Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 67 ayat untuk sesak hati AND book:[1 TO 39] AND book:20 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.81) (Ams 6:20) (sh: Godaan berzinah (Jumat, 30 Juli 1999))
Godaan berzinah

Amsal memaparkan sebuah realita kehidupan manusia yang mudah tergoda dalam dosa perzinahan, yang sering tidak berpikir panjang akan akibat-akibat yang dialaminya karena perbuatan tersebut. Daya tarik godaan seks sering meninabobokan manusia yang tidak berakal budi, yang hanya mencari kenikmatan lahiriah walaupun hanya bersifat sesaat.

Nikmat sesaat, malu selamanya! Akibat melakukan perbuatan zinah, secara fisik tubuhnya akan mengalami kerusakan, dan secara psikologis akan menjadi bahan cemoohan masyarakat; dan malunya pun tak akan terhapuskan. Betapa merugikan dosa perzinahan bagi orang yang melakukannya!

Sikap bertahan menghadapi godaan perzinahan. Sesungguhnya kita sendiri tidak akan mampu menghadapi/melawan godaan tersebut, karena kedagingan kita yang lemah. Lalu bagaimana caranya? Amsal menasihatkan agar kita memelihara hikmat dan menyimpannya dalam hati. Hikmat akan memimpin dan menjaga langkah kita serta melindungi dari godaan perzinahan. Betapapun dahsyat dan manisnya godaan di sekeliling kita, apabila hikmat yang memimpin pikiran dan hati kita, maka segala pikiran dan pertimbangan yang tak berakal budi, tidak akan mendominasi kehidupan kita.

(0.80) (Ams 1:2) (full: HIKMAT. )

Nas : Ams 1:2

Sebagaimana dipakai dalam kitab ini, hikmat artinya hidup dan berpikir sesuai dengan kebenaran, jalan, dan pola Allah. Hikmat artinya mendekati seluruh kehidupan dari sudut pandangan Allah, percaya bahwa segala sesuatu yang dikatakan Allah itu benar, dan merupakan satu-satunya standar hidup yang layak. Memperoleh hikmat jauh lebih baik daripada memiliki emas dan perak (Ams 3:13-14). Hikmat ini hanya datang kepada mereka yang mencarinya melalui hubungan yang benar dengan Allah (ayat Ams 1:7) dan mempelajari Firman-Nya dengan rajin (Ams 3:1-3). Kristus, yang oleh PB disebut puncak hikmat Allah (1Kor 1:30; Kol 2:2-3), mengajarkan bahwa kita memperoleh hikmat dengan tetap tinggal dalam firman-Nya, dengan membiarkan firman-Nya tetap tinggal di dalam diri kita (Yoh 15:7), dan dengan menyerahkan hati dan pikiran kita kepada Roh Kudus yang mendiami kita (Yoh 14:16-26).

(0.80) (Ams 1:10) (full: ANAKKU, JIKALAU ORANG BERDOSA HENDAK MEMBUJUK ENGKAU. )

Nas : Ams 1:10

Pada usia yang sangat muda dalam kehidupannya orang muda berhadapan dengan bujukan untuk berbuat dosa. Tekanan dari kawan sebaya akan menggoda mereka untuk bergabung dengan golongan mayoritas dan menikmati kesenangan-kesenangan berdosa. Orang muda dapat menolak godaan untuk berbalik dari Allah dan jalan-Nya dengan menggalang hubungan yang dekat dengan-Nya sebagai Tuhan mereka, dengan kesediaan berdiri sendiri, jika memang perlu, dalam komitmen mereka kepada jalan-jalan Allah yang benar (ayat Ams 1:15-16), dan dengan menyadari bahwa jalan kompromi dan kesenangan berdosa menuntun kepada sakit hati, kesukaran, malapetaka, dan kebinasaan (ayat Ams 1:27;

lihat cat. --> Mat 4:1-11).

[atau ref. Mat 4:1-11]

(0.80) (Ams 3:9) (full: MULIAKANLAH TUHAN DENGAN HARTAMU. )

Nas : Ams 3:9

Bangsa Israel mempersembahkan hasil panen pertama mereka kepada Tuhan sebagai pengakuan bahwa Dialah pemilik tanah itu (Im 23:10; Im 25:23; Bil 18:12-13). Kita juga jarus memberikan hasil pertama dari pendapatan kita kepada Allah supaya menghormati Dia sebagai Tuhan atas kehidupan dan harta milik kita. Maka Allah akan membuka jalan untuk mencurahkan berkat-Nya atas kita

(lihat cat. --> Mal 3:10;

lihat cat. --> 2Kor 9:6).

[atau ref. Mal 3:10; 2Kor 9:6]

"Siapa yang menghormati Aku akan Kuhormati" (1Sam 2:30) adalah janji Allah kepada semua orang yang dengan setia dan murah hati memberikan uang mereka.

(0.80) (Ams 9:8) (full: KECAMLAH ORANG BIJAK. )

Nas : Ams 9:8

Jikalau kita benar-benar orang bijak yang ingin menyenangkan Allah, kita akan menyambut teguran dan kritikan (Ams 27:6; 28:23). Nasihat dan teguran dari seorang sahabat, anggota keluarga atau pendeta termasuk cara-cara yang dipakai Allah untuk membentuk watak kita menurut kehendak-Nya yang kudus (lih. Yoh 16:8; Ef 5:11; 2Tim 4:2; Tit 2:15; Wahy 3:19). Jemaat yang dengan rendah hati dan taat menerima teguran dari seorang gembala yang penuh kasih akan sungguh-sungguh diberkati oleh Roh Kudus.

(0.80) (Ams 14:14) (full: ORANG YANG MURTAD )

Nas : Ams 14:14

(versi Inggris NIV -- tidak beriman). Orang murtad adalah mereka yang hatinya sudah berbalik dari Allah untuk menuruti jalan yang mementingkan diri sendiri

(lihat art. KEMURTADAN PRIBADI).

Orang semacam itu akan menuai buah keputusan mereka dalam bentuk sakit hati dan kesengsaraan (bd. Ams 1:31; 12:14; Gal 6:7); mereka yang tetap setia kepada Allah (yaitu, yang bijaksana, ayat Ams 14:15) akan menuai pahala-pahala kebenaran, baik di dalam hidup sekarang ini maupun di akhirat

(lihat cat. --> Wahy 2:7).

[atau ref. Wahy 2:7]

(0.80) (Ams 14:31) (full: SIAPA MENINDAS ORANG YANG LEMAH )

Nas : Ams 14:31

(versi Inggris NIV -- menindas orang miskin). Siapa saja yang menganiaya atau memeras orang miskin melukai hati Allah dan mencela Dia. Orang miskin juga diciptakan menurut gambar Allah (Kej 9:6) dan merupakan sasaran kemurahan dan perhatian-Nya yang khusus (Ul 15:11). PB menyatakan bahwa Injil harus diberitakan kepada orang miskin (Mat 11:5; Kis 4:13; Yak 2:5); perhatikan bahwa Yesus Kristus menyamakan diri-Nya dengan orang miskin (Luk 2:7; 2Kor 8:9; Fili 2:7).

(0.80) (Ams 21:1) (full: HATI RAJA ... DI DALAM TANGAN TUHAN. )

Nas : Ams 21:1

Ayat ini tidak berarti bahwa segala sesuatu yang dirindukan atau dilakukan seorang pemimpin nasional datang langsung dari Tuhan; pasti Allah bukan penyebab aneka kejahatan yang dilakukan para pemimpin (Yak 1:13-15). Sebaliknya, Allah mempunyai kekuasaan tertinggi atas semua pemimpin di dunia ini dan kadang-kadang berkenan mempengaruhi keputusan mereka sehingga menunjang maksud penebusan-Nya dalam sejarah (bd. Kel 10:1-2; Ezr 7:21; Yes 10:5-7; 45:1-6). PB mengajarkan bahwa doa umat Allah mempengaruhi Tuhan untuk mengarahkan keputusan para pemimpin sehingga lebih sesuai dengan kehendak-Nya (1Tim 2:1-3).

(0.80) (Ams 6:1) (sh: Tujuh dosa bukan daftar dosa yang menyeluruh (Senin, 24 November 2003))
Tujuh dosa bukan daftar dosa yang menyeluruh

C. S. Lewis, seorang penulis Kristen, menjuluki keangkuhan sebagai dosa yang paling berbahaya karena sewaktu kita terjatuh ke dalamnya, kita tidak menyadarinya. Keangkuhan bisa berbentuk tindak penghinaan terhadap orang namun keangkuhan dapat pula berwujud kekerasan hati untuk mengakui kesalahan. Keangkuhan adalah satu-satunya dosa yang dapat menutup mata kita untuk melihat dosa lain dalam hidup kita. Keangkuhan merupakan dosa yang menghalangi kita meminta pengampunan atas dosa lainnya.Lidah yang berdusta dan saksi dusta yang menyemburkan kebohongan adalah dosa kebohongan yang biasanya kita lakukan dengan cara membengkokkan atau menutupi kebenaran demi keuntungan pribadi. Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah adalah dosa kekejaman. Kekejaman umumnya berawal dari hilangnya rasa keadilan serta rasa belas kasihan, dan berakhir dengan tindak kekejaman. Hati yang membuat rencana jahat dan kaki yang segera lari menuju kejahatan adalah dosa kejahatan. Dosa ini biasanya berakar dari banyaknya keinginan dan sedikitnya kendali atas keinginan-keinginan itu. Akibatnya, muncullah pelbagai tindakan untuk mewujudkan hasrat tanpa memedulikan kehendak Tuhan. Menimbulkan pertengkaran di antara saudara adalah dosa kemarahan. Begitu marahnya kita, sehingga tidak senang melihat orang hidup dalam kerukunan. Kemarahan itu akhirnya kita lampiaskan dengan cara menciptakan pertentangan di antara kita. Orang yang mempunyai masalah dengan dosa kemarahan akan senantiasa mencari-cari bahan atau alasan untuk marah. Orang ini tidak bisa hidup berlama-lama tanpa pertengkaran.

Renungkan: “Selidikilah aku, ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal”! (Mzm. 139:23-24).

(0.80) (Ams 6:20) (sh: Sikapi serius masalah perzinahan (Selasa, 25 November 2003))
Sikapi serius masalah perzinahan

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memang mudah tergoda dalam dosa perzinahan. Ketika melakukan perzinahan ini manusia seringkali tidak berpikir panjang terhadap dampak dari perbuatan tersebut. Padahal baik fisik maupun mental, orang tersebut akan mengalami kehancuran. Belum lagi cemoohan masyarakat di sekitarnya.Jujur harus kita akui bahwa untuk melawan godaan tersebut, kita sendiri tidak memiliki kesanggupan, karena kedagingan kita yang lemah. Oleh karena itu Amsal menasihatkan agar kita memelihara hikmat dan menyimpannya dalam hati. Hikmat akan memimpin dan menjaga langkah kita serta melindungi dari godaan perzinahan. Betapapun dahsyat dan manisnya godaan di sekeliling kita, apabila hikmat yang memimpin pikiran dan hati kita, maka segala pikiran dan pertimbangan yang tak berakal budi, tidak akan mendominasi kehidupan kita.Firman Tuhan memperingatkan kita untuk menyikapi serius masalah perzinahan. Firman Tuhan adalah pelita yang memancarkan cahaya (ayat sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">23) agar kita dapat melihat dengan jelas dan tidak terantuk. Ketahuilah bahwa orang yang berzinah adalah orang yang bodoh. Meskipun ia melihat dengan jelas rambu peringatan, ia tetap memilih untuk mengabaikannya. Firman Tuhan menyimpulkan bahwa, “Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri” (ayat sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">32).

Berzinah adalah dosa yang tidak hanya menghancurkan diri kita sendiri, tetapi juga keluarga kita, anak-anak kita, dan orang di sekitar kita. Apakah Anda rela mengorbankan kebahagiaan, keharmonisan keluarga Anda hanya karena Anda tidak mampu melawan godaan dan tidak sanggup mengendalikan keinginan diri sendiri?

Renungkan: Orang Kristen harus mengetahui bahwa perzinahan mendatangkan kenikmatan sesaat, yang menghasilkan kehancuran mental setiap orang yang melakukannya.

(0.80) (Ams 10:1) (sh: Pendidikan bagi sebuah bangsa (Minggu, 23 Juli 2000))
Pendidikan bagi sebuah bangsa

Menata kembali bangsa kita yang sudah porak-poranda haruslah mengutamakan pendidikan budi pekerti dimulai dari generasi muda. Salomo sudah meyakini ini sejak kurang lebih 3000 tahun yang lampau. Tujuan utama dari pendidikan itu adalah menjadikan anak bijak dan berguna bagi masyarakat dimana ia hidup (1). Bijak di sini bukanlah semata-mata manusia yang terlatih dan trampil dalam disiplin ilmu yang ia pelajari namun juga meyakini dan menerapkan nilai-nilai etika kristen di dalam masyarakat dimana ia hidup.

Apakah yang diperlukan dalam materi `budi pekerti kristen'? Amsal memberikan beberapa materi yang harus ditanamkan di dalam hati dan pikiran anak muda. Pertama, pembinaan mental dan karakter kristen yang berhubungan berani kerja keras, ulet mencari, dan menciptakan kesempatan harus dilatihkan kepada mereka sejak dini dan terus-menerus. Tidak ada keberhasilan yang dapat dicapai dengan sikap santai, gampang putus asa, dan menunggu (4, 5). Kedua, kerelaan untuk menghormati dan tunduk kepada pemimpin dan siapa pun yang lebih tua, harus ditekankan dan dikembangkan (8). Ketiga, kehidupan moral yang bersih (9). Sebagai contoh: tidak terlibat dalam narkoba ataupun pornografi. Keempat, kejujuran harus dijunjung tinggi dan ditegakkan mulai dari hal yang paling kecil yaitu ulangan dan pekerjaan rumah hingga perkataan (10, 11). Kelima, kasih kepada sesama manusia harus terus menguasai hati anak-anak muda. Inilah satu-satunya syarat untuk menghentikan tawuran antar pelajar (12).

Renungkan: Penulis Amsal sangat menekankan pentingnya pendidikan karena ini berhubungan dengan kehidupan manusia (17). Karena yang bertanggung jawab dalam pendidikan, baik itu orang-tua, guru, pendeta, penginjil, harus terus berusaha menemukan dan mengembangkan metode pendidikan sehingga anak-anak tertarik, mau mendengarkan, dan akhirnya menerapkan (17).

Bacaan untuk Minggu ke-6 sesudah Pentakosta

2Raja-raja 4:8-16 Roma 6:1-11 Matius 10:37-42 Mazmur 89:1-4, 15-18

Lagu: Kidung Jemaat 356

(0.79) (Ams 13:1) (sh: Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati (Sabtu, 29 Juli 2000))
Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati

Orang Yahudi terkenal sebagai orang tua yang terbaik di antara bangsa-bangsa purba. Karena itu ucapan yang terdapat di dalam Amsal 13:24a tidak mengandung arti bahwa orang Yahudi mendukung penyiksaan atau pelecehan hak asasi anak-anak. Pengertian yang terkandung di dalam ayat itu adalah orang tua yang gagal mendisiplin anak-anaknya adalah orang tua yang tidak sayang kepada anak-anaknya.

Orang tua yang sayang kepada anak-anaknya tidak akan membiarkan mereka melakukan kesalahan, tapi bertindak tegas untuk mengoreksi. Karena itu penulis Amsal melalui ayat ini ingin menegaskan betapa penting dan mendesaknya untuk menghajar anak-anak supaya kelak jika dewasa mereka dapat tetap memilih jalan Tuhan. Harap diingat pula bahwa kata `tidak menggunakan tongkat' harus dipahami sebagai kiasan dan tidak menyarankan pukulan sebagai bentuk penghukuman, meskipun hukuman semacam itu diberlakukan juga pada zaman Israel purba. Jadi hajaran di sini bukan berarti kekerasan namun kasih sayang dan mempunyai tujuan demi masa depan sang anak. Hajaran ini harus meliputi seluruh aspek kehidupan manusia antara lain masalah ekonomi (25), masalah hubungan antar manusia (10), kehidupan moral (6), integritas (5), komunikasi (2-3) serta yang terpenting adalah menumbuhkembangkan kebiasaan membaca dan menerapkan firman-Nya (13).

Di kota besar seperti Jakarta, penerapan yang benar untuk firman Tuhan ini menjadi permasalahan yang sangat pelik. Di satu pihak untuk memenuhi tuntutan hidup baik dari segi ekonomi maupun sosial, suami dan istri harus melakukan berbagai kegiatan di luar rumah di samping bekerja. Di pihak lain, dari belajar firman Tuhan, mereka menyadari bahwa mereka harus mendidik anaknya di jalan Tuhan. Ketegangan terjadi di sini. Mereka mengirim anaknya ke sebuah lembaga pendidikan formal maupun non-formal yang memang bergerak dalam bidang pendidikan anak baik secara mental, jasmani, maupun rohani.

Renungkan: Tindakan ini nampaknya menyelesaikan ketegang-an yang mereka alami. Mereka merasa menemukan kembali damai sejahtera sebab mereka merasa berhasil memenuhi 2 kebutuhan secara bersama-sama. Ditinjau berdasarkan Ul. 6:7-9 menurut Anda sudah berapa persenkah tindakan mereka itu memenuhi tuntutan Allah?

(0.79) (Ams 1:1) (full: )

Penulis : Salomo dan Orang Lain

Tema : Hikmat untuk Hidup dengan Benar

Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM

Latar Belakang

PL Ibrani secara khusus terbagi atas tiga bagian: Hukum, Kitab Para Nabi, dan Tulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasuk dalam bagian ketiga ialah kitab-kitab Syair dan Hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah. Demikian pula, Israel kuno mempunyai tiga golongan hamba Tuhan: para imam, para nabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijak khususnya dikaruniai hikmat dan nasihat ilahi mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis dan filosofis. Amsal merupakan hikmat para bijak yang terilhamkan.

Istilah Ibrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisa berarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasa berhikmat". Karena itu ada beberapa ajaran (ucapan orang bijak) yang agak panjang dalam kitab ini (mis. Ams 1:20-33; Ams 2:1-22; Ams 5:1-14), dan juga aneka pernyataan ringkas yang menggugah berisi hikmat untuk hidup dengan bijaksana dan benar. Sedangkan kitab Amsal menyajikan suatu bentuk pengajaran berupa amsal yang umum dipakai di Timur Dekat zaman dahulu, hikmatnya itu khusus karena disajikan dalam konteks Allah dan semua standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian Allah. Alasan-alasan popularitas pengajaran berupa amsal pada zaman kuno ialah kejelasannya dan sifat mudah dihafalkan dan disampaikan kepada angkatan berikutnya.

Sebagaimana Daud menjadi sumber tradisi bermazmur di Israel, demikian Salomo menjadi sumber tradisi hikmat (lih. Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1). Menurut 1Raj 4:32, Salomo menghasilkan 3000 amsal dan 1005 kidung semasa hidupnya. Penulis lain yang disebutkan dalam Amsal adalah Agur (Ams 30:1-33) dan Raja Lemuel (Ams 31:1-9), keduanya tidak kita kenal. Penulis-penulis lain disebut secara tak langsung dalam Ams 22:17 dan Ams 24:23. Sekalipun sebagian besar Amsal ini digubah pada abad ke-10 SM, waktu terdini yang mungkin bagi selesainya penyusunan kitab ini adalah masa pemerintahan Hizkia (yaitu sekitar 700 SM). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun amsal-amsal Salomo (Ams 25:1--29:27) dapat diberi tanggal tahun 715-686 SM sementara masa kebangunan rohani yang dipimpin raja yang takut akan Allah ini. Sangat mungkin amsal-amsal gubahan Agur, Lemuel, dan "amsal-amsal dari orang bijak" lainnya terkumpul juga pada waktu itu.

Tujuan

Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga

  1. (1) orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4),
  2. (2) kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan
  3. (3) orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).

Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7).

Survai

Tema yang mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar", sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini

  1. (1) memberi nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan, kebenaran, dan disiplin;
  2. (2) memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik;
  3. (3) membandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.

Walaupun kitab ini, seperti Mazmur, tidak dapat diringkas dengan mudah seperti kitab lainnya dalam Alkitab, terdapat struktur yang jelas (lih. Garis Besar); secara khusus hal ini berlaku dalam pasal sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">1-9 (Ams 1:1--9:18) yang berisi 13 ajaran sebagaimana akan diberikan oleh seorang ayah kepada putranya bila memasuki usia remaja. Terkecuali tiga ajaran (lih. Ams 1:30; Ams 8:1; Ams 9:1), masing-masing diawali dengan "hai, anakku" atau "hai, anak-anakku." Ke-13 ajaran ini berisi banyak titah hikmat yang penting bagi kaum muda. Mulai dengan pasal sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">10 (Ams 10:1-32) Amsal berisi pengarahan penting mengenai hubungan keluarga (mis. Ams 10:1; Ams 12:4; Ams 17:21,25; Ams 18:22; Ams 19:14,26; Ams 20:7; Ams 21:9,19; Ams 22:6,28; Ams 23:13-14,22,24-25; Ams 25:24; Ams 27:15-16; Ams 29:15-17; Ams 30:11; Ams 31:10-31). Sekalipun Amsal adalah kitab yang isinya sangat praktis, kitab ini juga berisi pandangan yang dalam tentang Allah. Allah adalah perwujudan hikmat (mis. Ams 8:22-31) dan Pencipta (mis. Ams 3:19-20; Ams 8:22-31; Ams 14:31; Ams 22:2); Allah digambarkan sebagai mahatahu (mis. Ams 5:21; Ams 15:3,11; Ams 21:2), adil (mis. Ams 11:1; Ams 15:25-27,29; Ams 19:17; Ams 21:2-3), dan berdaulat (mis Ams 16:9,33; Ams 19:21; Ams 21:1). Amsal ditutup dengan sebuah pujian mengesankan bagi seorang istri yang berbudi luhur (Ams 31:10-31).

Ciri-ciri Khas

Delapan ciri utama menandai kitab ini.

  1. (1) Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan "takut akan Tuhan" (Ams 1:7); jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Takut akan Tuhan ditekankan berulang-ulang dalam kitab ini (Ams 1:7,29; Ams 2:5; Ams 3:7; Ams 8:13; Ams 9:10; Ams 10:27; Ams 14:26-27; Ams 15:16,33; Ams 16:6; Ams 19:23; Ams 22:4; Ams 23:17; Ams 24:21).
  2. (2) Sebagian besar nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
  3. (3) Inilah kitab yang paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar -- prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
  4. (4) Hikmat praktis, ajaran saleh, dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi hidup mereka.
  5. (5) Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel (bd. Kel 20:12,14,17; Ul 6:1-9). Dosa-dosa yang melanggar maksud Allah bagi keluarga disingkapan secara khusus dan diberi peringatan.
  6. (6) Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.
  7. (7) Istri dan ibu bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab (pasal sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">31; Ams 31:1-31) adalah unik dalam sastra kuno karena

pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.

  1. (8) Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Hikmat diwujudkan dalam pasal sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">8 (Ams 8:1-36) dengan cara yang mirip dengan perwujudan _logos_ ("Firman") dalam kitab Yohanes (Yoh 1:1-18). Hikmat itu

  1. (1) ikut terlibat dalam penciptaan (Ams 3:19-20; Ams 8:22-31),
  2. (2) terkait dengan asal-usul kehidupan biologis dan rohani (Ams 3:19; Ams 8:35),
  3. (3) dapat diterapkan pada hidup yang benar dan bermoral (Ams 8:8-9), dan
  4. (4) tersedia bagi mereka yang mencarinya (Ams 2:1-10; Ams 3:13-18; Ams 4:7-9; Ams 8:35-36). Hikmat Amsal diungkapkan dengan sempurna dalam Yesus Kristus, yang "lebih daripada Salomo" (Luk 11:31), yang "telah menjadi hikmat bagi kita" (1Kor 1:30) dan yang "di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3).
(0.79) (Ams 3:5) (full: PERCAYALAH KEPADA TUHAN. )

Nas : Ams 3:5

Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati adalah lawannya meragukan Allah dan firman-Nya. Kepercayaan semacam itu merupakan dasar bagi hubungan kita dengan Allah dan dilandaskan pada anggapan bahwa Ia dapat diandalkan. Selaku anak-anak Allah kita dapat yakin bahwa Bapa Sorgawi mengasihi kita dan dengan setia akan memelihara kita

(lihat cat. --> Mat 10:31),

[atau ref. Mat 10:31]

membimbing kita dengan benar, memberikan kepada kita kasih karunia dan menggenapi janji-janji-Nya. Pada masa-masa yang paling sulit dalam kehidupan kita, kita dapat menyerahkan hidup kita kepada Tuhan (bd. Mazm 37:5) dan yakin bahwa Ia akan bertindak menolong kita.

(0.79) (Ams 6:32) (full: MALUNYA TIDAK TERHAPUSKAN. )

Nas : Ams 6:32-33

Anak-anak perjanjian Allah yang berzina akan mengalami kesulitan dan malu; apalagi, aib mereka itu tidak akan hilang.

  1. 1) Perzinaan merupakan dosa yang serius dan keji sekali terhadap Allah (2Sam 12:9-10) dan terhadap pasangan tak bersalah yang dikhianati; rasa malu dan aib dosa itu tinggal dengan pihak yang bersalah selama sisa hidupnya. Walaupun kesalahan perzinaan dapat diampuni apabila ia bertobat, malunya akan tinggal karena bekas lukanya tidak pernah sembuh secara sempurna; kerugian yang ditimbulkan tidak pernah dapat diganti secara memadai (lih. 2Sam 12:10; 13:13,22; 1Raj 15:5; Neh 13:26; Mat 1:6).
  2. 2) Karena dampak-dampak perzinaan meluas jauh dan amat hebat bagi semua yang terlibat, kita harus lari dari setiap pencobaan dan menjauhi semua hubungan yang bisa mengarah ke dosa ini. Kita harus berdoa agar dibebaskan dari pencobaan (Mat 6:13) dan dengan sungguh-sungguh mengingat kata-kata Alkitab ketika digoda, "Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1Kor 10:12).
(0.79) (Ams 3:1) (sh: Cara hidup orang berhikmat (Jumat, 23 Juli 1999))
Cara hidup orang berhikmat

Hikmat yang dibicarakan sebenarnya berhubungan dengan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Jika kita memberi respons yang sesuai dengan kehendak-Nya, maka buah-buah kehidupan dengan hasilnya akan mengalir. Bagaimana caranya? Pertama, percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan mengakui Dia dalam segala hal (ay. sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">5-6); kedua, bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan tidak pada diri sendiri (ay. sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">7-8); ketiga, memuliakan Tuhan dengan harta (ay. sesak+hati+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A20&tab=notes" ver="">9-10). Cara hidup seperti inilah yang menjadi manifestasi ketergantungan manusia kepada Tuhan, Sang Sumber Hikmat.

Berkat dan hikmat. Bila kita memiliki cara hidup orang berhikmat, maka berkat itu akan kita nikmati, seperti: panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera, mendapatkan kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia; jalan kita diluruskan, dan lumbung-lumbung kita akan diisi penuh bahkan sampai melimpah-limpah. Kita memiliki cara hidup orang berhikmat, bukan supaya berkat-berkat ini mengalir dalam hidup kita; tetapi yang benar adalah karena kita memang memiliki cara hidup demikian, maka berkat-berkat ini akan menjadi buah-buah kehidupan kita.

Doa: Ya Tuhan, terima kasih atas segala berkat-Mu. Ingatkanlah aku selalu akan hikmat-Mu agar selalu mempermuliakan-Mu..

(0.78) (Ams 1:1) (sh: Perbedaan pengetahuan dan hikmat (Sabtu, 15 November 2003))
Perbedaan pengetahuan dan hikmat

Pengetahuan diidentikkan dengan informasi yang tepat, sedangkan hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi yang tepat itu pada waktu dan cara yang tepat. Di kitab Amsal, Raja Salomo tidak membedakan keduanya; istilah pengetahuan dan hikmat dipakai silih berganti untuk mewakili makna yang sama yakni bijaksana. Hikmat berawal dari kemampuan untuk melihat dan mendengarkan. Pada waktu Salomo diangkat menjadi raja, ia berdoa, “… berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham …” (ayat 1Raj. 3:9). Kata “paham” di sini berasal dari akar kata “mendengar”, tetapi bukan asal mendengar, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang yang bodoh—tidak berhikmat—tidak bersedia mendengarkan siapa pun termasuk Tuhan. Orang yang tidak mendengarkan Tuhan, Sang Sumber hikmat, adalah orang yang tidak takut kepada Tuhan. Ada orang yang kaya namun bodoh dan ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi bodoh; ternyata, kaya dan cerdas tidak sama dengan bijaksana. Hikmat tidak diperoleh lewat kekayaan atau kecerdasan; hikmat didapatkan dari takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan; setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil tuntunan Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkannya tersesat.Orang yang bijak adalah orang yang “tahu diri”—ia menyadari keterbatasannya; itu sebabnya ia bersedia menerima didikan baik dari Tuhan maupun sesamanya. Sebaliknya, orang bodoh adalah orang yang “tidak tahu diri”—ia tidak menyadari keterbatasannya dan menganggap diri mengetahui segalanya.

Renungkan: Dalam mengambil keputusan, jangan cepat-cepat berkata, ya atau tidak. Jawablah dengan, tunggu!—menunggu kehendak dan pimpinan Tuhan. Inilah awal dari hikmat.

(0.78) (Ams 11:1) (sh: Kristen dan pembangunan masyarakat (Selasa, 25 Juli 2000))
Kristen dan pembangunan masyarakat

Bila kita amati kota-kota besar di Indonesia, akan terpampang di depan mata kita pemandangan yang sangat ironis. Kristen beserta keluarganya berangkat beribadah dengan mengendarai mobil mewah dan mengenakan pakaian dan segala aksesorisnya yang tak terbeli dengan gaji buruh selama 1 tahun. Dalam perjalanan, mereka akan bertemu atau melintasi anak-anak jalanan, pedagang asongan, para gelandangan, dan pengemis yang berkeliaran mengharapkan sedekah, yang seringkali tidak cukup untuk membayar 1 kali parkir mobil.

Melihat pemandangan yang ironis ini, bagaimana respons Anda terhadap firman Tuhan yang terdapat dalam Amsal 11:11? Berkat orang benar tidak untuk dinikmati sendiri tapi bersama masyarakat sekitar, sehingga masyarakat ini bertumbuh dan berkembang secara sosial, ekonomi, dan budaya. Proses terjadinya perkembangan kota yang demikian nampaknya suatu proses yang harus atau secara otomatis terjadi begitu saja. Dengan kata lain penulis Amsal menegaskan dimana ada orang kristen di situ harus terjadi perkembangan masyarakat.

Luar biasa sekali peranan Kristen bagi bangsa dan negaranya. Dalam lingkungan yang kecil, Kristen dapat memberikan nasihat dan bimbingan bagi teman-teman dan tetangganya di waktu-waktu yang sulit baik diminta atau tidak sehingga mereka bisa selamat melewati kesulitan-kesulitan yang menghadang (9, 14). Ia berhati-hati dalam berbicara sehingga tidak memicu kerusuhan di tengah-tengah masyarakat (12-13). Kristen harus menjadi contoh sebagai manusia yang melaksanakan segala aktivitas dengan kejujuran dan keadilan (1). Ia memandang dan menghargai semua orang baik orang miskin maupun kaya sehingga tidak terjadi diskriminasi yang akan menimbulkan reaksi bermusuhan (2).

Renungkan: Beberapa ujian yang paling tepat untuk mengetahui apakah Kristen sudah melaksanakan panggilannya adalah jika Anda seorang pengusaha, apakah kesejahteraan seluruh karyawan Anda mengalami perbaikan yang terus-menerus, jika Anda dipercayai memimpin sebuah lembaga, institusi atau perusahaan, apakah Anda berani memperjuangkan agar gaji yang diterima bawahan dapat meningkatkan taraf hidupnya, apakah pajak Anda sudah dihitung sebagaimana mestinya sehingga pemerintah mendapatkan penghasilan bagi anggaran belanjanya?

(0.78) (Ams 17:1) (sh: Pahlawan yang harus diberi tanda jasa (Sabtu, 5 Agustus 2000))
Pahlawan yang harus diberi tanda jasa

Unjuk rasa menuntut kenaikan gaji yang dilakukan oleh puluhan ribu guru di Jakarta dan di beberapa kota besar lainnya sangat mengejutkan sekaligus memprihatinkan. Mengejutkan karena selama ini guru dianggap sebagai sosok yang arif dan penuh pengabdian sehingga tidak ada kata menuntut. Memprihatinkan karena unjuk rasa ini mengungkapkan sebuah kenyataan yang menyedihkan bahwa selama ini penghargaan yang mereka terima dalam bentuk gaji tidak sepadan dengan tugas, tanggung-jawab, dan tuntutan kepada mereka yang datang dari berbagai pihak. Amsal hari ini mempertontonkan kepada kita betapa pentingnya pendidikan khususnya pendidikan kaum muda bagi pembangunan masyarakat Indonesia yang beradab, berbudaya, dan bermoral tinggi. Orang bodoh akan kehilangan haknya atas `modal' bagi pembangunan masa depannya karena hak itu dirampas oleh orang yang lebih pandai, walaupun secara status sosial jauh lebih rendah (2). Berarti ia kehilangan masa depannya. Tidak hanya itu, ia bahkan tidak mempunyai hak untuk bermanfaat bagi sesamanya. Sebab bagaimana mungkin bermanfaat, jika orang lain bertemu dengan dirinya merasa ngeri (12).

Hal ini mengingatkan kita bahwa masyarakat sekarang merasa ngeri bila berada satu bus kota dengan pelajar. Karena mereka sering terlibat dalam tawuran yang membahayakan nyawa orang lain. Jika hidup dan keberadaan mereka tidak bermanfaat bagi masyarakat dan mereka sudah kehilangan masa depannya, apa yang akan terjadi dengan bangsa kita di masa depan? Akankah kita merasa damai menikmati segala kekayaan yang kita punya, sementara masyarakat selalu resah (1)? Hal itu harus segera ditangani sebelum terlambat (10). Sebelum hati nurani mereka dibutakan sehingga mereka hanya mengejar kejahatan (11).

Renungkan: Bila mantan wakil perdana menteri Malaysia menulis dalam bukunya bahwa pembangunan bangsa Asia harus dimulai dari pembangunan ekonomi, maka pembangunan bangsa Indonesia harus dimulai dari pendidikan. Kini saatnya gereja lebih serius menangani pendidikan. Langkah ini dapat dimulai dengan memperhatikan kehidupan para guru kristen baik yang mengajar di sekolah swasta maupun sekolah negeri khususnya guru Pendidikan Agama Kristen. Peran mereka sangat penting dan menentukan bagi generasi muda kita.

(0.78) (Ams 22:17) (sh: Bagaimana hidup bijaksana? (Kamis, 26 Oktober 2000))
Bagaimana hidup bijaksana?

Setiap orang mendambakan hidup bijaksana, tetapi apakah setiap orang tahu bagaimana caranya? Amsal-amsal orang bijak atau hikmat lebih dari pengetahuan apa pun bagi setiap orang yang mau hidup bijaksana. Mereka tidak akan meremehkan hikmat, tetapi memasang telinga untuk mendengarkan dan memberi perhatian, kemudian menyimpannya dalam hati. Inilah yang menyenangkan hatinya. Bukan karena telah tersedia timbunan harta di rumahnya atau tingginya kedudukan di pundaknya, namun karena ia telah memperoleh yang terpenting dan terutama dalam hidupnya yakni hikmat.

Hikmat menuntun seseorang hidup percaya dan mempercayakan dirinya kepada Tuhan. Ia tidak lagi meletakkan pengharapannya kepada materi, benda-benda tertentu yang memiliki kekuatan, ataupun seseorang yang dianggapnya mampu memberikan perlindungan. Hanya kepada Tuhanlah ia menaruh kepercayaannya. Hikmat akan mengajarkan makna hidup sesungguhnya, walaupun segala sesuatu akan hilang dan musnah, namun kebergantungan kepada Tuhan tidak pernah akan mengecewakan. Penulis Amsal sangat menekankan pentingnya hikmat, maka ia mengulang beberapa kali kata 'aku telah menuliskannya' dan 'aku mengajarkan'. Betapa seriusnya penulis Amsal mengatakan bahwa hikmat mengajar seseorang untuk mengetahui yang benar dan sungguh, sehingga ia tidak pernah gentar dan gelisah untuk memberikan jawaban yang tepat kepada setiap orang yang menyuruhnya.

Hidup bijaksana tidak semata berkaitan dengan diri sendiri, tetapi juga dengan sesama. Kita tidak seharusnya bersikap sewenang-wenang terhadap orang-orang yang lemah dan berkesusahan. Seringkali manusia tidak lagi memandang ke bawah ketika sudah berada di tangga pimpinan atau menjadi seorang jutawan. Dengan kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya, ia 'membeli' orang-orang lemah dan tak berdaya untuk memuaskan hasratnya, menganggap mereka hanyalah 'sapi perahan' yang pasrah. Penulis mengingatkan bahwa Tuhan yang akan membela mereka dan mengambil nyawa orang yang merampasi mereka.

Renungkan: Tak seorang pun layak menganggap dirinya lebih layak, lebih kaya, lebih terhormat, lebih berkuasa daripada orang lain, karena ini berarti kita melawan Tuhan Pembela orang lemah. Bersikaplah bijaksana baik terhadap diri sendiri maupun sesama!



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA