Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 503 ayat untuk akan hukum AND book:[40 TO 66] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.44) (Rm 7:14) (ende)

Dalam fasal inipun "Aku" berarti setiap aku jang tidak hidup "dibawah rahmat" (Rom 6:14). Dan kalau agaknja Paulus dengan "aku" (djuga) ingat akan dirinja sendiri, maka itu mengenai masa hidupnja dibawah hukum taurat.

Tentu sadja kehidupan manusia "dibawah rahmat" penuh perdjuangan djuga tetapi dalam perdjuangan ini ia bukan lemah, melainkan kuat oleh Roh Kudus jang berdjuang senjawa dengannja.

(0.44) (Rm 10:4) (ende: Kristus kesudahan hukum)

Kalau orang Jahudi dengan hati terbuka dan djudjur, menjelidiki makna dan tudjuan wahju Allah dalam nubuat-nubuat para nabi, maka tentu dapat mengerti bahwa Jesus benar-benar Mesias jang dinantikan, jang akan membina Keradjaan Allah baru serba rohani, sebagai penjelesaian Perdjandjian Lama.

(0.44) (Gal 1:11) (ende: Indjil jang kumaklumkan)

Jang dimaksudkan ialah adjaran pokok jang setjara chusus ditekankan Paulus, tetapi hebat diserangi para penentang Jahudi, jaitu bahwa kepertjajaan akan Kristus satu-satunja djalan penjelamatan, dan bahwa untuk keselamatan abadi sunat dan penganutan hukum Jahudi, tidak dituntut dan tidak berguna, malah bertentangan dengan Indjil murni.

(0.44) (Ef 2:14) (ende: Tembok)

ialah peraturan-peraturan keras berdasarkan hukum taurat, jang melarang orang Jahudi bergaul dengan orang-orang takbersunat sebab dipandang nadjis. Hal itu menimbulkan ketegangan kebentjian dan permusuhan. Kiasan "tembok" mengingat akan tembok tinggi jang memisahkan halaman kaum kafir dari ruangan-ruangan kenisah jang lain.

(0.44) (2Ptr 2:19) (jerusalem: kemerdekaan) Iman akan Kristus menghasilkan kelakuan benar dan kemerdekaan sejati, Rom 6:15+; Yak 1:25+; 1Pe 2:16. Sebaliknya, pengajar-pengajar palsu dengan dalih kemerdekaan melepaskan diri dari hukum susila, Yud 4. Hanya dosa tidak lain kecuali perbudakan, bdk Yoh 8:34; Rom 6:16-17.
(0.44) (Kis 21:20) (full: MENJADI PERCAYA DAN MEREKA SEMUA RAJIN MEMELIHARA HUKUM TAURAT. )

Nas : Kis 21:20

Yakobus dan Paulus sama-sama mengetahui bahwa upacara Yahudi tidak dapat mendatangkan keselamatan (bd. Kis 15:13-21; Gal 2:15-21). Akan tetapi mereka sadar bahwa beberapa bagian dari hukum Taurat dan kebiasaan Yahudi dapat diikuti sebagai suatu ungkapan dari iman dan kasih seorang percaya terhadap Kristus. Orang-orang Yahudi itu sungguh-sungguh telah menerima Kristus, sudah dibaharui dan dipenuhi dengan Roh. Semangat mereka untuk hukum Taurat dan kebiasaan bangsanya bukan disebabkan karena sikap legalisme, tetapi dari hati yang telah diserahkan kepada Kristus dan setia kepada jalan Allah (lih. Mat 7:6).

(0.44) (Mat 15:1) (sh: Setia kepada firman (Selasa, 8 Februari 2005))
Setia kepada firman

Apakah tidak mencuci tangan sebelum makan merupakan tindakan yang melanggar Hukum Taurat? Ada dua pandangan mengenai hal tersebut. Bagi orang Farisi dan ahli Taurat perbuatan itu sudah melanggar Hukum Taurat (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">2), tetapi Tuhan Yesus mengatakan, "Tidak."

Ada dua alasan mengapa Tuhan Yesus menyatakan demikian. Pertama, Yesus menegur kemunafikan mereka karena menggantikan Hukum Taurat dengan ajaran tradisi mereka (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3, 6). Mungkin pada mulanya tradisi-tradisi seperti itu dimaksudkan untuk mendorong dan memastikan orang Israel taat sepenuhnya terhadap Hukum Taurat. Misalnya tradisi menjanjikan persembahan uang atau harta yang diberikan ke Bait Allah, mungkin dimaksudkan supaya umat setia beribadah kepada Allah. Praktiknya tradisi ini bahkan mengizinkan seseorang untuk mengabaikan perintah Tuhan yang lebih prinsip yaitu menghormati orang tua. Kedua, sebenarnya makan dengan tangan yang belum dicuci tidak melanggar Hukum Taurat. Inti Hukum Taurat bukan terletak pada peraturan-peraturan jasmani melainkan terletak di hati (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18). Hati yang kudus akan menghasilkan perbuatan kudus, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, Yesus mengecam tradisi yang hanya mementingkan tindakan lahiriah, tetapi mengabaikan yang Tuhan inginkan.

Betapa mudahnya seseorang jatuh ke dalam dosa kemunafikan. Sepertinya ia saleh dan setia kepada Tuhan dengan menjalankan tata peraturan agamawi, tetapi telah melanggar perintah Tuhan lainnya yang lebih penting untuk dilakukan. Bisa jadi, kita dapat bahkan sering melakukan hal yang serupa ini yaitu memutarbalikkan kebenaran firman Tuhan untuk kepentingan diri sendiri. Kita juga berperilaku seolah-olah saleh padahal hanya ingin dipuja-puji orang lain. Mungkin orang lain bisa terkecoh oleh sikap itu. Akan tetapi, Tuhan tidak dapat dikelabui sebab Ia melihat hati setiap orang.

Camkan: Menumbuhkan firman-Nya dalam hati adalah kunci untuk mencegah dosa kemunafikan.

(0.43) (Rm 7:22) (full: AKU SUKA AKAN HUKUM ALLAH. )

Nas : Rom 7:22

Banyak orang di bawah hukum PL mendapati bahwa dalam hati (jiwa dan pikiran) mereka menyukai hukum dan perintah Allah itu (bd. Mazm 119:1-176; Yes 58:2). Akan tetapi, pada saat yang sama, selama pertolongan diharapkan hanya dari hukum, nafsu-nafsu dosa masih berkuasa (ayat Rom 7:23). Demikian juga, saat ini di dalam gereja mungkin ada orang yang mengakui kebenaran, kemurnian, dan kesempurnaan Injil Kristus, namun karena belum mengalami kasih karunia Kristus yang melahirkan kembali, mereka menemukan dirinya masih terbelenggu dosa. Sementara kita berusaha hidup bebas dari perhambaan dosa dan kedursilaan, semua usaha kita akan sia-sia jika kita tidak sungguh-sungguh dilahirkan kembali, diperdamaikan dengan Allah, ditebus dari kuasa Iblis dan dijadikan manusia baru di dalam Kristus, serta hidup baru di dalam Roh (Yoh 3:3; Rom 8:1-39; 2Kor 5:17).

(0.43) (Luk 23:13) (sh: Pengadilan rakyat (Kamis, 8 April 2004))
Pengadilan rakyat

Pilatus menyadari bahwa Yesus berasal dari Galilea. Kebetulan pada saat itu Herodes sedang berada di Yerusalem (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7). Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes. Ini tindakan untuk lepas tangan. Namun tindakan ini sekaligus juga mendamaikan permusuhan Pilatus dan Herodes (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12). Setelah diperiksa, Herodes mengirimkan Yesus kembali kepada Pilatus karena tidak ada bukti yang dapat menghukum Yesus (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">14-15).

Di hadapan massa Pilatus memutuskan untuk mencambuk Yesus dan kemudian melepaskan-Nya (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16). Ia berharap tindakan demikian akan memuaskan hati pemimpin agama Yahudi dan rakyat, dan simpati mereka kepada Pilatus tidak luntur. Namun, massa kembali bereaksi ketika Pilatus menyatakan bahwa sama sekali tidak ada alasan untuk menghukum Yesus. Massa menyadari bahwa Pilatus hendak melepaskan Yesus. Suasana menjadi tidak terkendali (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">18). Massa memutuskan untuk menempuh jalur di luar hukum. Tindakan massa ini tidak membuat Pilatus mengubah paradigmanya bahwa Yesus tidak bersalah (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">20). Kembali massa berteriak menolak tawaran Pilatus (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21). Untuk ketiga kalinya Pilatus menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum untuk mengadili dan menghukum Yesus (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22), tetapi tetap mendapatkan respons yang sama (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">23). Kali ini mereka lebih keras berteriak mendesak Pilatus. Akhirnya Pilatus menyerah. Pilatus menyerah kepada teriakan bukan kepada aturan hukum. Apa teriakan mereka? Salibkan Yesus dan bebaskan Barabas! Siapa Barabas? Lukas menjelaskan bahwa Barabas adalah seorang pembunuh. Atas dasar teriakan massa Barabas sang pembunuh dilepaskan sementara Yesus sang Sumber Hidup dibunuh. Hukum dan keadilan tidak berlaku. Teriakan massa menjadi hukum (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">25). Inilah pengadilan rakyat. Tidak ada hukum. Yang ada hanya teriakan.

Renungkan: Jalan yang kelihatannya tidak adil dan merupakan kekalahan bagi manusia ternyata merupakan jalan kemenangan bagi Allah.

(0.43) (Gal 3:6) (sh: Perjanjian Lama mengajarkan iman (Kamis, 9 Juni 2005))
Perjanjian Lama mengajarkan iman


Kita mungkin sering mendengar pernyataan bahwa Perjanjian Lama mengajarkan seseorang diselamatkan karena melakukan hukum Taurat; sebaliknya Perjanjian Baru mengajarkan keselamatan adalah anugerah yang harus diterima dengan iman.

Paulus mematahkan pandangan yang keliru ini dengan menyajikan kebenaran langsung dari Perjanjian Lama. Pertama, Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Abraham dibenarkan oleh karena imannya (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6; Kej. 15:6). Jadi, setiap orang yang percaya dengan iman seperti halnya Abraham adalah anak-anak Abraham yang juga dibenarkan (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7-9). Kedua, hukum Taurat tidak diberikan untuk menyelamatkan orang berdosa. Sebaliknya hukum Taurat diberikan untuk menyatakan keberdosaan manusia karena tidak seorang pun mampu melakukan semua perintah hukum Taurat (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10-12). Oleh karena itu, Kristus telah mati untuk menebus dosa manusia supaya manusia dilepaskan dari kutuk hukum Taurat. Kematian Kristus menjadi jalan bagi bangsa-bangsa nonyahudi untuk dapat menerima keselamatan dengan cara beriman kepada-Nya (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13-14). Jadi, Perjanjian Lama tidak bertentangan dengan Perjanjian Baru. Keduanya mengajarkan hal yang sama, yaitu seseorang diselamatkan karena percaya kepada karya penyelamatan Kristus dan bukan karena melakukan perintah Taurat.

Salah satu alasan mengapa ajaran-ajaran seperti itu masih bisa memperdaya orang-orang Kristen masa kini adalah karena kita jarang membaca apalagi membaca-gali Perjanjian Lama. Perjanjian Lama adalah firman Tuhan yang benar dan sama berotoritas dengan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama memperlihatkan sisi kebutuhan manusia berdosa akan juruselamat yang bisa membebaskan mereka dari kutuk hukum Taurat. Perjanjian Baru menunjuk langsung kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya juruselamat itu.

Tekadku: Belajar Alkitab dengan benar dan bersandar penuh kepada kebenaran supaya tidak digoyahkan oleh ajaran sesat.

(0.43) (Gal 3:15) (sh: Kebahagiaan orang Kristen (Jumat, 10 Juni 2005))
Kebahagiaan orang Kristen


Di jemaat Galatia terdapat orang-orang yang mengajarkan bahwa iman di dalam Kristus merupakan langkah awal dan iman itu harus disempurnakan dengan melakukan Taurat. Jadi, mereka mengajarkan iman plus melakukan Taurat sebagai syarat keselamatan

Namun dalam nas ini Paulus memisahkan iman sejati dari keharusan melaksanakan hukum Taurat. Untuk itu ia menjelaskan sejarah keselamatan. Janji kepada Abraham bagaikan sebuah surat wasiat yang memiliki keabsahan yang tak dapat dibatalkan, Paulus menjelaskan bahwa janji Allah kepada Abraham tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15). Pertama, janji Allah kepada Abraham itu sah secara hukum maka tidak dapat dibatalkan (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17a). Kedua, hukum Taurat baru diberikan empat ratus tiga puluh tahun kemudian sehingga tidak mungkin bisa membatalkan yang telah ada terlebih dahulu (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17b).

Dengan dua alasan inilah Paulus menghancurkan kesimpulan bahwa janji Allah kepada Abraham harus ditambah dengan hukum Taurat supaya orang-orang Yahudi Kristen di Galatia mengalami janji berkat dari Allah. Konsep Mesias dari Paulus juga sangat jelas, yaitu bahwa keturunan yang Allah janjikan kepada Abraham itu menunjuk kepada Kristus (ayat akan+hukum+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16). Jadi, janji berkat Allah melalui Abraham kepada orang percaya bukan didapatkan dengan menjalankan Taurat, tetapi ada di dalam Kristus sebagai penggenapan dari Taurat. Dengan beriman kepada Kristus saja orang percaya mendapatkan dan menikmati penggenapan janji keselamatan itu.

Kalau kebahagiaan orang Kristen didasarkan pada ketaatan melakukan hukum Taurat atau ajaran-ajaran kebajikan lainnya, maka dapat dipastikan kita akan frustasi. Sebaliknya dengan bersandar kepada janji Allah di dalam Kristus, kita dimungkinkan untuk hidup berkemenangan melawan kedagingan dan hawa nafsu duniawi.

Renungkan: Janji-Nya pasti ditepati. Jangan biarkan ajaran-ajaran lain mengacaukan iman kita kepada-Nya.

(0.42) (Yak 2:16) (jerusalem) Apa yang sampai sekarang dikemukakan perlu dijelaskan dengan uraian mengenai asasnya. Orang yang mendengar firman harus melaksanakannya juga, Yak 1:22-25; bdk Yak 4:11. Titik pandangan Yakobus dalam bagian surat ini dapat diperdamaikan dengan pandangan yang dipertahankan Paulus, Rom 3:20-31; 9:31; Gal 2:16; 3:2,5,11 dst; Fili 3:9. Apa yang ditolak oleh Paulus ialah nilai pekerjaan-pekerjaan manusia untuk mendapat keselamatan tanpa iman akan Kristus. Kepercayaan semacam akan daya upaya manusia untuk membenarkan dirinya menyangkal bahwa manusia pada pokoknya seorang berdosa, Rom 1:18-3:20; Gal 3:22, dan menyia-nyiakan kepercayaan kepada Kristus, Gal 2:21; bdk Rom 1:16+. Tetapi Paulus sendiri juga menerima bahwa setelah orang dibenarkan oleh kasih-karunia yang cuma-cuma saja iman harus berkarya dalam kasih, 1Ko 13:2; Gal 5:6; bdk 2Te 1:11; File 6, dan benar-benar melaksanakan hukum, Rom 8:4, ialah hukum Kristus dan hukum Roh, Gal 6:2; Rom 8:2, yang tidak lain kecuali hukum kasih, Rom 13:8-10; Gal 5:14. Namun demikian benar juga bahwa Yakobus mengartikan hal-ihwal Abraham secara lain dari Paulus dengan maksud mencamkan dalam hati kebenaran bahwa iman harus berkarya dalam kasih. Kebenaran itu perlu dicamkan dalam hati orang yang keadaannya berbeda dengan keadaan orang yang dihadapi Paulus. Yakobus lebih dekat dengan agama Yahudi dari Paulus.
(0.42) (Gal 4:28) (ende)

Paulus sampai pada kesimpulan fasal ini, jang akan lebih landjut diuraikannja dalam bab berikut. Kesimpulan ini ialah: Insjafilah, bahwa kamu putera bebas. Djangan mau memperbudakkan diri kembali. Sementara itu Paulus teringat pula akan suatu segi lain dari pelambang Hagar dan Sara itu, ialah: seperti Ismael, budak itu, tidak dapat hidup berdamai dengan adiknja Isaak jang bebas, demikian penganut hukum taurat tidak dapat hidup berdamai dengan mereka jang nampaknja bebas dalam Kristus.

(0.42) (2Kor 3:6) (ende)

Paulus mulai membandingkan hukum taurat dengan Indjil. Dari hal ini terang, bahwa penentang-penentang Paulus, jang dinamakannja rasul-rasul palsu, adalah saudara-saudara bangsa Jahudi dari umat Palestina, jang mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat serta adat-istiadat Jahudi.

(0.42) (Rm 8:4) (full: TUNTUTAN HUKUM TAURAT DIGENAPI DI DALAM KITA. )

Nas : Rom 8:4

Roh Kudus yang bekerja dalam orang percaya memungkinkan mereka hidup dengan benar, yang dianggap sebagai penggenapan hukum moral Allah. Demikianlah pekerjaan kasih karunia dan ketaatan kepada hukum Allah tidak bertentangan (bd. Rom 2:13; 3:31; 6:15; 7:12,14). Keduanya mengacu kepada kebenaran dan kekudusan.

(0.42) (Ibr 7:19) (full: HUKUM TAURAT SAMA SEKALI TIDAK MEMBAWA KESEMPURNAAN. )

Nas : Ibr 7:19

Hukum PL tidak sempurna karena tidak dapat memberikan hidup atau kuasa ilahi untuk memenuhi tuntutan-tuntutannya, juga tidak mampu menyediakan jalan masuk yang lengkap dan sempurna kepada Allah (ayat Ibr 7:25;

lihat cat. --> Gal 3:19;

[atau ref. Gal 3:19]

lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA).

(0.42) (Gal 3:24) (jerusalem) Setelah penuntun (Yunaninya: paidagogos= seorang budak yang bertugas mengantar kanak-kanak kepada guru-gurunya) membawa kanak-kanak kepada gurunya, tugasnya sudah selesai. Begitulah peranan hukum Taurat dalam tata penyelamatan; pada pokoknya hukum Taurat hanya berupa persiapan belaka dan karenanya sementara saja. Kini hukum Taurat sudah digenapi oleh kepercayaan kepada Kristus dan kasih-karunia Allah, Rom 6:14-15+; bdk Mat 5:17+.
(0.42) (Mat 3:15) (ende: Kebenaran)

Dalam Perdjandjian Lama orang jang tjara hidupnja tjotjok dengan hukum taurat, jaitu dengan kehendak Allah, disebut "orang benar". Sesuai dengan itu "kebenaran" disini berarti: kehendak Allah.

(0.42) (Mat 6:1) (ende: Kebadjikanmu)

Jang chususnja dimaksudkan ialah segala pengamalan hukum taurat. Perbuatan-perbuatan baik jang terlebih diutamakan, ialah: memberi derma, sembahjang (berdoa) dan berpuasa.

(0.42) (Mat 25:31) (ende)

Jang chususnja dipertimbangkan pada pengadilan terachir, dan terlebih menentukan nasib abadi, ialah sikap manusia terhadap sesamanja atau dengan lain kata: pengamalan hukum tjinta-kasih.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA