(1.00) | (1Tim 3:15) |
(ende: Bertingkah-laku) jaitu oleh umat seperti diuraikan dalam bab II, tetapi tak kurang oleh Timoteus sendiri dan para pemimpin dan diakon, sebagaimana diterangkan dalam bab II ini. |
(0.97) | (1Tim 3:15) | (jerusalem: dasar kebenaran) Gereja/jemaat Allah yang hidup, Ula 5:26; 2Ko 6:16, ialah "baitNya", artinya baik rumah maupun keluargaNya, Bil 12:7; Ibr 3:6; 10:21; 1Pe 4:17. Dalam gereja itu tersimpanlah dengan aman Injil yang menyelamatkan, 1Ti 3:16. |
(0.95) | (1Tim 2:13) |
(full: ADAM YANG PERTAMA DIJADIKAN.
) Nas : 1Tim 2:13 Argumentasi Paulus untuk tanggung jawab laki-laki sebagai pimpinan dan pembina rohani, baik di rumah maupun di gereja (lihat cat. --> Ef 5:23; [atau ref. Ef 5:23] lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK), mempunyai dua landasan.
|
(0.94) | (1Tim 2:15) |
(full: PEREMPUAN AKAN DISELAMATKAN KARENA MELAHIRKAN ANAK.
) Nas : 1Tim 2:15 Paulus mengatakan bahwa wanita pada umumnya akan diselamatkan oleh iman kepada Allah dan dengan menerima tugas yang telah ditetapkan oleh Pencipta mereka.
|
(0.93) | (1Tim 3:8) |
(sh: Syarat bagi penilik jemaat (Rabu, 12 Juni 2002)) Syarat bagi penilik jemaatPenilik jemaat (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah darijemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sama (jabaran ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini). Namun, harus diingat, jabatan ini adalah jabatan yang diangkat/dipilih. Rasul Paulus menasihatkan Timotius dan jemaat agar tugas ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Memang melayani Tuhan adalah suatu panggilan terhormat dan juga indah (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1). Maka, harus ada syarat atau kriteria yang khusus untuk orang dipilih ke dalam pelayanan ini. Syarat-syarat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah kesempurnaan moral: "tidak bercacat" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Ia harus suami dari satu istri, juga dapat menahan diri/emosi (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Juga bukan peminun, pemarah apalagi "hamba uang" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">7). Yang kedua, ia juga harus mempunyai sifat-sifat positif yang tepat. Ia bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2), peramah dan pendamai (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah. Ketiga, adalah kedewasaan rohani. Seseorang yang baru bertobat tidak dapat menjadi pemimin jemaat, "agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis." (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">6) Renungkan: Jika Anda menganggap syarat-syarat ini terlalu ketak, akan menolong untuk mengingat bahwa beberapa perusahaan menerapkan syarat yang jauh lebih ketat bagi para eksekutifnya. Syarat penilik jemaat ini berasal dari Allah, karena Ia ingin yang terbaik bagi gereja-Nya, dan Roh-Nyalah yang akan mempersiapkan orang yang tepat. Bagi kita, Kristen dipanggil untuk menerapkan disiplin rohani yang murni dalam gereja kita, karena dasar kepemimpinan yang unik dan menghasilkan jemaat yang baik pula, timbal-balik. |
(0.93) | (1Tim 3:1) |
(sh: Syarat bagi penilik jemaat (Selasa, 11 Juni 2002)) Syarat bagi penilik jemaatPenilik jemaat (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sana (jabatan ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini). Namun, harus diingat, jabatan ini adalah jabatan yang diangkat/dipilih. Rasul Paulus menasihatkan Timotius dan jemaat agar tugas ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Memang melayani Tuhan adalah suatu panggilan terhormat dan juga indah (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1). Maka, harus ada syarat atau kriteria yang khusus untuk orang yang dipilih ke dalam pelayanan ini. Syarat-syarat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah kesempurnaan moral; "tidak bercacat" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Ia harus suami dari satu istri, juga dapat menahan diri/emosi (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Juga bukan peminum, pemarah, apalagi "hamba uang" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">7). Yang kedua, ia juga harus mempunyai sifat-sifat positif yang tepat. Ia bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2), peramah dan pendamai (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah. Ketiga adalah kedewasaan rohani. Seseorang yang baru bertobat tidak dapat menjadi pemimpin jemaat, "agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">6). Renungkan: Jika Anda menganggap syarat-syarat ini terlalu ketat, akan menolong untuk mengingat bahwa beberapa perusahaan menerapkan syarat yang jauh lebih ketat bagi para eksekutifnya. Syarat penilik jemaat ini berasal dari Allah, karena Ia ingin yang terbaik bagi gereja-Nya, dan Roh-Nyalah yang akan mempersiapkan orang yang tepat. Bagi kita, Kristen dipanggil untuk menerapkan disiplin rohani yang murni dalam gereja kita, karena dasar kepemimpinan yang baik akan menghasilkan jemaat yang baik pula, timbal-balik. |
(0.81) | (1Tim 6:17) | (jerusalem: pada Allah) Var: pada Allah yang hidup. |
(0.78) | (1Tim 6:2) | (jerusalem: yang kekasih) Terjemahan lain: yang dikasihi Allah. |
(0.77) | (1Tim 5:12) | (jerusalem: kesetiaan mereka) Ialah kesetiaannya terhadap pembaktian kepada Allah. |
(0.76) | (1Tim 2:5) |
(ende: Allah adalah esa) Paulus menekankan ke-esa-an Allah dan Kristus sebagai Penebus, untuk mengesankan bahwa bangsa manusia merupakan satu keesaan pula, jang seluruhnja ditentukan Allah untuk diselamatkan. |
(0.76) | (1Tim 3:16) |
(bis: dan dinyatakan benar oleh Roh Allah) dan dinyatakan benar oleh Roh Allah: atau dan dalam keadaan rohani, dinyatakan benar. |
(0.76) | (1Tim 3:9) |
(ende: Rahasia iman) jaitu segalanja jang diwudjudkan Allah dan diadjarkan dalam Indjil. |
(0.76) | (1Tim 6:2) |
(ende: Tertjinta) Itu dapat ditafsirkan "ditjintai oleh Allah", atau jang patut ditjintai sebagai saudara. |
(0.76) | (1Tim 6:11) |
(ende: Petugas jang dipilih oleh Allah) Aslinja "manusia Allah". Itu suatu ungkapan lazim dalam Perdjandjian Lama, dan telah mendjadi suatu gelaran bagi para nabi dan orang lain jang bertugas menjampaikan sabda Allah kepada umum, dan memperdjuangkan kepentingan-kepentingan Allah terhadap orang-orang jang melalaikan atau menentangnja. Terdjemahan "manusia Allah" terasa sama sekali tidak mengesankan maksud dan tjorak arti asli. Kami sangka terdjemahan jang kami pilih dapat mendekatinja. |
(0.76) | (1Tim 1:1) |
(ende) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS KATA PENGANTAR Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim. Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama. Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula. B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula. Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin. Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="ende">4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja. Tentang pribadi Timoteus Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu. |
(0.75) | (1Tim 2:6) |
(ende: Kesaksian) Kristus datang memberi kesaksian dengan adjaran-adjaran, tjara hidup dan kematianNja, bahwa rentjana Allah (rahasia Allah dari kekal) untuk menjelamatkan bangsa manusia sudah mulai dilaksanakan. |
(0.75) | (1Tim 1:17) | (jerusalem: Allah yang kekal) Harafiah: Allah tidak (dapat) binasa. Var: Allah yang tidak dapat mati. Pujian meriah yang termuat dalam ayat ini agaknya diambil alih dari ibadat Gereja. Pujian semacam itu kerap terdapat dalam surat-surat Paulus, Rom 16:27+. |
(0.75) | (1Tim 2:4) |
(full: YANG MENGHENDAKI SUPAYA SEMUA ORANG DISELAMATKAN.
) Nas : 1Tim 2:4 Alkitab menyatakan dua aspek kehendak Allah untuk manusia berhubung dengan masalah keselamatan: kehendak-Nya yang sempurna dan kehendak-Nya yang mengizinkan (lih. Mat 7:21; Luk 7:30; 13:34; Yoh 7:17; Kis 7:51; lihat art. KEHENDAK ALLAH).
|
(0.75) | (1Tim 1:13) |
(full: SEORANG PENGHUJAT DAN SEORANG PENGANIAYA.
) Nas : 1Tim 1:13 Sebelum bertobat, Paulus seorang yang dengan kejam menganiaya orang Kristen (bd. Kis 8:3; 9:1-2,4-5; 22:4-5; 26:9-11; Gal 1:13). Kejahatannya yang amat sangat terhadap umat Allah menyebabkan dia layak dinamakan orang yang paling berdosa (ayat 1Tim 1:14-15; bd. 1Kor 15:9; Ef 3:8). Namun, karena dia sungguh percaya ia sedang melayani Allah (Kis 23:1; 26:9), maka Allah menunjukkan kemurahan dan panjang sabar serta memberi kesempatan kepadanya untuk bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan (Kis 9:1-19). Kemurahan Allah kepada Paulus seharusnya memberikan kita semangat untuk memberitakan Injil kepada orang berdosa, dengan yakin bahwa kuasa dan kasih karunia Allah dapat menebus dan mengubah kehidupan mereka. |
(0.75) | (1Tim 6:11) |
(sh: Menjadi manusia Allah (Kamis, 20 Juni 2002)) Menjadi manusia AllahAyat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">11-16 memberikan semacam inti dari keseluruhan nasihat Paulus kepada Timotius. Dengan penyebutan "manusia Allah" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">11), Paulus menunjukkan bahwa status diri Timotius bukan hanya pemimpin, tetapi juga pemberi teladan di jemaatnya, agar mereka pun dapat mengikutinya menjadi manusia Allah. Karena itu, Timotius harus menjauhi semua hal yang tidak baik, dan sungguh-sungguh berusaha mengejar "keadilan, ibadah, kasih, kesabaran, dan kelembutan" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">11). Sifat-sifat ini harus menjadi bagian dari hidupnya sebagai seorang manusia Allah. Karena itu, di ayat selanjutnya (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">12) Paulus mengambil gambaran dari sebuah pertandingan. Ia harus bertanding karena kondisi yang dihadapinya berat. Ia juga harus "merebut hidup yang kekal" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">12), bukan dalam arti mencapai keselamatan hidup kekal dengan usahanya sendiri, tetapi dalam arti menunjukkan bahwa dirinya sungguh -sung guh adalah pemenang dalam pertandingan ini. Caranya adalah dengan menuruti "perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">14a), dan dengan memelihara apa yang telah dipercayakan kepadanya, baik pelayanannya maupun orang-orang yang dilayaninya (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">20). Allah dan Kristus Yesus menjadi saksi Timotius (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">13), dan pada akhirnya nama Yesus akan dimuliakan sebagai hasil dari perjuangannya (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">16). Paulus meminta Timotius untuk mengikuti nasihat ini karena Yesus Kristus adalah "Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan" (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">15). Fakta ini cukup kuat untuk menjadi dasar bagi tingkah laku orang Kristen, "Yesus adalah raja atas hidup saya dan tiap bagiannya!" Prinsip itu juga harus berlaku bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Sekali lagi Paulus menasihati agar Timotius memperingatkan para orang kaya agar tidak mengandalkan kekayaan harta mereka dan menjadi tinggi hati, tetapi hanya berharap sepenuhnya kepada Allah saja (ayat Rumah+Allah+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">17-19). Perbuatan baik mereka menjadi tanda yang menghidupkan pengharapan mereka. Renungkan: Kristen harus mampu membuktikan bahwa ia adalah manusia Allah, milik Allah dan pemenang pertandingan melalui setiap aspek kehidupannya. |