Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 286 ayat untuk memperhatikan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (1Tes 5:12) (sh: Siapa layak beroleh dukungan dana? (Selasa, 18 November 1997))
Siapa layak beroleh dukungan dana?

Ada orang yang layak beroleh dukungan secara finansial, ada yang tidak. Siapa sajakah mereka? Yang layak kita dukung secara finansial ialah para hamba Tuhan yang bekerja keras. Sebagian dari mereka yang bekerja keras itu seringkali tidak beroleh dukungan dana memadai. Sikap hormat kita hendaknya juga diwujudkan dalam bentuk memperhatikan kebutuhan mereka akan dana. Yang tidak layak didukung ialah mereka yang karena bersikap ekstrim tentang kedatangan Tuhan, lalu tidak bekerja dan hidup tidak tertib.

Gereja Tuhan belum sempurna. Gereja Tuhan belum ada dalam kemuliaan. Orang-orang beriman bukan para malaikat yang sempurna, belum mengalami kebangkitan tubuh. Itu sebabnya di dalam gereja masih kita jumpai orang yang tawar hati, yang lemah, yang berbuat salah, yang kebiasaan ibadahnya salah, dlsb. Justru karena kita sedang menuju Hari kedatangan Tuhan, hari ketika Gereja dimuliakan, maka kita harus saling melayani agar kelemahan-kelemahan itu tidak berkepanjangan. Kekuatan untuk menjadi umat yang penuh daya tahan dan daya juang itu hanya terdapat dalam Roh Kudus. Jadi, jangan abaikan Roh Kudus, jangan abaikan karya dan karunia-karunia-Nya (ayat 19-22).

(0.25) (1Ptr 3:1) (sh: Keluarga Kristen (Rabu, 14 Juli 1999))
Keluarga Kristen

Hubungan timbal balik dalam menghormati dan melayani bagi pasangan suami-istri akan membangun keharmonisan dan kekokohan. Meski dalam karakter dan peran berbeda, kehidupan suami istri tetap dalam kesejajaran. Satu terhadap yang lain tidak ada yang meremehkan, melainkan memberikan penghargaan sebagaimana mestinya sesuai status masing-masing.

Istri Kristen. Wanita di segala abad cenderung merawat tubuh dan mempercantik penampilan dengan berbagai cara dan asesoris, agar tampil prima. Bila hanya memperhatikan penampilan, wanita akan kehilangan yang utama dalam hidupnya, yakni manusia batiniah yang menghormati Allah. Manusia batiniahlah yang akan menampilkan wanita sebagai istri yang berperilaku murni, saleh, lemah lembut, dan tunduk kepada suami. Keberadaan istri yang mendandani manusia batiniahnya akan lebih berharga di mata Allah dan di hadapan suami. Ia bukan hanya membuat keluarga harmonis, tetapi juga dapat memenangkan suami yang belum mengenal Allah.

Suami Kristen. Petrus menekankan bahwa suami harus menghormati istri yang lemah secara fisik dan hidup bijaksana terhadap sesama pewaris kasih karunia.

Renungkan: Keharmonisan hubungan batin dan lahir terjadi apabila keluarga mengutamakan kehendak Allah.

(0.22) (Dan 9:27) (full: MEMBUAT PERJANJIAN ... SELAMA SATU KALI TUJUH MASA. )

Nas : Dan 9:27

Ikatan perjanjian di antara "raja yang akan datang" (ayat Dan 9:26) dengan Israel akan menandai dimulainya "tujuh masa" yang ke-70, tujuh tahun terakhir masa ini. Mengenai peristiwa ini, Alkitab mengajarkan yang berikut:

  1. 1) Penguasa yang akan mengikat perjanjian dengan Israel adalah antikristus, tetapi ia tidak akan tampak saat itu (bd. 2Tes 2:3-10; 1Yoh 2:18). Rupanya suatu perjanjian damai akan dirundingkan oleh antikristus di antara Israel dan musuh-musuh mereka mengenai sengketa tanah (Dan 11:39).
  2. 2) Pada pertengahan tujuh tahun (yaitu, setelah tiga setengah tahun), raja itu akan melanggar perjanjiannya dengan Israel, menyatakan dirinya sebagai Allah, mengambil alih Bait Suci di Yerusalem, melarang ibadah kepada Tuhan (bd. 2Tes 2:4) dan menghancurkan Palestina; ia akan memerintah selama tiga setengah tahun (Wahy 11:1-2; 13:4-6;

    lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).

  3. 3) Makna nubuat dari "kekejian yang membinasakan" hanya akan diketahui oleh orang yang percaya kepada Allah (Dan 12:10-11). Yesus mengatakan bahwa orang percaya harus memperhatikan tanda yang sangat penting ini karena itu akan memulaikan hitungan tiga setengah tahun terakhir sampai kedatangan-Nya kembali ke bumi dalam kemuliaan (lih. Mat 24:15). Dengan memperhatikan secara teliti, orang percaya dalam kesengsaraan besar akan mengetahui bahwa kedatangan Kristus sudah dekat, sudah di ambang pintu (Mat 24:33;

    lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

    Kedatangan Mesias (2Tes 2:8; Wahy 19:11-20) akan terjadi pada akhir tujuh tahun atau masa tiga setengah tahun yang kedua. Wahyu menegaskan waktu itu dengan menyatakan dua kali bahwa antikristus (yaitu "binatang") akan berkuasa hanya selama 42 bulan (Wahy 11:1-2; Wahy 13:4-6). Daniel kemudian menyatakan lagi bahwa hal itu akan terjadi tiga setengah tahun ("Satu masa dan dua masa dan setengah masa") dari saat kesengsaraan besar hingga akhirnya (Dan 12:7).
  4. 4) Selama tiga setengah tahun yang dijatahkan kepada antikristus, Yerusalem akan terus diinjak-injak oleh orang bukan Yahudi (Wahy 11:2).
  5. 5) "Kekejian yang membinasakan" menjadi tanda yang jelas bahwa kesengsaraan besar telah dimulai (Dan 12:11; Mat 24:15-21; bd. Ul 4:30-31; Yer 30:5-7; Za 13:8-9).
  6. 6) Masa kesengsaraan dan pemerintahan antikristus akan berakhir dengan kedatangan Kristus dalam kuasa untuk menghukum orang fasik (Mat 25:31-46), membinasakan antikristus dan memulai pemerintahan-Nya selama seribu tahun (Yer 23:5-6; Mat 24:27,30).
(0.22) (Kej 3:6) (full: PEREMPUAN ITU MELIHAT ... LALU IA MENGAMBIL. )

Nas : Kej 3:6

Lihat cat. --> Mat 4:1-11,

[atau ref. Mat 4:1-11]

mengenai cara mengatasi pencobaan.

(0.22) (Ayb 31:1) (full: AKU TELAH MENETAPKAN SYARAT BAGI MATAKU. )

Nas : Ayub 31:1-34

Di bagian ini Ayub meninjau integritas rohaninya yang teguh, kesetiaannya pada Allah dan jalan-jalan-Nya, serta kebaikannya kepada orang lain.

  1. 1) Pernyataan Ayub mengenai karya penebusan Allah di dalam dirinya mencakup semua aspek kehidupan. Ayub berbicara tentang ketidaksalahannya dalam hal dosa yang dilakukan di dalam hati, termasuk nafsu seksual dan pikiran kotor (ayat Ayub 31:1-4), berdusta dan berbohong untuk memperoleh untung (ayat Ayub 31:5-8), dan ketidaksetiaan dalam perkawinan (ayat Ayub 31:9-12). Dia menyatakan perlakuannya yang adil terhadap anak buahnya (ayat Ayub 31:13-15) dan perhatiannya terhadap yang miskin dan melarat (ayat Ayub 31:16-23). Ia bersikeras bahwa dirinya bebas dari keserakahan (ayat Ayub 31:24-25), penyembahan berhala (ayat Ayub 31:26-28), balas dendam (ayat Ayub 31:29-32), dan kemunafikan (ayat Ayub 31:33-34).
  2. 2) Tabiat moral dan kemurnian hati dan hidup yang diuraikan di sini merupakan contoh yang baik bagi setiap orang percaya. Hidup saleh yang dijalankan Ayub pada zaman pra-perjanjian baru dapat dialami dengan berkelimpahan oleh semua orang percaya di dalam Kristus, melalui kuasa penyelamatan dari kematian dan kebangkitan-Nya (Rom 8:1-17; Gal 2:20).
(0.22) (Mat 6:9) (full: KARENA ITU BERDOALAH DEMIKIAN. )

Nas : Mat 6:9

Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan kita sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa kita harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhan kita. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Luk 6:12).

(0.22) (Mat 25:1) (full: PERUMPAMAAN SEPULUH GADIS. )

Nas : Mat 25:1

Perumpamaan mengenai sepuluh gadis ini menekankan bahwa semua orang percaya harus senantiasa memperhatikan keadaan rohani mereka sendiri mengingat Kristus bisa datang pada saat yang tidak diketahui dan tidak diduga. Mereka harus bertekun dalam iman supaya bila hari dan jam itu tiba mereka akan diterima oleh Tuhan yang kembali (ayat Mat 25:10). Kelalaian untuk memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan pada saat kedatangan-Nya kembali berarti akan dikucilkan dari kehadiran dan kerajaan-Nya.

  1. 1) Yang membedakan kelompok gadis yang bijaksana dengan yang bodoh ialah bahwa yang bodoh itu tidak memperhitungkan bahwa kedatangan Tuhan

    (lihat cat. --> Yoh 14:3)

    [atau ref. Yoh 14:3]

    akan terjadi pada saat yang tidak terduga, suatu saat yang tidak didahului oleh tanda-tanda khusus yang jelas (ayat Mat 25:13;

    lihat cat. --> Mat 24:36).

    lihat cat. --> Mat 24:44).

    [atau ref. Mat 24:36,44]

  2. 2) Melalui perumpamaan ini dan juga di bagian yang lain (Luk 18:8) Kristus menyatakan bahwa sebagian besar gereja tidak akan siaga pada saat Dia datang kembali (ayat Mat 25:8-13). Dengan demikian Kristus menyatakan dengan jelas bahwa Ia tidak akan menunggu sampai semua gereja siap untuk kedatangan-Nya.
  3. 3) Perlu diperhatikan bahwa semua gadis itu (baik yang setia maupun yang tidak setia) sangat terkejut ketika mempelai laki-laki datang (ayat Mat 25:5-7). Hal ini menunjukkan bahwa perumpamaan ini berkaitan dengan orang percaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan besar dan tidak berkaitan dengan mereka yang hidup selama kesengsaraan itu, yang akan mempunyai tanda cukup mendahului kedatangan Kristus pada akhir masa kesengsaraan itu

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

(0.22) (Yoh 1:12) (full: MENERIMA ... PERCAYA. )

Nas : Yoh 1:12

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bagaimana iman yang menyelamatkan adalah baik suatu tindakan tunggal maupun suatu sikap yang berlangsung seumur hidup.

  1. 1) Untuk menjadi anak Allah, seseorang perlu "menerima" (Yun. _elabon_ dari kata _lambano_) Kristus. Bentuk masa lampau ini menunjukkan suatu tindakan tertentu dari iman.
  2. 2) Setelah tindakan iman tersebut, masih harus ada tindakan percaya yang berkesinambungan. Kata "percaya" (Yun. _pisteuousin_ dari _pisteuo_) merupakan bentuk partisip masa kini, yang menunjukkan tindakan berkesinambungan dan perlunya ketekunan dalam hal percaya. Supaya seorang menerima keselamatan yang sempurna, iman sejati harus berlangsung terus-menerus setelah tindakan pertama, yaitu menerima Kristus (Mat 10:22; 24:12-13; Kol 1:21-23; Ibr 3:6,12-15).
(0.22) (1Sam 8:1) (jerusalem) Kisah tentang terbentuknya pemerintahan berupa kerajaan di Israel ini memberitakan sebuah kejadian yang memutuskan perjanjian di Silo sudah hancur dan persatuan bangsa terancam oleh karena tekanan dari pihak orang Filistin semakin menghebat. Dengan mengulang tawaran yang pernah disampaikan kepada Gideon, Hak 8:22 dst, dan percobaan yang diadakan Abimelekh, Hak 9:1 dst, sebagian dari bangsa Israel menurut seorang raja "seperti ada pada bangsa-bangsa lain", padahal sebagian lainnya menentang usul itu karena berpendapat bahwa Tuhan sendiri, satu-satunya Penguasa di Israel, akan membangkitkan pemimpin-pemimpin manakala diperlukan, seperti dahulu diperbuatNya pada zaman para hakim. Tetapi kurang tepat kiranya berkata tentang "Kisah yang berhaluan anti-monarki" (dari kalangan mereka yang melawan lembaga kerajaan), (bab 1Sa 8; 10:17-24; 12)dan tentang "Kisah yang berhaluan monarki" (dari kalangan pendukung lembaga kerajaan), 1Sa 9:1-10:16:11. Memang ada dua macam tradisi yang berasal dari dua tempat kudus. Tetapi kedua tradisi itu sehaluan mengenai peranan kenegaraan dan keagamaan Samuel. Adapun jasa Samuel yang terbesar adalah: Ia memenangkan suatu lembaga kerajaan yang mempertahankan hak-hak Allah atas bangsa Israel. Cita-cita itu tercapai dalam pemerintahan Daud, setelah usaha Saul mengalami kegagalan. Kepercayaan Daud yang luhur berhasil mempersatukan segikeagamaan dan segi keduniaan yang ada pada lembaga kerajaan di Israel. Sebagai negara Daud tidak melalaikan kewajibannya sebagai orang yang diurapi Tuhan. Selanjutnya cita-cita itu tidak lagi tercapai oleh para pengganti Daud dalam jabatan raja. Maka Daudlah yang tetap lambang raja di masa mendatang, ialah "Orang yang diurapi oleh Tuhan", Mesias. Melalui Dialah Allah mengerjakan keselamatan umatNya.
(0.22) (Kid 4:1) (jerusalem) Dalam sajak ini mempelai laki-laki memuji-muji kemolekan badaniah mempelai perempuan. Sebagiannya terulang dalam Kid 6:5-7; 7:1-9 memuat sebuah puji-pujian lain atas mempelai perempuan. Sebaliknya, dalam Kid 5:10-16 keelokan mempelai laki-laki dipuji-puji oleh bakal isterinya. Boleh jadi puji-pujian untuk isteri yang cakap, yang termaktub dalam Ams 31:10-31, diciptakan seorang berhikmat buat membereskan puji-pujian seperti yang tercantum dalam Kid 4:1-7, yang hanya memperhatikan kecantikan badaniah melulu. Namun puji-pujian semacam itu sangat biasa. Kitab apokrip "Kejadian" yang ditemukan di gua-gua di dekat Qumran memuat (pada Kej 12:15) sebuah puji-pujian atas kecantikan Sara (pujian itu agak kasar juga). Lagu-lagu cinta yang berasal dari negeri Mesir juga kerap kali memuji-muji kecantikan gadis-gadis. Puji-pujian semacam itu (yang disebut: wasf: penggambaran) juga suka dipakai dalam persajakan Arab. Kalau diartikan secara harafiah puji-pujian Kid 4:1-7 ini tentu saja memberi sebuah gambar berlebih-lebihan. Jadi jangan diartikan secara harafiah. Salah pula tafsiran alegorik, seolah-olah yang dimaksudkan ialah Tanah Suci dan bait Allah. Nas-nas semacam itu sebenarnya tidak menggambarkan apa-apa, tetapi hanya merangkaikan berbagai kiasan yang diambil dari alam, dari dunia bintang dan tumbuh-tumbuhan. Kiasan-kiasan itu hanya mengungkapkan rasa kagum, gembira dan senang yang ditimbulkan oleh kekasih yang dekat, seolah-olah peraba, penglihatan dan pencium terkena olehnya.
(0.22) (Mat 3:7) (jerusalem: orang Farisi) Mereka itu suatu kelompok orang Yahudi yang sangat rajin menepati hukum Taurat; tetapi mereka terlalu terikat pada tradisi lisan dari guru-guru mereka, sehingga terlalu memperhatikan hal-hal kecil yang dibanggakan dan juga sering berpura-pura saja. Kebebasan Yesus terhadap hukum Taurat dan pergaulanNya dengan orang berdosa tidak dapat menimbulkan perlawanan dari pihak orang Farisi. Injil-injil, khususnya Matius, kerap kali memperlihatkan perlawanan itu, bdk Mat 9:11 dsj; Mat 12:2 dsj,Mat 12:14 dsj, Mat 12:24; Mat 15:1 dsj; Mat 16:1 dsj; Mat 19:3 dsj; Mat 21:45; Mat 22:15 dsj, Mat 22:34,41; Mat 22:23dsj; Luk 5:21; Luk 6:7; Luk 15:2; Luk 16:14-15; Luk 18:10-11; Yoh 7:32; Yoh 8:13; Yoh 9:13-14; Yoh 11:47-48. Namun demikian Yesus juga bersahabat dengan beberapa orang Farisi, Luk 7:36+; Yoh 3:1+. Kemudian murid-murid Yesus kadang-kadang bersekutu dengan orang Farisi melawan orang Saduki, Kis 23:6-10. Semangat orang-orang Farisi tidak disangkal, Rom 10:2, bahkan ketulusan hati mereka ditonjolkan, Kis 5:34-39. Paulus bangga bahwa dahulu masuk kalangan orang Farisi, Kis 23;6; Kis 26:5; Fili 3:5
(0.22) (Kej 4:17) (sh: Nyanyian lama (Kamis, 6 Februari 2003))
Nyanyian lama

Alkitab kini berbicara tentang kebudayaan. Manusia semakin kaya, berpakaian dan berharga diri. Sayang, semuanya itu adalah kemiskinan di mata Allah. Kain pun beranak cucu. Ia mendirikan kota pertama dalam sejarah manusia. Silsilah berlanjut sampai ke Lamekh. Setelah kasus Kain, kita bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi dalam drama umat manusia. Bagian narasi ini memberitahukan kita kelanjutannya. Manusia makin bobrok.Lamekh mengambil 2 istri padahal Allah berfirman bahwa laki-laki akan menikah dengan seorang istri (ayat 2:24). Ia juga membunuh seorang laki-laki. Pembunuhan ini adalah pembunuhan berdasarkan ketidakadilan. Kalau Tuhan berbicara mengenai pembalasan 7 kali lipat kepada Kain (=pembalasan setimpal), maka Lamekh berbicara tentang pembalasan yang berlebihan (ayat 70 kali lipat). Celakanya, Lamekh begitu bangga sampai menyanyikan nyanyian dendam. Kasih makin lenyap dari kehidupan manusia.

Sebagai pengganti Habel, lahirlah Set. Kalau kita memperhatikan bahwa Set lahir ketika Adam berumur 130 tahun (ayat 5:3), maka sebenarnya Set lahir sebelum generasi ketujuh Adam, Lamekh. Pertanyaannya, mengapa urutan ini ditempatkan tidak sesuai generasi? Tentu penekanannya adalah garis keturunan yang akan diperkenan Allah. Setelah Set melahirkan anaknya, orang-orang mulai beribadah kepada Tuhan, menyerukan nama Tuhan. Maka, terbagilah umat manusia ke dalam dua jalur: mereka yang menentang Allah, dan mereka yang bersandar kepada Allah.

Nyanyian lama adalah nyanyian pembalasan dendam. Tidak demikian dengan nyanyian baru. Nyanyian baru adalah nyanyian pembebasan, nyanyian kasih yang menang, kasih yang ditunjukkan oleh Anak Domba Allah (Why. 5:9)!

Renungkan: Nyanyian apa yang Anda nyanyikan selama hidup berbudaya di dunia?

(0.22) (Kej 10:1) (sh: Dua jalur (Kamis, 13 Februari 2003))
Dua jalur

Bagian ini kelanjutan dari keturunan Nuh. Perintah Allah untuk beranak cucu dan bertambah banyak terus dipenuhi. Silsilah yang disusun berdasarkan ketiga anak Nuh ini bukan silsilah yang sifatnya rasial, etnis, linguistik, atau teritorial, melainkan politis. Silsilah ini menunjukkan jaringan-jaringan hubungan pada waktu itu.

Pertama-tama keluarga Yafet sangat kurang dibahas (ayat 2-5). Kita bisa mengasumsikan bahwa tradisi yang ada pada waktu itu tidak memiliki banyak informasi tentang garis keturunan ini.

Kedua adalah keluarga Ham (ayat 6-20). Kanaan memiliki blok yang cukup besar di sini (ayat 15-19). Ada satu tokoh lagi yang perlu diperhatikan di sini, yaitu Nimrod (ayat 8-12). Nimrod adalah orang yang gagah perkasa. Kita memperhatikan bahwa setelah muncul nama ini dalam pasal 6, Allah kemudian menghukum bumi dengan air bah. Kemungkinan nama Nimrod berarti pemberontak. Bagian firman ini tetap menunjukkan bahwa dalam garis keturunan Ham terdapat para pemberontak, bukan orang gagah perkasa dalam pengertian positif, tetapi justru negatif. Sebagaimana telah kita lihat kemarin, penulis kitab Kejadian menaruh minat besar terhadap Kanaan yang dikaitkan dengan Ham. Silsilah ini lebih menunjukkan siapa kawan dan lawan dari bangsa Israel.

Ketiga adalah Sem yang langsung terkait dengan Abraham (ayat 21-31). Namun demikian, tidak ada perhatian khusus diberikan kepada bangsa Israel. Silsilah di sini hanya mengurutkan nama keluarga. Nanti baru pada 11:10-29 dinyatakan kekhususan dari keturunan Sem. Di sini kita berjumpa dengan nama Eber -- yang nanti akan menjadi kata Ibrani.

Sampai di sini perintah Allah untuk beranak cucu di pasal 1 terlihatlah perwujudannya. Namun, manusia harus tetap memilih dalam kehidupannya di lajur mana ia ingin hidup.

Renungkan: Meskipun hidup penuh nuansa abu-abu, Anda bisa memilih: menjadi pemberontak atau penurut di hadapan Allah!

(0.22) (Kel 1:1) (sh: Dibabat malah merambat (Senin, 28 Maret 2005))
Dibabat malah merambat


Sudah jatuh tertimpa tangga. Ini adalah gambaran orang yang ditimpa malapetaka beruntun. Tepatkah pepatah ini dikenakan kepada Israel? Tinggal di negeri asing, diperbudak dengan kerja paksa, sekarang bayi-bayi lelakinya harus dibunuh.

Pembacaan menyeluruh terhadap nas ini justru memperlihatkan anugerah Allah yang tetap memelihara Israel. Anugerah itu nampak dari penggenapan janji-Nya kepada Abraham bahwa Israel akan menjadi bangsa yang besar (ayat 7). Upaya raja Mesir untuk menghancurkan mereka melalui perbudakan tidak berhasil, bangsa Israel tetap semakin berkembang (ayat 8-14). Upaya kejam membunuh bayi lelaki yang baru lahir pun tidak mampu menghambat pertumbuhan umat Allah ini. Allah memakai dua bidan Mesir untuk menyelamatkan bayi-bayi itu (ayat 15-21). Umat Allah semakin bertambah berlipat ganda. Sekeras dan sekeji apa pun musuh Israel mau memusnahkan mereka, tangan Allah melindungi mereka.

Nas kita hari ini ditutup dengan satu lagi upaya Firaun untuk membinasakan Mesir (ayat 22). Akankah ia berhasil? Jawaban iman Israel seharusnya: "tidak!" karena Allah pun akan sekali lagi bertindak dalam kasih karunia. Allah justru memakai kejadian ini untuk membangkitkan seorang pembebas bagi umat yang sedang tertindas ini (pasal 2).

Allah yang sama yang memelihara umat-Nya pada masa lampau juga peduli dan memperhatikan kita, umat Allah masa kini. IMB gereja boleh dipersulit; kebijakan pendidikan Kristen bisa dijegal; Gereja dapat dirusak, ditutup, bahkan dibakar; orang Kristen mungkin diteror, dianiaya, bahkan dibunuh. Namun, Kerajaan Allah tidak dapat dimusnahkan. Tuhan tetap menopang umat-Nya. Iman Kristen sejati tidak akan luntur karena tekanan dan penganiayaan, malah bertumbuh dan menghasilkan buah berlipat ganda.

Renungkan: Kekuatan destruktif yang berasal dari musuh-musuh Tuhan tidak akan mungkin dapat mengatasi kekuatan konstruktif rencana Allah.

(0.22) (Kel 23:1) (sh: Kelebihan umat Tuhan. (Minggu, 10 Agustus 1997))
Kelebihan umat Tuhan.

Semua orang pada dasarnya sama. Sama-sama punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, sama-sama berdosa di hadapan Tuhan. Sebagai manusia, semua umat Tuhan pun pada dasarnya tidak berbeda dari manusia lainnya yang berbeda kepercayaan. Namun demikian pengenalan dan hubungan kita akan Tuhan, juga pengalaman menerima kasih karunia-Nya yang merubah posisi dan kondisi kita, membuat umat Tuhan harus memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan itu bukan disebabkan oleh faktor manusia kita tetapi oleh faktor anugerah Allah. Kelebihan itu tidak membuat kita berbangga diri, tetapi mempermuliakan Allah.

Hukum dan hak manusia. Tuhan benar adanya. Ia ingin agar umat-Nya pun benar. Menyebarkan kabar bohong, menjadi saksi yang tidak benar, dan mebelokkan hukum, harus dijauhi oleh umat Tuhan. Orang lain bisa jadi biasa berbuat demikian, tetapi umat Tuhan tidak. Sebab prinsip yang dipegang umat Tuhan bukanlah apa yang lazim orang lakukan, tetapi apa yang benar di mata Tuhan. Dulu sampai sekarang ini, selalu saja orang cende-rung mempermainkan hukum. Ketidakpastian hukum itu hanya dapat dihentikan oleh orang-orang yang sungguh menjunjung kebenaran karena kemuliaan Tuhan dan karena hak manusia.

Perhatikan orang miskin. Bila orang miskin salah, umat Tuhan tidak boleh membelanya karena kemiskinannya itu. Salah harus dinyatakan salah, siapapun orangnya. Tetapi kebaikan dalam arti memperhatikan kebutuhan sesama kita harus tetap ada dalam diri orang beriman. Perhatian itu tidak boleh hanya dituju-kan kepada orang yang baik kepada kita, juga tidak dibatasi hanya kepada orang yang kita anggap layak ditinjau dari kedudukan eko-nominya. Bahkan musuh (ayat 4 dst.) dan orang miskin pun (ayat 6-13) umat Tuhan harus siap menolong. Jika kita berbuat baik hanya kepada orang yang pantas menerimanya, bagaimana kita dapat memancarkan kasih karunia dan kebaikan Allah kepada kita?

Renungkan: Ketidakbenaran hanya dapat dikalahkan oleh orang yang memiliki integritas karena taat kepada firman Tuhan.

(0.22) (Kel 39:32) (sh: Ibadah dan ketaatan (Minggu, 28 September 1997))
Ibadah dan ketaatan

Akhirnya selesailah kemah suci itu. Umat Tuhan sudah melakukan dengan tepat semua yang Tuhan Allah perintahkan kepada Musa (ayat 42). Membangun Kemah Suci sesuai yang diperintahkan Tuhan, ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hal-hal kecil yang tidak bisa dianggap sepele, bahkan yang menuntut keahlian khusus yang tinggi dan langka. Ternyata Kemah Suci itu begitu rumit. Tetapi di situlah kita menemukan gambaran tentang keindahan ibadah, yaitu perjumpaan umat di hadapan Tuhan Allah mereka. Ternyata ibadah tidak bisa dibangun tanpa ketaatan dan ketelitian. Selain gedung gereja perlu dibangun dengan memperhatikan selera seni yang tinggi, lebih lagi hidup jemaat harus dibangun dengan ketaatan dan ketelitian yang tinggi.

Kemapanan. Kemah Suci sudah berdiri dengan segala keindahan dan keagungannya. Tetapi apakah kemah itu lalu menjadi lambang kemapanan yang statis? Selain sifat kemah yang sementara dan selalu siap untuk diusung, dipindahkan, demikian juga banyak perabotannya yang diberi pegangan dan kayu pengusung (ayat 35,39). Itu adalah lambang dari sifat Allah yang dinamis yang mengakibatkan umat-Nya pun akan selalu hidup dalam suasana ziarah mengiring Dia. Kemah ibadah bukanlah lambang kemapanan, tetapi harus selalu bergerak, selalu berjalan maju. Gereja sebagai sarana pewujudan Kerajaan-Nya di bumi ini, tidak boleh mapan dan statis. Gereja bukan tujuan tetapi sarana dan alat. Lebih lagi gedung gereja!

Renungkan: Ketika tiang awan dan tiang api kehadiran Allah bergerak memimpin, dengan mudah kemah suci itu dicabut, digulung, bergerak mengikuti pimpinan-Nya. Gesit, ringan, cekatan jugakah, program, anggaran, terutama sikap Gereja kita mengiringi Dia?

Doa: Jauhkan kami dari menjadi vested dan statis, ya Bapa. Mampukan kami memelihara sifat misioner dan visioner dalam mengembangkan ciri kegerejaan kami masa kini.

(0.22) (Im 8:1) (sh: Melayani Allah yang kudus (Selasa, 10 September 2002))
Melayani Allah yang kudus

Pasal ini dimulai dengan memberikan garis besar dari bagian bagian selanjutnya (ayat 1-5). Pendahuluan ini berfungsi untuk menegaskan bahwa perintah ini memang berasal dari Allah. Kita memperhatikan adanya pengulangan frasa, “seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa” berkali-kali (ayat 9,13,17,dst.). Hal ini ingin menunjukan bahwa Musa, Harun dan keturunannya taat kepada Allah, dan ingin menyatakan kepada Israel bahwa asal mula ibadah mereka buan dari tradisi manusia, namun dari Allah.

Kemudian kita melihat 2 upacara yang berbeda, namun terkait. Pertama, pengudusan mezbah dan kemah pertemuan, serta pengudusan Harun sebagai imam besar (ayat 6-12). Umat mula-mula dikumpulkan “didepan pintu kemah pertemuan”. Lalu Harun dan anak-anaknya dibasuh dengan air, sebagai pembasuhan secara fisikal, juga sebagai pemurnian. Musa mengenakan pakaian imam untuk anak-anak Harun, dan pakaian imam besar untuk Harun yang mencakup hal-hal seperti tercatat dalam Kel. 28 dan 39.

Kedua,penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam, yang dilakukan dengan rangkaian persembahan kurban dan upacara pemurnian, dilakukan selama 7 hari (ayat 13-36). Penahbisan merupakan pengalihan atau transfer status/jabatan. Darah kurban menyucikan Harun dan anak-anaknya, serta mengikat mereka dalam perjajian untuk melayani Allah dalam kemahNya. Selanjutnya persembahan unjukan diserahkan di telapak tangan Harun untuk dipersembahkan kekpada Tuhan karena persembahan itu adalah untuk kepentingannya dan anak-anaknya (ayat 27). Terakhir Musa menyelesaikan penahbisan itu dengan minyak urapan (ayat 30).

Melalui perikop ini kita belajar bahwa seseorang yang telah dipilih Allah menjadi pelayanNya, tidak otomatis dapat menjalankan tugas tersebut sebab orang tersebut harus terlebih dahulu dikuduskan, dan menjadi kudus.

Renungkan: Ingat bahwa sebeum anda melayani, memimpin, bersaksi, berbagi, anda perlu menguduskan diri anda, dan seterusnya hidup kudus karena Allah yang anda layani adalh kudus.

(0.22) (Ul 11:16) (sh: Menjejakkan kaki (Senin, 12 Mei 2003))
Menjejakkan kaki

Hidup adalah sebuah pilihan dan segala sesuatu di dalamnya juga merupakan pengambilan keputusan. Sebagaimana kita melangkah dengan kaki kita, setiap detik kita melangkah dengan hidup kita, dengan diri kita seutuhnya. Kita menjejakkan kaki tidak hanya dalam pemahaman ruang dan waktu, tetapi juga di dalam dimensi situasi. Apakah kita akan menguasai situasi itu atau akankah kita kehilangan kekuatan kita untuk memilih?

Musa memperingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak boleh tergoda mengikuti allah-allah Kanaan ketika mereka nanti berada di sana. Jika mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala, maka secara spiritual mereka telah dikalahkan. Mereka menduduki Kanaan secara fisikal, tetapi faktanya budaya dan agama Kanaan menduduki hati dan kepala mereka. Karena itu, Musa menginginkan agar bangsa Israel memperhatikan hukum-hukum Tuhan dengan lekat dan saksama. Ini adalah syarat agar bangsa Israel bisa bertahan di tanah yang dijanjikan Tuhan. Kita melihat bahwa Tuhan menginginkan agar bangsa Israel menjejakkan kaki mereka, baik dalam dimensi ruang, waktu, dan situasi berdasarkan firman Allah. Bangsa Israel harus memenangkan kehidupan ini dengan pemilihan berdasarkan ketaatan kepada Allah.

Allah berjanji akan memberikan kekuatan kepada bangsa Israel, melebihi kapasitas dan kelayakan mereka. Mereka adalah bangsa yang kecil, namun Tuhan akan membuat mereka besar di hadapan bangsa-bangsa. Mereka akan membuat semua orang takut ketika kaki mereka menyentuh bumi (ayat 25). Pilihannya adalah berkat dan kutuk -- untuk apa mereka memilih allah-allah yang kekuatannya belum terbukti (ayat 28)?

Renungkan: Dalam setiap saat dan situasi kehidupan Anda, Anda bisa memilih untuk taat kepada Allah atau menaati nafsu dan kebodohan Anda sendiri.

(0.22) (Ul 12:1) (sh: Demi keberbedaan (Selasa, 13 Mei 2003))
Demi keberbedaan

Teks Alkitab yang kita baca hari ini mungkin mencengangkan kita karena berbicara tentang sentralisasi tempat ibadah, sesuatu yang amat janggal. Kita dapat memahami bahwa Allah menginginkan orang-orang Israel taat dengan saksama terhadap hukum dan perintah-Nya. Semua tempat penyembahan berhala orang-orang Kanaan harus dihancurkan sampai tidak ada sisanya. Memang, jika seseorang ingin melepaskan diri dari dosa, ia tidak bisa menyisakan dosa itu sedikit pun. Bagaikan bakteri, bila ia tidak dibasmi sampai tuntas, penyakit itu tidak akan bisa dikalahkan - - suatu saat kekuatannya akan bangkit lagi. Eksistensi dari orang-orang Kanaan akan dilenyapkan, dan sebagai gantinya nama Allah akan ditegakkan.

Bangsa Israel tidak diizinkan untuk menyembah Allah dengan cara yang sama seperti orang-orang Kanaan menyembah dewa-dewi mereka. Kemungkinan karena itulah maka Allah membuat sebuah sentralisasi tempat ibadah. Akibatnya, terjadi perubahan pada cara hidup dan ibadah umat Israel. Tidak boleh lagi ada pengorbanan di mezbah- mezbah lokal. Itu berarti orang-orang Lewi akan kehilangan pekerjaan mereka, namun bangsa Israel harus tetap memperhatikan mereka (ayat 12). Peraturan yang agak sedikit dilonggarkan adalah mengenai izin untuk memakan hewan sembelihan yang tidak disembelih di mezbah -- sebelumnya ternak domestik seperti sapi dan kambing harus disembelih di mezbah, bahkan bila hanya untuk dimakan. Ini mungkin disebabkan karena tempat ibadah yang baru jauh dari tempat tinggal banyak orang. Namun, peraturan tentang darah tetap berlaku. Ini semua kemungkinan diperintahkan Allah untuk membuat bangsa Israel tampil berbeda dari para tetangganya.

Renungkan: Untuk hidup kudus dan menjadi kesaksian, jangan ragu untuk menunjukkan keberbedaan Anda dari lingkungan Anda.

(0.22) (Ul 12:20) (sh: Tentang ibadah (Rabu, 14 Mei 2003))
Tentang ibadah

Allah menciptakan kita agar kita beribadah kepada-Nya. Dengan demikian, sikap dan tindakan ibadah merupakan bagian tak terpisahkan dari kemanusiaan kita. Ibadah juga tidak terpisahkan dari hubungan antara kita dengan Allah. Kita dapat mengatakan bahwa ibadah adalah sebuah barometer dari kehidupan rohani seseorang. Bagaimana ia beribadah kepada Allah menunjukkan kualitas dari kehidupan spiritualnya.

Bangsa Israel telah diminta untuk memperhatikan bahwa mereka hanya boleh memberikan kurban persembahan di satu tempat -- ibadah telah disentralisasikan. Ini menjadi amat penting khususnya nanti ketika zaman raja-raja bangsa Israel terus-menerus jatuh ke dalam kesalahan yang sama, menyembah Allah bukan di tempat yang seharusnya. Dalam konteks zaman raja-raja, kita bisa mengatakan bahwa Allah menetapkan Silo dan kemudian Yerusalem sebagai tempat pusat ibadah.

Kini Musa berbicara lagi secara mendetail mengenai penyembelihan yang sifatnya bukan korban. Jikalau bangsa Israel sudah memiliki wilayah yang lebih luas, maka akan sulit bagi mereka untuk datang menyembelih hewan makanan ke satu tempat sentral. Maka, mereka boleh menyembelih hewan untuk dimakan di daerah mereka masing-masing, namun peraturan mengenai darah tetap diberlakukan. Peraturan tentang darah ini menunjukkan bahwa manusia harus menghargai kehidupan dan mengakui bahwa mereka tidak layak mengambil kehidupan dari diri seseorang.

Di bagian akhir pasal ini, kita melihat bahwa sekali lagi bangsa Israel diingatkan agar tidak terjerat ke dalam perangkap penyembahan berhala. Umat Israel harus beribadah dengan cara dan motivasi yang ditetapkan Allah. Ibadah kepada Allah harus tepat 100%.

Renungkan: Seberapa seriuskah ibadah bagi Anda? Jika hidup ini adalah ibadah, seberapa akuratkah Anda mempersembahkan diri di hadapan Allah?



TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA