Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 301 - 320 dari 2514 ayat untuk hal (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.29) (1Tes 5:1) (sh: Berjaga-jaga (Rabu, 29 Oktober 2003))
Berjaga-jaga

Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam kalender. Sebab kualitas kehidupan setiap orang yang percaya tidak dikendalikan oleh kalender, tetapi ditentukan oleh Kristus yang bangkit. Setiap orang yang mencintai Yesus, hidupnya pasti akan dikendalikan oleh kasih cinta Yesus, dan itu menghidupi sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar indah. Itulah sebabnya teks ini menganjurkan agar jemaat Tesalonika selalu berjaga-jaga (ayat 6).

Hal yang paling penting saat ini untuk orang-orang Kristen pahami ialah bukan kapan langit terbuka dan Kristus turun dari langit, tetapi apakah kita telah memiliki iman yang hidup, berani memihak kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar, memiliki hati yang tenang dan siap melayani (ayat 8)? Kedatangan Tuhan menghadirkan sukacita besar dan bukan saat-saat yang menakutkan. Pertanyaannya ialah apakah kita semua sedang berjaga-jaga, siap seperti prajurit yang lengkap dengan segala persenjataan dan siap untuk bertempur, atau sedang tertidur lelap?

Iman kita, orang-orang percaya saat ini pun tidak boleh dibangun di sekitar hal-hal yang tidak penting seperti tanggal dan hari. Tetapi iman kita harus menyikapi serius hal-hal yang urgen sehingga kita akan bereaksi tepat dan tanggap. Masalahnya ialah sudah terlambat mempersiapkan diri untuk ujian ketika kertas ujian sudah ada di depan kita. Sudah terlambat untuk membangun rumah yang kokoh, kalau badai topan sedang melanda kehidupan. Jangan seperti lima anak dara yang bodoh, yang harus kehabisan minyak sehingga pada waktu kedatangan sang mempelai, saat dimana pelita tersebut memang benar-benar dibutuhkan, pelita mereka padam.

Renungkan: Orang yang punya waktu untuk menghitung-hitung hari dan waktunya, berarti sedang tidak bekerja melayani Tuhan. Andakah orangnya itu?

(0.29) (1Tim 4:11) (sh: Bertekun (Sabtu, 15 Juni 2002))
Bertekun

Seorang pelayan seperti Timotius harus dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi untuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bahkan menggagalkan pelayanan yang dilakukannya. Untuk itu, ketekunan menjadi kata kunci yang harus Timotius cermati dan perhatikan. Ia tidak boleh membiarkan umurnya menjadi perintang bagi dirinya atau batu sandungan bagi orang lain. Karena itu, ia perlu menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesuciannya (ayat 12). Timotius juga diminta untuk tetap bertekun dalam pembacaan dan pengajaran nas-nas Kitab Suci di antara jemaatnya (ayat 13), tidak lalai dalam mempergunakan karunia yang Tuhan berikan padanya (ayat 14), dan sungguh-sungguh membiarkan hidupnya dikuasai oleh hal-hal yang baik tersebut, sehingga kemajuannya nyata bagi orang-orang di sekitarnya (ayat 15). Timotius juga harus mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya (ayat 1 6). K esemuanya itu harus dilakukannya dalam ketekunan (ayat 16). Singkatnya, Timotius harus memperhatikan semua aspek di dalam kehidupannya.

Akibat yang ditimbulkan dari semua ini adalah "engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (ayat 16). Melalui karya pelayanan Timotius dan melalui ketekunan Timotius di dalam melakukan hal-hal di atas tadi, Allah bekerja untuk menyelamatkan orang-orang yang mendengarkannya, dan juga diri Timotius sendiri.

Sebagai pelayan Tuhan, Timotius harus sungguh-sungguh memperhatikan hidupnya, mengusahakan hal-hal yang sempurna bagi Allah dalam ketekunan. Semua ini bertujuan tidak hanya agar orang tidak menganggap rendah diri Timotius karena umurnya, tetapi terutama demi terlaksananya panggilan Allah bagi Timotius (lih. 14).

Renungkan: Melayani Tuhan bukan hanya berarti menyisihkan sebagian waktu yang dikhususkan untuk Tuhan, tetapi, seperti yang pernah diajarkan rasul Paulus, mempersembahkan seluruh tubuh atau hidup kita (Rm. 12:1). Ketekunan kita sangat diperlukan di dalam mewujudkan semua hal tadi kehidupan kita sebagai pelayan-pelayan-Nya.

(0.27) (Ul 4:9) (full: SUPAYA JANGAN ENGKAU MELUPAKAN ... BERITAHUKANLAH KEPADA ANAK-ANAKMU. )

Nas : Ul 4:9

Kita harus dengan tekun mengingat pekerjaan Allah yang lampau dalam hidup kita dan tetap tinggal di dalam Firman-Nya sehingga kasih akan Allah dan hal-hal rohani tidak berkurang dalam hati kita. Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan kehancuran rohani yang menyedihkan bagi anak cucu kita. Ketaatan yang tekun dan gigih kepada Allah dan hukum-hukum-Nya diperlukan supaya dapat menyalurkan warisan rohani kepada anak-anak kita.

(0.27) (2Sam 12:11) (full: BEGINILAH FIRMAN TUHAN. )

Nas : 2Sam 12:11-12

Hukuman dahsyat atas Daud, yang dinubuatkan Natan, bukan sekedar merupakan akibat yang wajar dari dosanya, bukan pula Allah yang secara pasif membiarkan hal-hal terjadi begitu saja kepada Daud; sebaliknya, hukuman yang diterima Daud adalah hasil tindakan Allah secara langsung. Tiga kali Allah memakai frasa yang menunjuk kepada maksud, "Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu"; "Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu"; dan, "Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel." Daud akan mengalami perlakuan kejam dari anak-anaknya sendiri, seperti pemerkosaan Tamar putrinya oleh Amnon (2Sam 13:7-14;

lihat cat. --> 2Sam 13:1)

[atau ref. 2Sam 13:1]

dan pemerkosaan istri-istrinya oleh Absalom (2Sam 16:22).

(0.27) (Neh 13:3) (full: MEMISAHKAN SEMUA PERANAKAN. )

Nas : Neh 13:3

Orang asing kafir dipisahkan dari Israel supaya mendirikan rintangan di antara umat Allah dan kebiasaan jahat orang yang tidak percaya.

  1. 1) Kunci untuk memahami mengapa Allah menginginkan hal ini dijumpai di dalam kecenderungan hati umat-Nya untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan, kesenangan, dan gaya hidup dunia.
  2. 2) Oleh karena itu, tuntutan penting bagi umat Allah agar tetap kudus, ialah tetap terpisah dari cara-cara, nilai, dan kebiasaan fasik masyarakat kita dan melawan ungkapan-ungkapan populer dari roh dunia ini. Mengabaikan hal ini akan mengakibatkan hilangnya kehadiran Allah dan semua hal baik yang ditentukan-Nya bagi kita

    (lihat cat. --> Rom 12:2;

    [atau ref. Rom 12:2]

    lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

(0.27) (Mzm 27:4) (full: SATU HAL TELAH KUMINTA. )

Nas : Mazm 27:4

Seperti dalam Mazmur Mazm 26:1-12, pemazmur mencari kehadiran Allah; hal itu paling berharga di dalam hidupnya dan dia mendoakannya tanpa mengenal lelah. Allah sendiri memanggil kita semua kepada tujuan yang sama: "mencari wajah-Nya" (ayat Mazm 27:8). Mereka yang melaksanakan hal ini, berusaha untuk tinggal di hadirat-Nya yang kudus, diberikan keyakinan teguh bahwa pencobaan apa pun yang menimpa mereka, Tuhan tidak akan meninggalkan mereka (ayat Mazm 27:9-10). Tidak ada alasan untuk putus asa; kemurahan Allah tersedia bagi mereka (ayat Mazm 27:13-14).

(0.27) (Yer 2:13) (full: DUA KALI ... BERBUAT JAHAT. )

Nas : Yer 2:13

Umat Allah di bawah perjanjian yang lama melakukan dua dosa mendasar:

  1. (1) mereka meninggalkan Tuhan, satu-satunya yang dapat memberikan hidup berkelimpahan yang sejati (bd. Yer 17:13; Mazm 36:10; Yoh 10:10), dan
  2. (2) mereka mencari hidup dan kesenangan di dalam pemujaan berhala yang duniawi, yaitu hal-hal yang tidak bernilai atau abadi. Dengan melakukan hal itu, mereka kehilangan maksud dan tujuan mereka selaku umat tertebus (ayat Yer 2:11). "Air hidup" yang sejati (bd. Yoh 4:10-14; 7:37-39) hanya ditemukan di dalam hubungan pribadi yang setia dengan Allah melalui Kristus.
(0.27) (Luk 4:4) (full: HIDUP BUKAN DARI ROTI SAJA. )

Nas : Luk 4:4

Yesus melawan pencobaan Iblis dengan menyatakan bahwa lebih daripada segala yang lain Ia akan hidup dari Firman Allah (bd. Ul 8:3).

  1. 1) Yesus sedang mengatakan bahwa segala hal yang penting dalam kehidupan bergantung kepada Allah dan kehendak-Nya (Yoh 4:34). Memburu sukses, kesenangan, dan perkara-perkara bendawi di luar jalan dan tujuan Allah akan menimbulkan kekecewaan yang pahit dan berakhir dengan kegagalan.
  2. 2) Yesus menekankan kebenaran ini ketika Ia mengajarkan bahwa kita harus mencari dulu Kerajaan Allah (yaitu, pemerintahan, kegiatan, dan kuasa Allah di dalam hidup kita); kemudian baru hal-hal penting lainnya akan dikaruniakan sesuai dengan kehendak dan jalan-Nya

    (lihat cat. --> Mat 5:6;

    lihat cat. --> Mat 6:33).

    [atau ref. Mat 5:6; 6:33]

(0.27) (Luk 11:20) (full: SETAN ... KERAJAAN ALLAH. )

Nas : Luk 11:20

Bagian ayat ini memperlihatkan tiga hal:

  1. 1) Keberhasilan Kerajaan Allah di bumi ini secara langsung berbanding dengan penghancuran pekerjaan Iblis dan pembebasan orang berdosa dari perbudakan dosa dan kuasa setan;
  2. 2) Iblis akan menentang kedatangan Kerajaan Kristus di bumi (ayat Luk 11:24-26; bd. Mat 13:18-30; Wahy 12:12);
  3. 3) Yesus mempertunjukkan kuasa ilahi dalam hal mengusir setan-setan, mengalahkan Iblis dan merampas miliknya (ayat Luk 11:20-22). Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini,

    lihat art. KERAJAAN ALLAH; dan

    lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN.

(0.27) (Luk 15:4) (full: DOMBA YANG HILANG. )

Nas : Luk 15:4

Ayat kunci Injil Lukas menyatakan bahwa "Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk 19:10). Tiga perumpamaan dalam pasal Luk 15:1-32 menggambarkan tujuan misi Yesus ke bumi ini dan menyatakan kerinduan Allah untuk menyelamatkan yang hilang untuk selama-lamanya. Kita belajar bahwa

  1. (1) hal mencari orang berdosa yang hilang dengan maksud untuk membawanya kepada keselamatan adalah hal yang terpenting bagi hati Allah (ayat Luk 15:4,8,20,24);
  2. (2) Allah dan sorga bersama-sama bersukacita apabila hanya seorang berdosa bertobat (ayat Luk 15:7,10); dan
  3. (3) tidak ada pengorbanan atau penderitaan yang terlalu besar dalam hal mencari yang hilang dan membawanya kepada Yesus (ayat Luk 15:4,8).
(0.27) (Yoh 16:14) (full: APA YANG DITERIMA-NYA DARI PADA-KU. )

Nas : Yoh 16:14

Roh Kudus menyatakan kepada orang percaya hal-hal yang diterima-Nya dari Kristus. Dia menjadikan nyata di dalam kehidupan kita kehadiran, kasih, pengampunan, kekudusan, kuasa, karunia-karunia rohani, kesembuhan, dan segala hal yang menjadi milik kita melalui hubungan kita dengan Kristus. Melalui Roh Kudus Yesus datang kembali kepada kita untuk menyatakan kasih-Nya, kasih karunia, dan persekutuan pribadi (bd. Yoh 14:16-23). Roh Kudus bekerja di dalam kita untuk melakukan apa yang perlu untuk membangkitkan dan memperdalam kesadaran akan kehadiran Yesus dalam kehidupan kita sambil menarik hati kita kepada Dia dengan iman, kasih, ketaatan, persekutuan, penyembahan, dan pujian

(lihat art. YESUS DAN ROH KUDUS).

(0.27) (Rm 14:13) (full: JANGANLAH KITA SALING MENGHAKIMI. )

Nas : Rom 14:13

Walaupun kita dilarang untuk saling menghakimi dalam hal-hal kecil, orang percaya harus mempertimbangkan bagaimana saling menguatkan supaya mencapai kesamaan dengan Kristus dan kekudusan jika berkenaan dengan iman, doktrin, dan patokan moral (Ibr 10:24). Ini meliputi hal menilai secara sungguh-sungguh (1Tes 5:21; 1Yoh 4:1), saling membetulkan dan menegur di dalam kasih dan kerendahan hati (Luk 17:3), dan, jikalau diperlukan, memberlakukan disiplin gerejani (bd. 1Kor 5:12-13; 2Tes 3:6,14; 1Tim 5:20-21; 2Tim 2:24-26; 4:2).

(0.27) (Kol 3:5) (full: KESERAKAHAN, YANG SAMA DENGAN PENYEMBAHAN BERHALA. )

Nas : Kol 3:5

Apakah penyembahan berhala itu ?

  1. 1) Yaitu, membiarkan hal-hal lain menjadi pusat dari keinginan, nilai, dan ketergantungan seorang sehingga tidak lagi bergantung dan beriman pada Allah sendiri (bd. Kel 20:3-6; Ul 7:25-26; Yes 40:18-23;

    lihat art. SIFAT PENYEMBAHAN BERHALA).

    Karena itulah keserakahan disebut penyembahan berhala.
  2. 2) Penyembahan berhala dapat meliputi hal mengaku setia kepada Allah dan Firman-Nya sedangkan pada saat yang sama memberikan kesetiaan yang setara atau yang lebih besar kepada orang-orang, lembaga, tradisi, atau penguasa di bumi ini. Tidak sesuatu pun boleh lebih diutamakan daripada hubungan yang setia kepada Allah dan Firman-Nya seperti yang dinyatakan di dalam Alkitab (Rom 1:22-23; Ef 5:5).
(0.27) (Yak 4:1) (full: DARI MANAKAH DATANGNYA SENGKETA DAN PERTENGKARAN DI ANTARA KAMU? )

Nas : Yak 4:1

Sumber utama dari sengketa dan pertengkaran di dalam gereja berpusat pada keinginan untuk dihormati, diakui, memperoleh kuasa, kesenangan, uang, dan keunggulan. Pemuasan keinginan yang mementingkan diri menjadi lebih penting daripada kebenaran dan kehendak Allah (bd. Mr 4:19; Luk 8:14; Gal 5:16-20). Apabila hal ini terjadi, muncullah pertikaian yang saling mementingkan diri di dalam persekutuan. Mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya hal-hal ini menunjukkan bahwa mereka tanpa Roh dan di luar kerajaan Allah (Gal 5:19-21; Yud 1:16-19).

(0.27) (1Yoh 2:24) (full: DENGAR DARI MULANYA. )

Nas : 1Yoh 2:24

Orang percaya akan tetap dalam Kristus dan mengalami keselamatan hanya selama mereka tetap tinggal dalam ajaran asli Kristus dan para rasul

(lihat cat. --> Ef 2:20).

[atau ref. Ef 2:20]

Kenyataan ini mengemukakan dua hal:

  1. 1) Meninggalkan Injil kepercayaan PB yang asli adalah fatal secara rohani dan memisahkan orang dari Yesus Kristus (bd. Gal 1:6-8; Gal 5:1-4). Orang percaya harus mengikuti Alkitab dalam teologi mereka dalam arti selalu menganut pengajaran PB.
  2. 2) Sangatlah berbahaya untuk mengejar ajaran atau guru baru yang memberitakan hal-hal baru yang tidak ada dalam kepercayaan Kristen (bd. Yud 1:3). Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari dan berpegang teguh pada Firman Allah; jiwa dan nasib kekal kita tergantung padanya.
(0.27) (Ul 12:2) (ende)

Kitab ini dimulai dengan beberapa ketetapan ibadat dan lebih-lebih dimulai dengan reaksi jang kuat terhadap kundjungan pada berbagai kuil setempat, jang kerap kali diambil alih dari bangsa Kanaan. Mula-mula pada saat sesudah pendudukan negeri Kanaan, maka pembangunan tempat-tempat ibadat diberbagai daerah suku dipandang sebagai hal jang biasa dan tak terlarang. Akan tetapi hal itu oleh Deut. dipandang sebagai pelanggaran terhadap perintah Allah jang menjuruh supaja menghantjurkan semua kuil-kuil jang telah ada. Adapun alasannja ialah bahwa kelak orang mengalami bahaja jang berasal dari kultus setempat itu.

Hal itu akan menjeret kearah pertjampuran kepertjajaan dan pengabdian kepada Jahwe dengan berbagai unsur kafir.

Hukum sentralisasi disini dikumpulkan dari tradisi-tradisi jang paralel: ajat Ula 12:2-7 lebih-lebih mengambil ketentuan menghadapi tempat-tempat pemudjaan bangsa Kanaan; ajat Ula 12:8-12 mengemukakan keadaan baru bangsa Israel sebagai alasan bagi sentalisasi itu. Keadaannja aman, tidak ada musuh dan hidup tenteram diwilajahnja sebagai warisan jang diberikan oleh Jahwe. Maka keadaan itu difahami sebagai kesatuan jang berpusat ditempat Jahwe tinggal; djadi bukan lagi sebagai kumpulan suku-suku jang mempunjai kebiasaan ibadat sendiri-sendiri. Achirnja ajat Ula 12:13-19 dan Ula 12:20-28 memuat ketentuan mengenai penjembelihan ternak dan makan dagingnja dirumahnja sendiri sebagai hal jang tidak dianggap sutji lagi.

Dalam bagian ajat Ula 12:13-19 dipergunakan kata panggilan "engkau" (bentuk tunggal). Menurut sementara orang hal itu menundjukkan bentuk jang djauh sangat tua. Dalam Deut. bentuk tunggal dan djamak kerapkali berganti-ganti dipakai, tetapi hal itu tidak selalu menundjuk perbedaan sumber pengambilan teks itu.

(0.27) (2Raj 20:1) (sh: Panjang umur adalah berkat? (Minggu, 10 Juli 2005))
Panjang umur adalah berkat?

Bolehkah kita berdoa meminta panjang umur pada Tuhan? Jawabannya tentu tergantung motivasi di balik permintaan tersebut. Ada orang yang ingin panjang umur karena sebenarnya takut mati. Apa gunanya panjang umur, namun dibayang-bayangi takut mati? Ada yang ingin hidup lebih lama karena merasa belum memberi kontribusi apa pun bagi keluarga, gereja, masyarakat, dan dunia ini. Motivasi seperti ini tentu sangat mulia. Namun, pada akhirnya kedaulatan Tuhanlah yang menentukan pendek atau panjang umur seseorang.

Nas hari ini tidak terlalu jelas memaparkan motivasi Hizkia memohon panjang umur kepada Tuhan. Dalam doanya, Hizkia hanya mengingatkan Tuhan bahwa ia telah berlaku setia kepada-Nya, percaya, bersandar, serta taat pada firman-Nya (ayat 3). Tuhan pun mengabulkan doa permohonan Hizkia bukan semata-mata karena hal-hal baik yang telah ia lakukan melainkan karena kasih setia-Nya kepada keluarga Daud (ayat 6). Hizkia mendapatkan peneguhan akan jawaban Tuhan melalui suatu tanda yang spektakuler, yaitu waktu yang dimundurkan sepuluh tapak (sekitar 15 menit) (ayat 11).

Keputusan Tuhan yang mengabulkan atau menolak permohonan panjang umur Hizkia adalah hak penuh Tuhan. Namun, respons Hizkia dan tindakannya setelah doanya dikabulkan adalah tanggung jawab Hizkia sendiri. Lima belas tahun bukan waktu yang singkat. Bagaimana Hizkia mengisi hari-hari depannya akan membuktikan apakah permintaannya itu bijaksana atau tidak.

Bagi anak-anak Tuhan yang telah dianugerahi kepastian keselamatan, pendek atau panjang umur bukanlah hal yang utama. Hal yang utama adalah bagaimana kita mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang baik, berguna, dan berkenan kepada-Nya. Seharusnya doa kita sama seperti doa Musa dalam Mazmur 90:12.

Doaku: Ajarlah aku menghitung hari-hariku sehingga aku beroleh hati yang bijaksana.

(0.27) (2Taw 36:11) (sh: Akhir dari kerajaan Yehuda (Selasa, 16 Juli 2002))
Akhir dari kerajaan Yehuda

Ada dua hal yang dapat dijadikan bahan kemenungan bagi para pembaca kisah ini. Pertama, dosa telah merasuki kehidupan Israel secara menyeluruh pada zaman raja Zedekia (yang juga mencerminkan zaman-zaman dari para raja sebelumnya). Dalam hal kepemimpinan, raja Zedekia telah berdosa karena melakukan yang jahat, tidak merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 12), mengeraskan hati, dan tidak berbalik kepada Tuhan (ayat 13). Dalam hal keagamaan, para pemimpin, termasuk para imam, bersama-sama dengan rakyat juga berdosa menyembah berhala dan menajiskan bait Allah (ayat 14). Para pemimpin bersama rakyat juga meremehkan peringatan, himbauan, dan firman Tuhan melalui para nabinya (ayat 12b,15-16). Bahkan juga dalam hal lingkungan hidup, karena rupanya seluruh bangsa Yehuda tidak menaati perintah untuk membiarkan tanah tidak ditanami satu tahun setiap tahun ketujuh (tahun sabat), demi menjaga kesuburan tanah tersebut (ayat 21).

Akibat dosa-dosa ini adalah penghukuman dari Allah. Inilah hal kedua yang perlu kita perhatikan, yaitu bagaimana Tuhan bertindak. Penulis Tawarikh jelas menunjukkan bahwa Tuhan telah "berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusanNya, karena Ia sayang kepada umat-Nya" (ayat 15). Allah juga yang menggerakkan raja Kasdim/Babel untuk menjadi instrumen penghukuman Allah (ayat 16-17). Namun, karya Allah tidak hanya sampai pada memperingatkan lalu menghukum saja. Allah juga memulihkan umat-Nya setelah masa hukuman itu selesai. Catatan penulis Tawarikh mengenai tahun sabat bagi tanah menyiratkan satu hal, bahwa tanah Israel beristirahat selama pembuangan, demi persiapan bagi kedatangan para penghuni baru, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan (ayat 21). Tuhan jugalah yang menggerakkan raja Persia, Koresy, untuk mengeluarkan dekritnya yang terkenal, yang memungkinkan pemulangan orang Yehuda ke tanah mereka (ayat 22-23).

Renungkan: Mengakui bahwa Allah adalah Allah yang mahakasih dan mahaadil, berarti menerima bahwa Allah menghukum dan mendisiplinkan mereka yang dikasihinya.

(0.27) (Am 6:1) (sh: Jaminan semu (Selasa, 22 Juli 2003))
Jaminan semu

Teguran Allah mengaum lebih keras dan kini ditujukan kepada para pemimpin umat. Mereka biasa dikenal sebagai yang terkemuka dan utama (ayat 1) dan yang beroleh kesempatan istimewa menikmati hal-hal terbaik (harfiah: utama) dalam hidup (ayat 6; bdk. ayat 4-5). Di tengah-tengah krisis bangsa seharusnya para pemimpin yang pertama prihatin, tetapi justru mereka larut dalam kehidupan gemerlap dan menganggap kekelaman dari Allah itu jauh dari mereka (ayat 3,6). Mata mereka telah dibutakan oleh kekayaan hasil rampasan dan penindasan terhadap yang lemah. Bahkan mereka masih terus menyelenggarakan pemerintahan dengan tangan besi dan memutarbalikkan keadilan (ayat 3,12). Untuk semua yang mereka lakukan, Tuhan bersumpah demi diri-Nya untuk menghukum (ayat 8) juga memusnahkan bangsa itu (ayat 9). Allah akan membangkitan suatu bangsa untuk menindas mereka (ayat 14).

Tindakan penghukuman Allah untuk bangsa Israel menjadi peringatan keras bagi kita, orang percaya masa kini. Sering kita merasa kuat dan mampu melakukan segala sesuatu tanpa Allah. Bahkan sering pula kita menutup mata terhadap berbagai krisis atau bencana yang terjadi di sekitar kita, karena kita tidak tanggap membaca tanda- tanda zaman. Kita sering bersyukur karena tidak mengalami bencana, tetapi bersikap masa bodoh terhadap orang lain yang mengalami bencana. Sikap-sikap seperti ini tidaklah patut dilakukan oleh umat Allah.

Berbagai bencana atau peristiwa pasti mempunyai hikmat tersendiri yang dapat memberi petunjuk atau tuntutan bagi langkah hidup kita. Walaupun kita memiliki kuasa dan kekuatan, harta dan kekayaan, kita tidak boleh menggantungkan hidup kita pada hal-hal itu. Karena hal-hal itu bukan allah tetapi pemberian Allah untuk diabdikan kepada Allah dan sesama.

Renungkan: Harta dan kedudukan tidak lebih adalah alat-alat agar kita mengabdi Allah dan menjadi saluran berkat-Nya bagi sesama.

(0.27) (Luk 2:39) (sh: Bertumbuh dalam segala aspek (Kamis, 1 Januari 2004))
Bertumbuh dalam segala aspek

Tahun baru lagi! Usia dunia bertambah satu tahun lagi. Biasanya pertambahan usia erat kaitannya dengan pertumbuhan. Jika demikian, apa yang bertumbuh pada diri Anda sepanjang tahun yang lalu? Bertumbuh adalah hal yang wajar terjadi pada semua makhluk hidup. Bila sudah tidak ada pertumbuhan berarti mati. Mungkin Anda tidak lagi bertumbuh secara fisik. Mungkin Anda juga berhasil menstabilkan berat badan dan proporsi bentuk tubuh dengan diet. Namun ada hal-hal lain yang harus terus bertumbuh, tidak boleh berhenti. Pikiran kita harus selalu diisi oleh dan mengolah data-data eksternal agar hidup kita informatif. Hati kita memerlukan siraman kasih dan perasaan-perasaan lain yang menunjang serta menyegarkan mental kita.

Yesus yang masih remaja secara fisik mengalami pertumbuhan (ayat 40). Seiring dengan pertumbuhan fisik-Nya, sebagai manusia Yesus juga mengalami pertumbuhan intelektual dan mental (ayat 40). Hal itu ditunjukkan lewat kemampuan-Nya berdialog dengan para alim ulama di bait Allah. Semua orang heran dengan kecerdasan-Nya (ayat 46-47). Namun, hal yang lebih utama yang ditonjolkan Lukas adalah pertumbuhan kerohanian-Nya yang dikatakan bahwa Ia semakin dikasihi Allah, dan juga dikasihi manusia (ayat 52). Artinya, secara relasi sosial pun Yesus bertumbuh.

Diusia-Nya yang masih remaja, seperti kebanyakan remaja lainnya, Yesus bertumbuh pada segala aspek kehidupan-Nya. Karena itu sudah seharusnya kita, pengikut-pengikut-Nya, meneladani Dia dalam hal bertumbuh. Setiap aspek dalam kehidupan kita pun harus diperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertumbuh, sehingga kita seperti Yesus yang “semakin bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan oleh manusia.”

Renungkan: Anak-anak Tuhan harus bertumbuh dalam segala aspek supaya hidupnya semakin menyukakan hati Allah dan semakin menjadi berkat bagi sesama.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.78 detik
dipersembahkan oleh YLSA