(0.97) | (Mzm 91:1) |
(full: DALAM NAUNGAN YANG MAHAKUASA.
) Nas : Mazm 91:1-16 Mazmur ini mengungkapkan keamanan orang yang sepenuhnya mengandalkan Allah; kita diyakinkan bahwa Allah akan menjadi perlindungan kita dan bahwa kita dapat mencari perlindungan-Nya pada saat-saat bahaya rohani dan jasmaniah. |
(0.97) | (Mzm 31:1) |
(sh: Doa, sebuah tindakan refleks Kristen (Minggu, 25 Maret 2001)) Doa, sebuah tindakan refleks KristenJika secara tidak sengaja kita menyentuh bara api, maka secara refleks tangan kita akan bergerak menjauhi bara api itu. Itulah gerakan refleks yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia dalam menghadapi bahaya maupun serangan atas dirinya. Menjalani kehidupan di dalam masyarakat kita akhir-akhir ini, Kristen harus memperlengkapi diri dengan gerakan refleks yang lain, bukan sekadar menghindar dari bara api yang akan menyengat tangan namun juga mempertahankan diri agar tidak hangus terbakar api pergolakan zaman.
Ketika menulis mazmur ini, Daud dikejar-kejar oleh Saul
untuk dibunuh. Kondisinya waktu itu sangat genting
karena hampir tidak ada celah bagi Daud untuk
mempertahankan atau menyelamatkan dirinya ( Renungkan: Seperti bagi Daud, bagi kita pun doa harus merupakan tindakan refleks untuk mempertahankan dan menyelamatkan keberadaan kita. Apakah ini sudah berlaku bagi Anda? Jika belum apa penyebabnya? Bacaan untuk Minggu Sengsara 5 Lagu: Kidung Jemaat 446 |
(0.96) | (Mzm 105:1) |
(sh: Kebaikan Allah yang berlimpah (Kamis, 20 Oktober 2005)) Kebaikan Allah yang berlimpahMazmur sejarah ini unik karena tidak menyebut-nyebut sama sekali Daud dan keturunannya sebagai raja Israel. Mazmur ini ditulis pada permulaan masa sesudah pembuangan, ketika kerajaan Israel sudah hancur, tetapi umat Allah diizinkan oleh penjajah mereka kembali ke Tanah Perjanjian. Ada perasaan ketidakpastian dari umat, apakah Allah akan memimpin mereka pulang ke negeri mereka? Pemazmur mengajak umat yang berada di persimpangan jalan itu untuk mengarahkan hati, pikiran, dan ibadah mereka kepada Allah. Dengan menggunakan berbagai kata kerja yang mengungkapkan aspek-aspek ibadah, seperti bersyukur, mengingat, bermegah, mencari, dst. (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-5), pemazmur ingin menggugah hati umat kepada perbuatan-perbuatan Allah pada masa lampau dalam hidup mereka. Betapa Allah telah menyatakan anugerah-Nya tak henti-hentinya kepada mereka sejak permulaan sejarah bangsa mereka (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">16-45), bahkan sejak cikal bakal mereka, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-15). Satu hal yang ditekankan berulang adalah dalam setiap tahapan sejarah hidup umat, Allah terus memberkati, melindungi, dan menyertai mereka (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-15). Sejak awal, Allah telah mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian kekal kepada umat-Nya melalui Abraham, bahwa merekalah pewaris Tanah Kanaan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-11). Perjanjian itu menempatkan Israel bukan hanya sebagai umat pilihan, tetapi juga yang diurapi (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">15), yaitu yang diutus untuk menjadi agen Allah menyatakan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Itu sebabnya, salah satu aspek ibadah adalah memperkenal-kan Allah dan perbuatan baik-Nya kepada mereka (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1b). Melalui penyembahan yang benar, kita diingatkan akan kebaikan dan kemurahan-Nya atas hidup kita. Kita akan di-mampukan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada tangan Allah yang berkuasa. Tangan yang berlubang paku itulah yang akan terus menopang hidup kita. Responsku: ---------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------- |
(0.78) | (Mzm 9:16) | (jerusalem: telah memperkenalkan diriNya) yaitu melalui penghakiman yang menghukum para penindas, bdk Maz 76:2 |
(0.77) | (Mzm 119:1) | (jerusalem: Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat TUHAN) Sajak yang paling panjang dalam seluruh kitab Mazmur ini boleh juga diberi judul: Pujian atas Taurat yang membahagiakan manusia. Mazmur ini berasal dari kalangan orang berhikmat (dan ahli-ahli Taurat) dan muncul di zaman belakangan. Ia tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 9:1-10:18+, begitu rupa sehingga tiap-tiap kali delapan ayat berturut mulai dengan huruf yang sama lalu menyusul delapan ayat yang diawali huruf abjad yang berikut. Begitu terbentuk 22 bait. Susunan semacam itu agak dibuat-buat. Selebihnya tiap-tiap ayat (kecuali ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">122 dalam naskah Ibrani) memuat salah satu kata yang searti dengan "Taurat". Hanya istilah "taurat" perlu di mengerti secara luas, bdk Ula 4:5+ Yang dimaksud ialah seluruh wahyu Tuhan serta penyataannya yang menjadi pemimpin manusia kepada kebahagiaan dan keselamatan. Pemazmur sungguh pencinta Taurat sebagai karunia Tuhan yang unggul. Dengan sebulat hati ia menyerahkan diri kepada Taurat oleh karena dengan jalan itu ia menyerahkan dirinya kepada Tuhan sendiri Mazmur yang panjang ini sudah mendapat pendahuluannya dalam Maz 19:8-14 dan menyatakan semangat yang sama, Maz 119 menjadi semacam tugu peringatan kesalehan yang menjadi milik khas umat Israel sesudah masa pembuangan. Di dalamnya dipersatu-padukan aliran kenabian, aliran hikmat dan aliran "ahli-ahli Kitab" yang jatuh cinta kepada Tuhan dan sekuat tenaga berusaha mewujudkannya dalam hidupnya. |
(0.77) | (Mzm 22:1) |
(sh: Jeritan hati orang yang tertindas (Jumat, 21 Februari 2003)) Jeritan hati orang yang tertindasKapan seseorang benar-benar merasakan bahwa dirinya menderita? Ketika orang lain memandang dirinya tidak lebih dari mangsa yang siap diterkam dan dihabisi. Apa yang dapat dilakukan orang yang berada dalam penderitaan? Menjerit dan berdoa kepada Tuhan?
Kali ini kita berhadapan pemazmur yang menjerit kepada Allah karena
penderitaannya. Alasan mengapa menderita diungkapkan dalam
rangkaian mazmur ini. Tetapi, ia merasa ditinggalkan Allah
dengan alasan yang tidak diketahui (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Hidupnya sekarang
berada dalam suatu ketegangan antara percaya atau tidak kepada
Allah. Dia berseru kepada Allah, namun Allah tetap jauh dan tak
menjawab, seakan-akan menolak dan membuang dia (bdk. Satu lagi teladan sebagai anak Tuhan pemazmur tunjukkan kepada kita. Benar bahwa penderitaan yang lama dan hebat membuat dia merasa ditinggalkan Allah, tetapi itu tidak membuatnya meninggalkan Allah, malah menyanyikan pujian dan syukur kepada Allah. Perjuangan iman ini akhirnya tidak hanya berujung pada tindakan Allah membebaskan dirinya dari penderitaan, tetapi juga perkenanan Allah mempersilakan dirinya mengalami kembali kasih setia Allah. Renungkan: Pemazmur memilih mengambil jalan iman, meskipun jalan ini penuh tantangan, kekecewaan, dan ketegangan. Pemazmur memilih jalan ini karena dia percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang setia pada diri-Nya sendiri: Dia adalah Allah yang kudus, Allah Penyelamat. |
(0.72) | (Mzm 135:1) |
(full: PUJILAH NAMA TUHAN.
) Nas : Mazm 135:1-21 Panggilan untuk memuji Allah ini dilandaskan pada tiga hal:
|
(0.72) | (Mzm 30:1) |
(sh: Dibebaskan dari keangkuhan diri (Jumat, 23 Mei 2003)) Dibebaskan dari keangkuhan diriManusia adalah makhluk sosial, butuh berinteraksi dengan pihak lain dalam hubungan berarti dan saling membutuhkan. Lebih dari itu, Alkitab memperlihatkan bahwa manusia adalah makhluk rohani. Manusia membutuhkan Allah lebih dari segala kebutuhan lainnya. Nas ini tidak hanya menunjukkan bahwa manusia sepantasnya membutuhkan dan merindukan kehadiran dan hubungan dengan Allah, pencipta-Nya. Manusia, dalam hal ini sang pemazmur, butuh untuk diselamatkan dari akibat maut keyakinan dan kepuasan akan diri tanpa mengandalkan Allah. "Aku OK-OK saja sendirian dari dulu sampai sekarang", demikian seru pemazmur (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6). Kakinya memijak gunung yang kokoh. Seruan ini keluar dari mulut pemazmur tanpa pikir panjang, karena pemazmur bersaksi bagaimana kemudian ia menemukan dirinya dalam bahaya. Kehadiran Allah menjadi tersembunyi karena pemazmur lupa bahwa Allahlah yang menempatkan dirinya di gunung kokoh tersebut (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7). Perkenan Allah sajalah yang membuatnya selamat. Pada akhirnya, Allah tetap menyelamatkan pemazmur, dan pemazmur dengan sepantasnya memuliakan nama Allah karena perbuatan-Nya. Keyakinan diri pemazmur yang takabur membawanya kepada bahaya, dan Allah berinisiatif menyelamatkannya dari bahaya tersebut. Pengantar mazmur ini menyatakan bahwa mazmur ini dipakai untuk penahbisan Bait Allah (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Pemakaian ini memberikan kesimpulan kepada kita, bahwa ibadah kepada Allah adalah tempat di mana pemazmur dan umat Israel dapat berseru dalam doa permohonan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">3,9-11) dan pujian kepada Allah (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2,13). Kedua hal ini adalah kunci agar umat tidak bersandar kepada diri, dan terus bergantung pada Allah. Renungkan: Doa dan puji-pujian sejati hanya akan keluar dari mulut setiap orang yang sungguh-sungguh menyerahkan hidupnya untuk bersandar kepada Tuhan. |
(0.72) | (Mzm 119:23) |
(full: PEMUKA-PEMUKA DUDUK BERSEPAKAT MELAWAN AKU.
) Nas : Mazm 119:23 Pemazmur bersaksi bahwa dirinya telah menderita banyak cemoohan, penghinaan, dan umpatan sementara ia berusaha untuk hidup benar sesuai dengan Firman Allah; akan tetapi, perlawanan ini tidak membuatnya berhenti mengikuti jalan Allah. Sekarang ini, orang yang setia kepada Kristus dan Firman-Nya juga harus siap dikecam dan ditertawakan; mungkin mereka disebut kaum legalis atau ekstremis oleh orang yang menyesuaikan diri dengan jalan-jalan duniawi dari suatu masyarakat fasik (lihat cat. --> Mat 5:10; lihat cat. --> Luk 6:22). |
(0.71) | (Mzm 26:1) |
(sh: Bila orang benar difitnah (Rabu, 26 Februari 2003)) Bila orang benar difitnahMazmur ini dilatarbelakangi oleh peristiwa pengadilan suci, sebagaimana berlaku pada zaman raja-raja. Jika seseorang dituduh bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar dan tak dapat ia buktikan bahwa tuduhan itu tidak beralasan, maka orang itu naik banding kepada Tuhan sebagai Hakim tertinggi. Si tertuduh wajib mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya sendiri jika ternyata tuduhan tersebut benar. Selanjutnya ia harus pergi ke Bait Suci dan mengulang sumpahnya di situ dan Tuhan sendiri bertindak mengadili hamba-Nya dan menyatakan dia bersalah atau tidak, sesuai dengan kenyataan yang diketahui Tuhan sendiri.Pemazmur yang menjadi terdakwa, berpaling kepada Tuhan untuk meminta pembelaan bagi dirinya (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Baginya Tuhan adalah sumber keadilan yang akan dapat menyatakan benar tidaknya dirinya (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Pemazmur meyakini diri tidak bercela karena selalu berpedomankan Tuhan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), menjauhi pergaulan dengan orang- orang tidak benar (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-5), ataupun melakukan perbuatan- perbuatan yang jahat (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9-10), dan hidup dalam ketulusan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11). Pemazmur memelihara kehidupan ibadah yang baik (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6), menyatakan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7), dan selalu mencari perkenanan dalam hadirat-Nya (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8). Hati nurani si pemazmur menyatakan dirinya bersih sehingga ia berani menyatakan kedekatannya dengan Tuhan di tengah jemaat (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12). Adakah pembelaan yang lebih meyakinkan selain pembelaan Tuhan kepada anak-anak-Nya? Adakah bukti yang lebih meyakinkan daripada kesaksian hidup yang tidak bercela? Itu semua yang diyakini si pemazmur. Tuhan adalah pembelanya, dan kesaksian hidupnya adalah bukti dirinya benar. Renungkan: Apakah Anda sudah menyatakan diri sebagai orang yang sudah dibenarkan? Bila belum, bagaimana berharap Tuhan akan menyatakan Anda benar? |
(0.71) | (Mzm 69:1) |
(sh: Ketika anak Tuhan difitnah (Jumat, 29 Oktober 2004)) Ketika anak Tuhan difitnahPada umumnya seseorang yang dituduh melakukan kesalahan akan membela diri tanda tidak bersalah dan mencari orang lain untuk dipersalahkan. Kalau anak Tuhan yang difitnah, bagaimana seharusnya sikap kita? Dalam nas ini pemazmur kelihatannya difitnah oleh musuhnya dengan tuduhan ia telah mencuri (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Padahal, ia tidak melakukannya. Namun, pemazmur menyadari bahwa ada kebodohan yang telah ia lakukan sehingga ia berada dalam situasi seperti ini (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6). Rupanya sikap bodoh pemazmur ini dimanfaatkan oleh para musuhnya untuk menyebarkan gosip bahwa dirinya adalah pencuri. Akibat dari fitnah ini sungguh dahsyat, ia tidak dipercaya lagi oleh banyak orang, sanak saudaranya sendiri, dan orang percaya. Sehingga ia menjadi "batu sandungan" bagi orang-orang yang mengenalnya sebagai anak Tuhan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8-13). Inilah yang meresahkan pemazmur yaitu fitnah para musuhnya ini menyebabkan banyak anak Tuhan menjadi lemah imannya. Mungkin mereka berkata: "Kalau anak Tuhan kelakuannya seperti ini, layakkah kita mempercayai Tuhannya?" Pemazmur merasa seolah-olah dirinya tenggelam di "rawa keputusasaan" maka ia berseru memohon pertolongan Tuhan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3,14-19). Pemazmur yakin bahwa kasih setia Tuhan akan menolong dan mengangkat dia dari situasi tidak menyenangkan yang menjepitnya ini. Perhatikanlah doa permohonan pemazmur kepada Tuhan. Doa ini dipanjatkan bukan semata-mata agar Tuhan membela dirinya, tetapi juga supaya anak Tuhan lain jangan lemah imannya (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7). Sungguh suatu pelajaran indah yang bisa kita pelajari dan teladani dari sikap dan doa pemazmur. Ketika ia difitnah sampai menanggung kerugian moril, hal yang paling dikuatirkannya bukan sekadar dirinya saja, tetapi pengaruh gosip fitnah tersebut bagi persekutuan umat Tuhan. Hiduplah dengan bijak supaya orang lain tidak memperoleh kesempatan untuk memfitnah Anda. Namun, kalau ini terjadi jangan mencari pembelaan dunia melainkan minta Tuhan bertindak membela Anda. Yang kulakukan: Saya akan memercayai dan menantikan pembelaan Tuhan saat saya difitnah. |
(0.71) | (Mzm 59:1) |
(sh: Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan (Jumat, 5 Oktober 2001)) Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanKita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia. Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-6).
Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak
kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang
melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan
musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong
mengelilingi kota (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan
musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah
(ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia
menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian
terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang
dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat
12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya
kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan
kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita. Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati. |
(0.70) | (Mzm 16:10) |
(full: TIDAK MENYERAHKAN AKU KE DUNIA ORANG MATI.
) Nas : Mazm 16:10 Hubungan pribadi dengan Allah akan memberikan kepastian kepada orang percaya mengenai kehidupan di masa depan dengan Allah dan keyakinan bahwa Ia tidak akan menyerahkan mereka ke dunia orang mati (Ibr. _Sheol_; bd. Mazm 73:26). Rasul Petrus dan Paulus keduanya menerapkan ayat ini kepada Kristus dan kebangkitan-Nya (Kis 2:25-31; 13:34-37).
|
(0.69) | (Mzm 99:1) |
(sh: Raja sejati. (Kamis, 12 November 1998)) Raja sejati."Titah raja adalah hukum!" Konsep pemikiran itu dianut oleh raja yang menganggap dirinya setara dengan dewa dan "dianggap" tidak pernah berbuat salah. Raja menjadi "maha kuasa", berdaulat penuh memerintah dan "harus" ditakuti rakyat. Tetapi konsep ini tidak berlaku pada Allah, Sang Raja sejati. Ia bukan manusia yang memuja diri sendiri. Ia adalah Allah yang mulia yang mengungkapkan karakter-Nya yang murni dalam hukum yang tak bercela. Tak ada penyelewengan kuasa dalam diri-Nya, tak ada "niat" menindas umat dalam diri-Nya. "Siapakah yang berkuasa atas diri kita, raja manusiakah atau Allah, Sang Raja sejati?" Respons Kristen. Dalam terang firman, keadilan dan kebenaran harus diperjuangkan. Kebenaran tidak tergantung pada situasi dan kehendak penguasa. Tidak ada unsur yang menentang penguasa bila kebenaran diperjuangkan. Respons Kristen terhadap masalah ketidakadilan tidak sebatas pada belas kasihan, tetapi berlandaskan tekad dan semangat membela dan menegakkan keadilan. Respons perjuangan tidak sia-sia, karena Allah, Raja sejati ada di pihak kita. Renungkan: Allah telah menuntaskan pekerjaan keselamatan-Nya untuk kita. Sekarang tugas kita memperjuangkan ditegakkannya kembali keadilan dan kebenaran-Nya. Berjuanglah dalam Firman-Nya! |
(0.68) | (Mzm 139:21) |
(full: MEMBENCI ORANG-ORANG YANG MEMBENCI ENGKAU.
) Nas : Mazm 139:21 Setelah merenungkan kasih Allah yang besar bagi dirinya, pemazmur membalasnya dengan kasih dan kesetiaan yang besar kepada Tuhan. Kemarahannya dibangkitkan terhadap orang yang menentang dan menghujat nama Allah yang ajaib. Karena sangat setuju dengan Allah dan kepentingan-Nya, ia demikian manunggal dengan Tuhan sehingga membenci apa yang dibenci Allah dan mengasihi apa yang dikasihi Allah (lihat cat. --> Ibr 1:9). [atau ref. Ibr 1:9] Ia merasa sedih dan tertekan oleh semua kejahatan dan kebejatan di sekitarnya (lih. 2Pet 2:7-8). Juga kita yang telah sungguh-sungguh mengalami keselamatan, kasih, dan kebaikan Tuhan seharusnya tidak menemukan kasih akan dunia ini dan cara-caranya di dalam diri kita (lih. 1Yoh 2:15-16). |
(0.68) | (Mzm 143:1) |
(sh: Dalam tangan Tuhan (Jumat, 29 November 2002)) Dalam tangan TuhanTidak bisa kita sangkali bahwa pengulangan seruan pemazmur seperti "dengarkan doaku", "berikan telinga kepada permohonanku", dan "jawablah aku", memberikan kesan bahwa pemazmur "melemparkan" dirinya sepenuhnya ke dalam tangan Allah yang dipercayainya murah hati. Dua sifat Allah dimunculkan di sini (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1): kesetiaan dan keadilan. Keyakinan pemazmur dilandaskan atas pengenalannya sendiri akan Allah yang telah hadir dalam sejarah bangsanya.Di tengah-tengah krisis yang dialaminya, pemazmur mengakui keberdosaannya (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Namun, ia juga tidak menghindar dari Allah, tetapi justru Ia memerlukan Allah karena musuh-musuhnya sudah dekat mengancam jiwanya (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-6). Gambaran yang dipakai di sini sangat kelam. Pemazmur menunjukkan bahwa secara psikologis dan spiritual ia telah hancur (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), mirip seperti orang yang telah lama meninggal. Krisisnya makin menjadi-jadi ketika ia mengingat akan pekerjaan Allah dalam sejarah (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-6). Ia juga mengharapkan hadirnya titik cerah dalam situasi yang dihadapinya. Ia seperti tanah yang tandus, putus asa menantikan Tuhan. Pemazmur terus berteriak kepada Allah, ia mengharapkan respons Allah segera. Ia memerlukan jaminan dari Allah sendiri, seakan-akan ia akan segera musnah jikalau tidak mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Namun, sekali lagi, pemazmur tetap memahami bahwa kehendak Allah lebih dari segala sesuatu. Ia memang ingin keluar dari krisis, tetapi ia tetap ingin agar Allah sendiri yang menuntunnya melewati hari-hari yang sukar. Mazmur ini ditutup dengan seruan agar dirinya dihidupkan kembali (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11). Penghidupan kembali ini bukanlah sekadar penghidupan fisik, tetapi secara mental, psikologis, dan spiritual. Ia perlu mendapatkan kesegaran dan kekuatan baru untuk hidup. Menarik sekali, karena sekali lagi kita diperhadapkan pada satu cerminan bahwa keadilan harus ditegakkan dan yang bersalah harus dihukum.
Renungkan: |
(0.68) | (Mzm 93:1) |
(sh: Tuhan, penguasa alam semesta (Jumat, 7 Oktober 2005)) Tuhan, penguasa alam semestaSetiap manusia menyadari bahwa di luar dirinya ada oknum lain yang lebih berkuasa dibandingkan dirinya. Sayang, banyak manusia menyimpulkan bahwa bumi, laut, gunung, lembah, jurang, memiliki penguasa masing-masing. Hal ini jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab. Nas ini memaparkan kemuliaan Kerajaan Allah. Mazmur ini juga berbicara tentang kerajaan-Nya di dunia ini dan kekekalan kerajaan-Nya. Ay.dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-2 menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja. Dia adalah penguasa sejak dahulu, sebelum zaman purbakala, bahkan sebelum alam semesta ini diciptakan. Dengan demikian, Tuhan jugalah yang berdaulat mengatur alam semesta serta kehidupan semua mahkluk di bumi. Sebagai Raja, kuasa Tuhan melebihi kekuatan lautan yang bergelora dan melampaui kecepatan suara yang dahsyat dan menggelegar. Orang-orang Kanaan yang percaya dan menyembah Baal sebagai penguasa lautan, yang mereka panggil dengan sebutan Ratu Yamm, akan menjadi saksi kedahsyatan kuasa Tuhan itu. Inilah yang pemazmur gambarkan tentang Tuhan yang jauh lebih berkuasa dibandingkan kekuatan lautan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-4). Pemazmur yang memahami polemik ini, menyerukan kekuasaan Tuhan melawan pengikut Baal. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang diyakini oleh manusia sebagai kekuatan alam semesta yang tidak dapat dikendalikan manusia, ternyata ada dalam genggaman tangan Tuhan. Pemazmur juga menuliskan sifat kekudusan Tuhan (ayat dengan+sukarela+telah+menyerahkan+dirinya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5). Hal ini sangat berlawanan dengan sifat Baal, yang moralnya sangat bobrok. Mazmur ini mengajarkan kepada kita bahwa kuasa Allah atas alam semesta telah dinyatakan. Dia adalah satu-satunya Allah yang hidup. Oleh karena itu, kita tidak perlu mencari sesembahan lain di luar diri-Nya. Kita harus tunduk kepada-Nya dan taat pada perintah-Nya saja! Renungkanlah: Tinggalkan keraguan Anda, percayai Dia, Tuhan penguasa seluruh alam semesta dan kehidupan. |