Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 27 ayat untuk kami meminta AND book:40 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mat 15:21) (sh: Kecil berbeda dengan kerdil. (Jumat, 13 Maret 1998))
Kecil berbeda dengan kerdil.

Meskipun perempuan Siro-Fenesia ini tidak termasuk kategori umat Tuhan yaitu orang Yahudi di zaman Yesus, namun ia memiliki keyakinan bahwa Tuhan Yesus mampu melakukan mukjizat bagi anaknya. Beriman saja tanpa pernah meminta tidak sejalan dengan makna iman itu sendiri. Kristen yang mengaku beriman kepada Tuhan seharusnya memiliki iman yang lebih besar dari perempuan Siro-Fenesia ini. Kristen memiliki hak-hak istimewa sebagai anak-anak Allah untuk meminta. Bagi yang tidak mau meminta, tidak merasakan bagaimana indahnya menjadi anak Allah.

Pemimpin yang berbelas kasihan. Tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia bukanlah untuk melakukan mukjizat (bdk. Mrk. 1:38). Ia datang untuk menggenapi kehendak Allah. Hati-Nya tergerak melihat penyakit yang diderita umat-Nya. Hati-Nya tersentuh oleh belas kasihan melihat banyak orang kelaparan. Keteladanan Tuhan ini penting bagi para pemimpin mana pun di dunia ini. Begitu banyak saudara kita yang menderita, yang mengharapkan belas kasihan dari pemimpin yang mereka harapkan. Kristen sepatutnya menjadi contoh utama agar dunia melihat hidup seorang pemimpin yang peka akan kebutuhan sesama yang patut diteladani.

Doa: Supaya para pemimpin Bangsa kami tahu arti kepemimpinannya.

(0.83) (Mat 15:23) (jerusalem: Suruhlah ia pergi) Murid-murid itu meminta, supaya Yesus menyuruh perempuan itu pergi dengan mengabulkan permohonannya. Kata Yunani yang sama terdapat dalam Mat 18:27; Mat 27:15.
(0.77) (Mat 7:7) (full: MINTALAH ... CARILAH ... KETOKLAH. )

Nas : Mat 7:7-8

Yesus mendorong kita untuk bertekun di dalam doa. Dalam bahasa Yunani kata kerja ini dalam ayat Mat 7:8 menunjukkan tindakan yang dilakukan terus-menerus. Ini berarti bahwa kita harus terus meminta, mencari, dan mengetok. Meminta mengandung arti kesadaran akan kebutuhan dan kepercayaan bahwa Allah mendengarkan doa kita. Mencari menunjukkan permohonan yang sungguh-sungguh disertai dengan ketaatan pada kehendak Allah. Mengetok menunjukkan adanya ketekunan dalam menghampiri Allah sekalipun Ia tidak menjawab dengan segera. Jaminan Kristus bahwa mereka yang meminta akan menerima apa yang mereka minta itu dilandaskan pada:

  1. (1) mencari dahulu Kerajaan Allah

    (lihat cat. --> Mat 6:33);

    [atau ref. Mat 6:33]

  2. (2) menyadari kebaikan dan kasih Allah selaku Bapa (Mat 6:8; Mat 7:11; Yoh 15:16; 16:23,26; Kol 1:9-12);
  3. (3) berdoa sesuai dengan kehendak Allah (Mr 11:24; Yoh 21:22; 1Yoh 5:14);
  4. (4) memelihara persekutuan dengan Kristus (Yoh 15:7); dan
  5. (5) menaati Kristus (1Yoh 3:22;

    lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).

(0.74) (Mat 7:1) (sh: Awas penilaian dan penghakiman. (Kamis, 8 Januari 1998))
Awas penilaian dan penghakiman.

Kita cenderung menilai dan menghakimi orang lain, tetapi membela diri sendiri. Sebagaimana kita memperlakukan orang lain, demikian Tuhan akan memperlakukan kita. Ukuran yang kita pakai kepada orang lain, akan diukurkan juga kepada kita. Tuhan ingin persekutuan orang beriman tumbuh dalam kesucian. Sikap yang diperlukan bukanlah saling menghakimi, tetapi saling mengoreksi untuk membangun bersama.

Memberi dan meminta. Pengikut Kristus dituntut untuk memberi seperti halnya Allah yang pemurah. Pemberian terindah yang dapat kita lakukan ialah membagikan Injil. Namun ada saatnya kita harus menahan diri dari membagikan harta Injil dan kebenaran firman, yaitu bila orang kita bagikan Injil itu terus menerus menolak dan menghina Kristus. Orang yang beriman adalah orang yang dalam iman tekun berdoa, meminta, mencari, mengetuk pintu anugerah Tuhan. Dengan jalan berdoalah kita beroleh segala yang terbaik.

Renungkan: Kristen adalah penatalayan harta Allah. Apakah cara hidup, doa, serta pelayanan kita mencerminkan penatalayan yang bertanggung jawab?

Doa: Tatkala hidup doaku tawar dan lesu, o Tuhan jenguklah aku, supaya aku boleh terus memandang kepada-Mu.

(0.73) (Mat 15:21) (sh: Alamat yang tepat (Senin, 12 Februari 2001))
Alamat yang tepat

Seorang yang sedang mengalami depresi tidak akan mendapatkan solusi yang tepat bila ia datang kepada seorang dokter umum atau dokter ahli penyakit dalam, karena mereka tidak menguasai ilmu kejiwaan. Inilah akibatnya bila seorang datang pada alamat yang salah. Tidak sama halnya dengan perempuan Kanaan yang tahu bahwa ia datang kepada Yesus, alamat yang tepat, sehingga ia mendapatkan jawaban bagi pergumulannya.

Ketika Yesus sedang menyingkir ke Tirus dan Sidon, seorang perempuan Kanaan dari daerah itu datang menemui-Nya dan berseru memohon belas kasihan. Apa yang dapat kita teladani dari perempuan ini? (ayat 1) Ia datang kepada 'Tuhan' dan 'Anak Daud', suatu sebutan yang berarti Mesias yang dinantikan. Kepada-Nya ia menceritakan pergumulannya. (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2) Ia tetap beriman memohon walaupun sepertinya Yesus sama sekali tidak mempedulikan teriakannya. Murid- murid-Nya pun meminta-Nya untuk mengusirnya karena tidak tahan mendengar teriakan perempuan ini yang mungkin berkali-kali dilakukannya sambil mengikuti mereka. (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">3) Sikap rendah hati karena menyadari siapa dirinya di hadapan Yesus. Ia sepertinya tidak mempedulikan pernyataan Yesus bahwa Ia diutus hanya kepada domba-domba Israel yang hilang, maka dengan sikap menyembah ia menyatakan bahwa ia sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan-Nya. (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">4) Ketika Yesus kembali menekankan bahwa status perempuan ini berbeda dengan orang Israel, sepertinya perempuan ini tidak layak menerima belas kasihan-Nya; ia mengatakan bahwa ia tidak meminta apa yang diperuntukkan bagi orang Israel tetapi ia hanya meminta yang layak ia dapatkan, yakni remah- remahnya. Di sini kita melihat bagaimana imannya, karena ia tidak memaksakan kehendaknya tetapi ia benar-benar memfokuskan permohonnya kepada belas kasihan-Nya. Ia tetap menganggap suatu anugerah bila ia pun hanya mendapatkan remah-remah, sesuatu yang tidak lagi dihargai orang lain.

Yesus menyembuhkan banyak orang tetapi tidak semuanya memiliki iman seperti perempuan Kanaan ini. Perempuan ini telah datang pada alamat yang tepat, memiliki sikap yang benar, dan mendapatkan anugerah-Nya.

Renungkan: Anugerah-Nya nyata bagi orang yang mau datang kepada-Nya dan menghargai setiap anugerah yang dinyatakan-Nya.

(0.73) (Mat 21:12) (full: YESUS ... MEMBALIKKAN MEJA-MEJA. )

Nas : Mat 21:12

Peristiwa ini merupakan kedua kalinya Yesus memasuki bait suci dan melenyapkan segala macam ketidakbenaran (untuk peristiwa penyucian pada awal pelayanan-Nya

lihat cat. --> Luk 19:45;

[atau ref. Luk 19:45]

Yoh 2:13-22). Mereka yang menyandang nama Kristus harus tahu bahwa kemunafikan, keserakahan, pementingan diri sendiri, kemesuman dan sikap kurang hormat dalam rumah Tuhan akan mendatangkan hukuman dan murka Allah. Kristus adalah Tuhan atas gereja-Nya dan Ia meminta agar gereja menjadi "rumah doa" (ayat Mat 21:13).

(0.73) (Mat 12:38) (sh: Melakukan kehendak Bapa (Minggu, 30 Januari 2005))
Melakukan kehendak Bapa

Pesan penting tiga bagian nas kita hari ini sangat mengejutkan. Meminta tanda, mengalami sebagian kenyataan Kerajaan Allah tidak cukup. Yesus ingin agar orang menjadi bagian dari keluarga Allah dengan melakukan kehendak Allah yaitu menyambut Ia ke dalam kehidupan mereka.

Meminta tanda adalah bukti bahwa mereka jahat dan tidak setia (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">39), Yesus telah memberikan tanda, tetapi tidak dilihat orang Farisi. Karena itu, Yesus hanya memberi mereka tanda Yunus. Seperti Yunus "mati" dan bangkit dari perut ikan, Yesus pun akan mati dan bangkit. Jika pesan Yunus disambut dengan pertobatan Niniwe, lebih lagi pesan dan pelayanan Yesus seharusnya disambut juga dengan pertobatan. Contoh lain sikap responsif itu adalah sikap ratu dari selatan yang menjumpai Salomo dan belajar hikmat darinya (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">42). Itulah yang kini Yesus tuntut dari mereka. Segala pengalaman ajaib, bahkan mengalami kenyataan pengusiran setan sekali pun tidak memadai. Kekerasan hati yang tidak mau tunduk kepada Yesus akan membuat orang yang sudah mengalami pengusiran setan, kembali dirasuk dengan roh jahat (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">43-45). Kekerasan hati demikian akan mengakibatkan mereka mengalami hukuman kekal. Kebebalan mereka kelak akan dihakimi serius sebab Niniwe dan ratu selatan yang kafir saja berespons sepositif itu.

Jadi manusia hanya memiliki dua pilihan, yakni menyembah Allah yang dikenal dalam Yesus atau tetap menjadi budak iblis. Menolak Yesus berarti menolak kehendak Allah. Penolakan terhadap kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa mengakibatkan hal lebih buruk menimpa hidup manusia. Sebaliknya, menerima kehendak penyelamatan Allah dalam Yesus berarti masuk sebagai anggota keluarga Allah. Ketertarikan pada hal-hal ajaib saja tidak merupakan bukti kuat seseorang sudah di pihak Allah. Keberpihakan pada Yesus, itulah yang menentukan nasib kekal manusia.

Renungkan: Anda hanya sekadar tertarik pada hal-hal tentang Yesus, atau sungguh memiliki Dia dalam hidup Anda?

(0.73) (Mat 27:57) (sh: Tetap menolak atau makin mengasihi? (Sabtu, 26 Maret 2005))
Tetap menolak atau makin mengasihi?


Selama Yesus hidup dan melayani, sikap orang terhadap-Nya selalu terbagi dua. Di satu pihak, mereka yang menutup hati dan menolak Yesus. Di lain pihak, mereka yang membuka diri terhadap-Nya, sampai akhirnya menjadi pengikut Yesus. Dua macam sikap ini menjadi makin nyata pada peristiwa menjelang kematian Yesus sampai peristiwa sesudah Yesus mati dan bangkit.

Kelompok pertama diwakili oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka sudah "sukses" membunuh Yesus. Seharusnya mereka lega, saingan mereka sudah tiada. Namun, mereka meminta kepada Pilatus supaya kubur Yesus dijaga karena teringat nubuat Yesus tentang kebangkitan-Nya. Mereka takut akan pengaruh Tuhan Yesus yang begitu besar pada para pengikut-Nya (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">64). Mereka ingin memastikan bahwa Yesus dan pengaruh-Nya betul-betul sudah lenyap.

Berbeda sekali sikap tadi dengan sikap para pengikut Yesus. Yusuf, menurut catatan Lukas adalah seorang anggota mahkamah agama Yahudi yang tidak menyetujui tindakan mereka membunuh Yesus (Luk. 23:50-51). Dengan berani Yusuf meminta izin Pilatus untuk menguburkan jenazah Yesus di kubur miliknya sendiri (ayat 57-60). Menurut hukum Romawi, kubur yang sudah dipakai untuk penjahat, tidak boleh digunakan lagi. Tindakannya memberikan kuburnya dan permohonannya untuk menguburkan Yesus adalah persembahan yang sangat mahal dan tindakan kasih yang sangat berani. Para wanita yang hadir di depan kubur itu menyatakan kesedihan dan hormat mereka kepada Yesus (ayat 61).

Memang hidup dan karya penyelamatan Yesus menuntut orang untuk menentukan sikap terhadap-Nya. Terhadap Yesus tidak mungkin orang mengambil sikap netral. Entah orang akan tetap menutup diri dan akhirnya jadi pembenci Yesus, atau orang akan berani menunjukkan iman dan kasih-Nya kepada Yesus meski harus berkorban.

Renungkan: Lebih beranikah Anda kini menyatakan kasih kepada Dia yang telah berkorban bagi Anda, atau sebaliknya?

(0.71) (Mat 23:39) (full: KAMU TIDAK AKAN MELIHAT AKU LAGI, HINGGA. )

Nas : Mat 23:39

Kota Yerusalem berkali-kali menolak pesan Yesus. Oleh karena itu, dengan sedih (ayat Mat 23:37-38) Kristus harus meninggalkan mereka dan tidak akan dilihat lagi oleh Israel hingga mereka mengakui kesalahan mereka dan meminta Sang Mesias datang untuk membebaskan mereka.

  1. 1) Hal ini hanya akan terjadi ketika Israel (yaitu, sisa Israel,

    lihat cat. --> Yes 6:13;

    lihat cat. --> Yes 10:20;

    lihat cat. --> Yes 17:7)

    [atau ref. Yes 6:13; 10:20; 17:7]

    mengalami masa kesengsaraan yang hebat dan berada dalam bahaya yang sangat besar (Hos 5:15-6:3;

    lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

  2. 2) Pada saat Israel mengalami kesengsaraan yang hebat pada akhir zaman (Am 9:9), bangsa-bangsa di dunia akan berkumpul melawan Yerusalem (Za 12:1-4) dan dua pertiga dari bangsa Israel akan terbunuh (Za 13:8-9). Pada saat Israel hampir musnah, kelompok yang tersisa akan bertobat dan meratap (Yes 26:16-17; 64:1,6; Hos 5:15; Za 12:4-5,10; Rom 11:26;

    lihat cat. --> Wahy 11:2;

    lihat cat. --> Wahy 12:6;

    [atau ref. Wahy 11:2; 12:6]

    lihat art. ISRAEL DALAM RENCANA KESELAMATAN AllAH).

(0.71) (Mat 6:5) (jerusalem: kamu berdoa) Dengan teladan, Mat 14:23, dan wejangan, Yesus mengajar murid-muridnya kewajiban berdoa dan caranya. Doa harus dengan rendah hati di hadapan Allah, Luk 18:10-14, dan di hadapan manusia, Mat 6:5-6; Mar 12:40 dsj. Perlu orang berdoa lebih dengan hati dari pada dengan mulut, Mat 6:7, penuh kepercayaan pada kebaikan Bapa, Mat 6:8; Mat 7:7-11 dsj, dan dengan mendesak seperti mengganggu, Luk 11:5,8; Luk 11:1-8. Doa dikabulkan, jika dilakukan dengan iman, Mat 21:22 dsj, dengan menyerukan nama Yesus, Mat 18:19-20; Yoh 14:13-14; Yoh 15:7,16; Mat 16:23-27, dan jika orang meminta apa yang tepat, Mat 7:11, misalnya Roh Kudus, Luk 11:13, pengampunan dosa, Mar 11:25, apa yang baik bagi penganiaya, kedatangan Kerajaan Allah dan daya tahan dalam percobaan terakhir, Mat 24:20 dsj; Mat 26:41 dsj; Luk 21:36; bdk Luk 22:31-32. Itulah inti doa yang diajarkan Yesus sebagai contoh, Mat 6:9-13 dsj.
(0.71) (Mat 18:21) (sh: Mengampuni sesama. (Jumat, 20 Maret 1998))
Mengampuni sesama.

Bila kita sejujur Petrus, harus kita akui bahwa kita hampir-hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengampuni orang lain. Apa lagi bila harus mengampuni tanpa batas, dan dengan sepenuh hati. Padahal andaikan Allah memberlakukan keadilan dan bukan kasih terhadap kita, entah bagaimana nasib kekal kita? Tidak ada kesalahan yang tidak dapat diampuni. Tuhan sendiri memberikan contoh bahwa Allah telah mengampuni setiap dosa umat-Nya yang datang meminta.

Allah mengampuni setiap jengkal dosa kita. Perumpamaan yang Yesus kemukakan sangat gamblang. Sulit bagi kita untuk mengerti makna perumpamaan ini. Namun sebenarnya perumpamaan ini menggambarkan mahalnya pengampunan yang kita terima dalam Tuhan. Dosa kita terlampau jahat dan banyak hingga nyawa Yesus harus dikorbankan menggantikan kita. Apalah arti kesalahan kecil orang lain kepada kita dibandingkan dosa kita terhadap Allah? Orang yang sungguh menghayati pengampunan Allah, wajib meneruskan pengampunan itu kepada sesamanya. Namun jika kita sendiri belum mengalami pengampunan Allah, memang mustahil untuk meneruskan misi pengampunan itu.

Doa: Betapa masih kurangnya kemampuanku untuk mengampuni sesama. Tolonglah aku ya, Tuhan.

(0.71) (Mat 25:1) (sh: Gadis-gadis sahabat pengantin. (Sabtu, 18 April 1998))
Gadis-gadis sahabat pengantin.

Bukan saja pada zaman itu pasangan mempelai meminta para sahabatnya untuk mengiringinya, kini pun masih terjadi. Tugas seperti itu tentu merupakan suatu kepercayaan besar dan kehormatan. Bisa dimengerti bahwa para gadis yang tidak sungguh mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyambut sang mempelai adalah para sahabat yang sangat tidak bertanggungjawab.

Murid sejati, murid palsu. Berulangkali Tuhan memperingatkan para pengikut-Nya, agar menguji diri bahwa mereka sungguh adalah pengikut-Nya yang sejati. Sejak permulaan Injil Matius, kita sudah diberikan berbagai perumpamaan. Antara lain: jalan lebar jalan sempit, bangunan atas karang bangunan atas pasir, dlsb. Kini murid sejati diwakili oleh para gadis yang cerdik berjaga-jaga, para murid palsu diwakili oleh para gadis bodoh yang tak berbekal dan terlena.

Surga hanya bagi murid sejati. Kebahagiaan surgawi yang Tuhan janjikan hanya berlaku bagi murid sejati. Murid palsu akan ditolak Tuhan masuk ke dalam hukuman kekal. Sebelum terlambat, pastikan bahwa Anda sungguh murid Yesus!

Renungkan: Agar dapat bersiap menantikan Tuhan, banyak hal yang harus kita tolak dari hidup kita.

(0.70) (Mat 2:13) (sh: Rintangan tak memenghalangi rencana Allah bagi manusia (Senin, 27 Desember 2004))
Rintangan tak memenghalangi rencana Allah bagi manusia

Tuhan dapat menggunakan berbagai cara untuk menggenapkan rencana-Nya bagi umat-Nya meskipun ada penghambat yang menghalangi.

Orang Majus dan Yusuf adalah bagian dari rencana Tuhan menyambut kelahiran Yesus. Oleh karena itu, Tuhan melindungi mereka sedemikian rupa sehingga mereka terhindar dari pembunuhan. Pertama, orang Majus mengalami pertolongan Tuhan karena mereka memercayai peringatan Tuhan agar pulang tidak melewati Yerusalem (Lih. ay. kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">12). Sebelumnya Herodes telah meminta agar orang Majus kembali ke Yerusalem untuk memberitahu lokasi Yesus dilahirkan supaya ia juga menyembah Yesus (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">8). Namun, tujuan sebenarnya ialah Herodes ingin membunuh Yesus. Niat Herodes membunuh Yesus tak tersampaikan sehingga ia mengambil sikap "pukul rata" yakni membunuh semua anak-anak berusia dua tahun ke bawah di Betlehem (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16). Pembunuhan itu dilakukan Herodes tanpa peri kemanusiaan sebagai upaya melenyapkan saingannya (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">17-18). Kedua, keluarga Yusuf terhindar dari pembunuhan Herodes karena mereka telah pindah ke Mesir sebelum pembunuhan di Betlehem itu terjadi (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">13-14). Mesir dipilih sebagai tempat tujuan karena kekuasaan Herodes tidak berpengaruh di sana (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">15). Kabar kematian Herodes membangkitkan keberanian Yusuf untuk kembali ke Yudea, dan menetap di Nazaret, bukan Betlehem karena penguasa Yudea masih dipegang oleh keturunan Herodes (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">22). Selanjutnya, mereka tidak berpindah ke tempat lain sebab Alkitab menyebutkan Yesus sebagai orang Nazaret (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">23).

Rintangan hidup dalam berbagai wujud dapat menggoncangkan iman percaya kepada Tuhan sampai kita meragukan penggenapan rencana Tuhan bagi pribadi, umat Tuhan, dan gereja-Nya. Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tak pernah gagal dalam mewujudkan rencana-Nya bagi kehidupan umat-Nya. Ia adalah Tuhan yang berdaulat dan mengatur sejarah hidup semua manusia bagi penggenapan firman-Nya.

Yang kulakukan: Aku akan tetap ingat bahwa memercayai rencana Tuhan adalah yang terbaik untuk hidupku.

(0.70) (Mat 3:13) (sh: Diteguhkan melalui baptisan (Rabu, 29 Desember 2004))
Diteguhkan melalui baptisan

Apa makna sakramen baptisan dalam tradisi orang Yahudi zaman Yesus? Zaman itu, menerima baptisan adalah tanda orang bersedia meninggalkan dosa-dosanya dan bertobat kepada Tuhan.

Untuk apa Tuhan Yesus dibaptis? Yohanes merasa tidak pantas membaptis Yesus. Yesus tidak berdosa. Ia tidak memerlukan pertobatan. Bahkan, sebelumnya Yohanes sudah memberitakan bahwa baptisan air yang ia lakukan itu menunjuk kepada baptisan Roh Kudus yang akan Yesus berikan kepada orang yang sungguh bertobat (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">11).

Mengapa Yesus meminta Yohanes membaptis diri-Nya? Pertama, sebagai tanda pengidentifikasian-Nya dengan orang berdosa. Yesus tidak berdosa tetapi Ia datang untuk menjadi Juruselamat orang berdosa. Untuk itu Ia perlu menempatkan diri-Nya di posisi orang berdosa. Ia dibaptis untuk mewakili orang berdosa (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">15). Sebagai bukti bahwa Ia telah menjadi sama dengan manusia lainnya, kita melihat perikop sesudah ini Yesus bisa dicobai (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">4:1-11). Kedua, pembaptisan Yesus merupakan peneguhan diri-Nya dari Allah Tritunggal bahwa Dialah Yang Diperkenan Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16b). Dialah Yang Diurapi Roh untuk melaksanakan misi penebusan (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16a). Bagi Tuhan Yesus peneguhan itu penting karena Ia sadar pelayanan-Nya sebagai Juruselamat manusia bukan pelayanan biasa. Pelayanan itu adalah pelayanan yang menuntut pengorbanan hidup-Nya. Ia harus mati agar umat manusia memperoleh hidup. Oleh sebab itu perkenan Allah dan pengurapan Roh menjadi kekuatan bagi Yesus memulai pelayanan-Nya.

Melalui baptisan Tuhan Yesus, kita beroleh jaminan sekaligus teladan. Jaminan bahwa Yesus sungguh datang dari Allah dan telah menyetarakan diri dengan manusia agar dapat menjadi Juruselamat yang sejati. Teladan bahwa kita memiliki Tuhan yang taat kepada Allah dan karena itu kita pun harus taat.

Renungkan: Tuhan tidak membiarkan anak-anak-Nya melayani sendirian. Dia menyertai dan Roh-Nya mengurapi kita supaya kita kuat, setia, dan berhasil.

(0.70) (Mat 10:16) (sh: Mengikut Yesus? Keputusanku (Senin, 24 Januari 2005))
Mengikut Yesus? Keputusanku

Hidup di tengah-tengah musuh yang siap sedia mengintai dan menerkam sangat menakutkan setiap orang. Gambaran inilah yang Yesus berikan kepada pengikut-Nya. Mereka bagaikan domba-domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Dalam mengemban tugas, ada kemungkinan mereka ditangkap, diadili, dibenci, bahkan dibunuh. Untuk itu Yesus berpesan agar mereka cerdik namun tulus (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">16).

Yesus meminta mereka untuk waspada terhadap: majelis agama yang adalah serigala yang bengis (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">17); pemerintah, dengan otoritas yang dimilikinya dapat menindas dengan cara yang halus tapi menyakitkan (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">18-19); keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi kita namun bisa menjadi musuh dalam selimut (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">22). Semuanya dapat membenci (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">22), mengancam (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">26), bahkan membunuh tubuh meskipun tidak dapat membinasakan jiwa (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">28). Lalu, perlukah para murid takut dan kuatir menghadapi semua ancaman tersebut? Yesus menggambarkan bahwa Allah sangat peduli terhadap mereka karena mereka lebih berharga di mata-Nya dibandingkan dengan burung pipit (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">29-31). Oleh karena itu, mereka tidak perlu takut dan kuatir menghadapi kesulitan dan ancaman. Dia berjanji akan memperlengkapi dengan kekuatan, kemampuan, dan perlindungan karena mereka sangat berharga di mata-Nya. Namun, tidak berarti Allah akan mencegah terjadinya kesulitan dalam diri kita. Itu adalah ujian bagi kita sebagai pengikut Yesus yang sejati untuk bertahan menghadapi tekanan hidup sehari-hari.

Sampai saat ini pun mengikut dan menaati Yesus serta memberitakan Dia selalu membangkitkan berbagai perlawanan. Mengingat tugas dan tantangan berat yang harus dihadapi, maka kesetiaan dan keberanian mutlak diperlukan. Mereka yang menghadapi segala kesulitan dan bertahan sampai akhir akan menerima penghargaan yang mulia dari Allah.

Tekadku: Walau tekanan menghadang, aku akan bertahan sampai akhir dengan anugerah Allah.

(0.70) (Mat 14:22) (sh: Kebutuhan untuk berdoa (Senin, 7 Februari 2005))
Kebutuhan untuk berdoa

Yesus mengambil waktu untuk berdoa secara pribadi kepada Allah. Yesus naik ke atas bukit seorang diri (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">23). Jika Yesus merasa doa merupakan bagian penting dalam pelayanan-Nya, siapakah kita sehingga masih memandang remeh doa?

Murid-murid berada beberapa mil jauhnya dari pantai. Malam gelap. Meski berada di bukit tidak ada kemungkinan Yesus melihat dengan jelas situasi murid-murid. Tetapi, apakah Yesus tidak tahu keadaan murid-murid yang sedang diombang-ambing gelombang? Yesus tahu. Itulah sebabnya Ia segera mendatangi murid-murid yang sedang berjuang melawan gelombang. Ketika melihat ada manusia berjalan di atas air, wajar saja jika murid-murid berteriak hantu. Yesus menyatakan diri-Nya dengan ungkapan penting Allah dalam PL yakni `Inilah Aku' (ego eimi 27). Istilah ini bukan hanya identifikasi diri tetapi penyingkapan ke-Allah-an Yesus.

Untuk memastikan bahwa Yesuslah yang dilihat murid-murid, Petrus memberanikan diri menyapa-Nya (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">28). Petrus meminta Yesus memerintahkannya untuk datang kepada-Nya dengan berjalan di atas air. Permintaan Petrus dikabulkan Yesus (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">29), Petrus berjalan di atas air mengalami kuasa Yesus. Petrus berjalan di atas air bergelombang. Sesaat kemudian timbul ketakutannya. Petrus meragukan perintah Yesus dan kuasa Yesus yang sudah dialaminya, meski sesaat. Dalam situasi demikian tidak ada cara lain kecuali berteriak memohon pertolongan Yesus. `Tuhan, tolonglah aku!'

Inilah doa Petrus. Singkat dan mendesak. Uluran tangan Yesus menyelamatkan Petrus. Yesus menegur Petrus yang sesaat menjadi goyah iman (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">31), gelombang menjadi reda, murid-murid menyembah-Nya. Goncangan dan gelombang kehidupan adalah latihan iman dan kesempatan untuk berdoa. Tak satu kejadian pun dalam hidup kita luput dari perhatian dan kasih-Nya.

Renungkan: Dalam doa kita akan mengalami lebih nyata pengakuan iman bahwa `Yesus adalah Anak Allah'.

(0.70) (Mat 17:14) (sh: Bukan besar atau kecil, tapi ada atau tidak ada (Minggu, 18 Februari 2001))
Bukan besar atau kecil, tapi ada atau tidak ada

Yesus memakai ilustrasi biji sesawi untuk menggambarkan iman, karena biji sesawi adalah biji yang paling kecil di antara biji-biji lainnya. Dapat dikatakan bahwa Yesus tidak sedang membicarakan besar atau kecilnya iman, tetapi ada atau tidak adanya iman.

Pada saat Yesus kembali ke kerumunan orang banyak, datanglah seorang bapak menemui-Nya dengan sikap menyembah. Ia memohon belas kasihan Yesus atas anaknya yang sangat menderita karena sakit ayan. Ia mengadukan bahwa murid-murid-Nya tidak dapat menyembuhkan anaknya. Yesus menegur keras semua orang: murid-murid, orang banyak, dan semua angkatan yang tidak percaya dan sesat. Kepada mereka semua, Yesus mengajukan 2 pertanyaan: (ayat 1) berapa lama lagi Ia harus tinggal di antara mereka, dan (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2) berapa lama lagi Ia harus sabar terhadap mereka. Ia tidak selamanya ada bersama mereka, tetapi selama Ia ada bersama mereka, mereka dapat mendengar pengajaran-Nya, melihat perbuatan-Nya, dan mengenal-Nya, tetapi mereka tetap tidak percaya kepada Mesias sejati. Hal ini menegaskan bahwa waktu-Nya di dunia terbatas. Setelah mengajukan pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, Ia meminta anak yang sakit itu dibawa kepada-Nya. Ia mengusir setan dan anak itu sembuh. Kemesiasan-Nya mengalahkan segala kuasa.

Kemudian murid-murid menanyakan mengapa mereka gagal mengusir setan. Hanya satu alasannya karena mereka tidak memiliki iman. Mereka mengandalkan kekuasaan manusia dan bukan kekuasaan Allah.

Renungkan: Seringkali kegagalan kita bukan saja akibat tantangan dan ancaman dari luar tetapi ketiadaan iman yang membiarkan kita mengandalkan kemampuan, potensi, dan kebiasaan kita. Masalahnya bukan besar atau kecilnya iman, tetapi ada atau tidak ada iman.

Bacaan untuk Minggu Epifania 7

Yesaya 43:18-25

II Korintus 1:18-22

Markus 2:1-12

Mazmur 41

Lagu: Kidung Jemaat 309

PA 7 Matius 16:21-28

Komitmen mengikut Kristus bukanlah pilihan yang mudah, justru penuh risiko dan pergumulan. Mengapa? Karena menjadi pengikut-Nya berarti bersedia untuk dimusuhi dunia. Seringkali Kristen salah memahami arti menjadi pengikut Kristus: bahagia dan hidup bebas hambatan, sehingga ketika badai kehidupan datang bertubi-tubi menerpa hidupnya, Kristen `protes' kepada Allah. Kristen mulai goncang, putus asa, dan kehilangan pengharapan karena tidak pernah membayangkan bahwa jalannya memang tidak mudah.

Bagaimanakah sesungguhnya menjadi pengikut Kristus seperti yang Yesus teladankan? Prinsip-prinsip apa saja yang harus kita terapkan? Kita akan mempelajarinya melalui perikop ini!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Apa yang ingin dijelaskan Matius dengan penunjuk waktu: "Sejak waktu itu.."? Mengapa Yesus baru menyatakan penderitaan-Nya setelah murid-murid-Nya mengenal-Nya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">12-20)? Dari pihak siapa sajakah penderitaan itu? Apakah mereka adalah orang-orang yang mengerti arti Mesias yang dijanjikan? Mengapa justru mereka yang membuat-Nya menderita?

2. Apakah fokus pernyataan Yesus hanya penderitaan-Nya saja (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">21)? Jika demikian mengapa Petrus menegur Yesus (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">22)? Apakah yang sedang dipikirkan Petrus saat itu? Apakah hal ini bertentangan dengan rencana Allah bagi keselamatan manusia? Jelaskan! Mengapa Iblis selalu berusaha merintangi bahkan menggagalkan rencana Allah?

3. Apakah arti perkataan Yesus di ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">24? Apakah setiap orang yang mengikut-Nya harus memiliki komitmen demikian? Bagaimana kaitannya dengan pernyataan selanjutnya (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">25)? Perhatikan kata `mau' (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">24, 25) dan jelaskan maknanya? Manakah yang merupakan pilihan dan manakah yang merupakan konsekuensi (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">25)? Apakah dampak pilihan ini bernilai kekal? Mengapa demikian?

4. Bagaimana pemahaman Anda tentang Mesias yang mati dan bangkit, dan sejauh mana pengaruhnya dalam hidup Anda? Bagaimanakah pilihan hidup Anda sebagai pengikut-Nya dan apa konsekuensi konkritnya? Apakah Anda tetap meyakini bahwa pilihan Anda tidak salah? Mengapa demikian?

(0.70) (Mat 20:17) (sh: Kamu tidak tahu apa yang kamu minta (Minggu, 25 Februari 2001))
Kamu tidak tahu apa yang kamu minta

Ketika seorang anak kecil meminta sebuah palu sebagai mainan, maka dengan tegas kita melarangnya dan mengatakan bahwa ia belum tahu apa yang dimintanya. Apakah pernyataan ini hanya diberlakukan kepada anak- anak? Ternyata Yesus mengatakan hal ini kepada murid-murid-Nya yang tidak mengerti apa yang mereka minta.

Ketika penderitaan Yesus semakin dekat, Ia kembali mengatakan tentang penderitaan dan kebangkitan- Nya. Mereka tidak sedih seperti respons pertama, mereka justru mempersoalkan kedudukan dalam Kerajaan Sorga dimana Yesus bertakhta. Kita dapat membayangkan betapa hancur hati Yesus melihat ketidakmengertian mereka tentang konsep Kerajaan Sorga, padahal Yesus telah menyatakan berulang kali konsep yang benar melalui pengajaran dan beberapa perumpamaan. Ibu Zebedeus yang memikirkan anak-anaknya, datang dan sujud kepada Yesus serta memohon agar Ia menempatkan mereka di sebelah kanan dan kiri-Nya. Ibu, anak-anaknya, dan murid- murid-Nya yang lain tidak tahu arti sesungguhnya `duduk di sebelah kiri atau kanan Yesus'. Mereka hanya menginginkan kedudukan dan tidak tahu bagaimana seseorang harus sampai ke takhta itu.

Sesungguhnya hanya Yesus yang akan duduk di sebelah kanan Allah, karena Dialah satu-satunya pengantara Allah dan manusia. Ia harus mengalami penderitaan yang memalukan, menyakitkan, merusak hubungan-Nya dengan Bapa ketika Ia menanggung murka Allah atas dosa manusia. Inilah cawan penderitaan amat pahit dan mengerikan yang harus diminum-Nya, dan tidak seorang pun lainnya yang memenuhi syarat meminumnya (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">22), karena hanya Dialah Anak Allah dan Manusia sejati.

Renungkan: Tak ada pilihan lain, kemuliaan hanya dicapai melalui penderitaan memikul salib dan mencurahkan darah tebusan dosa.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 1

Kejadian 9:8-15

I Petrus 3:18-22

Markus 1:12-15

Mazmur 25:3-9

Lagu: Kidung Jemaat 157

PA 8 Matius 19:16-30

Penilaian `orang itu baik' dapat berdasarkan beberapa alasan. Misalnya: orang baik adalah orang yang senantiasa cepat tanggap terhadap kesulitan orang lain, orang baik adalah orang yang senantiasa membuka telinganya bagi pergumulan orang lain, orang baik adalah orang yang ringan tangan memberi bantuan terhadap kaum lemah, orang baik adalah orang yang mau merendahkan hati memikirkan dan memperjuangkan kepentingan rakyat jelata, dan masih banyak lagi alasan lainnya. Namun bila kita mengamati semua alasan ini, maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa orang baik adalah orang yang melakukan sesuatu bagi sesamanya.

Pemuda kaya yang menemui Yesus menganggap diri sempurna, karena telah menaati seluruh perintah Allah. Mungkin tepat bila ia menyandang pujian `pemuda yang baik' karena ia telah melakukan kebaikan bagi orang-tua dan sesamanya. Benarkah demikian? Kita akan lihat dalam bagian ini apakah standar kesempurnaan menurutnya sama dengan standar sempurna menurut Yesus.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Mengapa banyak orang beranggapan bahwa hidup kekal dapat diperoleh melalui perbuatan baik? Apakah pendapat ini muncul karena manusia memikirkan kehidupan kekal menurut standar neraca dunia: dosa dan kebaikan? Mengapa demikian? Sampai titik manakah pendapat ini akan gugur?

2. Ketika pemuda ini menanyakan: apa yang masih kurang?, bagian manakah dari 2 hukum utama yang Yesus tanyakan kepada pemuda ini (lihat Mat.22:37- 40)? Dapatkah seseorang hanya melakukan salah satu dari hukum yang terutama ini? Mengapa demikian?

3. Ketika Yesus menuntut untuk menjual harta dan membagikannya kepada orang miskin, bagaimana responsnya? Mengapa hal ini sulit baginya? Ketika ia melakukan seluruh perintah Allah, bagi siapa ia melakukannya: Allah atau diri sendiri? Apakah yang menduduki posisi tertinggi dalam hidupnya, sehingga ia tidak mau kehilangan hartanya?

4. Bagaimana pemahaman Anda tentang hidup kekal? Dapatkah Anda menaati seluruh perintah Allah bukan dalam rangka mewujudkan hukum yang terutama dan yang pertama? Apakah yang seharusnya Anda tanggalkan agar Allah menjadi prioritas dalam hidup Anda?

(0.70) (Mat 21:18) (sh: Siap setiap saat (Kamis, 24 Februari 2005))
Siap setiap saat

Seorang mahasiswa yang merasa tidak siap mengikuti ujian, meminta dosennya menunda ujian tersebut. Sang dosen menolak karena jadwal ujian sudah ditetapkan jauh hari sebelumnya. Siap atau tidak, mahasiswa tersebut harus mengikuti ujian.

Tindakan Yesus menjelang saat sengsara-Nya ditujukan untuk mempersiapkan murid-murid-Nya. Karena lapar dalam perjalanan (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">18), Tuhan Yesus ingin makan buah ara, tapi saat itu belum musimnya. Maka la mengutuk pohon ara itu (ay. kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">19, band. Mrk. 11:13). Mengapa Tuhan Yesus bertindak demikian?

Tuhan Yesus mengajarkan dua hal kepada para murid-Nya. Pertama, Tuhan menuntut murid-murid-Nya senantiasa siap melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Dan apabila mereka tidak siap, Tuhan tidak segan mendisiplin. Sebagaimana seorang tukang periuk dapat menghancurkan hasil pekerjaannya yang dianggapnya tidak memenuhi syarat (band. Yer. 18:3-6). Demikian pula pohon ara dapat diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kering. Bagi murid-murid hal ini adalah suatu peristiwa yang mustahil (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">20). Oleh karena itu, Tuhan Yesus masuk kepada pelajaran kedua. Tuhan Yesus mengajarkan murid-murid-Nya tentang pentingnya memiliki iman. Dengan iman mereka dapat melakukan perkara yang besar bagi Kerajaan Surga (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">21-22).

Situasi di negara kita saat ini membuat sebagian orang Kristen memilih untuk tidak mengabarkan Injil. Mereka berdalih dengan mengatakan sekarang belum waktunya (Hag. 1:2) atau mustahil melakukannya. Sebagai murid Tuhan kita harus siap melayani Tuhan, baik atau tidak baik waktunya (ayat 2Tim. 4:2). Dengan iman, tidak ada yang mustahil untuk kita lakukan. Lagipula Tuhan berjanji untuk menyertai kita senantiasa.

Renungkan: Dunia yang semakin jahat memerlukan kehadiran anak-anak Tuhan. Karena itu, kita harus menjadi saksi-saksi Kristus agar banyak orang diselamatkan.

(0.70) (Mat 21:33) (sh: Dihancurkan atau diperbarui? (Minggu, 27 Februari 2005))
Dihancurkan atau diperbarui?

Peribahasa "sokong membawa rebah" berarti orang yang seharusnya kuat memegang sesuatu aturan, melemahkan aturan itu. Peribahasa ini tepat untuk menggambarkan para penyewa kebun anggur dalam cerita Tuhan Yesus.

Tuan tanah membuka kebun anggur lengkap dengan semua fasilitas yang memadai. Kemudian ia menyewakannya kepada para penyewa untuk merawat dan mengelola kebunnya supaya menghasilkan buah anggur (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">33). Menjelang musim panen, si tuan tanah meminta bagiannya (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">34). Akan tetapi, bukan bagian yang didapatkan melainkan siksaan yang dialami para utusan (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">35-36). Tidak puas dengan siksaan, mereka pun membunuh ahli waris kebun anggur itu (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">37). Mereka kini menunjukkan sikap pemberontakan.

Apa kesalahan dari para penyewa kebun anggur? Pertama, tidak memenuhi tanggung jawabnya. Kedua, melakukan penganiayaan terhadap orang tak bersalah. Ketiga, membunuh anak tuan tanah. Siapa yang Tuhan Yesus maksud dengan para penyewa itu? Para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi mengerti bahwa merekalah yang dimaksud (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">45). Apa maksud cerita Tuhan Yesus itu? Ia akan mengalihkan anugerah-Nya kepada orang-orang bukan Yahudi yang menyambut Injil dan hidup sesuai Injil (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">41, 43). Seharusnya imam kepala dan tua-tua agama berperan untuk membawa umat Allah mengenal Dia yang diutus Allah. Akan tetapi, mereka justru menyalibkan Tuhan Yesus (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">42). Injil keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus akan membawa dua akibat: yang menolak akan binasa, yang menerima akan dirombak dan diperbarui (ayat kami+meminta+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">42-44).

Jangan merasa aman karena memiliki status dan melaksanakan simbol-simbol rohani. Tuhan menuntut buah kehidupan yang sepadan dengan pengakuan iman. Tanda kesejatian kerohanian adalah hidup yang menawarkan sifat dan kehendak Tuhan.

Renungkan: Tanpa buah-buah nyata, semua simbol-simbol, pengakuan dan status rohani kita tidak akan diperhitungkan.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA