Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 381 - 398 dari 398 ayat untuk (76-9) Dari AND book:1 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.76) (Kej 22:1) (full: ALLAH MENCOBA ABRAHAM. )

Nas : Kej 22:1

Iman dan penyerahan Abraham kepada Allah diuji seberat-beratnya. Allah memerintahnya untuk melakukan sesuatu yang sama sekali bertentangan dengan akal sehat dan kasihnya selaku seorang bapa dan harapan seumur hidupnya (ayat Kej 22:2). Di dalam kisah Abraham kita membaca tentang tiga ujian iman yang besar.

  1. (1) Panggilan untuk memisahkan dirinya dari bangsa dan tanah airnya (Kej 12:1) serta pergi tanpa mengetahui tujuannya (bd. Ibr 11:8);
  2. (2) tuntutan untuk mempercayai Allah akan menggenapi perjanjian-Nya walaupun penggenapan perjanjian itu tidak tampak selama 25 tahun (Kej 12:1-3; 15:6,8; 18:9-14; Ibr 11:8-13);
  3. (3) perintah untuk mempersembahkan Ishak, putra yang dijanjikan itu (pasal Kej 22:1-24). Dengan cara yang mirip dengan yang dialami Abraham, iman sejati semua orang percaya akan diuji.
(0.76) (Kej 35:2) (full: JAUHKANLAH DEWA-DEWA ASING. )

Nas : Kej 35:2

Setelah peristiwa mengerikan dari pasal Kej 34:1-31, Allah menyuruh keluarga Yakub pergi ke Betel agar mereka menjadi lebih taat kepada Firman-Nya. Yakub, yang menyadari dalamnya kemerosotan rohani keluarganya, memerintahkan semua anggota rumah tangganya untuk membuang semua dewa asing yang masih ada di tengah-tengah mereka. Pembaharuan rohani dalam kehidupan keluarga Yakub ini terdiri atas:

  1. (1) membuang segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah dalam rumah mereka (ayat Kej 35:2);
  2. (2) menyerahkan diri mereka kepada kesucian pribadi (ayat Kej 35:2);
  3. (3) memperbaharui ikrar mereka kepada Allah dalam pengabdian dan penyembahan (ayat Kej 35:7; 28:20-22);
  4. (4) mengadakan persekutuan dengan Allah (ayat Kej 35:9);
  5. (5) menjalankan hidup yang berlandaskan firman Allah (ayat Kej 35:10-15) dan persembahan rohani (ayat Kej 35:14). Karena pembaharuan ini, Yakub kembali mengalami perlindungan, kehadiran, penyataan, dan berkat Allah (ayat Kej 35:5,9-13).
(0.76) (Kej 38:2) (full: ANAK PEREMPUAN SEORANG KANAAN. )

Nas : Kej 38:2

Alkitab mencatat peristiwa Yehuda yang memalukan ini setidak-tidaknya karena empat alasan.

  1. 1) Kisah ini mengungkapkan standar-standar moral yang longgar masa itu yang sangat kontras dengan kemurnian Yusuf.
  2. 2) Peristiwa ini menunjukkan mengapa keluarga Israel (Yakub) harus meninggalkan Kanaan dan pergi ke Mesir. Jikalau Yakub tetap tinggal di antara orang Kanaan, keturunannya akan kehilangan identitas mereka karena kawin campur (lih. ayat Kej 38:1-2). Di Mesir keturunan Yakub dipencilkan dari orang Mesir dan oleh karenanya dapat menjadi umat terpisah yang hanya beribadah kepada Allah

    (lihat cat. --> Kej 46:34).

    [atau ref. Kej 46:34]

  3. 3) Kisah ini melukiskan bahwa dosa semua orang, bahkan tokoh-tokoh terkemuka dalam rencana penebusan Allah, akan disingkapkan

    (lihat art. PENGADILAN ORANG PERCAYA).

  4. 4) Kisah ini menunjukkan bahwa kepemimpinan umat Allah diserahkan kepada orang yang murni moralnya. Yusuf setia kepada Allah dan hukum-hukum-Nya, sedangkan Yehuda gagal. Standar yang sama berlaku dalam PB bagi mereka yang ditugaskan menjadi pemimpin rohani

    (lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

(0.76) (Kej 49:10) (full: SAMPAI DIA DATANG YANG BERHAK ATASNYA. )

Nas : Kej 49:10

Berkat yang dicurahkan atas Yehuda (ayat Kej 49:8-12) menunjukkan bahwa dia diberikan hak kesulungan itu, dan dengan demikian, memperoleh berkat yang dijanjikan kepada Abraham (Kej 12:1-3). Hakikat janji ini ialah bahwa semua bangsa akan diberkati olehnya melalui "keturunan" wanita itu

(lihat cat. --> Kej 3:15;

[atau ref. Kej 3:15]

lihat art. PANGGILAN ABRAHAM).

  1. 1) Yehuda diberi tahu bahwa keturunannya akan mempunyai kedudukan yang umumnya lebih tinggi dari keturunan saudara-saudaranya "sampai Dia datang yang berhak atasnya" (ayat Kej 49:8-10). Sebagian nubuat ini digenapi dalam halnya bahwa keturunan kerajaan Israel adalah keturunan Daud, yaitu keturunan Yehuda.
  2. 2) "Dia datang yang berhak atasnya" (bd. Yeh 21:27) akhirnya menunjuk kepada Mesias yang akan datang, Yesus Kristus, yang keturunan suku Yehuda (Wahy 5:5). Yakub bernubuat bahwa semua orang akan tunduk kepada-Nya (ayat Kej 49:10; Wahy 19:15), dan bahwa Dia akan membawa berkat rohani yang besar (ayat Kej 49:11-12).
(0.76) (Kej 1:26) (jerusalem: Kita) Bentuk jamak (Kita) ini dapat berarti bahwa tentang penciptaan manusia Allah berunding dahulu dengan seisi sorga (malaikat). bdk Kej 3:5,22. Terjemahan Yunani dalam, Maz 8:6 yang dikutip dalam Ibr 2:7 memang mengartikan Kej 1:26 ini dengan cara demikian. Tetapi bentuk jamak itu juga dapat mengungkapkan kemuliaan dan kebesaran Allah, yang dalam bahasa Ibrani diberi nama jenis yang umum, yaitu Elohim. Kata ini adalah bentuk jamak dari kata El dan ini bersangkutan dengan kata Ibrani yang berarti: kekuatan. Nama (Arab-Indonesia) Allah juga bersangkutan dengan kata El itu, Kalau bentuk jamak (Kita) diartikan demikian maka disarankan tafsiran para pujangga Gereja yang dalam Kej 1:26 ini melihat tersingkap rahasia Allah Tritunggal
(0.76) (Kej 2:17) (jerusalem: pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat) Pengetahuan itu merupakan milik khusus Allah. Dengan berbuat dosa manusia berusaha merebut hal itu bagi dirinya, Kej 3:5,22. Yang dimaksudkan dengan pengetahuan itu bukanlah pengetahuan akan segala-galanya yang tidak lagi dimiliki manusia setelah berdosa. Tidak dimaksudkan pula kemampuan membeda-bedakan baik dan jahat di bidang kesusilaan. Kemampuan itu sudah dimiliki manusia sebelum berdosa dan tidak dapat tidak diberikan kepada makhluk yang berakal. Pengetahuan itu harus diartikan sebagai kemampuan untuk sendiri menentukan apa yang baik dan apa yang jahat, lalu berlaku sesuai dengan penentuan itu. Jadi pada pokoknya pengetahuan itu berakhir bahwa manusia menuntut otonomi di bidang kesusilaan. Dengan demikian manusia ingin meniadakan kedudukannya sebagai makhluk, bdk Yes 5:20, dan merebut kedudukan Allah. Maka dosanya pada pokoknya dosa kesombongan. Pemberontakan manusia terhadap Penciptanya secara kongkrit diungkapkan sebagai pelanggaran suatu perintah Allah yang dilambangkan oleh buah yang terlarang itu
(0.76) (Kej 8:21) (jerusalem: TUHAN mencium persembahan yang harum itu) Ungkapan antropomorfis ini menjadi istilah lazim dalam upacara korban, bdk Kel 29:18,25; Ima 1:9,13; Bil 28:1, dll
(0.76) (Kej 14:18) (jerusalem: Melkisedek, raja Salem) Berdasarkan Maz 76:3 seluruh tradisi Yahudi dan sejumlah besar pujangga Gereja berpendapat bahwa Salem itu ialah kota Yerusalem. Raja dan imam kota Salem itu, yakni Melki-zedek (nama Kanaan, bdk dengan Adoni-Zedek, raja Yerusalem, Yos 10:1) menyembah Allah yang Mahatinggi, Ibraninya: El Elyon. Nama El Elyon adalah nama majemuk. Masing-masing bagiannya dikenal sebagai nama dewa-dewa termasuk dunia kedewataan bangsa Fenisia. Elyon dalam Alkitab, khususnya dalam kitab Mazmur dipakai sebagai gelar Allah, bdk Kej 14:22. Melkisedek diliputi suatu rahasia. Dikatakan bahwa Melkisedek adalah raja kota Yerusalem, yaitu kota yang kemudian dipilih Tuhan sebagai tempat tinggalNya. Melkisedek adalah imam Allah yang Mahatinggi jauh sebelum Israel memiliki lembaga keimaman kaum Lewi. Dalam Maz 110:4 Melkisedek diperkenalkan sebagai pralambang raja Daud. Daud sendiri adalah pralambang Mesias, raja dan imam. Ibr 7 mengetrapkan imamat Melkisedek pada imamat Kristus. Para pujangga Gereja mengolah dan memperkaya tafsiran alegoris itu dengan berkata bahwa roti dan anggur yang dibawa Melkisedek kepada Abraham itu melambangkan Ekaristi dan bahwa roti dan anggur adalah sebuah korban yang mengibaratkan korban Ekaristi. Sejumlah besar pujangga Gereja malahan berkata bahwa dalam diri Melkisedek Anak Allah telah menampakkan diriNya. Dalam Kej 14:18-20 berupa sisipan yang berasal dari zaman kemudian. Melkisedek nampak sebagai teladan imam besar di masa sesudah pembuangan. Di masa itu imam besar memang telah menjadi waris kekuasaan raja dan menjadi kepada para imam. Keturunan Abraham membayar kepadanya bagian sepersepuluh.
(0.76) (Kej 18:1) (jerusalem) Dalam sadurannya yang terakhir kisah yang berasal dari tradisi Yahwista ini menceritakan suatu penampakan Tuhan, Kej 18:1,10-11,13,22. Tuhan didampingi dua "orang" yang menurut Kej 19:1 adalah dua malaikat. Teks kisah itu kurang menentukan (seperti juga terasa dalam varian-varian yang terdapat dalam Pentateukh orang Samaria dan dalam terjemahan Yunani): kadang-kadang pelakunya hanya satu orang saja (dipakai bentuk tunggal) dan kadang-kadang pelakunya ada beberapa orang (pakai bentuk jamak). Dalam diri tiga orang yang oleh Abraham disapa sebagai satu (Tuhanku) sejumlah besar pujangga Gereja melihat tersingkap rahasia Allah Tritunggal yang sepenuh-penuhnya dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Ceritera ini menyiapkan kisah yang termuat dalam bab berikut, Kej 18:19, yaitu kisah mengenai ilahi. Si Yahwista memanfaatkan (sambil menyadurnya seperlunya) sebuah hikayat tua mengenai penghancuran Sodom. Dalam hikayat itu berperanlah tiga tokoh ilahi. Hikayat tua itu menjadi bagian inti suatu rangkaian ceritera tentang Lot. Kemudian ceritera-ceritera itu dikaitkan pada riwayat Abraham.
(0.76) (Kej 18:24) (jerusalem: Bagaimana....) Tersingkaplah dalam nas ini suatu persoalan yang aktuil di segala zaman:Perlukah orang benar menderita bersama-sama dengan orang jahat dan oleh karena mereka? Rasa tanggung jawab bersama begitu kuat dalam hati orang Israel dahulu, sehingga ayat ini tidak mempersoalkan, apakah orang benar dapat diselamatkan secara perorangan. Memang Allah akan menyelamatkan Lot beserta keluarganya, Kej 19:15-16. Soal tanggungjawab pribadi baru dikemukakan dalam Ula 7:10; 24:16; Yer 31:29-30; Yeh 14:12-23 dan Yeh 18:1-32 (lih catatan-catatan). Abraham menerima saja bahwa semua orang harus mengalami nasib yang sama. Tetapi ia bertanya apakah beberapa orang benar dapat memperoleh pengampunan bagi banyak orang jahat. Jawaban Tuhan membenarkan bahwa orang benar di dunia berperan sebagai penyelamat. Akan tetapi dalam usaha tawar-menawar dengan kerahiman Allah Abraham tidak berani menyebut kurang dari sepuluh orang benar. Menurut Yer 5:1 dan Yeh 22:30 allah akan mengampuni kota Yerusalem, jika di dalamnya ditemukan seorang saja yang benar. Menurut Yes 53 seluruh umat diselamatkan oleh karena penderitaan Penyelamat yang seorang saja. Tetapi nubuat ini baru dipahami setelah terlaksana oleh Kristus.
(0.76) (Kej 2:18) (sh: Mengapa harus ada dua gender? (Minggu, 2 Februari 2003))
Mengapa harus ada dua gender?

Mungkin pertanyaan ini pernah terbersit di benak Anda yang telah merasakan "dinamika" hubungan antara pria dan wanita. Jelas hanya Tuhan yang bisa menjawab pertanyaan ini. Nas ini memberikan kita kisi-kisi agar dapat melihat jawaban dari pertanyaan di atas dalam cara yang, secara mengejutkan, agak humoris.

Dalam nada agak humoris, pria menjadi sosok yang tidak menemukan pendamping yang sepadan setelah suatu fit and proper test yang ketat terhadap semua ciptaan nonhomo sapien (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">20). Allah kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menciptakan wanita sebagai satu-satunya yang bisa mengisi peran pendamping yang sepadan itu (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">21-22). Tetapi, Allah melakukan ini setelah suatu penilaian yang mengejutkan: keadaan 'pria' yang sendirian itu tidak baik! (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">18) Dengan kata lain, manusia itu (Ibrani: ha'adam) tidak lengkap tanpa wanita. Narator kisah ini menutup kisah ini dengan menuliskan bagaimana kisah ini menjadi dasar bagi institusi pernikahan. Tetapi, poin utamanya yaitu bahwa kedua pihak, pria dan wanita, adalah makhluk-makhluk yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi dan saling menolong. Karena itu, fakta bahwa pasangan hidup, pacar, ataupun rekan kerja/sepelayanan Anda berbeda gender, berbeda cara berpikir, bertindak, dst. adalah sesuatu yang justru harus kita syukuri.

Renungkan: Perbedaan gender adalah karya Allah, dan relasi yang terjadi di antara keduanya mencerminkan gambar Allah dan kasih-Nya yang agung.

(0.75) (Kej 1:14) (sh: Di mana tempat mereka sebenarnya? (Rabu, 29 Januari 2003))
Di mana tempat mereka sebenarnya?

Bagi bangsa-bangsa lain tetangga-tetangga Israel, nas ini merupakan hujatan dan penghinaan terhadap martabat bangsa. Banyak benda dan makhluk yang disebutkan nas ini yang adalah dewa/dewi mereka. Matahari bagi orang Mesir adalah dewa Ra, sementara bulan adalah dewa Seth. Demikian juga "binatang- binatang laut yang besar" (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">21). Dagon (dag adalah kata Ibrani untuk ikan) adalah dewa kebanggaan bangsa Filistin. Termasuk juga monster-monster mengerikan dan ditakuti, yang setara dengan para dewa seperti Lewiatan bagi orang Palestina, Tiamat bagi Babel. Masih banyak contoh lain. Tetapi, dalam nas ini semua yang disebutkan sebagai makhluk-makhluk ciptaan Allah, dan masing-masing mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dalam ciptaan. Terhadap benda-benda penerang di langit bahkan ada catatan khusus: mereka berfungsi sebagai "pelayan", yaitu menjadi penerang dan penanda masa waktu (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">14), bukan untuk dilayani dan disembah sebagai dewa. Semua ini diciptakan Allah untuk berada dalam suatu tatanan yang diciptakan-Nya, yang disebutnya sebagai "baik" adanya (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">18,25).

Nas ini tidak hanya mengajarkan doktrin penciptaan kepada umat Israel, tetapi menjadi peneguhan dan peringatan bagi Israel ketika hidup di antara begitu banyak pandangan tentang dunia dan makna kehidupan. Di hadapan begitu banyak pilihan dewa-dewi, umat Israel diingatkan bahwa semua yang disembah oleh bangsa- bangsa tersebut hanyalah ciptaan Allah. Penyembahan itu hanya layak diberikan kepada Allah yang telah membebaskan mereka.

Renungkan: Bahaya dari zaman ini adalah menempatkan materi, uang, pekerjaan, sebagai allah yang selalu menuntut prioritas tertinggi dalam kehidupan, tindakan dan pertimbangan- pertimbangan kita. Ingatlah selalu: hal-hal itu adalah alat-alat yang dipakai dan ditempatkan Tuhan untuk memelihara kita, demi kemuliaan nama-Nya.

(0.75) (Kej 4:17) (sh: Nyanyian lama (Kamis, 6 Februari 2003))
Nyanyian lama

Alkitab kini berbicara tentang kebudayaan. Manusia semakin kaya, berpakaian dan berharga diri. Sayang, semuanya itu adalah kemiskinan di mata Allah. Kain pun beranak cucu. Ia mendirikan kota pertama dalam sejarah manusia. Silsilah berlanjut sampai ke Lamekh. Setelah kasus Kain, kita bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi dalam drama umat manusia. Bagian narasi ini memberitahukan kita kelanjutannya. Manusia makin bobrok.Lamekh mengambil 2 istri padahal Allah berfirman bahwa laki-laki akan menikah dengan seorang istri (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">2:24). Ia juga membunuh seorang laki-laki. Pembunuhan ini adalah pembunuhan berdasarkan ketidakadilan. Kalau Tuhan berbicara mengenai pembalasan 7 kali lipat kepada Kain (=pembalasan setimpal), maka Lamekh berbicara tentang pembalasan yang berlebihan (ayat 70 kali lipat). Celakanya, Lamekh begitu bangga sampai menyanyikan nyanyian dendam. Kasih makin lenyap dari kehidupan manusia.

Sebagai pengganti Habel, lahirlah Set. Kalau kita memperhatikan bahwa Set lahir ketika Adam berumur 130 tahun (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">5:3), maka sebenarnya Set lahir sebelum generasi ketujuh Adam, Lamekh. Pertanyaannya, mengapa urutan ini ditempatkan tidak sesuai generasi? Tentu penekanannya adalah garis keturunan yang akan diperkenan Allah. Setelah Set melahirkan anaknya, orang-orang mulai beribadah kepada Tuhan, menyerukan nama Tuhan. Maka, terbagilah umat manusia ke dalam dua jalur: mereka yang menentang Allah, dan mereka yang bersandar kepada Allah.

Nyanyian lama adalah nyanyian pembalasan dendam. Tidak demikian dengan nyanyian baru. Nyanyian baru adalah nyanyian pembebasan, nyanyian kasih yang menang, kasih yang ditunjukkan oleh Anak Domba Allah (Why. 5:9)!

Renungkan: Nyanyian apa yang Anda nyanyikan selama hidup berbudaya di dunia?

(0.75) (Kej 12:1) (sh: Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya (Senin, 26 April 2004))
Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya

Jika saya sudah jadi anak Tuhan, setia mengikut Dia dan aktif melayani-Nya, apakah ini dapat dijadikan jaminan bahwa Allah pasti melindungi dan menyertai saya?

Pertanyaan seperti itu pernah terlintas di benak Abram ketika mendapatkan panggilan Allah yang penuh janji itu untuk meninggalkan kampung halaman dan kebudayaannya menuju tempat yang asing baginya. 'Apa jaminan bahwa saya dan keluarga akan survive?' Apalagi, tempat yang akan diberikan Allah kepada Abram dan keturunannya adalah tempat yang sudah dihuni orang Kanaan (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">6b). Penduduk Kanaan adalah bangsa yang secara konstan dan terus menerus menjadi antagonis bagi Israel.

Namun, tersirat dari janji berkat TUHAN kepada Abraham jaminan tersebut. Yaitu, "Aku akan ... mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau." (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">3). Janji ini menghibur Abram, bahwa Allah akan menyertai dia dalam perjalanan imannya menuju Kanaan, dan terus menjaga keturunannya sampai mereka benar-benar menikmati tanah perjanjian itu (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">7). Dengan kepastian itu, Abram mendirikan mezbah di Kanaan, di tempat-tempat persinggahannya (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">7b,8b) sebagai tanda penyerahan diri dan penyerahan Kanaan kepada kedaulatan dan kuasa TUHAN.

Bagi Kristen, umat Tuhan masa kini, apa jaminan untuk kita? Mungkin Roma 8:31-39 bisa melegakan kita. Kasih Allah yang sudah memperdamaikan kita dengan diri-Nya menjadi jaminan pemeliharaan-Nya atas hidup kita di dunia ini. Lagi, ujaran Yesus di Matius 10:29-31 adalah jaminan pemeliharaan-Nya. Dalam ketaatan mengikut Yesus, maka seluruh hidup kita ada di bawah kendali dan kedaulatan-Nya. Termasuk kalau harus martir pun, itu adalah di dalam perlindungan Allah.

Yang harus kulakukan: Saya akan setia melakukan tugas pelayanan sesuai panggilan Allah. Allah pasti menyertai saya.

(0.75) (Kej 12:10) (sh: Berjudi dengan kalkulasi pribadi (Selasa, 27 April 2004))
Berjudi dengan kalkulasi pribadi

Kadangkala saya merasa bahwa satu masalah dapat saya selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, padahal orang yang lebih berpengalaman menasihati saya bahwa hal itu harus dikerjakan dalam tim. Tidak jarang, akhirnya bukan beres, pekerjaan itu malah berantakan. Saya berjudi dengan kalkulasi pribadi dan kalah!

Abram juga berjudi dengan kalkulasi pribadi, dan ia kalah! Ketika bala kelaparan menimpa Kanaan, ia memilih mengikuti kalkulasi pribadi daripada beriman kepada TUHAN yang sudah menjanjikan berkat (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">10). Memang, di Mesir berlimpah makanan, tetapi masalah justru datang dari pihak lain. Istrinya yang cantik menarik perhatian orang Mesir. Sekali lagi Abram dengan cepat membuat kalkulasi baru. Kali ini, ia menyuruh Sarai mengaku sebagai adiknya kepada orang Mesir (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">11-13). Dengan demikian, kalau orang Mesir bermaksud memperistri Sarai, mereka harus bernegosiasi dengan Abram. Maka, akan tersedia waktu untuk melarikan diri. Namun, sekali lagi kalkulasinya meleset. Firaun tertarik kepada Sarai (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">15-16). Tentu tidak mungkin bernegosiasi dengan Firaun. Lalu?

TUHAN pun harus turun tangan! Dengan mengirimkan tulah ke istana Firaun, Sarai dilepas, dan masalah yang ditimbulkan oleh perjudian kalkulasi itupun selesailah (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">17-20). Puji Tuhan!

Berapa banyak dalam hidup kita oleh karena kenekatan kita berjudi dengan kalkulasi pribadi, mengacaukan kehidupan sendiri? Bukannya dengan setia mengikut Tuhan, dan pada saat-saat susah lebih mendekat kepada Tuhan, justru kita mencoba mencari jalan pintas yang ujungnya semakin menjerat kita. Kiranya melalui kisah Abram ini kita belajar untuk lebih mempercayai Tuhan daripada otak/intuisi kita pribadi.

Tekadku: Saya akan mengandalkan Tuhan dalam setiap masalah hidup saya. Saya tidak akan berjudi dengan spekulasi-spekulasi bodoh!

(0.75) (Kej 15:1) (sh: Ku tahu siapa yang kupercaya (Sabtu, 1 Mei 2004))
Ku tahu siapa yang kupercaya

Mengapa setelah menjadi anak Tuhan kita masih bermasalah? Di mana bukti dari janji-janji Allah yang memberikan pengharapan dan berkat-berkat? Apakah kenyataan di atas membuat iman kita ciut? Masihkah kita tetap percaya bahwa Tuhan kita dapat dipercayai?

Abram telah menerima janji TUHAN bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar dan keturunannya akan menempati tanah Perjanjian. Namun sampai saat itu, ia belum juga memiliki putra kandung. Kini TUHAN meneguhkan janji-Nya sekali lagi dan Abram percaya akan janji itu (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">6).

TUHAN meneguhkan janji melalui upacara peneguhan perjanjian (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">9-11, 17-19). Upacara serius itu sekaligus 'sumpah' TUHAN sepihak kepada Abram. Melalui lambang "perapian yang berasap dan suluh yang berapi" (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">17) yang melewati dan membakar korban berupa potongan daging yang dipersiapkan Abram (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">9-11), TUHAN seakan bersumpah, "Biarlah Aku terbakar seperti korban itu kalau Aku ingkar janji".

Bersama itu Allah bernubuat mengenai keturunan Abram yang harus menjadi bangsa yang diperbudak selama empat ratus tahun sebelum mereka menikmati tanah Perjanjian (ayat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="">13-16). Hal ini merupakan peneguhan bagi Abram, sekaligus penguat hati bahwa TUHAN dapat dipercaya. Memang jalannya panjang. Janji TUHAN tidak secara langsung digenapi, tetapi pasti digenapi.

Bukan saja umat Israel diingatkan tentang kesetiaan Allah pada janji-Nya, kita pun umat-Nya dalam Yesus Kristus dikuatkan hati. Kita tahu bahwa oleh kasih setia TUHAN di dalam Yesus, kita adalah pewaris sorga, tanah Perjanjian yang jauh lebih mulia, yang disediakan bagi kita Israel rohani. Juga bahwa berbagai 'penundaan' janji Tuhan adalah latihan agar kita makin bertekun dalam iman dan bertumpu kepada Ia yang berjanji.

Bersyukurlah: Kita, yang percaya kepada Tuhan Yesus, adalah ahli waris tanah perjanjian surga dan segala berkatnya.

(0.75) (Kej 32:22) (ende)

Intisari tjerita jang berikut ini ialah: keterangan nama Israel, dan "bertobatnja" Jakub. Tentang arti menerima nama baru, dalam hubungan dengan suatu tugas baru, lihat tjatatan pada Kej 17:5.

Hingga kini kita mengenal Jakub sebagai seseorang, jang mentjapai maksud=maksudnja sendiri dengan ketjerdasan dan siasat-siasatnja sendiri. (lihat hubungan antara "Jakub" dan "'aqab": Kej 25:26 dan Kej 27:36).

Tetapi bukan ini djalan jang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendjadi agung dalam pandangan Tuhan, dan mendjadi perantara keselamatan.

Jakub dimaksudkan oleh Tuhan mendjadi alat-pelaksana Rentjana Tuhan, dan Bapa bangsa Israel. Sikapnja harus diubah. Ia hanja akan dapat memenuhi panggilan ini, kalau ia bukannja pertjaja akan kemampuan sendiri, melainkan berpegang pada Tuhan. Manusia lama Jakub harus berubah mendjadi manusia baru Israel.

Untuk mengikuti panggilan ini seutuhnja ia harus mengalami pertentangan dahsjat dalam diri sendiri. Pengarang disini menggunakan tradisi kuno jang mentjeritakan pergulatan rahasia Jakub. Dalam hubungan ini nama Israel diartikan: "Ia adalah kuat dihadapan Tuhan: (ajat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="ende">29)(Kej 32:29).

Asal tradisi ini agak kabut, akan tetapi dalam konteks tjerita mentjerminkan pertentangan batin Jakub. Disini Jakub berhasil membebaskan diri dari rasa takut dan mendjadi kuat djustru karena ia menjerahkan diri dengan kepertjajaan seutuhnja kepada Tuhan. Begitulah ia mendjadi pewaris iman-kepertjajaan Ibrahim, dan mendjadi bapa bangsa Israel.

Mungkin djuga tjerita tradisi J jang plastis ini pada pokoknja menggambarkan pengalaman perubahan batin seperti terbatja dalam ajat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="ende">10-14(Kej 32:10-14).

Disana pula Jakub mengungsi kepada Tuhan,dan terkenang akan panggilannja dan djandji-djandji Tuhan (ajat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="ende">13)(Kej 32:13). Ditjeritakan peristiwa pada malam jang sama (lihat ajat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="ende">14(Kej 32:14) dan Kej 32:23), pun jang terdjadi ditepi sungai, jang disana disebut sungai Jarden (ajat Dari+AND+book%3A1&tab=notes" ver="ende">11)(Kej 32:11). Tetapi tjara menggambarkannja lebih abstrak: pertentangan batin dan tobat terdjadi dalam doa. Disamping itu terdapat perubahan nama seperti difasal #TB Kej 35:9-10, ditjeritakan menurut tradisi P.

Mungkin pengarang menghubungkan Jabbok dengan nama "Jakob".

(0.75) (Kej 1:26) (full: BERFIRMANLAH ALLAH, "BAIKLAH KITA". )

Nas : Kej 1:26

Ungkapan ini mengandung suatu implikasi awal mengenai Allah tritunggal. Penggunaan bentuk jamak "kita" menunjukkan adanya kejamakan di dalam diri Allah (bd. Mazm 2:7; Yes 48:16). Penyataan mengenai ketritunggalan Allah baru menjadi jelas dalam PB

(lihat cat. --> Mat 3:17;

lihat cat. --> Mr 1:11).

[atau ref. Mat 3:17; Mr 1:11]



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA