Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 52 dari 52 ayat untuk daerah kudus AND book:2 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.84) (Kel 20:4) (full: PATUNG YANG MENYERUPAI APAPUN. )

Nas : Kel 20:4

Larangan menyembah dewa lainnya berarti tidak boleh membuat patung dewa itu (bd. Ul 4:19,23-28), juga tidak seorang pun dapat membuat patung Tuhan Allah. Ia terlalu agung untuk dapat digambarkan dengan apa pun yang dibuat oleh manusia. Jikalau dikenakan pada orang percaya dalam Kristus, hukum kedua melarang pembuatan patung dari Allah atau makhluk lain dengan tujuan memuja, berdoa, atau meminta pertolongan rohani apa pun (bd. Ul 4:15-16). Prinsip yang di balik perintah ini berlaku dalam hal ketiga oknum Trinitas.

  1. 1) Tidak mungkin ada patung atau gambar yang sanggup menggambarkan kemuliaan dan tabiat pribadi Allah dengan benar (bd. Yes 40:18).
  2. 2) Allah begitu mahatinggi, begitu kudus dan tidak terhampiri, sehingga patung apa pun atau gambar dari-Nya menghina dan merendahkan kodrat-Nya yang sesungguhnya dan apa yang telah dinyatakan oleh-Nya mengenai diri-Nya (bd. Kel 32:1-6).
  3. 3) Konsep orang percaya mengenai Allah tidak boleh dilandaskan pada patung atau gambar dari-Nya, tetapi pada Firman Allah dan penyataan-Nya melalui pribadi dan karya Yesus Kristus (bd. Yoh 17:3).
(0.84) (Kel 28:15) (sh: Tutup dada pernyataan keputusan. (Rabu, 20 Agustus 1997))
Tutup dada pernyataan keputusan.

Tutup dada itu harus dihiasi dengan 12 permata yang di dalamnya diukir nama tiap-tiap suku Israel. Pada saat Harun masuk ke dalam Tempat Kudus, tutup dada tersebut harus dipakai. Setiap kali Harun menghadap Allah menjalankan tugasnya, dia membawa suku-suku Israel itu ke hadapan Allah. Suku-suku itu terukir di dekat jantung Harun sendiri. Itulah memang tugas utama seorang Imam Besar. Kita tahu bahwa Tuhan Yesuslah yang sungguh memenuhi tugas sebagai wakil umat pilihan Allah, sebab di dalam Dia Allah telah mempersekutukan kita semua, terukir dalam hati-Nya.

Perkenan Tuhan. Kesan selintas kita sampai pada bagian ini, Allah seolah rewel mengatur berbagai seluk beluk ibadah, dan ibadah seolah sesuatu yang rumit dan ruwet. Namun yang perlu kita tanggap melihatnya ialah Allah ingin mengajar tentang prinsip terdalam ibadah yaitu bahwa kesucian merupakan suatu keharusan dan bahwa kesucian yang sesuai standar Allah itu harus Allah yang mengatur dan menyediakannya.

Renungkan: Tatkala Anda merasa tidak layak menghadap Allah, tataplah Yesus sumber kelayakan Anda.

Doa: Ingatkanku bahwa aku terukir dalam hati-Mu, Tuhan Yesus.

(0.84) (Kel 38:1) (sh: Tanduk-tanduk mezbah. (Kamis, 25 September 1997))
Tanduk-tanduk mezbah.

Ada empat buah tanduk di atas mezbah itu. Orang yang takut akan pembalasan dendam dengan memegang tanduk di atas mezbah itu, mendapatkan perlindungan (1Raj. 1:50; 2:28">1Raj. 2:28). Semua orang mengetahui bahwa manusia membutuhkan pegangan bagi hidupnya. Semua segi ibadah yang dilambangkan dalam berbagai alat di Kemah Suci itu akan sepi arti bila tidak menampung kebutuhan orang yang berbeban berat dan berdosa sarat.

Bejana pembasuhan. Bejana itu dipakai para imam untuk membersihkan tangan mereka, sebelum memimpin atau merayakan ibadah atau ritus keagamaan lainnya. Hal itu diperlukan sebab pemimpin agama dari umat Israel adalah orang berdosa juga. Hanya satu yang tidak berdosa yang tidak memerlukan pengampunan ataupun pembasuhan bagi diri-Nya, yaitu Yesus Kristus. Para pemimpin rohani masa kini beroleh kelayakan untuk memimpin di hadapan Allah, bila terus bersekutu dalam Kristus, beroleh pengudusan dan teladan dari-Nya.

Renungkan: Tuhan tidak saja menyediakan jalan pengampunan, Dia sendiri menuntun kita masuk ke dalam keselamatan dan kehidupan kudus.

Doa: Terbitkanlah dalam kami damai sejahtera karena telah beroleh pengampunan dari-Mu, o Tuhan.

(0.84) (Kel 38:21) (sh: Ibadah itu mahal biayanya. (Jumat, 26 September 1997))
Ibadah itu mahal biayanya.

Dalam teks ini jelas bahwa biaya yang dihabiskan untuk membangun kemah suci itu sangat besar. Begitu banyak kekayaan, barang berharga, potensi umat, yang dipakai untuk membangun kemah tersebut. Sebenarnya bila yang dihitung bukan saja harta tetapi keterlibatan dan kesungguhan seluruh umat yang membangun kemah itu, maka biaya kualitatif dari ibadah itu sesungguhnya teramat tinggi. Tetapi biaya itu masih tidak ada artinya dibandingkan kerelaan Allah membuka kesempatan bagi umat-Nya untuk menjadi sekutu-Nya.

Ibadah itu indah. Semua dana dan benda-benda berharga itu dipakai untuk membangun sebuah kemah suci yang indah dan artistik. Dalam ibadah yang layak selalu terkandung aspek seni dan artistik. Allah layak menerima ibadah yang indah itu, sebab Ia pun mulia dan kudus. Betapa pun terbatasnya kemampuan manusia, Allah berkenan menerima ungkapan ibadah yang indah itu, asal keluar dari hati yang tulus.

Renungkan: Bila menghadap pejabat manusia saja kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya, apalagi bila kita menyembah Allah.

Doa: Tolong kami beribadah dengan persiapan hati dan hidup yang layak di hadapan-Mu.

(0.83) (Kel 3:1) (sh: Siapakah aku ini? (Rabu, 30 Maret 2005))
Siapakah aku ini?


Ini adalah pertanyaan Musa pertama kali ketika mendapatkan penglihatan dahsyat berupa semak menyala, namun tidak terbakar. Jauh berbeda sikap Musa ini dengan ketika ia masih muda. Dulu, dengan keberanian dan kegarangan ia tampil sebagai pembela umat-Nya. Sekarang, ia merasa tidak ada apa-apanya untuk dapat menjadi pemimpin bagi umat Israel ke luar dari Mesir (ayat 11).

Walaupun Musa tidak menyadarinya, Tuhan melihat ia sudah siap dan waktunya sudah tiba. Musa sudah siap oleh karena ia tidak lagi bersandar pada kekuatannya sendiri seperti dulu ketika masih muda. Ia juga tidak mengandalkan kepandaian yang didapatkannya dari pendidikan tinggi Mesir. Musa sekarang siap mendengar panggilan-Nya dan siap untuk berempati dengan umat-Nya.

Tuhan memanggil Musa dengan menjumpai dirinya secara langsung. Pertama, Musa dibawa masuk ke hadirat Allah yang kudus (ayat 5). Ini penting agar Musa menyadari perlunya kekudusan untuk dapat dipakai Allah. Kedua, Allah memperkenalkan diri sebagai Allah nenek moyang Israel (ayat 6). Ini berkenaan dengan identitas Allah yang harus jelas dibedakan dari para dewa Mesir pun dewa-dewa Midian. Ketiga, Allah menyatakan rencana-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya karena mereka adalah umat perjanjian Abraham. Perjanjian Abraham itu meliputi keturunan yang banyak dan tanah perjanjian yang permai (ayat 8).

Yang membuat pelayanan kita berhasil bukan karena kita melainkan siapa Allah yang mengutus kita! Dia adalah Allah yang berdaulat untuk menyertai dan memperlengkapi kita (ayat 12). Oleh sebab itu, kita harus mengandalkan Dia dalam segala hal yang Ia percayakan seturut kehendak-Nya, dengan cara-Nya, sesuai waktu-Nya. Yang penting kita siap sedia dibentuk, taat diatur, dan berserah diri untuk diutus-Nya.

Doaku: Tuhan, berikan penyataan semak duri-Mu kepadaku supaya aku tersentak dari rohaniku yang kering dan bangkit untuk melayani-Mu.

(0.83) (Kel 12:34) (sh: Persiapan menuju kebebasan (Sabtu, 16 April 2005))
Persiapan menuju kebebasan


Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan jauh. Antara lain, persiapan fisik, yang menyangkut kesehatan dan perlengkapan makanan, dan persiapan mental, tahu apa yang akan dihadapi, serta cara-cara menghadapinya.

Akhirnya tiba waktunya untuk umat Israel meninggalkan Mesir. Berbagai persiapan dilakukan baik secara fisik (ayat 34-42) maupun secara rohani (ayat 43-51). Roti sebagai makanan utama orang Israel dipersiapkan adonannya untuk dibawa (ayat 34,39). Makanan menjadi sumber energi yang amat penting untuk mengembara. Demikian juga melalui kemurahan orang-orang Mesir, Allah menyediakan bagi mereka harta yang diperlukan kelak kalau sudah tiba di tanah perjanjian (ayat 35-36).

Kebebasan yang mereka peroleh juga merupakan kebebasan yang harus mereka berikan kepada orang-orang lain yang mereka jumpai (lihat Kel. 22:21 dan 23:9). Kebebasan itu juga harus dinikmati oleh setiap orang yang berhubungan dengan mereka (ayat 38). Demikian juga dengan penebusan. Ini kelak menjadi tugas orang Israel, yaitu sebagai duta-duta tebusan Allah ke seluruh dunia (ayat 43-49). Orang bukan Israel boleh merayakan Paskah kalau ia bersedia disunat dan menjadi bagian dari umat Allah (ayat 44,48-49). Yang paling penting ialah Tuhan sendiri menjaga mereka. Karena keyakinan akan hal itu umat Israel melakukan semua perintah Tuhan (ayat 50). Dan mereka pun dibebaskan (ayat 51). Mereka kini adalah umat yang telah ditebus dan bebas dan kini berjalan di pengembaraan di dalam pimpinan Allah.

Penyelamatan Tuhan bersifat lengkap dan tuntas, fisik maupun rohani. Melalui pengurbanan Tuhan Yesus, kita dimerdekakan dari kuasa dosa dan dibawa masuk ke dalam persekutuan hidup sebagai umat Allah sehingga kita boleh ikut ambil bagian dalam peringatan Paskah (Perjamuan Kudus) dan dipelihara dalam iman dan anugerah setiap hari.

Responsku: Aku mau memberitakan kabar baik pembebasan dari belenggu dosa kepada semua orang.

(0.83) (Kel 15:1) (sh: Pujian bagi Sang Pahlawan Perang (Selasa, 6 September 2005))
Pujian bagi Sang Pahlawan Perang

Banyak pencipta dan penyanyi lagu rohani menyebutkan sumber inspirasi utama mereka adalah Tuhan Yesus. Hal ini biasanya mereka ungkapkan pada kata pengantar album mereka. Ungkapan rasa syukur tersebut dituliskan sebagai bentuk terima kasih mereka atas pertolongan-Nya.

Musa dan umat Israel menuliskan pujian syukur mereka dalam bentuk nyanyian. Pujian syukur itu mereka tuliskan setelah Tuhan melepaskan mereka dari kejaran Firaun dan tentaranya (ayat 14:15-31). Tuhan adalah Sang Pahlawan Perang yang perkasa (ayat 15:2-3). Perbuatan Allah nyata, Ia menghancurkan kekuatan Firaun dan pasukannya dengan menenggelamkan mereka di Laut Teberau (ayat 4-10). Di tangan Allah, laut yang menurut kepercayaan kuno dipandang sebagai kekuatan pengacau yang dahsyat ternyata dimanfaatkan Allah untuk mengalahkan para musuh-Nya. Kuasa Allah jauh lebih dahsyat daripada kuasa allah-allah sesembahan bangsa-bangsa lain (ayat 11).

Pujian ini tidak berhenti pada perayaan kemenangan Allah pada saat itu, tetapi memandang kepada perbuatan Allah di masa depan, ketika Ia akan mengantar umat Israel menuju Tanah Perjanjian (ayat 13-17). Arak-arakan Israel yang dipimpin oleh Sang Pahlawan Perang itu akan membuat gentar para musuh yang wilayahnya dilalui. Semua pendu-duk Kanaan akan gemetar ketakutan. Allah sendiri yang akan membawa umat-Nya ke gunung-Nya yang kudus, supaya mereka menetap di sana dan mengabdi kepada Dia, Sang Raja Kekal (ayat 18).

Kristus adalah Sang Pahlawan Perang yang sudah mengalahkan kuasa maut melalui kebangkitan-Nya dari kema-tian. Dia kini sedang mengantar umat-Nya mengarungi padang gurun kehidupan ini menuju Surga yang mulia. Dengan Kristus beserta kita, seharusnya kita tidak takut lagi terhadap musuh-musuh kita dan segala kesulitan hidup.

Responsku: Masalah, kesulitan, dan penderitaan tidak akan menyurutkanku untuk memuji Dia!

(0.83) (Kel 20:7) (sh: Dikuduskanlah Nama-Mu! (Jumat, 16 September 2005))
Dikuduskanlah Nama-Mu!

Pernahkah Anda menyaksikan suatu adegan dalam sebuah film yang menyebutkan nama Tuhan untuk mengutuki atau memaki orang lain? Apa penilaian Anda tentang hal ini? Jawaban Anda akan memperlihatkan kepekaan Anda terhadap perintah ketiga ini.

Salah satu dosa yang sering tidak disadari oleh umat Tuhan adalah pelanggaran terhadap perintah ketiga ini. Pelanggaran ini berkaitan dengan dua hal yakni: Pertama, penyebutan nama Tuhan yang dilontarkan secara sembrono dan tidak hormat (ayat 7a). Ujaran seperti ini berarti menempatkan Tuhan pada posisi sama dengan manusia. Kedua, penyertaan nama Tuhan dalam bersumpah palsu. Melakukan hal itu berarti melecehkan Tuhan. Tatkala seseorang bersumpah palsu, berkata ia tidak berbuat suatu kejahatan padahal melakukannya, ia telah menjadikan Tuhan sekutunya dalam kebohongan (lih. Im. 19:12).

Bentuk pelanggaran terhadap perintah ketiga ini beragam. Mulai dari mengucapkan sumpah palsu dengan menyertakan nama Tuhan, memakai nama Tuhan demi terwujudnya kepentingan pribadi, menyebutkan nama Tuhan dalam ucapan kutukan dan makian, sampai pada menyalahgunakan nama Tuhan dalam kegiatan rohani (lih. Mat. 7:22-23). Tuhan akan menumpahkan murka-Nya kepada orang-orang yang melakukan semua perbuatan itu (Kel. 20:7b). Ia juga mengecam para nabi palsu yang berani bernubuat demi nama-Nya, tetapi sebenarnya yang diberitakannya adalah pikirannya sendiri untuk sekadar menyenangkan para pendengarnya (lih. Ul. 18:20).

Hidup kudus hendaknya bukan hanya terlihat dari sikap hidup saja melainkan juga hadir dalam tutur kata kita. Di dalam orang-orang yang hidup dekat dengan Tuhan terpancar budi bahasa yang memuliakan Allah, terhormat, dan membangun orang lain.

Camkan: Konsistenlah dengan kebiasaan Anda memanjatkan kalimat pertama Doa Bapa kami.

(0.83) (Kel 20:17) (sh: Jauhi iri hati (Jumat, 23 September 2005))
Jauhi iri hati

Hal yang membuat terjadinya dosa pertama yang adalah iri hati. Hawa iri hati melihat Tuhan berdaulat atas dirinya. Ketika Iblis melalui ular menipu Hawa dengan mengatakan bahwa setelah makan buah ia akan menjadi sama seperti Allah, Hawa segera memakannya.

Dalam masyarakat majemuk yang memungkinkan orang-orang yang berbeda hidup berdekatan, iri hati bisa menjadi dosa besar. Perintah kesepuluh ini menekankan pen-tingnya menjaga hati dari motivasi salah. Menginginkan sesuatu tidaklah salah. Yang salah adalah menginginkan sesuatu yang bukan haknya. Dosa ini bisa berkait atau menyebabkan dosa-dosa lainnya seperti mencuri, membunuh, berzina, dll. Berbagai kejahatan keji sebenarnya bersumber dari sikap hati yang iri dan menginginkan hak orang lain. Dosa ini identik dengan tidak menghargai batas-batas diri dan orang lain.

Perintah kesepuluh ini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama memberikan penekanan yang seimbang antara dosa perbuatan dan dosa pikiran/hati. Peristiwa saat Allah mengingatkan Kain akan perasaan marah dan cemburunya terhadap Habil memperlihatkan dosa sudah terjadi ketika masih direncanakan (Kej. 4:5-7). Perintah ini menegaskan bahwa kecenderungan dosa selalu dimulai dari pikiran dan hati yang tidak kudus. Oleh karena itu, menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan merupakan keharusan. Perintah ini juga menekankan pentingnya rasa puas dan syukur untuk anugerah Tuhan atas hidup ini sehingga tidak mudah iri hati melihat keadaan orang lain.

Iri hati muncul ketika seseorang tidak menyadari anugerah Tuhan sudah melimpah dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan lebih memberkati orang lain daripada dirinya sendiri. Hal ini sama dengan tidak memercayai janji Tuhan bahwa Ia pasti memberikan sesuatu yang terbaik untuk hidupnya.

Renungkan: Memiliki Tuhan dalam hidup kita berarti kita memiliki segala-galanya. Dalam terang ini, tidak ada alasan apa pun untuk iri hati terhadap orang lain.

(0.82) (Kel 19:6) (ende)

Ajat 5(Kel 19:5) dan Kel 19:6 merumuskan inti Perdjandjian Tuhan dengan umat Israel. Tuhan dari kehendaknja sendiri berkenan memilih Israel mendjadi bangsa jang setjara istimewa menampakkan hadirnja dan karja-karjaNja. karena itu mendjadi umat jang kudus, umat bersifat imamat, jakni tersendirikan untuk beribadat kepada Tuhan, dan mendjadi penghubung antara Tuhan Penjelamat dan bangsa-bangsa lainnja (Yes 61:6; Yer 2:3). Ini setjara sempurna terlaksana dalam Perdjandjian Baru atas dasar hubungan kita dengan Kristus Sang Imam Agung (1Pe 2:9; Wah 1:6).

Beberapa tjatatan:

1) Tuhan sendirilah jang memungkinkan Perdjandjian. Itu tidak merupakan persekutuan antara dua fihak jang sederadjat, melainkan rahmat Tuhan. Dialah jang menegakkan dan memberikan Perdjandjian (tradisi P)

2) Perdjandjian ini diadakan dengan bangsa sebagai bangsa dan semua orang jang mendjadi anggotanja. Adapun sebabnja karena Israel djustru mendjadi bangsa berkat iman-kepertjajaannja akan panggilan Tuhan, dan akan keselamatan jang datangnja dari Tuhan (aj. 4)(Kel 19:4).

3) Maka dari itu dasar Perdjandjian ini bukanlah kasih tuhan akan salah suatu golongan nasional, politik atau kebangsaan, jang terpilih dari antara golongan-golongan lain jang setaraf. Wudjud duniawi Israel itu hanjalah rangka konkrit dari kesatuan beriman jang dibentuk oleh Tuhan sendiri, dan jang dengan bebas menerima dan melangsungkan Rantjangan Keselamatan Allah jang diwahjukan kepadanja.

4) Anugerah terpilihnja Israel ini mentjantumkan wadjib penjerahan diri dan ketaatan terhadap ikatan istimewa ini (aj.5)(Kel 19:5). Artinja: tjara hidup jang menampakkan Kesutjian tuhan serta KeadilanNja jang menjelamatkan. Oleh karena itu bersama dengan PerdjandjianNja Tuhan menjampaikan perintah-perintahnja, jang merumuskan KehendakNja mendjadi pedoman-pedoman hidup manusia. (Sumbangan dari fihak manusia ini terutama diutarakan dalam tradisi J).

Terutama dari tulisan-tulisan para Nabi djelaslah, bahwa pelaksanaan Perdjandjian bukannja pertama-tama terdiri dari pekerdjaan-pekerdjaan atau prestasi lahir, melainkan dari penjerahan penuh, didjiwai iman-kepertjajaan dan tjintakasih. Adapun sikap itu jang mendjadi dasar hubungan timbal-balik antara Jahwe dan umatNja. Antara hubungan ini seorang bapa kepada puteranja (Mal 3:17), dan dengan persahabatan (Yes 5).

Demikian panggilan umat Israel melambungkan dan mempersiapkan panggilan universil jang bersifat rohani seperti jang akan terlaksana dalam Israel jang baru. Perdjandjian, seperti djuga setiap panggilan, adalah Rahmat, suatu realita jang hidup dan berkembang dari masa kemasa menudju kesempurnaannja.

(0.82) (Kel 20:8) (ende)

Sabbat ialah hari ketudjuh, hari istirahat selesai pekerdjaan. Dalam bentuk ini perajaan Sabbat tidak diketemukan pada bangsa-bangsa lainnja. Sabbat adalah hari kudus, tersutjikan kepada Tuhan.

Alasan disini: Tuhan sendiri, sesudah mentjiptakan dunia, beristirahat (Kej 2:2 tjatatan). Demikian pula: Kel 31:17. Djadi maksudnja: manusia harus menepati tata-susunan jang diletakkan oleh Tuhan sendiri dalam alam tertjipta.

Disamping itu alasan sosial ditekankan djuga. manusia memang membutuhkan istirahat: Kel 23:12; Amo 8:4-6; Ula 5:14-15. Dalam teks terachir itu Sabbat adalah perajaan peringatan Pembebasan dari Mesir, mengenangkan Jahwe jang membebaskan dari perbudakan.

Kedua alasan tersebut, mungkin dapat dihubungkan demikian: Dalam Kej 2:1 dsl. digambarkan tata-susunan dunia jang ideal, pekerdjaan silih berganti dengan istirahat. Ini hanjalah mungkin pada masa-masa kemerdekaan dan perdamaian. karena dosa tata-susunan ini katjau, dunia terkutuk, manusia djatuh kedalam perbudakan jang kedjam. Akan tetapi pada bangsa Israel tata-susunan semula dikembalikan oleh Tuhan berkat pembebasan umat terpilih dari perbudakan dan kerdja-paksa di Mesir. tuhan memimpin umatNja menudju tanah jang melimpah kesuburannja, disanalah mereka menikmati damai dan kebebasan. Masuknja mengindjak tanah itu disebut: memasuki istirahat Jahwe (Maz 95:11). Demikian Sabbat serta merta mengingatkan kita akan pentjiptaan dan penebus. Bila kemudian hari Israel berdosa lagi, Tuhan mengantjam akan membuat tanah mereka kersang tidak subur, dan menghentikan Sabbat (Hos 2).

Dengan menepati Sabbat, orang Israel mengorbankan sebagian dari pekerdjaannja, kepada Jahwe, dan mengakuiNja sebagai Tuhan atas segala waktu, Tuhan jang menganugerahkan segala sesuatu jang baik. Pekerdjaan djanganlah mengurangkan kesadaran, bahwa hidup serta kesedjahteraan manusia itu kurnia tuhan. Maka dari itu Sabbat mendjadi hari kegembiraan dan sjukur-terimakasih (Yes 58:13-14).

Dalam mesjarakat jahudi sesudah pembuangan, Sabbat sangat ditekankan sebagai tjiri jang membedakan Israel dari bangsa-bangsa lainnja. Oleh karena itu peraturan-peraturan lahir (Neh 10:32; 1Ma 2:29-38). Tentang sikap Jesus lihat: Mar 2:23-28.

Hari istirahat ini djuga mendjadi lambang tanah jang didjandjikan dan achirnja melambangkan istirahat kekal-abadi, jang akan dianugerahkan sesudah djerih-pajah didunia ini. Geredja Sutji mengganti Sabbat dengan hari Minggu. hari inipun adalah hari gembira, pengakuan hak-hak Tuhan atas hidup manusia. Hari minggu mengundang peringatan akan Pengungsian dan Penebusan, dan terutama penjempurnaannja, ialah Kebangkitan Kristus dari maut. Sekaligus menjatakan pengharapan kita akan kebangkitan kita sendiri dan istirahat abadi dalam hadirat Tuhan.

(0.82) (Kel 20:2) (full: KESEPULUH FIRMAN. )

Nas : Kel 20:2

Kesepuluh hukum yang tercatat di sini (bd. Ul 5:6-21), ditulis oleh Allah sendiri di atas dua loh batu dan diberikan kepada Musa dan bangsa Israel (Kel 31:18; 32:16; Ul 4:13; 10:4). Menaati perintah-perintah ini membuka jalan bagi Israel untuk menanggapi Allah dengan benar selaku ucapan syukur karena pembebasan mereka dari Mesir; pada saat bersaman, ketaatan semacam itu dituntut agar bisa tetap tinggal di tanah yang dijanjikan (Ul 4:1,4;

lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA).

  1. 1) Kesepuluh Hukum meringkas hukum moral Allah bagi Israel dan menguraikan tugas-tugas mereka kepada Allah dan sesama. Kristus dan para rasul memastikan bahwa, selaku ungkapan yang sah dari kehendak kudus Allah, perintah-perintah ini masih berlaku bagi orang percaya PB (Mat 22:37-39; Mr 12:28-34; Luk 10:27; Rom 13:9; Gal 5:14; bd. Im 19:18; Ul 6:5; 10:12; 30:6). Menurut ayat-ayat PB ini, Kesepuluh Hukum dapat disimpulkan sebagai kasih kepada Allah dan sesama; menaatinya bukanlah soal sekadar menaati peraturan-peraturan yang tampak tetapi juga menuntut tindakan hati

    (lihat cat. --> Ul 6:5).

    [atau ref. Ul 6:5]

    Jadi, hukum menuntut adanya kebenaran rohani batiniah yang terungkap dalam keadilan dan kekudusan yang tampak.
  2. 2) Hukum perdata dan hukum keupacaraan PL yang mengatur ibadah dan kehidupan sosial Israel

    (lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA)

    tidak lagi mengikat orang percaya PB. Keduanya merupakan lambang dan bayangan dari hal-hal lebih baik yang akan datang; semuanya sudah digenapi di dalam Yesus Kristus (Ibr 10:1; bd. Mat 7:12; Mat 22:37-40; Rom 13:8; Gal 5:14; 6:2). Akan tetapi, hukum-hukum ini berisi prinsip-prinsip hikmat dan rohani yang dapat diterapkan pada semua angkatan

    (lihat cat. --> Mat 5:17).

    [atau ref. Mat 5:17]



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA