Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 490 ayat untuk harus mati AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.40) (Ibr 13:20) (jerusalem: dari antara orang mati) Yang dimaksudkan ialah kebangkitan Yesus. Hanya di sini kebangkitan itu disebut dengan tegas, tetapi selalu turut dipikirkan, kalau Ibrani berkata tentang Yesus yang dimuliakan, Ibr 1:3, dll.
(0.40) (1Ptr 4:6) (jerusalem: Injil) Mengenal "Injil" atau kabar yang baik itu bdk 1Pe 3:19+. Sementara ahli berpendapat bahwa "orang-orang" itu ialah orang yang secara rohani mati, misalnya orang tak beriman yang menganiaya para pembaca 1Petrus itu.
(0.40) (Why 13:3) (jerusalem) Ayat ini menyinggung salah satu pemulihan negara Roma yang sebentar tergoncang (pembunuhan atas diri Caesar? Kerusuhan yang menyusul kematian Nero?) Binatang yang berluka tetapi sembuh itu merupakan gambar ejekan Kristus yang mati tetapi bangkit.
(0.40) (Rm 7:2) (ende)

Hubungan antara kaum Israel dan Allah sering dilambangkan dengan perdjandjian nikah. Bila orang Israel tidak setia lagi kepada sjarat-sjarat perdjandjian (hukum taurat), lebih-lebih kalau mereka murtad dan menjerahkan diri kepada dewa-dewa orang "kafir", mereka disebut pezinah. Tetapi siapa masuk umat Kristus bukan murtad, melainkan dengan sendirinja mendjadi bebas dari hukum taurat, sebab ia sudah mati terhadapnja karena turut mati bersama dengan Kristus.

(0.40) (Rm 7:4) (ende: Dimatikan)

jaitu oleh penganut-penganut hukum sendiri. Telah turut dihukum mati dan disalibkan bersama Kristus. Bdl. Rom 6:3; dan Gal 2:19.

Djalan pikiran agaknja begini: Kristus dihukum mati oleh orang Jahudi. Demikian Ia dengan resmi (pura-pura menurut tuntutan-tuntutan hukum taurat) dikeluarkan (dikutjil) dari lingkungan hukum taurat, djadi dengan resmi bebas terhadapnja. Demikian semua orang dalam Kristus turut terkutjil bersama dengan Jesus dan sebab itu bebas dari ikatan hukum itu.

(0.40) (1Kor 15:36) (ende)

Djika kemungkinan kebangkitan orang mati disangsikan, baiklah diperhatikan kedjadian-kedjadian sehari-hari, jang menjatakan kemahakuasaan Allah untuk menghidupkan jang mati, dan dalam pada itu memberi pelbagai matjam bentuk jang indah-indah.

Seperti sering bertemu dalam gaja bahasa Paulus, disinipun ditjampur-adukkan kiasan dengan apa jang dikiaskan. Demikian ia menamakan bentuk tumbuh-tumbuhan "badan", dan bidji-bidji dikatakan "telandjang" artinja tanpa bentuk atau hiasan jang indah. Bdl. 2Ko 5:1-5.

(0.40) (2Kor 5:6) (ende)

Ketiga ajat ini agak kabur susunannja. Dapat ditafsirkan sebagai berikut. Paulus tidak takut mati, malahan ingin mati, sebab itu berarti masuk tanah-air jang sedjati, dan untuk selama-lamanja hidup dalam pergaulan mesra dengan Jesus jang pernah dilihatnja dalam kemuliaanNja. Umat patut berpikir demikian djuga. disini terang pula bahwa Paulus jakin, bahwa keadaan itu tertjapai segera sesudah matinja tubuh, biarpun djiwa masih dalam keadaan "telandjang."

(0.40) (1Kor 15:35) (full: BAGAIMANAKAH ORANG MATI DIBANGKITKAN? )

Nas : 1Kor 15:35-54

Di sini Paulus memulai suatu pembahasan mengenai pengajaran tentang apa yang tercakup dalam kebangkitan orang mati (untuk ulasan ayat-ayat ini

lihat art. KEBANGKITAN TUBUH).

(0.40) (Kis 13:28) (jerusalem: untuk hukuman mati) Sebuah pokok pembelaan Kristen: Yesus tidak bersalah dan dengan tidak semena-mena dijatuhi hukuman mati, bdk Kis 3:13-14; Luk 23:14,22,47; Mat 27:3-10,19,23-24
(0.40) (Flp 1:23) (jerusalem: diam bersama-sama dengan Kristus) Baik mati maupun hidup, masing-masing dengan Kristus, 1Te 5:10; Rom 14:8; Kol 3:3; dll. Paulus tidak menjelaskan bagaimana memikirkan "keuntungan" yang disebut dalam Fili 1:21, dan yang "jauh lebih baik"
(0.40) (Flp 3:11) (jerusalem: kebangkitan dari antara orang mati) Tak mungkin Paulus di sini berbicara tentang kebangkitan umum. Kebangkitan itu mengenai semua manusia, baik orang yang baik maupun yang jahat. Kebangkitan itupun tidak akan menyelamatkan orang jahat dari kematian kekal, Yoh 5:29. Sebaliknya apa yang dimaksudkan ialah kebangkitan sejati, yakni kebangkitan orang benar. Mereka diambil "dari antara orang mati" dan hidup bersama Kristus, bdk Luk 20:35+.
(0.39) (Rm 12:1) (full: TUBUHMU SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG HIDUP. )

Nas : Rom 12:1

Orang percaya seharusnya mempunyai keinginan tulus-ikhlas untuk menyenangkan hati Allah dalam kasih, pengabdian, pujian dan kekudusan, serta mempersembahkan tubuh untuk pelayanan.

  1. 1) Keinginan terbesar kita seharusnya hidup kudus dan berkenan kepada Allah. Ini menuntut memisahkan diri dari dunia dan makin mendekati Allah (ayat Rom 12:2). Kita harus hidup bagi Allah, menyembah Dia, menaati Dia, bersama dengan Dia menentang dosa dan membela kebenaran, menolak dan membenci kejahatan, melakukan pekerjaan baik untuk orang lain, meniru Kristus, mengikut Dia, melayani Dia, hidup sesuai dengan Roh dan dipenuhi oleh Roh.
  2. 2) Kita harus mempersembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai sudah mati kepada dosa dan sebagai rumah Roh Kudus

    (lihat cat. --> Rom 12:2 berikut;

    [atau ref. Rom 12:2]

    bd. 1Kor 6:15,19).
(0.39) (Mrk 10:32) (sh: Ada apa dengan Yerusalem? Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebut (Jumat, 28 Maret 2003))
Ada apa dengan Yerusalem? Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebut

Ada apa dengan Yerusalem? Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebut Yesus dalam pemberitaan-Nya sebagai kota penggenapan rencana keselamatan Allah. Di kota inilah Yesus akan mati di tangan bangsa-bangsa kafir! Mereka yang menyertai Yesus masuk kota itu cemas. Satu-satunya yang tidak menunjukkan kecemasan dalam rombongan itu hanyalah Yesus. Yesus dengan penuh kerelaan menyadari bahwa Ia harus menderita, dan mati bagi semua orang. Perjalanan menuju Yerusalem adalah perjalanan penuh ketakutan dan penderitaan, tetapi sekaligus perjalanan menuju kemenangan di mana semua tindakan dan karya-Nya mengarah ke salib yang membebaskan kita dari kuasa dosa.

Sungguh ironis, sebab di saat para murid cemas, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, melihat kondisi ini sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tinggi, dan tempat terhormat. Namun permintaan mereka dijawab Yesus dengan menjelaskan dua hal. Pertama, cawan yang harus Ia minum. Cawan itu merupakan lambang sukacita (lih. Mzm. 23:5; 116:13), dan dukacita dalam PL (lih. Mzm. 11:6; Yeh. 23:31-34; Yes. 51:17-23; Yer. 25:15; Rat. 4:21). Yesus memakai cawan dalam pengertian terakhir, yaitu bahwa Ia harus minum dari cawan yang berisikan hukuman. Kedua, baptisan. Dibaptis berarti merendahkan diri dengan penuh kepatuhan, mengorbankan diri sendiri (bdk. Luk. 12:50). Melalui kedua gambaran ini jelas bahwa demi Kerajaan itu Yesus harus menderita. Mampukah para murid melakukan hal ini?

Melalui penderitaan Kristus, kita mendapatkan teladan pelayanan dan kehidupan kristiani, yaitu melayani dalam kasih, kerendahan hati, penaklukan diri kepada kehendak Allah (bdk. Flp. 2:1-11).

Renungkan: Kebenaran Allah menjadi nyata melalui kematian Yesus Kristus, dan belas kasihan Allah kepada kita dinyatakan melalui kurban pengganti yang Allah sendiri berikan.

(0.39) (1Ptr 4:1) (sh: Penderitaan memperdalam kerohanian (Jumat, 22 Oktober 2004))
Penderitaan memperdalam kerohanian

Penderitaan memperdalam kerohanian. Ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1 mudah disalahfahami, seolah Petrus mengajarkan bahwa penderitaan melepaskan orang dari dosa, atau bahwa tubuh adalah letak kedudukan dosa. Jika kita pernah berpandangan demikian, sadarilah bahwa ajaran itu tidak alkitabiah. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa tubuh jahat adanya dan bahwa keselamatan harus dengan jalan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, orang Kristen tidak perlu memegang anggapan negatif tentang tubuh, materi atau unsur dunia lainnya.

Setelah di bagian sebelumnya ini ia menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan orang beriman, kini ia menjelaskan apa arti penderitaan dalam hidup rohani orang beriman. Jika seseorang telah berani menanggung penderitaan badani karena kebenaran, berarti orang itu sedang membayar harga demi keinginannya untuk hidup kudus. Dengan kata lain, Petrus kini mendorong orang-orang percaya untuk berjuang demi kekudusan sampai ke resiko menanggung penderitaan badani (ayat 2). Ketika seseorang masuk ke dalam anugerah Tuhan, orang itu harus meninggalkan masa lalu hidup berdosanya, apa pun resiko yang harus dipikul (ayat 3,4). Nah, bila kita telah memiliki sikap sedemikian, kekuatan daya tarik dosa sudah teramat lemah atas kita!

Ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6 sulit dipahami sebab mirip dengan ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3:19,20, tetapi berbeda maksud. Di ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">5, Petrus sudah menyinggung soal orang hidup dan orang mati, semua akan dihakimi Tuhan. Di ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6 ini Petrus menyebut tentang orang-orang yang (karena imannya) dihakimi dan dihukum mati. Seperti halnya Kristus, orang beriman tersebut dapat dimatikan tubuhnya, tetapi tidak rohnya. Maksud Petrus, penilaian terakhir kualitas hidup orang tidak dapat diukur secara badani atau duniawi, tetapi harus dari prinsip kebenaran Tuhan dalam firman-Nya. Selain itu, ia kini menggemakan ajaran Yesus bahwa kita tidak perlu takut orang membunuh tubuh kita, sebab mereka tidak dapat mencelakan roh kita.

Untuk dilakukan: Manusia dapat membunuh tubuh kita, tetapi tak ada kekuatan sebesar apa pun dapat merebut iman kita atau memisahkan kita dari kasih Tuhan.

(0.39) (Mat 22:23) (sh: Ajaran Yesus mencengangkan (Rabu, 2 Maret 2005))
Ajaran Yesus mencengangkan

Ajaran Yesus mencengangkan
Sesudah komplotan Farisi dan Herodian gagal, kini giliran orang Saduki berusaha menguji Yesus. Pertanyaan mereka berbentuk cerita buatan yang disusun atas dasar ketidakpercayaan mereka tentang kebangkitan orang mati. Jadi, tujuan pertanyaan mereka bukan ingin menjebak Yesus ke dalam kesalahan, tetapi mungkin sekali untuk memaksa Yesus menyetujui mereka. Bila itu terjadi, secara tidak langsung mereka berhasil memanfaatkan Yesus untuk mendukung mereka dan menolak ajaran lain.

Masalah dalam strategi itu adalah bahwa mereka yang tidak percaya kebangkitan justru mengajukan pertanyaan mengenai nasib orang yang akan dibangkitkan kelak. Tuhan Yesus menegur mereka dengan keras. Pertama, pemahaman mereka akan Alkitab salah. Mereka mengaku ahli Alkitab, tetapi keliru mengerti isi Alkitab. Referensi Perjanjian Lama tentang kebangkitan orang mati bukan hanya di kitab Daniel (Dan. 12:2), tetapi juga secara implisit di kitab-kitab Musa (Mat. 22:31-32; Kel. 3:6) "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, ..." Kata kerja yang dipakai memakai tensa sekarang yang menunjukkan Abraham sedang hidup. Kedua, pemahaman teologis mereka salah. Mereka tidak percaya Allah berkuasa membangkitkan orang mati. Tuhan Yesus mengajarkan mereka bahwa kuasa Allah akan membuat tubuh kebangkitan itu mulia seperti malaikat. Hubungan-hubungan di antara anak-anak Tuhan tidak lagi seperti hubungan-hubungan yang terbatasi oleh fisik, ruang, dan waktu (ayat 30).

Dalam perikop sebelum ini orang berjumpa dengan hikmat dan integritas Yesus. Kini orang harus mengakui ajaran Yesus yang mencengangkan. Yesus tidak saja penuh integritas, tetapi juga kenal seluruh rahasia Allah. Tak ada guru agama mana pun yang dapat memberikan kita jawaban sepasti Yesus tentang rahasia hidup sesudah kematian.

Renungkan: Sandarkan seluruh kebutuhan Anda untuk memiliki kepastian tentang masa depan dan hidup sesudah kematian sepenuhnya pada Yesus dan ajaran-Nya.

(0.39) (1Kor 15:12) (sh: Pengharapan yang akan datang (Rabu, 1 Oktober 2003))
Pengharapan yang akan datang

Pengharapan yang akan datang. Perbedaan pandangan tentang kebangkitan orang mati dalam masyarakat pluralis di Korintus bisa saja mempengaruhi lunturnya iman percaya jemaat Tuhan. Namun, Paulus jeli dalam mengantisipasi masuknya pandangan yang tidak sesuai dengan iman Kristen ke dalam kehidupan jemaat. Paulus menegaskan penolakannya terhadap dua pandangan yang berbeda. Jemaat harus menyimak dengan saksama, jika tidak ingin menjadi orang yang paling malang dari segala manusia (ayat 19).

Pertama, Paulus menolak pandangan orang Saduki dan orang Yahudi yang sangat dipengaruhi konsep Yunani bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Jemaat Korintus pun seharusnya menolak pandangan itu. Dengan gaya retoris, Paulus berargumen bagaimana mungkin ada di antara jemaat yang mengatakan tidak ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Pertanyaan Paulus jelas mendorong mereka untuk menerima kebangkitan orang-orang percaya karena mereka sudah setuju dengan Paulus bahwa Yesus telah dibangkitkan (ayat 12-16).

Kedua, Paulus menolak pandangan Yunani tentang imortalitas jiwa tanpa kebangkitan tubuh, sebagaimana orang Farisi. Kebangkitan Kristus tidak hanya mencakup aspek kehidupan iman percaya masa kini tetapi juga pengharapan akan kehidupan masa yang akan datang; pada kehidupan yang akan datang kita akan dibangkitkan bersama Kristus dengan tubuh sorgawi (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18-19; bdk. harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15:35-49; Dan. 12:2). Jemaat Korintus seharusnya tidak hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus (ayat 19).

Pandangan-pandangan yang bertentangan dengan kebangkitan Yesus patut ditolak demi menjamin kepercayaan yang tidak sia-sia, hidup dalam pengampunan dosa dan hidup dalam pengharapan yang akan datang.

Renungkan: Iman yang berlandaskan pada kebangkitan Yesus menjamin pengharapan akan kehidupan yang akan datang.

(0.39) (Flp 1:18) (sh: Hidup menghasilkan buah (Senin, 24 Mei 2004))
Hidup menghasilkan buah

Hidup menghasilkan buah. Apa sebabnya Paulus dapat optimis bahkan bersukacita di tengah penderitaannya, khususnya pemenjaraan yang menimpa dirinya? Bukankah ada kemungkinan ia akan dieksekusi oleh karena imannya?

Paulus tidak menguatirkan mengenai keselamatannya. Dia percaya bahwa kesudahan semua penderitaan dan penjara itu adalah keselamatan dirinya. Entah keselamatan dalam arti ia dibebaskan dari pemenjaraan fisik maupun keselamatan surgawi (ayat 19). Dirinya adalah pemberian dan milik Kristus, untuk Dia saja -- hidup atau mati -- Paulus mengabdikan dirinya.

Yang Paulus kuatirkan ialah bagaimana hidupnya tetap dapat mempermuliakan Tuhan baik ketika ia ada di dalam penjara, maupun pada masa mendatang entah dalam keadaan apapun dia, bahkan sampai pada saat kematiannya (ayat 20). Bagi Paulus persoalannya bukan mati atau hidup, asalkan kedua-duanya memuliakan Tuhan. Di satu sisi memang kematian akan menyelesaikan perkara penderitaan dan kesusahan di dunia ini. Kematian berarti permulaan dari menikmati secara penuh persekutuan keselamatan yang telah Kristus kerjakan (ayat 23). Namun, di sisi lainnya Paulus melihat kebutuhan dan sekaligus panggilan Tuhan untuk tetap berkarya di dalam dunia ini. Paulus melihat kebutuhan konkret jemaat Filipi dan pelayanan mereka. Oleh sebab itu Paulus memutuskan untuk taat pada kehendak Allah yaitu tinggal di dalam dunia ini untuk hidup menghasilkan buah (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22, 24-25).

Kematian bukan pelarian bagi Paulus. Selama ia hidup, ia harus memberi buah: menjadi berkat bagi orang-orang yang kepadanya Tuhan pertemukan. Kalau tiba waktunya kematian menjemput, Paulus tahu ia akan ke sorga mulia. Namun, sekarang selagi ia hidup berarti bekerja dan melayani Tuhan.

Doa: Tuhan, kiranya kesukaanku yang terdalam ialah bahwa entah aku masih lama hidup atau segera akan mati, aku menyenangkan-Mu

(0.39) (Why 2:8) (sh: Miskin tetapi kaya (Kamis, 24 Oktober 2002))
Miskin tetapi kaya

Miskin tetapi kaya. Tuhan, Raja Gereja senantias memedulikan umat-Nya. Jemaat yang tinggal di kota indah dan makmur macam Smirna ternyata bukan hanya miskin secata material, tetapi juga bertubi-tubi didera aniaya. Karena imannya, Jemaat Smirna juga terkena fitnah, dan akibatnya, beberapa orang warga jemaatnya harus mendekam di penjara. Sungguh, suatu jemaat di bawah salib! Namun, sekali lagi, Tuhan memedulikan umat-Nya: “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu.” (ayat 9). Ia memahami keadaan mereka yang serba sukar. Namun, Ia juga tahu persis bahwa di balik kondisi yang menyedihkan itu, jemaat Smirna memiliki sesuatu yang sangat berharga, yakni kekayaan rohani. Kekayaan rohani berupa kesetiaan yang tabah-takwa memikul fitnah dan aniaya, pendeknya ketidakadilan karena Kristus.

Tuhan, Raja Gereja menyatakan diri sebagai “Yang Awak dab Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”(ayat 8). Dengan itu Kristus menyatakan bahwa Ia kekal dan kekekalan-Nya itu diperuntukkan bagi umat-Nya. Tidak kalah menariknya pula bahwa Ia yang kekal juga mengalami kematian dan kemudahan dibangkitkan. Maksudnya, Kristus mengisyaratkan bahwa pergumulan jemaat Smirna ada dalam kawasan pemerintahan-Nya atas sejarah umat manusia. Sebagaimana Ia pernah mati namun kemudian bangkit, jemaat Smirna yang berada di bawah banyang-bayang maut akan tetap terpelihara karena kasih dan kuasa Tuhannya. Di satu sisi dingkapkan-Nya solidaritas. Ia pernah mengalami apa yang mungkin akan mereka alami pula. Namun, di sisi lain terungkap pula keagungan yang menghiburkan dan membangkitkan pengharapan: Ia kekal bagi mereka, pemerintahan-Nya kekal, dan mereka yang setia sampai mati akan berbagian di dalam pemerintahan kekal itu (ayat 10). Masa siksa aniaya itu akan berakhir menurut penentuan-Nya, dan Raja Gereja minta supaya orang-orang percaya di jemaat Smirna tetap setia sampai akhir demi beroleh mahkota kehidupan. Teraniaya di dunia, tapi mulia bersama-sama Tuhannya. Kematian kedua, yakni hukuman kekal, tidak akan menimpa mereka.

(0.37) (1Kor 15:1) (sh: Inti pemberitaan Injil (Selasa, 30 September 2003))
Inti pemberitaan Injil

Inti pemberitaan Injil. Paulus menganggap penting untuk mengingatkan kembali jemaat Korintus akan Injil yang telah diberitakannya. Jemaat Korintus telah menerima Injil dan hidup di dalamnya. Karena itu tak dapat disangkal bahwa jemaat Korintus telah menerima keselamatan (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1). Namun ada catatan penting yang bukan hanya harus selalu diingat dan dipegang tetapi juga ditambahkan kepada pengetahuan mereka tentang injil (ayat 2).

Pertama, Injil harus dipahami sebagai suatu kesatuan berita tentang kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah rangkaian peristiwa yang menjadi inti Injil. Ia mati karena dosa-dosa manusia, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai Kitab Suci (ayat harus+mati+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3,4; bdk. Yes. 53:4-6,8,11-12; Hos. 6:2; Yun. 1:17). Fakta kebangkitan-Nya, sebagaimana kesaksian saksi mata, antara lain: Kefas, kedua belas murid, lebih dari lima ratus saudara, Yakobus, semua rasul dan yang paling akhir Paulus sendiri (ayat 5-8), menggagalkan keraguan beberapa orang terhadap kebangkitan orang mati.

Kedua, Injil harus menjadi motivasi pembawa berita. Paulus telah dipilih sebagai saksi kebangkitan Yesus dan dipanggil menjadi rasul -- meskipun ia menganggap dirinya rasul yang paling hina karena ia menganiaya jemaat Allah (ayat 9). Namun, ia menganggap kasih karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadanya, yaitu Injil keselamatan menjadi motivasi kuat untuk bekerja lebih keras dari rasul yang lain (ayat 10-11).

Hendaknya gereja tidak melupakan fondasi yang mengokohkannya yaitu Injil Yesus Kristus karena gereja ada karena pemberitaan Injil disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting ini dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. Renungkan: Oleh Injil kita diselamatkan. Oleh Injil kita mengetahui bahwa kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah.

(0.37) (Ibr 2:5) (sh: Anugerah Keselamatan (Minggu, 3 Oktober 1999))
Anugerah Keselamatan

Anugerah Keselamatan Kerelaan Yesus yang seketika lamanya menjadi lebih rendah dari malaikat dan bahkan menjadi sama dengan manusia, menderita, dan mati bukanlah suatu kekalahan! Tindakan Yesus ini justru adalah suatu kemenangan besar sepanjang sejarah alam. Ia mati namun bangkit lagi. Maut pun ditaklukkan-Nya. Semua ini semata-mata demi meneguhkan kuasa-Nya atas seluruh alam ciptaan termasuk maut, dan demi mewujudkan rencana-Nya yaitu agar manusia menerima anugerah keselamatan.

Membuktikan kebenaran Injil. Kebenaran Injil dibuktikan Allah sendiri melalui Yesus Kristus yang diutus secara khusus ke dalam dunia. Yesus Kristus bukan hanya lebih tinggi dari para malaikat dan makhluk ciptaan lainnya. Ia juga lebih berkuasa atas segala kuasa jahat, yaitu Iblis dan maut. Kematian-Nya mematahkan maut dan Iblis; sebab Ia bangkit dari kematian. Maut tak dapat mempecudangi-Nya. Selanjutnya Allah mengutus Roh Kudus-Nya ke dalam setiap rasul dan hamba-hamba-Nya untuk memberitakan Injil-Nya dengan kuasa Ilahi-Nya. Di dalam Kristus terletak pengharapan kemenangan atas si jahat dan keselamatan yang kekal.

Perjuangan Kristus. Mengorbankan harga diri dan nyawa, Yesus Kristus "habis- habisan" berjuang demi membuktikan kebenaran Injil dan menganugerahkan keselamatan bagi manusia. Karenanya, Kristen pun harus "habis-habisan" juga bagi Yesus Kristus. Artinya, kita harus menjadi pengikut Kristus secara utuh dan menyeluruh. Menjadi Kristen dalam hati, pikiran, dan perkataan. Menjadi Kristen di rumah, Kristen di kantor, Kristen di masyarakat, dan Kristen di negara.

Renungkan: Menjadi Kristen harus berani menembus batas-batas ras, suku, etnis, dan golongan dengan sikap bijaksana dan terpuji.

Doa: Ya Tuhan, jadikan aku Kristen yang militan agar aku dapat menjadi Kristen yang sungguh dan berjuang "habis-habisan" demi kemuliaan-Mu. Tolonglah aku ya Tuhan.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA