Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1161 - 1180 dari 8939 ayat untuk greek:1 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.4006065) (1Sam 3:11) (ende)

Antjaman ini pada asasnja sama sadja dengan 1Sa 2:27-36. Mungkin inilah ramalan jang aseli. Ajat 12(1Sa 3:12) merupakan suatu tambahan jang dimasukkan si penjusun untuk menjelaraskan bagian ini dengan 1Sa 2:27-36, sehingga kedua bagian ini merupakan bagian jang bersendiri dan lain.

(0.4006065) (1Raj 20:1) (ende)

dst. Fasal ini menghentikan kisah mengenai Elija dan berasal dari suatu kisah lain. Elija (dan Elisja') tidak nampak disini melainkan nabi2 lain. Ahab lebih baik dan lebih saleh daripada dahulu.

(0.4006065) (1Taw 9:1) (ende)

Daftar inipun menggambarkan keadaan sesudah pembuangan. Kepada kaum Levita diberikan banjak perhatian, sesuai dengan ketjenderungan umum dalam Kitab Tawarich.

(0.4006065) (Mzm 1:1) (ende)

MAZMUR

PEMBUKAAN

Dengan menerbitkan "Kitab Mazmur" ini, kami mendjadikan suatu pertjobaan terdjemahan Perdjandjian Lama dalam bahasa Indonesia. Kiranja lebih tepat dikatakan suatu "kenekatan". Bukan hanja kesulitan2 jang lazim dan karena kekurangan akan tenaga2 jang sungguh2 ahli maupun banjak daja-upaja lainnja, tetapi lebih2 karena maunja mendjadikan terdjemahan Kitab Sutji dalam bahasa Indonesia jang modern. Lain kata dalam bahasa Indonesia jang masih muda, jang tengah berkembang dengan pesatnja dan jang berusaha sedapat-dapatnja, tanpa meninggalkan tjorak keindonesiaannja, toh mendjadi alat jang baik untuk menjatakan pemikiran dan perasaan insani dan modern. perkembangan ini, chususnja dalam bidang keigamaan, masih djauh dari selesai. Tampak bahan pula bahasa ini bukan bahasa asal-usul. Mengingat kesemuanja itu, mudahlah dipahami, mengapa terdjemahan ini kami namakan suatu pertjobaan, terangnja lagi suatu "kenekatan".

Kami memberanikan diri untuk pekerdjaan ini guna memenuhi sekadarnja kebutuhan jang terasakan sekarang ini. Memang sudah lama umat Katolik Indonesia merasakan dengan wadjarnja kekurangan ini, bahwasanja sabda Allah bagi banjak orang masih merupakan sebangsa harta karun jang belum tergali. Apapula mengingat, bahwa karena adanja hormat terhadap "Kitab Sutji" dikalangan saudara2 jang beragama Islam, djuga ada suatu hormat bawaan, jang se-kali2 tidak boleh ditjela, dikalangan Katolik terhadap Kitab Sutji. Tetapi pikiran kami tertudju pula kepada kaum sebangsa jang beragama Islam untuk memperkenalkan mereka lebih baik lagi dengan Kitab Sutji umat Kristen, jang sungguhpun sudah mereka kenal, tetapi seringkali hanja samar2 dan malahan mungkin setjara tak tepat. Kiranja Perdjandjian Lama, jang pada galibnja tertudju kepada Kristus dan jang banjak persamaannja dengan adjaran Islam, bagi mereka dapat mendjadi penundjuk djalan dan dapat mengantar mereka kepada Kristus.

Adapun alasan jang mendorong kami untuk per-tama2 menerbitkan Kitab Mazmur ini ialah teristimewa alasan pemeliharaan rohani serta liturgis. Liturgi Geredja untuk sebagai besar tersusun dari mazmur2, baik Misa kudus dan upatjara-upatjara lainnja maupun Sembahjang berkala. Gerakan liturgi, jang mengusahakan penjegaran kembali dan pembaharuan, memerlukan pula njanjian2 dan lagu2. Dan dimana gerakan orang dapat mentjarinja lebih baik daripada didalam Kitab njanjian Perdjandjian Lama jang diilhami itu, jang sudah ber-abad2 memberi djasanja dan membuktikan keserasiannja bagi segala masa, semua negeri dan semua bangsa. Guna memudahkan usaha akan melandjutkan tradisi ini, maka terdjemahan kitab ini kami sadjikan kepada pemeliharaan rohani tjabang liturgi, dengan harapan mudah2an Kitab Mazmur ini memberikan djasa2nja jang baik kepada mereka. Pengalaman kami menundjukkan, bahwa Kitab Mazmur ini bukanlah jang termudah untuk diterdjemahkan dan pada hakekatnja lebih tepatlah kiranja menerbitkan kitab jang lebih mudah teksnja lebih dahulu. Tetapi kami menjimpang daripadanja, karena alasan2 praktis tsb. diatas.

Dengan terdjemahan ini kami tidak dan djuga tidak dapat mendjadikan terdjemahan jang aseli sama sekali. Denganpenuh rasa terimakasih, kami mengakui, bahwa kami sangat bergantung pada terdjemahan2 jang sudah ada, terutama pada "Echter Bibel" (th. 1953) dan apa jang disebut "Bible de Jerusalem" (th. 1955). Siapa jang mengenal tjetakan terbaru karya tsb., mudahlah melihat, betapa besarlah persamaannja antara terdjemahan kami dengan karya itu mengenai wudjudnja. Dan lagi bukanlah maksud kami, menghasilkan karya jang bermutu ilmiah se-penuh2nja. tetapi sebaliknja kami berpendapat, bahwa kiranja ada manfaatnja, untuk memberikan pertanggungdjawaban serta singkat dan se-dapat2nja mengusahakan, agar terdjemahan ini dalam se-gala2nja dapat dipertanggungdjawabkan. Kegunaan itu merupakan alaan jang tjukup, untuk melakukan pekerdjaan luarbiasa jang tidak sedikit. Namun demikian, kami menjadari benar2, bahwa terdjemahan kami masih ada kekurangan2nja, mungkin malahan banjak kekurangannja. Tetapi kami berharap, agar saudara2 jang budiman dengan tegur-sapanja sudi membantu kami, supaja tjetakan kedua - djika perlu - dan bagian2 lain Perdjandjian Lama lebih baik hasilnja.

Djika Roh Kudus, jang mengilhami Kitab Sutji akan keselamatan bangsa manusia, berkenan memberkati usaha jang sederhana ini, untuk menjingkapkan sabda Allah bagi bangsa Indonesia, dan sudi menerangi para pembatja dan para pemakai dengan tjahaja IlahiNja, akan menerima baik sabda itu, maka djerih-pajah kami tidak pertjuma belaka adanja.

Demikian hendaknja.

Dalam tjetakan kedua ini ada beberapa perubahan dimasukkan, Kebanjakan berupa perbaikan ralat jang terdapat dalam tjetakan pertama. Disana-sini terdjemahan sendiripun dirobah, sehingga lebih djelas dan tepat.

Jogjakarta, 25-5-1968 Para Penterdjemah

PENDAHULUAN

Kitab Mazmur-(mazmur ialah bentuk Etiopia/Arab kata Hibrani "mizmor", jakni njanjian dengan iringan alat2 musik berdawai)-adalah sehimpunan luas njanjian2 sutji dari djaman Israil kuno. Dalam Kitab Sutji ia masuk bilangan "Kitab2 Kebidjaksanaan", walaupun perbedaan antara Mazmur dan Kitab2 Kebidjaksanaan lainnja, chususnja mengenai isinja, tidak ketjil.

Keseratus limapuluh njanjian jang termuat dalam Kitab Mazmur itu, dalam bentuknja jang sekarang terbagi dalam lima kelompok jang berbeda satu sama lain, atau dalam lima "buku" (Mzm. 1-41.42-72.73-89.90-106.107-150). Tiap2 kelompok dikuntji dan dipisahkan dari kelompok jang mendahuluinja dengan pudjian penutup (Mzm. 41,14;72,18-19;89,53;106,48). Mazmur terachir (150)merupakan pudjian penutup buku kelima dan penutup seluruh kitab. Mazmur 1 (dan2) merupakan pendahuluan seluruh himpunan mazmur. Kendati pembagian itu, namun njatalah kiranja seluruh Kitab itu dianggap sebagai suatu keseluruhan. Pembagian atas lima buku, sedjalan dengan kelima buku Musa, sudah sangat tua dan sudah ada ketika terdjemahan Junani dikerdjakan (150 seb.Masehi). Namun demikian, ini hanja tingkat terachir dalam masa perkembangan jang berlangsung lama. Kitab itu sendiri memperlihatkan tanda-bekas kumpulan-kumpulan mazmur jang lebih ketjil sebelum itu. Demikianlah a.l. mazmur 3-41 terang merupakan suatu keseluruhan jang bulat "Mazmur2 Dawud". Mazmur 51-65.68-70 merupakan kumpulan jang kedua dan mazmur 138-145 kumpulan ketjil jang ketiga. Dengan tak begitu sukar pula orang dapat mengenali mazmur2 dengan nama "Putera2 Korah". (42-49) dan "Asaf" (73-83) sebagai kumpulan tersendiri. Dengan djudul (jang tak begitu terang) "Nyanjian Pendakian", sedjumlah mazmur mempunjai tjiri2 kelompok tertentu pula (120-134). Achirnja sekelompok jang dibubuhi perkataan "Halelujah"- (adapun tempat kata itu berlainan dalam naskah Hibrani dan naskah Junani) - besarlah kemungkinan tadinja berdiri sendiri (104-107.113-118.136.146-150). Dari unsur2 ini (dan unsur2 lainnja) mula2 terdjadilah tiga kumpulan tersendiri (jang berbeda satu sama lain karena kelainan sebutan Allah, jang dipakai didalamnja). jakni: 1-41.42-83 dan 84-150, jang achirnja dihimpunkan menjadi satu kumpulan besar, jang terbagi dalam lima buku. Tanda-bekas djelas adanja kumpulan2 tersendiri sebelum itu ialah terdapatnja mazmur-kembar (14=53;70=40,14-18;108=57,8-12+60,7-14).

Baik naskah aseli Hibrani kmaupun terdjemahan Junani dan Latin muat seratus limapuluh njanjian. Tetapi ada perbedaan diantaranja dalam pemberian nomor pada kebanjakan mazmur. Mazmur 9.10 menurut naskah Hibrani dipandang sebagai satu mazmur dalam terdjemahan Junani dan Latin; demikian pula mazmur 113.114. Sebaliknja terdjemahan2 tsb. membagi mazmur 116 menurut naskah Hibrani djadi dua, jakni 114.115; hal ini diulang pula dalam mazmur 147 (=146.147) Dari sebab itu pemberian nomor pada mazmur masing2 adalah sbb.

Hibrani Junani-Latin 1-8 = 1-8 9-10 = 9 11-113 = 10-112 114-115 = 113 116,1-9 = 114 116,10-19 = 115 117-146 = 116-145 147,1-11 = 146 147,12-20 = 147 148-150 = 148-150

Terdjemahan Indonesia ini mengikuti naskah Hibrani; nomor2 menurut terdjemahan Junani-Latin ditaruh dengan tanda-kurung dibelakang kepada mazmur dan perbedaan pemberian nomor ajat2 dengan tanda-kurang pada achir baris jang bersangkutan.

Keseluruhan Kitab Mazmur bukanlah pekerdjaan satu orang atau satu angkatan. Sebaliknja, terdjadinja mazmur2 djatuh sama dengan sebagian besar sedjarah Israil dan adalah hasil pelbagai angkatan. Sebelum abad kedua seb. Masehi sudah pastilah keseluruhannja selesai, sebagaimana terbukti dengan adanja terdjemahan Junani. Tetapi tak begitu teranglah, bilamana himpunan mazmur2 itu tepatnja dimulai. Namun demikian, dengan kepastian jang tjukup besar bolehlah dikatakan, bahwa sebagian mazmur2 itu terdjadi dimasa sebelum pembuangan, dan permulaan per-tama2 se-kurang2nja mesti ditempatkan didjaman radja Dawud (th. 1000 seb. Masehi). Beberapa mazmur (1;18,8-15;85;146;147) terdjadi sesudah Israil kembali dari pembuangan (th. 536 seb. Masehi), meskipun waktunja jang tepat sukar sekali ditentukan dan agak di-kira2kan sadja. Ada banjak mazmur jang tak dapat ditetapkan lagi masa terdjadinja.

Kebanjakan mazmur mempunjai djudul - (jang hendaknja dibedakan dari kepada jang kami bubuhkan untuk mengchasiatkan sesuatu mazmur) - jang pendek atau pandjang. Hanja tigapuluh empat mazmur (1-2.10.33.43.71.91.93-97.99.104-107.111-119.135- 136.146-150) tak ada djudulnja sama sekali dalam naskah Hibrani (Dalam naskah Junani djudul ditambah isi dan djumlahnja). Walaupun djudul2 itu kuno sekali (para penterdjemah Junani sering tidak mengetahui artinja lagi) dan oleh karenanja mempunjai sesuatu nilai, namun tidak dapat dipandang sebagai aseli da diilhamkan. Kesemuanja itu adalah imbuh kemudian. Artinjapun sering sangat tidak djelas.

Dalam djudul2 tsb. terdapatlah pelbagai petundjuk2 berkenaan dengan puisi, musik, liturgi, kesusasteraan dan sedjarah.

Istilah "Mazmur" dan "Njanjian" menjatakan, termasuk matjam njanjian2 mana mazmur ini. Kata "Maskil"(13x) kiranja berarti "Njanjian Kebidjaksanaan" atau lain sebagainja. Kata "Mitham" (16.56-60) hingga kini belum ketahuan artinja. Mazmur 7 dichasiatkan sebagai "Lagu ratap".

Jang per-tama2 harus dipandang sebagai petundjuk musik ialah kata jang terdapat diatas limapuluh lima mazmur dan jang kami terdjemahkan: "Untuk Pemimpin", meskipun terdjemahan ini belum pasti sekali benarnja. Adapun artinja ialah, bahwasanja mazmur tsb. hendaknja dinjanjikan oleh suatu kor dibawah pimpinan seorang dirigen. Ataukah mungkin maksudnja, njanjian2 itu termasuk suatu kumpulan tertentu? Istilah2 lainnja, jang kami terdjemahkan "Lagu: "....", agaknja berarti, bahwasanja mazmur tsb. hendaknja dinjanjikan menurut langgam tertentu dan terkenal. Achirnja pada djidar beberapa mazmur terdapatlah - kasang2 sampai beberapa kali - kata "selah" (Mzm. 9,17 "Higgaion selah"), jang belum lagi ketahuan artinja (71x dalam tigapuluh sembilan mazmur).

Sekali dua terdapat pula petundjuk Liturgi singkat. Mazmur 92 adalah suatu njanjian, jang termasuk Liturgi Sabat (dalam terdjemahan Junani ada mazmur2 lainja jang dihubungkan dengan hari tertentu dalam pekan). Mazmur 38 dan 70 dinjatakan akan mengiring salah satu matjam kurban (Untuk peringatan); mazmur 100 untuk kurban sjukur. Tidak teranglah, apa gerangan arti istilah "Akan pengadjaran" diatas mazmur 60.

Djudul mazmur 3.7.18.34.51.52.54.57.60.63.142 menghubungkan njanjian2 itu dengan peristiwa2 tertentu dalam riwajat hidup radja Dawud, walaupun isinja sering hampir2 tak ada sangkut-pautnja dengan kedjadian2 itu. Bagi para ahli Jahudi sepatah kata sadja seringlah mendjadi alasan jang tjukup, untuk menghubungkan mazmur tsb. dengan peristiwa itu.

Achirnja dalam djudul2 itu sering terdapatlah nama orang. Apa tepatnja arti nama orang itu belum begitu pasti, namun pada umumnja bolehlah kita mengukuhi pendapat jang lazim, bahwasanja oknum2 tsb. dipandang sebagai pentjipta njanjian2 itu. Demikianlah ada tudjuhpuluh tiga mazmur dengan nama Dawud, duabelas dengan nama Levita Asaf, sebelas dengan nama keluarga Levita "Putera2 Korah". Ada dua mazmur dengan nama Sulaiman, satu mazmur dengan nama guru2 ilmu kebidjaksanaan, Heman dan Etan, dan achirnja satu mazmur dengan nama Musa.

Chususnja mengenai pentjipta2 mazmur itu, timbullah persoalan penting perihal nilai djudul2 itu. Meskipun tidak aseli dan tidak diilhamkan, namun djudul2 itu menjatakan kejakinan para ahli Jahudi pengarang2 mazmur itu. Tradisi itu tidak boleh diabaikan begitu sadja, tanpa alasan satupun, apalagi kalau diteguhkan dalam Perdjandjian Baru. Namun demikian, bila ada alasan tjukup, maka bolehlah orang mengabaikan kejakinan Jahudi, lebih2 karena tidak djaranglah terdjemahan Junai menundjukkan adnja tradisi lain. Dan dalam soal ini selalu mungkinlah orang2 ber-beda2 pendapatnja.

Mazmur2 Israil adalah sjair2 keigamaan. Njanjian2 itu menuruti patokan2 puisi Hibrani. tidak bersandar metrum, melainkan rhytme, jakni pergantian suku kata2 jang bertekanan dan tak bertekanan menurut urutan jang beraturan. Lagu2 itu tersusun dari ajat2, jang terdiri atas dua baris atau lebih. Gaja dan kechasan puisi Hibrani, jaitu parallelisme atau kesedjadjaran dalam segala bentuknja, sangat banjak digunakan djuga dikenal (42.46.56.99.107). tetapi kurang djelaslah, apa bait2 digunakan dengankonsekwen, dan djika demikian halnja, dasar2 apakah dipakai untuk itu. Belakangan rupa2nja digunakanlah acrostichon, jakni urutan bagian2 mazmur dimulai dengan urutan huruf menurut abdjad. Ber0ulang2 acrostichon itu digunakan dalam mazmur2 (9.10.25.34.111.112.145) dan mentjapai puntjaknja dalam mazmur 119.

Tetapi disamping kesemuanja itu Kitab Mazmur mengenai patokan2 puisi lainnja. Teristimewanja pengarang merasa terikat pada susunan dan bentuk umum tertentu, jang pada galibnja berpautan dengan djenis njanjian tertentu. Sekadar njanjian jang ditjiptakannja, tersedialah baginja rangka2, ungkapan2 dan kiasan2 tertentu, jang dipergunakan buat melahirkan perasaan2nja sendiri. Dengan sadar dan disengadja orang kembali mengikuti para pengarang djaman sebelum itu. Akibatnja pertalian ini ialah, bahwasanja tidak sedikitlah djumlah mazmur jang mempunjai tjorak djiplakan dan bahwasanja ungkapan, kiasan dan gambaran ber- ulang2 kembali, hingga tiada kepastian, kenjataan apa tersembunji didalamnja. Mazmur2 sedjenis memberi kesan kesamaan jang sedikit-banjak membosankan.

Memang tida begitu sukarlah, mengadakan perngolongan dalam Kitab Mazmur dan merangkum pelbagai njanjian jang ter-sebar2 dengan satu kepala. Meskipun kelainan pendapat senantiasa mungkin dalam hal2 tersendiri dan perbedaan tidak selalu sama terangnja karena tjorak tjampurannja beberapa mazmur, namun penggolongan dan pengchasiatan itu dapat diterima umum.

Adapun jang paling djelas ialah "Lagu2 Ratap", jang merupakan bagian besar kitab tsb. Segala matjam derita insani dinjatakan dalam njanjian2 itu dihadapan hadirat Jahwe. Dalam sedjumlah mazmur seluruh rakjat ambil bagian, jakni dalam "Lagu2 Ratap Bersama", jang membentangkan malapetaka2 nasional, jang menimpa umat Allah (44.58.60.74.77.79.80.82.83.90.108.125), sementara dilain pihak derita perseorangan jang bermatjam-ragam itu memberi ilham akan lagu2 ratap jang lebih bertjorak perseorangan (5.6.7.13.17.22.25.26.27.28.31.35.38.39.42.43.51.54.55.56.57.59.61.63.64.69.70.8 6.88.102.109.120.130.140.141.142.143.). Lebih2 dalam mazmur2 tsb. terdapatlah keluapan balas dendam kepada musuh2 dan pengutukan jang bernafsu terhadap lawan2.

Mirip dengan golongan pertama mazmur2 itu adalah njanjian2, jang menjatakan imam teguh dan kepertjanaan besar akan Allah, jang didapati Israil dalam kejakinan keigamaannja (3.11.16.23.41.62.131).

Golongan ketiga mazmur2 terdiri atas pudjian2, jang meluhurka keagungan dan kemuliaan Jahwe. Djustru dalam pudjian2 inilah orang dapat menemukan kembali pikiran2 pokok keigamaan dari Perdjandjian Lama dengan bentuk jang indah. Pudjian2 ini memudji Allah, sifat2Nja dan pekerdjaanNja didalam alam semesta dan didalam sedjarah, dan pada umumnja adalah jang paling kaja isinja (8.19.29.33.65.67.68.85.100.103.104.111.113.114.117.135.136.145.146.147.148.149. 150). Dalam kelompok ini dapat dimasukkan pula mazmur2 jang membentangkan keradjaan Jahwe pun pada achir djaman (47.75.93. 96.97.98.99).

Jahwe, jang sudah bertindak demi kepentingan orang2Nja jang mursjid dan umatNja dan melimpahi mereka dengan anugerah2Nja, sudah sepatutnja diberi sjukur. Dan Israil insaf akan kewadjiban ini dan mentjatatkan rasa sjukurnja dalam sedjumlah njanjian sjukur (4.18.30.32.34.40.66.92.107.116.117.118.124.129.138).

Pusat keigamaan dan nasional bangsa Jahudi, jaitu Sion, Jerusjalem, tidak ketinggalan pula mengilhami para penjair. Ini a.l. njata dari mazmur2, jang mengutarakan pusat tsb. dan djuga Sion masa achir jang di-angan2kan (24.46.48.76.84.87.122.137).

Lembaga keradjaan jangamat penting, orang2 urapan Jahwe memberikan ilham kepada para pudjangga istana di Israil, sebagaimana pula halnja ditempat lainnja. Dan njanjian2 keradjaan ini karena tjoraknja jang keigamaan mendapat tempatnja pula didalam Kitab Mazmur (2.20.21.45.72.89.110.132). Karena Israil hidup pula dalam pengharapan akan kedatangan Radja Agung dimasa jang akan datang, jaitu Al-Masih, maka tidak sedikitlah mazmur2 keradjaan itu mempunjai tjorak Masehi jang chas (2.45.72.89.110.132).

Para guru kebidjaksanaan di Israil, jangberusaha mengadjar rakjat dalam kebidjaksanaan benar dari hukum Allah dan dalam seni hidup jang sedjati, lebih2 menggunakan amsal jang pendek atau pandjang. Tetapi mereka tidak segan2 pula menggunakan njanjian keigamaan jang mengadung peladjaran susila untuk mengadjarkan kebidjaksanaan. Demikian njanjian2 pengadjar mereka merupakan unsur jang penting pula akan keseluruhan Kitab Mazmur (1.9.10.12.14.15.36.37.49.52.53.73.91.94.112.119.128.139).

Ada djuga sedjumlah mazmur jangnjata berbeda dari djenis2 tsb. dan sukar dichasiatkan (mis. 121.123.126.133.134), meskipun kadang2 mungkin memasukkannja dalam salah satu kelompok, dan perbedaannja itu bolehlah dipertalikan dengan kebebasan penjair.

Njanjian2 jang bermatjam-matjam dengan dalil2 serta susunannja tersendiri itu djika dipandang sepintas lalu, memperlihatkan Kitab Mamzur itu se-akan2 suatu himpunan jang agak tjampur-aduk. Tetapi dipandang dari sudut lain, keseluruhannja toh disemangati oleh djiwa keigamaan jang sama, sehingga, djika ditelaah lebih dalam, tampaklah kesamaan jang lebih besar daripada jang dapat dikirakan semula. Sungguhpun mazmur2 itu adalah puisi, bahkan kadang2 puisi jang bermutu tinggi, namun lebih chususnja adalah njanjian2 keigamaan jangberusaha melahirkan perasaan2 keigamaan jang sangat dalam didalam bentuk insani jang indah. Kalau kitab2 Perdjandjian Lama lainnja, dalam bentuk prosa atau puisi, mengisahkan tjampurtangan Tuhan terhadap manusia serta umatNja, dengan djalan penjelenggaraan biasa atau dengan tindakan adjaib, jang menghukum atau menjelamatkan, dalam hidup orang perseorangan dan bangsa, maka Kitab Mazmur memperkenalkan kita dengan anggapan rasa hati keigamaan Israil dalam saat2 kebesarannja, dengan kekagumannja, dengan takwa dan tawakalnja, dengan sjukur dan pengharapannja, dengan harapannja akan masa jang akan datang dan dengan tjita2 keigamaannja. Kita mendengar keluh-kesah, jang keluar dari djiwa jang sesak dan naik kehadapan hadirat Tuhan, tetapi djuga sesal atas dosanja, jang telah diperbuatnja, dan atas kedurhakaannja. Seluruh rangkaian perasaan2 keigamaan terendapkan dan terpantulah dalam kitab "Njanjian2 Sion".

Terutama karena isi keigamaan inilah maka mazmur2 itumempunjai artinja jang tetap. Lebih karena isinja daripada karena bentuknja, puisi keigamaan Israil itu melebihi segala karya bangsa2 dikelilingnja. Perasaan2 keigamaan, jang serasi dengan segala keadaan hidup itu, mendjadi harta umum bagi semua orang, jang memandang tuhan sebagai penuntun dan pemimpin hidupnja. Kendati kadang2 tjara melahirkan perasaan2 itu, misalnja dalam mazmur2 pengutuk atau dalam mazmur2, jangtjoraknja jang duniawi kentara sekali, tidak begitu selaras dengan keluhuran Perdjandjian Baru, namun kesemuanja itu tidak dapat menghapus kenjataan, bahwasanja keinsafan keigamaan jang terdjalin didalamnja itu mempunjai tjorak umum dna tetap ada nilainja dalam Perdjandjian Baru. Dan lagi tidak perlu orang mengambil djalan penafsiran mazmur2 itu setjara kiasan atau rohani. Teks mazmur2 itu sendiri masih selalu dapat digunakan untuk melahirkan perasaan keigamaan jang murni.

Mazmur2 itu kentara pula tjorak liturgisnja. Kenjataan ini sangat penting guna memahami dengan tepat dan menilaikan dengan saksama teks2 kuno itu. Mazmur2 itu liturgis, bukan hanja dan bukan pula per-tama2 karena sangat banjak dipakai dalam liturgi Geredja. Tetapi pemakaian ini adalah sesuai dengan kechasan isinja. Sangatlah di-lebih2kan. mengatakan bahwa semua mazmur mendapat asal dan keterangannja dalam ibadah umum. Betul ada jang ditjiptakan chusus untuk ibadat umum Israil (15.24.84.135), tetapi ada banjak lainnja, jang asal-usulnja bersifat perseorangan dan pribadi dan timbul dari keadaan hidup perseorangan. Tetapi njanjian2 inipun kemudian dipakai, bahkan sangat dipakai dalam ibadat umum Bait-Allah maupun Synagoge, sebagaimana ternjata dari djudul2 kuno mazmur2 itu.

Disamping faktor2 lainnja, adalah terutama pemakaian peribadatan ialah jang besar pengaruhnja atas bentuk terachir mazmur2 itu. Tiada ada keberatan, berpendapat, bahwa didalam djalan sedjarah Israil njanjian2 tsb. mengalami perubahan2, untuk disesuaikan dengan keadaan2 jang berlainan dan teristimewa dengan ibadat umum. Teks2 itu mula2 se-kali2 tidak diterima dengan tjatatan "Ne varietur". Sebaliknja, Israil memandang pusaka sutji itu sebagai miliknja dan mendapat kebebasan jang agak besar, untuk mengubahnja menurut kebutuhan. Baru kemudian mazmur2 itu tak boleh di-usik2 lagi sama sekali.

Dengan latar-belakang peribadatan ini mazmur2 dalam wudjudnja jang sekarang dapat dipahami sepenuhnja. Apabila orang tidak mengindahkan suasana peribadatan ini, maka pelbagai mazmur menjerupai kumpulan bagian2 jang tjampur baur dan tidak ada atau hanja sedikitlah gandingannja satu sama lain. Tetapi djika dilakukan oleh beberapa kelompok penjanji atau oleh beberapa oang, maka tjampuran sedemikian itu malahan mendjadi terang dan penuh arti dan lagi bertambahlah gaja puisinja dan kedalaman keigamaannja. djika diartikan dengan tepat dan diukur menurut kedalaman keigamaannja dengan latar-belakang ini, maka dapatlah dipahami sepenuhnja dan dihargai se-tinggi2nja, bahwasanja njanjian2 umat Allah dahulu itu masih selalu didjundjung tinggi oleh umat Allah didjaman baru jakni Geredja Kristus, lebih2 dalam ibadat umumnja.

KETERANGAN-KETERANGAN Kependekan Kitab2 Sutji

Kependekan Nama lengkap Nama Latin Kedj. Kedjadian Genesis Peng. Pengungsian Exodus Lv Levitika Leviticus Tj.Dj. Tjatjahdjiwa Numeri Ul. Ulangtutur Deuteronomium Jos. Josua Josue Rt. Rut Rut Hakim2 Hakim2 Judicum Sjem. (I.II) Sjemuel (I.II) Samuel (I.II Regum) Rdj. (I.II) Radja2 (I.II) Regum (III.IV) Twr. (I.II) Tawarich (I.II) Paralipomenon (I.II) Esr. Esra Esdras Neh. Nehemia Nehemias Tb. Tobia Tobias Jdt. Judit Judith Est. Ester Esther Mak. (I.II) Makabe2(I.II) Machabaeorum (I.II) Ijob Ijob Job Mzm. Mazmur Psalmorum Ams. Amsal Proverbiorum Pengch. Pengchotbah Ecclesiastes Md.Ag. Madah Agung Cantica canticorum Kebidj. Kebidjaksanaan Sapientia Sir. Sirah Ecclesiasticus Js. Jesaja Isaias Jr. Jeremia Jeremias Bar. Baruch Baruch Jehesk. Jeheskiel Ezechiel Dn. Daniel Damiel Lg. Rt. Lagu Ratap Lamentationes Hos. Hosea Oseas Joel Joel Joel Amos Amos Amos Ob. Obadja Abdias Jon. Jona Jonas Mich. Micha Micheas Nah. Nahum Nahum Hab. Habakuk Habacuc Sef. Sefanja Sofanias Hag. Hagai Aggaeus Zak. Maleachi Malachias Mt. Mateus Matthaeus Mk. Markus Marcus Lk. Lukas Lucas Jh. Jo(h)anes Joannes Ks. Rs. Kisah RAsul2 Actus Apostolorum Rm. Romawi Romanos Kr. (I.II) Korintus (I.II) Corinthios(I.II) Gl. Galasia Galatos Ef. Efese Ephesios Filip. Filipi Philippenses Kol. Kolose Colossenses Tes. (I.II) Tesalonika (I.II) Thessaloniceses (I.II) Tm.(I.II) Timoteus (I.II) Timotheus (I.II) Tt. Titus Titum Fil. Filemon Philemonem Hbr. Hibrani Hebraeos Ptr. (I.II) Petrus (I.II) Petri (I.II) Jk. Jakobus Jacobi Jh. (I.II.III) Jo(h)anes (I.II.III) Joannis (I.II.III). Jud. Judas Judae Whj. Wahju Apocalypsis

Tanda2 lainnja

*pada achir baris (ajat menundjukkan akan tjatatan jang bersangkutan dihalaman- bawah.

Kata2 jang ditjetak miring adalah pembetulan ralat2 dalam naskah Hibrani, jang pertanggungdjawabannja terdapat pada lampiran kitab ini. Kata2 jang ditjetak miring dengan tanda-kurung adalah tambahan2 jang mendjelaskan.

(') berarti: suatu kata (atau sesuatu lainnja) dalam naskah Hibrani dihapuskan atau dipindahkan.

Penundjuk-penudjuk

Penundjuk2 dipinggir halaman menundjukkan ajat2, jang sama isinja ataupun pendjelasan lebih landjut sesatu ajat atau kata ataupun keterangan sedjarah, jang bersangkutan dengannja. Penundjukan2 itu sering besar gunanja sebagai tafsiran singkatan dan lebih2 memperlihatkan, bagaimana seluruh Kitab Sutji, betapapun djua perbedaannja diantara para pengarang insani, disemangati dengan djiwa jang sama. Dalam mentjari ajat2 tsb. dapatlah orang biasanja memakai terdjemahan manapun djua.

Nama-nama diri

Mengenai nama orang tokoh2 jang besar dan dikenal umum, kami pakai nama dalam bentuk jang lazim. Mengenai tokoh2 jang kurang dikenal dan nama2 lainja, kami berikan salinan, jang se-dapat2nja mendekati edjaan Hibrani.

(0.4006065) (Yes 1:1) (ende)

PENGANTAR KITAB PARA NABI

PENDAHULUAN

Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.

Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.

Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.

Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.

Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.

Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut "nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau). Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24) Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah (1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2 "nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang (1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat (2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (2Ra 4:38), dan Betel (2Ra 2:2-3). Kelompok2 nabi itu boleh dibandingkan dengan pelbagai tarekat sufi jang kemudian terdapat dalam agama Islam, terutama dengan tarekat2 derwisj. Rupa2nja merekapun mengenakan pakaian chusus, atau se- tidak2nja memakai tanda tertentu, sehingga segera dapat dikenal (1Ra 20:41; 2Ra 9:11; bdk. 2Ra 2:13). Sesudah djaman Elija dan Elisja' tjanterik2 nabi" hilang dari Kitab Sutji dan hanja sekali lagi disindir oleh Amos. (Amo 7:4).

Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.

Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4). Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8). Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20). Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu. Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji, seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona (2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu (Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (2Ta 12:15) Azarjahu (2Ta 15:1-2), Obed (2Ta 28:9-10) dan beberapa nabi jang tidak disebut namanja (1Ra 9:13; 20:28). Sebagai pegawai tetap dalam istana radja Dawud kita djumpai nabi Gad (1Sa 22:5; 2Sa 24:11) dan nabi Natan (2Sa 7:2-3; 12:1-2; 1Ra 1:1-2). Memang tidak selalu terang matjam apa nabi2 itu, tetapi pada umumnja boleh dikatakan merekapun menduduki suatu djabatan tetap. Mereka bukan ekstatisi, melainkan lebih2 nabi profesionil. Dalam kesulitan hidup se-hari2 dan jang pribadi sadja orang boleh menghadap nabi2 itu "untuk menanjai Jahwe" dan djanganlah orang lupa membawa hadiah baginja. Ketika Saul mentjari beberapa ekor keledai ajahnja jang hilang ia lalu meminta petundjuk2 pada nabi Sjemuel, jang terkenal namanja sebagai nabi jang dapat menolong dalam perkara sedemikian itu (1Sa 9:3- 13). Radja Jerobe'am menjuruh istrinja menanjai nabi Ahia perihal anaknja jang sakit keras (1Ra 14:2-3). Radja Josjafat mentjari seorang nabi untuk menanjai Jahwe tentang tindakaan militer jang harus diambil (1Ra 22:7- 8). Seorang wanita dari Sjunem menghadap nabi Elisja' berhubungan dengan anaknja jang meninggal dan suaminja heran, bahwa ia mau pergi kesitu meskipun bukan hari raya atau hari Sabat (rupa2nja hari2 itu hari biasa untuk menghadap nabi2) (2Ra 4:22-23). Naaman, panglima radja Aram, mentjari penjembuhan kustanja pada nabi Elisja', jang namanja sebagai penjembuh penjakit tersebar sampai diluar negeri (2Ra 5:1-14). Nabi Gad memberikan petundjuk kepada Dawud jang melarikan diri untuk radja Sjul (1Sa 22:5). Radja itu tidak berani membangunkan Bait Allah, sebelum rentjananja disetudjui oleh nabinja, Natan (II Sjem. 7,2), dan dalam soal pembaharuan agama radja Josjijahu minta nasihat nabiah Hulda (2Ra 22:11-20).

Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.

Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut "nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah "nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2 itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2 dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula. Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja. Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak) ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (Yer 8:1; 23:11; 26:7- 8; Zak 7:3). Jeremia (Yer 35:4) memberitahukan, bahwa dalam Bait Allah di Jerusjalem seseorang jang bernama Bin Johanan mempunjai bilik. Orang itu disebut "pesuruh Allah", djadi rupa2nja seorang nabi jang disitu menunaikan tugasnja sebagai nabi tetap. Nabi Amos (Amo 7:4) membedakan diri baik dari nabi2 maupun dari "tjanterik2 nabi". Rupa2nja kedua djenis itu sama sadja. Kadang2 agak sukar untuk memastikan siapa jang dimaksudkan Kitab Sutji dengan istilah undi sutji, Urim dan Tumim, atau "efod", jang didjalani para imam (bdk. 1Sa 28:6; 23:1-6).

Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.

Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).

Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu, mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil. Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14). Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa (2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (1Ra 14:1-8). Nabi Jehu djuga memperjuangkan kemurnian agama (1Ra 16:1-4:7) dan radja Ahab jang tidak menuruti perintah Jahwe dikutuk oleh seorang nabi jang tak bernama (1Ra 20:35-43). Nabiah Huldapun melandjutkan garis kegiatan kenabian jang sama (2Ra 22:14- 20). Pentingnja nabi elia dan Elisja' dalam perdjuangan sengit lawan sinkretisme jang bersimaharadjalela tak perlu dipaparkan dengan pandjang lebar.

Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji. Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb. Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan "nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1) Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6; 1Ra 13:1-5; 20:35-43 dll) masuk ke dalam tjiri hakiki nabi charismatis. Umumnja mereka tidak bernubuat atas permintaan orang (tapi bdk. Yer 42; 38:14; Yeh 8:1; 14:1; 33:31) atau mengenai kesusahan dan persoalan hidup se-hari2 dan se- akan2 pribadi sadja. Mereka menerima tugas resmi guna kepentingan seluruh umat (bdk. Amo 7:15; Yes 6:9; Yeh 2:3), bahkan Jeremia diutus kepada semua bangsa (Yer 1:10). Tugasnja itu sungguh merangkum bangsa2 lain pula, sebagaimana dinjatakan kumpulan2 nubuat lawan bangsa2 kafir (Yes 13:1- 23:18; Yer 46:1-51:23; Yeh 25:1-32:32; Amo 1:3-2:3; Obadja; Namum). Atas perintah Allah dan berkat dorongan rohNja mereka berbitjara didepan umum dan demi untuk kepentingan umum. Adakalanja mereka chususnja bernubuat tentang radja, tetapi radja selaku kepala umat bukan sebagai orang perseorangan sadja. Mereka sendiri sadar akan kedudukannja jang chas itu dan rupa2nja disengaja menghindarkan sebutan "nabi" bagi dirinja, sehingga mereka membedakan diri dengan "nabi2' menurut artikata jang umum didjaman itu. Tugas nabi2 itu tidak ada sangkutpautnja dengan kepentingan2 keduniaan, melainkan dengan kepentingan keigamaan umat Allah seluruhnja melulu. Dasar kurnianja memang sama dengan dasar kurnia kenabian dahulu, jaitu hubungan chusus dan langsung dengan Allah, tetapi dalam pelaksanaan kurnia itu ada kelainan jang tjukup besar tanpa dilupakanlah, bahwa nabi2 Elija dan Sjemuel sudah amat mendekati nabi2 charismatis.

Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.

Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.

Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.

Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.

Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.

Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.

Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.

Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).

Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.

Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13), jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (Yeh 4:1-6; 12; 4:12-14; 24:15-7). Tetapi djalan jang lebih umum dan biasa ialah setjara lisan. Mungkin bahwa nabi Baruch hanja setjara tulisan sadja menjiarkan kabarnja, mungkin pulalah bahwa beberapa bagian kitab2 nabi lainnja hanja setjara tulisan sadja menjiarkan kabarnja, mungkin pulalah bahwa beberapa bagian kitab2 nabi lainpun hanja setjara tertulis sadja diumumkan, akan tetapi djalan itu sungguh suatu keketjualian. Disana-sini (misalnja Yer 36:4,32) ditjatat, bahwa nabi sendiri menuliskan atau menjuruh tulis nubuat2nja. Tetapi nubuat2 itupun lebih dahulu dibawakan setjara lisan. Demikianpun kiranja terdjadi dengan kebanjakan nubuat semua nabi. Mereka per-tama2 pengchotbah dan bukan penulis atau pengarang. Sudah barang tentu ada beberapa nabi jang sesudah beberapa lamanja mengumpulkan sendiri nubuat2 jang dahulu diutjapkannja dan lebih sering lagi orang lain (murid2 nabi); bdk. Yes 8:16) mengumpulkan dan menjusun nubuat2 nabi, entah selama dia itu masih hidup entah setelah wafat. Beberapa lamanja bahan itu hanja setjara lisan terpelihara berkat ingatan jang kuat. Perlulah orang ingat bahwa para nabi adalah pengchotbah. Mereka berbitjara dalam keadaan tertentu dan kepada orang tertentu. Seringkali tidak ada keterangan tentang suasana dan lingkungan itu, sehingga atjap kali nubuat tjukup kabur dan sukar dimengerti. Kerap kali nabi menjindir keadaan, peristiwa atau orang tertentu, jang bagi kita sama sekali tidak terang. Tetapi djika kesemuanja itu mendjadi djelas, nistjaja nubuatpun tambah djelas.

Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen. Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64; Yeh 25:1- 32:32), atau menjusun bahannja sedemikian rupa, sehingga ada keseimbangan antara nubuat tentang bentjana dan nubuat mengenai keselamatan (Kitab Micha), tetapi djarang disusun menurut urutan nubuat2 dalam waktu. Adakalanja sudah ada kumpulan2 ketjil jang achirnja masuk kedalam kitab terachir (bdk. Yer 3:9; 30:4; 46:1; Yes 1:1). Terdjadi pula, bahwa nubuat2 salah seorang nabi digandingkan dengan nubuat2 nabi2 lain (Tjontoh jang djitu ialah kitab Jesaja), atau diselipkan kemudian dalam kitab jang sudah selesai disusun. Adakalanja kemudian lagi bagian2 ditambahkan oleh orang lain. Sebab nubuat2 nabi bukanlah barang mati, melainkan direnungkan, dipikirkan dan kadang2 disesuaikan dengan keadaan baru dan dengan demikian dirobah sedikit atau diberi keterangan.

Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.

Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.

Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.

Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.

(0.4006065) (Yer 27:1) (ende)

Mungkin sekali bagian ini suatu ringkasan beberapa peristiwa jang setjara tertulis dikirim bersama dengan Jeremia (Yer 27:1-29:32) kepada kaum buangan jang th. 597 diangkut ke Babel. Terdjemahan Junani dalam bagian ini sangat berbeda dengan teks Hibrani.

(0.4006065) (Dan 9:4) (ende)

Doa ini, jang sangat serupa dengan doa jang terdapat di 2Ta 6; 1Ra 8; Ezr 9; Neh 1; 9 dan hampir sama dengan Bar 1:15-3:8, menandaskan keadilan Allah, jang nampak dalam pembuangan Israil dan djuga mengutjap harapan jang bersandar bukan pada pekerdjaan baik manusia, melainkan hanja pada belaskasihan dan kesetiaan Allah.

(0.4006065) (Luk 24:44) (ende)

Dalam lima ajat ini Lk. menjimpulkan dengan ringkas sekali isi pembitjaraan Jesus kepada para rasul, sedjak kebangkitanNja sampai pada naikNja kesurga. Pembitjaraan itu djauh lebih luas sebab meliputi 40 hari, menurut keterangan Lukas sendiri dalam Kis 1:3. Berita-berita dalam kata penutup 44-53 agak dilengkapi dengan berita-berita Kis 1:1-11.

(0.4006065) (Yoh 1:1) (ende)

INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES

KATA PENGANTAR

Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan (tradisi) jang sangat pasti Rasul Joanes adalah pengarangnja. Rasul Joanes ini berasal dari Betsaida, suatu dusun nelajan dipantai utara Tasik Genesaret, letaknja disebelah timur dari tempat Jordan bermuara kedalam tasik itu. Bapanja nelajan jang agak berada, namanja Zebedeus. lbunja jang bernama Salome, termasuk rombongan wanita jang biasa mengikuti Jesus pada perdjalananNja berkeliling di Galilea dan kemudian sampai di Jerusalem. Lih. Mt. 17:55-56; Mk. 15:40-41; Lk. 8:1-3. Mereka melajani Jesus beserta murid-muridNja dan membelandjai mereka dengan hartanja. Salome turut menjusul Jesus pada djalan salibnja sampai di Kalvari, dan sesudah pemakaman ikut serta membeli wangi-wangian dan pada pagi Paska melawati makam. Lih. Nlt. 27:56 dan Mk. 16:1.

Joanes pertama kali bertemu dengan Jesus ditempat Joanes Pemandi mempermandikan orang di Jordan, dan "pada keesokan hari" sesudah Jesus dipermandikan disitu. Ketika Joanes Pemandi pada hari itu berdiri disitu bersama dengan dua orang muridnja, dan melihat Jesus lalu, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah Anak-domba Allah", lalu mereka menjusul Jesus (Jo. 1:35-37). Seorang dari keduanja ialah Rasul Andreas, dan jang lain tidak dapat disangsikan, ialah pengarang sendiri. Biarpun masih kabur-kabur, namun mereka mengerti, bahwa jang dimaksudkan dengan "Anak-domba Allah", ialah Mesias. Bdl. Jo. 1:41 dan 45. Keduanja lalu bertemu dengan Simon (Petrus), Pilipus dan Natanael, dan kemudian bersama dengan mereka ini mengikuti Jesus ke Galilea.

Pada suatu hari Jesus berdjalan ditepi Tasik Genesaret di Galilea dan melihat Simon beserta saudaranja Andreas, lagi Joanes bersama kakaknja Jakobus sedang asjik melakukan pekerdjaannja sebagai nelajan. Mereka dipanggilnja untuk mengikutiNja sebagai murid. Lalu mereka meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Lih. Mt. 4:18-27; Mk. 1: 16-20; Lk. 5:1-11.

Beberapa lama kemudian keempatnja djuga dipilih mendjadi rasul untuk tetap hidup bersama dengan Jesus dan olehnja diutus untuk mengadjar orang. (Mt.10:1-5; Mk. 3:16-19; Lk. 6:13-16).

Disamping Petrus djuga Joanes rupanja tampil atau ditampilkan sebagai seorang rasul terkemuka. Demikian djuga sesudah Pentekosta, seperti Paulus menulis dalam Gal. 2:9, bahwa mereka beserta Jakobus (Muda) dipandang sebagai tiang penjangga Geredja.

Joanes tak pernah menjebut namanja dalam karangannja, tetapi jang disebut didalamnja"Murid jang lain" atau "murid jang ditjintai Jesus" tak mungkin tidak ialah pengarang sendiri.

Dan memang Joanes ditjintai Jesus dengan istimewa. Barangkali sebab minatnja jang istimewa terhadap adjaran-adjaran Jesus, sebab kesetiaannja kepadaNja, ataupun karena kegiatannja dan sebab ia bertjita-tjita tinggi sebagaimana sifat- sifat ini njata nampak dalam karangan-karangannja. Sekali-kali djangan Joanes dibajangkan sebagai seorang muda jang manis, seperti ia sering dilukis oleh para penggambar jang salah mengerti ajat Jo. 15:24. Tjatatan disitu, bahwa pada perdjamuan terachir Joanes berbaring disebelah dada Jesus, bukan berarti bahwa ia bersandar pada dada Jesus, melainkan hanja bahwa ia mendapat tempat kehormatan dimuka Jesus. Lih. tjatatan pada ajat itu dalam Indjil. Joanes bukan seorang lembut-manis; sebaliknja ia beserta kakaknja Jakobus diberi djulukan "putera guntur" olch Jesus, hal mana tentu berarti bahwa mereka bersemangat hebat.

Tentu sadja tak usah diperingatkan disini segala sesuatu jang termuat tentang Joanes dalam Indjil maupun Kisah Rasul-rasul. Hanja jang berikut ini barangkali agak penting. Waktu Jesus ditangkap, semua murid melarikan diri, menurut Mt. 26:56 dan Mk. 14:50, tetapi tentu untuk sementara sadja. Tentang murid-murid lain tak diberitakan, tapi kita tahu bahwa Petrus (Lk. 22:54) dan Joanes (Jo. 18:15) menjusul sampai kedalam istana imam agung. Dan tentang Joanes, ia sendiri memberitakan bahwa ia mengikut sampai dikaki salib dan disana Jesus menjerahkan IbuNja kepadanja (Jo. 19:26).

Sesudah Pentekosta Joanes tinggal dahulu bekerdja di Jerusalem, rupanja banjak kali bersama dengan Petrus (Kis. Ras. 3:1; 4:19; 8:14). lapun ikut serta dalam sidang rasul-rasul di Jerusalem dalam tahun 49. Riwajat hidup Joanes selandjutnja kita hanja tahu sedikit dari tradisi. Beberapa buku Geredja purba memberitakan, bahwa ia lama memimpin umat-umat dipropinsi Asia, berkedudukan di Efesus. Agaknja sebagai pengganti Paulus sesudah wafatnja rasul agung ini di Roma. Waktu pemerintahan kaisar Domitianus (81-96) ia dibuang kepulau Patmos dan disitu ditulisnja karangan "Wahju". Dibawah pemerintah Nerta ia dibebaskan, lalu bekerdja terus di Efesus. Sekembalinja disana dikerdjakannja karangan Indjil dan surat-suratnja. la wafat pada permulaan pemerintahan kaisar Trajanus (98-117), djadi sekitar tahun 100.

Isi dan tjorak-tjorak Indjil keempat

Perbedaan karangan Joanes dengan ketiga karangan Indjil jang lain sangat menjolok. Atjara pokok adalah sama, jaitu rnemperkenalkan Kristus serta adjaran dan tjita-tjitaNja. Sedikitpun tidak terdapat perbedaan, apa lagi pertentangan, antara pribadi Jesus jang dilukis oleh Joanes dan jang dinjatakan dalam karangan-karangan lain, djuga tidak mengenai hakekat adjaran-adjaran. Tetapi masing-masing pengarang Indjil menindjau segalanja dari sudut jang chusus menurut pembawaan dan bakatnja dan berhubungan dengan tudjuan karangannja jang chusus, dan dalam hal ini Joanes amat sangat tersendiri. Itu terlebih njata dalam pemilihan bahan, susunan, tjara berpikir dan gaja bahasa.

Perihal pemilihan bahan

Ketiga karangan Indjil jang pertama dikatakan berisi peladjaran agama jang lazim diberikan oleh rasul-rasul dan para pembantunja kepada tjalon-tjalon dan anggota-anggota umat muda. Peladjaran dasar jang demikian dengan sendirinja harus sederhana baik isi baik bentuknja. Dapat dibajangkan bahwa rasul-rasul dalam hal itu meneladan tjara mengadjar dari Jesus kepada orang banjak. Atau agaknja lebih tepat kalau dikatakan, bahwa mereka memberitakan pengadjaran Jesus sendiri, baik jang berbentuk sabda, maupun sikap-sikap dan tjontoh-teladan, ataupun jang terkandung dalam peristiwa-peristiwa hidup Jesus, guna mendjadi buku peladjaran bagi umat-umat. Mereka meriwajatkan tanpa dengan sengadja mau memberi tafsiran. Lain sekali karangan Joanes. Ia mentjeritakan hanja sedikit, dan itu guna mendjadi pokok atau landasan pembitjaraan Jesus, Indjil Joanes semata-mata bertjorak uraian-uraian dan tafsiran. Jesus sendiri mendjelaskan dan menafsirkan, dan bila pendjelasan atau tafsiran berasal dari Joanes sendiri, maka itupun sesuai dengan adjaran Jesus dan dengan Ilham Roh Kudus.

Mengenai pemilihan bahan, dalam karangan Joanes hanja terdapat tiga mukdjizat jang djuga ditjeritakan dalam ketiga Indjil jang lain, dan lagi tiga jang penting sekali, jang tidak diriwajatkan oleh ketiganja, semua sebagai pangkal pembitjaraan jang luas. Mukdjizat-mukdjizat dinamakan Joanes "tanda", artinja pertandaan atau bukti bahwa Jesus benar berwudjud Ilahi. Joanes pula tidak memberitakan satupun perumpamaan jang termuat dalam karangan-karangan jang lain, dan djuga hampir tidak satupun utjapan Jesus jang berupa petua atau perintah untuk praktek hidup, melainkan uraian-uraian Jesus jang lebih luas dan mendalam, lebih bersifat ilmu ke-Tuhan-an. Hanja riwajat sengsara, wafat dan kebangkitan Jesus ada kesamaan dalam garis besarnja, tetapi sudut tindjauan disinipun chusus pada Joanes dan itupun sesuai dengan pemilihan bahan. Tentang adjaran Indjil mengenai kesusilaan dan praktek hidup, Joanes tidak memberi perintjian, melainkan menjimpulkan semuanja dalam istilah "kepertjajaan" dan "tjinta".

Alasan dan tudjuan Indjil keempat

Dapat diduga bahwa Joanes waktu mulai mengarang sudah mengenal ketiga karangan jang lain. Kalau itu benar, maka sudah sewadjarnja ia tidak hendak mengulangi lagi apa jang telah dimuat dalam ketiga karangan itu. Ada jang menduga, bahwa ia bermaksud melengkalpinja, tetapi dalam karangan itu sendiri tidak tedapat bekas-bekas, jang menundjukkan suatu hubungan dengan karangan- karangan tersebut, atau pengaruh dari padanja. Karangan Joanes berdiri sendiri. Namun demikian karangan ini merupakan benar-benar satu perlengkapan bagi jang lain itu dan sebab itu sedjak semula sangat dihargakan digeredja purba seperti ternjata dalam buku-buku dari para "Bapak-Geredja" dewasa itu, jang sering mengutipnja.

Alasan dan tudjuan jang benar, ialah kepentingan umat-umat. Umat-umat wilajah Joanes sudah tua dan sangat madju ketjerdasannja dalam pengetahuan agama. Umat- umat itu didirikan dan lama digembalakan oleh Paulus, dan dari surat-surat Paulus njata sekali, betapa matang mereka untuk mengerti djuga kebenaran Indjil jang mendalam. Umat-umat itu sudah lama mahir dalam adjaran-adjaran pokok seperti jang kita batja dalam ketiga karangan Indjil jang pertama. Tak usah Joanes menulis tentang hal-hal itu. Ia sendiripun tentu sudah lama memberi pengadjaran jang lebih mendalam kepada umat-umatnja, dan achirnja, merasa terdorong untuh menjuratkannja bagi mereka. Atau lebih tepat ia didorong oleh Roh Kudus untuk mengabdikannja bagi seluruh Geredja. Ada dua berita pula jang tidak terlalu pasti, bahwa "sahabat-sahabatnja" dan "uskup-uskup" mendorongnja, untuk menulis. Kalau demikian, maka mereka sendiri telah banjak mendengar pengadjaran jang mendalam itu.

Ada pula jang mengemukakan bahwa karangan ini merupakan bendungan untuk menahan aliran-aliran jang menjimpang dari kebenaran Indjil dan muntjul dewasa itu. Hal itu benar, tetapi tidak ada tanda jang njata dalam karangan sendiri, bahwa tudjuan itu dimaksudkan oleh Joanes.

Sumber-sumber Indjil keempat

Sumber pokok dan utama memang Jesus sendiri. Joanes menulis apa jang disaksikannja dengan mata dan telinganja serta jang dialaminja dalam pergaulan dengan Jesus. Sedjak pertama kali ia bertemu dengan Jesus ditepi Jordan, ia tetap mengiringiNja, malah hidup bersama denganNja. Dan seperti ternjata dalam tulisan-tulisannja, Joanes adalah seorang jang berbakat ulung dan sangat berminat untuk menangkap segala jang dilihat dan didengarNja. Nampaknja bahwa. pembitjaraan Jesus jang lebih mendalam pun sangat berkesan padanja. Dengan intuisinja jang memang masih kabur-kabur waktu itu, ia agaknja sudah merasa, bahwa ada rahasia-rahasia jang indah dan membahagiakan terkandung didalamnja. Pengertian waktu itu baru sedikit, namun apa jang disaksikan dan dialaminja dan sabda-sabda Jesus tak pernah hilang dari ingatannja. Kita ketahui dari segala karangan Indjil betapa lambatnja perkembangan pengertian semua rasul tentang makna hidup dan sabda Jesus, malah tentang hakekat pribadiNja. Ketika Jesus menjerahkan kepada mereka seluruh kuasa dan tugasNja untuk menjelesaikan penjelamatan dunia, pengertian mereka akan kuasa dan tugas itu masih djauh dari tjukup untuk menunaikannja. Dalam hal itu Joanes bukan satu ketjualian, seperti disinggungnja sendiri misalnja dalam 2:20; 12:7 dan 13:7. Banjak hal mendjadi djelas bagi mereka sesudah kebangkitan Jesus, tetapi pengertian jang tjukup sempurna baru mereka terima dari Roh Kudus pada dan sesudah Pentekosta, sebagaimana Ia didjandjikan oleh Jesus untuk memperingatkan kepada mereka segala sesuatu jang diadjarkan Jesus kepada mereka dan menghantarkan mereka kepada seluruh pengetahuan, artinja kepada segala pengertian. Ini bukan berarti bahwa Roh Kudus seolah-olah sekaligus mentjurahkan segala pengetahuan dan pengertian kedalam akal-budi dan hati sanubari mereka, melainkan sekedar dibutuhkan pada. tiap-tiap kesempatan jang penting. Dapat dibajangkan: djuga selaras dengan usaha pemikiran dan perenungan mereka sendiri. Mengingat hal ini, dapat kita mengerti bagaimana Joanes jang memang berbakat perenung pada umurtuanja mempunjai pengertian jang mendalam dan pandangan jang luas sekali atas misteri (rahasia- rahasia) kepribadian Jesus, atas makna dan maksud hidupNja, atas kekajaan dan keluhuran adjaran-adjaran serta tjita-tjitanja, lagi atas kemuliaan hidup Ilahi- abadi jang berwudjud dalam Jesus dan harus diwudjudkan oleh Indjil dalam seluruh umat manusia. Dan apa jang ditulisnja tentang kepribadian Jesus bukan sadja tentang Jesus seperti dikenalinja dalam pergaulan denganNja di Palestina, melainkan berdasarkan pengenalan itu, seperti dikenalinja pada umurtuanja sebagai basil perenungan-perenungan jang mendalam seumur hidupnja. la menggambarkan Jesus dalam kemuliaan llahiNja, sebagai Putera Allah dari kekal, setara dengan Bapa, jang diutus sebagai Sabda Allah jang "mendjadi daging", guna menjampaikan kepada semua orang jang rela pertjaja akanNja tjahaja dan hidup abadi. Lagi pula ia memberitakan peristiwa-peristiwa hidup Jesus, perbuatan- perbuatan dan sabda-sabdanja tidak dalam pengertian, sebagaimana ia menjaksikan dan mendengarnja, dari mulut Jesus, melainkan sebagaimana ia memahaminja pada achir hidupnja, dan disini pula sebagai hasil perenungan-perenungannja. Perlu kita memperhatikan hal itu, guna dapat mengerti dan tahu menilaikan Indjil keempat ini dengan sewadjarnja. Perlu pula ditjamkan, bahwa dalam perenungan- perenungannja dan dalam menulis, Roh Kuduslah jang memperingatkan segala pernjataan Jesus kepadanja dan mengantarnja kepada seluruh pengertian.

Susunan karangan Joanes

Karangan ini sebenarnja berbentuk serangkaian pembitjaraan Jesus jang berpusatkan pada suatu kedjadian atau dalil, ataupun berpangkal padanja. Ada gagasan Joanes jang tertentu jang menghubungkan pembitjaraan-pembitjaraan itu mendjadi satu kesatuan sebagai bukti, atau lebih tepat kalau dikatakan sebagai kesaksian, bahwa Jesus benarlah Mesias utusan Allah dan sendiri berwudiud Allah, jang datang memberi terang dan hidup kepada orang jang memenuhi satu-satunja sjarat, jaitu kepertjajaan padanja (20:31). Tetapi setjara lahiriah dan lebih nampak, Joanes menjusun menurut suatu garis sedjarah, jaitu djalan hidup Jesus mulai dengan asalNja jang kekal sebagai Putera Allah sampai kebangkitannja dalam kemuliaan. Boleh dikatakan pula, bahwa Joanes menjusun dengan mengikuti urutan perdjalanan-perdjalanan Jesus di Palestina. Ia gemar mentjatat dengan teliti tempat-tempat dimana kedjadian-kedjadian berlangsung dan Jesus berbitjara. Dengan demikian kita peroleh pandangan jang lebih djelas atas pekerdjaan dan perdjalanan-perdjalanan Jesus dari pada jang kelihatan dalam karangan-karangan Indjil jang lain. Mereka terlebih memberitakan tentang hidup dan kegiatan Jesus di Galilea, sedangkan meriwajatkan hanja satu perdjalanan ke Judea, ialah jang terachir. Menurut Joanes Jesus berdjalan beberapa kali ke Jerusalem. Dan bahwa berita-beritanja benar, dapat diduga dari riwajat sengsara Jesus dalam karangan-karangan Indjil jang lain, sebab sikap orang terhadap Jesus dan beberapa kedjadian tidak masuk akal, kalau Jesus tidak lebih dahulu atau berulang kali mengadjar di Jerusalem.

Djalan pikiran dan gaja bahasa Indjil keempat

Bahasa karangan Joanes sederhana sekali bentuknja, tetapi isinja gemilang. Perbendaharaan kata-kata jang digunakan sangat terbatas, tetapi tiap-tiap kata atau istilah biasanja sarat berisi pengertian baru jang menakdjubkan. Kalimat- kalimat semua pendek-pendek, dan masing-masing merumuskan salah suatu segi kebenaran Ilahi jang penting, sebagai hasil perenungan. Kalimat-kalimat pendek itu dirangkaikan tanpa pemakaian kata-kata penghubung, seperti jang lazim kita pakai untuk menjatakan sangkut-paut batiniah antara pikiran-pikiran jang - diungkapkan dalam masing-masing kalimat. Meski demikian sebenarnja hubungan antara kalimat-kalimat erat sekali. Leretan kalimat-kalimat kelihatan datar, tetapi sebenarnja adalah uraian jang mendalam dan kaja berisi. Hubungan antara kalimat-kalimat lebih psikologis dan (kedjiwaan) dari pada akali. Dalam membatja dengan perhatian turut merenung dengan Joanes, hubungan itu mendjadi terang oleh intuisi, seperti kalimat-kalimat Joanespun semua hasil intuisi. Uraian-uraian itu dalam karangan Joanes ada jang berbentuk pertjakapan ataupun soaldjawab, kebanjakan pembitjaraan agak pandjang dan sering diselingi dengan soal-djawab pula. Uraian-uraian itu seperti telah dikatakan dalam fasal lain -- semua didasarkan atau berpusat pada suatu kedjadian, biasanja suatu mukdjizat. Kedjadian-kedjadian itu ditjeritakan dengan gaja bersahadja, tetapi ada jang dipaparkan dengan pandjang-lebar serta dihidupi dengan pertjakapan silih berganti.

Tjara mengarang dengan memakai sedikit kata sadja jang banjak diulang-ulangi, dan memakai kalimat pendek-pendek, jang dirangkaikan berdjadjaran sadja, itulah tiara jang lazim pada orang Jahudi. Joanes memakai kata-kata Junani, tetapi gajabahasanja bertjorak Jahudi semata-mata, berdasarkan tjara pikir mereka.

Sudah sewadjarnja, dan dapat kita bajangkan, bahwa Jesus, jang tentu selalu sudah menjesuaikan tjara-mengadjarNja dengan daja tangkap para pendengar, bila la berbitjara dengan atau kepada orang jang agak tjerdas, seperti para ahli taurat dan pemuka-pemuka Jahudi lain, dan achirnja kepada para rasul djuga, menguraikan pengadjarannja menurut djalan pikiran orang Jahudi itu djuga.

Tjara berpikir dan menjusun pikiran-pikiran itu berlainan dengan jang lazim terdapat dalam kebudajaan Junani dan jang lazim pada kita djuga. Jang kita temui dan gunakan dalam uraian-uraian bersifat ilmiah, ialah tjara dan. djalan logika, jang dengan terang dan rapih menondjolkan hubungan pikiran satu sama lain, berdasarkan hukum sebab-akibat. Tjara itu serba akali dan mengutamakan pembuktian kebenaran. Tjara Joanes bukan demikian. Joanes sama sekali tidak hendak membuktikan kebenaran, melainkan, menurut kata jang digunakannja sendiri, memberi kesaksian akan kebenaian sebagai satu.kenjataan.

Jesus memberi kesaksian tentang kenjataan-kenjataan jang dilihatNja pada Bapa dan tentang apa jang didengarNja dari padaNja (Jo. 3:11 dan 32). Kesaksian Jesus jang sendiri Sabda Allah dengan sendirinja mutlak kebenarannja. Dan Joanes pada gilirannja memberi kesaksian tentang hal-hal jang dilihatnja pada Jesus dan didengarnja dari Jesus, maka dengan sendirinja mutlak pula. Sebab itu tak usah dan tak mungkin dibuktikan kebenarannja, melainkan harus dimaklumkan sadja dan diterima dengan kepertjajaan jang chidmat. Tetapi rasul-rasul bertugas pula mendjelaskan makna dan maksud pernjataan Ilahi serta menerangkan dan mengandjurkan tjita tjita jang terkandung didalamnja, supaja diwudjudkan, sebab perwudjudan ini adalah udjud terachir pernjataan-pernjataan itu. Oleh karena itu Joanes dengan gairahnja jang hidup dan mendalam, dengan tak henti-hentinja membahas dan memikirkan isi pernjataan itu, memang pertama-tama untuk dirinja sendiri, tetapi tak kurang dengan maksud untuk memenuhi tugas kerasulannja, jaitu menjampaikan tjahaja kehenaran dan hidup abadi kepada umat-umat jang dipertjajakan kepadanja. Dengan demikian oleh penjelenggaraan Roh Kudus dan oleh IlhamNja kepada Joanes maka kita ini mempunjai hasil kegairahan Joanes dalam karangannja. Joanes telah mengulangi renungan-renungan bagi kita dan mengupas kebenaran-kebenaran Indjil sampai pada intinja serta memaparkan kekajaannja dalam segala segi-seginja. Dan kalau kita turut mengupas mengikuti djalan penguraian Joanes, maka terbuka bagi kita kemuliaan rahasia Ilahi segi demi segi, kalimat demi kalimat, sampai ia mengantar kita kepada inti kebenaran jang mengandung seluruh keindahan dunia Allah, jang telah mendjadi dunia kita djuga. Joanes membahas bukan dengan daja otak kering, dan bukan menundjuk kepada segi- segi jang tampak sadia dengan telundjuknja sepintas lalu, melainkan sambil berbitjara bersemangat dan memperlihatkan kegemilangannja nilai-nilai jang timbul tampak itu. Bagi pembatja-pembatja jang dangkal pikirannja, kalimat- kalimat dan rangkaiannja tentu terasa datar nadanja, malah mungkin sampai membosankan, tetapi bagi pembatia-pembatja jang berminat mendalam, bahasa Joanes hidup dan menghidupkan.

Kedataran itu sebenarnja adalah ungkapan kesungguhan, chidmat seorang jang sadar akan keagungan kebenaran Ilahi jang sedang dipaparkannja. Terkandung didalamnja dan terga-mbar olehnja suasana rahasia-rahasia dunia abadi, misteri Putera Allah jang "mendjadi daging" dan "berkemah" (hidup) diantara kita, guna kita dianugerahi bagian dalam "kemuliaan"Nja "penub rahmat dan kebenaran". Joanes terpesona dan terharu oleh segala jang disaksikan dan dialaminja, dalam pergaulan dengan Jesus, dan chususnja perasaan ini jang menentukan gaja bahasanja. Didalam kalimat-kalimat dan rangkaian-rangkaian kalimat hidup kuat dan bergetar djiwa Joanes sehingga sanggup menghidupi dan menggetarkan djuga hati sanubari dan djiwa pembatja-pembatja jang berminat. Bahasa Joanes rupa- rupanja datar, tetapi bukan lemah dan lembam, melainkan bersemangat benar. Kalimat-kalimat pengungkap kebenaran jang pasti dan mutlak biasanja melangkah tetap dan kuat, penuh kejakinan, sambil bertekad dan mejakinkan kita sekuat- kuatnja dan dengan pengulang-ulangannja meresapkan kebenarn itu dalam ingatan dan hati sanubari kita sedalam-dalamnja. Semangat itu segenapnja berpokok pada tjinta jang kuat kepada Kristus dan kebenaranNja serta dihidupi olehNja, malah sampai mendjadi bentji jang hebat terhadap segala pertentangan dan rintangan dari pihak "kegelapan". Semangat itu dapat memuntjak sampai kita merasa Joanes pada umurtuanja masih berwatak "putera guntur", sebagaimana ia pernah diberi djulukan itu oleh Jesus sendiri.

Joanes tidak tahu berkompromis (tawar-menawar). Ia hanja mengenal tjahaja jang mutlak dan kegelapan jang mutlak, dan tiap manusia dapat dan harus memilih antara dua itu. Pemilihan itu merupakan atjara praktis dari karangannja dan tudjuannja mengandjurkan pemilihan jang baik. Tertjapai tidaknja tudjuan itu dan chawatiran tentangnja, itupun jang menentukan suasana perasaan Joanes dalam irama tulisannja, jaitu kegembiraan dan kesedihan, keluh kesah dan pudjian, gairah dan semangatnja pula, semuanja diliputi tjinta kepada Kristus dan kebenarannja, jang harus diwudjudkan dalam tiap-tiap manusia supaja ia diselamatkan.

Kesimpulan

Dalam bab terachir, jang merupakan satu tambahan pada karangan Joanes sendiri, kita batja tentang Joanes bahwa ,ia adalah murid jang memberi kesaksian akan segala hal itu serta menulisnja dan kami tahu bahwa kesaksiannja benar" (21:24). Dan Joanes sendiri merumuskan tudjuan kesaksiannja itu sebagai: "supaja kamu pertjaja bahwa Jesus adalah Kristus, Putera Allah, dan supaja kamu oleh karena kepertjajaan itu mempunjai hidup dalam namaNja". (20:31). Semoga tudjuan itu tertjapai pada kita setjara sempurna, jaitu bertambah-tambah memperdalam pengetahuan dan pengertian kita akan Kristus serta IndjilNja dan demikian mempergiat hidup keagamaan kita, agar kita sendiri mempunjai hidup dalam Kristus selimpah-limpahnja, tetapi djuga melandjutkan kesaksian Jesus dan Joanes disekitar kita, baik dengan berbitjara tentangnja, maupun dengan sikap dan tjara hidup kita.

(0.4006065) (1Kor 3:18) (ende)

Fasal ini merupakan suatu kesimpulan uraian-uraian dari 1Ko 1:17 sampai disini.

(0.4006065) (1Kor 13:2) (ende: Kurnia bernubuat)

Baik ingat 1Ko 12:10 dan tjatatan disitu.

(0.4006065) (1Kor 16:12) (ende)

Apolos barangkali diminta datang oleh golongan-golongan tertentu, tetapi sebab itu agaknja ia djustru tidak mau pergi, supaja perselisihan dan perpetjahan jang dihardik oleh Paulus dalam bab 3 (1Ko 3) misalnja, djangan hidup atau dihidupkan kembali. Bdl. 1Ko 1:12; 3:5-6; 4:6.

(0.4006065) (2Kor 10:1) (ende)

Pembelaan diri dalam keempat bab terachir ini djauh lebih keras dan tadjam, penuh sindiran, daripada dalam bab 1-7 (2Ko 1-7). Maksudnja menginsjafkan umat lebih tegas lagi akan sikap takatjuh mereka terhadap pengaruh para "rasul palsu".

(0.4006065) (Gal 1:16) (ende: Menjatakan PuteraNja dalam diriku)

Dengan ungkapan "dalam diriku" tentu sadja Paulus hendak mengesankan, bahwa pernjataan itu djadi didalam hatinja, sehingga penuh mejakinkan. Tentang pernjataan-pernjataan itu, baik bacalah 1Ko 9:1; 15:8; Kis 9:3 dsl; Kis 22:6 dsl; Kis 26:12 dsl; 2Ko 12:1-6.

(0.4006065) (1Tim 1:20) (ende: Kuserahkan kepada setan)

Itu suatu ungkapan lazim, artinja dikutjil dari umat, supaja mereka insjaf, dan bertobat. Bdl. 1Ko 5:5 dan tjatatan disitu.

(0.4006065) (2Tim 1:9) (ende: Panggilan)

, jaitu untuk menjambut Indjil dan menerima hidup abadi. Bdl. Rom 1:5-6; 8:28-31; 1Ko 1:2,24.

Seperti pada tiap-tiap kesempatan, demikian disini Paulus menekankan, bahwa panggilan itu diberikan melulu sebagai anugerah bebas karena tjinta Allah kepada kita, dan tidak sebagai gandjaran.

(0.4006065) (2Tim 1:12) (ende: Petaruhku)

Ada jang menafsirkan itu sebagai titipan Paulus pada Allah, jaitu gandjaran ("mahkota" dalam 2Ti 4:8) jang tersedia baginja disurga. Tafsiran itu sangat tjotjok dalam hubungan disini. Tetapi ungkapan jang sama dalam 2Ti 1:13 dan 1Ti 6:20 dalam djalan pikiran disitu lebih berarti "kurnia" (2Ti 1:6) atau tugasnja sebagai rasul dan uskup.

(0.4006065) (Tit 1:11) (ende: Membangkitkan pergolakan)

jaitu perselisihan paham dan pertengkaran hebat mengenai hal-hal agama kesusilaan. Bdl. 1Ti 1:4 dan 1Ti 6:4-5. Jang terlebih merusakkan damai dan kebahagiaan hidup dalam keluarga, ialah penghinaan pengadjar-pengadjar palsu itu terhadap perkawinan dan melarang para penganutnja hidup berumahtangga dan makan berdjenis-djenis makanan tertentu.

(0.4006065) (Kel 20:1) (full: LALU ALLAH MENGUCAPKAN SEGALA FIRMAN INI. )

Nas : Kel 20:1

Untuk ulasan secara umum mengenai kedudukan hukum Allah dalam PL,

lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA.

(0.4006065) (Ul 16:1) (full: PASKAH. )

Nas : Ul 16:1

Lihat art. PASKAH.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA