(0.72) | (Luk 9:10) |
(sh: Memberi bukan karena memiliki (Sabtu, 22 Januari 2000)) Memberi bukan karena memilikiMinta diperhatikan seringkali menjadi tuntutan kita daripada memberi perhatian kepada sesama. Ada banyak faktor penyebabnya. Pada umumnya sifat manusia egois, diri sendirilah yang menjadi target. Sebab itu berbagai alasan bisa saja muncul tatkala diperhadapkan pada kebutuhan orang lain yang perlu diperhatikan. Tidak ada dana, tidak ada waktu, bisa tetapi harus ada usaha ekstra, sulit penuh tantangan itu yang biasa membuat seseorang berdalih memberi perhatian, bantuan, atau pertolongan kepada sesama. Yesus mengatakan: "Kamu harus memberi mereka makan!" kepada murid-murid di Betsaida. Siapkah Yesus dengan bekal yang cukup untuk 5000 orang lebih? Tidak! Murid-murid pun tidak. Ketidaksiapan dan kesulitan yang ada pada mereka membuat murid-murid mencari jalan pintas dan mengatakan: "Suruhlah orang banyak itu pergi!" Mereka pun letih dan ingin cepat-cepat beristirahat untuk membeli makanan perlu menempuh jarak yang jauh dan saat itu sudah larut malam. Memang bukan perkara mudah memberi perhatian kepada sesama kala kita tidak siap dan kondisi tidak mendukung. Namun Tuhan Yesus mengajar meski kemampuan terbatas tetap perlu ada usaha. Meski kondisi sepertinya tidak memungkinkan, perlu tetap mencari cara mengatasinya. Murid-murid memberikan apa yang ada pada mereka, lima roti dan dua ikan. Begitu ada upaya dan menyerahkan apa yang ada, Tuhan Yesus meminta murid-murid mengatur ribuan orang agar distribusi dapat dilakukan dengan mudah. Dan terjadilah mujizat. Lima ribu lebih orang makan kenyang dan masih sisa 12 bakul makanan. Renungkan: Peristiwa ini dicatat di 4 Injil. Tentu suatu pengajaran yang penting bagi setiap murid Tuhan Yesus. Banyak orang di sekitar kita membutuhkan perhatian, pertolongan, dan bantuan kita. Semakin kita memperhatikan diri sendiri, semakin kita tidak peka pada kebutuhan sesama. Semakin kita memfokuskan perhatian pada kesulitan dan masalah diri, semakin kita tak ingin mengambil bagian dalam masalah sesama. Perlu belajar dari Tuhan Yesus yang siap sedia dalam segala keadaan, bersama Dia melayani sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Kita dituntut memberi bukan karena kita sedang dalam keadaaan berlebih, tetapi dari apa yang kita miliki dapat dijadikan-Nya berkat bagi orang lain. |
(0.72) | (Luk 13:22) |
(sh: Hati-hati 'Gede Rasa' rohani sangat berbahaya. (Selasa, 28 Maret 2000)) Hati-hati 'Gede Rasa' rohani sangat berbahaya.Ada seorang Kristen yang merasa senang sekali karena akan berjumpa dengan Bapak X yang sekarang sudah menduduki posisi nomer satu dalam sebuah sekolah teologia. Ia ingin segera bertemu dan berbincang- bincang dengan Bapak tersebut. Beberapa tahun lalu Bapak X ini pernah menginap di rumahnya ketika masih berstatus sebagai seorang mahasiswa. Namun, apakah yang terjadi ketika berjumpa? Bapak X menyambutnya dengan dingin, seakan-akan tidak pernah mengenal orang tersebut. Ketika diingatkan bahwa ia pernah tidur di rumahnya, Bapak X hanya berkata bahwa ia lupa. Betapa malunya orang tersebut. Walaupun tidak persis sama, kisah nyata di atas dapat memberikan gambaran lebih lanjut betapa pentingnya pengenalan dan hubungan pribadi di antara dua pihak, seperti yang diutarakan oleh Yesus dalam perumpamaan-Nya (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">22-30). Merasa kenal dan merasa dekat, tidaklah cukup untuk menyatakan bahwa dua pribadi itu saling mengenal (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">26). Hal ini dialami oleh orang yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam pesta perjamuan. Perumpamaan ini menggambarkan bahwa "gede rasa" rohani sangat berbahaya. Kita seringkali mengira bahwa dengan melakukan banyak pelayanan Gerejawi, atau mendengarkan khotbah tiap hari Minggu, atau mengikuti PA di gereja, sudah membawa kita pada hubungan pribadi dengan Yesus. Itu adalah 'gede rasa' rohani dan tidak cukup membawa kita kepada keselamatan kekal. Kita perlu menerima Yesus secara pribadi dan menjalin hubungan pribadi dengan-Nya agar kita semakin mengenal kehendak-Nya. Pengenalan pribadi penting, karena pengenalan yang salah akan membuat seseorang memiliki persepsi yang salah tentang pihak yang merasa dikenal. Herodes memiliki pengenalan yang salah tentang Yesus, sehingga membuatnya memiliki persepsi yang salah. Ia berpikir bahwa Yesus ada untuk membangun kekuatan politik dan akan merongrong kekuasaannya atau pun untuk membuat kekacauan di daerah kekuasaan-nya. Itulah sebabnya ia ingin membunuh-Nya. Renungkan: Mengenal Kristus secara pribadi dan benar bukanlah perkara mudah, karena kriteria pengenalan itu ditentukan oleh Dia sendiri. Kadar pengenalan kita terhadap Dia akan menentukan tindakan dan sikap kita terhadap-Nya. |
(0.72) | (Luk 18:1) |
(sh: Doa dan apa yang di dalam hati dan pikiran Anda. (Rabu, 5 April 2000)) Doa dan apa yang di dalam hati dan pikiran Anda.Banyak Kristen seringkali menolak apabila diminta untuk memimpin doa baik dalam suatu ibadah, persekutuan, atau pertemuan-pertemuan ibadah lainnya. Alasan mereka bermacam-macam, salah satunya adalah mereka malu bila doanya didengar oleh orang lain karena kata-katanya tidak bagus. Bila kita teliti alasan itu, maka kita dapat menyimpulkan bahwa keengganan mereka itu dapat dimaklumi. Dari kata-kata yang diucapkan dalam doa mereka, secara tidak disadari sebetulnya mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran. Dengan kata lain, hakikat doa adalah memancarkan mengenai sikap kepada dan keyakinan kita akan Allah. Dua perumpamaan yang Yesus ajarkan juga berhubungan dengan hakikat doa. Dalam perumpamaan yang pertama (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1-8), permasalahan yang diajukan bukannya seorang Kristen harus berteriak kepada Allah agar dibela. Namun permasalahannya adalah ketika Kristen berteriak kepada Allah dan Ia tidak menjawab dan tidak bertindak apa-apa, maka hatinya tergoda untuk memutuskan, tidak perlu meminta kepada Allah karena Ia tidak memperhatikan. Namun perintah Kristus sangat jelas yaitu bahwa Kristen harus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Berhenti berdoa berarti kita meragukan kebaikan dan pemeliharaan Allah. Perumpamaan yang kedua (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">9-14) juga menyatakan bahwa doa disadari atau tidak mengungkapkan apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri. Hal ini dapat merupakan sesuatu yang salah seperti yang diungkapkan dalam doa seorang Farisi. Lalu, bagaimanakah kita seharusnya berdoa secara benar dan dikenan Tuhan? Kita sudah belajar dalam "Doa Bapa Kami" tentang doa yang benar seperti yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Namun ada satu hal yang perlu kita ingat yaitu bahwa dalam doa kita, harus terungkap sikap ketergantungan kita secara tulus kepada Allah, seperti sikap seorang anak kecil yang bergantung total kepada orangtuanya. Renungkan: Perumpamaan ini tidak dimaksudkan untuk mendukung mereka yang tidak malu berdoa di depan umum. Sebaliknya perumpamaan ini mempertegas bahwa doa bukanlah suatu hal yang dapat disepelekan. Oleh karena itu kita harus belajar berdoa dengan serius yaitu doa yang berkenan di hadapan-Nya. |
(0.72) | (Luk 18:31) |
(sh: ang buta melihat, yang celik tidak melihat. (Jumat, 7 April 2000)) ang buta melihat, yang celik tidak melihat.Inilah gambaran perbedaan antara para murid-murid Yesus dan pengemis buta. Para murid meskipun celik matanya, mereka tidak dapat melihat dengan pemahaman yang benar siapakah Yesus. Lukas sangat menekankan fakta ini dengan mengekspresikannya melalui 3 ungkapan sekaligus yang bermakna sama yaitu mereka tidak mengerti sama sekali, artinya tersembunyi, dan mereka tidak tahu maksudnya (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">34). Para murid lebih banyak menekankan nubuatan tentang kemuliaan Kristus, sehingga masalah penderitaan-Nya terabaikan. Karena itulah mereka mempunyai pemahaman yang salah sebab mereka membaca Alkitab setengah-setengah. Keadaan dari pengemis buta ini berbeda dengan para murid. Meskipun tidak ada informasi kapan ia menerima wahyu Allah tentang Yesus Kristus, namun jauh sebelum dia menerima penglihatan-Nya, pemahamannya mengenai Yesus sudah jauh melebihi orang-orang lain. Orang lain hanya melihat-Nya sebagai seseorang dari Nazaret (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">37). Namun pemahamannya tentang Yesus mampu menembus identitas Yesus yang hanya berhubungan dengan geografis menuju kepada pemahaman identitas-Nya yang berhubungan dengan sesuatu hal yang di luar area manusia, yaitu karya keselamatan Allah yang sudah berabad- abad dijanjikan dan yang akan dinyatakan melalui keturunan Daud. Mengapa ia mempunyai pemahaman yang demikian padahal matanya buta? Ia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">36) dan ini merupakan suatu kerinduan yang baik. Karena ia buta maka ia mempergunakan mata orang lain sehingga ia dapat mengetahui bahwa Yesus lewat. Inilah sikap dan tindakan yang belum dipunyai oleh para murid-murid yang celik. Dan mungkin juga merupakan sikap kita selama ini. Artinya tidak ada rasa kerinduan kita untuk terus mengenal Dia semakin dalam dengan banyak membaca firman- Nya dan buku-buku rohani bermutu. Atau mungkin kita pun rindu namun karena mata kita buta terhadap Alkitab maka kita menemui kesulitan untuk memahaminya sehingga kita putus asa dan berhenti belajar. Renungkan: Kita harus meneladani sang pengemis buta yaitu menggunakan mata orang lain dalam arti kita belajar dari para hamba Tuhan yang kita kenal, kita ikuti pembinaan iman yang diadakan oleh gereja kita ataupun lembaga pelayanan yang lain. |
(0.72) | (Luk 21:20) |
(sh: Segala sesuatu ada waktunya. (Kamis, 13 April 2000)) Segala sesuatu ada waktunya.Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk bertumbuh, ada waktu untuk menjadi tua, dan ada waktu untuk mati. Dari ungkapan-ungkapan itu terbesit suatu fakta bahwa semua manusia diberi waktu yang terbatas. Bila waktu itu berlalu maka sirna pula segala kesempatan yang terkandung di dalam waktu itu. Tidak ada satu alat pun yang mampu memutarbalikkan waktu. Prinsip ini juga berlaku bagi Yerusalem. Kristus sudah memberikan tanda bahwa waktu yang diberikan kepada Yerusalem untuk bertobat sudah habis dan tempatnya akan hancur, tinggal reruntuhan (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">20). Tidak akan ada lagi mukjizat yang akan dibuat Allah untuk menyelamatkannya. Kesempatan sudah sirna, sekarang waktunya Allah menjatuhkan hukuman atasnya melalui penindasan bangsa-bangsa lain. Masa itu ditandai dengan terbukanya kesempatan bagi bangsa-bangsa lain untuk mendengarkan Injil Yesus Kristus. Berjuta-juta orang akan menerima Injil keselamatan. Namun kesempatan untuk mendengarkan Injil keselamatan juga ada batas waktu-nya. Habisnya waktu itu akan terjadi ketika Kristus datang untuk kedua kalinya dengan penuh kekuasaan dan kemuliaan. Kedatangan-Nya ini akan ditandai dengan bencana, malapetaka, dan kekacauan. Pada puncaknya bumi beserta segala isinya akan musnah dan diganti dengan langit dan bumi yang baru (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">33). Pada waktu itulah kesempatan manusia untuk mendengar Injil sudah tertutup dan penghakiman dimulai. Di balik ketegasan dan keadilan Allah ada kemurahan dan belas kasih-Nya. Ia memberikan dua resep untuk menghadapi masa-masa akhir ini, agar umat-Nya tidak terhempas dalam kekacauan. Pertama, menjaga diri agar tidak ikut arus dunia ini (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">34); kedua, berjaga-jaga dan berdoa. Menjaga hati dan berdoa saling berhubungan satu dengan yang lain. Menjaga hati penting, karena hati adalah pusat dari seluruh kehendak manusia. Dari sanalah terpancar seluruh pribadi manusia. Ingatlah, karena hati bangsa Israel bengkok, maka Bait Allah dihancurkan. Oleh sebab itu hati harus dijaga. Menjaga hati tidaklah mudah, hal itu membutuhkan kekuatan besar, karena kita harus melawan arus zaman dan kekuatan setan yang besar. Renungkan: Waktu kita sangat terbatas, maka dalam daftar kebutuhan bagi kehidupan Kristen yang harus menempati urutan pertama adalah menjaga hati dan berdoa. |
(0.72) | (Luk 23:13) |
(sh: Asal bukan Yesus. (Kamis, 20 April 2000)) Asal bukan Yesus.Seringkali kita berpendapat bahwa puncak pemberontakan manusia terhadap Allah terjadi pada waktu Yesus tergantung di kayu salib. Sesungguhnya puncak itu terjadi pada waktu pengadilan tahap akhir terhadap Yesus di hadapan Pilatus, karena disalib-kannya Yesus "hanyalah" merupakan pelaksanaan dari apa yang sudah diputuskan di dalam pengadilan. Situasi di dalam pengadilan tahap akhir itu sungguh mengerikan dan bisa dikatakan 'gila-gilaan'. Tergambar dengan jelas bahwa manusia telah kehilangan akal sehatnya dan kehilangan nilai- nilai luhur yang seharusnya ada dalam hati nuraninya. Betapa tidak, dalam pengadilan itu terungkap dengan jelas bahwa manusia secara terang-terangan sengaja menolak dan melenyapkan Kebenaran dengan segala risikonya, untuk berpihak dan mempertahankan dusta. Tiga kali Pilatus mengajukan usul untuk membebaskan Yesus dengan kompensasi-kompensasi tertentu, seperti Yesus dihajar terlebih dahulu baru dibebaskan, karena Ia terbukti tidak bersalah. Namun demikian, hal itu tidak dapat memuaskan nafsu dan meredam niat mereka untuk melenyapkan Yesus. Yang lebih tragis lagi, mereka lebih memilih hidup bersama dengan seorang penjahat besar seperti Barabas, daripada harus hidup bersama Yesus yang selama hidup-Nya telah banyak menolong masyarakat, membawa perbaikan sosial bagi masyarakat, dan mengajarkan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan firman-Nya. Segala perbuatan baik yang dilakukan Yesus dianggap sampah dan lebih buruk dari seorang pemberontak dan pembunuh besar. Sikap ini tidak masuk akal karena mereka berprinsip: asal bukan Yesus atau asal bukan Kebenaran. Seberapa besar usaha mereka untuk melenyapkan Kebenaran, itu hanya akan lebih menyatakan Kebenaran itu sendiri. Hal ini terungkap dari ucapan Yesus kepada para perempuan Yerusalem (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">31). Renungkan: Jika rakyat yang hidup dalam suatu masyarakat beradab di bawah pemerintahan yang stabil dapat membangkang pemerintah dan menuntut pembunuhan orang yang tidak bersalah, jika para imam yang mengetahui dan memahami hukum-hukum Ilahi dapat menggunakan dusta untuk menekan para penguasa melakukan pembunuhan, apa yang akan terjadi di dalam masyarakat yang sudah tidak menghormati keadilan, hukum, moralitas, agama, dan Allah? |
(0.72) | (Luk 24:36) |
(sh: Kebangkitan dan misi Kristen. (Rabu, 26 April 2000)) Kebangkitan dan misi Kristen.Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid- Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama ketika masih bersama-sama dengan mereka. Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">39). Identitas ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama- sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah mereka (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba. Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia. Injil Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit kembali (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus. Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan memuliakan Dia (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">52-53). Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat terbesar bagi hidup Kristen, namun juga memberikan dasar, arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di dunia. |
(0.72) | (Luk 1:28) |
(full: ENGKAU YANG DIKARUNIAI.
) Nas : Luk 1:28 Sekalipun Maria dikaruniai melebihi semua wanita dalam hal dipilihnya sebagai ibu Yesus, para penulis PB tidak pernah menyatakan bahwa ia harus disembah, atau harus diberi gelar-gelar khusus atau kita harus berdoa kepadanya. Maria layak kita hormati, tetapi hanya Anaknyalah yang layak menerima penyembahan kita.
|
(0.72) | (Luk 8:13) |
(full: PERCAYA SEBENTAR SAJA ... MURTAD.
) Nas : Luk 8:13 Di dalam tafsiran Kristus mengenai perumpamaan ini, secara tegas Ia menyatakan adanya kemungkinan seseorang menjadi percaya (yaitu, dengan tulus hati mulai melangkah dalam hidup beriman), tetapi kemudian murtad karena gagal untuk melawan pencobaan. Sebaliknya, mereka yang "mendengar firman itu, menyimpannya, dan mengeluarkan buah dalam ketekunan" (ayat Luk 8:15). Yesus mengajar bahwa perlu sekali mereka yang mendengarkan Firman "teguh berpegang padanya" (Luk 11:28; Yoh 8:51; 1Kor 15:1-2; Kol 1:21-23; 1Tim 4:1,16; 2Tim 3:13-15; 1Yoh 2:24-25; lihat cat. --> Yoh 15:6, [atau ref. Yoh 15:6] mengenai tinggal tetap di dalam Kristus). |
(0.72) | (Luk 10:1) |
(full: MENGUTUS MEREKA BERDUA-DUA.
) Nas : Luk 10:1 Prinsip pengutusan para pekerja berdua-dua itu sangat penting dalam pekerjaan Tuhan, karena dengan demikian tersedialah iman dan hikmat dua kali lipat untuk masing-masing pekerja; tambahan pula, seorang kawan memberi dukungan keberanian. Ayat-ayat lain yang menulis tentang prinsip berdua-dua ini adalah: Pengkh 4:9-12; Mat 18:16; Mr 6:7; 14:13; Luk 7:19; Yoh 1:35-41; 8:17; Kis 9:38; 10:7; 15:36-41; 19:22; 2Kor 13:1; 1Tim 5:19; Ibr 10:28; Wahy 11:3-6,10-12. |
(0.72) | (Luk 12:45) |
(full: TUANKU TIDAK DATANG-DATANG.
) Nas : Luk 12:45 Menyangkal bahwa Kristus dapat datang setiap saat untuk menghakimi murid yang lalai dan acuh tak acuh menghilangkan kekuatan dari nasihat Kristus untuk bertekun dalam iman mengingat kedatangan-Nya yang tak disangka-sangka itu (ayat Luk 12:35,37-38,40). Justru karena tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat ketika Ia kembali, maka kedatangan-Nya begitu berbahaya bagi orang percaya yang murtad. Dengan kata lain, kedatangan Kristus itu seperti kematian; peristiwa itu sangat menentukan dan dapat terjadi kapan saja (lihat cat. --> Mat 24:42; lihat cat. --> Mat 24:44; lihat cat. --> Mr 13:35; lihat cat. --> 2Tes 2:11). [atau ref. Mat 24:42,44; Mr 13:35; 2Tes 2:11] |
(0.72) | (Luk 13:16) |
(full: PEREMPUAN INI ... DIIKAT OLEH IBLIS.
) Nas : Luk 13:16 Ketika seseorang tidak lagi mendengar keluh kesah orang yang menderita, maka itu merupakan suatu dosa yang menjijikan dalam pandangan Yesus (ayat Luk 13:11-14). Yesus mengajar bahwa manusia dipenjarakan oleh dosa, sakit penyakit, dan kematian. Mereka mengalami kesusahan dan sangat memerlukan pertolongan (ayat Luk 13:11,16; Mat 4:23; Kis 26:18). Dewasa ini kita mudah sekali menjadi tidak peka terhadap kesengsaraan dan penderitaan dunia karena media hiburan gemar mempertunjukkan kedursilaan dan kekerasan demi kesenangan belaka. Murid yang sejati akan menjadi seperti Guru mereka; dapat melihat berbagai kesukaran hidup dan mendengar rintihan makhluk ciptaan (Luk 10:33-37; Rom 8:22; lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT). |
(0.72) | (Luk 18:7) |
(full: ORANG-ORANG PILIHAN-NYA YANG SIANG MALAM BERSERU.
) Nas : Luk 18:7 Orang pilihan Allah yang sejati (yaitu, mereka yang bertekun di dalam iman dan kesucian) tidak akan berhenti berseru kepada Allah untuk kedatangan Kristus kembali untuk membinasakan kuasa Iblis dan sistem dunia yang jahat yang ada sekarang. Mereka akan bertekun di dalam doa agar "Ia akan segera membenarkan mereka" (ayat Luk 18:8), dan agar Kristus memerintah dalam kebenaran, karena menyadari bahwa hanya kedatangan Kristuslah yang merupakan pengharapan satu-satunya bagi dunia ini (bd. Yoh 14:2; 1Tes 5:2-3; 2Tes 2:8; Wahy 19:11-21). |
(0.72) | (Luk 19:41) |
(full: MELIHAT KOTA ITU, IA MENANGISINYA.
) Nas : Luk 19:41 Karena mengetahui bahwa umat itu dan para pemimpin mereka mengharapkan seorang Mesias yang bergerak dalam bidang politik dan bahwa mereka akhirnya akan menolak Dia sebagai Mesias yang dijanjikan Allah, maka Yesus menangis sebab Ia mengasihani umat itu yang akan segera mengalami hukuman yang dahsyat. Kata "menangis" dalam bahasa Yunani tidak hanya berarti meneteskan air mata. Kata itu menunjukkan terjadinya ratapan, raung tangisan, rasa sesak di dada -- isak dan tangisan jiwa yang menderita. Sebagai Allah, Yesus menampakkan bukan hanya perasaan-Nya sendiri, tetapi juga hancurnya hati Allah atas keterhilangan umat manusia dan penolakan mereka untuk bertobat dan menerima keselamatan (lihat cat. --> Mr 11:9). [atau ref. Mr 11:9] |
(0.72) | (Luk 23:33) |
(full: TENGKORAK.
) Nas : Luk 23:33 Yesus disalibkan di suatu tempat di luar kota (bd. Ibr 13:12). Tempat itu disebut "Tengkorak" karena alasan-alasan yang masih diperdebatkan. Kata Yunani untuk tengkorak telah diterjemahkan dalam Alkitab berbahasa Latin dengan kata _calvaria_, dari mana kita dapat kata "Kalvari". |
(0.72) | (Luk 1:15) | (jerusalem) Ayat ini diinspirasikan oleh beberapa ayat dari perjanjian lama khususnya ayat-ayat yang berbicara tentang "kenaziran", bdk Bil 6:1, ialah keadaan orang yang dengan sebuah nazar menguduskan diri kepada Allah. Selama nazar itu berlaku orang itu tidak boleh memangkas rambutnya, tidak boleh minum minuman beragi dan tidak boleh minum mendekati mayat, bdk Hak 13:4,5 |
(0.72) | (Luk 2:7) | (jerusalem: anaknya yang sulung) Dalam bahasa Yunani yang dipakai Kitab Suci, ungkapan "anak sulung" tidak perlu berarti masih ada anak lain yang menyusul, istilah itu hanya mengemukakan bahwa anak pertama (entahlah ada yang lain-lain) mempunyai kedudukan dan hak-hak istimewa |
(0.72) | (Luk 9:28) | (jerusalem) Oleh karena cerita Lukas ini mempunyai banyak ciri khusus yang membedakannya dengan cerita Markus, jelaslah Lukas menggunakan sumber lain. Maka Lukas menggambarkan peristiwa itu dengan cara lain dari cara Matius dan Markus. Matius memperlihatkan Yesus sebagai Musa baru, bdk Mar 9:2+. Tetapi Lukas (atau sumbernya yang digabung dengan Markus) lebih-lebih menggambarkan suatu pengalaman pribadi Yesus. Ini terjadi waktu Yesus berdoa dengan hangat. Dalam doa itu Yesus mendapat penerangan sorgawi tentang "kepergianNya" (eksodos = Keluaran), artinya: kematianNya kelak, bdk Wis 3:2; 7:6; 2Pe 1:15. Kematian itu akan terjadi di Yerusalem, kota yang membunuh nabi-nabi, bdk Luk 13:33-34. |
(0.72) | (Luk 13:22) | (jerusalem) Sumber yang dipakai Lukas dan Matius mengumpulkan beberapa perkataan Yesus. Oleh Matius perkataan-perkataan itu disebarkan dalam injilnya; bdk Luk 9:51+. Pikiran pokok kumpulan itu dipertahankan oleh Lukas, yakni: Israel ditolak oleh Allah, sedangkan bangsa-bangsa bukan Yahudi dipanggil untuk keselamatan. Hubungan alamiah orang Yahudi dengan Yesus tidak berguna sedikitpun untuk mencegah diri dari penolakan oleh karena kelakuan yang tidak sesuai, Luk 13:25-27; bdk Luk 3:7-9 dsj; Yoh 8:33-36. Dengan demikian banyak orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (keselamatan), Luk 13:23-24, sehingga orang terdahulu (orang Yahudi) menjadi orang yang terakhir, Luk 13:30; bdk Mat 20:16, dan menyaksikan orang bukan Yahudi menduduki tempat mereka sendiri pada perjamuan Mesias, Luk 13:28-29. |
(0.72) | (Luk 1:1) |
(sh: Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran? (Sabtu, 21 Desember 2002)) Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran?Prolog Injil Lukas memberitahukan kepada kita tentang apa tujuan penulisan Injil ini, yaitu agar Teofilus yang di sebut ’yang mulia’ (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1) mengetahui kebenaran dari pengajaran yang diterimanya. Untuk tujuan ini, setelah melakukan semacam riset (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">3), maka Lukas menulis Injilnya.Bila besar kemungkinan Teofilus terbantu untuk mengetahui kebenaran dari berita Injil ini, narasi pembuka dari kisah kelahiran Kristus mengisahkan hal yang sebaliknya. Zakharia sulit untuk mengetahui dan mempercayai pemberitaan dari malaikat Gabriel, yang sebenarnya adalah jawaban doanya (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">13), dan kabar baik (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">19) yang seharusnya membuatnya gembira (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">14). Karena kekurangpercayaannya, Zakharia justru harus "mengalami langsung" pembuktian kebenaran tersebut. Ia menjadi bisu sampai saat "semuanya terjadi" (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">20). Sikap ini kontras dengan Elisabet, istrinya. Perhatian khusus Lukas kepada kaum wanita sebagai para pemberita kebenaran dan murid yang baik tercermin pada catatannya tentang sikap Elisabet yang langsung mengakui bahwa apa yang terjadi adalah perbuatan Tuhan (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">25). Pada akhirnya memang perbuatan Tuhanlah yang menjadi penentu bagaimana manusia dapat mengetahui, dan karenanya bersukacita karena (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">14) kebenaran. Ini tampak pertama-tama di dalam nas ini melalui pengutusan malaikat Gabriel kepada Zakharia untuk memberitahukan rencana Allah bagi anak mereka Yohanes. Yang kedua dan yang terpenting adalah persiapan inkarnasi Kristus melalui pengutusan Yohanes Pembaptis. Yohanes dikhususkan Allah dalam cara mirip seorang nazir walaupun ia bukan nazir (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">15, bdk. Bil. 6:3). Ia juga memiliki misi khusus: mempersiapkan umat seperti yang dinubuatkan PL (ayat Karena+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">16-17, bdk. Mal. 4:5-6) bagi inkarnasi Kristus, yang adalah kabar gembira dan kebenaran terakbar.
Renungkan: |