Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 561 - 580 dari 594 ayat untuk melawan [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12560464081633) (2Tim 3:3) (full: TIDAK TAHU MENGASIHI. )

Nas : 2Tim 3:3

Pada hari-hari terakhir orang percaya harus siap menghadapi banjir kejahatan.

  1. 1) Sang rasul menubuatkan bahwa Iblis akan menyebabkan kerusakan besar atas keluarga. Anak akan melawan orang-tua (ayat 2Tim 3:2), laki-laki dan wanita akan "tanpa kasih" (Yun. _astorgoi_). Kata ini dapat berarti "tanpa kasih keluarga" dan menunjuk kepada kekurangan perasaan lemah lembut dan kasih yang lazim, seperti dipertunjukkan oleh seorang ibu yang tidak mengasihi anaknya, atau membunuh bayinya, seorang ayah yang mengabaikan keluarga, atau anak yang tidak memelihara orang-tuanya yang lanjut usia

    (lihat cat. --> Luk 1:17).

    [atau ref. Luk 1:17]

  2. 2) Manusia akan menjadi hamba uang dan kesenangan dan akan mengejar keinginan diri sendiri (ayat 2Tim 3:2). Menjadi orang-tua, dengan kasih dan pengasuhan yang menuntut pengorbanan, tidak lagi dianggap sebagai tugas yang layak (ayat 2Tim 3:2-4). Orang-tua yang mengasihi anak-anak akan diganti dengan mereka yang mementingkan diri, kejam, dan meninggalkan anak mereka (bd. Mazm 113:9; 127:3-5; Ams 17:6; Tit 2:4-5;

    (lihat cat. --> 2Tim 4:3-4;

    lihat cat. --> 2Tim 4:4).

    [atau ref. 2Tim 4:3-4]

  3. 3) Jikalau orang-tua Kristen akan menyelamatkan keluarganya dalam masa sulit hari-hari terakhir, mereka harus melindungi anak mereka dari pengaruh jahat lingkungan di mana mereka hidup (Yoh 21:15-17; Kis 20:28-30), memisahkan mereka dari cara dunia dan jangan mengizinkan orang berdosa mempengaruhi anak-anaknya (Kis 2:40; Rom 12:1-2;

    lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

    Mereka harus menerima rencana Allah untuk keluarga

    (lihat cat. --> Ef 5:21;

    lihat cat. --> Ef 5:22;

    lihat cat. --> Ef 5:23;

    lihat cat. --> Ef 6:1;

    [atau ref. Ef 5:21-6:4]

    lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK)

    dan tidak hidup seperti orang berdosa (Im 18:3-5; Ef 4:17). Orang percaya dan keluarganya harus benar-benar menjadi orang asing dan pendatang di bumi ini (Ibr 11:13-16).
(0.12560464081633) (Ibr 12:5) (full: DIDIKAN TUHAN. )

Nas : Ibr 12:5

Perhatikan beberapa hal mengenai didikan Tuhan atas orang-orang percaya dan kesukaran serta penderitaan yang diizinkan-Nya terjadi dalam kehidupan kita.

  1. 1) Semuanya itu merupakan tanda bahwa kita adalah anak-anak Allah (ayat Ibr 12:7-8).
  2. 2) Semuanya itu merupakan jaminan kasih dan perhatian Allah kepada kita (ayat Ibr 12:6).
  3. 3) Didikan Tuhan memiliki dua maksud:
    1. (a) agar pada akhirnya kita tidak ikut dihukum bersama-sama dengan dunia (1Kor 11:31-32), dan
    2. (b) agar kita dapat mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan tetap hidup di dalam kesucian karena tanpanya kita tidak mungkin melihat Allah (ayat Ibr 12:10-11,14).
  4. 4) Ada dua akibat yang mungkin terjadi karena didikan Tuhan.
    1. (a) Kita dapat tetap bertahan dalam kesukaran dengan pimpinan Allah, tunduk kepada kehendak Allah dan tetap setia kepada-Nya (ayat Ibr 12:5-6). Dengan melakukan hal ini kita akan tetap hidup sebagai anak-anak rohani Allah (ayat Ibr 12:7-9) dan mengambil bagian dalam kesucian-Nya (ayat Ibr 12:10); kita juga akan menuai kebenaran (ayat Ibr 12:11).
    2. (b) Kita dapat memandang ringan didikan Tuhan ini (ayat Ibr 12:5), memberontak terhadap Allah karena penderitaan dan kesukaran, dan oleh karenanya murtad dari Allah (ayat Ibr 12:25; Ibr 3:12-14).
  5. 5) Di bawah kehendak Allah, kesulitan mungkin tiba
    1. (a) sebagai akibat perjuangan rohani melawan Iblis (Ef 6:11-18);
    2. (b) sebagai ujian untuk memperkuat iman kita (1Pet 1:6-7) dan pekerjaan kita (Mat 7:24-27; 1Kor 3:13-15), atau
    3. (c) sebagai persiapan untuk menghibur saudara seiman yang lain (2Kor 1:3-5) dan menyatakan kehidupan Kristus (2Kor 4:8-10,12,16).
  6. 6) Di dalam segala bentuk kesengsaraan, kita harus mencari Allah, memeriksa kehidupan kita (2Taw 26:5; Mazm 3:5; 9:13; 34:18) dan meninggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengan kekudusan-Nya (ayat Ibr 12:10,14;

    lihat cat. --> Mazm 60:3-14;

    lihat cat. --> Mazm 66:18;

    [atau ref. Mazm 60:3-14; 66:18]

    lihat art. PENDERITAAN ORANG BENAR).

(0.12560464081633) (1Yoh 5:19) (full: SELURUH DUNIA BERADA DI BAWAH KUASA SI JAHAT. )

Nas : 1Yoh 5:19

Kita tidak akan pernah memahami PB dengan memadai kecuali kita mengenali keyakinannya yang mendasar bahwa Iblis adalah penguasa dunia ini. Dia adalah si jahat dan kuasanya mengatur zaman yang jahat ini (bd. Luk 13:16; 2Kor 4:4; Gal 1:4; Ef 6:12; Ibr 2:14;

lihat cat. --> Mat 4:10;

[atau ref. Mat 4:10]

lihat art. KERAJAAN ALLAH).

  1. 1) Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah kini menguasai langsung dunia yang tidak beriman termasuk orang yang berdosa, kejahatan, kekejaman, dan ketidakadilan. Allah sama sekali tidak menginginkan atau menyebabkan penderitaan di dalam dunia, dan segala sesuatu yang terjadi juga bukan merupakan kehendak-Nya yang sempurna (lih. Mat 23:37; Luk 13:34; Luk 19:41-44;

    lihat art. KEHENDAK ALLAH).

    Alkitab menunjukkan bahwa sekarang ini dunia tidak berada di bawah kekuasaan Allah, tetapi sedang memberontak terhadap pemerintahan-Nya dan diperbudak oleh Iblis. Oleh karena keadaan inilah Kristus datang untuk mati (Yoh 3:16) dan untuk mendamaikan dunia dengan Allah (2Kor 5:18-19). Jangan sekali-kali kita memakai pernyataan "Allah sedang menguasai segala sesuatu" untuk membebaskan diri kita dari tanggung jawab untuk berjuang melawan dosa, kejahatan dan kesuaman rohani.
  2. 2) Akan tetapi, pada batas tertentu Allah juga berkuasa atas dunia yang jahat ini. Allah berdaulat, dan karena itu segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya yang mengizinkan dan pengawasan-Nya, atau kadang-kadang melalui campur tangan-Nya secara langsung sesuai dengan maksud-Nya. Sekalipun demikian, pada saat ini dalam sejarah, Allah telah membatasi kuasa dan pemerintah-Nya yang agung atas dunia ini. Namun pembatasan diri ini hanya bersifat sementara, karena pada saat yang sudah ditentukan oleh hikmat-Nya Dia akan memusnahkan Iblis dan semua kejahatan (pasal Wahy 19:1-20:15). Baru pada saat itulah, "Pemerintah atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya" (Wahy 11:15).
(0.12560464081633) (Yoh 3:11) (jerusalem: Yang kami ketahui) Kristus tidak berkata atas namaNya sendiri, Yoh 7:17-18; Ia hanya mengatakan apa yang telah dilihatNya pada Bapa, Yoh 1:18; Yoh 3:11; Yoh 8:38; bdk Yoh 8:24+; Ia menyampaikan firman dan ajaran Bapa, Yoh 3:34; Yoh 8:28; Yoh 12:49,50; Yoh 14:24; Yoh 17:8,14; bahkan Dia sendiri adalah Firman, Yoh 1:1,14. Dan Firman itu sungguh berdaya; olehNya segala sesuatu dijadikan, Yoh 1:1+; olehNya orang mati keluar dari kuburnya, Yoh 11:43,44; Yoh 5:28-29; olehNya manusia dihidupkan, Yoh 5:24; Yoh 6:63; Yoh 8:51; olehNya manusia dijadikan Anak Allah, Yoh 10:35; Yoh 1:12; berkat pemberian Roh Kudus yang merupakan prinsip kebakaan, Yoh 1:33+; Yoh 20:22. Dari pihak manusia hanya ada satu syarat saja, yakni: percaya kepada Firman, Yoh 1:12, tinggal dalam Firman, Yoh 8:31, menuruti Firman itu berupa rahasia, Yoh 2:20+, sukar ditangkap, Yoh 6:60; Yoh 7:36; untuk dapat menerimanya orang memerlukan kerendahan hati: dengan mendengar firman itu manusia menjadi terpecah belah, Yoh 7:43; Yoh 10:19; ada yang percaya Yoh 4:41; Yoh 7:40 dst., Yoh 7:46; Yoh 8:30, ada juga yang dengan rasa kecewa mengundurkan diri, Yoh 6:66, kendati "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus, Yoh 2:11+. Tetapi Firman yang mereka tolak itu akan menghukum mereka pada hari terakhir, Yoh 12:48
(0.12560464081633) (1Raj 18:20) (sh: Ada saat diam, ada saat bertindak (Jumat, 3 Maret 2000))
Ada saat diam, ada saat bertindak

Ada saat diam, ada saat bertindak. Untuk menentukan kapan kita harus diam dan kapan harus bertindak dalam menghadapi suatu masalah bukanlah tindakan yang gampang. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ketika banyak gereja dibakar dan dirusak massa, apakah Kristen harus diam atau harus bertindak? Pertimbangan apa sajakah yang diperlukan untuk menentukan tindakannya, sehingga berdampak positif bagi masyarakat Kristen secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum.

Elia di bawah pimpinan Allah sudah memberikan contoh yang patut diteladani. Ada saat dimana ia harus diam, pasif, bahkan bersembunyi. Namun ada saatnya pula ia aktif, keluar untuk menemui dan menantang Ahab beserta nabi-nabi Baalnya. Di dalam perikop ini jelas tergambar bagaimana Elia secara aktif menantang seluruh rakyat Israel, nabi-nabi Baal, dan Ahab untuk bertanding melawan dia. Apa pertimbangan Elia sehingga ia harus melakukan tindakan yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya dan tentunya akan membawa kehancuran iman terhadap YAHWEH jika Elia dibunuh?

Pertimbangan pertama: Elia melihat bahwa Ahab secara sadar dan 'tulus' beriman kepada Baal, berarti ia secara sepenuh hati sudah berpaling dari Allah. Hal ini terbukti dengan kesediaannya untuk memanggil dan mengumpulkan nabi-nabi Baal dan seluruh rakyat Israel ke gunung Karmel. Ahab tidak mungkin disadarkan dengan bencana alam sehebat apa pun karena hati dan matanya sudah tertutup. Karena itulah Elia harus bertindak agar Israel tidak berlarut-larut menjadi korban hukuman Allah. Pertimbangan kedua: rakyat Israel telah terlibat dalam kompromi yang membahayakan. Mereka menyembah Allah namun secara bersamaan juga menyembah Baal. Kompromi ini akhirnya membawa Israel berpaling dari Allah. Israel akan menuju kehancuran iman, moral, dan akhlak.

Tujuan dari tindakan Elia tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk membawa bangsa Israel kembali kepada Allah yang benar. Untuk itulah Elia berani mengambil risiko yang besar sekalipun. Umat Kristen di Indonesia dapat meneladani apa yang Elia lakukan.

Renungkan: Jika perlakuan yang kita terima sudah membahayakan keteguhan iman umat Allah, maka Kristen harus berani bersuara, agar umat Tuhan di bumi Indonesia dapat terus berdiri kokoh.

(0.12560464081633) (2Raj 9:16) (sh: Kehendak Allah di dalam kehendak manusia (Senin, 29 Mei 2000))
Kehendak Allah di dalam kehendak manusia

Kehendak Allah di dalam kehendak manusia. Pilihan Allah atas Yehu untuk melaksanakan penghukuman-Nya atas keturunan Ahab memang tepat. Ia memiliki kuasa dan kedekatan dengan para pembesar lain. Ia pun mempunyai karakter dan kemampuan yang sangat mendukung. Yehu sangat berantusias dan sangat jeli melihat setiap kesempatan yang ada. Ketika Yoram sedang sakit di Yizreel, ia tidak membuang-buang kesempatan ini. Ia benar-benaar manusia tanpa toleransi dan kompromi. Maka dengan tekad baja ia memacu kudanya menuju Yizreel. Ia juga orang yang sangat fokus kepada tujuan dan sangat efisien dalam mencapainya. Fokusnya tidak bisa dibelokkan dengan kedatangan dua utusan Yoram. Untuk membunuh Izebel ia cukup mencari pendukungnya dan memerintahkan untuk menjatuhkan Izebel. Ia juga tidak mengenal lelah. Setelah menempuh perjalanan jauh, ia langsung berperang melawan Yoram bahkan membunuhnya dengan sekali panah menembus jantungnya. Kemudian segera menyerbu istana Izebel. Baru setelah itu ia istirahat untuk makan dan minum (34). Nubuat yang pernah diucapkan oleh nabi Elia sudah tergenapi.

Sepintas Yehu terlihat sangat bersemangat dalam melaksanakan kehendak-Nya. Namun sesungguhnya tidak demikian. Yehu bersemangat karena secara bersamaan ia juga melaksanakan kehendaknya sendiri. Dia menggunakan agama untuk menggapai ambisi pribadinya. Bahwa dia menunjuk kepada nubuat Elia tentang Ahab bukan merupakan bukti bahwa ia mempunyai iman, namun justru sebagai bukti bahwa ia menggunakan Allah untuk membenarkan pembunuhan yang ia lakukan (25-26). Dia berantusias melaksanakan kehendak-Nya hanya karena kehendak-Nya selaras dengan kehendaknya. Ia pun berani membunuh raja Ahazia walaupun tidak menggunakan tangannya sendiri (27). Dialah yang menjadi tuan atas seluruh tindakannya bukan kehendak-Nya. Motivasinya yang salah telah menjadikan kehendak Allah sebagai alat untuk mencapai ambisinya. Allah mengecamnya melalui nabi Hosea (Hos. 1:4).

Renungkan: Kehendak Allah memang harus dilaksanakan. Namun motivasi dari mereka yang melaksanakannya sangat penting. Salah satu ujian atas komitmen kita kepada kehendak Allah adalah penyerahan diri kepada kehendak-Nya, ketika ketaatan itu bertentangan dengan kepentingan dan kesenangan pribadi.

Minggu Paskah 6

(0.12560464081633) (1Taw 5:1) (sh: Dilupakan namun istimewa (Sabtu, 26 Januari 2002))
Dilupakan namun istimewa

Dilupakan namun istimewa. Penulis Tawarikh juga peduli terhadap suku-suku di sebelah timur sungai Yordan. Mereka mudah dilupakan karena: [1] Terpisah secara geografis (Yos. 1:12-15), [2] Telah ditaklukkan oleh Hazael dari Siria tahun 837/6 sM (ayat 2Raj. 10:32-33) sehingga peranannya dalam kehidupan nasional berkurang, dan [3] Dibuang 12 tahun lebih awal (ayat 734 sM) daripada suku-suku utara (ayat 6, 26).

Ada 4 bagian dalam daftar ini. Pertama, suku Ruben (ayat 1-10). Karena dosanya, Ruben kehilangan berkat ganda untuk Yusuf (ayat 1b-2, Ul. 33:13-17) dan kepemimpinannya dialihkan ke Yehuda. Meskipun demikian, dua kali disebutkan bahwa ia adalah anak sulung (ayat 1) yang harus tetap dihormati. Catatan tentang Tiglath Pileser (Pilneser) III (ayat 745-727 sM) mempermalukan suku Ruben. Namun, ini diimbangi dengan penyebutan daerah-daerah milik mereka dan kemenangan mereka (ayat 8b-10, lih. Mzm. 83:7). Kedua, suku Gad (ayat 11-17). Seperti Ruben, Gad hanya sedikit berperanan dalam sejarah nasional Israel. Karena itu, wilayah-wilayah Gad yang sah disebutkan (ayat 11-12,16). Catatan ini mengacu ke catatan militer kerajaan (ayat 17), menunjukkan bahwa mereka berperanan militer pada waktu pemerintahan Yotam dan Yerobeam (ayat 750 sM).

Ketiga, kemenangan-kemenangan suku-suku seberang sungai Yordan (ayat 18-22). Kekuatan yang dahsyat melawan mereka (ayat 19). Mereka berseru dan percaya kepada Allah dan Ia memberikan kemenangan besar (ayat 20-22). Seperti Yehuda, mereka juga dapat sukses dalam peperangan. Mereka pun umat Allah. Keempat, setengah suku Manasye (ayat 23-26). Banyaknya keturunan Manasye (ayat 23) menunjukkan bahwa mereka diberkati Allah. Sebagai kontras dengan ayat 18-22, Ayat 24-26 mencatat kekalahan suku Manasye karena ketidaksetiaan mereka dalam perjanjian dengan Allah (ayat 25, lih. 2Raja 17:6-23). Mereka jatuh ke tangan orang asing (ayat 26). Namun, mereka tidak dihancurkan sepenuhnya, dan penulis Tawarikh ingin mereka kembali berharap untuk pemulihan. Dalam 4:24-5:26, suku-suku yang mudah dilupakan kembali dibela keberadaannya. Tanpa mereka, pemulihan tidaklah lengkap.

Renungkan: Anda adalah bagian yang amat penting dalam gereja Tuhan. Terimalah pemulihan dari Allah dan layanilah Dia bersama-sama dengan umat-Nya dalam kesetiaan dan rasa syukur!

(0.12560464081633) (1Taw 8:1) (sh: Generasi yang istimewa (Kamis, 31 Januari 2002))
Generasi yang istimewa

Generasi yang istimewa. Selain suku Yehuda dan Lewi, suku Benyamin juga diistimewakan karena kesetiaannya terhadap keturunan Daud dan ibadah bait Allah. Suku Benyamin dalam pasal 7 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Utara, dan di pasal 8 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Yehuda.

Ada 4 kelompok suku Benyamin dalam perikop ini. Pertama, yang tinggal di Geba (ayat 1-7). Silsilah dimulai dari Benyamin (ayat 1) dan langsung menyempit kepada cucunya, Ehud (ayat 6). Ehud adalah hakim yang membawa kemenangan bagi Israel ketika melawan raja Moab, Eglon (Hak. 3:12-30). Penyebutan Geba menunjukkan bahwa daerah ini tetap milik mereka sesudah pembuangan. Kedua, yang tinggal di Moab, Ono, Lod, dan Gat (ayat 8-13). Bagian kedua ini menyoroti Saharaim (ayat 8) dan anak-anak Elpaal (ayat 12). Beberapa lokasi dimunculkan di sini. Saharaim tinggal di Moab (ayat 8). Lalu, keturunan Elpaal membangun Ono dan Lod. Penyebutan kesuksesan pembangunan kota menyatakan berkat Allah bagi yang mendirikannya. Kemudian, disebutkan Gat yang telah direbut oleh Beria dan Sema. Penyebutan 4 nama tempat ini mensahkan kepemilikan suku Benyamin atas wilayah-wilayah tersebut.

Ketiga, yang tinggal di Yerusalem (ayat 14-28). Kalimat "Itulah para kepala puak . . . ." bisa mencakup semua nama dalam ayat 14-27. Namun, dalam 9:3-9 hanya nama Yeroham yang muncul (ayat 9:8). Dengan demikian, kemungkinan hanya nama-nama dalam ayat 26-27 yang dimaksud. Sebagian dari suku Benyamin telah kembali ke Yerusalem, dan mereka diharapkan memiliki peranan besar dalam pemulihan umat Allah. Keempat, yang berhubungan dengan Yerusalem. Yeiel adalah bapa (baca: pendiri) Gibeon. Daftar ini juga menyebutkan Kisy dan Saul, raja pertama Israel. Lalu, disebutkan pula Yonatan, sahabat karib Daud, dan Meribaal (Mefiboset) yang dikasihi Daud (ayat 2Sam. 9:6-13). Ayat 35-40 mendaftarkan banyak orang perkasa serta banyak keturunan. Di sini ditunjukkan sumbangan militer mereka dan tanda berkat Allah. Penyebutan para leluhur yang terhormat membuat suku Benyamin harus dihormati.

Renungkan: Generasi kini akan berdampak sangat besar kepada generasi-generasi yang akan datang. Berbuatlah sesuatu agar generasi Anda istimewa karena kesetiaan mutlak pada Allah!

(0.12560464081633) (Est 6:1) (sh: Tangan Tuhan yang tidak kelihatan (Selasa, 26 Juni 2001))
Tangan Tuhan yang tidak kelihatan

Tangan Tuhan yang tidak kelihatan. Hidup kita mungkin dapat diibaratkan sebagai tenunan yang terjalin dari benang-benang suram dan cerah, saling merajut membentuk suatu gambaran kehidupan. Seringkali kita tidak dapat melihat keindahan rajutan ini secara utuh, dan seringkali kita juga tidak dapat menyadari bahwa di tangan Sang Perancang, benang-benang suram adalah sama pentingnya dengan benang-benang yang cerah untuk menghasilkan tenunan yang indah. Kisah Ester yang kita baca hari ini akan membantu kita memahami karya dan rencana Tuhan yang indah di balik peristiwa-peristiwa yang kita alami.

Rentetan peristiwa kisah Ester ini tidaklah terjadi secara kebetulan, ada tangan Sang Perancang yang merajut dengan satu tujuan yang pasti di balik semuanya. Dalam pasal 6 ini Sang Perancang mulai merajutkan benang- benang cerah dan membuat suatu titik balik dari kekalahan (pasal 1-5) menuju kemenangan (pasal 7-10) yang ditandai dengan ketiga hal berikut: (1) Tuhan menggelisahkan hati raja (6:1-3); [2] Tuhan merendahkan Haman orang Amalek dan meninggikan Mordekhai (6:4-11); dan [3] Tuhan membuat hati Haman beserta keluarga dan sahabatnya diliputi kegentaran (6:12-14). Titik balik kemenangan ini semata-mata bukanlah disebabkan oleh jasa dan upaya Mordekhai, tetapi karena alasan yang sama seperti saat Musa mengangkat tangannya dan mengalahkan bangsa Amalek (bdk. Kel. 17 : 8-16). Kemenangan ini disebabkan karena ada "Tangan di atas panji-panji Tuhan!", "Tuhan berperang melawan Amalek turun-temurun". Tuhan Raja di atas segala raja dengan cara yang tidak terlihat memelihara dan memberikan kemenangan bagi umat-Nya yang menderita, dalam kesetiaan-Nya.

Mungkin kita tidak dapat mengerti ataupun melihat adanya jalan keluar bagi kemelut bangsa kita, namun kita perlu meyakini bahwa Tuhan tidak mengabaikan langkah iman yang kita ambil. Ia dengan tangan-Nya yang tak kelihatan dapat melakukan serangan terselubung dan menghancurkan sendi-sendi kekuatan mereka yang mengancam kita.

Renungkan: Pernahkah Anda mengalami peristiwa demi peristiwa yang mengarahkan Anda pada suatu titik balik yang mengubah situasi dan kehidupan Anda? Kemanakah arah pergerakan itu, seperti Haman atau Mordekhai? Bagaimana Anda meresponinya? Bercerminlah di hadapan Allah dan mohonkanlah tuntunan-Nya!

(0.12560464081633) (Ayb 12:1) (sh: Tunduk pada hikmat Allah! (Selasa, 7 Desember 2004))
Tunduk pada hikmat Allah!

Tunduk pada hikmat Allah! Orang sombong merasa diri lebih pandai dan berhikmat daripada orang lain. Mereka merasa tahu segala sesuatu, orang lain tidak tahu apa-apa. Mereka bisa begitu karena hanya membanding-banding dengan orang lain. Seharusnya mereka membandingkan dengan hikmat Tuhan!

Ayub merasa sikap sok tahu teman-temannya itu membutakan mata mereka dari kebenaran sejati (ayat 2). Apa yang mereka tahu, Ayub juga tahu. Namun, Ayub, yang doa seruan-Nya didengar Allah sadar akan keterbatasan diri untuk mengerti misteri kehidupan. Hikmat sejati membimbing pada pemahaman yang benar. Hikmat sejati tidak menjadikan orang sombong apalagi menghakimi bahwa orang yang menderita pasti berdosa sehingga patut mendapat hinaan. Sebaliknya mereka yang sombong telah berlaku fasik dengan menyangka bahwa sikap yang sedemikian tidak akan dimurkai Allah. Kesombongan mereka menjadi-jadi seakan mereka sejajar dengan Allah (ayat 2-6).

Ayub mengajak mereka belajar dari dunia ciptaan lainnya. Semua makhluk yang sederhana mengetahui Allah sebagai pencipta mereka (ayat 7-11). Apalagi seharusnya manusia. Bahkan orang tua yang berpengalaman sekali pun tidak boleh merasa diri paling berhikmat (ayat 12). Karena sumber hikmat dan kuasa ada pada Allah. Dengan hikmat dan kuasa-Nya Ia menetapkan segala sesuatu. Alam ada dalam kendali-Nya (ayat 14-15). Hikmat dan kekuasaan para pemimpin tidak berdaya di hadapan-Nya (ayat 17-25). Bila Allah sudah menetapkan sesuatu, maka manusia hanya bisa tunduk menerima. Orang paling pintar pun bisa hilang akal bila mau melawan kedaulatan dan hikmat-Nya.

Memang mudah untuk merasa diri paling tahu dari antara orang lain. Akan tetapi, orang Kristen insyaf bahwa pengetahuan Allah tidak terbatas. Maka berhentilah sok tahu tentang sebab musabab masalah orang lain seakan-akan Anda mahatahu. Jadilah orang yang rendah hati. Mintalah hikmat Allah supaya kata-kata Anda menjadi saluran kasih Allah bagi orang yang menderita.

Renungkan: Dalam kerendahan hati orang yang tidak tahu apa-apa bisa menghibur sesama yang menderita oleh hikmat ilahi.

(0.12560464081633) (Mzm 34:1) (sh: Iman yang berakar pada karakter Tuhan (Kamis, 2 Agustus 2001))
Iman yang berakar pada karakter Tuhan

Iman yang berakar pada karakter Tuhan. Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat 2-11) dan nyanyian pengajaran Daud (ayat 12-23) yang mengajak kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan (ayat 6), menikmati kebaikan- Nya (ayat 9), serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa yang sulit (ayat 19). Alasan dari ajakannya ini tidak lain didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar (ayat 7a, 18a), melepaskan (ayat 5b, 18b), dan menyelamatkan (ayat 7b, 19b) orang- orang benar (ayat 16, 20, 22) yang mencari (ayat 5, 7) dan takut akan Dia (ayat 8, 10, 12). Mereka yang berlindung pada-Nya akan berbahagia (ayat 9), mendapatkan keamanan dan tidak akan menanggung hukuman (ayat 21, 23).

Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan dan kepuasan, sebagai berikut: [1] Takut akan Tuhan (ayat 8, 10, 12); [2] Berseru kepada Tuhan (ayat 5,11); dan [3] Bertekad untuk hidup dalam kebenaran (ayat 14, 15). Semuanya ini akan membawa orang benar ke dalam perlindungan, kecukupan, pemenuhan kebutuhan, dan jawaban doa. Namun semuanya ini bukanlah berarti bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan mudah. Pilihan orang benar untuk berkata "Tidak" bagi yang jahat dan berkata "Ya" untuk hal-hal yang baik (ayat 14, 15) tidak selalu menjadikan hidupnya lancar dan mujur, namun seringkali justru membawanya pada berbagai hambatan dan kemalangan (ayat 20a).

Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat, sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya (ayat 22), tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru- seru kepada-Nya (ayat 18), dan menjatuhkan hukuman kepada siapa yang membenci mereka (ayat 22), sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (ayat 16).

Renungkan: Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari kehancuran.

(0.12560464081633) (Mzm 106:1) (sh: Kemurahan kekal Allah (ayat 1) (Selasa, 23 April 2002))
Kemurahan kekal Allah (ayat 1)

Kemurahan kekal Allah (ayat 1). Meski mazmur ini sekilas terlihat sama dengan mazmur sebelumnya, namun ada perbedaan mencolok: Mazmur 105 menegaskan tentang kebesaran Allah, mazmur ini memaparkan kegagalan umat Allah untuk mengingat perjanjian Allah. Akibatnya mazmur ini juga menegaskan keajaiban kasih karunia Allah yang dengan sabar mengatasi dosa dan pemberontakan umat-Nya. Hanya sebab kasih Allah yang tanpa batas, kisah Israel tak putus di tengah jalan.

Mazmur ini diawali oleh kebenaran teologis hakiki tentang Allah, manusia, dan prinsip kehidupan iman. Hal utama dalam hidup orang beriman adalah memuji dan memuliakan Allah. Pengakuan iman dan undangan untuk meninggikan Allah mengawali mazmur ini (ayat 1). Allah baik dan kasih-Nya kekal, karena itu Ia patut dipuji selamanya. Tetapi, pemazmur menyadari tidak seorang pun sungguh tahu mengingat dan mengutarakan syukur atas semua kebaikan Allah (ayat 2). Kegagalan ini menjelaskan mengapa umat kehilangan sukacita dan kebahagiaan. Kebahagiaan hanya terdapat di dalam hidup orang-orang yang tahu meresponi Allah dalam hidup yang adil dan benar (ayat 3).

Dalam Mazmur ini, permohonan berkat (ayat 4-5) mendahului pengakuan dosa (ayat 6-12). Dengan meminta berkat, pemazmur berpegang pada janji-janji Allah yang pernah dilanggarnya, menyatakan kerinduannya untuk kembali berpegang pada janji-janji Allah. Pengakuan dosa yang benar selalu membuat orang keluar dari keakuannya. Pemazmur tidak saja mengakui dosanya sendiri, tetapi menempatkan diri dalam pemberontakan nenek moyangnya sebelumnya. Bertobat berarti mengakui bahwa kita adalah bagian dari rantai sikap tidak tahu bersyukur, tidak mengingat perbuatan-perbuatan besar Allah, dan akibatnya melakukan pemberontakan terhadap Allah (ayat 6-7). Tetapi, pertobatan juga berarti mengakui dan mensyukuri bahwa Allah tidak berubah. Meski umat-Nya bebal dan memberontak, Dia setia kepada diri-Nya dan pad janji-janji-Nya (ayat 8). Seluruh kisah perjalanan Israel sejak dari Laut Merah seterusnya adalah kisah pemberontakan demi pemberontakan melawan rencana dan hukum Allah, tetapi juga adalah kisah kesetiaan dan kemurahhatian Allah yang tak pernah berubah (ayat 8 dst.).

Renungkan: Berkat terbesar adalah hidup serasi dengan Allah.

(0.12560464081633) (Yer 21:1) (sh: Teliti sebelum berdoa (Senin, 2 Oktober 2000))
Teliti sebelum berdoa

Teliti sebelum berdoa. Akhirnya Zedekia berpaling kepada Allah memohon pertolongan-Nya, ketika Yerusalem dikepung tentara Babel. Tindakan Zedekia berdasarkan fakta sejarah bahwa lebih dari 100 tahun yang lalu ketika Yerusalem dikepung oleh Sanherib dan tentara Asyur (lihat 2Raj. 19:35-36), Allah membuat mukjizat sehingga Yerusalem selamat. Ia berharap Allah akan membuat mukjizat lagi karena situasi yang dihadapi oleh Zedekia sama dengan peristiwa yang lalu. Bagaimana jawaban Allah? Jauh dari apa yang Zedekia harapkan. Dengan tegas Yeremia mengulang pemberitaan hukuman atas Yerusalem yang sudah bertahun-tahun diberitakan. Allah tidak akan berperang bagi umat-Nya, sebaliknya Ia akan berperang melawan umat-Nya (4-7). Satu-satunya jalan untuk selamat dari pedang Babel adalah meninggalkan Yerusalem dan menyerah kepada Nebukadnezar (8-10). Mereka yang tetap bertahan di kota pasti akan mati karena ada 3 jenis serangan dahsyat yaitu pedang, kelaparan, dan penyakit sampar.

Apa yang dilakukan Zedekia semakin menunjukkan kebodohan dan kebebalannya. Bukankah Allah melalui Yeremia sudah berkali-kali memperingatkan akan datangnya penghukuman atas Yehuda dengan berbagai cara dan menyerukan pertobatan? Sekarang jika penghukuman itu tiba, mengapa mereka berharap keselamatan yang daripada-Nya? Zedekia seharusnya meneliti perjalanan hidup bangsa dan dirinya sendiri sehingga ia dapat memohon pertolongan Allah secara tepat.

Kita seringkali mengulangi kebodohan Zedekia. Sebagai contoh, setelah kita mendengar kesaksian seorang yang diselamatkan Allah dari kebangkrutan usahanya, maka ketika kita pun mengalami masalah yang sama, kita berteriak kepada Allah agar melakukan mukjizat yang sama. Kita tidak mau atau enggan meneliti perjalanan hidup kita.

Renungkan: Mungkin Allah pernah memperingatkan jika kita tidak bertobat maka hukuman akan tiba. Namun kita mengeraskan hati dan tetap hidup bermandikan dosa. Ketika hidup kita dilanda kesulitan, usaha kita mengalami kebangkrutan dan rumah tangga berantakan, maka sebelum berdoa meminta pertolongan-Nya, telitilah dahulu perjalanan hidup kita. Allah tetap akan menolong bukan dengan cara membebaskan kita dari kesulitan, tetapi dengan cara menuntun kita keluar dari segala kesulitan dan penderitaan akibat dosa dan kesalahan kita.

(0.12560464081633) (Yer 49:7) (sh: Allah mampu mengatasi semua kekuatan (Kamis, 24 Mei 2001))
Allah mampu mengatasi semua kekuatan

Allah mampu mengatasi semua kekuatan. Edom terletak di daerah perbukitan sebelah selatan Wadi el-Hesa dan berbatasan dengan Wadi Arabah di sebelah barat. Karena posisi geografisnya – di daerah pegunungan - Edom sangat beruntung dalam arti negaranya sulit di jangkau musuh-musuhnya sehingga dapat dikatakan selalu dalam keadaan aman. Karena letaknya di daerah pegunungan maka tanah di Edom juga terkenal subur (17). Hal ini mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat. Selain itu, orang Edom sangat terkenal karena kepandaiannya (7 bdk. Ob. 8).

Bergunakah kelebihan letak geografis dan kepandaian bagi perkembangan dan kemajuan sebuah negara? Tentu saja berguna namun demikian 2 hal ini tidak dapat dimutlakkan sehingga bangsa itu bergantung sepenuhnya kepadanya dan menjadi sombong. Mereka menganggap bahwa tidak akan ada musuh yang dapat menyengsarakan dan menghancurkan Edom karena itu mereka pun bersepakat dengan bangsa-bangsa lain untuk melawan Babel dan mengabaikan peringatan dari Yeremia (lih. Yer. 27). Namun realita yang dihadapi Edom berbeda. Ketika penghukuman Allah datang, kepandaian orang Edom tidak ada artinya (7-8). Tanah subur tidak lagi dapat mereka nikmati hasilnya (9), bahkan nantinya akan dibuat menjadi tandus (17). Tempat yang tinggi tidak menjamin Edom aman dari bahaya dan musuh (9, 22). Bahkan ibu kota Edom – Bozra – yang tentunya mempunyai banyak orang bijak dan secara geografis terletak di lokasi yang paling aman pun tidak luput dari hajaran Tuhan (13).

Renungkan: Nubuat penghukuman Edom kembali menyatakan bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan di dunia ini yang dapat bertahan menghadapi kekuatan Allah. Namun yang harus selalu kita yakini dengan sungguh bahwa kekuatan dan kekuasaan Allah juga dapat mengatasi kematian - musuh utama manusia yang ia sendiri tidak dapat melawannya. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga merupakan penyataan kepada seluruh dunia bahwa Ialah yang berkuasa atas seluruh alam semesta ini. Ia yang sudah mengalahkan kematian dan naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah adalah Tuhan atas seluruh alam semesta ini dengan segala isinya. Biarlah setiap lutut berlutut dan lidah mengakui Yesus adalah Tuhan. Yesuslah yang berkuasa dan layak dihormati bukan akal ataupun harta.

(0.12560464081633) (Yeh 10:1) (sh: Gereja di antara dua pilihan (Rabu, 25 Juli 2001))
Gereja di antara dua pilihan

Gereja di antara dua pilihan. Pada masa hakim-hakim sebuah tragedi yang unik terjadi. Bangsa Israel mempunyai keyakinan bahwa kehadiran Tabut Perjanjian akan memberi kemenangan dalam peperangan melawan Filistin. Keyakinan mereka ternyata salah dan Tabut Perjanjian direbut oleh bangsa Filistin. Imam Eli mati karena shock dan cucunya yang yatim piatu secara simbolis diberi nama Ikabod yang berarti `telah lenyap kemuliaan dari Israel' (1Sam. 4:21, 22). Mulai dari masa ketika Daud mengembalikan Tabut Perjanjian ke Yerusalem sampai Salomo membangun Bait Allah, kata-kata di atas tidak pernah digunakan lagi karena hadirnya Bait Allah merupakan jaminan kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Namun penglihatan yang diterima Yehezkiel menandai bahwa masa itu sudah berakhir, karena kemuliaan Allah akan meninggalkan Bait Suci. Namun penglihatan itu tidak menandai bahwa Allah akan menghilang sebab kemuliaan yang sama pernah dilihat oleh Yehezkiel di tepi sungai Kebar, tempat sebagian bangsa Yehuda menjalani pembuangan sebagai bentuk ketaatan terhadap kehendak Allah.

Apa yang dapat kita pelajari dari penglihatan Yehezkiel kali ini? Pertama, jaminan kehadiran kemuliaan Allah di antara umat-Nya tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan gedung ibadah, namun ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan kesetiaan dan ketaatan umat Allah terhadap firman-Nya. Kedua, kehadiran kemuliaan Allah tidak selalu identik dengan kesejahteraan manusia secara fisik. Hal ini dapat dibuktikan dimana kemuliaan-Nya hadir di tengah bangsa Yehuda yang sedang dalam penghinaan dan penderitaan di tepi sungai Kebar. Ketiga, berdasarkan kebenaran pertama, ketika kemuliaan Allah tidak hadir maka yang hadir di tengah umat-Nya pasti murka Allah (ayat 2, 7). Umat Allah tidak mempunyai pilihan netral, kecuali mengalami kehadiran kemuliaan Allah atau mengalami kehadiran murka Allah.

Renungkan: Kebenaran-kebenaran di atas menyatakan secara tegas kepada kristen bahwa prioritas utama dalam pembangungan gereja Tuhan adalah pembangunan kehidupan jemaa-tNya yang setia dan taat kepada Allah dalam segala bidang kehidupan agar kemuliaan Allah selalu hadir dalam gereja Tuhan serta terpancar kepada masyarakat melalui keberadaan gereja-Nya di tengah-tengah masyarakat.

(0.12560464081633) (Yeh 25:1) (sh: Providensia atas milik pusaka (Jumat, 14 September 2001))
Providensia atas milik pusaka

Providensia atas milik pusaka. Allah menghukum Bani Amon karena mereka senang atas kejatuhan Yerusalem dan kehancuran Bait Suci. Mereka bertepuk tangan dan menghentakkan kaki mereka ke tanah dan bergembira dalam hati atas kecelakaan tanah Israel. Oleh sebab itu Allah berfirman: "Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan engkau dan menyerahkan engkau menjadi jarahan bagi suku-suku bangsa dan melenyapkan engkau dari tengah bangsa-bangsa dan membinasakan engkau dari negeri-negeri; Aku akan memusnahkan engkau. Dengan demikian engkau akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan" (ayat 7). Allah menghukum Moab karena mereka percaya bahwa Allah Israel tidak lebih besar daripada dewa-dewa bangsa lainnya (ayat 11). Allah menghukum bangsa Edom karena mereka sangat membenci bangsa Israel. Allah menghukum bangsa Filistin karena dendam kesumatnya pada bangsa Israel dan bersukacita atas kecelakaan Israel. Allah yang berinisiatif menuntut balas untuk Israel, sekali lagi menunjukkan kepada kita bahwa betapa hajaran Tuhan kepada umat-Nya bertujuan baik. Hajaran Tuhan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya.

Bangsa Israel adalah milik pusaka Tuhan (Yes. 19:25). Israel adalah harta kesayangan Allah. "Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi" (Kel. 19:5). Israel juga adalah biji mata Allah (Ul. 32:10).

Allah sedang bertindak tegas menghukum kesalahan umat-Nya namun Ia tidak membiarkan bangsa-bangsa kafir melecehkan dan menghina Israel. Allah sendiri yang akan membela umat-Nya karena sikap mereka menghina umat-Nya berarti menghina Allah.

Renungkan: Tindakan Allah yang menghukum sekaligus membela dan memelihara umat-Nya adalah ciri khas dari tindakan Allah yang Maha Kasih dan Maha Adil. Meresponi pembelaan Allah yang luar biasa ini, kita dapat memanjatkan syukur yang tiada henti dan hidup sesuai dengan status diri kita sebagai anak-anak Allah. Jadikan hidup Kristen hari ini sebagai pujian bagi Tuhan dari orang lain yang mendapat berkat karena menyaksikan aplikasi hidup dan berinteraksi dengan kita.

(0.12560464081633) (Yeh 30:1) (sh: Firaun merintih karena tangannya dipatahkan (Jumat, 21 September 2001))
Firaun merintih karena tangannya dipatahkan

Firaun merintih karena tangannya dipatahkan. Pasal ini adalah satu-satunya kumpulan dari nubuatan melawan Mesir tanpa pencantuman tanggal penulisannya. Kemungkinan besar pasal ini ditulis tidak lama setelah Januari 585 SM. Namun demikian, hari keruntuhan Mesir yang sudah dekat patut diratapi dengan kata 'aduh, hari itu'. Allah mendaftarkan kota-kota sekutu Mesir yang akan turut dimusnahkan. Seluruh tanah Arab berikut bangsa imigrasi asing atau tentara sewaan yang dipakai untuk Mesir (Yer. 25:20), Israel (Kel. 12:38) dan Babel (Yer. 50:37), Libya, orang-orang dari negeri yang bersekutu dengan Mesir.

Kejatuhan Mesir dilukiskan dengan sangat terperinci, kota-kota besar dibicarakan di dalam kelompoknya, berikut dewa-dewa pujaan mereka (ayat 13). Kota On, adalah kota yang termasyur karena memiliki kuil matahari, dan dari sanalah muncul nama Bet-Syemes (Rumah Matahari) dalam Yer. 43:13 dan nama Yunaninya Heliopolis (Kota Matahari). Di Pi-Beset disembah dewi Ubastet, yaitu dewi yang berkepala kucing (ayat 17).

Kekuasaan Mesir telah berakhir, hal ini dikatakan di dalam nubuatan 587 SM (ayat 20) dilatarbelakangi dengan peristiwa Nebukadnezar mengalahkan Firaun Hofra, yang digambarkan sebagai pematahan tangan Firaun, atau melemahnya kekuasaannya (ayat 21). Kekalahan ini akan merembet dengan kekalahan lain, yang keseluruhannya akan meruntuhkan kejayaan Mesir (ayat 22-23). Keseluruhan perikop ini memuat berita bahwa Tuhan akan mematahkan kekuasaan, kekuatan, dan tangan Firaun sebanyak 4 kali (ayat 4, 18, 21, 22). Tangan yang memegang tampuk pemerintahan dan tangan yang teracung mengangkat pedang adalah lambang kekuatan dan kekuasaan seseorang. Mesir, di masa jayanya begitu congkak (ayat 18) sehingga Allah perlu turun tangan untuk mematahkan kekuatannya. Tangannya tidak dibalut menjadi sembuh, tidak ada yang memasang pembalut supaya kuat kembali untuk mengacungkan pedang (ayat 21). Firaun merintih seperti orang yang mendapat luka berat (ayat 24).

Renungkan: Mungkin saat ini kita bukan penguasa di dalam sebuah kerajaan. Tapi yang pasti, kita memiliki wewenang di dalam hidup kita sendiri, di keluarga, di kampus, di kantor, di gereja, di yayasan, atau di dalam masyarakat. Hari ini firman Tuhan mengingatkan kita untuk berhati-hati ketika menggunakan otoritas kita.

(0.12560464081633) (Yun 1:1) (sh: Tuhan belum selesai (Kamis, 13 Desember 2001))
Tuhan belum selesai

Tuhan belum selesai. Bagi orang Israel, Niniwe merupakan simbol kekejaman bangsa Asyur. Ke sanalah Tuhan mengutus Yunus untuk memberitakan peringatan Tuhan, peringatan yang membukakan peluang bertobatnya bangsa yang kejam itu.

Bagaimana respons Yunus? Menolak dan tidak rela! Ia berbalik arah dan pergi berlayar menuju Tarsis. Ia mengira dapat melarikan diri dari Tuhan. Bukankah ini suatu perkiraan yang keliru? Jika Yunus tidak rela melaksanakan tugas dari Tuhan, Tuhan pun tidak rela Yunus berbalik arah. Ia segera bertindak. Ia mengirimkan badai, yang oleh masyarakat saat itu diyakini sebagai akibat dosa terhadap Tuhan. Lalu, para pe-numpang kapal memutuskan untuk mengundi siapakah yang bertang-gung jawab atas malapetaka ini. Undian jatuh pada Yunus dan ia pun mengakui dosanya. Ia meminta mereka melemparnya ke laut agar ben-cana ini berlalu. Yunus berpikir, inilah akhir perjalanan hidupnya: be-rangkat sebagai nabi yang dipakai Tuhan, berakhir sebagai pelarian yang dibuang Tuhan; sekali lagi perkiraan yang keliru. Tuhan malah mengi-rimkan seekor ikan besar untuk menyelamatkan Yunus dari kematian.

Melalui perikop ini, kita belajar dua hal. Pertama, mata Tuhan tertuju pada semua bangsa, tidak hanya pada satu bangsa. Berbeda dengan kita yang selalu mengarahkan mata hanya kepada orang-orang tertentu; biasanya yang kita sukai, hormati, dan baik kepada kita. Tidak mudah untuk membagikan kasih Tuhan kepada orang yang tidak kita sukai, tidak kita hormati, dan tidak baik kepada kita. Tuhan meminta Yunus, dan juga kita, untuk mengasihi mereka yang tidak layak kita kasihi. Kedua, Tuhan belum selesai dengan kita. Diri kita adalah seum-pama bangunan yang masih belum selesai. Tuhan akan terus membentuk kita meski kadang kita melawan-Nya. Seperti Yunus, kita pun masih diberikan kesempatan menerima uluran tangan-Nya. Adakalanya Tuhan harus mengirimkan "badai" untuk menyadarkan kita. Tetapi, di tengah badai sekalipun, Ia tetap mengirimkan "ikan" untuk menyelamatkan kita.

Renungkan: Tuhan ingin agar kita memiliki mata-Nya dan hati-Nya. Maukah kita masuk ke dalam proses belajar mengasihi? Mari kita menyediakan diri kita senantiasa untuk dibentuk oleh Tuhan.

(0.12560464081633) (Mi 6:1) (sh: Apa yang Allah tuntut? (Selasa, 19 Desember 2000))
Apa yang Allah tuntut?

Apa yang Allah tuntut? Mikha menggambarkan gunung-gunung Israel, saksi-saksi abadi sejarah penebusan umat Allah, sebagai hakim-hakim yang akan mendengarkan pengaduan Allah melawan Israel. Pertanyaan Allah kepada umat-Nya (3) dapat diungkapkan ulang sebagai berikut: `apa yang telah Kulakukan kepadamu sehingga membuat engkau lelah dan bosan untuk taat kepada-Ku?' Apakah berhubungan dengan Allah membuahkan beban berat bagi umat-Nya? Bukankah berhubungan dengan Allah akan mengangkat seluruh beban umat-Nya sebab Ia yang membebaskan, membimbing, melindungi, dan mengajar umat-Nya? Itulah yang dilakukan Allah terhadap Israel. Allah telah menebus Israel dari tanah perbudakan. Ia telah memberikan kepada mereka pemimpin besar seperti Musa, Harun, dan Miryam. Ia juga telah melindungi mereka dari serangan musuh-musuhnya dan menuntun mereka melewati padang belantara menuju tanah perjanjian (4-5).

Apa yang Allah tuntut dari umat-Nya? Mikha, berperan sebagai Israel, menggunakan sebuah sindiran untuk menyimpulkan apa yang Israel rela lakukan bagi-Nya yaitu korban bakaran, ribuan domba jantan, bahkan seperti pengikut agama-agama kafir mereka rela mempersembahkan anak-anak sulung mereka (6-7). Israel meresponi kasih Allah dengan melakukan agama lahiriah dan ritual agama yang kosong. Allah sudah memberitahukan kepada umat-Nya apa yang baik yang Ia kehendaki, yaitu berlaku adil, mencintai kemurahan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah (8). Tiga kebajikan Illahi ini bukan suatu spekulasi atau filosofis belaka namun merupakan nilai-nilai moral yang praktis.

Tuntutan Allah bagi Kristen masih sama. Dia menginginkan kita meresponi kesetiaan-Nya dengan melakukan 3 kebajikan Illahi tadi. Berlaku adil meliputi keadilan dalam berhubungan dengan sesama. Mencintai kemurahan adalah kebajikan yang memotivasi seseorang untuk memperhatikan kebutuhan orang lain dan menolongnya. Kerendahan hati di hadapan-Nya berarti senantiasa responsif terhadap Allah, menyerahkan kehendaknya dengan sukacita di bawah kehendak Allah. Kebajikan Illahi ini menetapkan batas-batas kehidupan Kristen.

Renungkan: Kita tidak dapat bersimpati terhadap orang lain hingga mengorbankan keadilan ataupun kehendak-Nya. Kita tidak dapat menuntut keadilan hingga tidak ada ruang bagi kemurahan dan perhatian.

(0.12560464081633) (Nah 2:1) (sh: Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini (Senin, 16 Desember 2002))
Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini

Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini.
Pada 612 SM kota Niniwe dihancurkan oleh koalisi pasukan Babel dan Media. Pasukan-pasukan ini, yang memang berseragam merah (ayat 3) maju menyerang dan berhasil masuk ke dalam kota (ayat 1, 3-5). Saat itu terjadilah kekacauan, ratapan, perendahan, dan kehancuran (ayat 7-10). Kekaisaran Asyur, yang para rajanya mempersamakan kekuatan militer mereka dengan kekuatan singa, telah kehilangan sarangnya (ayat 11). "Sarang singa" yang biasanya menampung "hasil terkaman" dari bangsa-bangsa lain yang menjadi korban (ayat 12), kini dijarah habis-habisan (ayat 9). Penduduk yang gagah berani pun, kini ketakutan dan lari meninggalkan kota mereka (ayat 8).Berita Nahum jelas. Di balik peristiwa yang menjadi tonggak sejarah besar zaman itu, Allah bertindak. Musuh utama Asyur bukanlah Babel ataupun Media, tetapi terutama Allah sendiri (ayat 13). Melalui pergolakan bangsa-bangsa, Allah melaksanakan maksudnya untuk menghukum, merendahkan, dan menghancurkan Asyur. Dan semua itu terjadi pula, demi dipulihkannya kebanggaan Yehuda, umat Allah yang juga telah sangat menderita karena penindasan Asyur (ayat 2).

Kini berita-berita di berbagai media penuh dengan ulasan mengenai perang, kehancuran atau kejayaan suatu bangsa, negara atau daerah, dan berbagai pernik perpolitikan internasional dan ataupun kondisi sosial-politik bangsa kita. Segala manuver politik, ketakutan, amarah, ketidakpastian, krisis, plus berbagai analisa sebab-akibat yang rasional seakan-akan tidak menyisakan lagi tempat bagi kehadiran dan peran Allah sebagai Tuhan atas sejarah. Namun, bagi orang percaya yang kini makin dalam situasi terdesak, berita Nahum meneguhkan prinsip iman dan seharusnya menjadi penghiburan yang menyegarkan. Allah tidak lepas tangan dari berbagai peristiwa sejarah. Ia lebih kuat dan akan melawan kekuatan dunia manapun, yang mungkin penindasannya terasa lebih riil bagi Kristen daripada kehadiran Allah.

Renungkan:
Allah memegang kendali atas perjalanan sejarah bangsa ini dan gereja yang bersaksi di dalam-Nya. Panggilan kita bukan untuk mengabarkan berita-berita burung yang menggoyahkan jiwa tetapi kabar tentang Kerajaan Allah yang basti berjaya.



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA