(1.00) | (Luk 13:11) | (jerusalem: tidak dapat berdiri lagi dengan tegak) Terjemahan lain: sama sekali tidak dapat berdiri tegak lagi; atau; tidak dapat berdiri lagi dengan tegak seluruhnya. |
(0.98) | (Luk 13:16) |
(full: PEREMPUAN INI ... DIIKAT OLEH IBLIS.
) Nas : Luk 13:16 Ketika seseorang tidak lagi mendengar keluh kesah orang yang menderita, maka itu merupakan suatu dosa yang menjijikan dalam pandangan Yesus (ayat Luk 13:11-14). Yesus mengajar bahwa manusia dipenjarakan oleh dosa, sakit penyakit, dan kematian. Mereka mengalami kesusahan dan sangat memerlukan pertolongan (ayat Luk 13:11,16; Mat 4:23; Kis 26:18). Dewasa ini kita mudah sekali menjadi tidak peka terhadap kesengsaraan dan penderitaan dunia karena media hiburan gemar mempertunjukkan kedursilaan dan kekerasan demi kesenangan belaka. Murid yang sejati akan menjadi seperti Guru mereka; dapat melihat berbagai kesukaran hidup dan mendengar rintihan makhluk ciptaan (Luk 10:33-37; Rom 8:22; lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT). |
(0.93) | (Luk 16:19) |
(sh: Hati yang beku (Rabu, 10 Maret 2004)) Hati yang bekuMasalah orang kaya di dalam perumpamaan ini adalah hati yang beku, sama sekali tidak peka akan kebutuhan orang di sekelilingnya. Hati beku itu hanya mungkin dimiliki oleh orang yang seluruh hidupnya dikuasai oleh diri sendiri dan kesenangannya, yaitu hidup mementingkan diri sendiri. Orang kaya ini hidup berkelimpahan (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">19). Sementara berpesta pora tidak sedikit pun ia peduli akan seorang pengemis yang hadir setiap hari di dekat pintu rumahnya. Pengemis yang begitu tidak memiliki apa-apa bahkan untuk makan saja menantikan remah atau sisa dari meja orang kaya tersebut. Bahkan pengemis itu dinajiskan oleh anjing-anjing yang menjilat boroknya. Yang lebih mengerikan lagi dari si orang kaya itu, adalah sebenarnya ia mengenal nama si pengemis itu, Lazarus (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">24). Berarti ketidakpedulian orang kaya itu bukan karena ia tidak pernah melihat atau bertemu dengan Lazarus melainkan karena ia mengeraskan hati untuk tidak mempedulikannya. Kesempatan di dunia ini ada batasnya, demikian juga dengan penderitaannya. Lazarus mati dan diangkat malaikat untuk menikmati apa yang tidak pernah dinikmatinya sebelumnya di dunia ini, yaitu kasih dan perhatian, kepedulian terhadap nasibnya. Orang kaya itu mati juga dan sekarang dalam keadaan menderita luar biasa. Sekarang orang kaya itu merasakan bagaimana penderitaan yang dialami Lazarus dahulu, bahkan saya percaya lebih lagi daripada yang dirasakan Lazarus. Sekarang orang kaya itu merasakan betapa sengsaranya tidak dipedulikan Allah! Bukan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Tidak ada yang dapat mencairkan kebekuan hati, kalau itu adalah pilihan yang disengaja! Tidak juga kalau mukjizat kebangkitan orang mati terjadi di depan mata (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">31). Camkanlah: Hanya hati yang masih mau mendengar suara Tuhan akan mampu mendengar jeritan orang lain. Jangan sampai hatimu beku! |
(0.93) | (Luk 6:17) |
(sh: Kebahagiaan vs nestapa (Sabtu, 17 Januari 2004)) Kebahagiaan vs nestapaYesus datang untuk membawa kebahagiaan sejati kepada umat-Nya. Namun, kebahagiaan macam apa yang Yesus berikan? Orang banyak yang melihat kehebatan Yesus dalam hal menyembuhkan sakit penyakit, mengusir roh jahat, datang untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Namun, Yesus menunjukkan kepada mereka hal yang lebih fundamental. Yesus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada kesehatan, kelepasan dari tekanan mental, atau pun kelepasan dari berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Kebahagiaan sejati adalah mengenal Allah dan kehendak-Nya, serta hidup di dalam ketaatan melakukan kehendak-Nya. Itu bisa disimpulkan dari ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">20-23. Kemiskinan, kelaparan, dukacita karena dibenci dan ditolak, dan disalahmengerti, bahkan sampai kematian sekali pun tidak dapat menghilangkan sukacita kita karena mengetahui bahwa kita dikasihi Tuhan. Sebaliknya, seseorang boleh saja memiliki kekayaan, perut yang kenyang dan bisa tertawa puas karena puji-pujian palsu. Semua itu tidak akan menjadikannya berbahagia. Sesungguhnya, Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang nestapa, karena mereka tidak akan bisa menikmati kekayaannya, mereka akan kelaparan, berduka dan menangis dan mendapatkan pujian hampa yang tidak memberi mereka apa-apa. Kebahagiaan yang sejati adalah ketika seseorang dapat menikmati hidup yang Tuhan berikan saat ini dengan suatu antisipasi pasti untuk hidup yang kelak jauh lebih baik. Kebahagiaan itu terjadi bukan karena hidup sekarang sudah tidak ada penderitaannya lagi, tetapi karena kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup sekarang ini. Renungkan: Apakah Anda bahagia? Apakah Anda yakin bahwa hidup Anda sekarang ini adalah hidup di dalam kehendak Tuhan, dan bahwa Tuhan hadir serta menyertai Anda? |
(0.92) | (Luk 19:1) |
(sh: Ada berapa Zakheus di Indonesia? (Sabtu, 8 April 2000)) Ada berapa Zakheus di Indonesia?Zakheus adalah seorang laki-laki yang secara fisik tidak sempurna karena pendek, namun ia seorang yang kaya karena ia seorang pemungut cukai. Walaupun kaya, tak seorang pun mau menerima dia, tidak juga Sinagoge. Lebih tragisnya lagi uang banyak yang ia miliki tidak dapat memberikan kompensasi atas penolakan yang ia alami. Dia telah jauh tersesat. Karena itu bagaimana mungkin seorang yang sudah jauh tersesat dapat menemukan jalan menuju Kerajaan Allah? Tentu saja ia tidak dapat, namun dia dapat ditemukan dan dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah oleh Yesus (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9-10). Dengan kata lain oleh karena kasih karunia-Nya, Zakheus telah diterima oleh Allah masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Penerimaan Allah ini memberikan dampak yang luar biasa dalam diri Zakheus. Ia mampu melihat bahwa harta berlimpah-limpah yang telah ia cari dan dapatkan dengan susah payah, bahkan dengan pengorbanan hidup bermasyarakatnya selama ini ternyata sia-sia. Zakheus telah menemukan identitas dirinya yang benar yaitu anak Abraham (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9) yang merupakan nenek moyangnya, yang dibenarkan oleh iman kemudian hidup sesuai dengan iman. Zakheus sudah membuktikan bahwa ia hidup sesuai dengan identitasnya. Keselamatan yang ia terima sudah membawa perubahan sikap yang total terhadap kewajiban sosialnya. Dan ini sangat penting karena jika ia nantinya akan memerintah bersama Kristus maka ia harus belajar dan melatih sikap Kristen terhadap harta dalam dunia sekarang ini. Bagaimana seorang percaya harus bersikap dan bertindak terhadap harta yang dimilikinya, dipertegas oleh Kristus dalam perumpamaan tentang uang mina (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">11-27). Setiap orang percaya haruslah bertanggungjawab untuk menggunakan dan mengembangkan dengan setia setiap kekayaan, waktu, dan talenta yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya, karena Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya. Itulah kewajiban yang sesuai dengan identitasnya. Renungkan: Anugerah yang besar itu juga telah memberikan identitas yang sama kepada Anda identitas yang juga diberikan kepada Zakheus. Berarti ada banyak Zakheus di bumi Indonesia. Berarti pula akan ada banyak orang yang berhasil dientaskan dari kemiskinan di bumi Indonesia tercinta. |
(0.91) | (Luk 16:1) |
(sh: Hikmat dalam menggunakan harta duniawi (Senin, 8 Maret 2004)) Hikmat dalam menggunakan harta duniawiSalah satu kesulitan mengerti perumpamaan ini adalah bagaimana mungkin bendahara yang licik ini bisa menjadi teladan bagi anak-anak Tuhan dalam berbisnis? Apakah kita harus pintar untuk mendapatkan hati pelanggan kita dengan cara merugikan atasan kita, seperti yang dilakukan oleh bendahara tersebut terhadap majikannya? Ada hal yang menarik untuk kita simak di sini. Majikan si bendahara tidak memujinya oleh karena ketidakjujurannya, melainkan oleh karena kecerdikannya (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8a). Bendahara ini cerdik karena ia membuat orang menjadi berterimakasih kepada dirinya dengan cara memberikan pengurangan utang kepada orang itu (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5-7). Yesus sendiri berkomentar bahwa anak-anak dunia ini lebih cerdik daripada anak-anak terang (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">8b), oleh karena itu Ia menasihati para murid-Nya agar dengan cerdik memanfaatkan kekayaan dunia yang dimilikinya untuk mengikat persahabatan di dalam dunia ini (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9). Lepas dari dunia ini, kekayaan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apakah orang Kristen dianjurkan untuk bersikap licik, memanfaatkan harta dunia agar diterima oleh orang dunia? Tentu saja tidak! Orang Kristen memiliki motivasi kasih untuk menjadi berkat bagi dunia berdosa yang membutuhkan keselamatan. Orang Kristen justru akan diterima oleh dunia ini bila kasihnya mewujud tidak hanya dalam panggilan pertobatan tetapi kepada kepedulian sosial yang tinggi. Jadi orang Kristen dipanggil untuk cerdik menggunakan harta dunia 'di dalam ketulusan kasihnya' menjangkau orang dunia ini. Orang dunia akan bisa melihat ketulusan Kristen ketika memberi, menolong, dengan menggunakan harta dunia. Demikianlah anak-anak Tuhan harus tulus dan cerdik di dunia ini untuk memenangkan dunia ini bagi Tuhan. Renungkan: Sudahkah Anda dengan hikmat Allah menjadi berkat untuk orang-orang yang belum mengenal kekristenan? |
(0.90) | (Luk 2:41) |
(sh: Sisi lain dari Inkarnasi Kristus (Sabtu, 28 Desember 2002)) Sisi lain dari Inkarnasi KristusSekali lagi, Yusuf dan Maria masih harus menjalani "proses pembelajaran" mengenai siapa diri Yesus. Setelah seharian mereka mencari Yesus akhirnya mereka menemukan Yesus (tiga hari dalam ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">46 termasuk hari pertama perjalanan ke luar Yerusalem, hari kedua kembali ke Yerusalem, hari ketiga mereka sadar bahwa Yesus tidak ikut pulang). Ia ada di Bait Allah, sedang belajar bersama para ahli keagamaan (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">47-48). Cara belajar-mengajar keagamaan Yahudi waktu itu memang lebih banyak melalui saling bertanya dan menjawab. Dari jawaban-jawaban Yesus meskipun secara tersirat, dapat ditarik kesan bahwa seharusnya Yusuf dan Maria tahu kalau Yesus akan ada di rumah Bapa-Nya (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">49). Kata-kata-Nya ini menandakan: pertama, bahwa Yesus telah memiliki kesadaran tentang pentingnya ibadah, bahkan pada usia semuda ini (walaupun pada usia 12 tahunlah seorang anak Yahudi memang bersiap-siap menjalani ujian Taurat sebelum diterima sebagai anggota komunitas keagamaan Yahudi). Hal kedua yang juga terpenting, kata "Bapa-Ku" menunjukkan kesadaran adanya hubungan yang khusus antara diri-Nya dengan Sang Bapa. Rata-rata orang Yahudi yang saleh menggunakan istilah yang lebih hati-hati, "Bapa kami", walaupun dalam doa pribadi. Sekali lagi, Maria menyimpan semua ini dalam hatinya dan merenungkannya (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">51, bdk. engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">2:19, juga engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1:66). Dari sisi narasi Injil, ini jugalah yang diinginkan Lukas agar dilakukan oleh para pembaca Injil. Merenungkan kembali sejauh mana jati diri Kristus telah ditampilkan, ditunjukkan. Di sini kita melihat pertama kali dari sisi diri Kristus sendiri, kedekatan-Nya dengan Sang Bapa sebagai Sang Anak. Namun, Yesus tetap taat kepada Yusuf dan Maria, dan ikut pulang ke Nazaret. Rupanya Yesus juga menunjukkan bahwa tidak mungkin taat kepada Allah tanpa ketaatan kepada orang tua.
Renungkan: |
(0.82) | (Luk 20:36) | (jerusalem: tidak dapat mati lagi) Var: tidak harus mati lagi |
(0.77) | (Luk 3:10) |
(sh: Buah-buah pertobatan (Sabtu, 3 Januari 2004)) Buah-buah pertobatanSeorang perempuan tua berkata kepada pendetanya bahwa sekarang ia sudah bertobat. Pendeta itu lalu bertanya, “apa buktinya engkau sudah bertobat?” Perempuan itu menjawab, “dulu saya selalu menyapu kotoran ke bawah karpet. Namun, sekarang saya membuangnya ke tempat sampah.” Tanda pertobatan sejati adalah buah-buah yang dihasilkannya. Kepada orang banyak yang bertanya apa yang harus mereka perbuat, Yohanes berkata bahwa mereka harus menunjukkan kasih, sebagaimana kasih Allah sudah mengampuni mereka (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">10-11). Kepada pemungut cukai, Yohanes mengingatkan mereka akan integritas dalam pekerjaan (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">12-13). Sangat mudah bagi mereka untuk memperkaya dirinya sendiri dengan memanipulasi uang-uang pajak yang diterimanya. Godaan itu begitu besar, sehingga kalau mereka bisa menolak untuk melakukan penipuan, itu membuktikan mereka sungguh-sungguh bertobat. Kepada para prajurit, Yohanes berkata bahwa pertobatan mereka harus dibuktikan dengan tidak lagi memanfaatkan kuasa demi kepentingan mereka sendiri (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">14-15). Orang Kristen tidak mengenal prinsip aji mumpung. Sebaliknya, mereka harus menjadikan kuasa dan kesempatan yang mereka miliki untuk menjadi berkat bagi orang lain. Peringatan yang keras ini dimaksudkan agar tidak terjadi kemunafikan di antara orang banyak yang mengaku sudah bertobat. Yohanes mengerti bahwa dia bukan Mesias sehingga tidak berhak menghukum orang berdosa. Namun, apabila Mesias datang, di tangan-Nya sudah tersedia alat untuk menyaring siapa orang percaya dan siapa yang tidak. Pertobatan yang main-main atau munafik justru akan dihakimi secara tuntas. Renungkan: Adakah bukti-bukti nyata yang dapat dilihat orang banyak bahwa Anda sungguh-sungguh sudah mengalami pertobatan? |
(0.72) | (Luk 11:47) |
(ende: Membangun djirat-djirat) Fasal ini dapat ditafsirkan seperti berikut: Dengan mendirikan djirat-djirat untuk menghormati nabi-nabi jang dibunuh oleh nenek mojang, mereka bukan membuktikan, bahwa mereka lebih baik dari pada para leluhur pembunuh itu. Malahan mereka lebih buruk lagi, sebab sedang berichtiar membunuh Mesiasnja, jaitu Jesus jang sudah tjukup membuktikan bahwa Ia benar-benar diutus oleh Allah. |
(0.70) | (Luk 2:36) |
(full: HANA ... BERIBADAH.
) Nas : Luk 2:36-37 Hana adalah seorang nabi perempuan yang dengan tekun berharap akan kedatangan Kristus. Ia tetap menjanda selama bertahun-tahun, tidak pernah menikah lagi, sebaliknya mengabdikan dirinya kepada Tuhan, serta "berpuasa dan berdoa" siang dan malam. Alkitab mengajarkan bahwa status tak menikah dapat menjadi berkat yang lebih besar daripada menikah. Paulus menyatakan bahwa orang yang tidak menikah memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memusatkan perhatian pada perkara Tuhan -- bagaimana dapat menyenangkan hati Tuhan dengan sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya (lih. 1Kor 7:32-35). |
(0.70) | (Luk 13:33) | (jerusalem) Rupanya arti ayat ini sebagai berikut: Tidak lama lagi tugasKu selesai, tetapi sekarang belum. Aku masih harus mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit di perjalanan ke Yerusalem: di sanalah Aku perlu menyelesaikan panggilanKu, bdk Luk 2:38+. Demikianpun menurut Yoh 7:30; Yoh 8:20 (bdk Luk 8:56; Luk 10:39; Luk 11:54) musuh-musuh Yesus tidak dapat mencabut nyawaNya selama "saatNya" belum sampai. |
(0.69) | (Luk 21:20) |
(full: YERUSALEM DIKEPUNG OLEH TENTARA-TENTARA.
) Nas : Luk 21:20 Sekali lagi Yesus menunjuk kepada kejadian-kejadian pada tahun 70 TM (lihat cat. --> Luk 21:6). [atau ref. Luk 21:6] Peristiwa itu menggenapi nubuat Yesus yang menyatakan bahwa hukuman ilahi akan "ditanggung angkatan ini" (Mat 23:36; bd. Luk 23:27-30) sebab mereka menolak Mesias dan tidak mau berpaling dari dosa-dosa mereka. Yesus memperingatkan para pengikut-Nya untuk lari dari kota pada waktu mereka pertama-tama melihat tentara itu (ayat Luk 21:21). |
(0.68) | (Luk 18:35) |
(ende) Menurut Mt. ada dua orang buta jang duduk mengemis dipinggir djalan, tetapi menurut Mk. Hanja seorang dan ia tahu nama orang itu, jaitu Bartimeus. Boleh djadi Bertimeus itu terkenal pada pembatja-pembatjanja di Roma dan sebab itu ia hanja bertjeritera tentang dia. Dan seperti didalam banjak hal disitupun Lukas mengarang menurut karangan Mk. Ada perbedaan lain lagi. Menurut Lk. peristiwa ini terdjadi sebelum Jesus masuk kota Jericho, menurut Mt. dan Mk. Ketika Ia meninggalkan kota. Perbedaan-perbedaan jang serupa ini sering terdapat dalam karangan-karangan Indjil. Perbedaan itu sama sekali tidak mengenai hakekat Indjil, melainkan mengenai riwajat lisan jang mereka dapat dalam sumber-sumber mereka, atau lebih lagi pada perbedaan gaja bahasa masing-masing pengarang jang memang bebas dalam hal itu. |
(0.68) | (Luk 12:45) |
(full: TUANKU TIDAK DATANG-DATANG.
) Nas : Luk 12:45 Menyangkal bahwa Kristus dapat datang setiap saat untuk menghakimi murid yang lalai dan acuh tak acuh menghilangkan kekuatan dari nasihat Kristus untuk bertekun dalam iman mengingat kedatangan-Nya yang tak disangka-sangka itu (ayat Luk 12:35,37-38,40). Justru karena tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat ketika Ia kembali, maka kedatangan-Nya begitu berbahaya bagi orang percaya yang murtad. Dengan kata lain, kedatangan Kristus itu seperti kematian; peristiwa itu sangat menentukan dan dapat terjadi kapan saja (lihat cat. --> Mat 24:42; lihat cat. --> Mat 24:44; lihat cat. --> Mr 13:35; lihat cat. --> 2Tes 2:11). [atau ref. Mat 24:42,44; Mr 13:35; 2Tes 2:11] |
(0.67) | (Luk 1:67) |
(sh: Allah melawat umat-Nya (Sabtu, 27 Desember 2003)) Allah melawat umat-NyaPernahkah kita berpikir secara serius bahwa Allah yang Mahatinggi, Mahakudus, Mahamulia itu melawat umat-Nya? Jika kita melihat keberadaan kita di hadapan Allah, rasanya mustahil mengharapkan Allah melawat kita. Tetapi, dalam nyanyian Zakharia ini kita melihat paling sedikit dua hal penting tentang alasan mengapa Allah melawat umat-Nya. Pertama, lawatan Allah menyelamatkan umat-Nya memang merupakan rencana Allah sejak awal oleh karena kesetiaan-Nya terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, nenek moyang Israel (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">68-75). Kedua, sekarang lawatan itu berkembang luas, tidak lagi menjadi milik satu bangsa, tetapi sudah melampaui batasan bangsa dan berkat-berkat jasmaniah, karena yang dijanjikan-Nya adalah pengampunan dosa, kelepasan dari naungan maut dan anugerah untuk menikmati damai sejahtera-Nya (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">77-79). Supaya lawatan yang sekarang itu tercapai, Yohanes dibangkitkan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang akan datang melawat (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">76). Yohanes akan disebut sebagai nabi Allah yang Mahatinggi karena pemberitaan-pemberitaan pertobatannya yang menyadarkan umat akan dosa-dosa mereka dan mengarahkan kepada kebutuhan pengampunan dosa, supaya mereka dilepaskan dari ikatan kegelapan dan dituntun kepada kehidupan yang berdamai dengan Allah. Jadi lawatan Allah akan disambut dengan pertobatan sejati, yang akhirnya dilanjutkan dengan ibadah sejati. Betapa indahnya, jika kita menjadi seperti yang Yohanes maksudkan dalam pemberitaan-pemberitannya. Kita tidak hanya akan menjadi pendahulu dan penyiap jalan bagi Tuhan untuk melawat umat manusia, tetapi kita menjadi alat Allah untuk mewartakan Injil. Renungkan: Hidup yang berguna adalah bila kita boleh dipakai Allah sebagai tim pendahulunya sebelum lawatan Allah itu tiba. Allah memakai orang-orang yang menyiapkan sesamanya agar siap menyambut lawatan Allah. |
(0.66) | (Luk 16:19) |
(full: ORANG KAYA DAN LAZARUS.
) Nas : Luk 16:19-31 Kehidupan orang kaya itu dihabiskan dengan gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri. Ia membuat pilihan yang salah dan menderita selama-lamanya (ayat Luk 16:22-23). Seumur hidupnya Lazarus hidup dalam kemiskinan, namun hatinya benar di hadapan Allah. Nama Lazarus berarti "Allah adalah pertolonganku", dan ia tidak pernah melepaskan imannya kepada Allah. Ia mati dan segera diangkat ke Firdaus bersama Abraham (ayat Luk 16:22; lih. Luk 23:43; Kis 7:59; 2Kor 5:8; Fili 1:23). Akhir riwayat kedua orang itu tidak dapat diubah lagi pada saat kematian (ayat Luk 16:24-26). |
(0.65) | (Luk 2:1) |
(sh: Tiga alasan untuk meremehkan Natal (Rabu, 25 Desember 2002)) Tiga alasan untuk meremehkan NatalPertama, Tempat Kejadian Perkara (TKP) Natal adalah daerah pinggiran. Jauh dari tempat Kaisar Agustus memerintah; jauh dari tempat kediaman sang wali negeri di Siria, bahkan bukan juga Ibukota Yudea, Yerusalem. Jauh dari pentas utama sejarah dunia, regional, maupun nasional. Hanya kota kecil yang bernama Betlehemâ€â€kebetulan kampung halaman raja Daud (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">4). Kedua, para tokoh utamanya punya latar belakang yang (demi sopan santun) "mencurigakan". Yusuf dan Maria baru bertunangan, tetapi Maria sudah mengandung (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5). Lagipula, orang yang cukup terhormat rasanya masih akan mendapatkan tempat menginap yang cukup layak, apapun situasinya (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">7b). Ketiga, cara terjadinya Natal. Peristiwa Natal itu mengambil setting, dari berbagai tempat lain yang mungkin, dalam sebuah kandang. Belum lagi melihat tindakan Maria kepada Sang Bayi Natal yang, jujur saja, tidak mungkin dijadikan tindakan pascapersalinan teladan (ayat engkau+dapat+melihat+lagi+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">7). Inilah kesimpulan yang seharusnya timbul setelah kita membaca nas iniâ€â€jika kita melepaskan sejenak gambaran Natal yang kita punyai selama ini, melalui hasil bentukan berbagai lukisan, renungan, drama, film, dll., tentang Natal yang romantis, menggugah, sekaligus agung megah. Mungkin kesan ini pula yang timbul pada saat Teofilusâ€â€yang kemungkinan punya kedudukan cukup terhormatâ€â€membaca bagian ini. Namun, melalui pembacaan seperti, justru kita (dan para Teofilus di antara kita) lebih mudah untuk menangkap berita Natal dalam cara yang dimaksudkan oleh Lukas. Melalui keremeh-temehan seperti ini, rencana keselamatan Allah yang dahyat, yang telah dijanjikan dengan dahsyat dalam PL, telah diwujudkan. Melaluinya, nyata bahwa karya penyelamatan Allah tidak boleh diremehkan, dan berhak menerima pujian dan syukur kita yang terdalam.
Renungkan: |
(0.65) | (Luk 5:33) |
(sh: Ibadah sejati menuntut hidup yang sejati (Rabu, 14 Januari 2004)) Ibadah sejati menuntut hidup yang sejatiPernahkah Anda ke rumah duka untuk melawat keluarga dari teman yang meninggal? Biasanya kita akan bertemu dengan banyak teman lama yang juga melayat. Tidak jarang pertemuan itu diteruskan dengan ngobrol ringan, sesekali terdengar gelak tawa. Suasana dukacita diganti dengan sukacita. Pada bacaan hari ini kita menjumpai orang-orang Farisi yang menuduh para murid mengabaikan hukum Taurat mengenai hal berpuasa. Bagi Farisi, berpuasa adalah kewajiban yang harus dilakukan apapun alasannya. Tetapi Yesus berprinsip bahwa setiap tindakan harus dilakukan pada saatnya masing-masing. Saat berduka dan menghadapi hal yang genting adalah saat yang tepat untuk berpuasa. Sebaliknya, ketika hadir dalam perjamuan bersama mempelai, itulah saat bersukacita. Sesungguhnya, ibadah yang benar selalu sesuai dengan konteksnya. Untuk menguatkan argumen-Nya, Yesus memakai dua perumpamaan. Pertama, kain baru yang dipakai untuk menambal baju tua yang koyak. Kedua, anggur baru yang disimpan di kirbat tua. Baik baju tua maupun kirbat tua, keduanya akan hancur karena tidak mampu bertahan menghadapi kain baru dan anggur baru. Makna rohani yang Tuhan Yesus mau ajarkan adalah, ibadah sejati dalam iman yang baru di dalam Tuhan Yesus tidak bisa dicampurkan dengan cara-cara lama yang sudah tidak tepat lagi. Orang Kristen dipanggil untuk menjalani kehidupan imannya, dan meninggalkan pola hidup lamanya, yang di luar Tuhan. Ibadah yang tidak sejalan dengan kehidupan sehari-hari yang benar adalah kemunafikan. Di hadapan Allah, ibadah sedemikian tidak diterima-Nya sedangkan di hadapan manusia, hanya membuat orang lain menjadi jijik melihat kita. Renungkan: Betapa memalukan bila suatu saat ada orang yang berkata,”Lihat orang Kristen itu! Jangan meniru tingkah lakunya! |
(0.64) | (Luk 14:15) |
(full: PERUMPAMAAN TENTANG PERJAMUAN KAWIN.
) Nas : Luk 14:15-24 Walaupun pada mulanya perumpamaan ini diterapkan kepada Israel dan penolakannya terhadap Injil, dapat juga diterapkan kepada gereja dan setiap orang percaya masa kini.
|