Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 10113 ayat untuk Perbuatanmu itu bodoh (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17) (Mat 5:22) (jerusalem: Kafir) Kata ini menterjemahkan kata "rakka", sebuah kata Aram/Ibrani yang diambil Matius dari tradisi. Artinya: "kepala angin", "kurang akal"
(0.16) (Mzm 2:1) (full: MENGAPA RUSUH BANGSA-BANGSA. )

Nas : Mazm 2:1-12

Mazmur ini terdiri atas empat pemandangan yang berbeda.

  1. 1) Pemazmur mulai dengan membicarakan bangsa-bangsa dan raja-raja dunia yang menentang Yang Diurapi Allah (ayat Mazm 2:1-3; bd. Kis 4:25-27;

    lihat cat. --> Mazm 2:2 berikutnya)

    [atau ref. Mazm 2:2]

    -- suatu gambaran menyedihkan mengenai pemberontakan congkak umat manusia terhadap Allah, hukum-Nya, penebusan-Nya, Mesias-Nya, dan ajaran moral penyataan-Nya. Para penulis PB juga melihat dunia sedang menentang Kristus, orang percaya, dan iman alkitabiah (Yoh 15:19; Ef 6:12).
  2. 2) Allah menanggapi mereka dengan mencemooh usaha bodoh dari dunia yang berusaha menyingkirkan Dia (ayat Mazm 2:4-6). Saatnya akan tiba ketika Ia akan mengakhiri pemberontakan manusia dan menegakkan kerajaan-Nya di atas muka bumi ini (lih. Rom 1:18; 1Tes 5:1-11; 2Tes 2:8; Wahy 19:11-21).
  3. 3) Allah Bapa berjanji untuk mengutus Anak yang dikasihi-Nya (ayat Mazm 2:7-9), puncak warisan bangsa-bangsa (lih. Kis 13:33; Ibr 1:5; Ibr 5:5; bd. Mat 3:17; 17:5; 2Pet 1:17), untuk mengalahkan semua pihak yang menentang pemerintahan-Nya. Jadi, janji ini akan digenapi ketika Kristus datang ke dunia pada akhir zaman dan membinasakan semua musuh Allah (lih. Wahy 12:5; 19:15). Ketika itu semua orang percaya yang setia akan ikut memerintah bangsa-bangsa bersama dengan Dia (Wahy 2:26-27).
  4. 4) Melalui pemazmur, Roh Kudus menasihati umat manusia untuk bersikap bijaksana di hadapan Allah Yang Mahakuasa dan berlindung pada-Nya sebelum hari penghakiman yang dahsyat itu tiba (ayat Mazm 2:10-12; Ibr 3:7-19).
(0.16) (2Raj 24:18) (sh: Kebodohan pembawa kehancuran (Jumat, 21 Juli 2000))
Kebodohan pembawa kehancuran

Tahukah Anda arti pepatah 'keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama'? Binatang sebodoh keledai diyakini tidak akan melakukan kesalahan yang sama karena ia dapat dan mau belajar dari kesalahan yang lampau. Manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi, mempunyai kepandaian jauh di atas keledai. Dengan kata lain seharusnya manusia tidak akan begitu mudah melakukan kesalahan karena ia dapat berpikir, menganalisa, bahkan mengevaluasi setiap tindakan yang akan dilakukan. Apalagi jika ia sudah dibekali dengan petunjuk dan nasihat.

Zedekia ternyata lebih bodoh dari keledai. Tentunya ia sudah melihat sebuah contoh hidup mengapa Allah menghukum Yoyakim, saudara kandungnya. Namun anehnya, ia mengulangi apa yang Yoyakim lakukan (19). Ketika, ia bersekongkol dengan Mesir dan bangsa-bangsa lainnya untuk menentang Babel, bukankah Allah sudah memberikan petunjuk dan nasihat untuk tidak melakukannya (Yer. 27:3-8; Yeh. 17:11-21). Contoh hidup dan petunjuk dari Allah sebenarnya merupakan bekal yang cukup bagi Zedekia untuk tidak melakukan kesalahan. Namun inilah kebodohan Zedekia yang melebihi keledai.

Akibatnya sebagai pribadi ia harus membayar dengan harga yang sangat mahal (7). Sebuah pemandangan yang tidak akan pernah ia lupakan selama ia hidup dan sebuah penghukuman yang sangat kejam hingga perlu untuk disebutkan secara khusus dalam kitab tentang raja-raja Israel dan Yehuda. Sebagai bangsa, Yehuda semakin terpuruk dan tersungkur (9-17). Yehuda sudah hancur-lebur. Kehidupan sosial, politik, dan ekonomi tidak mungkin dibangun lagi karena yang dibiarkan hidup bukan lagi orang lemah namun orang-orang miskin, itu pun hanya beberapa saja (12 bandingkan dengan Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">24:14). Kalau pun yang tersisa berhasrat bangkit dan mulai membangun dari kehidupan rohani mereka, itu juga tidak mungkin sebab para pemimpin rohani mereka juga dibunuh (18-21). Tidak ada yang tersisa. Tidak ada lagi yang berharga.

Renungkan: Bukankah kebodohan Zedekia adalah gambaran kebodohan manusia pada umumnya? Ia dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kita atau mungkin dalam diri kita sendiri. Misalnya, tahu narkoba berbahaya tetapi mengapa peminatnya semakin meningkat? Mampukah kita memeranginya?

(0.16) (Ayb 15:1) (sh: Nasihat atau tuduhan? (Jumat, 10 Desember 2004))
Nasihat atau tuduhan?

Acapkali orang memaksakan pandangannya tentang kebenaran pada orang lain tanpa mempertimbangkan perasaan orang tersebut. Padahal, belum tentu pandangan si penasihat itu yang paling benar. Tidak jarang nasihat kebenaran menjadi sindiran yang kasar serta membabi buta yang jelas-jelas berlawanan dengan kebenaran sesungguhnya.

Seperti itulah nasihat Elifas. Ia mengajukan pertanyaan retoris (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">2-3, 7-9, 11-14) dan kata-kata kasar serta tajam (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">4-6, 16). Rupanya Elifas tersinggung dengan pernyataan Ayub (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">12:3; 13:2). Itu sebabnya Elifas membalas Ayub dengan menggunakan kata-kata Ayub sendiri (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">9). Pertanyaan-pertanyaan retoris Elifas sebenarnya bermaksud menyindir Ayub yang mengaku diri berhikmat (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">2), memiliki pengetahuan ilahi (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">7-8) dan merasa diri benar (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">14-16) padahal bodoh dan berdosa. Sedangkan kata-kata kasar serta tajam Ayub, hanya menyamakannya dengan orang fasik. Perhatikan, misalnya "kesalahanmulah yang menghajar mulutmu, dan bahasa yang licik yang kaupilih" (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">5), juga "lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air" (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">16).

Mulai ayat 20-35 Elifas kemudian menguraikan panjang lebar tentang nasib orang fasik. Orang fasik sepanjang hidupnya akan menderita, ketakutan (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">20-24, 28-30), dan akhirnya binasa (ayat 31-35) oleh karena hidup mereka yang menentang Allah (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">25-27). Ucapan Elifas ini menciptakan `tembok pemisah' antara Ayub dengan ketiga temannya (ayat Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">10). Perkataan Elifas ini mempertajam suasana yang tidak enak menjadi konflik terbuka. Yang ada bukan nasihat lemah lembut, tetapi tuduhan yang penuh kemarahan. Sikap menghukum menggantikan kasih.

Memang kita harus berhati-hati dalam menasihati orang lain. Jangan gegabah memutlakkan pandangan kebenaran kita. Jangan pula menuduh tanpa bukti-bukti yang jelas, apalagi dengan kata-kata keras dan kasar. Bila nasihat disampaikan dengan kesombongan, hasilnya adalah pertengkaran, kemarahan, dan sakit hati. Kebenaran harus disampaikan dalam kasih.

Camkan: Nasihat yang baik membawa kebangunan dan transformasi. Tuduhan hanya menjatuhkan dan menghancurkan.

(0.15) (1Raj 11:41) (sh: Pentingnya sentuhan pribadi bagi pembangunan keluarga (Jumat 18 Februari 2000))
Pentingnya sentuhan pribadi bagi pembangunan keluarga

Salomo mempunyai 700 istri dan 300 gundik. Bisa dibayangkan berapa jumlah anak yang ia dapat dari 1000 wanita itu. Namun dari sekian banyak anak yang dimiliki, hanya satu yang tercatat sebagai calon pengganti Salomo, yaitu Rehabeam. Sebagai anak yang akan menduduki takhta raja, tampaknya ia tidak mewarisi kepandaian ayahnya. Padahal Rehabeam pasti mendapatkan mutu dan metode pendidikan kelas satu. Keadaan ini sangat berbeda dengan Daud, yang hanya mempunyai beberapa anak yang terkenal cakap dan pantas menjadi raja.

Kebodohan Rehabeam tampak ketika ia harus menjawab permohonan orang-orang Israel untuk meringankan tanggungan mereka. Jika ia berhikmat seperti Salomo, ia dapat menggunakan secara tepat dan benar pengetahuan yang ia miliki, dan ini bisa menunda perpecahan kerajaan. Pengetahuan yang ia miliki adalah tentang sepak terjang Yerobeam dan ancaman perpecahan kerajaan Israel. Ia seharusnya mengambil hati mayoritas orang Israel untuk memperkuat kedudukannya terlebih dahulu. Ini sama sekali tidak dilakukan, justru ia memperberat tanggungan mereka.

Dalam konteks yang demikian, apa yang difirmankan Allah tentang terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua, digenapi. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa Allah telah membuat atau memaksa Rehabeam menjadi bodoh. Sebaliknya ini lebih merupakan akibat dosa Salomo sendiri. Ia terlalu sibuk untuk memuaskan keinginan diri sendiri dan keinginan istri-istri dan gundik- gundiknya, sehingga ia lalai untuk mempersiapkan seorang anak yang cakap sebagai penggantinya. Kesalahan yang Salomo lakukan berakibat fatal, bukan saja bagi pribadinya yaitu martabat dan harga dirinya sebagai raja yang agung akan terhempas, namun juga kepada Rehabeam yaitu menjadi orang yang tidak cakap untuk mempertahankan keutuhan kerajaan Israel. Akhirnya, seluruh rakyat Israel harus pula terkena dampaknya karena kebodohan Rehabeam.

Renungkan: Mempersiapkan dan membekali anak-anak kita demi masa depan mereka tidaklah cukup dengan menyediakan segala keperluan, mulai dari pendidikan hingga permainan yang serba kelas satu. Mereka juga perlu sentuhan, perhatian, dan teladan kita secara pribadi. Mereka merindukan keterlibatan pribadi kita di dalam hidup mereka bukan hanya uang kita. Persiapkanlah generasi penerus sebelum terlambat!

(0.15) (Mat 10:16) (sh: Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen? (Sabtu, 27 Januari 2001))
Begitu lemah dan tak berdayakah Kristen?

Yesus menggambarkan Kristen seperti domba di tengah- tengah kawanan serigala. Dapatkah domba menyerang balik serigala? Demikian pula Kristen dalam dunia yang begitu jahat, tidak dapat menyerang balik. Namun apakah ini berarti bahwa Kristen hanya pasrah ketika dijadikan korban? Apakah tidak ada seorang pun yang membelanya?

Merpati adalah binatang yang mudah ditipu dan tidak peka (Hos. 7:11) sementara di daerah Timur Tengah ular dipandang sebagai binatang buas yang pandai menghindari bahaya. Jika Kristen harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, berarti Kristen dalam menjalani kehidupan di dunia yang jahat ini harus pandai menghindari bahaya tanpa menjadi berbahaya bagi orang lain, dan tulus tanpa menjadi bodoh. Namun bagaimana jika Kristen sudah berada dalam bahaya karena sudah diseret ke Majelis Agama, ke muka penguasa-penguasa, atau raja-raja? Dalam situasi seperti ini, cerdik dan tulus tidak lagi memadai. Pada abad pertama mereka yang dihadapkan ke pengadilan membutuhkan pembela yang pandai, jika tidak maka dapat dipastikan bahwa mereka akan kalah. Kristen tidak perlu takut sebab Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan untuk menjadi pembela bagi dirinya sendiri.

Namun bagaimana jika Kristen tidak dibawa ke pengadilan tetapi langsung menghadapi kesadisan manusia (ayat 21-22)? Bagaimana Kristen mengatasi ketakutan itu?

Pertama, kita harus selalu ingat bahwa orang-orang zaman Yesus juga menganiaya diri-Nya. Mengapa kita sebagai pengikut-Nya berharap untuk mendapatkan perlakuan yang lebih baik (ayat 24-25)?

Kedua, kita juga harus ingat bahwa suatu saat apa yang dilakukan mereka kepada kita akan dinyatakan dalam terang dan mereka akan menghadapi penghakiman.

Ketiga, seandainya mereka berhasil membunuh kita, kita harus ingat bahwa jiwa kita tidak ikut binasa, namun masuk ke dalam kehidupan kekal.

Akhirnya, kita harus tetap yakin bahwa tidak ada satu pun yang terjadi atas diri kita di luar kehendak Allah. Jika demikian mengapa kita harus menyangkal Yesus (ayat 32-33)?

Renungkan: Ternyata Kristen tidaklah lemah dan tak berdaya, karena di dalam Kristen tersembunyi kekuatan yang luar biasa, yang bersumber dari Allah dan yang memampukan Kristen untuk tetap bertahan. Sejarah kaum martir telah membuktikannya.

(0.15) (Zef 3:20) (endetn: (itu))

ditambahkan.

(0.15) (Mat 5:22) (ende)

Inti perbuatan-perbuatan jang dipersalahkan disini, ialah bentji. Kebentjian adalah pokok pembunuhan, kemarahan dan penghinaan jang sama-sama termasuk kedjahatan terburuk, jaitu perkosaan hukum tjinta.

Umpatan "kau djahil" berarti: bodoh dalam hal-hal agama karena tak atjuh atau kelalaian. Umpatan kedua jang diterdjemahkan disini dengan "kau gila" dalam aslinja sangat kabur. Barangkali terdjemahan "kau tak ber-Tuhan", "kafir" atau "kau murtad" lebih tepat.

(0.15) (Pkh 10:1) (full: LALAT YANG MATI MENYEBABKAN URAPAN ... BERBAU BUSUK. )

Nas : Pengkh 10:1

Sama seperti lalat mati yang membusuk akan merusak sejumlah minyak wangi, demikian pula sedikit kebodohan dapat meniadakan dampak-dampak hikmat yang besar. Rencana yang bijaksana dapat dibuat, tetapi seorang yang membuat kesalahan bodoh dapat merusak seluruhnya (lih. 2Raj 20:12-19).

(0.14) (Mat 23:13) (full: CELAKALAH KAMU ... ORANG-ORANG FARISI. )

Nas : Mat 23:13

Kata-kata Yesus dalam pasal Mat 23:1-39 ini merupakan kecaman-Nya yang paling pedas. Perkataan-Nya ditujukan kepada para pemimpin agama dan guru palsu yang telah menolak setidak-tidaknya sebagian dari Firman Allah dan menggantikannya dengan gagasan dan penafsiran mereka sendiri (ayat Mat 23:23,28; 15:3,6-9; Mr 7:6-9).

  1. 1) Sikap Yesus dalam hal ini perlu diperhatikan. Itu bukanlah sikap yang bertoleransi, serta membolehkan, dan ramah dari seorang yang tidak peduli tentang kesetiaan terhadap Allah dan sabda-Nya. Yesus bukanlah seorang pengkhotbah yang lemah yang membiarkan dosa. Karena Ia setia terhadap panggilan-Nya, maka Ia murka terhadap kejahatan (bd. Mat 21:12-17; Yoh 2:13-16) dan mengutuk dosa dan ketidakbenaran di kalangan para pemimpin agama (ayat Mat 23:23,25).
  2. 2) Begitu besar kasih Yesus akan Alkitab yang terilhamkan sebagai firman Bapa-Nya, dan perhatian-Nya terhadap orang yang akan binasa karena Firman itu diputarbalikkan (lih. Mat 15:2-3; 18:6-7; Mat 23:13,15), menyebabkan Dia menggunakan kata-kata seperti "orang munafik" (ayat Mat 23:15), "orang neraka" (ayat Mat 23:15), "pemimpin-pemimpin buta" (ayat Mat 23:16), "orang bodoh" (ayat Mat 23:17), "penuh rampasan dan kerakusan" (ayat Mat 23:25), "kuburan yang dilabur putih ... yang sebelah dalamnya penuh ... pelbagai jenis kotoran" (ayat Mat 23:27), "penuh ... kedurjanaan" (ayat Mat 23:28), "ular-ular," "keturunan ular beludak" (ayat Mat 23:33) dan "pembunuh" (ayat Mat 23:34). Kata-kata ini, sekalipun keras dan menghukum, namun diucapkan dengan hati yang hancur (ayat Mat 23:37) oleh Dia yang akan mati karena mereka yang dikecam-Nya itu (bd. Yoh 3:16; Rom 5:6,8).
  3. 3) Yesus menggambarkan watak guru-guru dan pengkhotbah palsu sebagai orang yang berusaha untuk menjadi orang populer, orang penting, dan diperhatikan oleh orang lain (ayat Mat 23:5), senang menerima penghormatan (ayat Mat 23:6) dan berbagai gelar (ayat Mat 23:7), namun mereka mencegah orang masuk sorga karena injil mereka yang diputarbalikkan (ayat Mat 23:13;

    lihat art. GURU-GURU PALSU).

    Mereka merupakan orang beragama yang profesional yang tampaknya rohani dan saleh, tetapi sebenarnya orang berdosa (ayat Mat 23:14,25-27). Mereka menyanjung para pemimpin rohani yang saleh dari masa lampau, namun tidak mengikuti perbuatan atau pengabdian mereka kepada Allah, Firman-Nya dan kebenaran (ayat Mat 23:29-30).
  4. 4) Alkitab mengingatkan orang percaya untuk waspada terhadap para pemimpin agama yang palsu semacam itu (Mat 7:15; 24:11), memandang mereka sebagai orang yang tidak percaya

    (lihat cat. --> Gal 1:9)

    [atau ref. Gal 1:9]

    sehingga menolak untuk mendukung pelayanan mereka atau bersekutu dengan mereka (2Yoh 1:9-11).
  5. 5) Orang di dalam gereja yang atas nama kasih, toleransi, dan persatuan, tidak mau mengambil sikap Yesus terhadap orang yang memutarbalikkan ajaran Kristus dan Alkitab (Mat 7:15; Gal 1:6-7; 2Yoh 1:9) sebenarnya ikut terlibat dalam perbuatan jahat para nabi dan guru palsu (2Yoh 1:10,11).
(0.14) (Mzm 9:1) (jerusalem: Allah, Pelindung orang-orang saleh) Mula-mula Maz 9 dan Maz 10 hanya satu nyanyian saja (dan begitu tetap halnya dalam terjemahan Yunani dan Latin dan beberapa naskah Ibrani). Kesatuan aseli itu terasa juga dalam kenyataan bahwa Maz 9:1-10:18 tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Ams 31:10+, sehingga tiap-tiap ayat mulai dengan huruf abjad yang berikut. Hanya huruf Daled, He, Mem, Samekh dan Tsade tidak ada, hal mana memperlihatkan berapa rusaknya naskah Ibrani. Jalan pikiran dalam mazmur itu tidak berturut-turut tetapi pikiran yang berbeda-beda dideretkan saja. Pencipta mazmur ini adalah juru bicara "orang yang rendah hati", "kaum miskin", bdk Zef 2:3+, yaitu umat Allah yang tertindas dan dianiaya. Dalam sebuah kidung, Maz 9, digambarkan dan dalam sebuah doa, Maz 10 diminta penghakiman Allah yang kiranya menimpa kaum fasik, para penindas umat Allah, baik kaum kafir maupun orang sebangsa. Memang Allah, Raja dunia semesta, Maz 9:8-9; 10:16, tidak membiarkan satupun kejahatan lolos dari hukuman dan membela orang tertindas, kaum miskin.
(0.13) (Ams 26:1) (sh: Betapa malangnya orang bebal dan orang munafik (Kamis, 2 November 2000))
Betapa malangnya orang bebal dan orang munafik

Orang bebal sebenarnya tidak identik dengan orang bodoh, tetapi orang bisa menjadi bodoh karena kebebalannya. Lebih malang lagi bila orang pandai tetapi bodoh karena ia tidak menyadari kebebalannya, sehingga ia tetap tinggal dalam kebodohannya.

Seorang yang tidak menyadari kebebalannya telah kehilangan arti hidupnya. Penulis Amsal mengatakan: orang bebal tidak layak mendapatkan kehormatan karena tidak tahu bagaimana menghargai kehormatan (1, 8); orang bebal tidak dapat diandalkan sebagai penyampai pesan karena pesan yang disampaikan dapat berubah dari maksud sebenarnya, sehingga akan mencelakakan sang pemberi pesan (6); orang bebal tidak pernah menghargai amsal bahkan dapat menjadikan amsal sebagai pengusik kemarahan orang lain (7, 9); orang bebal yang kembali melakukan kebodohan, tidak belajar dari kebodohan yang pernah dilakukannya (11); orang bebal memiliki harapan kosong (12). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang bebal telah kehilangan arti hidupnya sejak ia mempertahankan kebodohannya.

Orang munafik membungkus kebusukan hatinya dengan perkataan manis dan indah, seolah tak seorang pun dapat membongkar apa yang ada di dalam hatinya. Betapa kejinya orang munafik karena telah memperdaya banyak orang dengan keramahannya. Namun tanpa disadari ia sendiri pun akan mengalami kehancuran. Dengan segala tipu dayanya ia berhasil meracuni orang melalui perkataan manis dan ramah, sehingga korban terperdaya (22-25). Namun kebencian yang telah berusaha diselubungi ini pun akan nyata dalam kumpulan orang benar (26), sehingga ia sendirilah yang akan mengalami akibat tipu dayanya (27). Orang munafik tak pernah merasakan kebahagiaan karena selalu berpikir bagaimana cara mencelakakan orang lain. Apakah orang bebal dan orang munafik pernah menyesal?

Betapa malangnya orang bebal dan orang munafik karena tidak menyadari bahwa perbuatan mereka sendirilah yang membawa kepada kemalangan.

Renungkan: Bebal atau munafik bukan karena latar belakang pendidikan atau karakter, tetapi diri kita sendiri yang menjadikannya demikian.

(0.12) (Rm 1:18) (ende: Murka Allah)

ialah hukuman Allah jang selalu mengantjam dan sebenarnja sedang dilangsungkan djuga.

(0.12) (Mat 5:22) (full: MARAH ... KAFIR ... JAHIL. )

Nas : Mat 5:22

Yesus tidak berbicara mengenai kemarahan yang selayaknya terhadap orang yang fasik dan tidak adil (bd. Yoh 2:13-17), tetapi yang disalahkan-Nya adalah kemarahan yang mendendam yang secara tidak adil menghendaki kematian orang lain. "Kafir" merupakan kata makian yang mungkin berarti "tolol". Menyebut seseorang "jahil" (yang artinya bodoh dalam ajaran agama) mungkin menunjukkan suatu sikap hati yang bisa membuat dirinya "diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala".

(0.12) (2Raj 25:22) (sh: Penghukuman dan kasih berjalan beriringan (Sabtu, 22 Juli 2000))
Penghukuman dan kasih berjalan beriringan

Seorang anak berusia hampir 4 tahun bersikeras tidak mau membereskan mainannya. Maka dengan terpaksa sang ayah memukul bagian pantatnya. Tiga kali pukulan membuat sang anak menangis namun akhirnya membereskan mainannya. Melihat sang anak menangis dan kesakitan, sang ayah menjadi iba. Anak itu dipeluk dan digendongnya. Untuk menghibur sang anak, sang ayah segera mengajaknya pergi ke warung dekat rumah untuk membeli permen kesukaan sang anak. Anak itu masih harus menanggung akibat hukuman karena pantatnya masih sakit, namun ia sekaligus mendapatkan kasih ayahnya yang begitu besar.

Meskipun tidak persis sama, cerita di atas dapat dikatakan sebagai versi lain dari babak akhir kisah kerajaan Yehuda. Yehuda yang sudah hancur lebur masih mendapat perhatian dari raja Babel. Raja Babel mengangkat seseorang menjadi pemimpin bagi mereka yaitu Gedalya. Sebab ia adalah seorang yang tepat untuk jabatan itu. Nabi Yeremia mencatat bahwa Gedalya adalah seorang pribadi yang sangat mengagumkan meskipun naif (Yer. 40). Latar belakangnya juga mengesankan karena ia adalah cucu dari salah seorang penasihat Yosia sang pembaharu (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">22:3). Karena reputasinya itulah, para gerombolan pemberontak yang masih berkeliaran mau tunduk secara suka rela kepadanya dan meletakkan senjata mereka untuk kembali bekerja menggarap tanah. Tetapi kasih Allah yang dinyatakan melalui raja Babel itu dihalangi oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab (26).

Namun kasih Allah tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Jika kasih kepada Yehuda yang dinyatakan di wilayah Yehuda sendiri mendapatkan halangan yang cukup berarti. Maka lazimnya kasih itu tidak akan pernah dapat dinyatakan di wilayah Babel, musuh Yehuda, apalagi di istana raja Babel. Namun kenyataannya lain bukan (27-30)? Mengapa? Itu semua memperlihatkan bahwa kedaulatan Allah tidak hanya berlaku atas penghukuman yang dijatuhkan bagi Yehuda lewat tangan Babel, namun juga berlaku atas kasih-Nya yang dicurahkan kepada umat pilihan-Nya.

Renungkan: Kasih dan penghukuman-Nya berjalan beriringan ditopang oleh kedaulatan-Nya. Ini adalah berita kesukaan karena ini semua bukan teori tapi dapat menjadi kenyataan, karena jika seorang ayah mampu melakukan itu, tentu saja Allah jauh lebih mampu.

**Pengantar Amsal 10-20**

Amsal berbentuk tulisan-tulisan yang ringkas, sangat praktis, dan dapat dibaca dengan 2 cara. Pertama, membaca beberapa ayat sekaligus untuk mendapatkan beberapa topik pengajaran. Kedua, memfokuskan beberapa topik yang sama dan serupa untuk mendapatkan pengajaran tentang satu topik yang mendalam dan luas cakupan. Uraian Amsal dalam edisi ini didasarkan pada cara membaca yang kedua.

Tema-tema Amsal 10-20 Ada 2 tema dasar yang hampir selalu mewarnai kitab Amsal yaitu sebab-akibat (retribusi) dan 2 jalan (orang benar dan orang fasik). Selain itu Amsal 10-20 juga mempunyai 2 tema utama praktis yang sangat penting dan relevan bagi kehidupan di zaman modern ini yaitu:

Disiplin. Orang bijak akan menerima disiplin baik dalam bentuk hardikan maupun pukulan (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">13:1; 20:30) sebagai sesuatu yang sangat berharga. Penerimaan atau penolakan disiplin menentukan keberhasilan hidup seseorang (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">15:10; 19:25; 10:17).

Keluarga. Amsal seringkali berbicara tentang hubungan antar manusia di dalam sebuah keluarga. Isinya antara lain berupa peringatan tentang perangkap sebuah keluarga adalah istri yang suka bertengkar (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">19:13). Seorang perempuan bijak akan menjamin kesuksesan sebuah keluarga, namun perempuan yang bodoh menyebabkan kehancuran (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">14:1). Istri yang bijak merupakan tanda bahwa seseorang dikenan dan dianugerahi oleh Allah (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">18:22; 19:14). Hubungan orang-tua dan anak merupakan salah satu hal yang terbaik dalam hidup (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">17:6). Beberapa amsal menyatakan bahwa ketidaktaatan kepada orang-tua merupakan kesalahan yang serius dan akan berakibat fatal (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">20:20; 17:2). Konsekuensi juga akan jatuh atas orang tuanya jika anak-anaknya jahat (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">17:21,25; 19:26). Kegagalan mendidik anak menunjukkan kasih orang-tua yang kurang (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">13:24). Orang-tua yang hidup benar memberikan jaminan bagi anak-anaknya untuk menerima warisan yang baik (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">13:22). Orang-tua yang mendisiplin anaknya sejak muda, akan menjamin kebahagian orang-tua di masa mendatang (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">19:18).

Penulis dan waktu penulisan. Ditulis oleh raja Salomo yang memerintah dari 970-930 sM. Beberapa amsal merupakan koleksi Salomo. Beberapa yang lain ditambahkan oleh orang lain (Perbuatanmu+itu+bodoh&tab=notes" ver="">22:17). Hampir dapat dipastikan bahwa penyusunan koleksi amsal ini selesai pada zaman raja Hizkia (715-686 sM).

(0.12) (Ul 10:8) (bis: Di gunung itu)

Di gunung itu, atau pada waktu itu.

(0.12) (Mal 2:15) (bis: Bukankah ... wanita itu)

Bukankah ... wanita itu: Kemungkinan besar itu artinya.

(0.12) (Bil 5:22) (ende: Amin)

Isteri itu menjetudjui kutuk bersjarat itu.

(0.12) (Hak 18:16) (endetn: itu)

diperbaiki sedikit. Hibrani tidak pakai: "itu".

(0.12) (Mzm 26:7) (jerusalem: perbuatanMu yang ajaib) Ialah apa yang dikerjakan Tuhan bagi pendoa dan segala anugerah yang diterimakanNya.


TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA