Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 178 ayat untuk dengan keras AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.30) (Mat 18:1) (sh: Standar dunia tidak berlaku (Selasa, 20 Februari 2001))
Standar dunia tidak berlaku

Persaingan menjadi yang terbesar sudah merupakan iklim dunia, apalagi di negara yang sedang berkembang. Kecenderungan manusia ingin dihargai, dipandang, ditinggikan, dan dipuji, menjadikan iklim ini semakin mendarah daging hampir ke semua lapisan masyarakat. Beberapa perikop yang kita baca hari ini, memperlihatkan bagaimana Yesus mengkontraskan pengajarannya dengan standar dunia.

Ketika murid-murid-Nya memakai standar dunia dalam konsep Kerajaan Allah, Yesus tidak segera menanggapi, tetapi Ia memanggil seorang anak kecil dalam rangka mengajarkan konsep yang benar. Anak kecil selalu di posisi tidak penting, lemah tak berdaya, tidak dapat memimpin, dan tidak memiliki ambisi menumpuk kekayaan atau kedudukan. Peragaan Yesus tidak berarti bahwa para murid-Nya harus menjadi anak-anak, tetapi agar mereka memiliki sikap seperti anak kecil. Menjadi anak kecil berarti rela menjadi tak berarti, berani mengakui ketidakberdayaan, dan bertobat dari dosa dan hidup yang berporos ambisi. Seperti inilah sikap seorang yang menyambut Yesus dan memiliki Kerajaan Sorga, yang bukan dengan kebenaran dan kemampuan diri sendiri, sehingga tidak lagi muncul ambisi bersaing menjadi yang terbesar.

Dalam Kerajaan Sorga juga tidak berlaku standar dunia tentang kesempurnaan fisik sebagai keindahan. Oleh karena itu Yesus memperingatkan para murid-Nya bila ada anggota tubuh yang menyebabkannya berdosa, ia harus memenggal anggota tubuh tersebut, sehingga tidak menghalangi pertobatannya. Dapat dikatakan bahwa sia-sia memuaskan diri dengan segala keinginan dunia bila rohani kita tidak mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Keinginan duniawi akan membawa kita kepada kebinasaan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">8). Janganlah kita terhitung sebagai penyesat karena tidak rela menanggalkan segala keinginan yang membawa kepada kebinasaan. Mungkin bukan hanya kita yang binasa, tetapi juga anak-anak Tuhan yang lain. Yesus memberikan peringatan keras bagi para penyesat, apabila menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya, karena anak-anak paling mudah disesatkan.

Renungkan: Merendahkan diri menjadi seperti anak kecil berarti rela menanggalkan segala keakuan, kemampuan, kedudukan, harga diri, dan ambisi, demi Kerajaan Surga yang bernilai kekal.

(0.30) (Mat 22:15) (sh: Dua kewarganegaraan, dua kewajiban, satu hati (Sabtu, 3 Maret 2001))
Dua kewarganegaraan, dua kewajiban, satu hati

Kristen di Indonesia memiliki dua kewarganegaraan: Indonesia dan Sorga, dua kewajiban: terhadap pemerintah RI dan Tuhan, tetapi keduanya ini harus diwujudnyatakan dalam kebulatan dan keutuhan hati, karena keduanya memang satu keutuhan pengabdian.

Inilah yang dipertegas oleh Yesus ketika menanggapi pertanyaan yang menjerat dari orang-orang Farisi yang mendapatkan dukungan dari orang-orang Herodian, yakni anggota-anggota suatu partai Yahudi yang menghendaki keturunan Herodes Agung yang memerintah atas mereka dan bukan gubernur Romawi. Mereka memperkirakan Yesus akan menjawab dengan 'ya' atau 'tidak' terhadap pertanyaan mereka (17). Yesus tahu maksud pertanyaan ini dan apa risikonya bila menjawab dengan salah satu di antara jawaban di atas. Jawaban 'ya' akan menimbulkan kemarahan mereka karena mengalami penderitaan di bawah jajahan Romawi, sedangkan jawaban 'tidak' akan memancing kemarahan pemerintah Romawi. Yesus menegur keras kejahatan dan kemunafikan hati mereka, serta dengan bijaksana menjawab pertanyaan mereka (18-21). Jawaban Yesus telah menggagalkan niat hati mereka yang jahat dan menelanjangi kemunafikan mereka (22).

Pelajaran yang kita dapatkan dari perikop ini adalah pengajaran Yesus tentang keberadaan Kristen yang seharusnya dapat menempatkan diri sebagai warganegara Indonesia dan Sorga dalam proporsi yang tepat dan benar. Benarkah sebagai warganegara Indonesia kita melakukan kewajiban sebagai bentuk pengabdian kita kepada bangsa dan negara, sehingga peran sekecil apa pun yang mampu kita lakukan telah menjadi pemikiran, sikap, sumbangsih, dan peran konkrit kita di tengah masyarakat? Apakah kita melakukan semuanya ini juga dalam rangka pengabdian kita kepada Allah, yang semata- mata tidak terkurung hanya dalam wadah keagamaan?

Renungkan: Peran ganda Kristen dalam dunia memberikan ruang lingkup yang luas untuk menyatakan perannya, baik sebagai warganegara yang memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara maupun sebagai warga jemaat yang memiliki citra Kristen. Firman-Nya akan menuntun kita sebagai warganegara Indonesia dan Sorga dalam proporsi yang tepat dan benar.

(0.30) (Luk 3:1) (sh: Pertobatan sejati (Jumat, 2 Januari 2004))
Pertobatan sejati

Zaman sekarang banyak orang yang mencari-cari pengalaman-pengalaman agamawi yang spektakuler. Kalau ada klaim pengalaman supranatural, pastilah banyak orang berbondong untuk menyaksikannya bahkan kalau boleh ikut mengalaminya. Apa motivasi mereka? Beragam. Ada yang sekadar ingin melihat sensasi. Ada yang memang haus akan hal-hal rohani. Namun, ada juga yang merasa dirinya memang berdosa, dan mencari cara untuk mendapatkan kelepasan.

Pelayanan Yohanes memang spektakuler. Dia dengan lantang memberitakan pertobatan sebelum Tuhan datang. Yohanes memanggil orang banyak untuk menyerahkan diri mereka kepada belas kasih Allah dan membiarkan diri mereka dibaptis sebagai tanda pertobatan. Namun Yohanes melihat kemunafikan orang banyak yang datang untuk bertobat. Mereka memberi diri dibaptis bukan untuk mendapatkan pengampunan dosa.

Itu sebabnya Yohanes menyebut mereka ular beludak. Ular beludak adalah sejenis ular berbisa yang terkenal menembus kandungan ibunya dengan memakannya. Ular beludak melambangkan kekejaman dan kekerasan hati orang banyak. Mereka tidak akan dapat menghindar dari hukuman Allah apabila tidak sungguh-sungguh bertobat (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7).

Penghakiman Allah sungguh adil. Allah tidak pandang bulu. Tidak penting apakah mereka keturunan Abraham atau bukan. Yang penting adalah kalau mereka tidak sungguh-sunguh bertobat dan menghasilkan buah-buah pertobatan, maka mereka akan dihukum dengan keras (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">8-9).

Renungkan: Seharusnya kita memeriksa diri sebelum melanjutkan hari-hari di tahun baru yang masih terbentang luas di hadapan kita. Apakah kita sungguh-sungguh sudah bertobat dan meninggalkan dosa-dosa kita? Jangan sampai kita membawa murka dan penghukuman Allah masuk ke dalam tahun yang baru ini!

(0.30) (Yoh 12:44) (sh: Firman Tuhan yang menghakimi manusia (Minggu, 10 Maret 2002))
Firman Tuhan yang menghakimi manusia

Sabda Yesus yang sangat tajam disampaikan pada penampilan terakhir-Nya di muka umum. Mulai pasal dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13, Ia hanya bertemu dan berbicara eksklusif dengan para murid-Nya. Seluruh ucapan terakhir-Nya ini bukan lagi undangan agar percaya, tetapi peringatan akan penghukuman Ilahi bagi mereka yang menolak Dia. Dalam bagian ini, Yesus menelanjangi dua kelompok orang tidak beriman. Pertama, mereka yang mendengar sabda-Nya, namun tidak menaatinya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">47). Contohnya adalah kelompok yang mengizinkan dorongan untuk beriman dikalahkan oleh dorongan untuk diterima manusia (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">42-43). Kedua, mereka yang terus-menerus menolak Yesus dan ajaran-Nya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">48). Mereka akan dihakimi oleh firman Yesus sendiri di akhir zaman.

Janji dan firman yang sama yang mengandung hidup adalah juga peringatan dan hakim bagi mereka yang tidak hidup di dalam-Nya. Ucapan ini sebenarnya bukan saja peringatan keras, tetapi juga menegaskan wibawa Ilahi dan kuasa kekal firman yang Yesus ucapkan. Dengan kata lain, kini penegasan akan ke-Allah-an Yesus dinyatakan di dalam peringatan tentang hukuman ini. Di akhir zaman kelak setiap mulut akan mengaku, setiap lutut akan bertelut bahwa Yesus sungguh Tuhan (Flp. 2:10), entah pengakuan itu lahir dari kesukaan iman atau karena ketakutan orang tanpa iman.

Peringatan ini bukan saja berlaku bagi orang-orang bukan Kristen. Wajib kita memeriksa diri apakah kita sudah sungguh hidup sepenuhnya dalam ketaatan pada firman-Nya.

Renungkan: Kesatuan Kristus dengan Allah membuat-Nya memiliki hak dan wibawa mengucapkan firman yang menuntut pengambilan sikap yang jelas oleh para pendengar-Nya.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 5

Yesaya 43:16-21

Filipi 3:8-14

Lukas 22:14-30

Mazmur 28:1-3,6-9

Lagu:

Kidung Jemaat 362

PA 1

Yohanes 12:20-26

Perikop ini adalah kelanjutan dari peristiwa yang menggemparkan saat Yesus masuk kota Yerusalem. Di antara orang-orang yang akan ke Yerusalem untuk beribadah terdapat orang-orang Yunani. Mereka adalah orang-orang non-Yahudi yang sudah memeluk agama Yahudi, percaya kepada Yahweh, Allah yang hidup, dan menaati hukum Taurat. Mereka telah meninggalkan kepercayaannya yang lama, tidak lagi menyembah berhala nenek moyang mereka. Kelompok orang seperti ini dapat ditemui di PB: Kornelius perwira tentara Romawi, yang takut akan Allah (Kis. 10-11) dan Lidia penjual kain ungu yang bertemu rasul Paulus di Filipi (Kis. 16:14). Kelompok orang Yunani ini ingin sekali bertemu dengan Yesus. Mereka tidak berani langsung bertatap muka dengan-Nya. Tetapi, mereka minta pertolongan Filipus karena Filipus adalah nama Yunani. Ternyata harapan mereka tidak salah. Filipus meresponi dan menyampaikan maksud baik itu kepada Andreas. Mereka berdua lalu datang kepada Yesus.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Siapakah orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan Yesus? Mengapa mereka tidak langsung bertemu dengan Yesus, tetapi harus melalui perantara, yaitu Filipus? Mengapa mereka memilih Filipus untuk menjadi penyambung lidah mereka (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21)?

Bagaimana sikap Yesus terhadap permohonan orang Yunani yang disampaikan oleh Filipus dan Andreas (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">23-24)? Apa maksud Yesus dengan ucapan-Nya tentang sebiji gandum yang jatuh ke tanah, mati, dan berbuah banyak (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">24)? Apa hubungan ucapan itu dengan keberhasilan dan perluasan misi-Nya? Dengan syarat menjadi murid-Nya?

Dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa sebelum ini, mengapa orang banyak tetap tidak paham dan tidak mengakui Yesus? Mengapa Yesus tidak memenuhi keinginan mereka agar Dia bicara lebih jelas? Pelajaran apa yang kita lihat di sini tentang prinsip pertumbuhan rohani? Tentang prinsip menghadapi penyoalan orang terhadap Injil?

Kemuliaan macam apakah yang Yesus terima? Jelaskan konsep kemuliaan dari ucapan Yesus dalam bagian ini! Apa dampak memiliki konsep seperti itu ke dalam hidup kita?

(0.30) (Kis 13:42) (sh: Hasil baik-buruk (Selasa, 17 Mei 2005))
Hasil baik-buruk


Kita cenderung mengukur keberhasilan pelayanan dari jumlah orang yang berespons positif. Bila setiap orang yang kita injili bertobat, kita berpikir bahwa pelayanan kita diberkati Tuhan. Sebaliknya, apabila kebanyakan orang yang kita layani mengeraskan hati, kita beranggapan bahwa Tuhan tidak mengurapi kita.

Seperti halnya kesaksian Injil sekaligus memiliki sisi baik dan buruk demikian pula hasil kesaksian. Bukankah justru ketika kesaksian Injil disampaikan di dalamnya terkandung kabar buruk. Yaitu, peringatan keras Tuhan terhadap mereka yang mendengar, namun mengeraskan hati? Kedua hasil itu terjadi dalam penginjilan yang dilakukan Paulus. Sebagian orang yang takut akan Allah, baik Yahudi maupun bukan merespons Injil (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">43). Dengan demikian, mereka menjadi bagian dari umat Allah sejati. Paulus dan Barnabas memperlakukan mereka sebagai kawanan domba Allah. Kedua rasul itu menggembalakan mereka dengan pengajaran dan nasihat agar mereka hidup dalam anugerah. Hasil buruk ternyata tidak kalah banyak. Mereka yang iri melihat penerimaan orang banyak terhadap Injil yang Paulus beritakan tidak saja menolak, tetapi juga menghujat dan membantah (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">45). Sikap penolakan mereka terhadap kebaikan Allah ini, berarti mereka lebih mencintai maut kekal daripada hidup kekal (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">46).

Orang Kristen dan gereja di Indonesia mengemban panggilan untuk bersaksi. Kita perlu belajar bersaksi yang memperhatikan konteks dan dengan cara yang dialogis bukan konfrontatif. Namun, jika semua faktor itu sudah kita pertimbangkan dan tetap terjadi penolakan bahkan perlawanan, terimalah itu sebagai sifat Injil yang memang selalu membawa akibat positif dan negatif. Jangan merasa gagal, takut, dan malu bila ditolak. Kita harus terus bersaksi kepada lebih banyak orang yang belum berkesempatan mendengar Injil.

Ingat: Tuhan tetap diperkenan oleh kesaksian Injil yang benar terlepas dari bagaimana reaksi orang terhadap pemberitaan tentang-Nya.

(0.30) (1Kor 7:25) (sh: Menjaga keseimbangan (Sabtu, 13 September 2003))
Menjaga keseimbangan

Masalah percabulan adalah masalah yang harus disikapi dengan serius pula. Karenanya Paulus begitu keras menegur jemaat yang terlibat dalam masalah ini. Pada perikop ini Paulus kembali menyoroti masalah tersebut, hanya saja saat ini lebih diarahkan kepada tanggung jawab sebagai umat pilihan Allah. Paulus menyoroti empat hal: [1] jika seorang pria memilih untuk tidak terikat perkawinan dengan gadisnya, ia harus memusatkan perhatian pada Tuhan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">32); [2] jika seorang pria memilih untuk terikat dalam lembaga perkawinan, ia harus menyenangkan isterinya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">33); [3] bagi gadis yang tidak menikah, sebaiknya mereka memusatkan perhatian kepada perkara Tuhan supaya tubuh dan jiwa mereka tetap kudus (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">34a); [4] bagi yang ingin terikat dalam perkawinan mereka harus dapat menyenangkan suaminya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">34b).

Dalam kondisi yang dikatakan darurat ini, Paulus terus berusaha mengimbau agar jemaat tetap menjalankan tanggung jawab yang Tuhan percayakan, karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi. Imbauan Paulus di ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">29 dan 30 ini sebenarnya paradoks: orang- orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; orang-orang yang menangis, seolah-olah tidak menangis, dst. Sebenarnya Paulus sedang tidak membingungkan kita, karena ayat-ayat ini diucapkan agar jemaat Korintus selalu mengingat bahwa tugas utama mereka adalah melayani Tuhan atau memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan. Kita melihat dua pelajaran penting: [1] orang percaya dituntut untuk memikirkan pelayanan secara serius, bukan hanya kepentingan pribadi saja; [2] mereka yang serius dalam pelayanan harus juga perlu memperhatikan keseimbangan antara pelayanan dan keluarga, sehingga tanggung jawabnya dapat terlaksana dengan baik.

Renungkan: Tiap kita mempunyai kebutuhan dan pergumulan pribadi yang berbeda-beda. Bagaimana kita menjaga keseimbangan antara keduanya?

(0.30) (1Tes 5:12) (sh: Siapa layak beroleh dukungan dana? (Selasa, 18 November 1997))
Siapa layak beroleh dukungan dana?

Ada orang yang layak beroleh dukungan secara finansial, ada yang tidak. Siapa sajakah mereka? Yang layak kita dukung secara finansial ialah para hamba Tuhan yang bekerja keras. Sebagian dari mereka yang bekerja keras itu seringkali tidak beroleh dukungan dana memadai. Sikap hormat kita hendaknya juga diwujudkan dalam bentuk memperhatikan kebutuhan mereka akan dana. Yang tidak layak didukung ialah mereka yang karena bersikap ekstrim tentang kedatangan Tuhan, lalu tidak bekerja dan hidup tidak tertib.

Gereja Tuhan belum sempurna. Gereja Tuhan belum ada dalam kemuliaan. Orang-orang beriman bukan para malaikat yang sempurna, belum mengalami kebangkitan tubuh. Itu sebabnya di dalam gereja masih kita jumpai orang yang tawar hati, yang lemah, yang berbuat salah, yang kebiasaan ibadahnya salah, dlsb. Justru karena kita sedang menuju Hari kedatangan Tuhan, hari ketika Gereja dimuliakan, maka kita harus saling melayani agar kelemahan-kelemahan itu tidak berkepanjangan. Kekuatan untuk menjadi umat yang penuh daya tahan dan daya juang itu hanya terdapat dalam Roh Kudus. Jadi, jangan abaikan Roh Kudus, jangan abaikan karya dan karunia-karunia-Nya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19-22).

(0.29) (Mat 19:9) (full: KECUALI KARENA ZINAH. )

Nas : Mat 19:9

Kehendak Allah bagi pernikahan adalah satu pasangan, satu pernikahan untuk seumur hidup (ayat Mat 19:5-6;

lihat cat. --> Kej 2:24;

lihat cat. --> Kid 2:7;

lihat cat. --> Kid 4:12;

lihat cat. --> Mal 2:14).

[atau ref. Kej 2:24; Kid 2:7; 4:12; Mal 2:14]

Terhadap peraturan ini Yesus memberikan satu perkecualian yaitu "zinah". Perzinahan (Yun. _porneia_) meliputi segala macam bentuk kebejatan seksual (bd. Mat 5:32). Oleh karena itu, perceraian diizinkan apabila telah terjadi kebejatan seksual. Berikut ini ada beberapa fakta alkitabiah yang penting mengenai perceraian.

  1. 1) Ketika Yesus mengecam perceraian dalam ayat Mat 19:7-8, yang dikecam-Nya bukanlah perpisahan karena zinah, melainkan perceraian yang diizinkan dalam masa PL jikalau suami menemukan bahwa istrinya tidak perawan lagi setelah upacara pernikahan diadakan (Ul 24:1-4). Allah menginginkan agar dalam kasus semacam itu pasangan suami istri tetap bersatu. Akan tetapi, Ia mengizinkan perceraian dalam kasus semacam itu karena orang sudah keras hatinya (ayat Mat 19:7-8).
  2. 2) Dalam kasus perzinahan sesudah pernikahan, hukum PL mengizinkan terputusnya hubungan pernikahan itu dengan menghukum mati kedua pihak yang bersalah (Im 20:10; Ul 22:22). Tentu saja, hal ini akan membebaskan orang yang tidak berdosa untuk menikah kembali (Rom 7:2; 1Kor 7:39).
  3. 3) Di bawah perjanjian yang baru syarat-syarat bagi orang percaya sama saja. Sekalipun perceraian adalah peristiwa yang menyedihkan, ketidaksetiaan dalam hubungan pernikahan merupakan dosa yang begitu kejam terhadap pasangan dalam pernikahan. Kristus menyatakan pihak yang tidak bersalah berhak untuk mengakhiri pernikahan itu dengan menceraikan pasangannya.
  4. 4) Uraian Paulus dalam 1Kor 7:12-16 mengenai pernikahan dan pembelotan menunjukkan bahwa pernikahan dapat dibatalkan juga apabila pasangan yang belum beriman pergi meninggalkannya.
(0.29) (Mat 6:1) (sh: Tuhan menolak "sandiwara" rohani (Minggu, 9 Januari 2005))
Tuhan menolak "sandiwara" rohani

Penyiar teve itu tampil meyakinkan. Berstelan dasi dan jas, ia menyampaikan berita dengan mantap. Siapa sangka bahwa sebenarnya ia memakai baju, dasi, dan jas pinjaman. Dan … hanya bercelana pendek. Ia ternyata salah seorang teknisi teve yang terpaksa menggantikan penyiar yang jatuh sakit.

Tuhan Yesus memberi peringatan keras terhadap kerohanian yang mirip dengan kisah tadi. Ia tidak ingin kerohanian para murid-Nya hanya untuk menimbulkan kesan positif orang banyak (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1, 5), padahal keadaan hidup sebenarnya lain (baca: munafik) dan tidak sungguh terarah ke Tuhan. Godaan untuk bersandiwara rohani waktu itu memang sangat besar di kalangan orang Yahudi yang legalistis. Legalisme adalah sikap mementingkan pelaksanaan aturan-aturan dalam agama. Boleh jadi sikap itu bertujuan menyenangkan hati Allah, tetapi ujung-ujungnya bermuara pada mencari pujian manusia. Para murid Yesus tidak boleh berbuat benar, hidup saleh, memberi sedekah, dan berdoa agar dipuji orang. Sebaliknya, kerohanian yang sejati adalah yang ditujukan kepada Allah semata. Orang yang mencari pujian manusia tidak akan mendapat perkenan Allah dari kehidupan ibadahnya sebab motivasinya untuk beroleh pujian manusia telah terpenuhi.

Orang Kristen masa kini pun perlu hati-hati tentang hidup kerohaniannya. Kita perlu memeriksa diri jangan sampai kita bergereja dan melakukan kegiatan gerejawi supaya dipuji orang. Atau, menjadikan kegiatan ibadah kita seperti doa sebagai cara untuk memaksakan kehendak kita kepada Allah (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7). Kita perlu belajar memiliki hidup ibadah yang utuh dan bertujuan hanya menyukakan hati Allah, Bapa kita di surga. Meski banyak kegiatan ibadah kita yang tak dapat tidak akan diketahui orang, kita perlu menjaga agar motivasi kita murni, yaitu untuk kemuliaan dan perkenan Tuhan semata.

Ingat: Bapa di surga melihat ke hati. Ia tahu entah ibadah kita sekadar pameran atau tulus untuk memuliakan Dia.

(0.29) (Mat 7:13) (sh: Hanya dua kemungkinan (Sabtu, 15 Januari 2005))
Hanya dua kemungkinan

Ucapan Tuhan Yesus ini sangat mengejutkan, terutama untuk kebanyakan pendengar-Nya yaitu orang Yahudi. Ada semacam anggapan dasar pada mereka bahwa karena mereka keturunan Abraham, mereka pasti umat Allah, milik Allah (band. dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3:9-10). Untuk sebagian kita pun mengejutkan, tetapi karena alasan yang berbeda. Karena pengaruh pola pikir modern dan pluralitas agama-agama Timur, ada anggapan bahwa banyak jalan menuju ke Tuhan. Kepercayaan dan kehidupan yang seperti apa pun, akhirnya akan membawa orang ke surga. Tuhan Yesus menentang keras anggapan sesat itu.

Hidup diumpamakan-Nya seperti memasuki gerbang (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13), menjalani jalan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14), mengeluarkan buah (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17), dan mengalaskan bangunan (ayat 24-27). Hanya ada dua kemungkinan perjalanan dan akhir hidup manusia dalam evaluasi ilahi. Pintu, jalan, buah, dasar yang bagaimana yang kita putuskan untuk menjadi sifat hidup kita kini, akan menentukan nasib kekal kita. Sayangnya yang banyak diminati orang adalah jalan lebar menuju kebinasaan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13). Orang lebih suka disesatkan dan menyesatkan daripada tunduk kepada kebenaran Allah. Jalan menuju ke kebinasaan memang mudah sebab tinggal mengikuti saja arus dunia yang didorong oleh dosa.

Aktif dalam kegiatan rohani, melakukan banyak pelayanan termasuk membuat mukjizat, fasih melantunkan kalimat-kalimat teologis dan pujian kepada Tuhan bukan jaminan seseorang sungguh di pihak Tuhan. Tanda satu-satunya yang menjamin bahwa kita terhisab ke dalam Kerajaan Surga adalah kita tidak dievaluasi Tuhan sebagai "pembuat kejahatan" (ayat 23). Dengan kata lain, bila hidup kita menunjukkan adanya perjuangan konsisten untuk hidup kudus dengan pertolongan anugerah-Nya, barulah kita memiliki jaminan sah keselamatan kita.

Renungkan: Keselamatan bukan hasil usaha tetapi akibat kita sungguh mengizinkan anugerah-Nya membebaskan kita dari pola hidup berdosa.

(0.29) (Mat 16:13) (sh: Antara pendapat dan sikap. (Minggu, 15 Maret 1998))
Antara pendapat dan sikap.

Selama perjalanan pelayanan yang Yesus lakukan, pasti muncul dan berkembang berbagai pendapat dan sikap tentang diri dan ajaran-Nya. Bagi-Nya itu wajar. Karena itu untuk lebih jelasnya, Yesus terlebih dahulu menanyakan pendapat dan sikap masyarakat tentang diri-Nya. Tujuan Yesus sebenarnya adalah ingin mengetahui pasti pendapat para murid tentang diri-Nya. Pendapat yang muncul bukan karena pengaruh luar, melainkan pendapat yang keluar karena pengenalan yang benar akan Dia. =F4Menurutmu sendiri, siapakah Aku ini? Mungkinkah Anda Kristen karena mewarisi sikap iman orang tua, kekasih, suami atau isteri. Kini sudah saatnya Anda mengenal Dia secara lebih dekat dan pribadi.

Siapakah Anak Manusia itu? Petrus mengakui dengan sejujurnya bahwa Tuhan Yesus, Mesias, Anak Allah yang hidup=F6! Petrus telah memanfaatkan waktu-waktu bersama Yesus untuk untuk mengenal Tuhan. Tidak semua orang dapat tiba pada kesimpulan yang Petrus ucapkan. Petrus yang keras, punya banyak pengalaman oleh karena usianya, adalah Petrus yang mata hatinya dibukakan oleh Roh Kudus. Roh Kudus melembutkan hati dan mengokohkan pengalaman rohani dan materinya pada satu kesimpulan bahwa Mesias itu sudah datang dan berada bersama-sama manusia (bdk. dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:14">Yoh. 1:14). Roh Kudus adalah harapan banyak Kristen agar setiap manusia di bumi ini dibukakan hatinya untuk melihat terang di dalam Kristus.

Mengikuti teladan Tuhan. Yesus datang kedunia ini untuk menebus kita dengan jalan kematian-Nya di kayu salib. Ketika itu diberitakan-Nya, Petrus menentang. Tidak dapat diterima oleh akal Petrus bahwa Mesias, Anak Allah yang hidup, akan mati. Petrus tidak menangkap bahwa kematian untuk Tuhan bukan berarti kekalahan atau kegagalan. Kematian-Nya justru menalahkan maut dan dosa.

Renungkan: ikut serta dalam kematian-Nya berarti pula ikut ambil bagian dalam kehidupan-Nya.

(0.29) (Mat 17:14) (sh: Iman bukan sekadar pengetahuan (Minggu, 13 Februari 2005))
Iman bukan sekadar pengetahuan

Pernah mengalami pengalaman yang memalukan? Seseorang datang minta didoakan Anda karena Anda orang Kristen. Namun, ternyata doa Anda tidak menghasilkan kesembuhan untuk menolong dia. Wah, apakah doa orang Kristen tidak ampuh lagi?

Kondisi seperti itu yang dihadapi para murid yang ditinggal Yesus naik ke bukit. Mereka tidak mampu menyembuhkan seorang anak yang menderita penyakit ayan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15-16). Yesus menegur mereka dengan keras. Teguran Yesus ini menunjukkan bahwa Yesus kecewa terhadap mereka. Kekecewaan-Nya ini disebabkan Yesus telah memperlengkapi mereka dengan kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit, tetapi mereka tidak menggunakannya. Selain itu, bukankah Yesus sudah mengutus mereka untuk memberitakan kabar baik? Mengapa mereka gagal dalam hal doa?

Masalahnya terletak pada iman para murid yang terbatas pada kehadiran Yesus saja (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17). Meski mereka sudah lama mengikut Yesus, mereka belum memiliki iman yang bersandar kepada Allah sepenuhnya. Iman ini digambarkan sebesar biji sesawi yang dapat memerintahkan gunung untuk berpindah (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">20). Namun, bukan masalah besar kecilnya ukuran iman, tetapi kepada siapa iman itu didasarkan!

Zaman ini banyak orang Kristen yang memiliki berbagai rupa doktrin cara penyembuhan. Umumnya menekankan kesembuhan secara spektakuler, ilahi dan mukjizat. Hal ini mulai menggeser iman yang seharusnya ditujukan kepada Allah menjadi kepada teknik-teknik penyembuhan. Orang mengkultuskan pribadi hamba Tuhan, pendeta, majelis yang telah menyembuhkan, tetapi melupakan Tuhan, Sang Penyembuh sejati. Yang diperlukan adalah iman yang benar dari kita kepada Allah. Doa, puasa, karunia, manusia, dll. adalah sarana iman yang dianugerahkan Allah bagi umat-Nya.

Camkan: Siapakah sumber kesembuhan yang Anda harapkan dan imani? Tuhan ataukah manusia yang ia pakai menjadi alat-Nya?

(0.29) (Mat 22:23) (sh: Ajaran Yesus mencengangkan (Rabu, 2 Maret 2005))
Ajaran Yesus mencengangkan


Sesudah komplotan Farisi dan Herodian gagal, kini giliran orang Saduki berusaha menguji Yesus. Pertanyaan mereka berbentuk cerita buatan yang disusun atas dasar ketidakpercayaan mereka tentang kebangkitan orang mati. Jadi, tujuan pertanyaan mereka bukan ingin menjebak Yesus ke dalam kesalahan, tetapi mungkin sekali untuk memaksa Yesus menyetujui mereka. Bila itu terjadi, secara tidak langsung mereka berhasil memanfaatkan Yesus untuk mendukung mereka dan menolak ajaran lain.

Masalah dalam strategi itu adalah bahwa mereka yang tidak percaya kebangkitan justru mengajukan pertanyaan mengenai nasib orang yang akan dibangkitkan kelak. Tuhan Yesus menegur mereka dengan keras. Pertama, pemahaman mereka akan Alkitab salah. Mereka mengaku ahli Alkitab, tetapi keliru mengerti isi Alkitab. Referensi Perjanjian Lama tentang kebangkitan orang mati bukan hanya di kitab Daniel (Dan. 12:2), tetapi juga secara implisit di kitab-kitab Musa (Mat. 22:31-32; Kel. 3:6) "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, ..." Kata kerja yang dipakai memakai tensa sekarang yang menunjukkan Abraham sedang hidup. Kedua, pemahaman teologis mereka salah. Mereka tidak percaya Allah berkuasa membangkitkan orang mati. Tuhan Yesus mengajarkan mereka bahwa kuasa Allah akan membuat tubuh kebangkitan itu mulia seperti malaikat. Hubungan-hubungan di antara anak-anak Tuhan tidak lagi seperti hubungan-hubungan yang terbatasi oleh fisik, ruang, dan waktu (ayat 30).

Dalam perikop sebelum ini orang berjumpa dengan hikmat dan integritas Yesus. Kini orang harus mengakui ajaran Yesus yang mencengangkan. Yesus tidak saja penuh integritas, tetapi juga kenal seluruh rahasia Allah. Tak ada guru agama mana pun yang dapat memberikan kita jawaban sepasti Yesus tentang rahasia hidup sesudah kematian.

Renungkan: Sandarkan seluruh kebutuhan Anda untuk memiliki kepastian tentang masa depan dan hidup sesudah kematian sepenuhnya pada Yesus dan ajaran-Nya.

(0.29) (Luk 3:10) (sh: Buah-buah pertobatan (Sabtu, 3 Januari 2004))
Buah-buah pertobatan

Seorang perempuan tua berkata kepada pendetanya bahwa sekarang ia sudah bertobat. Pendeta itu lalu bertanya, “apa buktinya engkau sudah bertobat?” Perempuan itu menjawab, “dulu saya selalu menyapu kotoran ke bawah karpet. Namun, sekarang saya membuangnya ke tempat sampah.” Tanda pertobatan sejati adalah buah-buah yang dihasilkannya.

Kepada orang banyak yang bertanya apa yang harus mereka perbuat, Yohanes berkata bahwa mereka harus menunjukkan kasih, sebagaimana kasih Allah sudah mengampuni mereka (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10-11). Kepada pemungut cukai, Yohanes mengingatkan mereka akan integritas dalam pekerjaan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12-13). Sangat mudah bagi mereka untuk memperkaya dirinya sendiri dengan memanipulasi uang-uang pajak yang diterimanya. Godaan itu begitu besar, sehingga kalau mereka bisa menolak untuk melakukan penipuan, itu membuktikan mereka sungguh-sungguh bertobat.

Kepada para prajurit, Yohanes berkata bahwa pertobatan mereka harus dibuktikan dengan tidak lagi memanfaatkan kuasa demi kepentingan mereka sendiri (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14-15). Orang Kristen tidak mengenal prinsip aji mumpung. Sebaliknya, mereka harus menjadikan kuasa dan kesempatan yang mereka miliki untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Peringatan yang keras ini dimaksudkan agar tidak terjadi kemunafikan di antara orang banyak yang mengaku sudah bertobat. Yohanes mengerti bahwa dia bukan Mesias sehingga tidak berhak menghukum orang berdosa. Namun, apabila Mesias datang, di tangan-Nya sudah tersedia alat untuk menyaring siapa orang percaya dan siapa yang tidak. Pertobatan yang main-main atau munafik justru akan dihakimi secara tuntas.

Renungkan: Adakah bukti-bukti nyata yang dapat dilihat orang banyak bahwa Anda sungguh-sungguh sudah mengalami pertobatan?

(0.29) (Luk 7:24) (sh: Penolakan, sekali lagi penolakan (Jumat, 23 Januari 2004))
Penolakan, sekali lagi penolakan

Penolakan terhadap seseorang kerapkali terjadi dalam realita kehidupan kita. Penolakan terjadi karena sikap atau karakter dari orang tersebut. Namun, sangatlah janggal kalau kehadiran yang menjadi utusan Allah ditolak oleh manusia. Siapakah yang ditolak oleh manusia di bumi ini?

Yohanes sebagai nabi terbesar sebelum Kristus, adalah pelopor tentang kedatangan Mesias dalam dunia. Sebagai pelopor, Yohanes pembaptis memiliki tugas untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Melalui sikapnya yang tegas dan kata-katanya yang keras di sungai Yordan, banyak orang yang bertobat dan dibaptis. Orang-orang tersebut ada yang berasal dari kelompok pemungut cukai (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">29).

Kehadiran Yohanes pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, mendapat kecaman dan penolakan dari orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka mengatakan, Yohanes sebagai seorang pertapa yang makan belalang dan madu hutan, adalah orang yang kerasukan setan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">33).

Kehadiran Yesus pun tidak luput dari cemoohan dan penolakan. Padahal, Yesus melakukan hal yang sebaliknya dari Yohanes. Yesus yang adalah Mesias, yang datang untuk menyelamatkan orang yang hilang, dicela karena makan dan minum serta bersahabat dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Oleh sebab itu orang Farisi dan Ahli Taurat menamakan Yesus pelahap dan peminum (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">34). Sebutan ini merupakan sebutan bagi anak yang durhaka, yang menurut hukum Musa, harus dilempari batu sampai mati (Ul 21:20-21).

Yesus memberikan ilustrasi mengenai penolakan ini melalui perumpamaan di ayat 32. Intinya adalah, utusan Tuhan datang tetapi mereka tidak menanggapi dengan baik bahkan mencela dan menolak.

Renungkan: Kita harus mendoakan orang-orang yang telah berkeras hati menolak Yesus sebagai Mesias dalam kehidupan mereka sebelum waktunya habis!

(0.29) (Luk 20:41) (sh: Peringatan dan kecaman untuk para pemimpin (Jumat, 26 Maret 2004))
Peringatan dan kecaman untuk para pemimpin

Kini giliran Yesus untuk memperingatkan dan mengecam sikap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Memang semua orang Yahudi sedang mengharapkan hadirnya Sang Mesias dari turunan Daud. Tetapi mereka tidak mengerti bagaimana Mesias itu datang dalam rupa insan manusia? Yesus mengutip Mazmur 110:1, untuk menunjukkan bahwa Mesias yang mereka nantikan itu lebih besar kuasa-Nya daripada Daud.

Betapa memalukan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan Saduki. Mereka mengambil kesempatan dalam kesempitan karena memanfaatkan kedudukan mereka sebagai pemimpin agama untuk menarik keuntungan dan kehormatan bagi diri mereka sendiri (ayat 41-44). Yesus menegaskan bahwa konsekuensi dari tindakan tersebut adalah bahwa mereka tidak akan luput dari hukuman (ayat 45-47). Ini adalah kecaman Yesus yang sangat keras terhadap para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi.

Mengapa peringatan dan kecaman Yesus terhadap para pemimpin agama Yahudi ini dikaitkan dengan persembahan seorang janda miskin? Di mata manusia siapa sebenarnya yang kaya? Seseorang yang dikatakan kaya harta adalah orang yang memberi persembahan yang banyak. Tetapi penilaian tersebut berbeda dari sudut pandang Allah. Pada penilaian Allah sang janda miskin itulah yang kaya. Bila kita bandingkan dengan Lukas 19:46, maka para pemimpin yang disebutkan sebagai penyamun, mereka secara tidak lang-sung telah merampas hak orang-orang miskin. Dari situlah mereka merasa kaya karena kedudukan dan jabatan mereka. Sedangkan perempuan janda miskin ini memberi sebagai ungkapan kemurahan hatinya dan pengorbanannya dalam melayani Tuhan, sebab ia memberi seluruh nafkahnya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21:1-4).

Camkan: Pemimpin yang mengorbankan orang lain demi dirinya sendiri tidak akan luput dari hukuman Tuhan.

(0.29) (Kis 12:11) (sh: Petrus terus mengetuk (Rabu, 9 Juli 2003))
Petrus terus mengetuk

Kegembiraan kadang membuat kita melupakan apa yang seharusnya kita lakukan. Seperti Rode, si pelayan tidak jadi membukakan pintu bagi Petrus dan meninggalkan Petrus di pintu gerbang untuk mengatakan kepada yang lain bahwa Petrus ada. Petrus yang biasanya selalu mengambil inisiatif dan lebih cepat bertindak tidak kehilangan kesabaran. Tetapi dalam teks ini kita melihat bahwa Petrus dengan tekun terus mengetuk sambil menanti kapan pintu itu akan dibukakan.

Di dalam kehidupan ini tidak selalu yang kita inginkan harus menjadi kenyataan secara spontan. Terkadang kita membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terus menerus mengetuk pintu, sampai pintu itu dibukakan. Ketenangan dan kesabaran seringkali menjadi kunci penyelesaian bagi banyak persoalan. Begitu banyak karya-karya besar dan monumental, yang mengagumkan tidak terjadi dalam satu malam, melainkan memakan waktu bertahun-tahun.

Seringkali sukacita dan kebahagiaan seperti yang dimiliki Petrus tidak bisa langsung diterima orang lain. Mereka membutuhkan waktu untuk bisa mengerti bahwa Petrus sudah dilepaskan dari penjara. Seringkali berita yang kita sampaikan dianggap orang lain, terlalu indah untuk bisa diterima. Oleh sebab itu kita membutuhkan kesabaran untuk terus mengetuk pintu, sampai pintu itu dibukakan.

Ditengah-tengah dunia yang sibuk dan serba tergesa-gesa ini, di mana setiap orang berusaha keras untuk merebut kesempatan pertama, maka kesabaran sudah menjadi barang langka. Banyak sekali orang- orang yang mau menyelesaikan persoalan secepatnya. Banyak sekali orang yang mau bertumbuh dan menjadi matang hanya dalam satu hari, akibatnya matang sebelum waktunya.

Renungkan: Disaat-saat seperti inilah kita belajar dari Petrus, walaupun pintu tidak dibuka, ia dengan sabar terus mengetuk.

(0.29) (Kis 15:1) (sh: Hai gereja, bersatulah! (Minggu, 11 Juni 2000))
Hai gereja, bersatulah!

Kesatuan umat Kristen di Indonesia bisa dikatakan semakin memprihatinkan, karena di tengah tantangan dan penganiayaan, Kristen justru saling berbakuhantam karena perbedaan doktrin/teologi. Kecenderungan gereja hanya peduli untuk mempertahankan warna Kristennya dari 'invasi' warna Kristen lainnya, dibandingkan peduli terhadap ancaman dan tantangan lain yang lebih menakutkan dan bersifat destruktif.

Gereja mula-mula nampaknya juga mengalami hal serupa. Di satu sisi ancaman penyiksaan terus membayangi pertumbuhan gereja, di sisi lain di dalam gereja sendiri timbul konflik teologi. Orang-orang Kristen Yahudi dari Yudea mengajarkan doktrin yang lain kepada Kristen di Antiokhia. Mereka mengatakan bahwa doktrin mereka lebih benar dan membawa kepada keselamatan sejati. Tentu saja teologi ini ditentang keras oleh Paulus dan Barnabas dan akhirnya menimbulkan perdebatan sengit dan menyeret gereja pada keadaan kritis yaitu perpecahan. Untuk mengatasi krisis ini, diadakan pertemuan di Yerusalem.

Di dalam pertemuan inilah dapat ditemukan dasar-dasar persatuan gereja. Tiga rasul, Petrus, Paulus, dan Yakobus yang nampaknya mempunyai teologi saling berseberangan, secara bergiliran berbicara. Dari pembicaraan mereka dapat disimpulkan bahwa pengalaman mereka dan firman Tuhan saling bersesuaian. Hal ini memimpin mereka pada kesimpulan bahwa Injil yang satu yaitu bahwa keselamatan berdasarkan anugerah Allah, berlaku bagi semua manusia. Injil yang satu inilah yang mempersatukan mereka (19-20), mempersatukan gereja. Dengan demikian Kristen tetap utuh dan satu.

Renungkan: Kita bisa mulai mempromosikan kesatuan Kristen di Indonesia dengan mengaplikasikan dalam kehidupan bergereja, apa yang pernah diucapkan oleh John Newton: "Paulus adalah buluh untuk hal-hal yang tidak penting, namun pilar besi untuk hal-hal yang pokok."

Bacaan untuk Hari Pentakosta:

1Korintus 12:4-13 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Ko/T_1Ko12.htm#dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12:4 Kisah Para Rasul 2:1-13 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis2.htm#2:1 Yohanes 14:15-26 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh14.htm#dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14:15 Mazmur 104:1-4,24-33 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz104.htm

Lagu: Kidung Jemaat 256

(0.29) (Kis 18:1) (sh: Pemeliharaan Tuhan bagi Misi Injil (Rabu, 1 Juni 2005))
Pemeliharaan Tuhan bagi Misi Injil


Pengabaran Injil bisa dihalangi dengan keras. Pengabar Injil bisa ditentang dan ditolak. Akan tetapi, rencana Allah tidak bisa gagal. Ia akan memakai berbagai cara untuk memelihara misi penyelamatan tak terhenti.

Allah memelihara misi pengabaran Injil yang dilakukan Paulus melalui beberapa cara. Pertama, Allah memberikan Paulus kepekaan untuk mengetahui kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Kepekaan Paulus juga terlihat saat ia sendiri yang menanggung biaya pelayanannya. Ia tidak membebankannya kepada orang-orang percaya yang pernah ia layani. Sungguh teladan yang luar biasa! Untuk itu, ia bekerja sebagai tukang kemah yang juga dilakukan oleh Akwila dan Priskila (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">2-3). Kedua, Roh Kudus menguatkan Paulus dengan visi adanya umat pilihan yang harus diselamatkan di kota Korintus. Visi ini membuat ia tidak meninggalkan kota tersebut, walaupun Injil Kristus ditentang oleh orang-orang Yahudi yang ada di Korintus (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6-8,12-17). Ketiga, Allah melindungi Paulus dari ancaman para musuhnya sehingga ia dapat tinggal delapan belas bulan lamanya untuk mengajar umat dan melayani pekerjaan Tuhan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10-11).

Ada dua teladan Paulus yang dapat kita ikuti. Pertama, bergantung penuh kepada pemeliharaan Tuhan untuk mencukupi kebutuhan pelayanan, bukan kepada manusia. Akibatnya, pelayanan kita tidak dikendalikan orang lain. Kedua, kita perlu belajar peka akan kebutuhan orang lain. Jangan sampai pelayanan kita dikendalikan oleh rasa suka atau tidak suka terhadap sikap atau jenis orang tertentu. Hal yang paling penting adalah senantiasa meminta pimpinan Tuhan yang jelas melalui firman dan doa untuk visi pelayanan. Kalau Tuhan sudah menetapkan pimpinan-Nya, kita boleh meyakini bahwa rintangan apa pun akan dapat kita atasi.

Renungkan: Hati yang tulus untuk dipakai Tuhan, kepekaan akan kebutuhan di sekitar kita, dan ketaatan pada pimpinan Roh Kudus adalah kunci kesuksesan pelayanan kita.

(0.29) (Kol 4:7) (sh: Saling menguatkan, kunci kebersamaan umat kristen (Minggu, 15 Juli 2001))
Saling menguatkan, kunci kebersamaan umat kristen

Betapa indahnya persekutuan umat Kristen dimana terjalin saling menyemangati, menguatkan, memperingatkan, menolong, dan bertumbuh bersama melewati suka dan duka. Paulus sebagai rasul yang hebat juga menyadari bahwa di dalam kehidupannya, peran rekan-rekan sepelayanan sangatlah berarti.

Pada bagian akhir suratnya, rasul Paulus menyebutkan: nama beberapa rekan sepelayanan yang membantunya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7-11), salam dari orang-orang yang mengenal jemaat Kolose (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12-14), serta salam Paulus untuk saudara-saudari seiman yang dikenal jemaat (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15-17). Dengan mencantumkan nama dan salam dari orang-orang tersebut, Paulus ingin mengingatkan jemaat bahwa ada orang lain, yang selalu mengingat dan membantu membangun jemaat Kolose (ayat 12).

Dalam perjalanan pelayanan Paulus mengalami banyak perubahan dan pembentukan karakter, seorang yang begitu mandiri, keras, dan tegas, tetap menyadari bahwa keberadaan rekan-rekan sepelayanan tidak dapat diabaikan. Sementara nilai pribadi zaman kini mulai diabaikan karena lebih berfungsi sebagai pelengkap sosial ekonomi, Paulus menjunjung tinggi keunikan dan kelebihan masing-masing pribadi. Ia sangat mengenal masing-masing rekan sepelayanannya, maka Ia dapat menyebut mereka dengan asosiasi yang berarti. Peran mereka bukan hanya bagi pribadinya tetapi juga bagi jemaat yang mereka layani. Bentuk keterlibatan mereka lebih kepada kehidupan kasih dan doa yang dibagikan bagi pertumbuhan jemaat.

Renungkan: Kristen menilai sesama sebagai pribadi yang berarti dan bukan sebagai fungsi sosial ekonomi saja. Belajarlah mengingat peran rekan-rekan sepelayanan kita dalam kehidupan kekristenan kita dan ingatlah mereka dalam doa-doa kita.

Bacaan untuk Minggu Ke-6 sesudah Pentakosta

Kejadian 4:3-10

II Korintus 8:7-15

Markus 5:21-43

Mazmur 30

Lagu: Kidung Jemaat 448

PA 2 Kolose 3:5-17

Ketika Paulus menulis surat ini, Ia tahu bahwa iman dan keyakinan Jemaat Kolose sedang berusaha diguncangkan dan diserang oleh orang-orang yang menyebut dirinya kaum intelektual (kaum Gnostik). Ajaran ini sangat tidak puas dengan pengajaran Kristen yang dinilai sangat sederhana, sehingga mereka ingin mengubahnya menjadi suatu filsafat. Dalam usaha mengubah pemahaman iman jemaat, golongan ini memberikan pengajaran yang menjatuhkan Kristus dari jabatan-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat yang satu- satunya. Berhasilkah upaya mereka? Apa yang Paulus lakukan sebagai upaya untuk memperteguh iman dan keyakinan jemaat Kolose? Kita akan mempelajarinya dalam PA di bawah ini.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Menurut kaum Gnostik, Yesus hanyalah salah satu dari sekian banyak perantara Allah dengan manusia. Apakah pengajaran ini bertentangan dengan pemahaman kristiani? Apakah yang Paulus lakukan untuk menangkis pernyataan tersebut? Sebutkan tujuh hal penting yang Paulus kemukakan tentang Yesus (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15-18)!

2. Dari penjelasan Paulus tentang keutamaan Kristus, dapatkah Anda menjelaskan tentang: (a) Siapa Yesus Kristus di dalam diri-Nya (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15); (b) Siapa Yesus Krsitus bagi penciptaan (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16-17); (c) Siapa Yesus Kristus bagi gereja (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18); (d) Siapa Yesus Kristus bagi segala sesuatu (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19-20); (e) Apakah tujuan kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21-23)! Mengapa manusia tidak dapat mendamaikan dirinya sendiri dengan Allah? Jelaskan!

3. Uraian Paulus tentang keutamaan Kristus selain telah mementahkan ajaran golongan gnostik, juga meneguhkan keyakinan iman Kristen kepada Yesus Kristus. Menurut Anda, bagaimanakah seharusnya Kristen menyikapi pengajaran-pengajaran miring tentang Kristus dari luar, dan dari dalam kekristenan? Apa yang harus Kristen lakukan? Jelaskan!

4. Apakah yang harus Kristen lakukan, dalam tindakan konkret, sebagai konsekuensi dan tanggung jawab terhadap tindakan pendamaian Yesus Kristus? Jelaskan!

Pengantar Kitab Yehezkiel

Imam Yehezkiel ikut dalam pembuangan yang kedua bersama-sama raja

Yoyakhin dan sejumlah besar masyarakat dari golongan menengah ke atas.

Mereka ditempatkan di Tel Aviv -- sekitar sungai Kebar dan diberi hak-hak istimewa. Karena terpengaruh oleh ajaran nabi palsu yang ada di Yehuda, mereka mengharapkan kejatuhan Nebukadnezar dalam waktu dekat supaya dapat segera kembali ke negerinya. Dalam kondisi yang demikian pada tahun 593 s.M. Yehezkiel dipanggil Allah sebagai nabi bagi orang-orang

Yehuda dalam pembuangan untuk menyuarakan berita seperti yang disampaikan oleh Yeremia di Yehuda. Setelah kejatuhan Yerusalem, suara nabi berhenti selama 12 tahun. Setelah itu berita pembaharuan dari Allah diwartakan kepada mereka.

Karakteristik dan tema-tema utama

Kitab Yehezkiel dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu Penghakiman atas

Yehuda dan Yerusalem (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1-24); Nubuat atas bangsa-bangsa lain (ayat 25-32);

Berkat untuk Yehuda dan Yerusalem (ayat 33-48). Di dalam kitab Yehezkiel banyak menyampaikan penglihatan, simbol, alegori, dan perumpamaan.

Beberapa tema utama: ? Allah yang kudus dan tak terhampiri. Penglihatan yang dilihat

Yehezkiel berupa suatu penampilan yang menyerupai Allah namun Ia sendiri tetap tak terhampiri dan tersembunyi (ayat dengan+keras+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:28). Allah adalah kudus. Dosa merupakan pemberontakan terhadap kekudusan-Nya karena itu harus dihukum. Israel adalah bangsa pemberontak namun pembuangan dirancang untuk menciptakan sebuah bangsa yang taat kepada Allah (ayat 6:8;

9:8; 11:12, 13; 12:16; 14:22, 23). ? Anugerah dan kemurahan Allah. Penghakiman atas Yehuda dan

Yerusalem tidak menggagalkan rencana Allah atas pemilihan Israel.

Allah akan menunjukkan kemurahan-Nya kepada orang-orang dalam pembuangan. Mereka inilah yang akan menikmati janji Allah yang baru dan mengalami pembaharuan di tanah mereka. ? Kedaulatan Allah. Allah memerintah atas kehidupan bangsa-bangsa lain tidak hanya Israel. Firman Allah melalui nabi-Nya akan terlaksana. ? Tanggung jawab individu. Walaupun dosa suatu bangsa mempunyai dimensi korporate, diantara nabi-nabi lainnya Yehezkiellah yang lebih menekankan konsekuensi individu terhadap ketidaktaatan.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA