Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 60 ayat untuk mendapatkan Dia AND book:26 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.73) (Yeh 5:11) (full: ENGKAU MENAJISKAN TEMPAT KUDUS-KU. )

Nas : Yeh 5:11

Salah satu alasan utama murka Allah ditujukan kepada Yerusalem adalah karena mereka menajiskan Bait Suci dengan penyembahan berhala (lih. pasal Yeh 8:1-11:25). PB memperingatkan orang percaya terhadap dosa dahsyat yang sama. Rasul Paulus menyatakan bahwa "jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia" (1Kor 3:17); di dalam nas ini, bait Allah mengacu kepada sebuah gereja lokal atau sekelompok gereja. Orang menajiskan gereja Allah dengan mengambil bagian dalam ibadahnya sambil hidup di dalam dosa dan kebejatan, atau dengan memajukan ajaran yang tidak alkitabiah.

(0.73) (Yeh 22:28) (full: NABI-NABINYA MENGOLES MEREKA DENGAN KAPUR. )

Nas : Yeh 22:28

Sebagai akibat dari pengapuran oleh nabi-nabi, umat itu tidak takut akan Allah atau hukuman-Nya meskipun mereka tetap dalam dosa. Dewasa ini ada pendeta yang menghibur anggota jemaat dalam dosa mereka dengan meyakinkan mereka bahwa

  1. (1) semua orang berdosa;
  2. (2) kita hidup dalam suatu zaman di mana mustahil hidup tanpa dosa dan kebejatan karena gelombang kejahatan melanda dengan hebat;
  3. (3) kita hanya manusia dan tidak dapat diharapkan akan hidup menurut standar-standar kekudusan Allah;
  4. (4) Allah mengasihi kita seperti kita ada, apapun perbuatan kita, jadi tidak perlu takut akan Dia atau hukuman-Nya; dan
  5. (5) Allah tidak melihat dosa kita jikalau kita ini orang percaya karena Allah hanya melihat kebenaran Kristus.
(0.73) (Yeh 28:12) (full: RAJA TIRUS. )

Nas : Yeh 28:12

Dalam konteks ini, nubuat Yehezkiel terhadap raja Tirus rupanya berisi suatu lukisan terselubung tentang Iblis selaku pemimpin Tirus yang sesungguhnya dan allah dunia ini (bd. 1Yoh 5:19). Raja itu dilukiskan sebagai seorang pengunjung Taman Eden (ayat Yeh 28:13), "kerub yang berjaga" atau malaikat (ayat Yeh 28:14), makhluk yang sama sekali tidak bercela dalam semua kelakuan hingga ditemukan kecurangan dalam dirinya (ayat Yeh 28:15). Karena keangkuhannya yang penuh dosa (ayat Yeh 28:17), dia dibuang dari gunung Allah (ayat Yeh 28:16-17; bd. Yes 14:13-15).

(0.73) (Yeh 28:25) (full: MENGUMPULKAN KAUM ISRAEL. )

Nas : Yeh 28:25

Yehezkiel sering kali menekankan janji pemulihan Israel (Yeh 11:17; 20:34,41-42; 34:13; 36:24; 37:21; 38:8; 39:27). Pemulihan ini tidak akan terlaksana secara sempurna sebelum Allah memberlakukan hukuman atas semua bangsa pada akhir zaman. Dengan mengumpulkan Israel kembali untuk melayani diri-Nya dalam kebenaran, Allah akan menunjukkan bahwa Dia benar-benar Allah kudus yang akan menyelesaikan semua maksud-Nya di dunia ini (Kej 12:7; 26:3; 35:12).

(0.73) (Yeh 34:23) (full: MENGANGKAT SATU ORANG GEMBALA ATAS MEREKA. )

Nas : Yeh 34:23

Gembala ini ialah Yesus sang Mesias, seorang keturunan Daud (bd. Mazm 89:5,21,30; Yer 23:5-6). Ia menggembalakan umat Allah sebagai imam, nabi dan raja yang benar. Dia adalah "gembala yang baik" (Yoh 10:14) yang menyerahkan nyawa-Nya untuk domba (Yoh 10:1-18; 1Yoh 3:1; bd. 1Pet 2:25; 5:4). Di masa depan, apabila umat Allah telah dikembalikan ke negeri mereka, Mesias akan mendirikan kerajaan-Nya yang damai sejahtera dan adil

(lihat cat. --> Yeh 34:25 berikut).

[atau ref. Yeh 34:25]

(0.73) (Yeh 37:12) (full: KE TANAH ISRAEL. )

Nas : Yeh 37:12-14

Penglihatan tentang tulang-tulang yang dibangkitkan akan digenapi pada saat Israel dipulihkan, bukan hanya secara jasmaniah tetapi juga rohani. Pemulihan ini pada mulanya digenapi pada zaman Koresy (bd. pasal Ezr 1:1-11), tetapi akan digenapi sepenuhnya hanya bila Allah mengumpulkan kembali orang Israel ke negeri mereka pada akhir zaman dan terjadi suatu kebangunan rohani akbar. Banyak orang Yahudi akan percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias mereka sebelum Dia datang kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya (bd. Rom 11:15,25-26;

lihat art. ISRAEL DALAM RENCANA KESELAMATAN ALLAH).

(0.73) (Yeh 15:1) (sh: Hakikat hidup yang berbuah (Selasa, 31 Juli 2001))
Hakikat hidup yang berbuah

Hakikat hidup yang berbuah. Perjanjian Lama seringkali menggambarkan Israel dan Yehuda sebagai pohon anggur (Mzm. 80; Yes. 5:1-7; Hos. 10:1). Pohon anggur dihargai berdasarkan buah yang dikeluarkan. Dengan demikian jika umat Allah dilambangkan sebagai pohon anggur, itu merupakan simbol yang tepat. Israel adalah milik yang berharga. Namun yang harus diingat adalah pohon anggur hanya dihargai buahnya. Batang dan ranting-rantingnya tidak dapat digunakan untuk bahan konstruksi maupun dekorasi. Pohon anggur yang tidak berbuah hanya berguna untuk bahan bakar.

Firman Allah yang datang kepada Yehezkiel dibuka dengan gambaran tentang pohon anggur yang tidak berbuah yang hanya dapat dipakai sebagai kayu bakar (ayat 1-5). Gambaran itu dipakai oleh Allah untuk menggambarkan keadaan Yehuda yang masih ada di Yerusalem (ayat 6-8). Inilah gambaran yang sangat memprihatinkan tentang Yehuda. Dengan kata lain firman Allah kepada Yehezkiel menyatakan keadaan Yehuda yang sudah tidak berpengharapan. Mengapa demikian?

Jika Allah sendiri yang sudah berketetapan untuk menghabisi Yehuda seperti seorang pemilik kebun anggur terhadap anggurnya yang tidak berbuah, siapa lagi yang akan diandalkan oleh Yehuda sebagai tempat pertolongan? Kemana lagi mereka akan mengadu? Jika Allah sudah tidak berpihak kepadanya, apa yang dapat diharapkan?

Namun apa tujuan Allah bertindak demikian? Allah mau supaya umat- Nya sungguh memahami bahwa Allah adalah TUHAN. Tidak ada pengharapan selain di dalam Dia. Berpengharapan kepada allah-allah lain sama dengan mendatangkan kehancuran kepada diri sendiri dan masyarakat (ayat 8). Berpengharapan kepada Allah mendatangkan kehidupan bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Renungkan: Pertanyaan pertama yang harus kita jawab bila kita ingin mempunyai kehidupan yang berharga di mata Allah, bukanlah buah apa yang harus kita hasilkan namun apa yang Allah akan dan dapat lakukan melalui kehidupan kita. Untuk itu kita harus menaruh pengharapan kita sepenuhnya kepada Dia, sebab hanya orang yang berpengharapan kepada Allah yang memberikan hidupnya dipimpin oleh-Nya. Orang yang dipimpin oleh Allah memiliki hidup yang berbuah. Berbuah berarti berharga di mata Allah.

Pengantar Mazmur 33-55

Mazmur 33: Pujian tentang penciptaan yang menggambarkan kontrol mutlak Allah atas seluruh alam semesta.

Mazmur 34: Pujilah Tuhan setiap waktu karena kasih Allah tidak pernah dibatasi oleh situasi dan kondisi manusia.

Mazmur 35: Ratapan individu yang meminta Allah melakukan intervensi karena tindakan musuh-musuh.

Mazmur 36: Sebuah pujian yang menggabungkan penggambaran tentang orang- orang fasik dan kasih setia Allah.

Mazmur 37: Karakteristik dan pentingnya bergantung kepada Allah.

Mazmur 38: Sebuah doa seruan yang berlandaskan keyakinan bahwa apa pun yang kita alami tidak terlepas dari kedaulatan-Nya.

Mazmur 39: Sebuah doa yang tidak sekadar minta tolong namun permohonan agar Allah memberikan kepadanya perspektif yang benar.

Mazmur 40: Ucapan syukur yang mengingat akan kebaikan Tuhan dan mazmur doa yang berdasarkan kebaikan-Nya.

Mazmur 41: Doa yang berbicara tentang keyakinan bahwa Allah akan bermurah hati kepada orang yang murah hati.

Mazmur 42: Pujian yang mengungkapkan keyakinan bahwa kasih Allah membangkitkan semangat dan pengharapan.

Mazmur 43: Doa agar Allah membenarkan umat-Nya.

Mazmur 44: Sebuah ratapan: mengapa umat Allah menderita.

Mazmur 45: Pernikahan raja yang menggambarkan kemenangan Mesias.

Mazmur 46: Pujian yang mengungkapkan keyakinan kepada Allah sebagai tempat perlindungan dan sumber kekuatan.

Mazmur 47: Pujian untuk merayakan Allah yang adalah Raja.

Mazmur 48: Pujian atas Sion kota Allah.

Mazmur 49: Pengajaran tentang hakikat kebahagiaan sejati.

Mazmur 50: Pengajaran tentang hakikat ibadah sejati.

Mazmur 51: Ratapan untuk memohon pengampunan Allah.

Mazmur 52: Ratapan ketika dikhianati oleh Doeg.

Mazmur 53: Pengajaran tentang kebobrokan umat manusia, umat Allah, dan keberadaan Allah sebagai Hakim.

Mazmur 54: Ratapan ketika dikhianati oleh seorang sahabat.

Mazmur 55: Ratapan yang berkeyakinan bahwa Allah sanggup memelihara umat-Nya dalam keadaan apa pun.

(0.73) (Yeh 16:23) (sh: Kedegilan hati dan nafsu yang tak terpuaskan (Selasa, 28 Agustus 2001))
Kedegilan hati dan nafsu yang tak terpuaskan

Kedegilan hati dan nafsu yang tak terpuaskan. Jikalau nafsu yang tak terpuaskan hadir bersama-sama dengan kebebalan dan masuk ke dalam hati seseorang, apakah masih ada harapan baginya? Inilah pertanyaan yang perlu kita perhatikan sementara mempelajari bagian ini.

Bagian ini secara nyata menggambarkan kedegilan bangsa Israel yang tidak mempercayai kekuasaan perlindungan Tuhan. Mereka digambarkan sebagai seorang ratu yang melacurkan dirinya dan siap bersundal dengan siapa saja yang ditemuinya di jalan (ayat 25). Ia menyukai Mesir yang menggairahkan hatinya (ayat 26), terus menambah persundalannya namun nafsunya tak kunjung terpuaskan (ayat 25, 26, 28-30). Ia bukannya menerima imbalan atas persundalannya, namun sebaliknya membayar mereka yang bersedia bersundal dengan dia (ayat 31-34). Ini merupakan gambaran keadaan Israel yang meninggalkan Tuhan dan bernafsu menyembah berhala apa saja yang mereka temui. Mereka mengabaikan perlindungan Tuhan dan mencari pertolongan dari Mesir, Asyur, dan Kasdim. Hatinya telah menjadi degil, terikat dengan keinginannya, dan bertekad untuk tetap melakukan kehendaknya. Mereka menyakiti hati Tuhan (ayat 26) dan tidak memiliki satu pun catatan reputasi yang baik di hadapan-Nya. Namun Tuhan tidak berdiam diri, Dia memperhatikan dan mengendalikan keliaran nafsu umat-Nya dengan mendatangkan hukuman atas mereka. Ia mengurangi daerah kekuasaan mereka dan memberikannya kepada Filistin (ayat 27).

Melalui hal ini kita dapat mempelajari bahwa kegagalan untuk menghayati anugerah Tuhan mengakibatkan hadirnya kedegilan hati. Namun Tuhan tidak berdiam diri dan membiarkan umat-Nya terus menerus menjadi tidak peka dengan keadaan mereka yang memalukan. Ia peduli dan berinisiatif mengendalikan keadaan umat-Nya dengan mendatangkan hukuman. Ini semua dilakukan demi kebaikan umat-Nya.

Renungkan: Akar dari kedegilan hati umat Tuhan beserta nafsu liarnya terletak pada ketidakpekaan terhadap anugerah-Nya. Tuhan peduli dengan keadaan umat-Nya. Penghukuman yang mengendalikan itulah jawaban atasnya. Kita perlu mewaspadai kedegilan hati dan keliaran nafsu kita, serta bersyukur atas penghukuman Tuhan jikalau kita menerimanya. Lihatlah ke dalam hati dan mintalah Tuhan meneranginya!

(0.73) (Yeh 31:1) (sh: Aku membuat dia sungguh-sungguh elok (Sabtu, 22 September 2001))
Aku membuat dia sungguh-sungguh elok

Aku membuat dia sungguh-sungguh elok. Bagian ini memakai metafora pohon aras yang tinggi untuk melukiskan Firaun. Kiasan ini memiliki 3 elemen. Pertama, tentang Firaun yang mewakili bangsa Mesir yang disebut Yehezkiel sebagai sebatang pohon aras yang rimbun (ayat 2-9). Kedua, menggambarkan bencana tumbangnya pohon yang besar (ayat 10-14). Ketiga, menggambarkan reaksi di pihak sisa bangsa-bangsa terhadap peristiwa ini.

Mesir diibaratkan sebagai pohon yang sungguh-sungguh elok dengan cabang-cabangnya yang sangat rapat. Bertumbuh di taman Eden, di taman Allah, sehingga segala pohon cemburu kepadanya (ayat 19). Namun karena kelebihannya ia menjadi sombong (ayat 10). Dan Allah tidak pernah mentolerir kesombongan Mesir.

Dosa yang melanda Mesir adalah kesalahan yang umumnya terdapat pada diri pejabat, pembesar, dan para pemimpin. Kejatuhan Firaun ini merupakan peringatan bagi semua pemimpin: keluarga, lingkungan, gereja, masyarakat, bangsa, agar jangan melakukan kesalahan yang sama lagi (ayat 14). Semua keangkuhan pada akhirnya akan bermuara di pantai penderitaan, karena akan dirongrong oleh pahit getirnya penindasan dosa yang telah mengikat (ayat 11-12).

Dengan diberitahukannya Firaun untuk menempati level yang paling bawah di dunia orang mati, menandaskan bahwa ia menderita rasa malu yang tiada terhingga. Mengingat orang Mesir melakukan penyunatan dan memberi penghormatan yang amat besar terhadap seremoni pemakaman, maka tindakan Tuhan ini untuk memelekkan mata manusia yang hanya mementingkan penghormatan diri, tanpa mengindahkan Tuhan yang telah menciptakannya.

Ketika penghukuman datang, maka keindahan atau kecantikan setinggi apa pun tidak akan berati apa-apa. Tiada satu pesona diri yang dapat menebus murka Allah yang menyala-nyala terhadap kefasikan yang sudah mengental di dalam diri manusia. Dengan demikian paras yang elok di antara yang paling elok tidak akan berharga lagi.

Renungkan: Ketika kita dipakai Tuhan dan diperlengkapi dengan segala kelebihan dan kecakapan, janganlah biarkan kita menukar posisi yang seharusnya sebagai 'alat' menjadi sebagai 'tuan', sehingga menggeser Tuhan, Sang Pencipta kita.

(0.73) (Yeh 43:13) (sh: Ukuran dan pentahbisan mezbah (Senin, 26 November 2001))
Ukuran dan pentahbisan mezbah

Ukuran dan pentahbisan mezbah. Kemuliaan Allah telah hadir kembali di Bait Suci. Yang penting sekarang adalah bagaimana ibadah pada Allah diwujudkan. Salah satu unsur penting adalah mezbah karena mezbah merupakan tempat ibadah manusia dinyatakan dan perkenanan Allah pada manusia diungkapkan. Mezbah (ayat 13- 17) adalah tempat kasih dan pengampunan Allah dinyatakan pada manusia. Ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">18-27 menguraikan upacara pentahbisan mezbah. Yang boleh mempersembahkan kurban bakaran kepada Allah di atas mezbah ini adalah imam-imam Lewi keturunan Zadok (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">19). Sebelum mezbah digunakan untuk upacara kurban bakaran, harus dilakukan dahulu upacara penyucian mezbah (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">18b- 20). Upacara ini dilakukan selama tujuh hari berturut-turut, dengan mengurbankan seekor lembu jantan muda, seekor kambing jantan yang tidak bercela, dan seekor domba jantan yang tidak bercela, sebagai kurban penghapus dosa. Setelah itu, mulai hari kedelapan, para imam dapat menjalankan tugasnya mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan dari umat.

Persembahan kurban bisa memiliki fungsi penyucian dosa, yaitu memperdamaikan orang berdosa dengan Allah yang suci, sebelum ia dapat menghampiri Allah dan berkenan kepada-Nya. Fungsi berikutnya adalah untuk menyatakan syukur atas anugerah pengampunan dan atas segala berkat yang diterima orang tersebut. Ketiga, persembahan kurban adalah suatu persekutuan umat dengan Allah, persekutuan yang dimungkinkan karena adanya pengampunan dan respons ucapan syukur. Kita patut bersyukur karena Kristus sudah menggenapkan ritual Taurat ini melalui pengurbanan-Nya di kayu salib. Dia sudah menjadi kurban penghapus dosa dan kurban pendamaian. Melalui Dia juga kita menaikkan syukur, dan dipersekutukan dengan Allah Bapa.

Renungkan: (a) Mezbah melambangkan sukacita Allah menerima ibadah umat- Nya. Ia kembali ke Bait-Nya untuk bersekutu dengan manusia, (b) Allah sendiri membuka jalan dan menyediakan sarana untuk ibadah manusia yang berkenan kepada-Nya. Manusia berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan usahanya sendiri. Ibadah yang diperkenan Allah dimungkinkan oleh pengurbanan Kristus.

(0.72) (Yeh 18:1) (sh: Setiap orang menerima balasan yang adil menurut kelakuannya (Sabtu, 1 September 2001))
Setiap orang menerima balasan yang adil menurut kelakuannya

Setiap orang menerima balasan yang adil menurut kelakuannya. Perikop ini memuat apologetik Yehezkiel atas opini yang dilontarkan oleh teman-teman sebayanya. Teman-temannya mengemukakan bahwa mereka sedang dihukum, karena dosa-dosa dari generasi-generasi terdahulu. Yehezkiel menjelaskan bahwa Allah tidak bekerja seperti itu, Allah menganggap tiap orang bertanggungjawab atas setiap perbuatannya dan membalaskan setimpal dengan perbuatannya.

Ajaran Yehezkiel ini memiliki banyak dimensi. Setiap seginya harus ditinjau bersama-sama supaya bisa dipahami secara utuh. Jika azas ini dipisahkan dari konteksnya, dapat membawa orang kepada pemikiran bahwa keadaan seseorang mencerminkan hukuman Allah terhadapnya, sehingga kemalangan akan diartikan sebagai akibat dari dosa dan kemujuran sebagai hasil dari kebenaran.

Dengan contoh yang gamblang, Yehezkiel menggambarkan keadaan dari tiga keturunan ketika menjelaskan dalil ajarannya. Keturunan pertama adalah seorang yang benar, yang bertekun di dalam keadilan dan kebenaran (ayat 5-9). Keturunan kedua berkelakuan jahat (ayat 10-13). Keturunan ketiga menolak kejahatan bapaknya (ayat 14-17). Konklusi dari perikop ini terdapat di dalam ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">20 yang menegaskan bahwa setiap orang menerima balasan yang adil menurut kelakuannya.

Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa hukum tabur tuai tetap berlaku di level ekonomi, kedudukan, dan ras mana pun kita berada. Dengan nada yang sama Rasul Paulus di Perjanjian Baru menyerukan: "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Gal. 6:7). Setiap perbuatan, baik kecil maupun besar, harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, karena tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.

Renungkan: Allah adalah pemilik jiwa setiap orang, Dia adalah Allah yang senantiasa berbuat adil. Allah memperlakukan setiap orang menurut barometer-Nya yang paling akurat. Dia tidak mengizinkan dosa pendahulu ditanggung oleh kita, begitu pula sebaliknya. Di hadapan-Nya tidak berlaku surat atau tiket penghapus dosa. Di takhta pengadilan-Nya hanya ada loket imbalan atas karya setiap orang, sesuai dengan apa yang ditaburnya. Hai Kristen yang sudah menerima karya Domba Allah, apakah masih merasa menanggung beban menjadi tumbal kesalahan orang lain?

(0.72) (Yeh 39:11) (sh: Gelisah dan wajah Allah (Senin, 19 November 2001))
Gelisah dan wajah Allah

Gelisah dan wajah Allah. Dunia penuh kegelisahan dan perasaan tidak aman. Meski sulit, manusia ingin damai. Kapankah dunia yang bergolak dahsyat bisa tenang seteduh air jernih di danau yang bersih?

Bangsa Israel telah kembali ke tanah mereka di Palestina (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">38:12). Akhirnya, mereka hidup bahagia dalam zaman mesianis. Sayangnya, suasana asri tak akan lama bersemi. Gog, raja agung Mesekh dan Tubal, dan rekan-rekannya akan menyerang Israel (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">38:5-6). Waktu penyerangan tidak diketahui. Alkitab mencatat bahwa serangan ini begitu dahsyat dan keji. Ketenangan di tanah Israel kembali menjadi ketegangan.

Allah tidak berpangku tangan. Dia akan berperang menyelamatkan umat-Nya. Setelah dalam ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">1-10 Allah menyatakan kekalahan Gog, orang yang tak beradab itu, Allah akan meminta bangsa Israel menguburkan dia dan semua pengikutnya sampai tuntas (disimbolkan dengan angka 7, angka sempurna) di sebelah Timur Yordan agar tidak menajiskan tanah perjanjian (ayat 11-16). Kecelakaan komplotan Gog diperparah karena tubuh mereka akan dilalap binatang-binatang sampai ke lemak-lemaknya (ayat 17-- 20) seperti dalam festival kurban: suatu penghinaan (bdk. Why. 20:7-10 yang berbicara tentang akhir zaman).

Mengapa Allah melakukan hal itu? Sekali lagi untuk kemuliaan dan kekudusan nama-Nya (ayat 21-24). Di sini kita melihat bahwa Allah adalah Allah yang selalu setia dengan perjanjian-Nya. Bangsa-bangsa akan tunduk pada Allah dan bangsa Israel sekali lagi mengakui bahwa Yahweh adalah Allah mereka yang penuh kasih setia. Ketika Israel diselamatkan, nama Allah akan dipulihkan dan ditinggikan seluruh bumi. Akhirnya, Israel akan kembali melihat wajah Allah (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">23, 29). Secara sederhana, ini berarti Allah kembali berpaling pada mereka dan menyayangi mereka. Roh-Nya akan dicurahkan bagi mereka, tanda bahwa Ia akan menyertai mereka selama-lamanya - Immanuel!

Renungkan: Dalam dunia yang selalu bergolak, baik di dalam maupun di luar diri kita, hanya wajah Allah yang bisa memberikan ketenangan. Allah yang setia pada perjanjian-Nya akan meluputkan kita. Nama-Nya akan dimuliakan dan angin ribut akan diteduhkan. Percayalah!

(0.72) (Yeh 1:28) (full: KEMULIAAN TUHAN. )

Nas : Yeh 1:28

Ayat ini memberi makna dari seluruh penglihatan: suatu penglihatan tentang kemuliaan Allah

(lihat art. KEMULIAAN ALLAH).

  1. 1) Allah menyatakan kemuliaan dan kuasa-Nya kepada Yehezkiel untuk mempersiapkan dia bagi pekerjaan sesuai dengan panggilanya. Allah akan terus menampakkan diri kepada Yehezkiel sepanjang hidupnya untuk menopang sang nabi di dalam pelayanannya itu (Yeh 3:12,23-24; 8:2-4; Yeh 9:3; 10:1-22; 11:22-23; 43:2-4).
  2. 2) Penampakan kemuliaan Allah kepada Yehezkiel menunjukkan bahwa kemuliaan itu telah meninggalkan Bait Suci di Yerusalem (bd. 1Raj 8:11; Mazm 26:8; 63:3) dan kini dinyatakan kepada para buangan. Yehezkiel kemudian bernubuat bahwa kemuliaan Allah akan kembali ke Kanaan dan Yerusalem (lih. Yeh 43:2-3,7).
  3. 3) Sebagaimana halnya Yehezkiel memerlukan penglihatan tentang kemuliaan Allah untuk mempersiapkan dirinya untuk melayani Tuhan, demikian pula kita harus mengalami kuasa kemuliaan dan kekudusan Allah (bd. pasal Yes 6:1-13) sebelum secara aktif terlibat di dalam pekerjaan-Nya. Kita menerima pemahaman tentang Allah di dalam segenap kemuliaan-Nya melalui Yesus Kristus (bd. Yoh 1:14), Roh Kudus (1Pet 4:14) dan Firman Allah (2Kor 3:7-11;

    lihat cat. --> Kis 1:8).

    [atau ref. Kis 1:8]

(0.72) (Yeh 33:12) (full: WAKTU IA JATUH DALAM PELANGGARAN. )

Nas : Yeh 33:12-20

Allah menghakimi setiap orang dengan benar dan adil.

  1. 1) Orang benar yang meninggalkan Allah dan kembali kepada dosa akan diminta pertanggungjawaban atas dosa-dosa mereka dan akan mati di dalamnya jikalau mereka tidak bertobat; mereka tidak dapat mengandalkan perbuatan benar di masa lalu untuk menyelamatkan mereka (ayat Yeh 33:12-13).
  2. 2) Pada pihak lain, orang fasik yang berbalik kepada Allah dan meninggalkan dosa akan diselamatkan, dan dosa-dosa mereka tidak akan diingat lagi (ayat Yeh 33:14-16); mereka akan menerima karunia hidup kekal.
  3. 3) Karena itu, nas ini menekankan pentingnya hubungan kita dengan Allah saat ini. Meninggalkan Allah dan firman-Nya sambil beranggapan bahwa iman dan perbuatan baik yang lalu akan menyelamatkan kita adalah fatal secara rohani. Sebaliknya, jikalau kita berpaling kepada Allah dalam pertobatan yang sungguh-sungguh dan iman sejati, maka Dia akan menerima kita, terlepas dari dosa-dosa yang lalu

    (lihat cat. --> Yeh 18:21-23;

    lihat cat. --> Yeh 18:24).

    [atau ref. Yeh 18:21-24]

(0.71) (Yeh 18:21) (sh: Konsekuensi kekal (Minggu, 2 September 2001))
Konsekuensi kekal

Konsekuensi kekal. Perkembangan pemikiran argumen Yehezkiel dari ayat sebelumnya kini menuju kepada saran bahwa pribadi tidak perlu hidup di bawah bayang-bayang dosa para pendahulunya. Jika ia dapat berbalik dari dosa bapaknya, dia dapat pula berbalik dari dosa pribadinya (ayat 21-22). Bagaimana pun logika yang disampaikan oleh Yehezkiel ini bukanlah logika semu. Alasan dibalik semua pernyataannya adalah Allah menginginkan manusia untuk bertobat.

Hukum pertanggungjawaban pribadi yang telah Yehezkiel uraikan ini sangat jelas, sehingga setiap manusia dapat memiliki pilihan untuk hidup berkenan kepada Allah atau tidak. Dan manusia meninggalkan setiap jejak yang tidak hanya berimplikasi temporal, namun berkonsekuensi kekal karena Allah akan menghakimi setiap orang menurut jalannya (ayat 30).

Kombinasi dari fakta dan pengetahuan tentang Allah yang tidak menghendaki kematian seseorang (ayat 32) telah memimpin Yehezkiel kepada seruan terhadap manusia di dalam nama Allah agar yang tersesat segera bertobat dan kembali kepada jalan-Nya. Di mana ada pembaruan hati dan roh, di situ ada keselamatan (ayat 31). Sebagai pribadi kita dapat diarahkan hingga bertobat.

Renungkan: Setiap hari kita diperhadapkan dengan kebebasan memilih menu makanan, demikian pula Allah memberi kita kebebasan untuk memilih jalan hidup kita. Dengan kehendak bebas (free will) di dalam diri kita, kita dapat berbuat apa saja namun dengan catatan bahwa semua pilihan kita akan meninggalkan jejak kekal. Ada konsekuensi kekal di dalam setiap pikiran, perasaan, angan-angan, dan perbuatan yang kita lakukan. Wahai Kristen yang berbuat kebajikan, siapkan sukacitamu menerima pahala dan bagi yang berbuat jahat, siapkan pula dukacitamu menerima hukuman

Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Amsal 9:1-6

Efesusmendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">5:15-20

Yohanes6:51-59

Mazmur 34:9-14

Lagu: Kidung Jemaat 416

(0.71) (Yeh 19:1) (sh: Jalankan peranmu (Senin, 3 September 2001))
Jalankan peranmu

Jalankan peranmu. Dalam ratapan pertama, para penguasa Yehuda digambarkan sebagai singa (ayat 1-9). Dalam ratapan kedua, sebagai cabang-cabang pohon anggur (ayat 10-14). Syair ini merupakan penyesalan karena apa yang terjadi atas bangsa Israel. Bangsa Israel sudah tidak menjadi sebuah bangsa yang diharapkan oleh Allah tetapi justru menjadi batu sandungan bagi bangsa-bangsa lain.

Yehezkiel memakai simbol singa untuk menggambarkan umat Israel, khususnya Yehuda (ayat 1-2), sedangkan singa muda menggambarkan Yoahas, yang dibelenggu oleh Firaun Nekho setelah Yoahas memerintah selama tiga bulan dan digiring ke Mesir pada tahun 608 sM (ayat 2Raj. 23:31-34). Anak singa lain yang dimaksudkan di sini adalah Yoyakim, adik Yoahas, menggantikannya naik takhta, tetapi kepemimpinannya tidak dibahas di sini karena dia mati sebelum berbuat banyak. Yoyakhin, anak Yoyakim sesudah tiga bulan menjadi raja, ia ditawan oleh Nebukadnezar ke Babel pada tahun 597 sM (ayat 2Raj 24:8-16). Syair ini meratapi bukan hanya induk singa yang dikurung tetapi juga pengeran-pangerannya yang dijadikan tontonan bagi kesenangan para raja Asyur dan khalayak ramai negeri itu (ayat 8-9).

Dari metafora singa, Yehezkiel beralih ke pohon anggur. Penguasa yang dimaksudkan berikut ini adalah Zedekia, yang dianggap bertanggungjawab terhadap keruntuhan kota Yerusalem, karena kota itu akan terhindar dari kemusnahan, sekiranya menyerahkan diri kepada bangsa Babel (Yer. 38:20-23). Akhirnya sejarah memuat kisah singa yang terpilih dan terlatih, telah dikurung dan ditawan ke Mesir. Pohon anggur yang tadinya amat subur dengan buahnya yang lebat telah layu, kering, bahkan dimakan api. Situasi ini sangat tepat menggambarkan krisis kepemimpinan umat Allah yang bobrok, mengakibatkan bangsa pilihan telah kehilangan kesaksian hidup.

Renungkan: Ratapan ini memberi peringatan kepada gereja agar tetap menjadi bangsa pilihan Allah yang tetap berperan sebagaimana ketetapan Allah. Dalam rancangan skenario Allah setiap kita baik pribadi maupun sebagai Gereja memiliki peran sebagai bangsa pilihan Allah. Wahai Kristen, marilah kita hidup sesuai dengan peran kita, supaya keluarga, tetangga, rekan kerja, dan semua orang mengakui identitas kita sebagai Kristen.

(0.71) (Yeh 20:1) (sh: Komitmen diri (Selasa, 4 September 2001))
Komitmen diri

Komitmen diri. Bagian ini mengulas tentang fakta sejarah bangsa Israel yang senantiasa berubah setia kepada Allah. Mereka berlaku tidak senonoh dengan berhala hati mereka di hadapan Allah, sehingga Allah jijik terhadap mereka. Dengan tidak segan-segan mereka mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban api (ayat 17-26). Mereka berlaku tidak setia kepada-Nya dengan perzinahan rohani (ayat 27-29). Allah membiarkan mereka yang dengan sengaja telah membutakan diri dengan berbakti kepada pohon dan batu (ayat 30- 32), sampai pada waktu Allah memelekkan mata mereka dengan paksa.

Walaupun Allah telah berulang kali memperingatkan Israel, namun mereka tetap tidak mau mengindahkan-Nya sampai kepada generasi Yehezkiel. Karena kebebalan hati Israel maka Allah mendisiplin mereka dengan berbagai hajaran. Disiplin Allah bukan pertanda Allah meninggalkan mereka, tetapi harus dipandang sebagai bentuk komitmen Allah yang kuat untuk mengkonfirmasi bangsa ini bahwa mereka tetap umat-Nya. Justru karena Allah mengasihi umat-Nya, maka Ia mempedulikan mereka dalam bentuk pendisiplinan, supaya mereka mengerti isi hati-Nya. Perwujudan kasih yang sejati dari Allah adalah memadukan metode bimbingan dengan berbagai cara untuk mendisiplin umat-Nya.

Zaman kini terdapat begitu banyak Kristen yang masih bercabang hati di dalam mengikut Dia. Dengan mulut mengaku beriman kepada Tuhan Yesus namun di dalam hatinya ada allah lain. Mereka menyediakan takhta-takhta lain dan menempatkannya lebih tinggi dari Yesus di dalam mahligai hati mereka. Dosa sinkretisme telah diterima sebagai agama baru di dalam masyarakat kita. Seharusnya sikap Kristen sejati adalah menolak kepercayaan campuran ini. Bila Allah hari ini menghajar Kristen yang tidak setia, itu adalah pertanda baik, bahwa Allah masih mempedulikan, masih ada kesempatan bagi kita untuk kembali menapaki jalan yang ditawarkan oleh satu- satunya Jalan, Kebenaran, dan Hidup, yakni Yesus Kristus.

Renungkan: Kristen mungkin tidak melakukan dosa sinkretisme secara rasio, namun bila kenyataannya di hati ada subyek lain yang telah menggeser otoritas Tuhan Yesus dalam hidup Kristen, berhati- hatilah karena Allah akan melakukan pembersihan.

(0.71) (Yeh 23:22) (sh: Dampak-dampak penyimpangan (Selasa, 11 September 2001))
Dampak-dampak penyimpangan

Dampak-dampak penyimpangan. Nabi Yehezkiel yang menerima panggilan sebagai seorang penjaga atau pengawas umat Allah, dengan penuh kesungguhan mengumumkan vonis Tuhan. Oleh karena Allah Maha Adil, maka Israel harus dihukum. Hanya oleh karena kesabaran Allah yang besar saja, maka Dia masih dapat mentolerir bangsa yang sudah bobrok itu sekian lamanya, tetapi Yehezkiel membawa pesan bahwa kesabaran Allah terhadap bangsa Israel akhirnya tiba pada batas-Nya. Oleh karena Israel melupakan dan membelakangi Tuhan, sekarang mereka sendiri yang harus menanggung akibat persundalan dan kemesumannya.

Penghakiman Allah tidak dapat dihapuskan (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">12:22, 27); penghakiman-Nya tidak dapat dihindari. Sabda-Nya: "Aku tidak akan merasa sayang kepadamu dan tidak akan kenal belas kasihan, tetapi Aku akan membalaskan kepadamu selaras dengan tingkah lakumu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji. Maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN". (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">7:4-27; 22:14). Waktu penghakiman tidak dapat diulur lagi (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">9:10; 24:14).

Allah dengan begitu gamblang dan transparan memaparkan dosa-dosa Israel, untuk menunjukkan betapa jijiknya perselingkuhan yang mereka perbuat. Namun hal ini bukan berarti Allah hanya terusik oleh dosa umat-Nya saja, melainkan sebagai sinyal Allah yang menginginkan umat-Nya merasa malu, menyesal, lalu bertobat. Amat disayangkan karena berulangkali respons dari umat Tuhan ketika menerima teguran-Nya adalah justru semakin mengingkari-Nya, sehingga tangan Allah harus menurunkan hukuman keras yang tidak terhindarkan.

Ada dampak-dampak dosa yang dapat kita lihat dari pernyataan Allah, "Aku akan dan Aku akan..." Namun untuk apakah hukuman itu? Jawabnya ada di ayat 49, yakni agar umat kembali kepada ikatan perjanjian-Nya, dengan mengakui bahwa Tuhan adalah Allah mereka.

Renungkan: Berani berbuat, berani menanggung risiko. Seharusnya setiap Kristen menganut motto ini di dalam hidupnya. Setiap perbuatan pasti membuahkan hasil yang mewajibkan setiap diri kita untuk memetiknya. Oleh karena itu, sebelum berbuat sesuatu, pikirkanlah terlebih dahulu apa akibatnya. Dosa bukan sekadar pelanggaran tapi pengingkaran terhadap janji setia-Nya

(0.71) (Yeh 40:17) (sh: Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru (Rabu, 21 November 2001))
Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru

Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru. Dari pintu gerbang timur, malaikat mengajak Yehezkiel masuk ke pelataran luar, untuk melihat 30 kamar yang digunakan umat yang datang untuk beribadah (ayat 17). Lebar pelataran luar, diukur dari pintu gerbang luar (bawah) sampai pintu gerbang pelataran dalam, adalah 100 hasta (ayat 19).

Dari situ, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang utara (ayat 20-23). Deskripsi pintu gerbang utara sama dengan yang di timur, hanya dengan penjelasan tambahan bahwa ada 7 anak tangga dari luar kompleks Bait Suci menuju pintu gerbang itu (ayat 22). Sesudah itu, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang selatan (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">24-27), yang deskripsinya sama dengan pintu gerbang utara dan timur. Jadi, ada 3 pintu gerbang untuk masuk ke dalam Bait Suci, yakni di tembok timur, utara, dan selatan. Tembok barat tidak memiliki pintu gerbang.

Pelataran luar dipisahkan dari pelataran dalam oleh bilik-bilik dan tiga pintu gerbang, yang posisinya berhadapan dan segaris dengan ketiga pintu gerbang tembok luar. Yehezkiel diajak masuk ke pelataran dalam melalui pintu gerbang dalam sebelah selatan (ayat 28-31). Ukuran pintu gerbang pelataran dalam sama dengan pintu-pintu gerbang sebelumnya. Hanya, pelataran dalam lebih tinggi 8 anak tangga dari pelataran luar (ayat mendapatkan+Dia+AND+book%3A26&tab=notes" ver="">31). Kemudian, Yehezkiel menuju pintu gerbang dalam sebelah timur (ayat 32-34), dan pintu gerbang dalam sebelah utara (ayat 35-37). Semua pintu gerbang ini sama deskripsinya.

Untuk masuk dari luar kompleks Bait Suci ke pelataran luar, orang harus menaiki 7 anak tangga, dan dari pelataran luar ke pelataran dalam, orang harus naik lagi 8 anak tangga. Hal ini menunjukkan suatu progresi, semakin dekat ke pusat kompleks Bait Suci, yakni Tempat Kudus dan Mahakudus, letaknya semakin tinggi. Tindakan menghampiri Allah digambarkan sebagai suatu tindakan ke atas. Bila kita beribadah kepada Allah, kita menghadap Allah yang di atas, bukan yang sejajar.

Renungkan: Dalam ibadah, kesadaran akan kekudusan dan kemuliaan Allah seringkali amat kurang. Kita merendahkan Allah setara dengan manusia, dan tidak menyembah Dia dengan khidmat. Ingatlah untuk menengadahkan hati kepada-Nya karena Dialah junjungan kita.

(0.71) (Yeh 41:5) (sh: Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci (Jumat, 23 November 2001))
Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci

Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci. Di sekeliling Bait Suci ada kamar-kamar tambahan, yang bertingkat tiga (ayat 5-11). Di ujung barat, di belakang Bait Suci, terdapat sebuah bangunan (ayat 12). Sayangnya tidak ada penjelasan mengenai kegunaan ruangan-ruangan ini. Mungkin ruangan di sekeliling Bait Suci digunakan untuk menyimpan perabotan Bait Suci dan benda-benda lainnya. Pada kuil-kuil di dunia kuno, kamar-kamar seperti ini digunakan untuk menyimpan harta benda hasil persembahan orang-orang yang beribadah ke kuil tersebut. Penjelasan tentang Bait Suci diakhiri dengan ukuran keseluruhannya: 100 hasta x 100 hasta untuk pelataran dalam dan untuk Bait Suci serta ruang-ruang di sampingnya (ayat 13-14). Bentuk bujur sangkar dan ukuran- ukuran simetris melambangkan kesempurnaan Allah.

Dinding-dinding Bait Suci didekorasi dengan ukiran-ukiran gambar kerub dan pohon kurma (ayat 17-20). Motif ukiran ini serupa dengan yang ada di dalam Bait Suci Salomo (ayat 1Raj. 6:29- 36). Ukiran pohon kurma telah dijumpai sejak orang masuk melalui pintu gerbang luar, hingga pada daun-daun pintu tempat mahakudus (ayat 25). Jelas fungsinya bukan untuk keindahan semata-mata, tetapi untuk melambangkan harapan hidup dan kemakmuran (pohon kurma) serta keamanan (kerub). Bagi umat Israel, Allah bersemayam di dalam Bait Suci adalah sumber dari dual hal ini.

Di dalam ruang besar terdapat sesuatu yang tampak seperti mezbah yang terbuat dari kayu (ayat 21-22). Malaikat pengantar Yehezkiel menyebut mezbah itu sebagai "meja yang ada di hadirat Tuhan". Mungkin ini menyerupai meja roti sajian (bdk. Kel. 25:23-30), yaitu persembahan yang bukan berupa kurban bakaran bagi Tuhan.

Menghampiri Allah yang kudus selain memang harus terlebih dulu menguduskan diri, juga harus dengan segala puji dan syukur. Kegunaan meja roti sajian adalah untuk menempatkan persembahan syukur untuk segala berkat Tuhan. Ibadah yang benar selalu berangkat dengan kegentaran akan kekudusan Tuhan, tetapi diteruskan dengan pengucapan syukur dan puji- pujian.

Renungkan: Yesus Kristus menyatakan kepada kita kekudusan Allah. Oleh karena Dia kita sekarang dapat mendekat pada Allah dan menaikkan puji-pujian serta ucapan syukur yang tiada hentinya.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA