Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 581 - 600 dari 734 ayat untuk Harta milik (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.05) (Ams 21:6) (sh: Masa depan ditentukan hari ini (Selasa, 24 Oktober 2000))
Masa depan ditentukan hari ini

Masa 5 atau 10 tahun mendatang tidaklah terjadi begitu saja. Kemiskinan sekarang mungkin akibat kemalasan tahun-tahun sebelumnya. Kesuksesan masa depan tak terlepas dari perjuangan hari demi hari. Walaupun mungkin ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya di luar kemampuan manusia, misalnya kegagalan bisnis di tengah tangga sukses atau kemiskinan nasional akibat bencana alam, dll. Namun demikian, perjuangan kini demi masa depan tak pernah sia-sia.

Orang yang suka bersenang-senang dan menikmati mabuk anggur akan hidup berkekurangan. Mereka tidak tahu bagaimana memanfaatkan lumbung kekayaannya, mereka justru memboroskan hartanya seolah hidup hanya untuk hari ini. Namun ada juga orang yang sangat kuatir akan masa depannya, sehingga menimbun banyak harta bagi dirinya sendiri seolah hidupnya masih 1000 tahun lagi. Bagaimana sikap hidup orang bijak? Orang bijak mempersiapkan masa depannya dengan sebaik-baiknya, sehingga harta yang indah dan minyak ada dalam kediamannya (20). Mereka tidak semata mendapatkannya dengan mudah, tetapi mereka memenangkan perjuangan yang sesulit apa pun dengan sikap bijak. Mereka dapat memanjat kota pahlawan-pahlawan dan merobohkan benteng yang mereka percayai (22), karena mereka mempertimbangkan secara bijaksana dan berani mempertaruhkan hidupnya demi masa depannya. Kota pahlawan-pahlawan dan benteng menggambarkan adanya perjuangan berat untuk memperolehnya.

Adakah orang yang bijak karena hikmatnya sendiri? Penulis Amsal mengatakan bahwa tidak ada hikmat dan pengertian yang dapat menandingi Tuhan (30), artinya Tuhanlah sumber hikmat dan pengertian. Orang akan menjadi bijak bila ia mengakui bahwa bukan karena kepandaiannya ia menjadi orang bijak, tetapi karena Tuhan yang Maha bijaksana. Dengan kesadaran ini, ia tidak akan pernah berlaku angkuh atau menyia-nyiakan hikmat dan pengertian Tuhan, sebaliknya dengan penaklukan diri mau hidup dipimpin hikmat Tuhan.

Renungkan: Banyak orang kaya dan sukses, tetapi sedikit orang yang kaya atau sukses karena hikmat dan pengertian dari Tuhan, sehingga dapat menggunakan harta indah yang dimilikinya dengan bijaksana. Jadilah bijak agar masa depan Anda penuh pengharapan di dalam Tuhan!

(0.05) (Mat 5:1) (sh: Bahagia sejati (Minggu, 2 Januari 2005))
Bahagia sejati

Kebahagiaan biasanya diidentikkan dengan segala sesuatu yang membuat hati kita senang. Misalnya segala sesuatu yang kita miliki. Namun, berbeda sekali dengan arti dan ukuran kebahagiaan yang Yesus utarakan ini. Yesus mengaitkan kebahagiaan dengan mutu manusianya.

Menurut Yesus, kebahagiaan sejati adalah pemberian Allah kepada mereka yang memiliki sikap hidup yang benar, yaitu mereka yang tidak mengikatkan diri pada harta duniawi (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">3), karena mereka justru akan memiliki harta surgawi. Orang yang berduka cita oleh sebab di dunia ini tidak memiliki apa-apa justru akan berbahagia oleh penghiburan surgawi (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">4). Orang yang lemah lembut, tidak pernah membela hak sendiri, merekalah yang mewarisi bumi (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">5). Orang yang lapar dan haus akan kebenaran serta mencari harta surgawi, pasti dipuaskan (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">6). Orang yang murah hati, membagi-bagikan bukan mengumpulkan justru akan menikmati kelimpahan (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">7). Orang yang suci hatinya, yang menujukan fokus hidupnya pada Allah dan bukan pada dunia adalah orang-orang yang akan melihat dan menikmati Allah (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">8). Sedangkan mereka yang membawa damai dan menebarkan kasih Allah, akan disebut anak-anak Allah (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">9). Akhirnya, mereka yang menderita oleh karena nama Allah, Allah sendiri yang akan melimpahi sukacita kekal (ayat Harta+milik&tab=notes" ver="">10-12).

Inginkah Anda berbahagia? Kebahagiaan diawali dengan pertobatan yang dilanjutkan dengan hidup yang memiliki orientasi untuk menyenangkan hati Allah. Semakin dekat Dia, semakin kita mirip Dia dan sifat-sifat-Nya yakni lemah lembut bukan keras hati, lapar dan haus akan kebenaran bukannya kecemaran, murah hati bukannya kikir atau tamak. Itulah jalan bahagia, jalan penuh tuntutan harga yang harus dibayar namun juga jalan hidup sepenuhnya dalam pembentukan Tuhan. Karena itu mari kita belajar hidup bukan untuk diri sendiri saja melainkan untuk Allah.

Renungkan: Kebahagiaan sejati hanya dapat dinikmati orang-orang yang memfokuskan hidupnya kepada Allah.

(0.05) (Mat 6:22) (ende: Tubuhmu)

Ajat ini sangat kabur dalam bahasa kiasannja. Keadaan "tubuh" disini sudah harus dianggap sebagai ibarat keadaan batin. Kalau "mata-batin" jaitu minat hati mengarah Allah dan harta surgawi, maka mata itu, dan seluruh batin, diterangi dengan tjahaja Ilahi. Tetapi kalau mata batin keruh atau buta oleh tjita-tjita djasmani dan duniawi, maka manusia jang demikian tidak dapat melihat atau mengerti nilai-nilai rohani dan atas kodrati. Mereka seolah-olah meraba-raba dalam gelap, tak bertudjuan pasti dan sebab itu tidak mungkin mentjapai bahagia sedjati.

(0.05) (Luk 3:23) (ende)

Silsilah ini berbeda dengan silsilah Mat 1:1-16. Lukas naik sampai pada Adam, tentu untuk menundjuk, bahwa Jesus dilahirkan sebagai bersaudara dengan seluruh umat manusia.

Dimana keturunan atau nama-nama tidak tjotjok dengan Mt. hendaklah diperhatikan, bahwa dalam menjusun silsilahnja orang Jahudi tidak selalu membedakan bapak-kandung dan bapak-angkat, seperti lazim dalam masjarakat kita djuga. Menurut hukum Jahudi misalnja, kalau seorang suami meninggal tidak berputera, adiknja harus mengambil djanda kakak jang telah meninggal dan mendjadi ahli waris segala hak dan harta benda kakak itu.

(0.05) (Rm 8:29) (ende: Dikenal oleh Allah)

Ungkapan ini dalam bahasa Kitab Kudus selalu mengandung arti "ditjintai oleh Allah".

(0.05) (Kej 25:5) (full: ABRAHAM MEMBERIKAN SEGALA HARTA MILIKNYA KEPADA ISHAK. )

Nas : Kej 25:5

Tindakan Abraham yang terakhir adalah memastikan bahwa janji perjanjian Allah akan disampaikan kepada Ishak. Perhatian dan tindakannya menjadi teladan bagi semua kepala keluarga dan pemimpin gereja, yang harus mengarahkan seluruh kemampuan mereka untuk memastikan bahwa seluruh realitas persekutuan orang percaya dengan Allah di dalam kebenaran, kemurnian, kuasa, dan berkat disalurkan kepada angkatan berikutnya. Membiarkan umat Allah secara perlahan hanyut ke dalam keduniawian dan makin menjauh dari jalan Allah merupakan puncak kegagalan kepemimpinan rohani (lih. Ef 4:11-13;

lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA)

(0.05) (Kej 36:6) (full: ESAU ... HARTA BENDANYA. )

Nas : Kej 36:6-7

Dalam banyak hal Esau makmur secara materiel, tetapi ia tidak makmur secara rohani. Ciri hidupnya ialah pandangan yang rendah terhadap hal-hal rohani (Kej 25:34; 26:34-35; 36:2). Oleh karena itu, bangsa yang didirikan olehnya (Edom) fasik dan menjadi obyek khusus murka Allah (lih. Yes 11:14; Am 9:12; Ob 1:1-4).

(0.05) (1Raj 14:26) (full: MERAMPAS BARANG-BARANG PERBENDAHARAAN RUMAH TUHAN. )

Nas : 1Raj 14:26

Allah mengizinkan Sisak, raja Mesir, menyerang rumah Tuhan dan merampas harta yang ada di dalamnya. Bait Suci, tempat Allah telah menyatakan kemuliaan-Nya sepanjang awal pemerintahan Salomo (1Raj 8:11), kini menjadi tempat yang memalukan hanya lima tahun sesudah Salomo wafat, karena umat Allah telah menolak jalan-jalan-Nya yang benar.

(0.05) (Ams 11:24) (full: MENYEBAR HARTA, TETAPI BERTAMBAH KAYA. )

Nas : Ams 11:24-25

Allah berjanji bahwa orang yang banyak memberi akan menerima kembali lebih daripada yang diberinya. Tuhan memberkati orang yang baik hati dan bermurah hati, apakah itu pemberian uang atau diri sendiri. PB mengajarkan bahwa kita adalah pengawas karunia-karunia Allah dan harus memakainya demi kepentingan-Nya dan demi orang yang membutuhkan pertolongan (Mat 25:26-27;

lihat cat. --> 2Kor 8:2;

lihat cat. --> 2Kor 9:8).

[atau ref. 2Kor 8:2; 9:8]

(0.05) (Yes 39:6) (full: AKAN DIANGKUT KE BABEL. )

Nas : Yes 39:6

Ketika tentara Babel menaklukkan Yerusalem, mereka akan mengangkut penduduk dan hartanya ke negeri mereka sendiri (bd. Yes 14:3-4). Pada hakikatnya, penyebab pembuangan ke Babel bukanlah kebodohan Hizkia ketika menunjukkan harta bait Allah, tetapi dosa-dosa umat itu dan khususnya putra Hizkia, Manasye (bd. pasal 2Raj 21:1-26). Setelah kematian Hizkia bangsa itu membangun kembali pusat-pusat penyembahan berhala (lih. 2Taw 33:11; 36:18, untuk penggenapan nubuat ini).

(0.05) (Yer 28:1) (full: NABI HANANYA. )

Nas : Yer 28:1

Hananya, yang menentang berita Yeremia tentang malapetaka, menjadi seorang nabi palsu yang meramalkan kekalahan Babel dan kembalinya orang buangan dan harta Bait Suci dalam waktu dua tahun. Pemimpin agama yang palsu sering mengatakan bahwa berkat Allah akan dicurahkan tanpa syarat, tanpa perlu bertobat atau hidup kudus; berita semacam ini memiliki daya tarik bagi orang banyak.

(0.05) (Yeh 27:1) (full: RATAPAN MENGENAI TIRUS. )

Nas : Yeh 27:1-36

Tirus mempunyai armada kapal dagang yang besar; pasal ini melukiskan Tirus sebagai kapal yang besar dan indah yang membawa barang dagangan dan harta kepada banyak bangsa. Namun Allah di dalam hukuman-Nya akan merusak kapal itu menjadi berkeping-keping, dan banyak orang akan meratapi kebinasaanya. Bandingkan pasal ini dengan pasal Wahy 18:1-24, di mana Allah membinasakan pusat perdagangan dunia

(lihat cat. --> Wahy 18:2;

lihat cat. --> Wahy 18:4;

lihat cat. --> Wahy 18:7;

lihat cat. --> Wahy 18:9).

[atau ref. Wahy 18:2-9]

(0.05) (Mat 11:11) (full: SEORANG YANG LEBIH BESAR. )

Nas : Mat 11:11

Pernyataan ini dapat berarti bahwa hak istimewa orang yang terkecil dari umat perjanjian yang baru masih lebih besar daripada Yohanes Pembaptis

(lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

Umat perjanjian baru memiliki harta penyataan yang lebih besar lagi yang diberikan oleh Allah (bd. Mat 13:16-17) dan akan mengalami berbagai mukjizat yang lebih besar lagi (Mat 11:5), menyaksikan kematian dan kebangkitan Kristus, serta menerima pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis 2:4).

(0.05) (Luk 12:34) (full: HARTAMU ... HATIMU. )

Nas : Luk 12:34

Hati seseorang (yaitu perasaan, pikiran, keinginan, nilai-nilai, kehendak dan keputusan;

lihat art. HATI)

terpikat oleh perkara yang terpenting baginya.

  1. 1) Jika saudara menghargai perkara duniawi, maka hati saudara akan diperbudak olehnya.
  2. 2) Jika Kerajaan Allah, perkara sorgawi, Firman-Nya, kehadiran-Nya, kekudusan-Nya, dan hubungan dengan-Nya merupakan harta saudara, maka hatimu akan tertarik kepada perkara Kerajaan-Nya dan hidupmu akan diarahkan ke sorga, sambil menantikan kedatangan Tuhan kembali (ayat Luk 12:35-40).
(0.05) (Ibr 13:5) (full: JANGANLAH KAMU MENJADI HAMBA UANG. )

Nas : Ibr 13:5

Perhatikan bahwa nasihat ini muncul setelah peringatan mengenai kedursilaan (ayat Ibr 13:4). Keserakahan dan kedursilaan terkait sangat erat dalam PB (1Kor 5:11; 6:9-10; Ef 5:3; Kol 3:5). Terlalu sering cinta akan kelimpahan harta dan kemewahan serta keinginan yang tak henti-hentinya akan kekayaan membuka peluang untuk terjerumus dalam dosa-dosa seksual (lih. 1Tim 6:6-10).

(0.05) (Mzm 62:1) (jerusalem: Perasaan tenang dekat Allah) Sajak ini berupa renungan seorang berhikmat yang penuh kepercayaan pada Allah, Maz 62:2-3,6-8, tetapi dianiaya orang munafik dan curang, Maz 62:4-5. Ia mengingatkan betapa rapuh dan fana manusia, Maz 62:10, dan harta benda yang tidak adil, Maz 62:11, sehingga dua-duanya tidak dapat menjadi andalan manusia. Satu-satunya andalan ialah Tuhan, Hakim yang adil, Maz 62:9,12-13. Maz 62:2 berupa ulangan, Ula 6.
(0.05) (Yer 49:1) (sh: Tidak ada perlindungan dalam kekayaan (Rabu, 23 Mei 2001))
Tidak ada perlindungan dalam kekayaan

Bani Amon bergantung sepenuhnya kepada harta kekayaan yang dimiliki sehingga mereka berani sesumbar ‘Siapa berani datang menyerang aku’ (4). Mereka telah mendewakan kekayaan mereka dan mengangkatnya bagai perlindungan yang kokoh. Sungguh suatu sikap yang sangat berbahaya karena dapat berakibat fatal bagi bangsa Amon sendiri.

Mereka harus menelan pil pahit ketika melihat kenyataan bahwa pelindung mereka – harta dan kekayaan – menjadi tidak berdaya dan dapat lenyap dalam sekejap. Pil yang lebih pahit harus mereka telan karena kehancuran yang melanda bukan dimulai dari daerah pinggiran menuju pusat negara maupun langsung dari ibu kota negara Amon yaitu Raba kemudian diikuti daerah-daerah lainnya. Ibu kota negara yang tentunya mempunyai segala harta dan kekayaan yang jauh lebih banyak namun hancur terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan kota-kota taklukan bani Amon akan kembali kepada pemiliknya (1, 2). Seperti yang terjadi dalam bani Moab, ketika kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat runtuh maka kehidupan agama bani Amon juga runtuh (3).

Sebelum dihancurkan oleh Allah, bani Amon pasti mempunyai falsafah kehidupan demikian: asal ada uang maka masalah hilang. Karena itu ketika kekuasaan Babel mulai bangkit maka mereka mengadakan persekutuan dengan Tirus, Sidon, Moab, Edom, dan Yehuda (Harta+milik&tab=notes" ver="">27:2-3) untuk menghancurkan Babel. Bani Amon yakin bahwa penggabungan beberapa negara akan memperkuat pertahanan mereka karena akan melibatkan banyak kekuatan dan harta. Mereka tidak lagi menghiraukan peringatan yang disampaikan oleh Yeremia (Yer. 27:1-3). Apa hasilnya? Perhitungan matematis dan bisnis terjungkirbalik. Bani Amon hancur walaupun nantinya akan dipulihkan Allah lagi (5-6).

Renungkan: Di negara kita bukankah masih banyak orang menganut falsafah bani Amon? Uang memegang kendali untuk urusan apa pun mulai dari keluarga, sekolah, bisnis, pemerintahan, hingga kehidupan gereja kita. Prinsip yang dianut bukan lagi tidak ada yang mustahil bagi Allah namun tidak ada yang mustahil bagi uang. Kita pun mungkin secara tidak sadar menganut falsafah ini. Jika ya, berhati-hatilah karena uang adalah perlindungan yang keropos. Biarlah kita senantiasa berlindung kepada Allah.

(0.05) (Yak 5:1) (sh: Kaya harta tetapi miskin nurani (Senin, 11 Juni 2001))
Kaya harta tetapi miskin nurani

Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara si kaya dan si miskin bukanlah hal yang baru kita ketahui. Bahkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh si kaya seperti pemerasan, penindasan, pelecehan, dlsb. terhadap si miskin bukan rahasia lagi. Begitu pula respons orang miskin terhadap perlakuan yang mereka terima, merampok, membunuh, dlsb. sudah menjadi berita-berita yang setiap hari mewarnai hampir seluruh surat kabar. Bila hal ini sudah bukan rahasia lagi, pihak berwenang harus mengambil sikap untuk melakukan sesuatu. Seperti halnya Yakobus yang mengecam orang-orang kaya pada zaman itu. Ia tidak mengecam kekayaan mereka tetapi sikap mereka. Orang-orang kaya itu menjadi sombong, serakah, tidak jujur, dan memiliki kecenderungan untuk menindas orang- orang miskin, orang-orang yang mereka anggap rendah derajatnya. Mereka merasa dapat melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, termasuk keinginan tidak membayar upah kaum buruh yang bekerja pada mereka.

Kecaman Yakobus ini juga ditujukan pada orang-orang kaya di zaman ini. Harta dan kekuasaan membuat mereka merasa paling berhak melakukan apa saja sekehendak hati mereka tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Misalnya, upah buruh di bawah UMR (Upah Minimum Regional), bertindak semena-mena terhadap pembantu rumah tangga, membeli hukum, membayar aparat untuk membungkam kebenaran, dlsb. Orang-orang kaya itu tidak dapat dilawan, mereka memiliki harta, dan kuasa untuk mempertahankan diri. Sebaliknya orang-orang miskin, tidak dapat berbuat apa- apa selain hanya mengeluh. Untuk semua perbuatan ini Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa Allah sendirilah yang akan menghukum mereka. Sebab perbuatan mereka telah Allah lihat, jeritan orang-orang miskin yang mereka tindas didengar Allah (lih. Ams. 4:1-3). Sebenarnya, orang-orang seperti ini kaya materi tetapi miskin nurani. Mereka tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan kepentingan orang-orang di sekitar mereka. Seandainya mereka memiliki hati nurani, mungkin kesenjangan ekonomi, sosial, relasi dengan orang-orang miskin, sedikit demi sedikit akan terkikis.

Renungkan: Jadikan kami Kristen yang memiliki keprihatinan dan kepedulian bersama-Mu terhadap sesama.

(0.04) (Kel 19:5) (full: JIKA KAMU SUNGGUH-SUNGGUH MENDENGARKAN FIRMAN-KU )

Nas : Kel 19:5

(versi Inggris NIV -- sungguh-sungguh menaati Aku). Kesinambungan pemilihan Israel sebagai umat Allah tergantung pada ketaatan mereka kepada-Nya sebagai Tuhan; hal ini ditunjukkan oleh susunan "jika ... maka" dalam ayat ini. Allah mengharapkan agar ketaatan ini, yang begitu penting dalam mewujudkan maksud-maksud-Nya kelak bagi mereka (ayat Kel 19:5-6), akan terbit dari hati yang bersyukur yang menanggapi kasih dan perhatian-Nya yang secara khusus ditunjukkan dalam kelepasan mereka dari Mesir

(lihat cat. --> Kel 19:4 sebelumnya;

[atau ref. Kel 19:4]

lih. Ul 6:5). Demikian pula, prinsip ketaatan adalah unsur penting

dalam hubungan kita dengan Kristus di bawah perjanjian baru (lih. Yoh 8:31; 14:21; Rom 4:12; Ibr 3:7-19).



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA