Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 107 ayat untuk pertemuan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.53) (Kel 25:10) (ende)

Peti Perdjandjian menandakan hadirnja Tuhan sendiri (lihat ajat 22) (Kel 25:22). Kemah-Perdjandjian atau "Kemah Pertemuan" tempat kediamanNja. Demikianlah Jahwe dimanapun djuga berada ditengah-tengah umatNja. Peti Perdjandjian djuga mendjadi pusat pertemuan keagamaan, mendjamin kesatuan suku- suku dan mendjadi lambang perdjuangan melawan bangsa-bangsa asing. Dalam perdjuangan ini Tuhan sendiri memimpin Israel (Bil 14:44).

Sehasta kira-kira sama dengan setengah meter. Dalam Kemah sutji terdapat pula benda-benda, jang diluar lingkungan bangsa Israel termasuk perlengkapan tempat-tempat sutji.

(0.50) (Im 17:3) (ende)

Peraturan ini menjuruh semua binatang jang halal disembelih didepan kemah pertemuan, sehingga berupa kurban. Dengan demikian semua daging jang dimakan mengingatkan kepada Allah. Undang-undang inipun bermaksud menumpas adat-istiadat salah, jang menjembelih binatang untuk didjadikan kurban bagi roh-roh. Undang ini memang hanja berlaku untuk daerah ketjil sadja (misalnja Jerusalem) jang letaknja disekitar tempat sutji.

(0.50) (Ul 23:1) (ende)

Djemaah (qahal) adalah sidang perkumpulan keagamaan orang laki-laki bangsa Israel. Mula-mula merupakan sidang perkumpulan ikatan sakral dari suku-suku: selandjutnja mendjadi pertemuan diwaktu perajaan-perajaan keagamaan atau peperangan. Kekudusan dari sidang sematjam itu disini ditekankan sekali.

(0.50) (Kej 42:1) (jerusalem) Bagian ini hampir seluruhnya berasal dari tradisi Elohista. Tradisi Yahwista yang termaktub dalam bab 43 juga tahu tentang suatu pertemuan pertama antara Yusuf dengan saudara-saudaranya. Sisa-sisa dari tradisi Yahwista tsb masih terdapat dalam bab 42 ini, khususnya dalam Kej 42:27-28 dan Kej 38.
(0.50) (1Raj 8:4) (jerusalem: Kemah Pertemuan) Kemah yang dimaksud ialah kemah yang dipasang Daud sebagai kediaman bagi tabut perjanjian, 2Sa 7:18; 1Ra 1:39+. Salah seorang penyadur menyebut kemah itu dengan istilah yang dengannya disebutkan Kemah Suci di gurun dahulu, tetapi yang hilang waktu bangsa Israel menetap di negeri Kanaan.
(0.50) (Yes 14:12) (jerusalem) Bagian ini mungkin mencontoh sebuah nyanyian Fenisia. Ada beberapa kesamaan antara ayat-ayat ini dengan sajak-sajak yang berasal dari Ras-Syamra (Ugarit), yaitu: Bintang Timur dan Fajar, dua dewa; bukit pertemuan, ialah gunung tempat para dewa bersidang, bdk Maz 48:3+, serupa dengan gunung Olimpus pada bangsa Yunani.
(0.44) (Yos 18:1) (full: MENEMPATKAN KEMAH PERTEMUAN. )

Nas : Yos 18:1

Israel memindahkan pusat penyembahan mereka dari Gilgal ke Silo. Di situ mereka mendirikan Kemah Pertemuan (Kemah Suci), tempat tersimpannya tabut perjanjian dan di mana Allah menyatakan kehadiran-Nya di antara umat-Nya dengan cara khusus (bd. Kel 25:8; 27:21; 34:26). Tabut perjanjian itu tetap tinggal di Silo sepanjang zaman hakim-hakim (yaitu, sekitar 300 tahun), sehingga saatnya dirampas oleh orang Filistin pada masa Samuel (1Sam 4:3-5:1).

(0.44) (Kej 28:17) (ende)

Pertemuan dengan Tuhan mentjiptakan sikap chidmat-bersudjud pada diri manusia (Lihat Introitus Misa Pemberkatan Geredja).

(0.44) (1Taw 16:39) (ende)

Disini nampaklah anggapan si muwarich tentang djaman Dawud. Waktu itu, menurut anggapannja, ada dua tempat sutji, jakni di Jerusjalem dengan peti perdjandjian dan di Gibe'on dengan Kemah Pertemuan. Maka itu seharusnja ada dua ibadah pula, jang ke-dua2nja diatur oleh Dawud (1Ta 16:4-38,39-43). Di Gibe'on diselenggarakan ibadah kurban, jang membutuhkan imam2, jang karenanja ditinggalkan disana.

(0.44) (Yer 7:12) (full: SILO. )

Nas : Yer 7:12

Silo, sekitar 29 km di utara Yerusalem, menjadi tempat kemah pertemuan sepanjang masa hakim-hakim (Yos 18:1). Yeremia menyatakan bahwa Silo dibinasakan karena dosa-dosa umat itu (Yer 7:12,14; 26:6); nasib sama menanti Yerusalem dan Bait Sucinya jikalau umat itu tidak mengubah jalan hidup berdosa mereka.

(0.44) (Kel 34:29) (jerusalem) Asal-usul ini kurang pasti. ayat-ayat ini disusun berdasarkan sebuah tradisi mengenai wajah Musa yang bercahaya. Cahaya itu diistilahkan dengan kata Ibrani karan yang berasal dari kata keren, artinya: tanduk. Dalam terjemahan Latin diterjemahkan: kepalanya bertanduk. Kel 34:29-33 memanfaatkan tradisi tsb buat menggambarkan Musa pada saat turunnya dari gunung. Selebihnya Kel 34:34-35 menghubungkan tradisi tsb dengan Kemah Pertemuan, Kel 33:7-11.
(0.44) (Yos 18:1) (jerusalem: di Silo) Pembagian tanah kepada ketujuh suku yang masih tersisa, oleh penyusun Yosua ditempatkan dalam rangka buatannya sendiri, Yos 18:1-10 dan Yos 19:51. Dengan demikian pembagian tanah itu terjadi di Silo, di mana diandaikan Kemah Pertemuan dipasang. Silo menjadi tempat kudus utama di Israel, bdk Yos 21:1; 22:9,12 dan di zaman para Hakim tabut perjanjian ada di situ, 1Sa 1:3+.
(0.44) (2Taw 1:6) (jerusalem: di atasnya) Penggubah kitab Raja-raja yang berhaluan tradisi Ulangan dapat membenarkan bahwa korban dipersembahkan di luar bait Allah oleh karena bait Allah memang belum dibangun, 1Ra 3:2, dan oleh karena orang masih biasa mempersembahkan korban di "bukit pengorbanan". Si Muwarikh membenarkan ibadat di Gibeon dengan mengatakan bahwa Kemah Pertemuan dan mezbah yang dipakai Israel di gurun terdapat di Gibeon, 2Ta 1:3.
(0.43) (Kid 1:12) (jerusalem) Dalam bagian ini mempelai perempuan dan mempelai laki-laki bergilir ganti angkat bicara. Mereka sedang bersama. Wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan itu, Kid 1:12-14. Mereka saling memuji-muji, Kid 1:15-16; 2:1-3. Tempat pertemuan itu kurang jelas. Dikatakan tentang: petiduran sejuk (rindang), Kid 1:16, sebuah istana, Kid 1:17, dan rumah pesta, Kid 2:4+. Sebaliknya, jelaslah apa yang terjadi: kedua kekasih saling memeluk, Kid 2:6, dan mempelai laki-laki mengajak agar kekasihnya jangan dibangunkan orang, Kid 2:7. Ajakan itu menjadi semacam ulangan, Kid 3:5 dan Kid 8:3-4. Ajakan itu tidak perlu dianggap kurang sopan, mengingat bahwa lagu-lagu ini adalah syair pesta nikah. Dalam kumpulan syair-syair pernikahan yang tercantum dalam Kidung Agung tidak ada perkembangan atau kemajuan dalam cinta; masing-masing syair melukiskan seluruh pernikahan. Bdk Pengantar.
(0.42) (Mat 14:13) (sh: Pemahaman awal yang membatasi pengenalan selanjutnya (Sabtu, 10 Februari 2001))
Pemahaman awal yang membatasi pengenalan selanjutnya

Kadang-kadang pertemuan pertama dengan seseorang memberikan penilaian tertentu dan tidak jarang membuat kita malas mengadakan pertemuan selanjutnya. Sebaliknya bila pertemuan awal dengan seseorang memberikan kesan positif, membuat kita begitu antusias untuk mengadakan pertemuan demi pertemuan selanjutnya. Para murid telah bertemu dan bersama Yesus beberapa lamanya, tetapi masih memiliki pemahaman awal sehingga membatasi pengenalan selanjutnya. Para murid masih mengenal- Nya sebagai Guru, manusia biasa.

Yesus ingin para murid-Nya semakin mengenal-Nya, bukan hanya sebagai Guru, tetapi sebagai Anak Manusia dan Mesias yang dinantikan.

Pertama, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan bagi kebutuhan jasmani sehari-hari (ayat 17-21). Sebelumnya murid-murid mengenal-Nya sebagai Guru yang berkuasa atas segala penyakit. Mereka tidak pernah mengira bagaimana Yesus dapat melipatgandakan 5 roti dan 2 ikan sehingga memuaskan beribu-ribu orang. Pemahaman awal bahwa Yesus hanya sebagai Tabib telah membatasi para murid untuk menyerahkan 5 roti dan 2 ikan pada kuasa Yesus.

Kedua, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah yang berkuasa atas alam (ayat 25-33). Ketika mereka berada di tengah kegelapan malam, di tengah ombak angin sakal, mereka terkejut dan sangat ketakutan melihat Seorang berjalan di atas air. Pemahaman mereka bahwa setan yang biasa melakukan hal-hal yang supranatural telah membatasi pengenalan mereka akan Yesus. Tak seorang murid pun mengenali Yesus. Baru setelah Yesus menyatakan diri-Nya, maka semuanya tenang.

Ketiga, Yesus menyatakan bahwa hanya bersama Dia maka mereka dapat mengatasi ketakutan, kekuatiran, dan pergumulan hidup. Petrus mulai tenggelam ketika mengalihkan perhatiannya bukan lagi kepada Yesus tetapi kepada gelombang, sehingga merasakan bahwa ia sendirian menghadapi tiupan angin dan gelombang.

Pengenalan akan Yesus seharusnya merupakan proses yang dinamis, bila kita tidak membatasinya dengan pemahaman awal yang salah. Tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi-Nya dari dulu, kini, dan selama- lamanya. Ia adalah Allah yang dinamis, yang tidak terbatas, yang selalu baru, dan yang kekal. Renungkan: Pemahaman-pemahaman awal apakah yang seringkali membatasi pengenalan kita akan Dia?

(0.38) (Yoh 17:21) (full: SUPAYA MEREKA SEMUA MENJADI SATU. )

Nas : Yoh 17:21

Kesatuan yang didoakan Yesus bukanlah kesatuan organisasi tetapi kesatuan rohani yang berlandaskan: hidup di dalam Kristus (ayat Yoh 17:23); mengenal dan mengalami kasih Bapa dan persekutuan Kristus (ayat Yoh 17:26); perpisahan dari dunia (ayat Yoh 17:14-16); pengudusan dalam kebenaran (ayat Yoh 17:17,19); menerima dan mempercayai kebenaran Firman Allah (ayat Yoh 17:6,8,17); ketaatan kepada Firman (ayat Yoh 17:6); keinginan untuk membawa keselamatan kepada yang hilang (ayat Yoh 17:21,23). Bilamana salah satu dari faktor ini tidak ada, maka kesatuan yang didoakan Yesus tidak mungkin ada.

  1. 1) Yesus tidak berdoa supaya para pengikut-Nya "menjadi satu" (terjemahan bah. Indonesia), tetapi agar mereka "satu adanya". Bentuk yang dipakai dalam bahasa Yunani menunjuk pada suatu tindakan yang berkesinambungan: "terus-menerus bersatu", kesatuan yang berlandaskan kesamaan hubungan kepada Bapa dan Anak, dan karena memiliki sikap yang sama terhadap dunia, Firman Allah dan perlunya menjangkau mereka yang hilang (bd. 1Yoh 1:7).
  2. 2) Usaha untuk menciptakan suatu kesatuan buatan dengan mengadakan pertemuan, konferensi, atau organisasi yang rumit dapat mengakibatkan pertentangan terhadap kesatuan yang didoakan oleh Yesus. Yang dimaksudkan Yesus bukan sekedar pertemuan-pertemuan rohani yang dangkal dan asal-asalan saja. Yang didoakan adalah kesatuan hati, tujuan, pikiran, dan kehendak di dalam orang-orang yang mengabdi sungguh-sungguh kepada Kristus, Firman Allah, dan kesucian

    (lihat cat. --> Ef 4:3).

    [atau ref. Ef 4:3]

(0.38) (1Kor 14:26) (sh: Tertib dan sopan (Senin, 29 September 2003))
Tertib dan sopan

Apa tujuan diadakannya aturan-aturan dalam hidup manusia? Ketertiban, keteraturan, kesopanan, dan seterusnya. Jelas bahwa aturan diadakan agar segala sesuatunya berjalan tertib dan teratur, tidak serampangan. Tetapi dalam kenyataannya kita sering menjumpai peristiwa-peristiwa yang "mengenaskan" yang terjadi karena aturan yang ada tidak diberlakukan semestinya. Misalnya, para wakil rakyat di MPR dan DPR yang bersikap brutal selama persidangan (seperti baku pukul). Dari contoh ini kita dapat menilai bahwa aturan diadakan untuk dilanggar!

Friksi yang terjadi di jemaat Korintus sudah tidak dapat disembunyikan. Karena persaingan itu dinyatakan secara terang- terangan dalam pertemuan ibadah jemaat. Semua kelompok ingin sekali menonjol dengan cara yang meremehkan serta mengganggu kelompok lainnya. Kelompok yang satu ingin mendominasi sementara kelompok yang lain juga tidak mau mengalah. Orang berbahasa roh tidak lagi memedulikan apakah orang lain mengerti atau tidak (ayat 27). Kelompok yang memiliki karunia bernubuat juga tidak bisa menahan diri. Semua ingin memperoleh kesempatan dan waktu yang sama untuk menyampaikan kehendak Tuhan (ayat 29-33). Ditambah lagi dengan kehadiran kelompok perempuan -- yang rupanya di masyarakat Yunani-Romawi tidak pernah mendapat peran, perhatian serta menjadi kelompok yang harus selalu bungkam. Mereka juga menuntut kesempatan untuk tampil di pertemuan jemaat (ayat 34,35).

Pertemuan jemaat yang mestinya berpusat kepada Allah, dan seharusnya orang hadir dengan sikap takzim, sekarang sudah berubah menjadi ajang manusia menampilkan diri. Bukan kesejahteraan dan berkat yang mereka terima tetapi sikap bermusuhan yang menyakitkan.

Renungkan: Sikap beribadah yang tertib dan sopan menjadi salah satu petunjuk bahwa kita sungguh-sungguh menghormati Tuhan kita.

(0.38) (Kej 12:3) (ende)

Panggilan Abram adalah dasar historis panggilan Israel mendjadi Umat Tuhan. Dalam pertemuan dengan Tuhan, Abram mengalami, bahwa ia harus meninggalkan dunia kafir sekitarnja. Ini berarti pula, bahwa ia harus meninggalkan tanah miliknja, kaum-kerabatnja, dan melepaskan ikatannja dengan sukunja. Tetapi Tuhan mendjandjikan tanah baru dan keturunan subur kepadanja. Dia akan mendjadi Bapa bangsa baru.

Berkat jang semula diberikan kepada kepada Adam, sekarang dianugerahkan kepada Bapa bangsa Israel. Sekalian para bangsa akan mengakui, bahwa Israel setjara istimewa menerima Rahmat-anugerah Tuhan, dan akan ikut serta menerima berkat itu pula. Melalui Israel Berkat Tuhan akan kembali dilimpahkan atas seluruh umat manusia (lihat Kis 3:25; Gal 3:8).

(0.38) (Kej 28:12) (ende)

Malaikat-malaikat jang turun menjampaikan Wahju dan firman-firman Tuhan, dan para malaikat jang naik mempersembahkan djawaban serta doa-doa manusia. Demikian teranglah maksud tempat-pemudjaan, ialah: tempat surga dan dunia bertemu, tempat manusia bertemu dengan Tuhan.

Bapa-bapa Geredja memandang penampakan ini suatu gambaran Penjelenggaraan Ilahi, ataupun lukisan melambangkan Pendjelmaan Allah Putera.

Yoh 1:51 mengingatkan kita akan penampakan ini: Kristus adalah Israel baru. Dimanapun djuga Kristus berada, disitu berlangsunglah pertemuan antara surga dan dunia. Dalam Kristus bersatulah Tuhan dan manusia.



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA