Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 741 - 760 dari 1772 ayat untuk greek:28 [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20627295) (Flp 4:19) (full: AKAN MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU. )

Nas : Fili 4:19

Paulus menekankan pemeliharaan yang penuh kasih dari Allah Bapa terhadap anak-anak-Nya. Ia akan memenuhi segala keperluanmu (jasmaniah dan rohaniah) waktu saudara menyampaikannya kepada-Nya. Ia akan memenuhinya "dalam Kristus Yesus." Hanya dalam persatuan dengan Kristus dan dalam persekutuan-Nya dapatlah kita mengalami pemeliharaan Allah. Di antara banyak janji di Alkitab yang memberi harapan dan dorongan kepada umat Allah mengenai pemeliharaan dan pertolongan-Nya adalah: Kej 28:15; 50:20; Kel 33:14; Ul 2:7; 32:7-14; 33:27; Yos 1:9; 1Sam 7:12; 1Raj 17:6,16; 2Taw 20:17; Mazm 18:36; 23:1-6; 121:1-8; Yes 25:4; 32:2; 40:11; 41:10; Yes 43:1-2; 46:3-4; Yoel 2:21-27; Mal 3:10; Mat 6:25-34; 14:20; 23:37; Luk 6:38; 12:7; 22:35; Yoh 10:27-28; 17:11; Rom 8:28,31-39; 2Tim 1:12; 2Tim 4:18; 1Pet 5:7;

lihat art. PEMELIHARAAN ALLAH

(0.20627295) (2Ptr 2:9) (full: MENYELAMATKAN ORANG-ORANG SALEH. )

Nas : 2Pet 2:9

Tanggapan Lot terhadap kejahatan dan kemesuman di sekitarnya (ayat 2Pet 2:8) menjadi ujian yang menentukan pembebasannya dan nasibnya dalam kekekalan.

  1. 1) Allah membebaskan Lot karena dia menolak kejahatan dan merasa muak terhadap "Cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum" (ayat 2Pet 2:7;

    lihat cat. --> 2Pet 2:8 sebelumnya).

    [atau ref. 2Pet 2:8]

  2. 2) Bila Kristus datang untuk menerima umat-Nya

    (lihat cat. --> Yoh 14:3)

    [atau ref. Yoh 14:3]

    dan mencurahkan murka-Nya atas mereka yang berbuat dosa (2Pet 3:10-12), Ia akan mengumpulkan kepada diri-Nya orang dari gereja yang kelihatan yang, oleh karena iman dan kasihnya kepada Dia, seperti Lot, menderita karena kelakuan sensual, kehidupan kotor dan dosa terang-terangan di tengah-tengah masyarakat

    (lihat art. KEANGKATAN GEREJA)

  3. 3) Kita dapat yakin bahwa Allah mengetahui bagaimana menyelamatkan orang percaya yang setia dari tengah-tengah umat yang amoral dan tercemar dalam setiap angkatan (bd. Mat 6:13; 2Tim 4:18; Wahy 3:10).
(0.20627295) (Yos 1:1) (jerusalem)

KITAB-KITAB YOSUA, HAKIM-HAKIM RUT, SAMUEL, DAN RAJA-RAJA

PENGANTAR

Dalam Alkitab Ibrani kitab-kitab Yosua, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja di sebut "Nabi-nabi terdahulu" untuk membedakan kitab-kitab itu dengan "Nabi-nabi kemudian", ialah Yesaya, Yeremia. Yehezkiel dan kedua belas nabi kecil. Sebutan "Nabi-nabi terdahulu" itu berdasarkan suatu tradisi yang berkata, bahwa kitab- kitab itu digabungkan oleh beberapa nabi. Menurut tradisi itu Yosualah yang menggubah kitabnya, sedangkan kitab Hakim-hakim dan Samuel dikarang oleh nabi Samuel dan kitab Raja-raja oleh nabi Yeremia. Sebutan "Nabi-nabi" tsb dapat dibenarkan juga mengingat sifat keagamaan yang ada pada kitab-kitab itu. Walaupun kitab-kitab itu lazimnya kita katakan "kitab-kitab sejarah", namun pokok utamanya ialah hubungan Israel dengan Allahnya, Yahwe, yakni kesetiaan dan (terutama) ketidak-setiaan Israel kepada firman Allah yang disuarakan oleh para nabiNya. Nabi-nabi memang sering tampil dalam kisah yang tercantum dalam kitab- kitab itu. Muncullah nabi Samuel, gat, Natan, Elia, Elisa, Yesaya dan Yeremia di samping sejumlah nabi lain yang kurang penting peranannya. Adapun kitab Raja- raja menggambarkan latar belakang bagi para nabi pengarang yang berkarya sebelum masa pembuangan.

Sebagaimana keempat kitab tsb berhubungan erat dengan kitab para nabi, demikianpun hubungan dengan kitab-kitab yang mendahuluinya dalam daftar kitab- kitab suci, yaitu kelima kitab Musa. Melihat isinya kitab-kitab itu melanjutkan Pentateukh. Pada akhir kitab Ulangan Yosua diangkat sebagai pengganti Musa dan kisah kitab Yosua mulai tidak lama sesudah wafatnya Musa. Dahulu pernah disangka, bahwa ditinjau dari segi sastrapun kelima kitab Musa dan kitab-kitab berikutnya merupakan suatu kesatuan. Maka dalam kitab-kitab itu dicari-carilah lanjutan dari "dokumen-dokumen" atau "sumber-sumber" yang ditemukan dalam Pentateukh. Ada sementara ahli yang menemukan sumber-sumber yang sama dalam kitab Yosua lalu berkata tentang "Heksateukh" (enam kitab: Pentateukh + Yosua). Kemudian lanjutan sumber-sumber itu dicari juga dalam kitab Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja. Tetapi usaha untuk menemuka sumber-sumber Pentateukh dalam kitab- kitab tsb tidak membawa hasil yang meyakinkan. Sedikit lain halnya dengan kitab Yosua. Dalam kitab ini memang dapat ditemukan beberapa bagian yang mempunyai ciri-ciri yang juga lebih atau kuang tampak dalam tradisi Yahwista dan Elohista yang menjadi sumber bagi Pentateukh. Namun demikian unsur-unsur dalam kitab Yosua yang mempunyai ciri-ciri itu tidak boleh dikatakan lanjutan tradisi- tradisi tsb. Sebaliknya, kitab Yosua jauh lebih terpengaruh oleh tradisi (serta ajarannya) yang menghasilkan kitab Ulangan (selanjutnya disebut: tradisi Ulangan). Maka pendukung-pendukung Heksateukh terpaksa menerima, bahwa kita Yosua mengalami saduran dan penggubahan yang dikerjakan oleh seseorang (atau beberapa orang) yang dijiwai oleh tradisi Ulangan. Pengaruh tradisi Ulangan itupun terdapat dalam kitab-kitab yang berikut (Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja), walaupun pengaruh itu tidak sama besarnya dalam semua kitab itu. Pengaruh tradisi Ulangan sangat terasa dalam kitab Hakim-hakim, sedangkan terbatas sekali dalam kitab Samuel, padahal kembali berperan besar dalam kitab Raja-raja. allah dasar pengaruh tradisi Ulangan yang terasa dalam semua kitab itu sementara ahli mengemukakan hipitesa, bahwa kitab Ulangan aslinya merupakan awal sebuah kitab sejarah keagamaan besar yang merangkum kitab Yosua, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja.

Adapun isi karya sejarah yang besar itu adalah sbb: kitab Ulangan melandaskan dalam sejarah ajaran, bahwa Israel adalah bangsa yang terpilih oleh Yahwe dan iapun menetapkan undang-undang bagi teokrasi yang dihasilkan oleh tindakan Allah yang memilih umatNya. Kitab yosua mengisahkan bagaimana umat terpilih itu menduduki Tanah yang dijanjikan kepadanya. Kitab Hakim-hakim menceritakan bahwa umat terpilih dalam tanahnya itu berulang kali murtad dari Yahwe, lalu kembali kepadaNya. Kitab Samuel terlebih dahulu menyinggung krisis hebat yang mengakibatkan terbentuknya kerajaan, lalu menguraikan bagaimana teokrasi sebagaimana dicita-citakan terwujud di zaman pemerintahan Daud. Kitab Raja-raja lalu menggambarkan kemerosotan yang berawal pemerintahan Salomo dan melalui serangkaian ketidak-setiaan, yang tidak dapat diimbagi beberapa raja yang saleh, membawa umat terpilih sampai menjadi terkutuk oleh Allahnya. Waktu segala keterangan mengenai pribadi dan karya besar itu, lalu dipersatukan dengan kitab- kitab yang sekarang termaktub dalam Pentateukh (lih. Pengantar Pentateukh).

Hipotesa tsb mengenai adanya karya sejarah yang digabungkan oleh tradisi Ulangan boleh disetujui. Tetapi hipotesa itu perlu dilengkapi atau dikoreksi sedikit dengan dua uraian tambahan. Yang pertama adalah sbb: Karya tradisi Ulangan tsb dikerjakanberdasarkan tradisi-tradisi lisan ataupun dokumen-dokumen tertulis yang berbeda-beda isi dan sifatnya. Tradisi-tradisi tsb pada umumnya sudah dikumpulkan dan dijadikan kesatuan-kesatuan literer sendiri-sendiri sebelum diolah oleh tradisi Ulangan. Bahan itu oleh tradisi Ulangan disadur dengan cara yang tidak merata. Dengan jalan demikian dapat diterangkan, mengapa kitab-kitab atau bagian-bagian besar kitab-kitab itu mempertahankan corak asli yang berbeda dengan ciri-ciri khas tradisi Ulangan. Tambahan yang kedua ialah: penggubahan oleh tradisi Ulangan tidak hanya satu kali saja. Dalam masing-masing kitab dapat ditemukan petunjuk-petunjuk, bahwa karya tradisi Ulangan itu berulang-ulang diterbitkan. Berdasarkan kitab Raja-raja, tempat petunjuk- petunjuk tsb paling jelas, harus dikatakan bahwa sekurang-kurangnya ada dua terbitan. Terbitan pertama dikerjakan tidak lama sesudah raja Yosua mengadakan pembaharuannya. Terbitan kedua dikerjakan di masa pembuangan Israel di Babel (atau sesudahnya). Dalam kata pengantar bagi masing-masing kitab akan diberikan keterangan-keterangan lebih lanjut mengenai apa yang di sini dikatakan secara umum.

Dalam bentuknya yang terakhir semua kitab ini merupakan karya sebuah mazbah orang-orang mursyid yang meresapkan ke dalam hati gagasan-gagasan dan cita-cita yang menjiwai kitab Ulangan. Mereka merenungkan sejarah bangsanya yang lampau, lalu menarik dari padanya pelajaran keagamaan. Tetapi dalam karya mereka tersimpan bagi kita berbagai-bagai tradisi, baik lisan maupun tertulis, yang sebagiannya dapat dikembalikan ke zaman kepahlawanan waktu Israel merebut Tanah yang dijanjikan dan sebagiannya mengisahkan peristiwa-peristiwa cemerlang dari sejarah umat Allah selanjutnya. Sejarah yang diperkenalkan tentu saja "sejarah suci". Tetapi ini tidak mengurangi nilai karya itu bagi sejarahwan, sedangkan bagi orang beriman justru sifat itulah yang menjadi nilainya yang tertinggi. Orang beriman tidah hanya menemukan dalam karya itu, bahwa Allah turun tangan dalam kejadian-kejadian di dunia ini, tetapi kasih-sayang Allah yang banyak tuntutannya terhadap umat pilihanNya oleh orang beriman dapat diartikan sebagai persiapan bertahap-tahap menuju ke Israel baru, yakni persekutuan kaum beriman.

Kitab Yosua terbagi menjadi tiga bagian: a) Tanah yang dijanjikan direbut Israel, Yos 1-12;b) wilayah tanah yang direbut dibagi-bagikan kepada kedua belas suku, Yos 13-21; c) Yosua menyelesaikan tugasnya dan menyampaikan wejangan-wejangan perpisahan kepada perhimpunan semua suku di Sikhem, Yos 22- 24.

Sudahlah pasti, bahwa kitab Yosua tidak dikarang oleh Yosua sendiri, sebagaimana dikatakan oleh tradisi Yahudi. Pasti juga, bahwa penyusun kitab in mempergunakan berbagai-bagai sumber. Dalam bagian pertama kitab, Yos 1-12, ditemukan sejumlah tradisi, Yos 2-9, yang kadang-kadang sejalan dan yang berpautan dengan tempat suci suku Benyamin di Gilgal; selanjutnya, Yos 10-11, terdapat dua cerita mengenai peperangan, yang satu tentang pertempuran di Gibeon dan yang lain mengenai pertempuran di Merom; cerita-cerita ini mengenai penaklukan bagian selatan dan bagian utara negeri Kanaan. Kisah mengenai orang- orang Gibeon yang terdapat dalam bab 9 dengan lanjutannya dalam Yos 10:1-6 berperan sebagai tali penghubung antara kedua kelompok tradisi-tradisi (Yos 2- 8; 10-11) tsb yang agaknya sudah dipersatukan sejak awal zaman para raja.

Kenyataan, bahwa ceritera-ceritera bab 2-9 berasal dari Gilgal, tempat suci suku Benyamin, tidaklah berarti, bahwa apa yang dikatakan tentang Yosua, seorang Efraim, baru kemudian disisipkan ke dalam tradisi-tradisi itu. Sebab sebagian suku Efraim dan sebagian suku Benyamin bersama-sama memasuki negeri Kanaan sebelum mendapat wilayahnya masing-masing. Tidak dapat disangkal, bahwa ceritera-ceritera dalam bab 2-9 mempunyai ciri etiologis, artinya: cerita-cerita itu berusaha menjelaskan beberapa gejala dan keadaan yang masih dapat disaksikan orang. Tetapi unsur etiologis itu hanya menyangkut hal-ihwal atau akibat-akibat peristiwa-peristiwa yang sendiri tidak perlu diragukan kebenaran historisnya, kecuali barangkali ceritera mengenai direbutnya kota Ai.

Bagian kedua kitab Yosua, Yos 13-21, berupa uraian geografis dan sifatnya berbeda sekali dengan sifat bagian pertama. Bab 13 berkata tentang tempat kediaman suku-suku Ruben, gad dan separuh suku Menasye yang sudah menetap di daerah di seberang yordan di zaman Musa, bdk Bil 32; Ul 3:12-17. Bab 14-19 berkata tentang tempat kediaman suku-suku di sebelah barat sungai Yordan. Dalam bab-bab ini tergabung dua macam dokumen. Dokumen pertama ialah sebuah laporan mengenai batas-batas masing-masing suku. Kadang-kadang laporan itu sangat terperinci dan kadang-kadang agak kabur. Dokumen ini agaknya disusun di zaman sebelum masa para raja. Pada dokumen itu ditambahkan dokumen-dokumen lain, yang daftar-daftar kota-kota. Paling terperinci adalah daftar kota-kota Yehuda yang tercantum dalam bab 15. Bila pada daftar itu ditambahkan daftar suku Benyamin yang terdapat dalam Yos 18:25-28, maka pembagian kota-kota itu menjadi dua belas kelompok atau wilayah. Boleh jadi daftar-daftar kota-kota itu mencermikan pembagian administratip kerajaan Yehuda, barangkali di zaman pemerintahan raja Yosafat. Bab 20 yang berupa tambahan menyebut kota-kota perlindungan. Daftar ini tidak lebih tua usianya dari zaman pemerintahan raja Salomo. Adapun bab 21 yang berkata tentang kota Lewi, ditambah sesudah masa pembuangan. tetapi di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari zaman para raja, jadi dari zaman sebelum pembuangan.

Bab 22 dalam bagian ketiga kitab Yosua, Yos 22-24, mengenai pulangnya suku- suku yang bertempat tinggal di seberang sungai Yordan dan tentang mezbah yang mereka dirikan di tepi sungai itu. Dalam ceritera ini terdapat petunjuk, bahwa diolah oleh tradisi Ulangan dan tradisi para Imam. Ceritera itu agaknya berasal dari sebuah tradisi terdiri yang usia maupun maknanya tidak jelas. Dalam bab 24 terpelihara kenangan yang kuno dan asli mengenai suatu himpunan suku-suku Israel di Sikhem untuk mengadakan sebuah perjanjian suci.

Para penyusun kitab Yosua yang berpikir sesuai dengan tradisi Ulangan tidak hanya di sana-sini mengolah bahan yang diambil dari tradisi yang tersedia tetapi juga menambah beberapa bagian. Tambahan-tambahan semacam itu ialah: bab 1 (bagian besar); Yos 8:30-35; 10:16-43; 11:10-20; 12; 22:1-8; 23, dan juga bab 24 yang diolah kembali oleh para penyusun. Kenyataan bahwa bab 24 yang disadur sesuai dengan semangat tradisi Ulangan dipertahankan di samping bab 23 yang terpengaruh oleh bab 24 tetapi berasal dari tangan lain, menunjukkan, bahwa kitab Yosua mengalami dua terbitan berturut-turut.

Kitab Yosua menggambarkan penaklukan negeri Kanaan seolah-olah merupakan hasil suatu aksi bersama semua suku Israel yang bergerak di bawah pimpinan Yosua. Tetapi ceritera yang termaktub dalam kitab Hakim-hakim, 1, memberi gambaran yang lain sekali. Menurut gambaran ini, masing-masing suku berjuang untuk merebut wilayahnya sendiri dan usahanya kerap kali gagal juga. Ceritera kitab Hakim-hakim itu merupakan suatu tradisi yang berasal dari sukul Yehuda. Beberapa unsur dari tradisi itu juga menyusup ke dalam bagian geografis kitab Yosua, Yos 13:1-6; 14:6-15; 15:13-19; 17:12-18. Gerakan kitab Hakim -hakin mengenai penaklukan negeri Kanaan bagian demi bagian dan tidak menyeluruh lebih mendekati kenyataan historis sebagaimana dapat didugai. Pendudukan bagian selatan Palestina terutama dilakukan oleh beberapa kelompok orang Israel yang berpangkal di Kadesy dan daerah Negeb dan yang tahap demi tahap menggabungkan diri dengan suku yehuda, yakni: orang-orang Kaleb, orang-orang Kenas, dll, serta suku Simeon. Bagian tengah negeri Palestina diduduki oleh beberapa kelompok yang menyeberangi sungai Yordan di bawah pimpinan Yosua, yaitu bagian-bagian dari suku Efraim-Menasye dan Benyamin. Penduduk bagian utara negeri mempunyai sejarahnya sendiri. Sejak dahulu kala, entahlah kapan, suku-suku Zebulon, Isakhar, Asyer dan Naftali menetap di situ dan suku-suku itu tidak pernah turut pindah ke Mesir. Suku-suku tsb di Sikhem memeluk kepercayaan kepada Yahwe yang telah dibawa masuk oleh kelompok-kelompok yang dipimpin Yosua. Suku-suku itu merebut wilayah yang tetap dengan memerangi orang-orang Kanaan yang telah memperbudak mereka atau mengancamnya. Di masing-masing wilayah pendudukan melaksanakan baik dengan jalan perjuangan maupun melalui informasi secara damai ataupun melalui persekutuan dengan penduduk negeri yang asli. Peranan Yosua dalam menduduki bagian tengah negeri mulai dengan penyeberangan sungai Yordan sampai dengan persekutuan di Sikhem perlu diterima sebagai kenyataan historis.

Mengingat waktunya keluaran suku-suku Israel dari Mesir (lih. Pengantar Pentateukh) dapatlah disimpulkan urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu sbb: Di sekitar thn. 1250 seb Mas sejumlah kelompok orang-orang Israel memasuki bagian selatan negeri Kanaan. Kelompok suku yang lain di bawah pimpinan Yosua menduduki bagian tengah negeri dengan menyeberangi sungai Yordan sekitar thn. 1225. Di sekitar thn. 1200 suku-suku di bagian utara negeri merambat.

Sejarah direbutnya negeri Kanaan oleh suku-suku Israel memang serba majemuk dan berbelit-belit. Sebagaimana sejarah itu direkonstruksikan di muka hanya berupa hipotesa. Kitab Yosua menyajikan suatu gambaran yang mengidealisasikan dan menyederhanakan duduknya perkara. Menurut gambaran idiil tsb. maka epos keluaran Israel dari Mesir masih berlangsung terus dalam penaklukan negeri Kanaan: kini Allah masih juga secara ajaib turun tangan guna membantu umatNya. Gambaran yang disajikan Yosua menyederhanakan sejarah yang sebenarnya oleh karena semua kejadian berpusatkan diri pribadi Yosua. Dialah yang memimpin peperangan-peperangan keluarga Yusuf, 1-12, dan dialah yang membagi-bagikan negeri yang direbutnya kepada suku-suku Israel, 13-21, meskipun pembagian it sesungguhnya tidak terlaksana sekali jadi atau oleh Yosua. Kitab diakhiri dengan wejangan-wejangan perpisahan dan ceritera tentang kematian Yosua, Yos 23; 24:29-31. Jadi dari permulaan sampai akhir Yosualah yang menguasai jalannya peristiwa-peristiwa. Dialah benar-benar tokoh utama dalam seluruh kitabnya.

Para bapa Gereja mengartikan diri pribadi Yosua sebagai pralambang Yesus. Tidak hanya nama mereka sama. Yosua-Yesus, artinya: penyelamat. Tetapi penyeberangan sungai Yordan dan masuknya ke dalam Tanah yang dijanjikan juga diartikan sebagai pralambang baptisan dalam nama Yesus yang mengantarkan umatNya menghadapi Allah. Direbutnya negeri Kanaan dan pembagian wilayahnya menjadi pralambang kemenangan-kemenangan dan perambatan Gereja Kristus.

Dalam rangka pandangan Perjanjian Lama sendiri, maka justru Tanah Kanaan itulah yang menjadi pokok inti kitab Yosua. Bangsa Israel sudah menemukan Allahnya di padang gurun. Kini bangsa itu juga menerima negerinya sendiri dan memang diterimanya dari Allahnya. Tentu saja Yahwelah yang berjuang bagi bangsa Israel, Yos 23:3-10; 24:11-12, dan Dialah yang mewariskan kepada umatNya tanah yang telah dijanjikan kepada para bapa leluhur, Yos 23:5,14.

Kitab Hakim-hakim mencakup tiga bagian yang tidak sama panjangnya: a) Pendahuluan, Hak 1:1-2:5, b) Bagian inti kitab, Hak 2:6-16:31, c) Dua bagian tambahan berupa laporan mengenai suku Dan yang pindah tempat kediaman dan mendirikan kuilnya di Daniel Hak 17-18, dan laporan mengenai perang melawan suku Benyamin sebagai hukuman atas kejahatan yang mereka lakukan di Gibea, Hak 19-21.

Pendahuluan yang sekarang terdapat dalam kitab Hakim-hakim, Hak 1:1-2:5, aslinya tidak termasuk ke dalamnya. Dalam uraian mengenai kitab Yosua sudah dikatakan, bahwa bagian kitab Hakim-hakim ini menyajikan suatu gambaran lain tentang penaklukan negeri Kanaan yang ditinjau dari segi suku Yehuda. Tersisipnya gambaran itu kedalam kitab hakim-hakim menyebabkan, bahwa keterangan mengenai kematian dan pemakanan Yosua yang diberikan dalam Yos 24:29-31 terulang dalam Hak 2:6-10.

Riwayat masing-masing hakim diberitakan dalam bagian inti kitab, Hak 2:6- 16:31. Dewasa ini sudah lazim disebutkan enam "Hakim besar", yakni Otniel, Ehud, Barak (dan Debora), Gideon, Yefta dan Simson. riwayat hakim-hakim ini lebih kurang terperinci disajikan. Di sampai itu disebutkan enam "Hakim kecil", yaitu Samgar, Hak 3:31, Tola dan Yair, Hak 10:1-15, Ebzan, Elon dan Abdon, Hak 12:8-15. Tokoh-tokoh ini hanya disinggung sepintas lalu saja. tetapi pembedaan antara Hakim besar dan Hakim kecil itu tidak terdapat dalam kitab itu sendiri. Memang perbedaan antara kedua kelompok hakim-hakim itu sangat mendalam. Gelar umum "hakim" yang diberikan kepada mereka semua dikarenakan susunan kitab Hakim-hakim melulu, yang mempersatukan berbagai-bagai unsur yang aslinya sama sekali berbeda satu sama lain. Hakim-hakim besar ialah pahlawan-pahlawan yang bertindak sebagai pembebas. Asal, watak dan kegiatan-kegiatan mereka tentau saja sangat berbeda-beda. Namun dalam satu hal mereka saling menyerupai, oleh karena mereka semua menerima karunia khusus, sebuah karisma: secara istimewa mereka dipilih oleh Allah dan diberi tugas penyelamatan. Mula-mula riwayat mereka diceritakan secara lisan dan dengan berbagai-bagai cara, sementara juga macam- macam unsur ditambahkan. Akhirnya riwayat-riwayat-riwayat itu dikumpulkan dalam sebuah kitab yang boleh diberi judul: "Kitab para pembebas Israel". Kitab itu disusun dalam kerajaan Utara, Israel, pada bagian awal zaman para raja. Kitab itu memuat riwayat Ehud, Barak serta Debora (ceritera ini barangkali sudah terpengaruh oleh ceritera yang terdapat dalam Hak 11) mengenai Yabin dari pemerintahan raja Abimelekh di Sikhem, dan riwayat Yefta yang kepadanya ditambahkan kisah mengenai anak perempuan. Ke dalam kumpulan riwayat-riwayat itu dimasukkan juga dua potongan puisi, yakni Nyanyian Debora, Hak 5, yang mengulangi ceritera yang tercantum dalam bab 4, dan sebuah pembelaan diri yang diucapkan Yotam, Hak 9:7-15, yang bernada melawan jabatan raja yang direbut Abimelekh. Dalam kitab yang disusun itu para pahlawan dari beberapa suku diangkat menjadi pahlawan nasional yang melakukan peperangan-peperangan yahwe guna seluruh Israel. Sebaliknya, catatan-ctatan mengenai hakim-hakim kecil, yaitu Tola, Yair, Ebzan, Elon dan Abdon, berasal dari tradisi lain. Mereka tidak terlibat dalam suatu aksi pembebasan dan penyelamatan. Hanya diberi beberapa keterangan mengenai asal, keluarga dan tempat makam mereka; tentang mereka dikatakan bahwa "menghakimi Israel" selama jangka waktu tertentu yang dapat berbeda-beda. Menurut arti kata "syafat" (menghakimi) dalam bahasa-bahasa Semit Barat yang berdekatan dengan bahasa Ibrani, yaitu dalam bahsa Mari (abad 18 seb. Mas.), dalam bahasa Ugarit (abad 13 seb. Mas.) dan dalam bahasa Fenisia serta Punika di zaman Yunani-Romawi ("suffet" dari kota Kartago), maka para "hakim" tidak hanya menegakkan hukum dan keadilan, tetapi juga memerintah. Kewibawaan mereka tidak meliputi lebih dari kota atau wilayahnya sendiri. "Hakim" merupakan sebuah lembaga kenegaraan di tengah antara kepada suku dan raja. Para penyusun kitab Hakim-hakim yang berhaluan tradisi Ulangan tentu saja mempunyai keteranga- keterangan tepat mengenai "hakim-hakim" (kecil) itu. Tetapi mereka memperluas kewibawaan mereka sampai merangkum seluruh Israel, lalu mengurutkan mereka secara kronologis. Gelar mereka, yakni "hakim", dialihkan kepada para pahlawan yang riwayatnya ditemukan dalam "Kitab para pembebas Israel"yang disebut di muka, sehingga merekapun menjadi "hakim-hakim Israel". Adapun Yefta berperan sebagai tali penghubung antara dua macam hakim itu: ia adalah baik pembebas maupun hakim. Tentang Yefta para penyusun Hak mempunyai dan memberi keterangan yang sama, Hak 11:1-2; 12:7, seperti tentang "hakim-hakim kecil", tetapi keterangan-keterangan itu merangkakan riwayat Yefta sebagai pembebas. Dalam kitab Hakim-hakim, Hak 13-16, terjumpa pula seorang tokoh yang mula-mula tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan hakim-hakim besar atau hakim-hakim kecil. Tokoh itu ialah Simson, seorang pahlawan suku Dan yang berjuang seorang diri dan bukan hakim dan bukan pembebas. Tindakan-tindakan hebat tokoh itu dalam melawan orang-orang Filistin aslinya diceritakan di kalangan suku Yehuda. Tetapi dalam kitab Hakim-hakim Simsinpun dijadikan "hakim Israel". Pada daftar hakim-hakim itu masih ditambahkan Otniel, Hak 3:7-11, yang kiranya harus disangkutkan dengan zaman perebutan negeri Kanaan, bdk Yos 14:16-19; hak 1:12-15, dan pula Samgar, Hak 3:31, yang bahkan bukan orang Israel, bdk Hak 5:6. Dengan demikian diperoleh jumlah dua belas hakim Israel. Memang angka dua belas melambangkan Israel (dua belas suku). Justru para penyusun kitab Hakim-hakim yang berhaluan tradisi Ulangan memberikan kepada kitab itu rangka kronologisnya. Dengan mempertahankan keterangan-keterangan asli mengenai "hakim-hakim kecil" para penyusun membubuhi kisahnya dengan beberapa angka lambang yang lazim, yakni angka 40 yang genap satu angkatan, atau angka 80 (2x40) dan 20 (=40-20). Dengan demikian diperoleh suatu angka yang bersama dengan keterangan-keterangan lain yang tercantum dalam Kitab Suci menghasilkan 480 thn, yang menurut sejarah Ulangan berlangsung antara keluarnya bangsa Israel dari negeri Mesir sampai dibangunnya Bait Allah oelh raja Salomo, 1Rj 6:1. Dalam rangka itu riwayat- riwayat para hakim mengisi masa antara kematian Yosua dan permulaan kegiatan Saul dengan tidak membiarkan kekosongan.

Para penyusun kitab Hakim-hakim yang berhaluan tradisi Ulangan terutama memberi kitab itu makna keagamaannya. Makna itu terungkap baik dalam kata pendahuluan umum, Hak 2:6-3:6, maupun dalam kata pengantar khusus bagi riwayat Yefta, Hak 10:6-16, dan lagi dalam beberapa keterangan tambahan yang oleh para penyusun disebarkan dalam riwayat Otniel (sebagaiman disusun oleh tradisi Ulangan) dan keterangan merangkakan riwayat-riwayat lain. Tema pokok yang terungkap dalam keterangan-keterangan itu ialah: Orang-orang Israel menjadi tidak setia kepada Allahnya; Yahwe lalu menyerahkan mereka kepada penindas- penindas. Setelah orang-orang Israel berbalik dan berseru kepada Yahwe, Ia mengutus seorang penyelamat, yaitu seorang hakim, yang membebaskan mereka. Hanya orang-orang Israel murtad kembali, lalu terulanglah sejarah yang sama.

Kitab Hakim-hakim yang terbentuk dalam tradisi Ulangan itu sekurang-kurangnya mengalami dua terbitan. Bukti-bukti yang paling jelas ialah: Dalam kata pendahuluan, Hak 2:1-3:6, ada dua bagian yang mengulang satu sama lain, Hak 2:11-19 dan Hak 2:6-10 + Hak 2:20-3:6; dalam riwayat Simson ada dua penutup, Hak 15:10 dan Hak 16:30, yang menunjuk bahwa bab 16 berupa tambahan.

Kitab Hakim-hakim seperti disusun oleh tradisi Ulangan itu belum juga memuat bab 17-21. Dalam tambahan-tambahan itu tidak dikisahkan riwayat seorang "hakim", tetapi disajikan beberapa peristiwa yang terjadi sebelum kerajaan terbentuk. Dan justru karena itulah ceritera-ceritera tsb tentu saja sangat kuno dan sudah lama beredar, entah dalam bentuk sastra entah dalam bentuk prasastra, sebelum di masukkan ke dalam Hakim-hakim. Bab 17-18 berasal dari tradisi suku Dan dan mengenai pindahnya suku itu dan dibangunnya tempat suci Dan. Hanya kemudian tradisi itu disadur sehingga mendapat nada pengecam. bab 19-21 sesungguhnya menggabungkan dua tradisi mengenai tempat suci di Mizpa dan Betel, lalu dikaitkan pada seluruh Israel. Boleh jadi tradisi-tradisi itu berasal dari kalangan suku Benyamin, tetapi kemudian di kalangan suku Yehuda tradisi-tradisi itu dirubah sedemikian rupa sehingga melawan pemerintahan raja Saul di Gibea.

Kitab Hakim-hakim hampir saja merupakan satu-satunya sumber pengetahuan kita mengenai zaman para hakim. Hanya berdasarkan kitab itu orang tidak dapat menyusun sebuah sejarah yang sebenarnya. Urutan peristiwa-peristiwa dibuat-buat saja, seperti sudah dikatakan di muka. Peristiwa-peristiwa yang barangkali bertepatan waktunya disusun secara berurutan. Dan ini boleh dikatakan oleh karena baik penindasan-penindasan yang dialami maupun pembebasan aslinya hanya menyangkut wilayah (suku) tertentu saja. Kecuali itu zaman para hakim tidak berlangsung lebih lama dari pada satu setengah abad.

Peristiwa-peristiwa utama yang tercatat dan dalam kitab Hakim-hakim diabadikan bagi kita, hanya dapat diterka-terka saja waktunya dalam rangka zaman itu secara menyeluruh. Kemenangan di Taanakh yang diperoleh Debora dan barak, Hak 4-5, boleh dirtanggalkan pada tertengahan abad 12 seb. Mas., dan peristiwa itu terjadi sebelum penyerbuan suku Midian (Gideon) dan ekspansi orang-orang Filistin keluar wilayahnya sendiri (Simson). Teruta,a menjadi nyata, bahwa di zaman yang kacau itu, orang-orang Israel tidak hanya berperang dengan orang- orang Kanaan, penduduk asli negeri seperti terjadi di daratan Yizreel tempat orang-orang Kanaan dikalahkan Debora dan Barak, tetapi juga harus menghadapi bangsa-bangsa tetangga, yaitu Moab (Ehud), Amon (Yefta), Midian (Gideon) dan bangsa Filistin yang baru-baru saja tampil dipanggung sejarah Palestina (Simson). Dalam situasi yang berbahaya itu masing-masing kelompok orang Israel mempertahankan wilayahnya sendiri. Tetapi terjadi juga bahwa beberapa kelompok tetangga membentuk suatu persekutuan, Hak 7:23, atau sebaliknya bahwa salah satu suku yang kuat membangkang oleh karena, misalnya, tidak diikut sertakan dalam pembagian barang rampasan, Hak 8:1-3; 12:1-6. Nyanyian Debora, Hak 5 mengecam suku-suku yang tidak menanggapi seruan minta tolong. Apa yang dalam nyanyian itu paling menarik ialah tidak disebutkannya suku Yehuda dan Simeon.

Memang kedua suku itu bertempat tinggal di bagian selatan negeri. Wilayah mereka terpisah dari suku-suku lain oleh kota-kota yang penduduknya bukan orang Israel, yaitu Gezer, Gibeon dan Yerusalem, Isolasi suku-suku itu menanam bibit perpecahan di Israel seperti yang terjadi di kemudian hari (sesudah masa Salomo). Sebaliknya kemenangan di Taanakh yang memberi Israel dataran Yizreel mempersatukan suku Yusuf (Efraim dan Manasye) dengan suku-suku di bagian utara negeri. Sementara itu persatuan dundamentil antara suku-suku Israel yang terpisah yang terpisah satu sama lain itu terjamin oleh kepercayaan bersama kepada Yahwe. Memang semua hakim dengan teguh menganut agama Yahwe yang sama dan tempat suci di Silo, di mana tersimpan Tabut yang suci, menjadi pusat pertemuan semua kelompok di Israel. Kecuali itu, peperangan-peperangan tsb menempa semangat kebangsaan dan mempersiapkan saat pemersatuan semua orang Israel di bawah pimpinan Samuel, dengan melawan musuh bersama, menanggulangi bahaya yang mengancam seluruh bangsa.

Kitab Hakim-hakim mengajar orang-orang Israel di kemudian hari, bahwa penindasan-penindasan oleh bangsa-bangsa lain merupajan hukuman atas kedurhakaann Israel, sedangkan kemenangan merupakan akibat berbaliknya mereka kepada Yahwe. Kitab Bin Sirakh memuji para hakim oleh karena setia, Sir 46:11-12. Dan surat kepada orang-orang Ibrani mengartikan keberhasilan para hakim sebagai ganjaran bagi kepercayaan mereka. Memang para hakim termasuk "banyak skasi" yang mendorong umat Kristen untuk menanggalkan semua beban dosa dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi mereka, Ibr 11;32-34; 12:1.

Kitab Rut yang kecil oleh terjemahan Yunani (Septuaginta), terjemahan Latin (Vulgata) dan terjemahan-terjemahan modern ditempatkan sesudah kitab Hakim- hakim. Sebaliknya, dalam Kitab Suci Ibrani kitab Rut ditempatkan dalam bagian ketiga Alkitab, yakni di tengah-tengah Hagiographa (Kethubim) sebagai salah satu dari "Kelima Gulungan" (Megillot), yang dibacakan pada hari-hari raya Yahudi. Kitab Rut dibacakan pada hari raya Pentakosta. Walaupun pokok isinya menghubungkan kitab Rut dengan zaman para hakim, bdk Rut 1:1, namun kitab ini tidak dituliskan atau diolah oleh tradisi Ulangan yang menyusun da menyadur kitab Yosua, Hakim, Samuel dan Raja-raja.

Kitab Rut menyajikan kisah Rut. dia itu seorang perempuan Moab. Setelah suaminya, seorang Betlehem yang mengungsi ke negeri Moab, meninggal, maka Rut bersama dengan ibu mertuanya yang bernama Naomi, kembali ke negeri Yehuda. Di sana Rut dikawini oleh Boas, seorang sanak saudara suami Rut, sesuai dengan hukum Levirat. Dari perkawinan itu lahirlah Obed, nenek raja Daud. Tambahan Rut 4:18-22 menyajikan silsilah Daud yang sejalan dengan silsilah yang termaktub dalam 1Taw 2:5-15.

Mengenai tanggal dituliskannya kitab Rut ada perbedaan pendapat. Segala macam kemungkinan sudah dikemukakan, mulai dengan zaman raja Daud dan Salomo sampai dengan zaman Nehemia. Ada berbagai pertimbangan untuk menanggalkan kitab itu di zaman belakangan, seperti tempat kitab itu dalam Alkitab Ibrani, bahasanya, adat-istiadat yang disinggung dalam kitab itu, ajaran yang terkandung di dalamnya, dll. Tetapi pertimbangan-pertimbangan itu tidak sampai memberi kepastian. Adalah mungkin, bahwa kitab kecil ini, dengan kecualikan ayat-ayat terakhir, dikarang di zaman para raja.

Kitab Rut adalah sebuah karangan yang mau membina. Adapun ajaran yang terkandung di dalamnya adalah sbb: Maksud utamanya ialah memperlihatkan, bahwa kepercayaan penuh harapan kepada Yahwe tentu saja mendapat ganjarannya; belas- kasihan Allah merangkum juga seorang yang bukan orang Yahudi, Rut 2:12. Justru kepercayaan kepada Penyelenggaraan Ilahi serta semangat universalisnya menjadikan kitab itu tetap berharga dan tahan waktu. Lagi kenyataan, bahwa Rut diperkenalkan sebagai nenek Daud memberi kitab Rut nilai yang khas. Matius memang mencantumkan nama Rut dalam silsilah Yesus, Mat 1:5.

Kitab-kitab Samuel dalam Alkitab Ibrani hanya satu kitab saja. Pembagian atas dua kitab berasal dari terjemahan Yunani, Septuaginta, yang juga mempersatukan kitab-kitab Samuel dan kitab-kitab Raja-raja di bawah judul yang sama, yakni: Keempat kitab Kerajaan. Terjemahan Latin Vulgata, menyebutnya: Keempat kitab Raja-raja. Kitab Samuel adalah Alkitab Ibrani sama dengan kitab Kerajaan/Raja-raja yang pertama dan yang kedua. Adapun nama "Samuel" berasal dari tradisi Yahudi yang menganggap Samuel sebagai penyusun kitab itu.

Teks kitab Samuel termasuk ke dalam teks-teks Perjanjian Lama yang paling rusak. Terjemahan Yunani, Septuaginta, kerap kali menyajikan suatu teks yang cukup berlainan. Teks Septuaginta itu berlatar-belakang suatu teks Ibrani (yang diterjemahkan Septuaginta), yang berbeda dengan yang terdapat dalam terbitan Alkitab Ibrani sekarang (teks para Masoret). Kepingan-kepingan dari teks Ibrani yang berbeda itu ditemukan kembali dalam naskah-naskah dari gua-gua di Qumran. Tidak dapat diragukan, bahwa dahulu ada beberapa resensi teks Ibrani kitab Samuel.

Dalam kitab Samuel dapat dibedakan lima bagian: a) Kisah Samuel, 1Sam 1-7; b) Kisah Samuel dan Saul, 1Sam 8-15; c) Kisah Saul dan Daud, 1Sam 16-2 Sam 1; d) Kisah Daud, 2Sam 2-20; e) beberapa tambahan, 2Sam 21-24.

Kitab Samuel menggabungkan dan menyejajarkan beberapa sumber dan tradisi yang berbeda-beda mengenai permulaan zaman para raja. Misalnya: ada sebuah cerita tentang tabut Perjanjian yang dirampas oleh orang-orang Filistin, 1Sam 4-6; dalam ceritera ini nama Samuel tida sampai disebut-sebut; ceritera itu dilanjutkan dalam 2Sam 6. Ceritera tentang Tabut Perjanjian itu disisipkan antara kisah mengenai masa muda Samuel, 1Sam 1-3, dan ceritera yang menampilkan Samuel sebagai hakim terakhir yang mengantisipasikan pembebasan Israel dari tekanan dari pihak orang-orang Filistin, 1Sam7. Samuel memainkan peranan utama dalam kisah mengenai terbentuknya pemerintahan berupa kerajaan di Israel, 1Sam 8-12. Sejak dahulu kala orang membedakan dalam kisah itu dua macam tradisi. Tradisi yang satu terdapat dalam Sam 9; 10:1-16; 11, dan tradisi kedua ditemukan dalam Sam 8; 10:17-24; 12. Tradisi pertama disebut "Versi Monarkis", karena mendukung terbentuknya kerajaan, tradisi kedua disebut "Versi Antimonarki", oleh karena melawan kerajaan. Tradisi kedua ini dikatakan berasal dari zaman kemudian. tetapi sebenarnya tradisi itu dua-duanya kuno dan hanya mewakili pendapat-pendapat yang berlainan. Selebihnya tradisi kedua tidak anti monarki seperti kerap dikatakan. Sebab pada pokoknya tradisi itu hanya tidak menyetujui, bahwa raja tidak menghiraukan hukum-hukum dan hak-hak Allah. Dalam Sam 13-14 diceritakan mengenai peperangan-peperangan yang diadakan Saul melawan orang-orang Filistin. Di dalam kisah itu juga tercantum ceritera pertama tentang Saul yang sebagai raja ditolak, Sam 13:7b-15a. Ceritera kedua mengenai penolakan ituterdapat dalam bab 15, berhubungan dengan perang melawan orang- orang Amalek. Penolakan Saul sebagai raja itu mempersiapkan pengurapan Daud menjadi raja oleh Samuel, sebagaimana diceritakan dalam Sam 16:1-13. Dalam 1Sam 16:14- 2Sam 1 terkumpul beberapa tradisi sejalan mengenai tampilnya Daud serta perselisihan-perselisihannya dengan Saul. Tradisi-tradisi itu agaknya lebih kurang sama usianya. Akhir kisah tentang tampilnya Daud itu disajikan dalam 2Sam 2-5; Daud menjadi raja di Hebron, mengadakan perang dengan orang- orang Filistin dan merebut Yerusalem. Semuanya itu meletakkan dasar bagi diurapinya Daud menjadi raja seluruh Israel, 2Sam 5:12, 2Sam 6 menyambung ceritera mengenai Tabut Perjanjian. Nubuat Natan yang disajikan dalam 2Sam 7 berasal dari tradisi kuno, tetapi jelaskan tradisi itu mengalami saduran. 2Sam 8 berupa sebuah ringkasan yang berasal dar tangan penyusun kitab Samuel sendiri. Mulai dengan 2Sam 9 tercantum sebuah kisah panjang yang terputus dalam 2Sam 20:26, lalu dilanjutkan dalam 1Raj 1-2. Kisah yang panjang itu mengenai keluarga Daud dan perebutan takhta kerajaan menjelang akhir hidup Daud. Kisah itu ditulis oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan peristiwa-peristiwa itu. Penulisannya boleh ditanggalkan di pertengahan pertama masa pemerintahan raja Salomo, 2Sam 21-24, yang memutuskan kisah mengenai keluarga Daud itu, merupakan sekumpulan ceritera tentang pemerintahan Daud. Ceritera-ceritera itu berasal dari macam-macam sumber.

Tidak hanya ceritera panjang mengenai keluarga Daud, 2Sam 9:1-20:26 + 1Raj 1:1-2:46, tetapi juga bagian-bagian lain kitab Samuel boleh jadi sudah terbentuk selama abad-abad pertama zaman para raja, khususnya sekumpulan ceritera mengenai Samuel dan dua kisah tentang Saul dan Daud. Mungkin kelompok-kelompok itu sudah dipersatukan sekitar thn 700 seb. Mas. Akan tetapi kitab Samuel baru mendapat bentuknya yang terakhir waktu menjadi bagian dari karya sejarah besar yang digubah sesuai dengan semangat tradisi Ulangan, sebagaimana di muka diuraikan. hanya perlu diperhatikan, bahwa pengaruh tradisi Ulangan atas kitab Samuel jauh lebih kecil dari pada pengaruhnya atas kitab Hakim-hakim dan kitab Raja-raja. Pengaruh tradisi Ulangan itu khususnya terasa dalam 1Sam 2:22-36; 7 dan 12, dan barangkali juga dalam saduran yang dialami nubuat Natan, 2Sam 7. Tetapi kisah panjang dalam 2Sam 9-20 hampir secara murni dan utuh terpelihara.

Kitab Samuel meliputi masa yang bermula pada awal zaman raja-raja Israel dan berlangsung sampai akhir pemerintahan raja Daud. Orang-orang Filistin mulai menyerbu - pertempuran di Afek, 1Sam 4, yang terjadi di sekitar thn 1050 seb. Mas. - dan membahayakan eksistensi Israel. Bahaya itu memaksakan kepada suku- suku Israel suatu pemerintahan yang berupa kerajaan. Kira-kira pada thn. 1030 Saul tampil kedepan sebagai penerus para hakim dahulu. Tetapi oleh karena diterima oleh semua suku, maka kekuasaan Saul menjadi umum dan tetap. Demikian lahirlah kerajaan. Mulailah perang untuk membebaskan Israel. Orang-orang Filistin berhasil dihalaukan dari wilayah Israel, 1Sam 14. Selanjutnya pertempuran-pertempuran hanya terjadi di perbatasan wilayah Israel, 1Sam 17 (Lembah Tarbantin), 1Sam 28 dan 31 (di Gilboa). Pertempuran terakhir ini menjadi bencana bagi Israel. Saul gugur di dalamnya di sekitar thn 1010. Kembali kesatuan bangsa terancam. Sebab suku Yehuda mengurapi Daud menjadi raja, sedangkan suku-suku di bagian utara negeri melawan Daud dan menganut putera Saul, Isyboset (Isybaal) yang terpaksa melarikan diri ke daerah di seberang sungai Yordan. Setelah Isyboset mati terbunuh, muncullah kembali kemungkinan, bahwa seluruh bangsa bersatu lagi. Maka Daud diterima sebagai raja atas seluruh Israel, 2Sam 1-5:3.

Selanjutnya kitab Samuel secara singkat menguraikan keberhasilan politik pemerintahan Daud. Hasil itu memang cukup gemilang. Secara definitip orang-orang Filistin dihalaukan dari wilayah Israel; pusat-pusat kecil penduduk asli yang masih tersisa dilenyapkan, sehingga Israel sungguh-sungguh memiliki seluruh wilayahnya. Yang paling penting di bidang ini ialah direbutnya kota Yerusalem dari orang-orang Yebus. Kota itu dijadikan ibu kota negara dan agama bagi seluruh Israel. Daerah di seberang sungai Yordan ditaklukkan seluruhnya dan Daud bahkan berhasil memaksakan pengawasannya kepada orang-orang Aram di Siria Selatan. namun demikian, ketika Daud sekitar thn 970 seb. Mas. mangkat, kesatuan nasional Israel belum juga sungguh-sungguh terwujud. Daud memang menjadi raja atas Isarel dan Yehuda, tetapi kedua bagian negaranya itu kerap kali berlawanan satu sama lain. Suku-suku di bagian utara mendukung pemberontakan Absalom; Seba, orang suku Benyamin, berusaha mengorbankan pemberontakan dengan seruan: "Masing- masing ke kemahnya, hai orang Israel,"2Sam 20:1. Bibit perpecahan sudah tertanam.

Kitab Samuel menyampaikan suatu pesan keagamaan. Diberikan olehnya mana syarat-syarat dan mana kesulitan-kesulitan dalam mewujudkan pemerintahan Allah di bumi. Keadaan ideal untuk perwujudan pemerintahan Allah itu hanya tercapai di masa pemerintahan Daud saja. memang masa Daud didahului zaman Saul yang jatuh, dan disusun kerusakan yang disebabkan ketidak-setiaan para raja, pengganti Daud, baik di bagian utara maupun di bagian selatan negeri. Dan sejarah ketidak- setiaan itu akan berakhir dengan hukuman Allah dan kemusnahan bangsa Israel. Sejak nubuat nabi Natan pengharapan akan Mesias kelak bertumpu pada janji-janji yang diberikan kepada wangsa Daud. Sampai tiga kali Perjanjian Baru menyebutkan janji-janji itu, Kis 2:30; 2Kor 6:18; Ibr 1:5. Yesus adalah keturunan Daud. Oleh rakyat Ia diberi gelar "Anak Daud" dan gelar itu ialah suatu sebutan bagi Mesias. Para bapa Gereja melihat suatu persamaan antara kehidupan Daud dan kehidupan Yesus: Kristus juga dipilih untuk menyelamatkan segala manusia dan menjadi raja atas umat Allah yang rohani. Tetapi Iapun dianiaya oleh bangsaNya sendiri.

Sebagaimana halnya dengan kitab-kitab Samuel, demikianpun Kitab-kitab Raja- raja mula-mulanya merupakan satu kitab saja. Dalam terjemahan Yunani, Septuaginta, disebut kitab 3/4 Kerajaan, dan dalam terjemahan Latin, Vulgata, berjudul: Kitab 3/4 Raja-raja.

Tempat kitab itu dalam daftar kitab-kitab suci tepat sesudah kitab Samuel. Bahkan 1Raj 1-2 mengakhiri kisah panjang yang tercantum dalam 2Sam 9-20. Menyusullah kisah panjang mengenai pemerinthan Salomo, 1Raj 3-11, yang menampilkan hikmatnya yang luar biasa, semarak bangunan-bangunannya, teristimewanya Bait Allah di Yerusalem, dan lagi kekayaan Salomo yang melimpah- limpah. Sudah barang tentu zaman raja Salomo adalah zaman kejayaan. Tetapi justru di zaman itupun hilanglah semangat berjuang yang merupakan ciri khas pemerintahan Daud. Ciri khas masa pemerintahan Salomo ialah : mengatur, memelihara dan memanfaatkan apa yang dimulai oleh Daud. Ketegangan dan pertentangan antara kedua bagian kerajaan Daud di masa Salomo tetap ada, bahkan pada tahun mangkatnya raja Salomo, thn 931 seb. Mas., terpecahlah negara kesatuan. Sepuluh suku di bagian utara memisahkan diri dan pemisahan itu menjadi parah oleh karena merupakan perpecahan di bidang agama pula, 1Raj 12-13. Selanjutnya sejarah kedua kerajaan, yakni kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda, sejalan dan dikisahkan dalam 1Raj 14-2Raj 17. Sejarah itu kerap kali terdiri atas peperangan antara kedua kerajaan bersaudara itu dan berbagai serangan dan penyerbuan dari luar, yaitu dari pihak Mesir terhadap kerajaan Yehuda dan dari pihak negeri Aram terhadap kerajaan Israel. Bahaya meningkat waktu tentara kerajaan Asyur mulai menyerbu ke jurusan barat, terutama selama abad ke-9, lalu bahaya memuncak selama abad ke-8 sampai Samaria, ibu kota kerajaan utara, direbut dan dimusnahkan dalam thn 721 seb. Mas. Kerajaan Yehuda sebelumnya sudah menaklukkan diri kepada Asyur, Kerajaan Yehuda masih melanjutkan sejarahnya sampai Yerusalem direbut dalam thn 587. Sejarah itu tercantum dalam 2 Raj 18- 25:21. Di situ khususnya diceritakan masa pemerintahan raja Hizkia, 2Raj 18- 20, dan raja Yosia, 2Raj 22-23. Kedua pemerintahan itu merupakan masa kebangkitan semangat kebangsaan dan pembaharuan agama. Peristiwa-peristiwa politik yang paling penting di zaman itu ialah:serangan raja Asyur, Sanherib, selama pemerintahan raja Hizkia, yakni dalam thn 701. Dengan penyerbuan itu Sanherib membalas tindakan Hizkia yang tidak membayar lagi upeti kepada raja Asyur. Peristiwa penting yang kedua ialah: di masa pemerintahan Yosia kerajaan Asyur mengakhiri riwayatnya dan diganti dengan kerajaan Kasdim atau Babel (baru). Raja Yehuda terpaksa menaklukkan diri kepada kuasa yang baru di kawasan timur itu. Namun tidak lama kemudian raja Yoyakim memberontak. Tetapi segera jugalah datang hukumannya. Dalam thn 597 seb. Mas. tentara raja Nebukadnezar merebut kota Yerusalem dan mengangkut sebagian penduduknya sebagai tawanan masuk pembuangan, 2Raj 23:36-24:17. SEpuluh tahun kemudian raja Zedekia mencoba merebut kemerdekaan politiknya. Maka untuk kedua kalinya datanglah tentara raja Nebukadnezar. Penyerbuan itu berakhir dalam thn 587 seb. Mas., dengan dimusnahkannya kota Yerusalem dan pembuangan yang kedua, 2Raj 24:18-25:21. Kitab Raja-raja berakhir dengan dua ceritera pendek berupa tambahan, 2Raj 25:22-23.

Kitab raja-raja sendiri dengan jelas menyebut tiga sumbernya, yakni: Kisah Riwayat Salomo, 1Raj 11:41, Kitab Sejarah Raja-raja Israel, 1Raj 14:19, dll, dan Kitab Sejarah Raja-raja Yehuda, 1Raj 14:29, dll. tetapi masih ada sumber- sumber lain yang dipergunakan. di muka sudah dikatakan, bahwa 1Raj 1-2 melanjutkan kisah tentang keluarga Daud yang tercantum dalam 2Sam 9-20. 1Raj 6- 7 merupakan suatu lapiran tentang pembangunan bait Allah yang berasal dari kalangan para imam. Kisah Raja-raja khususnya memanfaatkan sebuah kisah mengenai nabi Elia yang agaknya dikarang pada akhir abad ke-9 seb. mas., dan sebuah kisah mengenai nabi Elisa yang dikarang tidak lama kemudian dari itu; Kedua kisah tsb menjadi sumber sejumlah ceritera mengenai Nabi Elias, 1Raj 17-2Raj 1, dan sejumlah ceritera tentang Nabi Elisa, 2Raj 2-13. Adapun ceritera-ceritera tentang pemerintahan raja Hizkia yang menampilkan nabi Yesaya, agaknya berasal dari kalangan murid-murid nabi itu, 2Raj 18:17-20:19.

Sejarah sumber-sumber yang dimanfaatkan mengizinkan kisah-kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam kitab Raja-raja diberi rangka yang sama:masa pemerintahan masing-masing raja diceriterakan sendiri-sendiri dan secara lengkap dan awal serta akhir masing-masing ceritera dirumuskan dengan ungkapan-ungkapan yang hampir sama. Di dalamnya terungkap penilaian keagamaan terhadap tingkah laku raja yang bersangkutan. Semua raja kerajaan di utara dikutuk. Sebab pemerintahan mereka semua dinodai oleh semacam "dosa asal", yaitu pembangunan bait suci di Betel oleh raja Israel yang pertama. Dari raja-raja Yehuda hanya delapan saja yang dipuji oleh karena setia kepada penetapan- penetapan Yahwe. Tetapi sampai enam kali pujian itu diperlemah dengan catatan, bahwa "bukti-bukti pengorbanan tidak dijauhkannya". Hanya raja Hizkia dan raja Yosia mendapat pujian dengantidak bersyarat.

Penilaian positip dan negatip terhadap raja-raja itu sudah barang tentu diinspirasikan oleh hukum kitab Ulangan yang menetapkan, bahwa hanya diperbolehkan satu bait Allah saja. Selebihnya, ditemukannya kitab Ulangan di masa pemerintahan raja Yosia serta pembaharuan agama yang dijiwai oleh kitab merupakan puncak seluruh sejarah sebagaimana disajikan kitab Raja-raja. Memang kitab Raja-raja justru mau membuktikan kebenaran tema pokok kitab Ulangan, seperti dengan jelas terungkap dalam 1Raj 8 dan 2Raj 17. Tema pokok itu ialah: Apabila melakukan perjanjian yang diikatnya dengan Allah, maut diberkati; sebaliknya, mana kala perjanjian itu dilanggarnya, tidak dapat tidak ia dihukum. Pengaruh tradisi Ulangan terasa setiap kali penyusun kitab Raja-raja sendiri mengembangkan sumber-sumber yang dimanfaatkan, atau memberi komentarnya.

Boleh jadi, bahwa pertama kitab Raja-raja yang disusun dalam tradisi Ulangan dikerjakan sebelum raja Yosia gugur di Megido dalam thn 609 seb Mas. Pujian yang diberikan kepada raja itu dalam 2Raj 23:25 (kata-kata terakhir harus dihilangkan) merupakan kata penutup terbitan pertama itu. terbitan kitab Raja- raja yang kedua juga berasal dari tradisi Ulangan dan agaknya dikerjakan sesudah masa pembuangan, tagasnya sesudah thn 562 seb. Mas., kalau bagian penutup yang sekarang terdapat dalam 2Raj 25:22-30 dihubungkan dengan terbitan kedua itu. apabila 2Raj 25:21 dipandang sebagai kata penutup asli terbitan yang kedua itu - dan ayat itu memang berupa kata penutup kitab - maka terbitan itu harus ditanggalkan sebelumnya sedikit. Sebab 2Raj 25:21 hanya memberitahukan pembuangan kedua dengan tidak berkata apa-apa tentang apa yang terjadi di masa pembuangan. Tetapi baik di masa pembuangan maupun sesudahnya kitab Raja-raja masih diberi beberapa tambahan.

Kitab raja-raja tentau saja harus dibaca sesaui dengan maksud para penyusunnya, yaitu sebagai sejarah penyelamatan. Sikap masa bodoh yang tidak tahu terima kasih yang menjadi sifat umat terpilih; kemusnahan yang berturut- turut dialami kedua bagian bangsa, seolah-olah menggagalkan rencana Allah. tetapi selalu ada sejumlah orang beriman yang tidak bertekuk lutut di hadapan baal., suatu sisa Sion yang setia pada perjanjian. Dan mereka itulah yang menjadi penerus rencana Allah dan menjamin masa depan. Kemantapan keputusan- keputusan ilahi terutama nyata dalam keturunan Daud yang secara mengherankan tetap tinggal dan menjadi pewaris janji-janji tentang Mesias di masa mendatang. Kitab Raja-raja dalam bentuknya yang paling akhir diakhiri dengan catatan mengenai belas-kasihan Ewil-Merodakh, raja Babel, terhadap raja Yoyakhin yang merupakan fajar masa depan yang menyingsing.

(0.20627295) (1Sam 28:3) (jerusalem) Di Israel orang memang mempraktekkan "nekromansi" (ilmu wasitah; minta keterangan dan nasehat pada orang mati), 2Ra 21:6; Yes 8:19, meskipun terlarang oleh hukum Taurat, Ima 19:31; 26:6,27; Ula 18:11; 1Sa 28:9. Penulis cerita ini nampaknya sama seperti rakyat percaya bahwa hal semacam itu sungguh mungkin, walaupun ia menganggapnya terlarang. Para pujangga Gereja dan ahli ilmu tafsir berusaha menerangkan kejadian yang diceriterakan di sini. Ada yang berkala; Allah sendiri turun tangan; lain orang berpendapat bahwa Iblis berperan; lain lagi mengatakan bahwa perempuan itu menipu Saul. Dapat diterima bahwa kejadian itu agak serupa dengan apa yang terjadi di kalangan para berilmu wasitah: Saul menganut kepercayaan itu dan perempuan itu menipu. Tetapi Allah benar-benar mengizinkan Samuel menampakkan diri (karena itu perempuan itu terkejut melihatnya) untuk memberitahu masa depan. Bdk 1Ta 10:13 (LXX); Sir 46:20. Tetapi sebaik-baiknya dikatakan bahwa ceritera ini adalah ciptaan penulis yang dengan jalan itu kembali menyatakan bahwa Saul ditolak Allah dan diganti Daud. Ini memang pikiran pokok semua ceritera ini, bdk 1Sa 28:17 dengan 1Sa 15:18; Amalek yang disebut dalam 1Sa 28:18; dan lihat juga 1Sa 13:14,16:1; 23:17; 24:21; 25:30.
(0.20627295) (Mzm 102:1) (jerusalem: Doa minta tolong dan doa untuk Sion) Dalam kidung ini terkumpul dua ratapan atau permohonan. Ada sebuah ratapan perorangan, Maz 102:2-12 dan Maz 102:24-28; bdk Maz 69, dan ada sebuah ratapan umat, Maz 102:13-23 dan Maz 102:28. Ratapan pertama adalah doa seseorang yang sakit, Maz 102:4-6, dan diperolok oleh musuh-musuhnya, Maz 102:9; seorang diri ia mengeluh di hadapan Tuhan, bdk judul, Maz 102:1,7-8. Ia merasa dirinya tertimpa murka Allah, Maz 102:10-11, dan hampir mati kesedihan, Maz 102:12,24-25. Namun penderita tetap percaya pada Tuhan yang kekal dan Pencipta alam semesta, Maz 102:26-28. ratapan umat mengandaikan Yerusalem sudah musnah, sebab pemulihannya dimohon. Kalau demikian maka Tuhan akan disegani bangsa-bangsa lain oleh karena tindakanNya itu. Kedua doa tsb yang aselinya tersendiri, kemudian dipersatukan oleh karena orang sengsara yang disebut dalam judul disamakan dengan umat yang sengsara.
(0.20627295) (Dan 5:25) (jerusalem: Mene, mene) Dalam terjemahan Yunani LXX, dalam terjemahan Yunani buatan Teodotion, dalam terjemahan Latin dan kutipan-kutipan pada Flavius Yosefus hanya sekali tertulis: mene, seperti juga Dan 4:26-28 rupanya hanya mengandaikan tiga kata
(0.20627295) (Mat 3:6) (jerusalem: dibaptis) Upacara baptisan (membenamkan orang ke dalam air) melambangkan pembersihan atau pembaharuan. Upacara itu lazim dalam agama-agama dahulu dan juga dalam agama Yahudi (baptisan kaum proselit; kaum Eseni). Baptisan Yohanes memang diambil dari upacara yang lazim, tetapi berbeda dengannya karena tiga ciri khas: Baptisan Yohanes tidak lagi berupa pembasuhan rituil, tetapi melambangkan pembersihan rohani dan akhlak, Mat 3:2,6,8,11; Luk 3:10-14; baptisan Yohanes tidak terulang, sehingga berupa sebuah inisiasi; baptisan Yohanes berhubung dengan akhir zaman dengan memasukkan orang ke dalam kalangan mereka yang menaruh harapan hangat akan kedatangan Mesias tidak lama lagi dan yang karenanya merupakan sebuah antisipasi jemaat Mesias, Mat 3:2,11; Yoh 1:19-34. Baptisan Yohanes memang mengerjakan sesuatu, meskipun bukan sebuah sakramen, oleh karena baptisan Yohanes bergantung pada penghakiman Allah di masa depan dan pada diri Mesias. Api Mesias akan membersihkan atau membakar habis orang, sesuai dengan sikap hatinya, dan hanya Mesias membaptis "dalam Roh Kudus". Mat 3:7,10-12 Baptisan Yohanes itu masih dilaksanakan oleh murid Yesus. Yoh 4:1-2, sampai saat diganti dengan upacara baru yang diadakan Yesus, Mat 28:19; Kis 1:5; Mat 28:19; Kis 1:5; Mat 28:19; Kis 1:5+; Rom 6:4+.
(0.20627295) (Rm 3:24) (jerusalem: penebusan dalam Kristus Yesus) Yahwe telah "menebus" Israel dengan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan menjadikannya umat milik-warisanNya, Ula 7:6. Dalam menubuatkan "penebusan" dari pembuangan di Babel, Yes 41:14; para nabi memikirkan suatu pembebasan dengan arti lebih mendalam dan lebih umum, yakni pengampunan dosa, Yes 44:22; bdk Maz 130:8; 49:8-9. Penebusan di zaman Mesias itu terlaksana melalui Yesus Kristus, 1Ko 1:30; bdk Luk 1:68; 2:38. Allah Bapa dengan perantaraan Kristus - atau Kristus sendiri - telah "membebaskan" Israel baru dari perbudakan hukum Taurat, Gal 3:13; 4:5; dan dosa, Kol 1:14; Efe 1:7; Ibr 9:15, dengan memperolehnya, Kis 20:28, menjadi kepunyaanNya sendiri, Tit 2:14, dengan membelinya, 1Ko 7:23; 6:20; bdk Gal 3:13 (terj: menebus); Rom 4:5 (terj: menebus); 2Pe 2:1. Apa yang "dibayar" sebagai uang tebusan dan uang beli ialah darah Kristus, Kis 20:28; Efe 1:7; Ibr 9:12; 1Pe 1:18 dst; Wah 1:5; 5:9. Penebusan itu sudah dimulai di bukit Kalvaria dan terjamin dengan "bayaran muka", ialah Roh Kudus, Efe 1:14; 4:30, tetapi baru akan diselesaikan pada hari Parusia kelak, Luk 21:28, waktu orang ditebus dari maut melalui kebangkitan tubuh, Rom 8:23.
(0.18048885) (Yes 11:10) (full: PADA WAKTU ITU. )

Nas : Yes 11:10-16

Hari-hari terakhir dari kerajaan Mesias akan didahului oleh berkumpulnya kembali orang Yahudi yang menerima Yesus Kristus sebagai Mesias. Pemulihan Israel dan Yehuda ini akan mencakup:

  1. (1) kaum sisa setia yang masih ada (ayat Yes 11:11-12; bd. Ul 30:3-5; Yer 31:1,8,10; Yeh 39:22,28);
  2. (2) umat itu berkumpul di sekitar Mesias (Yes 11:10,12; Yer 23:5-8; Yeh 37:21-25);
  3. (3) Israel disucikan secara menyeluruh (Ul 30:3-6; Yer 32:37-41; Yeh 11:17-20);
  4. (4) berkat dan kemakmuran di negeri (Yer 31:8,10,12-13,28; Yer 32:37-41; Yeh 28:25-26; 39:25-29; Am 9:11-15);
  5. (5) berkat untuk semua orang, Yahudi dan bukan Yahudi (ayat Yes 11:12; 55:3-5; 60:1-5,10-14; Yer 16:15,19-21; Za 2:10-12; Mi 4:1-4);
  6. (6) hukuman atas orang fasik (ayat Yes 11:14-16; Yer 25:29-33; Yoel 3:1-2,12-14); dan
  7. (7) pemulihan akhir "pada hari-hari terakhir" (Hos 3:4-5;

    lihat cat. --> Rom 11:26;

    [atau ref. Rom 11:26]

    lihat art. ISRAEL DALAM RENCANA KESELAMATAN ALLAH).

(0.18048885) (Mat 24:14) (full: INJIL KERAJAAN ... KESUDAHANNYA. )

Nas : Mat 24:14

Kesudahan zaman ini baru tiba setelah "Injil Kerajaan" telah diberitakan secukupnya di seluruh dunia.

  1. 1) Yang dimaksud dengan "Injil Kerajaan" ini ialah Injil rasuli yang diberitakan dalam kuasa dan kebenaran Roh Kudus dan disertai tanda-tanda utama Injil itu

    (lihat art. KERAJAAN ALLAH).

  2. 2) Hanya Allah yang mengetahui apabila tugas ini telah dilaksanakan sesuai dengan maksud-Nya. Tugas orang percaya ialah dengan setia dan terus-menerus memberitakan Injil kepada "semua bangsa" hingga Tuhan kembali untuk membawa gereja-Nya ke sorga

    (lihat cat. --> Mat 28:19;

    lihat cat. --> Mat 28:20;

    lihat cat. --> Yoh 14:3 dan

    lihat cat. --> 1Tes 4:13).

    [atau ref. Mat 28:19-20; Yoh 14:3; 1Tes 4:13]

  3. 3) Banyak penafsir beranggapan bahwa istilah "kesudahan" menunjuk kepada saat "orang yang mati di dalam Kristus akan bangkit" dan mereka yang setia akan bertemu dengan Tuhan di awan-awan (1Tes 4:16-17;

    lihat art. KEANGKATAN GEREJA).

    Kristus lebih merinci hal-hal mengenai kedatangan-Nya yang tak terduga untuk menjemput jemaat yang setia dalam ayat Mat 24:37-44.
(0.18048885) (1Ptr 2:5) (full: IMAMAT KUDUS. )

Nas : 1Pet 2:5

Dalam PL keimaman terbatas pada suatu golongan minoritas tertentu. Kegiatan mereka yang khusus ialah mempersembahkan kurban kepada Allah, mewakili umat-Nya dan berbicara langsung dengan Allah (Kel 28:1; 2Taw 29:11). Kini melalui Yesus Kristus, setiap orang Kristen sudah menjadi imam di hadapan Allah (Wahy 1:6; 5:10; 20:6). Keimaman semua orang percaya berarti sebagai berikut:

  1. 1) Semua orang percaya boleh langsung menghadap Allah melalui Kristus (1Pet 3:18; Yoh 14:6; Ef 2:18).
  2. 2) Semua orang percaya berkewajiban untuk hidup kudus (ayat 1Pet 2:5,9; 1:14-17).
  3. 3) Semua orang percaya harus mempersembahkan "persembahan rohani:" kepada Allah, termasuk:
    1. (a) hidup dalam ketaatan kepada Allah dan jangan menjadi serupa dengan dunia (Rom 12:1-2);
    2. (b) berdoa kepada Allah dan memuji Dia (Mazm 50:14; Ibr 13:15;

      lihat art. PUJIAN);

    3. (c) melayani dengan sepenuh hati dan pikiran (1Taw 28:9; Ef 5:1-2; Fili 2:17);
    4. (d) melakukan perbuatan baik (Ibr 13:16);
    5. (e) memberi dari harta milik (Rom 12:13; Fili 4:18); dan
    6. (f) mempersembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai senjata kebenaran (Rom 6:13,19).
  4. 4) Semua orang percaya harus bersyafaat dan saling mendoakan serta berdoa untuk semua orang (Kol 4:12; 1Tim 2:1; Wahy 8:3; bd.

    lihat art. DOA SYAFAAT).

  5. 5) Semua orang percaya harus memberitakan Firman Allah dan mendoakan keberhasilannya (ayat 1Pet 2:9; 3:15; Kis 4:31; 1Kor 14:26; 2Tes 3:1).
  6. 6) Semua orang percaya dapat memimpin baptisan air dan Perjamuan Kudus (Mat 28:19; Luk 22:19).
(0.18048885) (Pkh 7:8) (jerusalem) Bagian ini berbicara tentang pembalasan. Hukum Taurat sudah merumuskan prinsip pembalasan kolektip: kalau umat Israel setia pada Allah, maka ia menjadi bahagia; kalau tidak setia, umat didatangi kemalangan, bdk Ula 7:12 dst; Ula 11:26-28; 28:1-68; Ima 26. Prinsip kolektip itu oleh para berhikmat dialihkan kepada nasib masing-masing orang secara perorangan. Allah membalas setiap orang sesuai dengan perbuatan-perbuatannya, Maz 62:12+. Mereka menyimpulkan bahwa nasib manusia di dunia sini sesuai dengan kelakuannya, baik atau buruk. Kalau dikatakan bahwa kesimpulan itu tidak sesuai dengan pengalaman, maka para berhikmat menjawab: Kebahagiaan dan kesejahteraan orang fasik hanya semu saja, sedangkan kemalangan orang benar hanya sebentar. Penderitaan ini a.l. terungkap dalam Maz 37 dan dianut oleh ketiga sahabat Ayub. Pengkhotbah tidak menyetujui ajaran itu. Jawaban tradisionil atas masalah kesejahteraan orang fasik, Pengk 7:8, ditanggapi dengan keraguan, Pengk 7:9-12. Sebaik-baiknya orang menerima saja nasib seada-adanya tanpa mau menjelaskannya Pengk 7:13-15. Kalau bahkan hidup dan mati terbagi-bagi dengan kurang tepat, Pengk 7:15, maka tidak ada gunanya berdaya-upaya melampaui batas, Pengk 7:16-18. Nama baikpun tidak berdasar, Pengk 7:19-22. Kenyataan tidak dapat dipahami dan merupakan sebuah rahasia tak terselami, Pengk 7:23 dst (Pengk 7:26-28 adalah sebuah sisipan yang mengungkapkan rasa curiga terhadap perempuan). Orang tidak dapat meluputkan diri dari nasibnya (raja juga tidak terluput)Pengk 8:1-9. Dan mini membuat manusia merasa jemu, Pengk 8:10-14. Maka kesimpulannya: nikmatilah hidup sedapat-dapatnya, Pengk 8:15; bdk Pengk 2:24+.
(0.18048885) (Hos 2:18) (jerusalem: dengan tenteram) Pemulihan di zaman Mesias mencakup keadilan dan kebenaran, Hos 2:18-19. Sebaliknya Allah tinggal di tengah-tengah umatNya dan melimpahkannya dengan berkatNya, Ima 26:3-13; Ula 28:1-14. Hujan akan turun pada waktunya dan tanah menghasilkan hasil bumi yang bertumpah ruah. Hos 2:21-22; 14:8-9; Ams 9:13; Yer 31:12,14; Yeh 34:26-27,29; 36:29-30; Yes 30:23-26; 49:10; Yoe 2:19,22-24; 3:18; Zak 8:12. Tidak lagi orang kuatir kalau-kalau orang lain datang merampasnya, Ams 9:15; Yes 65:21-23; bdk Ula 28:30-33, sebab umat Israel tidak lagi akan diserbu oleh musuh, Mik 5:4; Yes 32:17-18; Yoe 2:20; Yer 46:27; bdk Yer 4:5-6. (dijelaskan dalam Yer 25:4-5). Allah mengikat suatu perjanjian dengan binatang-binatang buas, Hos 2:17; Yeh 34:25,28. Damai sejahtera akan merangkum segala bangsa, Yes 2:4= Mik 4:3; bdk Yes 11:6-8+; Yes 65:25, di bawah pemerintahan Raja-Mesias, Yes 9:5-6; Zak 9:10. Sukacita mengganti penderitaan dan air mata, Yes 65:18-19; Yer 31:13; Bar 4:23,29; bdk Wah 21:4, dan kematian akan hilang lenyap, Yes 25:7-8.
(0.18048885) (Mat 8:29) (jerusalem: sebelum waktunya) Dengan menantikan penghakimannya kelak setan-setan mempunyai kebebasan terbatas untuk bekerja di dunia, Wah 9:5, terutama dengan merasuki orang, Mat 12:43-45+. Keadaan orang semacam itu sering disertai penyakit. Penyakit itu sendiri sebagai akibat dosa merupakan sebuah tanda kekuasaan setan yang lain, Luk 13:16. Maka pengusiran-pengusiran setan yang diceritakan Injil-injil kadang-kadang hanya pengusiran saja, bdk Mat 15:21-28 dsj; Mar 1:23-28 dsj; Luk 8:2, tetapi kerap berupa penyembuhan orang sakit juga, Mat 9:32-34; Mat 12:22-24 dsj; Mat 17:14-18 dsj; Luk 13:10-17. Dengan kekuasaanNya atas roh-roh jahat Yesus menghancurkan kekuasaan iblis, Mat 12:28 dsj; Luk 10:17-19; bdk Luk 4:6; Yoh 12:31+, dan memulai pemerintahan Mesias, yang janjinya yang khas ialah janji Roh Kudus, Yes 11:2; Yoe 3:1 dst. Manusia tidak mau mengerti hal itu, Mat 12:24-32, tetapi setan-setan baik-baik memahami duduknya perkara, Mat 9:29; Mar 1:24 dsj; Mar 3:11 dsj; Luk 4:41; Kis 16:16; Kis 19:15. Kekuasaan mengusir setan oleh Yesus diberikan juga kepada murid-muridNya bersama dengan kekuasaan menyembuhkan orang sakit, Mat 10:1 dsj; oleh karena kekuasaan terakhir ini bersangkutan dengan yang pertama, Mat 8:3+; Mat 4:24; Mat 8:16 dsj; Luk 13:32.
(0.18048885) (1Taw 29:20) (sh: Pemerintahan bagi Allah (Rabu, 27 Februari 2002))
Pemerintahan bagi Allah

Pemerintahan bagi Allah. Daud tidak hanya memuji Allah sendirian, namun mengajak semua jemaat (ayat 20). Di sini ditunjukkan pentingnya ibadah kepada Allah dalam komunitas pascapembuangan, sekaligus hubungan yang erat antara raja dengan ibadah Bait Suci.

Pada hari berikutnya, semua orang berkumpul untuk mengangkat Salomo menjadi raja (ayat 21-25). Pertama, ditunjukkan proses persiapan penahbisan Salomo (ayat 21-22a). Rakyat mempersembahkan berbagai macam kurban (ayat 21). Untuk menekankan kesatuan, dinyatakan bahwa tindakan ini dilakukan demi seluruh Israel (ayat 21). Sebagaimana Daud didukung oleh seluruh rakyat, penahbisan Salomo pun demikian. Selain persembahan kurban, dilakukan pula pesta dengan sukacita karena seorang raja akan diangkat dan persiapan pembangunan Bait Suci sudah lengkap.

Kedua, Salomo diangkat sebagai raja (ayat 22b-25). Zadok, yang mengurapi Salomo, dinyatakan sebagai imam untuk kerajaan Daud. Status Zadok amat penting karena nantinya Yosua, seorang keturunan Zadok, bersama-sama Zerubabel, seorang keturunan Daud, akan membangun kembali Bait Suci pada periode awal pascapembuangan. Salomo akhirnya naik takhta. Ia makmur (ayat 23) dan ditinggikan (ayat 25), menunjukkan bahwa Allah begitu memberkatinya dan menyetujui pengangkatannya. Ia juga adalah raja Israel yang paling memiliki keagungan kerajaan (lih. 2Taw. 1:12).

Di atas semuanya ini, kualitas pemerintahan Salomo dinyatakan. Setiap orang Israel tunduk pada pemerintahannya (ayat 23) dan meninggikan dia (ayat 25). Demikian pula, semua anak buah Daud mendukung pemerintahan yang baru ini, menunjukkan adanya kesinambungan antara pemerintahan Daud dan Salomo. Kerajaan Salomo sama idealnya dengan kerajaan Daud, dan akan menjadi model pula bagi komunitas pascapembuangan. Sebagai penutup, penulis Tawarikh merangkumkan pemerintahan Daud (ayat 26-28a), mencatat pengganti Daud (ayat 28b), dan menunjukkan catatan-catatan pendukung lainnya (ayat 29-30). Di sini ditunjukkan lagi kemuliaan Daud yang berumur panjang dan memiliki kemuliaan yang besar (ayat 28). Komunitas pascapembuangan meneladani model kerajaan Daud dalam pemulihannya.

Renungkan: Ketika Anda memerintah kehidupan Anda sendiri atau memerintah orang lain, biarlah Allah yang menjadi pemerintah Anda!

(0.18048885) (Yeh 22:17) (sh: Runtuhnya sebuah komunitas (Minggu, 9 September 2001))
Runtuhnya sebuah komunitas

Runtuhnya sebuah komunitas. Setelah Allah membeberkan tingkah laku umat-Nya seperti karat logam (ayat 18) yang layak dimasukkan ke dalam peleburan, maka kini Tuhan merujuk kepada cacat cela para pemimpinnya. Imam-imam sebagai pemimpin rohani umat itu memakai jabatan mereka untuk keuntungan pribadi serta menyerahkan diri kepada pemuasan nafsu dosa (ayat 25-27). Dari para imam, pemuka, sampai kepada nabi- nabinya tidak ada seorang pun yang berlaku benar. Sebagai akibat dari pengapuran oleh nabi-nabi, umat itu tidak lagi takut akan Allah atau hukuman-Nya, mereka justru tetap berkanjang di dalam rawa dosa (ayat 28-29).

Di zaman kita ada hamba Tuhan yang menghibur jemaat dalam dosa mereka dengan argumentasi bahwa: [1] semua orang berdosa; [2] kita hidup di dalam arus zaman yang penuh dosa, sehingga mustahil kita luput dari perbuatan dosa; [3] kita hanya manusia lemah yang tak sanggup menuruti kriteria kekudusan Allah; [4] Allah mengasihi kita sebagaimana adanya kita; [5] Allah memaklumi kedagingan kita yang lemah.

Ketidakbenaran melanda para pemimpin (ayat 25-28) dan umat-Nya (ayat 29), sehingga Allah tidak menemukan seorang pun yang akan berusaha menuntun umat-Nya kepada pertobatan. Adalah tragedi yang memilukan, apabila ada gereja yang begitu dikuasai oleh dosa, sehingga Allah tidak dapat menemukan seorang pun di dalam jemaat itu yang hidup benar.

Renungkan: Kebenaran firman-Nya hari ini mengingatkan para pemimpin agar tidak terlena dengan pandangan zaman kini bahwa dosa itu wajar, dapat dimaklumi, dan dilakukan oleh semua orang. Menganggap bahwa prinsip hidup kudus telah usang berakibat hancurnya sebuah komunitas.

Bacaan untuk Minggu ke-14 sesudah Pentakosta

Yosua 24:14-18

Efesus 5:21-33

Yohanes 6:60-69

Mazmur 34:15-22

Lagu: Kidung Jemaat 28

PA 1 Yehezkiel 18

Pembuangan yang dialami oleh bangsa Israel memang bukan akibat dosa satu generasi bangsa Israel, namun akibat dari ketidaktaatan mereka dari generasi ke generasi (ayat 2Raj. 21:15). Oleh sebab itu mereka yang mengalami pembuangan mempertanyakan keadilan Allah dengan mengutip sindiran yang sangat lazim di kalangan mereka (Yer. 31:29). Apakah benar Allah tidak adil? Apakah benar mereka tidak sepantasnya menerima hukuman ini?

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Sindiran apa yang diucapkan oleh bangsa Israel (ayat 2)? Pemahaman apa yang mereka miliki tentang pembuangan yang mereka alami sehingga mereka mengeluarkan sindiran seperti itu? Kebenaran apa yang ditekankan oleh Allah dalam meresponi sindiran mereka (ayat 3-5)?

2. Ada 3 ilustrasi yang digunakan Allah untuk memperjelas kebenaran yang ditekankan-Nya. Persamaan apa yang ada dalam masing-masing ilustrasi (ayat 5-9, 10-13, 14-18)? Inti kebenaran apa yang ingin diungkapkan oleh ketiga ilustrasi tersebut (ayat 19-20)? Mengapa Allah mampu melakukan hal itu (ayat 4)? Bagaimanakah karakter Allah diungkapkan dalam kasus ini?

3. Apakah kebenaran di atas memanifestasikan bahwa Allah adalah Allah yang senang melihat kematian orang fasik (ayat 21-23)? Jelaskan! Bagaimanakah Anda melihat penghukuman yang akan diterima oleh manusia dengan pilihan yang dapat ia buat (ayat 21-24)? Bagaimanakah pendapat Anda tentang respons bangsa Israel yang menyalahkan Allah (ayat 25-29)?

4. Apakah penghukuman yang dialami oleh bangsa Israel merupakan akhir dari kehidupan mereka (ayat 30-32)? Apa yang Anda pahami tentang Allah, berdasarkan ketegasan-Nya dalam menghukum dosa manusia dan kemurahan hati-Nya yang senantiasa mengundang umat-Nya untuk bertobat?

5. Berdasarkan kebenaran di atas tentang tanggung jawab individu, seberapa pentingkah pendidikan agama kristen dalam keluarga? Jelaskan! Apa yang dapat Anda lakukan untuk menyelenggarakan pendidikan agama kristen di keluarga, gereja, maupun masyarakat?

(0.178637625) (Kej 22:13) (ende)

Maksud tjerita ini adalah djuga: mendjelaskan bahwa Tuhan berhak atas anak sulung, baik manusia maupun binatang (Kel 22:28,29), akan tetapi tidak menghendaki pengorbanan kanak-kanak. Anak jang sulung harus ditebus dengan korban binatang (Kel 13:13; 34:19,20). Lihat Luk 2:23-24.

Djadi disini tertjantum suatu peringatan: melarang kebiasaan kafir mengorbankan kanak-kanak, seperti kemudian djuga terdjadi dalam kalangan umat Israel (2Ra 16:3; 21:6; 23:10; Yer 7:31; 19:5; Yeh 16:20; 20:31).

(0.178637625) (Kel 11:5) (ende)

Semua anak sulung mendjadi milik Jahwe (Kel 13:1; 22:28). Namun anak-anak itu tidak boleh dibunuh, melainkan harus ditebus kembali (Kel 13:13). Kini Jahwe menuntut hakNja dari rakjat Mesir djuga. Karena mereka sendiri tidak rela menanti Kehendak Jahwe, maka dalam pengorbanan anak-anak sulung mereka akan terbukti dengan tjara jang njata, bahwa mereka benar-benar tergantung pada Jahwe. Demikianlah achirnya mereka walaupun terpaksa, akan mengakui kekuasaan Jahwe, serta menjerah kepada firmanNja, membebaskan bangsaNja terpilih.

(0.178637625) (Kel 24:12) (ende)

Ini suatu tradisi jang berlainan dengan aj. 9 (Kel 24:9) jang menjebutkan bahwa Musa telah mendaki gunung. Ketika itu dokumen-dokumen penting dipahat dalam batu, misalnja di Mesopotamia (Kitab hukum Hammurabi) dan di Mesir.

Hukum dianugerahkan atas nama Tuhan. Tradisi merumuskan ini setjara konkrit: Tuhan sendiri memberikan loh batu kepada Musa, memuat Hukum (lihat Kel 31:18; 32:16; 34:1 dsl.). Hukum mentjantum kesepuluh perintah (Ula 4:13; 5:22). Sebelum tuhan menulis firman-firmanNja menggunakan Musa, seperti Ia bersabda pula dengan perantaraannja (lihat aj. 4 (Kel 24:4) dan Kel 34:28).



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.12 detik
dipersembahkan oleh YLSA