Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 9 dari 9 ayat untuk kamu jatuh AND book:[40 TO 66] AND book:46 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Kor 10:11) (full: DITULISKAN UNTUK MENJADI PERINGATAN. )

Nas : 1Kor 10:11

Sejarah hukuman Allah atas umat-Nya telah dituliskan dalam Alkitab untuk memberi mereka yang hidup dalam zaman PB peringatan cukup terhadap berbuat dosa dan jatuh dari kasih karunia (ayat 1Kor 10:12;

lihat cat. --> Bil 14:29).

[atau ref. Bil 14:29]

(1.00) (1Kor 10:12) (full: HATI-HATILAH SUPAYA IA JANGAN JATUH! )

Nas : 1Kor 10:12

Orang Israel, sebagai umat pilihan Allah, menyangka bahwa tak apa-apa jika mereka bermain-main dengan dosa, penyembahan berhala, dan kebejatan; namun mereka menerima hukuman. Demikian pula orang Korintus yang percaya bahwa mereka dapat dengan aman hidup dalam kesenangan duniawi, harus menyadari bahwa hukuman menunggu mereka juga.

(0.96) (1Kor 8:2) (full: BELUM JUGA MENCAPAI PENGETAHUAN. )

Nas : 1Kor 8:2

Mereka yang melandaskan hak mereka untuk melakukan hal-hal tertentu pada "pengetahuan" dan "pengertian dewasa" yang mereka miliki, menunjukkan bahwa sesungguhnya mereka tidak mengetahui sebagaimana seharusnya. Pengetahuan kita dalam hidup ini akan selalu tidak lengkap dan tidak sempurna. Sebab itu, tindakan kita pertama-tama harus didasarkan pada kasih bagi Allah dan orang lain. Jikalau kasih menjadi penentu pertimbangan kita, maka kita akan menolak untuk melibatkan diri atau mendorong kegiatan apapun yang mungkin akan menyebabkan orang percaya pun tersandung dan jatuh ke dalam kehancuran kekal. Mereka yang hidup menurut hukum kasih adalah mereka yang "dikenal oleh Allah" (ayat 1Kor 8:3). "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" (2Tim 2:19).

(0.94) (1Kor 10:1) (sh: Allah menghukum umat-Nya. (Senin, 1 September 1997))
Allah menghukum umat-Nya.

Karena kasih karunia-Nya Allah memilih Israel menjadi umat-Nya. Sesudah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Ia sendiri memimpin mereka. Ia melindungi dengan awan dan membuat mereka menyeberangi laut (ayat 1). Ia memberi manna dan air dari batu karang (ayat 2). Paulus melihat pengalaman itu sebagai lambang dari baptisan dan perjamuan kudus yang juga menjadi dasar pengalaman iman Kristen. Umat yang telah dilimpahi begitu banyak karunia itu ternyata mati dihukum Tuhan. Berhala dan sungutan mereka adalah bukti bahwa mereka tidak beriman.

Gereja harus kudus. Kisah buruk Israel harus menjadi pelajaran bagi Gereja. Gereja bukan saja pada zaman Paulus tetapi juga kini harus belajar untuk teguh berdiri dalam iman. Pencobaan memang akan menghadang tetapi bukan alasan untuk kita jatuh ke dalam dosa. Sebab pencobaan yang Tuhan izinkan adalah pencobaan biasa. Lagi pula, Tuhan Allah selalu setia memberikan kita kekuatan dan keluputan. Lawanlah pencobaan, dan Anda akan menemui Allah yang setia yaang beri kekuatan.

Renungkan: Apa gunanya status bila kondisi nyata tidak serasi mendukungnya?

Doa: Ingatkan kami, di dalam-Mu kami bisa menang atas pencobaan.

(0.93) (1Kor 10:1) (sh: Peran Allah (Rabu, 17 September 2003))
Peran Allah

Apa yang dimaksud dengan pencobaan? Pencobaan adalah sesuatu yang menggoda manusia sehingga manusia jatuh di dalam dosa. Karena di dalam dunia ini ada pencobaan, maka pastilah ada yang namanya peringatan. Peringatan sangat diperlukan oleh manusia sebagai alarm yang memberi peringatan supaya manusia berjaga-jaga, dan selalu hidup bersama Tuhan.

Rasul Paulus memperingatkan orang-orang percaya di Korintus dengan menjadikan nenek moyang mereka sebagai contoh nyata. Peringatan itu adalah orang percaya akan menemui pencobaan dari masyarakat sekitarnya, seperti apa yang dialami oleh bangsa Israel (ayat 6), seperti: penyembahan berhala (ayat 7), percabulan (ayat 8), mencobai Tuhan (ayat 9) dan bersungut-sungut (ayat 10). Melalui peringatan ini Paulus ingin mengatakan bahwa jemaat Kristen di Korintus hidup bukan hanya dengan orang kudus sehingga tanpa pencobaan. Peristiwa seperti yang dialami oleh nenek moyang mereka bisa saja terjadi dalam kehidupan beriman mereka kepada Kristus.

Peristiwa yang terjadi di masa nenek moyang kita adalah peristiwa yang sangat memalukan. Peristiwa ini juga harus menjadi pelajaran penting bagi kita, orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang hidup di masa kini. Artinya, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan orang percaya masa lalu mempertahankan kesetiaan kepada Allah akan selalu ada.

Paulus mengingatkan agar kita, gereja Tuhan di masa kini, agar tetap teguh berdiri dalam mempertahankan iman dan kesetiaan kita kepada Kristus. Pencobaan akan selalu ada, jangan memutuskan untuk menghindari pencobaan, tetapi lihatlah bahwa pencobaan yang Tuhan izinkan terjadi dan kita alami itu tidaklah dapat melebihi kekuatan yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita.

Renungkan: Ingatlah bahwa pencobaan yang sekarang kita alami, bukanlah alasan bagi kita untuk kompromi terhadap dosa yang kita lakukan.

(0.93) (1Kor 14:1) (sh: Menghibur, membangun, dan menasihati (Sabtu, 27 September 2003))
Menghibur, membangun, dan menasihati

Paulus menasihati anggota-anggota jemaat Korintus yang mendapatkan karunia-karunia istimewa dari Tuhan supaya mereka mengejar kasih. Anjuran ini merupakan antisipasi Paulus agar jemaat tidak jatuh ke dalam kesombongan keakuan karena memiliki karunia-karunia yang istimewa. Rupanya ada di antara jemaat yang merasa sangat bangga karena dikaruniai kemampuan berbahasa roh.

Paulus tidak menepis kenyataan itu karena yang bersangkutan merasa memiliki hubungan yang bersangkutan dengan Allah. Namun, yang dikuatirkan oleh Paulus adalah bila hanya orang tersebut yang merasakan manfaat karunia yang dimilikinya. Padahal ada orang- orang atau jemaat yang harus diberi perhatian yang khusus dan sepantasnya melalui karunia yang dimilikinya (ayat 2). Paulus justru menganjurkan kepada mereka untuk mempertimbangkan orang lain sehingga karunia yang mereka miliki bermanfaat membangun kehidupan orang lain. Hal ini sesuai dengan arti dari bernubuat yaitu menyampaikan firman Tuhan yang membangun, menghibur dan menasihati sesama anggota jemaat Kristus untuk hidup lebih sesuai lagi dengan kehendak Tuhan (ayat 3).

Melalui nasihat dan anjuran Paulus kepada jemaat Korintus, kita mendapatkan beberapa pelajaran penting: [1] dengan mempertimbangkan orang lain maka relasi harmonis antara Allah, diri, dan sesama menjadi kenyataan; [2] bahwa karunia itu mengajarkan sesuatu untuk diri kita agar tidak egois dan bangga secara berlebihan. Hal sepantasnya yang kita lakukan adalah menerima segala karunia Allah dengan hati penuh rasa syukur dan terima kasih. Sikap inilah yang membuat karunia itu menjadi berharga dan tidak sia-sia.

Renungkan: Pengalaman rohani yang khas dan istimewa berkenaan dengan hubungan pribadi kita dengan Allah, seharusnya menjadi daya dorong kita untuk memberi tempat bagi orang lain dalam diri dan pelayanan kita.

(0.93) (1Kor 15:1) (sh: Yang sangat penting. (Minggu, 26 Oktober 1997))
Yang sangat penting.

Apa hal penting yang menduduki peringkat pertama dalam hidup kita pribadi, menentukan jatuh bangunnya gereja, bahkan menentukan nasib kekal manusia? Yang sangat penting itu ialah Injil Yesus Kristus. Banyak hal mendesak yang orang anggap penting untuk segera dibereskan dalam dunia masa kini. Ambillah contoh berikut ini: soal lingkungan hidup, soal perdamaian dunia, kerukunan, pengadaan perumahan rakyat, peningkatan pendidikan, pengadaan lapangan kerja, dlsb. Semuanya itu memang mendesak bahkan penting, namun bukan sangat penting. Hanya Injil Yesus Kristus yang sangat penting sebab Injil menentukan hidup kekal manusia yang akan mempengaruhi total radikal kehidupan setiap manusia baik kelak maupun kini di dunia ini. Gereja yang berdiri teguh ialah gereja yang tidak melupakan fondasinya yaitu Injil Yesus Kristus. Gereja ada karena Injil Yesus diberitakan dan disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting itu dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. Oleh Injil itulah kita diselamatkan. Kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah. Hal-hal mendesak yang tiap hari harus kita hadapi seharusnya kita perhadapkan di bawah terang Injil dan bukan membuat keyakinan kita akan Injil menjadi goyah!

Kasih karunia Allah. Banyak orang meragukan kebenaran Injil. Rupanya hal itu sudah terjadi bahkan sejak zaman Paulus. Benarkah Yesus saja satu-satunya jalan? Benarkah Dia bangkit dari kematian? Banyak lagi pertanyaan orang ajukan terhadap kebenaran Injil, namun yang terutama ialah kebenaran tentang kebangkitan-Nya. Paulus sebenarnya tidak pernah berjumpa Yesus sewaktu Yesus hidup. Untuk apa ia mati-matian menjadi penganjur dari Orang yang tidak pernah dikenalnya bahkan pernah dimusuhinya, bila ia tidak benar-benar pernah mengalami sesuatu dari Yesus ini?

Renungkan: Bersaksi adalah akibat dari fakta bahwa Yesus sungguh hidup dalam diri seseorang.

(0.93) (1Kor 15:35) (sh: Kebangkitan tubuh rohani (Jumat, 3 Oktober 2003))
Kebangkitan tubuh rohani

Masih ada orang yang belum memahami tentang arti kebangkitan orang mati. Persoalannya, apa substansi tubuh kebangkitan itu. Andai saja orang mati tenggelam di laut, jatuh dari pesawat terbang, atau terbakar api, bukankah tubuh mereka akan rusak, tak berbentuk bahkan terpecah-pecah? Akankah tubuh mereka dibangkitkan tidak sempurna? Mengerikan! Tetapi 'bodoh' orang yang berandai-andai demikian.

Untuk menjawab kebingungan jemaat tentang kebangkitan, Paulus menjelaskan bahwa kebangkitan orang mati yang adalah kebangkitan tubuh rohaniah dari kematian tubuh alamiah, harus dipandang dari dua sudut yang berbeda. Pertama, Paulus menjelaskan dengan perumpamaan. Kebangkitan tubuh rohaniah diibaratkan seumpama menabur biji, tetapi yang tumbuh adalah tubuh tanaman. Tubuh duniawi, tubuh sorgawi, matahari, bulan, bintang-bintang mempunyai kemuliaan masing-masing yang berbeda. Daging manusia lain dari daging binatang. Kebangkitan orang mati ditabur dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditabur dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan; yang ditabur tubuh alamiah, yang dibangkitkan tubuh rohaniah (ayat 35-44). Kedua, Paulus menggunakan analogi. Tubuh alamiah analog dengan Adam pertama yang berasal dari debu tanah, bersifat jasmaniah, menjadi makhluk hidup. Tubuh rohaniah analog dengan Adam terakhir yang berasal dari sorga: bersifat rohaniah, menjadi roh yang menghidupkan. Kita telah memakai rupa dari yang alamiah, kita juga akan memakai rupa dari yang sorgawi, yaitu tubuh rohaniah (ayat 45-49).

Memahami bahwa yang akan binasa, daging dan darah tidak mendapat bagian dalam yang tidak akan binasa yaitu Kerajaan Allah (ayat 50), seyogyanya kita menjadi manusia baru di dalam Kristus Yesus.

Renungkan: Tak perlu takut karena meski tubuh alamiah akan mati, tetapi tubuh sorgawi akan dibangkitkan bersama Kristus.

(0.92) (1Kor 10:13) (full: ALLAH SETIA. )

Nas : 1Kor 10:13

Orang yang mengaku dirinya sebagai orang percaya tidak boleh memaafkan dosa dengan alasan bahwa mereka hanyalah manusia biasa yang pasti tidak sempurna, atau bahwa dalam hidup ini semua orang percaya yang telah lahir baru terus menerus melakukan dosa dalam perkataan, pikiran, dan perbuatan (bd. Rom 6:1). Pada saat yang sama, Paulus meyakinkan jemaat Korintus bahwa orang yang sungguh-sungguh percaya tidak perlu jatuh dari kasih karunia Allah.

  1. 1) Dengan tegas Roh Kudus menyatakan bahwa Allah menyediakan bagi anak-anak-Nya kasih karunia yang memadai untuk mengatasi setiap pencobaan dan dengan demikian melawan dosa (bd. Wahy 2:7,17,26). Kesetiaan Allah terungkap dalam dua cara:
    1. (a) Dia tidak akan mengizinkan kita dicobai melampaui kekuatan kita, dan
    2. (b) bersama dengan setiap pencobaan Dia akan menyediakan suatu jalan bagi kita agar dapat bertahan dalam pencobaan dan mengalahkan dosa (bd. 2Tes 3:3).
  2. 2) Kasih karunia Allah (Ef 2:8-10; Tit 2:11-14), darah Yesus Kristus (Ef 2:13; 1Pet 2:24), Firman Allah (Ef 6:17; 2Tim 3:16-17); kuasa Roh yang di dalam kita (Tit 3:5-6; 1Pet 1:5) dan doa syafaat Kristus di sorga memberikan kuasa yang cukup untuk peperangan orang percaya melawan dosa dan kuasa roh yang jahat (Ef 6:10-18; Ibr 7:25).
  3. 3) Jikalau orang Kristen menyerah kepada dosa, itu bukan karena persediaan kasih karunia Kristus tidak memadai, tetapi karena orang percaya gagal melawan keinginan berdosa mereka dengan kuasa Roh (Rom 8:13-14; Gal 5:16,24; Yak 1:13-15). "Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh" (2Pet 1:3), dan melalui keselamatan yang disediakan oleh Kristus kita dapat "hidup layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan ... memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik ... dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar" (Kol 1:10-11;

    lihat cat. --> Mat 4:1

    [atau ref. Mat 4:1]

    tentang cara mengatasi pencobaan). Kita dapat menanggung segala pencobaan dan menemukan jalan keluar jika kita benar-benar menginginkannya dan bergantung kepada kuasa dan kesetiaan Allah.


TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA