Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 610 ayat untuk justru (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15) (Yoh 18:12) (sh: Masuk ke dalam rencana Allah (Selasa, 26 Maret 2002))
Masuk ke dalam rencana Allah

Yohanes tidak saja melukiskan bagaimana Yesus berangsur-angsur mengalami penderitaan dan penghinaan. Ia juga menegaskan bahwa semua yang Yesus alami terjadi sesuai dengan kehendak Allah di surga demi tergenapinya rencana-Nya di bumi ini. Dalam bagian ini, Yesus dibawa menghadap pengadilan dua imam besar: Kayafas yang merekayasa untuk membunuh Yesus dan Hanas mertuanya (ayat 12-13). Kemungkinan besar mereka berkumpul di tempat yang sama dan dalam kesempatan berturutan Yesus dibawa menghadap kedua orang itu. Dengan menegaskan nasihat Kayafas, Yohanes tidak saja mengemukakan kegelapan hati pemimpin agama waktu itu, tetapi juga bahwa secara tidak langsung Kayafas telah menubuatkan prinsip penggantian yang Yesus kerjakan melalui kematian-Nya (ayat 14). Yang jahat dalam maksud manusia telah menjadi sumber keselamatan dari Allah bagi orang-orang yang dikasihi-Nya.

Tanpa maksud membanding-banding, Yohanes melukiskan kisah penyangkalan Petrus. Sang murid yang tak mau disebut namanya dan yang tampaknya lebih banyak diam dibandingkan Petrus justru adalah yang memiliki keberanian untuk mengikuti Yesus sampai ruang dalam proses persidangan (ayat 15). Sementara Petrus, yang rupanya menghindari ruang persidangan itu supaya tidak berjumpa dengan para pengawal atau pembesar yang mungkin bisa menjeratnya pada penyangkalan, justru terjerat ke dalam rentetan penyangkalan hanya oleh pertanyaan seorang anak perempuan. Suatu pelajaran penting dapat kita petik dari kisah ini. Jika ingin berani dan setia mengikuti Yesus, kita tidak boleh mengikut Yesus sambil mengambil jarak. Ikutilah Dia dengan sepenuh hati dan sedekat mungkin. Kelak kita akan mengerti bahwa mengambil risiko menderita bersamanya adalah jalan terbaik agar iman dan kesetiaan kita teruji dan mendewasa.

Renungkan: Dalam sejarah gereja dikenal moto: darah martir membuka jalan bagi peluasan misi Injil. Akhir-akhir ini banyak Kristen dan Gereja di Indonesia yang menderita aniaya. Bagaimana sebaiknya pola pikir kita? Memikirkan bagaimana mencari perlindungan dan keamanan? Atau melihat keajaiban Allah yang memurnikan iman kita dan membuka jalan bagi penggenapan rencana-Nya lebih luas melalui semua peristiwa itu?

(0.15) (Yoh 19:16) (sh: Disalibkan (Jumat, 29 Maret 2002))
Disalibkan

Puncak pengorbanan Yesus terjadi pada penyaliban. Semua orang zaman itu tahu bahwa itulah hukuman mati paling ngeri dan paling menyiksa. Untuk zaman ini, kita punya kata tepat: hukuman secara biadab. Yohanes tidak sampai hati melukiskan seluruh adegan penyiksaan yang Yesus harus tanggung. Cukup dengan melukiskan bahwa Yesus memikul salib-Nya lalu dihukum mati di antara para penjahat. Kemudian adegan lain menunjukkan penghinaan: para prajurit yang merampas jubah-Nya, Ia diberi minum anggur asam, dan lambung-Nya ditikam. Seandainya Dia belum mati menjelang hari sabat, kaki-Nya akan dipatahkan agar memaksa-Nya mati. Sungguh kematian yang mengerikan.

Namun, justru di tengah pekatnya penderitaan dan kejahatanlah sinar kemuliaan anugerah Allah terpancar dengan amat indahnya. Pertama, dalam tiga bahasa yang mewakili dunia waktu itu, Yesus diakui sebagai Raja. Maksud tindakan itu tentu adalah untuk menghina Yesus dan menghina orang Yahudi. Tetapi, ini justru memperlihatkan prinsip kerajaan Allah: kekuatan di dalam kelemahan, kemenangan melalui kekalahan, kemuliaan di dalam keaiban tak terperikan. Kedua, kasih tak terperikan. Dapat kita bayangkan betapa hancur hati wanita yang pernah mengandung Yesus. Yesus melupakan penderitaan-Nya dan memperhatikan penderitaan ibu-Nya. Sekaligus dalam perhatian-Nya itu tegas ucapan dari seorang yang kini berada dalam posisi Juruselamat dunia, juga Juruselamat Maria. Ketiga, puncak dari hukuman tersebut adalah kematian Yesus. Dua hal penting ditegaskan Yohanes. Ia berseru, “Sudah genap”, lalu menyerahkan nyawa-Nya: suatu kematian di dalam rencana Allah, kematian yang adalah kemenangan dari hidup, dan kematian dari kematian itu sendiri. Akhirnya, puncak dari kematian Yesus itu adalah bahwa tulang-tulang-Nya tidak dipatahkan. Kemudian ketika lambung-Nya ditusuk, keluarlah air dan darah, tanda bahwa Ia sungguh sudah mati. Bagian terakhir ini mungkin dipakai Yohanes menjadi lambang bahwa dari kematian-Nya mengalir air pengudusan dan darah penebusan untuk orang beriman.

Renungkan: Apakah tindakan konkret kita hari ini untuk menunjukkan bahwa hari ini adalah hari kemurahan Tuhan? Paling tidak Anda bisa mendoakan dan menunjukkan kasih kepada orang-orang yang memusuhi Anda!

(0.14) (Ul 7:26) (full: SESUATU KEKEJIAN MASUK KE DALAM RUMAHMU. )

Nas : Ul 7:26

"Sesuatu kekejian" mengacu pada perak dan emas yang dipakaikan pada berhala-berhala Kanaan (ayat Ul 7:25); segala sesuatu yang berkaitan dengan penyembahan berhala harus dibinasakan. Peringatan ini kepada orang Israel untuk membuang segala sesuatu yang keji dari rumah mereka juga berlaku sekarang ini. Segala sesuatu yang mendatangkan dosa dan ketunasusilaan dan bertentangan dengan tabiat kudus Allah tidak boleh diizinkan di dalam rumah kita (bd. Yeh 5:7,9). Oleh karena itu, orang percaya harus sangat berhati-hati supaya tidak membiarkan pengaruh dari gaya hidup yang bejat memasuki rumah mereka melalui orang lain atau sarana hiburan (bd. Ul 12:29-31; 18:12-13; Ams 6:16-19). Gantinya mengizinkan kejahatan dan kefasikan memasuki rumah tangga kita, kita justru harus "benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu" karena membiarkan dan menikmati kejahatan dalam rumah kita berarti jatuh di bawah kutukan Allah (bd. Ul 23:14;

lihat cat. --> Rom 1:32).

[atau ref. Rom 1:32]

(0.14) (Est 4:14) (full: SEKALIPUN ENGKAU PADA SAAT INI BERDIAM DIRI. )

Nas : Est 4:14

Mordekhai yakin bahwa Allah bermaksud memakai Ester untuk membebaskan Israel dan bahwa ia diangkat menjadi ratu untuk hal ini. Akan tetapi, Mordekhai mengetahui bahwa Ester bisa saja gagal jikalau dia tidak melaksanakan bagiannya dalam rencana penebusan Allah. Apabila ia menolak untuk menolong orang Yahudi, ia juga akan binasa (ayat Est 4:14). Maksud-maksud Allah yang berdaulat biasanya mencakup tanggung jawab manusia (bd. Mat 26:24;

lihat cat. --> Kel 33:3;

lihat cat. --> Fili 2:12).

[atau ref. Kel 33:3; Fili 2:12]

(0.14) (Kej 3:16) (jerusalem: FirmanNya) Hukuman yang dijatuhkan Allah pada pasangan manusia yang pertama yang bersalah itu mengenai mereka justru dalam tugas utamanya. Perempuan dihukum sebagai ibu dan isteri, laki-laki sebagai pekerja. Ayat ini tidak berkata bahwa seandainya manusia tidak berdosa perempuan akan melahirkan anak tanpa sakit beranak dan bahwa laki-laki bekerja dengan tidak perlu bercucuran keringat. Tidak tepat pula tafsiran berdasarkan Kej 3:14 berkata bahwa sebelum terjadinya dosa ular adalah binatang yang berkaki. Maksud ayat ini ialah: dosa telah mengacaukan tata susunan sebagaimana dikehendaki Allah: perempuan bukan lagi seorang teman bagi laki-laki yang sederajat dengannya, Kej 2:18-24, tetapi seorang pembujuk laki-laki yang diperbudak oleh pria guna mendapat anak; laki-laki bukan lagi seorang juru kebun Allah di Eden, tetapi ia harus bergumul dengan tanah yang menjadi musuhnya. tetapi hukuman paling berat ialah: hilanglah persahabatan yang terjalin antara manusia dan Allah, Kej 3:23. Inilah hukuman yang diwariskan manusia kepada keturunannya. Ajaran mengenai dosa asal baru dapat disimpulkan setelah Paulus menempatkan kesetia-kawanan manusia dalam diri Kristus, Juruselamat, sejalan dengan kesetia-kawanan semua orang dalam diri Adam yang berdosa Rom 5.
(0.14) (Kel 26:1) (jerusalem: Kemah Suci) Ini menterjemahkan kata Ibrani misykan, kediaman. Ini istilah merupakan milik khusus tradisi para Imam untuk menyebut Kemah Suci yang dipakai Israel selama di gunung. Biasanya istilah itu tidak diberi keterangan lebih lanjut. Tetapi ada kalanya kemah/kediaman itu disebut "Kemah/Kediaman Kesaksian", bdk Kel 25:16+, atau "Kediaman Kemah Pertemuan". Ibraninya: ohel mo'ed. Tradisi Para Imam sendiri paling sering justru memakai istilah itu. Penggambaran Kemah Suci yang disajikan itu agak sukar dimengerti secara terperinci. Tetapi jelaslah Kemah Suci adalah semacam kuil yang mudah dapat dibongkar, sehingga sesuai dengan keadaan suku-suku Badui yang terus berpindah-pindah tempat. Tetapi jelas pulalah bahwa penggambaran Kemah Suci dalam Alkitab terpengaruh oleh bangunan bait Allah yang didirikan Salomo. Kemah Suci dipikirkan serupa. Hanya kain tenda yang menutupi Kemah itu sungguh-sungguh berasal dari "kuil" yang didirikan Musa yang berupa kemah. Tradisi-tradisi tua memang menyebut Kemah itu, Kel 31:7-11; 38:8; Bil 11:16 dst; Kel 12:4-10; Ula 31:14-16, tetapi tidak menggambarkannya secara terperinci.
(0.14) (Hak 13:1) (jerusalem) Kisah mengenai Simson ini berbeda coraknya dengan kisah-kisah lain yang tercantum dalam kitab Hakim. Diceritakan riwayat hidup seorang pahlawan setempat, mulai dengan kelahirannya sampai dengan meninggalnya. Pahlawan itu perkasa bagaikan raksasa, tetapi ia sekalipun lemah laksana seorang kanak-kanak. Ia membujuk perempuan-perempuan, tetapi sendiri tertipu oleh mereka. Berulang kali ia dapat mempermainkan orang Filistin, tetapi tidak berhasil membebaskan negerinya dari genggaman mereka. Kisah ini merupakan sebuah ceritera rakyat penuh lelucon pedas. Dengannya rakyat yang tidak berdaya membalas dendam kepada penindasnya yang ditertawakan. Berlawanan sedikit dengan ciri-ciri kerakyatan profan tsb kisah Simson memperkenalkan pahlawannya sebagai seseorang yang sejak kandungan ibunya dikuduskan kepada Tuhan dan justru kenazirannya itulah yang menjadi sumber kekuatannya. Sifat karismatis itu yang menjadi sebabnya mengapa riwayat hidup Simson dicantumkan di tengah-tengah riwayat-riwayat lain. Kisah Simson berupa kumpulan ceritera-ceritera pendek: Kelahiran Simson, Hak 13:2-25; perkawinannya dan teka tekinya, Hak 14:1-20; Simson dan orang Filistin, Hak 15:1-8,9-19; kata penutup pertama, Hak 13:20; Simson di kota Gaza, Hak 16:1-3; Simson dan Delila, Hak 16:4-21; Simson ditangkap dan mati, Hak 16:22-30; kata penutup kedua, Hak 16:31.
(0.14) (2Sam 7:1) (jerusalem) Nubuat Natan ini disusun berdasarkan arti mendua kata Ibrani beth. Kata itu berarti baik rumah maupun keturunan, wangsa, keluarga. Diperlawankan satu sama lain: Bukan Daud yang akan mendirikan sebuah rumah (bait Allah) bagi Tuhan, 2Sa 7:5, tetapi sebaliknya Tuhan akan membuat sebuah "rumah" (keturunan) bagi Daud, 2Sa 7:11. Pada pokoknya dalam janji ini terkandung bahwa keturunan Daud tetap akan menduduki takhta kerajaan di Israel, 2Sa 7:12-16. begitulah janji itu diartikan oleh Daud sendiri, 2Sa 7:19,25,27,29; bdk 2Sa 23:5, dan oleh pengarang Maz 89:30-38; 132:11-12. Nubuat itu merupakan piagam perjanjian Tuhan dengan Daud serta keturunannya. Nubuat ini tidak hanya menyangkut pengganti pertama raja Daud, yaitu Salomo, walaupun 2Sa 7:13; 1Ta 17:11-14; 22:10; 28:6 dan 1Ra 5:5; 8:16-19 justru mengetrapkannya pada Salomo. Sebaliknya dalam nubuat yang setelah terang dan setelah gelap itu terungkap pengharapan bahwa akan datang salah seorang keturunan Daud yang istimewa, yang akan berkenan di hati Tuhan. Nubuat Natan ini merupakan mata rantai pertama dalam rangkaian nubuat mengenai Mesias, Anak Daud, Yes 7:14+; Mik 5:1+; Hag 2:23+. Kis 2:30 mengetrapkan nubuat itu pada Kristus.
(0.14) (2Taw 34:3) (jerusalem: Pada tahun kedelapan) 2Ta 34:3-35:19 memuat kisah mengenai pembaharuan agama yang diadakan raja Yosia. Menurut pandangan 2Ra 22:3-23:27 pembaharuan itu dimulai karena kitab Hukum Taurat yang ditemukan waktu bait Allah diperbaiki. Menurut si Muwarikh pekerjaan pada bait Allah itu berupa sebuah pentahiran, 2Ta 34:8, yang menyusul suatu aksi untuk menumpas pemujaan berhala di Yerusalem, Yehuda dan Israel, 2Ta 34:3-7. Kalau demikian maka pembaharuan dimulai Yosia, bukannya pada tahun yang kedelapan belas seperti dikatakan 2Ra 22:3; 2Ta 34:8. Keterangan si Muwarikh agaknya tepat juga. Pekerjaan perbaikan bait Allah agaknya ditangani justru oleh karena sudah ada semangat pembaharuan. Penumpasan pemujaan berhala yang mendahului kiranya dicetuskan oleh semangat kebangsaan yang kembali berkobar-kobar. Pembaharuan nasional itu memanfaatkan kenyataan pada kerajaan Asyur sedang melemah dan merosot pada akhir pemerintahan raja Asurbanipal. Pembaharuan di Yehuda agaknya terlaksana bertahap-tahap, seperti digambarkan 2Tawarikh. Sebaliknya 2Raja-raja menempatkan seluruh pembaharuan sesudah kitab Taurat ditemukan Kitab Raja dipakai si Muwarikh untuk mengisahkan tahap pertama dalam pembaharuan itu dan sehubungan dengan tahap terakhir ia hanya berceritera tentang pembaharuan perjanjian dan perayaan Paskah yang meriah.
(0.14) (Mzm 69:1) (jerusalem: Doa dalam kesesakan) Mazmur ini sebenarnya terdiri atas tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain. Ada dua ratapan yang berlain-lainan iramanya, yaitu Maz 69:2-7,14-16 dan Maz 69:8-13,17-30. Masing-masing keluhan disusul suatu permohonan. Ratapan pertama dibawa oleh seseorang yang dianiaya musuh yang digambarkan dengan bahasa penghebat, Maz 69:5; pendoa hampir putus asa, Maz 69:4. Ratapan kedua diucapkan seorang saleh yang dihina dan diejek justru karena kesalehannya. Bagian ketiga mazmur, Maz 69:30-36 adalah sebuah tambahan yang berupa puji-pujian dan nyanyian syukur, yang diucapkan umat Israel. Perjanjian Baru banyak mengetrapkan Maz 69 pada Yesus, bdk Mat 27:34; Yoh 2:17; 15:25; Kis 1:20; Rom 11:9,10; 15:3.
(0.14) (Mi 5:2) (jerusalem) Dengan raja Israel yang kini dihina oleh Sanherib, Mik 5:1 (bdk (2Ra 18:13-16)) dilawankan raja Mesias. Kelahirannya membuka zaman kejayaan dan keamanan (bdk Yes 9:5). Sama seperti nabi-nabi lain yang tampil di negeri Yehuda, bdk Kej 49:10-12; Bil 24:15-19; Maz 110; Yes 9:1-6; 11:1-9; 32:1, demikianpun nabi Mikha memikirkan Mesias sebagai seorang raja yang jaya di Sion.
(0.14) (Mat 12:39) (jerusalem: tanda nabi Yunus) dalam Mat 16:4 Matius tidak menjelaskan manakah tanda itu (seperti dijelaskannya dalam Mat 12:40). Dalam Luk 11:29-30 tanda nabi Yunus itu tidak lain kecuali pemberitaan Yesus: Ini menjadi suatu tanda bagi orang sezamanNya, seperti Yunus menjadi tanda bagi penduduk Niniwe. Pengartian kedua ini memberi latar belakang juga Mat 12:41. Namun pengartian kedua ini agaknya kurang tepat. Sebab pemberitaan Yesus yang sedang terjadi tidak dapat dinubuatkan sebagai kejadian di masa depan dan dalam tradisi Yahudi nabi Yunus terkenal karena secara ajaib diselamatkan dan bukan karena pewartaannya di Niniwe yang tidak begitu menyenangkan orang Yahudi. Walaupun pengartian yang diberikan Mat 12:40 baru kemudian ditambahkan, namun justru penafsiran itulah yang lebih dekat dengan maksud Yesus dari pada penafsiran yang diberikan Lukas. Secara samar-samar Yesus menubuatkan kejayaanNya nanti (kebangkitan). Adapun Markus menghilangkan nabi Yunus, oleh karena berpendapat bahwa tidak dapat dimengerti sidang pembacanya, Mar 8:12+
(0.14) (Mat 19:9) (jerusalem: kecuali karena zinah) Ini hanya terdapat dalam Matius dan tidak dalam Markus (atau Lukas). Bukan maksudnya bahwa Yesus mengizinkan perceraian kalau ada zinah (dapat kawin lagi dengan orang lain). Sebab kalau demikian maka Yesus menyesuaikan diri saja dengan apa yang diizinkan hukum Musa yang justru dikecam oleh Yesus. Ada orang yang berpendapat bahwa dengan "zinah" dimaksudkan perkawinan tidak sah; tetapi kalau demikian perpisahan suami istri memang wajib, sehingga tak perlu dipersoalkan. Rupanya Matius berpendapat bahwa dalam hal zinah harus dicari suatu pemecahan khusus, tetapi ia tidak berkata bagaimana pemecahan itu. Pemecahan yang tidak perlu dicari selama perceraian masih diizinkan itu kemudian dalam gereja diketemukan dengan memisahkan suami isteri, tetapi tanpa izin kawin lagi (bdk 1Ko 7:11). Oleh karena bagian kalimat itu tidak terdapat dalam Markus, (Luk dan 1Ko) dan juga tidak pernah dikutip oleh pujangga-pujangga Gereja sebelum konsili Nisea (th. 325 Masehi) maka ada kemungkinan bahwa bagian kalimat itu berupa sebuah sisipan ke dalam injil Matius yang asli. "Perkecualian" itu (izin bercerai dan kawin lagi) karena zinah diperbolehkan hukum negara. Teks injil agaknya disesuaikan dengan hukum negara itu. Atas dasar Mat 19:19 Gereja Yunani Ortodoks dan Gereja-gereja reformasi mengizinkan perceraian karena zinah.
(0.14) (Mat 26:17) (jerusalem: Pada hari pertama) ialah hari pertama dalam pekan orang Yahudi makan roti tak beragi, bdk Kel 12:1; Mat 23:14; biasanya hari ini hari yang menyusul perjamuan Paskah. tetapi injil-injil sinoptik menyebut demikian justru hari menjelang malam perjamuan Paskah. jadi mereka menggunakan istilah itu dengan arti yang lebih luas. Rupanya menurut Yoh 18:28 dan petunjuk-petunjuk lain dalam Kisah Sengsara, tahun itu perjamuan Paskah dirayakan pada hari Jumat petang. (Jumat adalah hari persiapan, Mat 27:62; bdk Yoh 19:14,31,42). Perjamuan yang dirayakan oleh Yesus, oleh injil-injil sinoptik ditempatkan pada petang hari sebelumnya, pada hari Kamis petang. Ini dapat diterangkan dengan berkata bahwa sementara orang Yahudi mendahulukan upacara perjamuan Paskah itu, atau bahwa hanya Yesus dengan sengaja mendahulukannya: sebab hari berikutnya Yesus tidak dapat lagi merayakan Paskah, kecuali dalam diriNya sendiri di salib, Yoh 19:36; 1Ko 5:7. Dengan demikian Yesus mengadakan upacara baru dalam sebuah perjamuan, yang sebagai imbangan mendapat ciri-ciri Paskah yang lama. Hari 14 Nisan (hari perjamuan Paskah) dalam th.30 atau th.33 sebagai tahun kematian Yesus; bergantung bagaimana mereka memberi tanggal baptisan Yesus dalam th. 28 atau 29 dan berapa lamanya menurut pendapat mereka karya Yesus berlangsung.
(0.14) (Luk 9:51) (jerusalem) Dari Luk 9:51 sampai Luk 18:14 Lukas menyimpang dari kisah Markus. Dalam rangka sebuah perjalanan Yesus, sebagaimana disarankan oleh Mar 10:1, naik ke Yerusalem, Luk 9:53,57; 10:1; 13:22,33; 17:11; bdk Luk 2:38+, Lukas mengumpulkan bahan-bahan yang diambil dari sebuah kumpulan (cerita dan perkataan Yesus), yang juga dimanfaatkan oleh Matius, dan dari sumber-sumber lain yang dapat digunakan Lukas. Bahan kumpulan tersebut oleh Matius disebarkan dalam seluruh injilnya, sedangkan Lukas menyajikannya berkelompok-kelompok justru dalam bagian injilnya ini, Luk 9:51-8:14, yang kebanyakan bahannya diambil dari kumpulan itu.
(0.14) (Kis 8:1) (jerusalem) Ayat-ayat ini terdiri atas beberapa catatan pendek: penguburan Stefanus Kis 8:2, kata penutup untuk hal yang baru diceritakan; Paulus sebagai pengejar umat Kis 8:1,3, sehingga dengan cerita tentang pembunuhan atas diri Stefanus, bdk Kis 7:58, dihubungkan cerita pertobatan Saulus, Kis 9:1-30, yang merupakan akibat pembunuhan Stefanus; akhirnya sebuah catatan mengenai jemaat yang tersebar-sebar Kis 8:1-4, hal mana merupakan pembukaan bagi kegiatan misionaris Filipus; Kis 8:5-40, dan Petrus, Kis 9:32-11:18; Kis 8:4 terulang dalam Kis 11:19. Maka dalam Kis 8:1-4 disarankan pokok-pokok yang selanjutnya akan diperbincangkan sampai bab 12.
(0.14) (2Kor 11:16) (jerusalem: Kuulangi lagi) Belum pernah Paulus mengatakannya. Sebaliknya, bdk 2Ko 11:1. Ungkapan semacam itu menyatakan bahwa Paulus tidak terlalu memperhatikan apa persis dikatakannya kalau menulis dengan hati yang bergelora. "Kebodohannya", 2Ko 11:1,17,19,21,23; 12:11 (yang sesungguhnya bukan kebodohan, 2Ko 11:16; 12:6) ialah: bermegah-megah "menurut daging" (terjemahan secara duniawi), 2Ko 11:18, artinya: atas kebangsaannya, 2Ko 11:22, atas karya dan penderitaannya, 2Ko 11:23-26, dan atas penglihatan-penglihatan serta penyataan-penyataan yang diterimanya, 2Ko 12:1-5. Hanya Paulus dapat berbuat demikian dengan tidak menjadi "bodoh", oleh karena berkata benar, 2Ko 12:6. Ia berbuat demikian dengan maksud membandingkan diri dengan lawan-lawannya di bidang mereka sendiri, 2Ko 11:21-23, dan menanggulangi mereka yang mencemoohkannya, 2Ko 11:5-12; 12:11-15. Tetapi hanya terpaku ia membanggakan semuanya itu, 2Ko 12:11. Dasar kebanggaan yang sesungguhnya ialah kelemahan Paulus, 2Ko 11:30; 12:5,9, sebab justru kelemahan itulah yang menyatakan kekuasaan Kristus, 2Ko 12:9. Memanglah kelemahan Paulus jelas membuktikan bahwa kekuatannya yang luar biasa tidak berasal dari dirinya, melainkan dari Allah, 2Ko 4:7+.
(0.14) (Kej 2:18) (sh: Mengapa harus ada dua gender? (Minggu, 2 Februari 2003))
Mengapa harus ada dua gender?

Mungkin pertanyaan ini pernah terbersit di benak Anda yang telah merasakan "dinamika" hubungan antara pria dan wanita. Jelas hanya Tuhan yang bisa menjawab pertanyaan ini. Nas ini memberikan kita kisi-kisi agar dapat melihat jawaban dari pertanyaan di atas dalam cara yang, secara mengejutkan, agak humoris.

Dalam nada agak humoris, pria menjadi sosok yang tidak menemukan pendamping yang sepadan setelah suatu fit and proper test yang ketat terhadap semua ciptaan nonhomo sapien (ayat 20). Allah kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menciptakan wanita sebagai satu-satunya yang bisa mengisi peran pendamping yang sepadan itu (ayat 21-22). Tetapi, Allah melakukan ini setelah suatu penilaian yang mengejutkan: keadaan 'pria' yang sendirian itu tidak baik! (ayat 18) Dengan kata lain, manusia itu (Ibrani: ha'adam) tidak lengkap tanpa wanita. Narator kisah ini menutup kisah ini dengan menuliskan bagaimana kisah ini menjadi dasar bagi institusi pernikahan. Tetapi, poin utamanya yaitu bahwa kedua pihak, pria dan wanita, adalah makhluk-makhluk yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi dan saling menolong. Karena itu, fakta bahwa pasangan hidup, pacar, ataupun rekan kerja/sepelayanan Anda berbeda gender, berbeda cara berpikir, bertindak, dst. adalah sesuatu yang justru harus kita syukuri.

Renungkan: Perbedaan gender adalah karya Allah, dan relasi yang terjadi di antara keduanya mencerminkan gambar Allah dan kasih-Nya yang agung.

(0.14) (Kel 23:20) (sh: Janji Allah. (Selasa, 12 Agustus 1997))
Janji Allah.

Janji besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Janji dapat membangkitkan semangat dan meningkatkan mutu kehidupan seseorang, sejauh janji itu bukan janji kosong. Jika janji dari pihak manusia begitu besar pengaruhnya, terlebih janji Tuhan. Allah yang tak pernah mengecewakan itu, berjanji akan menyertakan malaikat, utusan-Nya. Dengan malaikat itu, Ia akan membuat Israel berhasil, menaklukkan bangsa-bangsa; Tuhan juga berjanji akan mencukupkan kebutuhan mereka.

Janji Bersyarat. Janji Tuhan bersyarat. Janji itu hanya akan dialami bila syarat-syaratnya ditaati oleh bangsa Israel. Syarat yang Tuhan berikan itu tidak berat sebab wajar sifatnya. Bila orang benarbenar mempercayakan diri pada Tuhan, bukankah semua kepercayaan palsu tidak lagi diperlukan? Permintaan agar Israel menghancurkan berhala-berhala bangsa kafir dan menyembah Allah saja, adalah wajar. Justru hal itu menunjukkan kasih setia Allah yang penuh untuk umat-Nya.

Renungkan: Kasih dan janji Allah hanya layak diterima oleh orang yang sebulat hati berserah kepada-Nya.

Doa: Bongkarlah segala bentuk kepercayaan palsu yang mungkin masih mengelabui hatiku, ya Tuhan.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA