(0.31) | (Ibr 4:1) |
(sh: Perhentian (Rabu, 6 Oktober 1999)) PerhentianDi satu pihak kita mungkin merasa ngeri terhadap
"perhentian" (misalnya, PHK); namun di pihak lain
perhentian itu kita rindukan (misalnya bebas dari keharusan
bekerja terus-menerus). Melalui penciptaan Allah
menetapkan dan memberkati baik pekerjaan maupun perhentian,
khususnya hari perhentian atau hari ketujuh, yang dianggap
oleh para rabi sebagai perhentian kekal, karena dalam
Berusaha untuk masuk.
Bagaimana cara "berusaha masuk ke dalam perhentian" (ayat
11)? Tak lain tak bukan "percaya dan taat" (ayat |
(0.31) | (Luk 20:36) | (jerusalem: tidak dapat mati lagi) Var: tidak harus mati lagi |
(0.30) | (Yoh 20:27) | (jerusalem) Sebelum mengakhiri injilnya Yohanes sekali lagi menarik orang beriman kepada luka di lambung Yesus, bdk Yoh 19:34+. |
(0.30) | (Yak 2:26) | (jerusalem) Kesimpulan dari Yak 2:17,20,24 ini berupa perbandingan dengan tubuh yang tidak bernyawa lagi. |
(0.30) | (1Yoh 2:19) | (jerusalem: dari antara kita) Meskipun antikristus-antikristus itu secara lahiriah masih termasuk jemaat, namun mereka tidak lagi mempunyai roh Kristus. |
(0.30) | (Mrk 1:32) |
(bis: matahari terbenam) matahari terbenam: Dengan terbenamnya matahari maka hari Sabat sudah berakhir, sehingga orang-orang Yahudi diperbolehkan bekerja lagi. |
(0.30) | (Rm 10:9) |
(ende) Paulus sekali lagi hendak menekankan dengan perkataan tegas, berdasarkan Kitab Kudus pula, bahwa keperdjajaan adalah satu-satunja pokok kebenaran. |
(0.30) | (Rm 15:18) |
(ende) Bdl. Gal 2:20: Aku hidup, tetapi bukan aku lagi jang hidup, melainkan Kristus didalam diriku. |
(0.30) | (1Kor 2:1) |
(ende: Kesaksian Allah) ialah wahju Allah jang dimaklumkan sebagai kebenaran mutlak, lagi dibenarkan dan diperkuat oleh pernjataan-pernjataan adjaib. |
(0.30) | (1Kor 16:21) |
(ende) Sebagai membubuh tandatangan, Paulus menulis salamnja dengan tangannja sendiri, dan ditambahnja lagi beberapa kalimat jang penuh berisi dan terasa penting. |
(0.30) | (1Kor 16:23) |
(ende) "Paulus rupanja hendak merekamkan kedalam hati umat sekali lagi, bahwa segala-galanja bergantung pada rahmat Allah. |
(0.30) | (Ibr 2:9) |
(ende: Sebagai rahmat Allah) Sengsara maut jang dialami Jesus mendjadi pokok rahmat bagi kita seperti diterangkan lagi dalam ajat berikut. |
(0.30) | (2Ptr 2:3) |
(ende) Jang lebih berbahaja lagi ialah bahwa nabi-nabi palsu itu tidak membawa manusia kepada Allah tetapi kepada dirinja sendiri. |
(0.30) | (2Ptr 2:22) |
(ende) Mereka jang mungkir dari iman itu sama halnja dengan andjing jang sendiri makan lagi muntahannja; ini adalah lambang kemerosotan moril |
(0.30) | (Mat 10:16) |
(sh: Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen? (Sabtu, 27 Januari 2001)) Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen?Yesus menggambarkan Kristen seperti domba di tengah- tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang balik serigala? Demikian pula Kristen dalam dunia yang begitu jahat, tidak dapat menyerang balik. Namun apakah ini berarti bahwa Kristen hanya pasrah ketika dijadikan korban? Apakah tidak ada seorang pun yang membelanya? Merpati adalah binatang yang mudah ditipu dan tidak peka (Hos. 7:11) sementara di daerah Timur Tengah ular dipandang sebagai binatang buas yang pandai menghindari bahaya. Jika Kristen harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, berarti Kristen dalam menjalani kehidupan di dunia yang jahat ini harus pandai menghindari bahaya tanpa menjadi berbahaya bagi orang lain, dan tulus tanpa menjadi bodoh. Namun bagaimana jika Kristen sudah berada dalam bahaya karena sudah diseret ke Majelis Agama, ke muka penguasa-penguasa, atau raja-raja? Dalam situasi seperti ini, cerdik dan tulus tidak lagi memadai. Pada abad pertama mereka yang dihadapkan ke pengadilan membutuhkan pembela yang pandai, jika tidak maka dapat dipastikan bahwa mereka akan kalah. Kristen tidak perlu takut sebab Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan untuk menjadi pembela bagi dirinya sendiri. Namun bagaimana jika Kristen tidak dibawa ke pengadilan tetapi langsung menghadapi kesadisan manusia (ayat 21-22)? Bagaimana Kristen mengatasi ketakutan itu? Pertama, kita harus selalu ingat bahwa orang-orang zaman Yesus juga menganiaya diri-Nya. Mengapa kita sebagai pengikut-Nya berharap untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik (ayat 24-25)? Kedua, kita juga harus ingat bahwa suatu saat apa yang dilakukan mereka kepada kita akan dinyatakan dalam terang dan mereka akan menghadapi penghakiman. Ketiga, seandainya mereka berhasil membunuh kita, kita harus ingat bahwa jiwa kita tidak ikut binasa, namun masuk ke dalam kehidupan kekal. Akhirnya, kita harus tetap yakin bahwa tidak ada satu pun yang terjadi atas diri kita di luar kehendak Allah. Jika demikian mengapa kita harus menyangkal Yesus (ayat 32-33)? Renungkan: Ternyata Kristen tidaklah lemah dan tak berdaya, karena di dalam Kristen tersembunyi kekuatan yang luar biasa, yang bersumber dari Allah dan yang memampukan Kristen untuk tetap bertahan. Sejarah kaum martir telah membuktikannya. |
(0.30) | (Mat 16:1) |
(sh: Pemahaman yang statis (Rabu, 14 Februari 2001)) Pemahaman yang statisOrang yang merasa dirinya paling benar, sulit menerima pendapat orang lain, sehingga ia tidak pernah memberi kesempatan bagi dirinya untuk berpikir bahwa ada kemungkinan ia salah. Kesalahan demi kesalahan menjadikan dia hidup dalam dunianya sendiri, karena ia mengisolirkan dirinya dari kebenaran yang ada. Demikianlah dengan orang Farisi yang selalu menganggap diri paling benar. Bila ada yang tidak sependapat atau setingkahlaku dengan mereka, dengan segala usaha mereka berusaha menyingkirkan musuhnya.
Orang Farisi selalu mencari sekutu untuk
menyingkirkan Yesus. Kali ini mereka bersekutu
dengan orang Saduki untuk mencobai Yesus dengan
topik yang sama, yakni meminta Yesus membuat tanda
dari surga. Tanda dinyatakan agar seorang memiliki
iman kepada-Nya dan bukan sebagai ajang pembuktian
diri Yesus. Mereka hanya mengakui Yesus sebagai
anak tukang kayu, tidak lebih dari itu. Analogi
yang digunakan Yesus untuk menjawab mereka (ayat
Mengingat betapa berbahayanya pengaruh orang-orang
Farisi dan Saduki, maka Yesus memperingatkan murid-
murid-Nya agar waspada terhadap ajaran mereka.
Namun murid-murid-Nya memiliki pemahaman yang
statis, artinya dari dulu hingga saat itu tidak
berubah. Seharusnya mereka tidak lagi
menghubungkan peringatan ini dengan hal jasmani,
karena dua mukjizat yang Yesus lakukan (ayat Renungkan: pemahaman yang statis karena kebebalan hati akan menghalangi seseorang untuk beriman kepada Yesus dan kelambanan untuk mengerti akan menghambat seseorang memiliki pertumbuhan iman kepada Yesus. |
(0.30) | (Kis 28:30) |
(ende: Dua tahun genap) Lukas menggunakan istilah Junani "dietia" dari bahasa kehakiman, artinja "djangka waktu dua tahun" dan mengandung ketentuan, bahwa seorang tahanan jang seliwat djangka waktu itu belum diadili dengan sendirinja harus dibebaskan. Sebab para pembatja Romawi dan Junani mengetahui ketentuan itu, Lukas tentu merasa tak perlu mentjatat bahwa Paulus dibebaskan. Paulus sendiri tentu menggunakan saat itu, bila ia menjatakan dalam Fili 1:25-26; 2:24 dan File 22 harapan jang pasti, bahwa tak lama lagi ia dibebaskan. |
(0.30) | (2Kor 13:2) |
(full: AKU TIDAK AKAN MENYAYANGKAN.
) Nas : 2Kor 13:2 Kasih seorang pendeta terhadap umatnya (lihat cat. --> 2Kor 12:15) [atau ref. 2Kor 12:15] menuntut baik sikap yang keras maupun kasih sayang. Akan ada saat tertentu ketika kesabaran sudah melampaui batasnya, dan demi kebaikan jemaat, para pelanggar tidak harus disayangkan lagi. |
(0.30) | (Flm 1:16) |
(full: SEBAGAI SAUDARA YANG KEKASIH.
) Nas : Filem 1:16 Perbudakan tidak dapat terjadi antara orang percaya yang telah mengerti kebenaran persaudaraan Kristen. Onesimus tidak boleh lagi diperlakukan sebagai hamba, tetapi sebagai teman seiman dan saudara yang terkasih, seorang yang dalam pandangan Allah setara dengan rasul Paulus dan Filemon (lihat cat. --> Kol 3:22). [atau ref. Kol 3:22] |
(0.29) | (1Kor 7:14) |
(full: SUAMI ... ISTERI ... ANAK-ANAK.
) Nas : 1Kor 7:14 Apabila seorang percaya terikat dalam suatu pernikahan dengan seorang yang tidak percaya, baik pernikahannya itu maupun anak yang dilahirkan dalam pernikahan itu adalah absah di hadapan Allah. Karena itu, orang percaya itu harus hidup bersama dengan yang tidak percaya itu dan jangan mencari jalan untuk memecah-belah pernikahan atau rumah tangga itu. Apa lagi, oleh karena suami atau istri itu adalah orang percaya, maka ia bisa mempunyai pengaruh yang khusus sehingga pasangannya itu dapat dibimbing untuk menerima Kristus (bd. 1Pet 3:1-2). |