami adalah pemberian Allah. Sudahkah Anda hidup senantiasa memberikan yang terbaik bagi Allah dari hidup Anda? Memberi yang terbaik adalah pengakuan bahwa semua yang kita alami berasal dari Tuhan.

(0.12) (Mzm 11:1) (sh: Tuhan Perlindunganku (Sabtu, 4 Januari 2003))
Tuhan Perlindunganku

Menjadi orang Kristen di Indonesia ternyata banyak musuhnya. Orang tidak senang gereja maju, lalu meneror dan membakarnya. Orang tidak senang orang Kristen berhasil, lalu memfitnah atau mempersulit ruang geraknya. Kalau Anda adalah salah seorang yang sedang menghadapi ancaman dan tekanan dari musuh-musuh Kristen, kepada siapakah Anda akan mencari pertolongan?

Mazmur 11 merupakan pernyataan keyakinan si pemazmur. Walaupun orang-orang fasik membenci bahkan berupaya menghancurkan dirinya (ayat 2), sampai seakan-akan tidak ada yang dapat dilakukannya untuk menyelamatkan dirinya (ayat 3), pemazmur percaya kepada Tuhan sebagai tempat perlindungannya. Bagaimana mungkin tetap percaya kepada Allah dalam kesulitan hidup? Pertama, sebab Tuhan adalah mahatahu. Ia tahu siapa yang fasik, siapa yang benar (ayat 4-5). Kedua, Tuhan itu adil (ayat 7a), Ia menghukum orang fasik (ayat 6), tetapi berkenan kepada orang benar (ayat 7b). Jadi, pemazmur dapat mempertaruhkan hidupnya kepada Tuhan karena ia tahu Tuhan pasti membela dirinya yang benar terhadap orang fasik yang jahat.

Di awal tahun 2003 ini, sepertinya situasi tidak semakin baik bagi Kristen di Indonesia. Namun, keyakinan bahwa Tuhan adil dan akan membalaskan kejahatan orang seharusnya membuat kita bertahan dan berserah kepada Tuhan. Pada saat yang tepat, Tuhan akan bertindak menyelamatkan kita. Percaya kepada Tuhan tidak membuat kita menjadi tidak realistis seperti orang hidup dalam dunia mimpi. Dekat Tuhan kita tidak hanya akan terlindung aman, tetapi kita juga akan beroleh ketajaman melihat dan membaca zaman yang makin jahat ini.

Renungkan: Tuhan membalas setiap orang yang fasik dengan hukuman, dan yang benar dengan kehidupan. Dalam persekutuan, atau permusuhankah Anda terhadap Tuhan?

(0.12) (Mzm 31:1) (sh: Doa, sebuah tindakan refleks Kristen (Minggu, 25 Maret 2001))
Doa, sebuah tindakan refleks Kristen

Jika secara tidak sengaja kita menyentuh bara api, maka secara refleks tangan kita akan bergerak menjauhi bara api itu. Itulah gerakan refleks yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia dalam menghadapi bahaya maupun serangan atas dirinya. Menjalani kehidupan di dalam masyarakat kita akhir-akhir ini, Kristen harus memperlengkapi diri dengan gerakan refleks yang lain, bukan sekadar menghindar dari bara api yang akan menyengat tangan namun juga mempertahankan diri agar tidak hangus terbakar api pergolakan zaman.

Ketika menulis mazmur ini, Daud dikejar-kejar oleh Saul untuk dibunuh. Kondisinya waktu itu sangat genting karena hampir tidak ada celah bagi Daud untuk mempertahankan atau menyelamatkan dirinya (1Sam. 23:13). Apa yang ia lakukan? la segera berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, sebelum melakukan apa pun (2-6). Tidak ada hal yang terlalu genting bagi Daud sehingga doa harus ditunda atau dilewatkan. Bagi Daud doa tetap harus dinomorsatukan dalam situasi dan kondisi apa pun. Doa sudah menjadi gerakan refleks baginya. Mengapa demikian? Sebab ia memang telah menyerahkan hidupnya secara penuh ke dalam tangan Tuhan. Ia mengenal siapa Allah, karena itu ia tidak ragu sedikit pun untuk mengandalkan Dia dalam segala keadaan. Bahkan ia mempercayakan kepada Allah miliknya yang paling berharga yaitu nyawanya (6). Tidak itu saja, walaupun masih harus menghadapi ancaman maut, ia dapat tetap bersukacita dan tegar karena Allah adalah setia maka Ia akan tetap menolongnya seperti yang pernah Ia lakukan sebelumnya (8-9).

Renungkan: Seperti bagi Daud, bagi kita pun doa harus merupakan tindakan refleks untuk mempertahankan dan menyelamatkan keberadaan kita. Apakah ini sudah berlaku bagi Anda? Jika belum apa penyebabnya?

Bacaan untuk Minggu Sengsara 5

Yeremia 31:31-34

Ibrani 5:7-10

Yohanes 12:20-33

Mazmur 51:10-16

Lagu: Kidung Jemaat 446

(0.12) (Mzm 105:16) (sh: Kebaikan Allah adalah dasar harapan (Jumat, 21 Oktober 2005))
Kebaikan Allah adalah dasar harapan

Orang yang sedang menderita membutuhkan pengharapan agar mampu melewati kesulitan itu. Israel membutuhkan pengharapan. Hal itu ditawarkan pemazmur dengan cara menengok kepada sejarah kehidupan mereka.

Israel diajak melihat bagaimana Allah memimpin dan memelihara nenek moyang mereka. Cara Allah sungguh ajaib dan tidak terduga. Allah memakai seorang pemuda, Yusuf yang lemah dan tak berpengalaman, namun yang bersandar penuh kepada-Nya untuk menyelamatkan satu keluarga besar (ayat 16-22). Pemuda ini harus mulai dari bawah, mengalami berbagai penderitaan sebelum Tuhan dapat memakainya. Ini sekaligus gambaran akan penggemblengan umat Tuhan sebelum dapat dipakai menjadi alat anugerah-Nya.

Lain lagi cara Allah menyelamatkan umat-Nya dari per-budakan Mesir. Ia mendemonstrasikan kemahakuasaan-Nya dengan menghantam Mesir memakai beragam tulah (ayat 26-36). Kuasa-Nya tidak tertandingi para ilah Mesir. Firaun dan rakyat Mesir harus tunduk kepada Allah dan memberkati Israel dengan kekayaan yang limpah (ayat 37). Kasih dan panjang sabar Ia tunjukkan ketika Ia memimpin perjalanan mereka di padang gurun menuju Tanah Perjanjian (ayat 39-45). Kesetiaan dan kemurahan-Nya melimpahi hidup mereka.

Penderitaan dapat menjadi cara Allah mengajar umat-Nya bersandar kepada-Nya. Dengan mengingat kasih karunia dan perbuatan-Nya pada masa lampau, kita diajak menaruh masa depan kita kepada-Nya. Karena Dia adalah Allah yang tidak berubah, kemarin, hari ini, dan selama-lamanya pengharapan kita tidak sia-sia. Mungkin hidup tidak akan menjadi lebih mudah; malahan persoalan semakin bertubi-tubi menimpa anak Tuhan. Namun, kasih dan setia-Nya akan terus menopang kita karena kita milik-Nya.

Doa: Tuhan, saat mata kami terbelalak oleh kompleksnya masalah hidup ini, ingatkan kami bahwa Engkau dulu telah menolong kami. Kami percaya, Engkau tetap akan menopang kami selamanya.

(0.12) (Yes 22:1) (sh: Dosa umat Tuhan pun dibongkar! (Rabu, 8 September 2004))
Dosa umat Tuhan pun dibongkar!

Setelah bernubuat tentang bangsa-bangsa (Yes. 20-21), kini nubuat Nabi Yesaya dialamatkan kepada Yehuda dan Yerusalem. Ternyata mereka juga berdosa. Dalam Perjanjian Lama, keberadaan umat Israel istimewa karena mereka adalah keturunan Abraham. Mereka bermegah akibat status quo (status keturunan) yang dimiliki. Dalam konteks ini, umat Israel menganggap dapat melakukan apa saja tanpa ditegur karena mereka umat pilihan. Namun, anggapan itu salah besar. Jika kita membaca sejarah umat Israel, kita akan mendapati bahwa umat Israel berkali-kali ditegur Tuhan karena kesalahan dan pelanggaran mereka.

Dari "Lembah penglihatan" (ay. 1-13) Yerusalem digambarkan sebagai kota yang akan diserang dan dihancurkan apabila penduduknya tidak kembali kepada Tuhan. Kekeliruan yang dilakukan oleh mereka ialah mengandalkan kekuatan diri sendiri dan berlindung pada bantuan negara-negara yang kuat pada zaman itu. Dan kesalahan utama mereka ialah mereka melupakan Tuhan yang terbukti mampu menyelamatkan mereka dari serangan musuh. Mereka tidak memercayai janji dan penyertaan Tuhan. Itulah sebabnya, Tuhan akan menghakimi mereka, dan penghakiman ini akan mematikan mereka (ayat 15-19). Meski demikian, Tuhan tetap menjanjikan pengharapan melalui Elyakim anak Hilkia (ayat 20). Elyakim akan menjadi pemimpin umat yang menyelamatkan Yerusalem. Dia digambarkan menjadi "gantungan" bagi umat Israel. Tetapi ini pun tidak akan berlangsung lama, karena pada akhirnya Elyakim pun akan jatuh (ayat 25).

Keberadaan umat Tuhan harus dilihat dari hubungan yang benar antara mereka dan Tuhan. Seorang Kristen sejati disebut orang percaya bukan karena ia memiliki status yang didapatkan karena keturunan, baptisan, kewargaan gereja, tetapi karena ia memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan. Inilah dasar iman Abraham (Ibr. 11:8). Hal yang sama dituntut dari kita yaitu kita dipanggil untuk memiliki hubungan yang benar dengan-Nya.

Renungkan: Pemurnian apakah yang perlu di alami orang Kristen di Indonesia agar Tuhan leluasa memakainya?



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA