Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 7553 ayat untuk untuk mengetahui (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.28) (2Raj 9:1) (sh: Penghukuman keturunan Ahab tidak dapat ditunda lagi sebab (Minggu, 28 Mei 2000))
Penghukuman keturunan Ahab tidak dapat ditunda lagi sebab

keturunannya sudah mengkontaminasi, tidak saja seluruh Israel namun juga Yehuda melalui perkawinan antara keturunan Ahab dengan keturunan Yosafat (2Taw. 18:1-3, 2Raj. 8:18,27). Jika dibiarkan maka kerajaan Israel dan Yehuda secara politik dan militer akan hancur. (2Raj. 1:1, 8:20-22). Jika kehancuran tidak dicegah maka misi dan visi Allah memilih bangsa Israel akan gagal dan ini berakibat fatal bagi seluruh umat manusia.

Jadi karena faktor itu, maka keturunan Ahab tidak bisa dilenyapkan dengan bencana alam. Harus ada dinasti lain yang akan menggantikan untuk memerintah Israel dan sekaligus melenyapkan seluruh keturunan Ahab. Maka dinasti itu juga harus muncul dari orang yang tidak asing bagi dinasti lama, sehingga paling tidak orang tersebut sudah mengetahui seluk beluk pemerintahan di Israel. Orang tersebut harus mengenal seluruh keturunan Ahab dan rahasia-rahasia Ahab, sehingga tidak akan ragu-ragu lagi menjalankan amanat Allah. Ini penting untuk menjamin tuntasnya hukuman yang dijatuhkan kepada Ahab. Karena itu jika pilihan jatuh ke Yehu adalah tepat karena Yehu adalah ajudan Ahab yang sangat dekat dengannya dan mengetahui banyak rahasianya. (1Raj. 22:38; 2Raj. 9:26). Kedekatan dengan penguasa identik dengan kekuasaan. Karena itu sangat mudah bagi dia untuk merekrut para pengikut. Namun karena itu pula maka pengurapannya perlu dirahasiakan. Juga bukan Elisa sendiri yang mengurapi karena Elisa adalah nabi yang sangat populer. Kemana pun ia datang pasti akan menimbulkan kegemparan. Kerahasiaan ini hanya untuk menjamin keberhasilan misi Yehu sebagai seorang manusia.

Renungkan: Tepat waktu, tepat orang, dan tepat cara merupakan faktor-faktor utama yang selalu ada dalam setiap karya Allah. Pola kerja yang demikian harus menjadi pola Kristen juga.

Bacaan untuk Minggu Paskah 6:

Kisaha Para Rasul untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">8:4-8, 14-17 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis8.htm#untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">8:4 1Petrus 3:13-18 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe3.htm#untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">3:13 Yohanes 14:15-21 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh14.htm#untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">14:15 Mazmur 66:1-7 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz66.htm#untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">66:1

Lagu: Kidung Jemaat 291

(0.28) (Mzm 62:1) (sh: Tenang teduh di dekat Tuhan (Senin, 8 Oktober 2001))
Tenang teduh di dekat Tuhan

Mazmur ini membeberkan keyakinan Daud kepada Tuhan saat ia menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya (ayat 2- 5). Dengan keyakinannya, ia mengajak umat-Nya bersandar kepada Tuhan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">6-9). Karena ia menyadari bahwa segala kejayaan manusia adalah rapuh di hadapan Tuhan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-11), tetapi kuasa, kasih setia, dan keadilan Tuhan yang diberikan kepadanya adalah teguh (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13).

Situasi saat itu bukanlah keadaan yang aman bagi Daud. Ia menyadari bahwa dirinya seperti dinding miring yang segera akan roboh (ayat 4), yang sedang dikerumuni oleh mereka yang ingin menghempaskannya. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh. Kedekatannya kepada Tuhan tidaklah terlepas dari pemahamannya tentang Tuhan sebagai sumber keselamatan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">2b), pengharapan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">6b, 7), dan kemuliaannya (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia adalah tempat perlindungan yang teguh, yang menyediakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya untuk mencurahkan isi hati mereka (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">9). Dialah yang memberikan kepadanya kuasa, kasih setia, dan keadilan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">12).

Pengenalannya yang tepat kepada Tuhan menuntunnya untuk: [1] Tetap tenang pada masa yang sukar, karena ia mengetahui bahwa para musuhnya tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">10); [2] Menyadari bahwa keselamatan dan kemuliaannya bergantung kepada Tuhan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">8). Ia mengajak umat-Nya untuk tidak bergantung kepada harta, melainkan kepada Tuhan setiap waktu (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">9); [3] Menjadi seorang penguasa yang memiliki kesadaran moral dan menyadari bahwa pemerasan dan perampasan bukanlah jalan keluar bagi persoalannya (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" vsf="TB" ver="">11).

Renungkan: Apakah atau siapakah yang selama ini menjadi sumber rasa aman Anda? Tepatkah Anda berharap kepadanya? Hal-hal apakah yang menjadi penghambat bagi Anda untuk bergantung penuh pada Tuhan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk semakin bergantung kepada Tuhan?

(0.28) (Kej 22:1) (full: ALLAH MENCOBA ABRAHAM. )

Nas : Kej 22:1

Iman dan penyerahan Abraham kepada Allah diuji seberat-beratnya. Allah memerintahnya untuk melakukan sesuatu yang sama sekali bertentangan dengan akal sehat dan kasihnya selaku seorang bapa dan harapan seumur hidupnya (ayat Kej 22:2). Di dalam kisah Abraham kita membaca tentang tiga ujian iman yang besar.

  1. (1) Panggilan untuk memisahkan dirinya dari bangsa dan tanah airnya (Kej 12:1) serta pergi tanpa mengetahui tujuannya (bd. Ibr 11:8);
  2. (2) tuntutan untuk mempercayai Allah akan menggenapi perjanjian-Nya walaupun penggenapan perjanjian itu tidak tampak selama 25 tahun (Kej 12:1-3; 15:6,8; 18:9-14; Ibr 11:8-13);
  3. (3) perintah untuk mempersembahkan Ishak, putra yang dijanjikan itu (pasal Kej 22:1-24). Dengan cara yang mirip dengan yang dialami Abraham, iman sejati semua orang percaya akan diuji.
(0.28) (Ams 1:1) (full: )

Penulis : Salomo dan Orang Lain

Tema : Hikmat untuk Hidup dengan Benar

Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM

Latar Belakang

PL Ibrani secara khusus terbagi atas tiga bagian: Hukum, Kitab Para Nabi, dan Tulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasuk dalam bagian ketiga ialah kitab-kitab Syair dan Hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah. Demikian pula, Israel kuno mempunyai tiga golongan hamba Tuhan: para imam, para nabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijak khususnya dikaruniai hikmat dan nasihat ilahi mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis dan filosofis. Amsal merupakan hikmat para bijak yang terilhamkan.

Istilah Ibrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisa berarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasa berhikmat". Karena itu ada beberapa ajaran (ucapan orang bijak) yang agak panjang dalam kitab ini (mis. Ams 1:20-33; Ams 2:1-22; Ams 5:1-14), dan juga aneka pernyataan ringkas yang menggugah berisi hikmat untuk hidup dengan bijaksana dan benar. Sedangkan kitab Amsal menyajikan suatu bentuk pengajaran berupa amsal yang umum dipakai di Timur Dekat zaman dahulu, hikmatnya itu khusus karena disajikan dalam konteks Allah dan semua standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian Allah. Alasan-alasan popularitas pengajaran berupa amsal pada zaman kuno ialah kejelasannya dan sifat mudah dihafalkan dan disampaikan kepada angkatan berikutnya.

Sebagaimana Daud menjadi sumber tradisi bermazmur di Israel, demikian Salomo menjadi sumber tradisi hikmat (lih. Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1). Menurut 1Raj 4:32, Salomo menghasilkan 3000 amsal dan 1005 kidung semasa hidupnya. Penulis lain yang disebutkan dalam Amsal adalah Agur (Ams 30:1-33) dan Raja Lemuel (Ams 31:1-9), keduanya tidak kita kenal. Penulis-penulis lain disebut secara tak langsung dalam Ams 22:17 dan Ams 24:23. Sekalipun sebagian besar Amsal ini digubah pada abad ke-10 SM, waktu terdini yang mungkin bagi selesainya penyusunan kitab ini adalah masa pemerintahan Hizkia (yaitu sekitar 700 SM). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun amsal-amsal Salomo (Ams 25:1--29:27) dapat diberi tanggal tahun 715-686 SM sementara masa kebangunan rohani yang dipimpin raja yang takut akan Allah ini. Sangat mungkin amsal-amsal gubahan Agur, Lemuel, dan "amsal-amsal dari orang bijak" lainnya terkumpul juga pada waktu itu.

Tujuan

Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga

  1. (1) orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4),
  2. (2) kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan
  3. (3) orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).

Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7).

Survai

Tema yang mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar", sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini

  1. (1) memberi nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan, kebenaran, dan disiplin;
  2. (2) memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik;
  3. (3) membandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.

Walaupun kitab ini, seperti Mazmur, tidak dapat diringkas dengan mudah seperti kitab lainnya dalam Alkitab, terdapat struktur yang jelas (lih. Garis Besar); secara khusus hal ini berlaku dalam pasal untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">1-9 (Ams 1:1--9:18) yang berisi 13 ajaran sebagaimana akan diberikan oleh seorang ayah kepada putranya bila memasuki usia remaja. Terkecuali tiga ajaran (lih. Ams 1:30; Ams 8:1; Ams 9:1), masing-masing diawali dengan "hai, anakku" atau "hai, anak-anakku." Ke-13 ajaran ini berisi banyak titah hikmat yang penting bagi kaum muda. Mulai dengan pasal untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">10 (Ams 10:1-32) Amsal berisi pengarahan penting mengenai hubungan keluarga (mis. Ams 10:1; Ams 12:4; Ams 17:21,25; Ams 18:22; Ams 19:14,26; Ams 20:7; Ams 21:9,19; Ams 22:6,28; Ams 23:13-14,22,24-25; Ams 25:24; Ams 27:15-16; Ams 29:15-17; Ams 30:11; Ams 31:10-31). Sekalipun Amsal adalah kitab yang isinya sangat praktis, kitab ini juga berisi pandangan yang dalam tentang Allah. Allah adalah perwujudan hikmat (mis. Ams 8:22-31) dan Pencipta (mis. Ams 3:19-20; Ams 8:22-31; Ams 14:31; Ams 22:2); Allah digambarkan sebagai mahatahu (mis. Ams 5:21; Ams 15:3,11; Ams 21:2), adil (mis. Ams 11:1; Ams 15:25-27,29; Ams 19:17; Ams 21:2-3), dan berdaulat (mis Ams 16:9,33; Ams 19:21; Ams 21:1). Amsal ditutup dengan sebuah pujian mengesankan bagi seorang istri yang berbudi luhur (Ams 31:10-31).

Ciri-ciri Khas

Delapan ciri utama menandai kitab ini.

  1. (1) Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan "takut akan Tuhan" (Ams 1:7); jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Takut akan Tuhan ditekankan berulang-ulang dalam kitab ini (Ams 1:7,29; Ams 2:5; Ams 3:7; Ams 8:13; Ams 9:10; Ams 10:27; Ams 14:26-27; Ams 15:16,33; Ams 16:6; Ams 19:23; Ams 22:4; Ams 23:17; Ams 24:21).
  2. (2) Sebagian besar nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
  3. (3) Inilah kitab yang paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar -- prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
  4. (4) Hikmat praktis, ajaran saleh, dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi hidup mereka.
  5. (5) Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel (bd. Kel 20:12,14,17; Ul 6:1-9). Dosa-dosa yang melanggar maksud Allah bagi keluarga disingkapan secara khusus dan diberi peringatan.
  6. (6) Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.
  7. (7) Istri dan ibu bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab (pasal untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">31; Ams 31:1-31) adalah unik dalam sastra kuno karena

pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.

  1. (8) Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Hikmat diwujudkan dalam pasal untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">8 (Ams 8:1-36) dengan cara yang mirip dengan perwujudan _logos_ ("Firman") dalam kitab Yohanes (Yoh 1:1-18). Hikmat itu

  1. (1) ikut terlibat dalam penciptaan (Ams 3:19-20; Ams 8:22-31),
  2. (2) terkait dengan asal-usul kehidupan biologis dan rohani (Ams 3:19; Ams 8:35),
  3. (3) dapat diterapkan pada hidup yang benar dan bermoral (Ams 8:8-9), dan
  4. (4) tersedia bagi mereka yang mencarinya (Ams 2:1-10; Ams 3:13-18; Ams 4:7-9; Ams 8:35-36). Hikmat Amsal diungkapkan dengan sempurna dalam Yesus Kristus, yang "lebih daripada Salomo" (Luk 11:31), yang "telah menjadi hikmat bagi kita" (1Kor 1:30) dan yang "di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3).
(0.28) (2Sam 14:1) (sh: Yang pergi. (Selasa, 30 Juni 1998))
Yang pergi.

Absalom yang pergi meninggalkan kaum keluarganya karena takut, tentulah rindu untuk kembali. Tak ada orang yang dapat hidup dengan tenang kalau ia terbuang. Ini adalah gambaran bahwa manusia tidak dapat hidup tenang dan bahagia kalau ia terbuang jauh dari Allah. Tetapi Absalom tidak berani langsung kembali; khawatir ayahnya, Daud masih marah. Yoab menduga Daud sudah tidak marah lagi. Kemudian disusunlah siasat untuk mengetahui apakah benar Daud sudah tidak marah. Perdamaian memang harus diusahakan lebih dari apapun.

Yang menimbang, Seorang perempuan Tekoa diminta bersandiwara untuk meminta pertimbangan apakah kiranya orang seperti Absalom harus dibunuh atau dibiarkan hidup. Inilah cara Yoab untuk meminta pengampunan atas Absalom dari raja. Dari pertimbangannya yang bijaksana Daud mengatakan bahwa orang yang seperti Absalom itu seharusnya jangan dicelakai. "Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya orang yang terbuang jangan tinggal terbuang daripada-Nya" kata perempuan Tekoa ini. Begitulah kasih Allah.

Renungkan: Karya rekonsiliasi Yesus Kristus bertujuan agar orang yang terbuang dari Allah atau pun dari keluarga dapat dipulihkan kembali.

Doakan: Orang yang sudah lama meninggalkan Tuhan.

(0.28) (Ef 1:15) (sh: Kekayaan rohani di dalam Kristus (Minggu, 2 November 2003))
Kekayaan rohani di dalam Kristus

Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh orang-orang yang bertobat, yang beriman dan yang sudah berada di dalam Kristus. Akan tetapi, berkat-berkat atau kekayaan ilahi tersebut tidak dapat dipahami secara alamiah. Artinya, setiap orang memerlukan Roh yang menyatakan kebenaran firman dan yang kemudian memberi hikmat untuk memahaminya dan menerapkannya. Roh juga memberikan kuasa, kesanggupan, untuk mempraktikkan kebenaran. Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat kenyataan rohani yaitu agar jemaat dapat mengenal Allah (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">17b); agar jemaat mengenal panggilan Allah (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">18a); agar jemaat mengetahui kekayaan Allah (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">18b); agar jemaat dapat mengenal kuasa Allah (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">19-23). Mata hati di sini berarti batin manusia yang meliputi perasaan, pikiran, dan kemauan. Kepada kita ahli-ahli waris-Nya, Allah menunjukkan kasih-Nya, menjanjikan suatu masa depan yang indah. Allah memberikan dorongan kepada kita untuk hidup dengan penuh pengharapan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">19). Paulus ingin agar jemaat mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya. Itulah yang kini menjadi pusat perhatian doa Paulus.

Renungkan: Apakah Anda mau mengenal Allah, panggilan Allah, kekayaan Allah dan kuasa Allah melalui pengalaman hidup Anda? Terapkanlah fungsi Anda sebagai tubuh Kristus.

(0.27) (Luk 13:22) (sh: Waktu penyelamatan yang sempit (Selasa, 2 Maret 2004))
Waktu penyelamatan yang sempit

"Orang modern terkenal dengan kesibukan dan jadwal yang padat. Sampai-sampai mereka tidak memiliki waktu untuk menunda pekerjaan. Akan tetapi, untuk hal rohani, justru kebalikannya". Apakah pernyataan ini dapat dibenarkan? Inilah tantangan buat kita, orang-orang Kristen yang hidup pada zaman modern sekarang ini. Kesempatan untuk mendapatkan keselamatan tidak selalu ada, dan kita juga tidak mengetahui kapan kesempatan itu berakhir.

Atas pertanyaan mengenai jumlah orang yang diselamatkan, Yesus menjawab justru dengan menyingkapkan urgensi waktu. Pintu sempit menyebabkan orang harus berjuang dan berdesak-desakan dengan orang lain untuk memasukinya. Jangan menunda-nunda mengambil keputusan.

Sikap menunda orang Yahudi disebabkan oleh keyakinan bahwa mereka sudah pasti akan masuk Kerajaan Allah, sehingga tidak merasa urgensinya untuk mengambil keputusan. Padahal, Yesus berkata, "Aku tidak tahu dari mana kamu datang." Mereka tidak dikenal Yesus oleh karena mereka tidak memilih untuk mengenal Dia. Oleh sebab itu banyak kejutan akan terjadi. Orang yang menyangka akan masuk ke Kerajaan Allah justru ditolak, sedangkan orang-orang yang mereka cap kafir tetapi memiliki Yesus akan menikmatinya bersama dengan para orang saleh Perjanjian Lama (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">28-30).

Yesus sendiri menyadari urgensi di dalam pelayanan-Nya. Ia berkata, hari ini dan esok adalah untuk melayani, karena hari ketiga Dia harus mati untuk menyelamatkan umat manusia (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">32-33). Yesus menangisi Yerusalem yang menolak untuk menerima dan percaya kepada-Nya. Maka mereka hanya akan menyaksikan peristiwa salib tanpa dapat menikmati khasiatnya.

Untuk dilakukan: Bila Anda belum atau tidak merasa perlu mengambil keputusan mengenai keselamatan Anda, sekaranglah saat yang tepat.

(0.27) (Kel 33:11) (full: SEPERTI ... TEMANNYA. )

Nas : Kel 33:11

Allah memandang Musa sebagai sahabat karib-Nya yang dengannya Ia dapat berbicara berhadapan muka. Hubungan yang khusus ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa Musa sungguh-sungguh berserah kepada Allah, dan kepada perkara, keinginan, dan maksud-Nya. Musa begitu menyatu dengan Roh Allah sehingga ia turut merasakan perasaan Allah, menderita ketika Allah menderita dan berdukacita ketika Allah bersedih atas dosa (bd. Kel 32:19). Setiap orang percaya harus berusaha melalui doa, untuk mengetahui cara-cara Allah dan semakin menyatu dengan Dia dan maksud-maksud-Nya sehingga ia sungguh-sungguh menjadi sahabat Allah.

(0.27) (Ezr 3:2) (full: MEMBANGUN MEZBAH ALLAH ISRAEL. )

Nas : Ezr 3:2

Prioritas utama orang buangan yang pulang itu ialah membangun mezbah untuk Tuhan. Mezbah adalah pusat penyembahan Yahudi, karena di atasnya korban dan darah pendamaian karena dosa dipersembahkan kepada Allah

(lihat cat. --> Kel 27:1).

[atau ref. Kel 27:1]

  1. 1) Umat itu terdorong untuk membangun mezbah, setidak-tidaknya sebagian, karena bahaya dari "penduduk negeri" (ayat Ezr 3:3). Mereka mengetahui bahwa Allah akan melindungi mereka dari bahaya hanya apabila mereka menghampiri-Nya dalam iman dan ketaatan (lih. Kel 19:5; Kel 29:43; bd. Ibr 4:16).
  2. 2) Mereka juga memahami maksud pokok eksistensi mereka. Mereka harus mempersembahkan korban kepada Allah selaku "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6). Hanya dengan memenuhi panggilan rohani ini mereka dapat menjadi umat sebagaimana dikehendaki Allah. Demikian pula, orang percaya kepada Kristus harus menjadi "imamat yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, sehingga kamu dapat memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (1Pet 2:9), dan untuk mempersembahkan "persembahan rohani, yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah" (1Pet 2:5; lih. Ibr 13:10). Dengan kata lain, gereja selaku umat Allah zaman PB merupakan ahli waris dan penerus Israel.
(0.27) (Ayb 42:10) (full: MEMBERIKAN KEPADA AYUB DUA KALI LIPAT DARI ... DAHULU. )

Nas : Ayub 42:10

Pemulihan kekayaan Ayub menyatakan maksud Allah bagi semua orang percaya yang setia.

  1. 1) Maksud penebusan Allah berhubungan dengan penderitaan Ayub tercapai. Allah membiarkan Ayub menderita karena alasan-alasan yang tidak dimengertinya. Allah tidak pernah membiarkan orang percaya menderita tanpa maksud rohani, sekalipun mereka tidak memahami alasan-alasannya. Kita harus percaya Allah dalam keadaan semacam itu, mengetahui bahwa dalam keadilan-Nya yang sempurna Dia akan berbuat apa yang secara kekal terbaik bagi kita dan kerajaan-Nya.
  2. 2) Pendamaian Ayub dengan Allah dan penerimaan hidup kelimpahan menekankan bahwa kesulitan atau penyakit apa pun yang harus dialami, pada saat-Nya sendiri Allah akan mengulurkan tangan untuk menolong mereka yang bertekun untuk memberikan pemulihan dan kesembuhan total. "Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan" (Yak 5:11).
  3. 3) Setiap orang yang tetap setia kepada Allah di tengah pencobaan dan penderitaan hidup ini akhirnya akan menikmati keadaan penuh sukacita dan berkat ketika ia menikmati kehadiran Allah untuk kekal (lih. 2Tim 4:7-8; 1Pet 5:10; Wahy 21:1-27; 22:1-5).
(0.27) (Yes 58:6) (full: BERPUASA YANG KUKEHENDAKI. )

Nas : Yes 58:6

Puasa yang diperkenan Allah ialah puasa yang disertai kasih kepada diri-Nya dan perhatian sungguh-sungguh untuk mereka yang tertindas. Orang percaya harus tahu bahwa pemberian persepuluhan dan persembahan kepada gereja tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk memberi kepada orang miskin. Kita harus membagi makanan dengan mereka yang kelaparan dan menyediakan pakaian bagi mereka yang tidak punya. Kita harus dengan sungguh-sungguh berusaha mengetahui kebutuhan orang lain, khususnya anggota jemaat kita sendiri, serta mengabdikan diri untuk melakukan apa yang dapat kita lakukan (bd. Gal 6:10;

lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT).

Berkat-berkat dari ayat Yes 58:8

(lihat cat. --> Yes 58:8 berikutnya)

[atau ref. Yes 58:8]

diberikan kepada orang yang memiliki hati dari ayat Yes 58:6 dan bersedia bertindak seperti di ayat Yes 58:7.

(0.27) (Za 7:1) (full: ADAKAH KAMU SUNGGUH-SUNGGUH BERPUASA UNTUK AKU? )

Nas : Za 7:1-5

Hukum Allah mewajibkan puasa satu hari setiap tahun, yaitu pada Hari Raya Pendamaian pada bulan ke-7. Pada saat ini orang Yahudi telah menambahkan sebuah puasa pada bulan ke-5 untuk memperingati pembinasaan Bait Suci oleh pasukan Nebukadnezar (2Raj 25:8-9). Kini setelah Bait Suci dibangun kembali (518 SM), mereka ingin mengetahui apakah mereka perlu terus melaksanakan hari puasa itu.

  1. 1) Firman Tuhan menunjukkan bahwa mereka tidak berpuasa dengan benar

    (lihat cat. --> Mat 6:16);

    [atau ref. Mat 6:16]

    puasa mereka sekadar upacara lahiriah saja, hampa kelaparan dan dahaga yang sungguh-sungguh akan Allah dan kebenaran-Nya.
  2. 2) Umat itu perlu memperhatikan para nabi seperti Yesaya (bd. Yes 58:3-5) dan memberikan tanggapan dengan puasa sambil berdoa memohon kasih karunia untuk hidup kudus dan benar di hadapan Allah dan sesama (ayat Za 7:8-10).
(0.27) (2Kor 1:22) (full: ROH KUDUS DI DALAM HATI KITA SEBAGAI JAMINAN. )

Nas : 2Kor 1:22

Paulus menguraikan empat aspek karya Allah dalam diri orang percaya melalui Roh Kudus.

  1. 1) Roh Kudus menetapkan orang percaya dan menolong mereka bertekun dalam kehidupan iman mereka

    (lihat cat. --> 1Pet 1:5).

    [atau ref. 1Pet 1:5]

  2. 2) Roh mengurapi orang percaya supaya memberikan mereka kuasa untuk bersaksi

    (lihat cat. --> Kis 1:8),

    [atau ref. Kis 1:8]

    untuk melakukan pekerjaan Kristus (Yes 61:1; Mat 10:19-20; Yoh 14:12; Kis 10:38) dan untuk mengetahui kebenaran (1Yoh 2:20).
  3. 3) Roh adalah meterai yang resmi dari kemilikan Allah, yang menandakan orang percaya sebagai milik-Nya sendiri dan menghasilkan sifat yang saleh dalam kepribadian manusiawi mereka (bd. 2Kor 3:18; Gal 5:22; Ef 1:13).
  4. 4) Roh adalah suatu "jaminan" yang tinggal di dalam, yaitu jaminan dan "angsuran pertama" bagi orang percaya yang menyatakan bahwa suatu kehidupan yang lebih mulia bersama Kristus akan datang pada masa depan (2Kor 5:5; Rom 8:23;

    lihat cat. --> Ef 1:13-14).

    [atau ref. Ef 1:13-14]

(0.27) (Yud 1:20) (full: BANGUNLAH DIRIMU SENDIRI. )

Nas : Yud 1:20

Orang percaya harus mempertahankan dan menyebarluaskan iman serta melawan ajaran palsu dengan empat cara.

  1. 1) Dengan membangun diri kita sendiri di dalam iman kita yang paling kudus itu. Iman kudus ialah penyataan PB yang disampaikan kepada kita oleh Kristus dan para rasul (ayat Yud 1:3). Hal ini menuntut agar kita mempelajari Firman Allah dan mempunyai ketetapan teguh untuk berusaha mengetahui kebenaran dan ajaran Alkitab (bd. Kis 2:42; Kis 20:27; 2Tim 2:15; Ibr 5:12).
  2. 2) Dengan berdoa dalam Roh. Kita harus berdoa dengan kemampuan yang diberikan Roh Kudus, yaitu dengan memohon Roh Kudus untuk mengilhami, menuntun, menguasai, memelihara, dan menolong kita untuk berjuang dalam doa kita

    (lihat cat. --> Rom 8:26;

    [atau ref. Rom 8:26]

    bd. Gal 4:6; Ef 6:18). Berdoa dalam Roh termasuk berdoa dengan pikiran kita dan berdoa dengan roh kita

    (lihat cat. --> 1Kor 14:15).

    [atau ref. 1Kor 14:15]

  3. 3) Dengan tetap tinggal dalam lingkaran kasih Allah kepada kita. Ini termasuk ketaatan yang setia kepada Allah dan Firman-Nya (Yoh 15:9-10).
  4. 4) Dengan merindukan dan menantikan kedatangan Tuhan dan kemuliaan abadi yang menyertai kedatangan-Nya

    (lihat cat. --> Yoh 14:2).

    [atau ref. Yoh 14:2]

(0.27) (Kej 20:1) (sh: Kasih Allah atas orang kafir (Minggu, 9 Mei 2004))
Kasih Allah atas orang kafir

Perikop ini sepintas mirip dengan kisah Abram di untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">12:10-20. Namun, di sini fokus ada pada perlindungan Tuhan kepada Abraham juga kepada Abimelekh, si raja kafir.

Karena Abraham takut dibunuh oleh orang Gerar yang menginginkan istrinya, ia mengaku Sara sebagai saudaranya. Akibatnya Abimelekh merasa bebas mengambil Sara untuk diperistri (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">2).

Lewat mimpi, Allah mengingatkan Abimelekh bahwa tindakannya salah, dan ia akan dihukum bila tidak melepaskan Sara (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">3). Allah mengetahui bahwa Abimelekh tulus hatinya, oleh karena itu sebelum Abimelekh bertindak terlalu jauh, Allah menegurnya (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">6). Ini menunjukkan bahwa Allah sebenarnya peduli dan mengasihi Abimelekh, kepada orang-orang kafir yang memelihara hati tulus.

Tindakan Allah ini menunjukkan bahwa sejak semula Allah tidak pernah berhenti mengasihi manusia ciptaan-Nya. Abraham dipilih, juga Israel bukan supaya menikmati Allah saja, melainkan supaya melalui mereka semua bangsa di seluruh dunia boleh kembali kepada Allah.

Kita belajar juga bahwa ada orang kafir yang berhati tulus. Allah menghargai hati yang sedemikian. Anugerah Allah dinyatakan juga bagi mereka. Hal ini tidak mengurangi kebutuhan untuk bertobat dan mengikuti jalan Allah untuk menikmati anugerah keselamatan tersebut.

Tugas kita: Beritakan Injil, tanpa mempertimbangkan bagaimana kondisi orang sebab Allah mengasihi dan bukan menginginkan kebinasaan mereka.

(0.27) (Ezr 1:1) (sh: Tuhan penggerak sejarah (Selasa, 30 November 1999))
Tuhan penggerak sejarah

Kitab Ezra menceritakan suatu permulaan baru bagi umat Israel. Setelah 70 tahun lamanya tertawan di negeri asing, mereka dibebaskan dan diperbolehkan kembali ke Yerusalem. Bahkan raja Koresy - raja Persia saat itu - mencukupi dan merestui persiapan, persediaan, dan perjalanan mereka. Darimanakah kebaikan raja itu? Dari dan karena kedaulatan Allah! Sekalipun raja Koresy tidak mengenal Allah dan tidak mengetahui rencana-rencana-Nya; namun demikian Allah memakai Koresy untuk membebaskan umat-Nya. Allah berdaulat penuh memerintah dunia dengan jalan memberikan pengaruh-Nya kepada manusia dan meletakkan "pemikiran" itu dalam diri manusia.

Tuhan penggerak hati umat-Nya. Allah sanggup mengubah sejarah dunia sendirian. Namun demikian, Ia campur tangan di dunia justru untuk kepentingan umat-Nya, agar bangsa Israel dikembalikan bukan saja ke tanah milik mereka, tetapi kepada Tuhan sendiri. Untuk itu, hati mereka pun digerakkan Allah, semata-mata supaya mereka dapat mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya (6, Hag. 1:8).

Renungkan: Tuhan rindu supaya Kristen dapat memahami, menghayati, dan hidup di dalam kehendak dan rencana Allah yang indah bagi kita.

(0.27) (Yer 9:12) (sh: Setiap kristen adalah seorang pengamat (Selasa, 12 September 2000))
Setiap kristen adalah seorang pengamat

Sejak krisis ekonomi yang diikuti dengan pergolakan politik melanda negara kita, tiba-tiba bermunculanlah para pengamat ahli baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, hingga kriminalitas. Mereka berlomba-lomba mengutarakan hasil pengamatan dan analisa tentang berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia melalui media massa. Pengamatan mereka selalu berkisar pada alasan-alasan rasional maupun psikologis yang melatarbelakangi terjadinya berbagai insiden dan pergolakan dalam masyarakat. Kemudian mereka pun mencoba mengajukan gagasan-gagasan yang cemerlang untuk menanggulangi dan memperbaiki situasi dan kondisi negara kita. Apa hasilnya? Nol besar! Apakah mereka kurang pandai dan kurang pengalaman? Tidak, sebab mereka semua adalah sarjana-sarjana dan tidak sedikit yang bergelar doktor. Pengalaman mereka pun segudang. Tetapi mengapa belum ada hasilnya?

Allah bertanya kepada bangsa Yehuda adakah orang bijak yang dapat menjelaskan mengapa keadaan bangsa Yehuda begitu terpuruk dan mengenaskan (12)? Namun tidak ada yang dapat menjelaskan. Penyebab utama keterpurukan bangsa Yehuda adalah kesombongan mereka. Mereka tidak lagi mengakui firman Tuhan sebagai penuntun hidup mereka (13-14). Bangsa Yehuda tidak mengetahui sumber masalah mereka sebab tidak ada di antara mereka yang menerima firman mulut-Nya (13).

Mengetahui sumber sebuah masalah sangat penting bagi penyelesaiannya. Seperti Yeremia, ia tahu persis sumber permasalahan bangsa Yehuda, maka ia dapat memberikan gagasan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah Yehuda. Ia mendesak seluruh bangsa Yehuda untuk meratap kepada Allah, dari anak-anak hingga orang dewasa sebagai tanda penyesalan dan pertobatan sejati (17-20). Allah akan mengampuni dan memulihkan Yehuda. (15-16, 20-22). Karena itulah Allah menegaskan bahwa jika manusia hendak bermegah biarlah ia bermegah karena mengenal Dia. Itulah kunci keberhasilan menjalani kehidupan di bumi ini dengan baik (23-24).

Renungkan: Indonesia membutuhkan pengamatan Anda yang memiliki firman kebenaran-Nya. Karena itu, amatilah masyarakat kita dalam terang firman-Nya dan nyatakan gagasan-gagasan yang berdasarkan firman-Nya di dalam masyarakat dimana Anda tinggal.

(0.27) (Yoh 13:12) (sh: Mengikuti dorongan kasih (Selasa, 12 Maret 2002))
Mengikuti dorongan kasih

Peristiwa pembasuhan kaki yang mengejutkan para murid dapat menjadi sia-sia bila artinya tidak dijelaskan oleh Yesus sendiri. Karena itu, Yesus bertanya sejauh mana mereka mengetahui makna perbuatan-Nya itu (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">12). Istilah tahu yang dipakai di sini bukan sekadar pemahaman akali. Yesus menginginkan pengetahuan yang diiringi oleh tindakan sesuai dengan pengetahuan tersebut. Penjelasan Yesus dimulai dengan penegasan kembali bahwa diri-Nya adalah Guru dan Tuhan. Karena itulah Ia kembali mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya, “kembali” ke status-Nya semula sebagai Guru dan Tuhan. Ia ingin para murid memahami bahwa dari status-Nya itulah Ia telah merendahkan diri demi memungkinkan mereka beroleh bagian di dalam-Nya. Kini mereka diajar untuk mewujudkan keikutsertaan mereka dalam Tuhan itu dengan jalan mengikuti teladan-Nya, saling mengasihi dan melayani di dalam kerendahan hati.

Dalam bagian ini, Yesus menggunakan frasa “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu ….” Kalimat sesudah frasa tersebut, di ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">16, harus diperhatikan dengan cermat. Di situ Yesus membandingkan antara hamba dan tuan, antara utusan dan pengutus. Semestinya para murid sudah mengetahui tentang hierarki dari hubungan- hubungan ini – hamba pasti lebih rendah daripada tuannya. Lalu mengapa Yesus mengatakannya lagi? Konteks di sini adalah mengenai kasih Kristus melalui penderitaan-Nya. Yesus ingin mengatakan bahwa penderitaan yang akan dialami para murid ketika mengasihi tidak akan sebesar penderitaan-Nya. Jadi, tak ada alasan untuk tidak mengasihi. Di dalam mengasihi, para murid akan mengalami kebahagiaan — suatu istilah yang menunjuk pada kebahagiaan meski keadaan sulit. Kristus akan meninggalkan para murid. Mereka harus belajar untuk mengasihi — itulah misi Kristus ke dunia, mewujudnyatakan kasih.

Mulai dari ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">18, Yesus menubuatkan pengkhianatan Yudas terhadap diri-Nya dengan lebih jelas. Namun demikian, Yesus bukanlah korban yang tak berdaya — semuanya harus terjadi agar ke-Allah- an-Nya bersinar cerlang dan manusia percaya kepada-Nya (ayat 19- 20).

Renungkan: Cinta hanya dapat dipahami jika aktif. Berbahagialah mereka yang hidup di dalam cinta Ilahi!

(0.26) (Kel 13:17) (sh: Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang? (Senin, 18 April 2005))
Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang?


Setiap orang yang berpergian biasanya selalu mencari jarak yang terdekat untuk sampai pada tujuan. Selain menghemat bahan bakar juga menghemat waktu. Namun, tidak demikian dengan pimpinan Tuhan atas bangsa Israel. Tuhan tidak menuntun bangsa Israel untuk pergi ke Kanaan melalui jalan yang paling dekat, tetapi justru melalui jalan yang berputar melewati padang gurun (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">18).

Tuhan memimpin bangsa Israel melalui padang gurun bukan semata-mata untuk menghindari peperangan di awal perjalanan yang dapat menyebabkan Israel menyesal ke luar dari Mesir lalu berniat untuk kembali ke sana (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">17b). Tuhan berkehendak melatih iman mereka untuk menerima kepemimpinan-Nya. Iman itu sudah ditunjukkan dengan kesediaan mereka keluar dari Mesir sambil membawa serta tulang-tulang Yusuf, nenek moyang mereka, agar dikuburkan di tanah perjanjian (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">19; Kej. 50:24-25). Jadi, mereka sudah memercayai janji Allah. Sekarang mereka belajar memercayai cara Allah memimpin mereka. Apakah cara Allah itu? Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan dengan jelas menyatakan pimpinan-Nya dengan berjalan di depan bangsa Israel. Pada siang hari Tuhan memimpin dalam tiang awan dan dalam tiang api untuk menerangi mereka pada malam hari (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">21-22). Pimpinan Tuhan ini tidak hanya dinyatakan pada awal perjalanan mereka, tetapi secara konsisten Tuhan memimpin langkah-langkah mereka menuju ke Tanah Kanaan.

Hari ini Tuhan memimpin Gereja dalam perjalanan mengarungi padang gurun dunia ini. Tuhan memimpin orang Kristen bukan melalui tiang awan atau tiang api, namun melalui firman Tuhan. Alkitab adalah firman Tuhan. PeMazmur menulis "Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105). Oleh karena itu untuk mengetahui pimpinan Tuhan dalam hidup Anda, baca dan pelajari Alkitab.

Renungkan: Pimpinan Tuhan jelas dan tegas, nyata dalam firman-Nya. Itu sebabnya anak-anak Tuhan harus membaca dan merenungkannya.

(0.26) (Kis 18:1) (sh: Pemeliharaan Tuhan bagi Misi Injil (Rabu, 1 Juni 2005))
Pemeliharaan Tuhan bagi Misi Injil


Pengabaran Injil bisa dihalangi dengan keras. Pengabar Injil bisa ditentang dan ditolak. Akan tetapi, rencana Allah tidak bisa gagal. Ia akan memakai berbagai cara untuk memelihara misi penyelamatan tak terhenti.

Allah memelihara misi pengabaran Injil yang dilakukan Paulus melalui beberapa cara. Pertama, Allah memberikan Paulus kepekaan untuk mengetahui kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Kepekaan Paulus juga terlihat saat ia sendiri yang menanggung biaya pelayanannya. Ia tidak membebankannya kepada orang-orang percaya yang pernah ia layani. Sungguh teladan yang luar biasa! Untuk itu, ia bekerja sebagai tukang kemah yang juga dilakukan oleh Akwila dan Priskila (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">2-3). Kedua, Roh Kudus menguatkan Paulus dengan visi adanya umat pilihan yang harus diselamatkan di kota Korintus. Visi ini membuat ia tidak meninggalkan kota tersebut, walaupun Injil Kristus ditentang oleh orang-orang Yahudi yang ada di Korintus (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">6-8,12-17). Ketiga, Allah melindungi Paulus dari ancaman para musuhnya sehingga ia dapat tinggal delapan belas bulan lamanya untuk mengajar umat dan melayani pekerjaan Tuhan (ayat untuk+mengetahui&tab=notes" ver="">10-11).

Ada dua teladan Paulus yang dapat kita ikuti. Pertama, bergantung penuh kepada pemeliharaan Tuhan untuk mencukupi kebutuhan pelayanan, bukan kepada manusia. Akibatnya, pelayanan kita tidak dikendalikan orang lain. Kedua, kita perlu belajar peka akan kebutuhan orang lain. Jangan sampai pelayanan kita dikendalikan oleh rasa suka atau tidak suka terhadap sikap atau jenis orang tertentu. Hal yang paling penting adalah senantiasa meminta pimpinan Tuhan yang jelas melalui firman dan doa untuk visi pelayanan. Kalau Tuhan sudah menetapkan pimpinan-Nya, kita boleh meyakini bahwa rintangan apa pun akan dapat kita atasi.

Renungkan: Hati yang tulus untuk dipakai Tuhan, kepekaan akan kebutuhan di sekitar kita, dan ketaatan pada pimpinan Roh Kudus adalah kunci kesuksesan pelayanan kita.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.25 detik
dipersembahkan oleh YLSA