Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 1252 ayat untuk pembelaan diri AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.29) (Ibr 12:17) (ende: Kesempatan untuk berbalik)

Siapa mendjauhkan diri dari Kristus achirnja murtad, lalu hampir tidak djadi seseorang jang demikian berani atau mendapat rahmat banjak untuk berbalik.

(0.29) (Yak 5:5) (ende)

Para hartawan berdosa karena sudah berfoja-foja dalam pesta-pesta. Sebagai sapi mereka itu menambunkan diri, sedia untuk dibantai pada hari kiamat kelak.

(0.29) (1Ptr 1:11) (ende: Mereka menanjakan diri....)

Nubuat para nabi berhubungan dengan suasana sekitar penebusan umat manusia. Dalam suasana sekitar itu termasuk djuga penderitaan dan kemuliaan Kristus.

(0.29) (1Ptr 3:10) (ende: Siapa....)

Barangsiapa ingin hidup bahagia didunia ini, ia hendaknja bukan sadja mendjauhkan diri dari kedjahatan, tetapi djuga harus melakukan pekerdjaan-pekerdjaan jang baik.

(0.29) (Yak 3:14) (full: MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI. )

Nas : Yak 3:14

"Mementingkan diri sendiri" adalah sifat buruk yang mendorong kita untuk memajukan kepentingan diri kita sendiri. Mementingkan diri sendiri dalam gereja itu

  1. (1) "dari dunia", yaitu mencemarkan yang kudus dan yang dari Roh;
  2. (2) "dari nafsu manusia", yaitu tanpa Roh Kudus; dan
  3. (3) "dari setan-setan", yaitu dibangkitkan oleh setan-setan

    (lihat cat. --> 1Tim 4:1).

    [atau ref. 1Tim 4:1]

(0.29) (Mat 19:12) (jerusalem: Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti) Yesus mengajak orang yang seluruhnya mau merelakan diri bagi Kerajaan Allah, supaya memilih hidup wadat.
(0.29) (Kis 7:29) (jerusalem: Mendengar perkataan itu) Menurut Kel 2:15 Musa melarikan diri karena takut akan Firaun, tetapi menurut Stefanus karena ditolak oleh kaum sebangsanya.
(0.29) (1Kor 2:7) (jerusalem: rahasia) Yang dimaksudkan bukanlah hikmat yang rahasia, tetapi hikmat mengenai rencana rahasia (misterion) Allah mengenai keselamatan, yang terlaksana dalam diri Kristus, Rom 16:25+.
(0.29) (2Kor 7:5) (jerusalem: bagi tubuh kami) Harafiah: bagi daging kami. Maksudnya ialah diri Paulus sendiri ditinjau dari segi kelemahannya, bdk Rom 7:5+.
(0.29) (Ibr 12:19) (jerusalem: jangan lagi berbicara kepada mereka) Seperti halnya waktu Allah menampakkan diriNya di gunung Sinai tatkala Perjanjian Lama diikat. Perjanjian Baru menggantikan ketakutan dengan kedamaian.
(0.29) (Why 5:2) (jerusalem: Siapakah yang layak) Layak adalah Dia yang dalam percobaan dengan perbuatan-perbuatanNya telah membuktikan diriNya layak, Wah 5:9,12.
(0.28) (Yoh 11:55) (ende: Untuk mentahirkan diri)

Berarti membersihkan diri dari noda-noda hukum, seperti terhadap ketentuan-ketentuan adat istiadat, atau barangkali disini terhadap larangan tak boleh masuk rumah atau bergaul dengan orang kafir, hal mana sukar dihindari diluar Jerusalem. Mereka disebut "orang nadjis", bukan dalam arti bahwa mereka berdosa, melainkan bahwa mereka tidak boleh turut masuk kenisah atau turut merajakan pesta paska sebelum ditahirkan.

(0.28) (2Kor 11:7) (ende: Merendahkan diri)

Jaitu dalam mata orang sebab ia bekerdja sebagai tukang untuk memperoleh redjekinja. Mungkin pula para penentangnja mengedjek Paulus bahwa ia tidak berani menuntut bajaran seperti pengadjar-pengadjar lain, sebab rasa rendah-diri dan insjaf bahwa pidato-pidatonja tidak bernilai.

(0.28) (Yoh 21:1) (full: YESUS MENAMPAKKAN DIRI LAGI. )

Nas : Yoh 21:1

Lihat cat. --> Mat 28:9

[atau ref. Mat 28:9]

mengenai penampakan-penampakan Yesus sesudah kebangkitan-Nya.

(0.28) (2Kor 7:5) (full: KESUSAHAN ... KETAKUTAN. )

Nas : 2Kor 7:5

Sekali lagi perkataan dan pengalaman Paulus mengingatkan kita bahwa persoalan dari luar dan ketakutan di dalam diri dapat menjadi pengalaman yang nyata dari orang percaya yang sungguh menyerahkan diri.

(0.28) (Gal 4:1) (jerusalem) Perbandingan lain yang diambil dari tata hukum. Meskipun bangsa terpilih, namun orang Yahudi yang nanti menjadi ahli waris hanya budak saja selama tata hukum Taurat berlaku, Gal 4:3. Kalau seorang Kristen mau menaklukkan diri kepada tata hukum itu maka ia kembali menempatkan diri dalam keadaan anak, bdk Gal 4:9.
(0.28) (2Tes 2:8) (jerusalem) Si Pendurhaka menyatakan diri, 2Te 2:6,8, berhadapan muka dengan Tuhan yang menyatakan diri, 2Te 1:7; 1Ko 1:7, dan kedatangannya, 2Te 2:6, berhadapan muka dengan kedatangan Tuhan, 2Te 2:8. Lawan Allah menjadi lawan Kristus (antikristus). Hanya Tuhan akan mengalahkan sainganNya itu
(0.26) (Flp 2:5) (sh: Teladan Kristus (Kamis, 27 Mei 2004))
Teladan Kristus

Setelah berbicara tentang kesatuan tubuh Kristus, Paulus menutup bagian ini dengan mengacu kepada teladan Kristus. Teladan Kristuslah yang menjadi acuan untuk kesatuan tersebut. Teladan Kristus itu adalah pengosongan diri-Nya. Sebelum kita menelusuri nasihat Paulus, marilah kita bayangkan apa konsekuensi yang harus Kristus tanggung ketika Ia memanusia.

Ia mengosongkan diri. Mengapa disebut mengosongkan diri? Karena dalam sepanjang hidup dan masa pelayanan-Nya selama tiga setengah tahun di bumi, Dia yang sekalipun adalah Allah yang sejati, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat pembelaan+diri+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">6). Kristus menjadi sama dengan manusia, bahkan dalam rupa seorang hamba. Dia sebagai Allah yang tidak terbatas harus dilahirkan sebagai seorang manusia yang sangat terbatas, bahkan menjadi bayi kecil lahir di kandang hina.

Kita sulit mengerti pengosongan diri ini. Mungkin ilustrasi ini sedikit membantu. Ketika orang dewasa berusaha berkomunikasi dengan anak kecil, ia harus 'mengosongkan diri', berbicara dalam bahasa mereka, menanggalkan segala 'kemuliaan dan kebesaran' diri sebagai orang yang 'di atas'. Ini terbatas menggambarkan pengosongan diri Kristus! Dialah Pencipta yang masuk ke dunia dan membatasi diri dengan menjadi manusia ciptaan. Bahkan, bukan hanya mengosongkan diri, Ia melangkah lebih rendah menjadi hamba dan mati menanggung penderitaan dan aib tak terperi.

Inilah cara Allah membawa manusia masuk dalam kepenuhan-Nya melalui penyangkalan dan pengorbanan-Nya agar orang mendapatkan berkat dan anugerah Tuhan. Semangat dan prinsip sama berlaku pula bagi warga gereja. Kristus telah membayar harga yang termahal yang dapat dilakukan dengan menyerahkan nyawa-Nya sendiri di atas kayu salib menjadi tebusan bagi banyak jiwa.

Doa: Hiduplah penuh dalamku ya Yesus, agar hidupku mampu menapaki ulang langkah-langkah hidup-Mu.

(0.26) (Kol 2:20) (sh: Pemujaan diri sendiri (Selasa, 10 Juli 2001))
Pemujaan diri sendiri

Para penganut gaya hidup asketis berpandangan bahwa tubuh ini jahat, maka untuk menyucikannya perlu penyangkalan diri terhadap hawa nafsu, penolakan terhadap selera makan, dan menekan seminimal mungkin segala keinginan termasuk keinginan yang berkaitan dengan seks. Sepintas nampaknya gaya hidup ini sangat bijaksana, namun sesungguhnya mereka sedang melakukan ibadah yang berpusat pada pemujaan diri sendiri. Ibadah semacam ini mengarah kepada kesombongan rohani karena menilai diri lebih suci daripada yang lain.

Paulus mendorong jemaat Kolose untuk meninggalkan kehidupan asketis, karena kekristenan bukan resep hidup atau daftar peraturan menuju kesempurnaan dan kesucian hidup, tetapi relasi hidup dengan Kristus (ayat pembelaan+diri+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">20). Kristen bukan berjuang sendiri melawan dan meminimalkan hawa nafsu, tetapi mengendalikan seluruh keberadaan tubuh bersama Kristus, sehingga perubahan yang dialami bukan paksaan diri melainkan secara alami mengalami pembentukan Roh Kudus yang bekerja di dalam ketaatannya kepada kehendak-Nya. Peraturan yang ditetapkan (ayat pembelaan+diri+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">21) adalah buatan manusia belaka yang dibuat seolah-olah merupakan ibadah kepada Tuhan, namun sesungguhnya bertujuan memuaskan diri sendiri (ayat pembelaan+diri+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">22-23). Pengendalian diri semacam ini justru akan menyebabkan kemunduran rohani, karena lebih mementingkan legalitas daripada loyalitas.

Bagaimanakah hidup yang merupakan ibadah sejati kepada Tuhan? Fokuskan hidup kepada Kristus, gantikan posisi “aku” dalam takhta kehidupan dengan Kristus (ayat pembelaan+diri+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1-4), maka bukan lagi perkara dunia dan segala kenikmatan semunya yang menjadi tujuan akhir hidup kita, melainkan bagaimana hidup mempertuhankan Kristus setiap hari. Perubahan hidup ini memang tidak otomatis tetapi penggantian posisi “aku” kepada Kristus harus radikal, dengan demikian fokus hidup kita menjadi jelas dan kita mengarahkan hidup kita secara pasti.

Renungkan: Tanpa sadar mungkin kita menyajikan ibadah yang berpusat pada diri sendiri, sehingga posisi Kristus terabaikan. Pujian dan pengakuan tentang Dia yang manis terucap di bibir seringkali bukan lahir dari kehidupan ibadah yang berpusatkan Kristus. Bagaimana kebenaran firman-Nya menuntun kita mengambil sikap konkrit? Adakah sesuatu yang perlu diubah dalam sikap hidup ibadah kita?

(0.26) (Mat 4:2) (ende: Berpuasa)

Jesus sebagai manusia hendak menjediakan diri untuk melaksanakan tugasNja, dengan berdoa dan memperkuat doa-doaNja dengan berpuasa, guna memperoleh berkat atas pekerdjaanNja dan kekuatan hati untuk bertahan dalam mengurbankan Diri sampai mati disalib. Sikap Jesus disini dapat dibandingkan dengan sikapNja di Getsemani.

"Digoda". Rupa-rupanja setan hendak membudjukNja untuk menampakkan Diri sebagai manusia dan Putera Allah dalam seluruh kemuliaan dan kekuasaanNja, jaitu sebagai seorang Mesias seperti jang diharapkan oleh orang-orang Jahudi. Sikap Jesus dimaksudkan mendjadi tjontoh-teladan bagi kita.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA