Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 42 ayat untuk greek:2628 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.4988927027027) (Ibr 9:15) (jerusalem) Bagian yang sejalan dengan Ibr 8:6-13 ini menyatakan bahwa kematian Kristus perlu guna pengantaraanNya. Kata Yunani "diatheke" dalam Kitab Suci yang berbahasa Yunani (LXX) menterjemahkan kata Ibrani "berith", artinya: perjanjian, pada hal dalam bahasa yang lazim "diatheke" berarti: "wasiat", bdk Gal 3:17. Seluruh bagian surat ini berdasarkan kedua arti kata Yunani yang sama itu. Perjanjian, Ibr 9:15,18-20, baru diteguhkan oleh "pembuat wasiat", Ibr 9:16-17. Selebihnya pengesahan sebuah perjanjian menuntut bahwa darah korban dicurahkan, Kel 24:6-8. Maka haruslah Kristus mati untuk mengikat perjanjian yang baru. Bdk Ibr 7:22; 8:6-10; 12:24; Mat 26:28+.
(0.49387854054054) (Ibr 9:14) (full: DARAH KRISTUS. )

Nas : Ibr 9:14

Darah Kristus merupakan pusat dari konsep penebusan dalam PB (1Kor 10:16; 11:27; Ef 2:13; 1Pet 1:2; Wahy 7:14; 12:11). Di atas salib, Kristus mencurahkan darah-Nya yang tidak berdosa agar dapat menghapus dosa-dosa kita serta mendamaikan kita dengan Allah (Ibr 5:8; Rom 5:19; Fili 2:8; bd. pasal Im 16:1-30).

Dengan darah-Nya, Kristus mengerjakan hal-hal berikut:

  1. 1) Darah-Nya mengampuni dosa semua orang yang bertobat dan percaya (Mat 26:28).
  2. 2) Darah-Nya menebus semua orang percaya dari kuasa Iblis dan kejahatan (Kis 20:28; Ef 1:7; 1Pet 1:18-19; Wahy 5:9; 12:11).
  3. 3) Darah-Nya membenarkan semua orang percaya kepada-Nya (Rom 3:24-25).
  4. 4) Darah-Nya menyucikan hati nurani orang-orang percaya sehingga mereka dapat melayani Allah tanpa kesalahan dengan penuh keyakinan (Ibr 9:14; Ibr 10:22; 13:18).
  5. 5) Darah-Nya menyucikan umat Allah (Ibr 13:12; 1Yoh 1:7-10).
  6. 6) Darah-Nya membuka jalan bagi orang-orang percaya untuk langsung menghampiri Allah melalui Kristus untuk memperoleh kasih karunia, kemurahan, pertolongan, dan keselamatan (Ibr 7:25; 10:19; Ef 2:13,18).
  7. 7) Darah-Nya adalah jaminan untuk semua janji dari perjanjian baru (Ibr 10:29; 13:20; Mat 26:28; 1Kor 11:25).
  8. 8) Kuasa darah Kristus yang menyelamatkan, mendamaikan, dan menyucikan itu senantiasa tersedia untuk orang-orang pada waktu mereka menghampiri Allah melalui Kristus (Ibr 7:25; 10:22; 1Yoh 1:7).
(0.39911416216216) (Yeh 25:1) (jerusalem: Datanglah firman TUHAN) Nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain yang diucapkan nabi Yehezkiel terkumpul dalam bab Yeh 25:1-28:26 kitabnya, seperti nubuat-nubuat serupa terkumpul dalam Ams 1:1-2:22; Yes 13:1-23:18; Yer 47:1-51:64. Nubuat-nubuat Yehezkiel itu mengenai bangsa-bangsa tetangga, yaitu Amon, Moab, Edom, Filistin, bab 25, Tirus dan Sidon, bab 26-28; tetapi juga negeri Mesir menjadi sasaran beberapa nubuat, bab 29-32. Tanggal-tanggal yang tercatat dalam Yeh 26:1; 29:1; 20:20; 31:1,7 menyatakan bahwa nubuat-nubuat itu diucapkan mulai th 587 sampai dengan th 585 seb. Mas, jadi selama Yerusalem dikepung dan sesudahnya. Maka latar belakang historis nubuat-nubuat itu sama dengan latar belakang bab 24 dan 33 yang merangkakan nubuat-nubuat itu. NUbuat singkat melawan Tirus yang termaktub dalam Yeh 29:17-21 bertanggal th 571 dan baru kemudian diselipkan ke dalam kumpulan nubuat-nubuat itu.
(0.39911416216216) (Mrk 1:15) (jerusalem: waktunya telah genap) Dengan berkata tentang "kegenapan waktu" penginjil mengandaikan bahwa tahap-tahap rencana Allah bersambung, 1Ra 8:24; Wis 8:8; Kis 1:7+, dll. Diandaikan pula bahwa orang tahu akan hal itu. Dengan dimulai tahap terakhir, Rom 3:26+; Ibr 1:2+ dll, sudah genaplah waktunya, Gal 4:4+; bdk 1Ko 10:11. Tidak hanya Kitab Suci, Mat 1:22+, dan hukum Taurat, Mat 5:17+, digenapi, tetapi juga seluruh tata penyelamatan lama yang oleh Allah dipimpin ke kepenuhannya, Mat 9:17; Mat 26:28+; Rom 10:4; 2Ko 3:14-15; Ibr 10:1,14, dll. Pada akhir tahap sejarah yang terakhir itu, 1Ko 10:11; 1Ti 4:1; 1Pe 1:5,20; 1Yo 2:18, yang adalah "zaman akhir" Ibr 9:26, tibalah "akhir zaman", Mat 13:40,49; Mat 24:3; Mat 28:20, ialah "Hari (Tuhan) itu", 1Ko 1:8+; bdk Amo 5:18, "hari pernyataanNya", 1Ko 1:7+, dan hari penghakiman, Rom 2:6+, bdk Maz 9:5
(0.39911416216216) (Mrk 2:5) (jerusalem: dosamu sudah diampuni) Yesus di sini menyatakan bahwa mempunyai kuasa Allah, Yes 1:18; Kel 34:6; Hos 11:8-9, untuk mengampuni dosa. Selama hidupNya Yesus sering menggunakan kekuasaan itu. Memang demikianlah arti nama Yesus, Mat 1:21. Yesus sendiri menghubungkan kekuasaan itu dengan kematianNya, Mat 26:28+ dsj. Jemaat-jemaat Kristenpun menyatakan bahwa pengampunan dosa datang dari Kristus yang mati dan dibangkitkan, misalnya Kis 2:38; Kis 3:19; Kis 10:43; Kis 13:38; Rom 3:21-26+, Rom 5:6-9; Efe 1:7; Efe 1:7; Efe 4:32; Kol 1:14; Kol 3:13; 1Yo 1:7; 1Yo 2:12; Ibr 9:26; Wah 1:5. Tetapi Yesus menyerahkan kekuasaan itu juga kepada murid-muridnya, sehingga Allah pasti meneguhkan keputusan mereka, Mat 16:19; Mat 18:18; Yoh 20:23.
(0.39911416216216) (2Sam 2:8) (sh: Peperangan. (Senin, 16 Februari 1998))
Peperangan.

Peperangan.
Peperangan selalu membawa malapetaka.Di pihak pemenang pun tetap ada korban (ayat 30-31). Peperangan adalah masalah serius yang harus diusahakan jalan keluarnya, karena sangat mengancam kehidupan manusia. Mengapa Abner mengangkat Isybosyet sebagai raja (ayat 8-10), padahal ia tahu bahwa raja Daud sudah diresmikan sebagai raja, dan ada janji Tuhan (bdk. 2Sam. 3:9-10). Seandainya Abner tidak mengangkat Isybosyet sebagai raja, lembaran hitam ini tidak akan terjadi.

Masing-masing yakin akan menang (ayat 12-14). Abner dan Yoab menyakinkan anak buahnya masing-masing telah rebah, tetapi tidak ada yang segera menghentikan perang. Mereka saling memperhebat serangan (ayat 17). Secara khusus Asael mengejar Abner (ayat 19). Abner menasihati Asael, tetapi sia-sia. Akibatnya Abner membunuh Asael (ayat 19-23). Kematian Asael menjadikan Yoab dan Abisai semakin membenci Abner (ayat 24-26). Abner berseru meminta Yoab menghentikan perang (ayat 26-28). Namun suara itu seolah teriak di tengah gurun.

Renungkan: Apapun alasannya, peperangan kebanyakan dilakukan oleh pihak yang kalah dalam pengendalian diri.

Doa: Menjadi orang yang suka mengalah demi mewujudkan damai.

(0.39911416216216) (Yes 44:21) (sh: Kembali pada Penebus sejati (Selasa, 9 Februari 1999))
Kembali pada Penebus sejati

Kembali pada Penebus sejati. Allah mengingatkan ulang bangsa Israel mengenai semua yang telah diperbuat-Nya, mulai dari tindakan-Nya mencipta (24), penggenapan nubuat-Nya melalui para nabi (26-28), sampai kepada tindakan pengampunan-Nya atas segala pelanggaran yang dibuat oleh bangsa ini. Wajarlah jika Allah menginginkan agar bangsa ini kembali kepada-Nya (21-22) karena Allah pemilik mutlak bangsa itu. Tidak ada bentuk kuasa apa pun di luar Allah yang berhak mengambil alih kemilikan Allah ini. Allah akan memperjuangkan milik-Nya untuk kembali kepada-Nya.

Penebus sejati. Allah selalu terlibat dalam kehidupan umat-Nya. Bahkan ketika umat melakukan penyembahan berhala, Allah pun terlibat di dalamnya dengan melakukan penebusan. Penebusan Allah dalam Perjanjian Lama ini merupakan bayang-bayang dari penebusan yang akan terjadi di Perjanjian Baru. Kristen mengenal prinsip penebusan dalam Perjanjian Baru, yakni bahwa Kristus Sang Anak Domba Allah menebus dosa manusia. Naikkanlah puji-pujian kepada Sang Penebus sebagai respons umat percaya.

Renungkan: Saat ini bila ada sesuatu yang telah meragukan kepemilikan Allah atas hidup Anda, nyatakan itu dalam doa penyerahan pada Sang Penebus sejati.

(0.35277040540541) (Mat 7:21) (full: MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU. )

Nas : Mat 7:21

Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya yang di sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (bd. ayat Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46). Sekalipun demikian, ini tidak berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri. Hal ini benar karena berbagai alasan yang berikut:

  1. 1) Pengampunan Allah diberikan kepada kita melalui iman dan pertobatan yang dimungkinkan oleh kasih karunia dan kematian Kristus sebagai korban karena dosa kita

    (lihat cat. --> Mat 26:28;

    [atau ref. Mat 26:28]

    Luk 15:11-32; 18:9-14).
  2. 2) Ketaatan pada kehendak Allah memang merupakan syarat yang tetap berlaku untuk keselamatan, namun Kristus juga menyatakan bahwa ketaatan itu merupakan kasih karunia yang berkaitan dengan keselamatan dalam Kerajaan Allah. Dengan demikian kita harus senantiasa berdoa untuknya, menerimanya, dan mengamalkannya dengan iman dan usaha yang sungguh-sungguh. Perhatikanlah doa Bapa Kami (Mat 6:9-13) dan banyak nasihat lainnya yang ditujukan kepada orang percaya agar mematikan dosa dan mempersembahkan diri mereka sebagai persembahan yang hidup kepada Allah (bd. Rom 6:1-23; 8:1-17; 12:1-2;

    lihat cat. --> Mat 5:6;

    [atau ref. Mat 5:6]

    lihat art. KEHENDAK ALLAH).

  3. 3) Kita mampu melakukan kehendak Allah dan menjalankan hidup benar oleh karena kasih karunia, kuasa Allah dan hidup rohani yang terus-menerus diberikan kepada kita melalui Kristus (Ef 2:5). Alkitab menyatakan bahwa "karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah ... karena kita ini buatan Allah" (Ef 2:8-10).
  4. 4) Allah senantiasa menyediakan kemampuan untuk menaati Dia sebagaimana hal itu dikehendaki oleh-Nya. Penyediaan kemampuan tersebut termasuk tindakan penebusan Allah. "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya"

    (lihat cat. --> Fili 2:13).

    [atau ref. Fili 2:13]

    Namun, kasih karunia yang diberikan Allah ini tidaklah membatalkan tanggung jawab atau tindakan manusia. Kita harus menanggapi dengan positif penyediaan ketaatan itu dari Allah (Ef 4:22-32; Yud 1:20-21,24;

    lihat cat. --> Fili 2:12)

    [atau ref. Fili 2:12]

    karena kita tetap bebas untuk menolak kasih karunia Allah, menolak untuk menghampiri Allah melalui Kristus

    (lihat cat. --> Ibr 7:25),

    [atau ref. Ibr 7:25]

    dan menolak untuk berdoa memohon dan menerima kehidupan yang taat

    (lihat cat. --> Mat 5:6;

    [atau ref. Mat 5:6]

    lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.34922489189189) (Yer 31:31) (full: PERJANJIAN BARU. )

Nas : Yer 31:31-34

Inilah satu-satunya pernyataan yang tegas dalam PL tentang "perjanjian baru."

  1. 1) Ayat-ayat ini dikutip dalam Ibr 8:8-12, yang menunjukkan bahwa orang percaya PB melihat penggenapan kata-kata Yeremia di dalam perjanjian baru yang ditetapkan oleh Yesus Kristus bagi semua yang bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya kepada-Nya

    (lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

  2. 2) Akan tetapi, PB juga mengajarkan bahwa kata-kata Yeremia baru akan digenapi secara sempurna pada hari-hari terakhir zaman ini ketika sebagian besar bangsa Israel berbalik kepada Tuhan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat mereka yang sejati (Rom 11:25-27; bd. Yeh 36:24-28; Za 12:10-13:1;

    lihat art. ISRAEL DALAM RENCANA KESELAMATAN ALLAH).

(0.34922489189189) (Mat 16:18) (jerusalem: Petrus) Baik kata Yunani "petros" maupun kata Aram yang searti "kefa" (=padas)rupanya tidak dipakai sebagai nama diri sebelum Yesus menamai kepala para rasul begitu. Nama itu melambangkan peranan Petrus sebagai dasar jemaat. Boleh jadi Yesus sudah merobah nama Petrus sebelum kejadian di Kaisarea Filipi ini, bdk Yoh 1:42; Mar 3:16; Luk 6:14
(0.34922489189189) (Mat 20:28) (jerusalem: menjadi tebusan) Dosa manusia mengakibatkan bahwa manusia berhutang terhadap keadilan ilahi, sehingga harus menjalani hukuman mati yang dituntut oleh Hukum, bdk 1Ko 15:56; 2Ko 3:7,9; Gal 3:13; Rom 8:3-4 serta catatan-catatan yang bersangkutan. Untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa dan maut, Rom 3:24+, maka Yesus membayar uang tebusannya dengan menumpahkan darahNya sendiri, 1Ko 6:20; Mat 7:23; Gal 3:13; Gal 4:5, serta catatan-catatan yang bersangkutan, ialah dengan mati akan ganti mereka yang berhutang, sebagaimana dinubuatkan tentang "Hamba Tuhan", Yes 53. Kata Ibrani yang diterjemahkan dengan "banyak orang", Yes 53:11 dst., memperlawankan jumlah besar orang yang ditebus dengan Penebus yang hanya seorang, tetapi tidak mengatakan bahwa jumlah orang yang ditebus hanya kecil saja, Rom 5:6-21. Bdk Mat 26:28+
(0.34922489189189) (1Taw 29:20) (sh: Pemerintahan bagi Allah (Rabu, 27 Februari 2002))
Pemerintahan bagi Allah

Pemerintahan bagi Allah. Daud tidak hanya memuji Allah sendirian, namun mengajak semua jemaat (ayat 20). Di sini ditunjukkan pentingnya ibadah kepada Allah dalam komunitas pascapembuangan, sekaligus hubungan yang erat antara raja dengan ibadah Bait Suci.

Pada hari berikutnya, semua orang berkumpul untuk mengangkat Salomo menjadi raja (ayat 21-25). Pertama, ditunjukkan proses persiapan penahbisan Salomo (ayat 21-22a). Rakyat mempersembahkan berbagai macam kurban (ayat 21). Untuk menekankan kesatuan, dinyatakan bahwa tindakan ini dilakukan demi seluruh Israel (ayat 21). Sebagaimana Daud didukung oleh seluruh rakyat, penahbisan Salomo pun demikian. Selain persembahan kurban, dilakukan pula pesta dengan sukacita karena seorang raja akan diangkat dan persiapan pembangunan Bait Suci sudah lengkap.

Kedua, Salomo diangkat sebagai raja (ayat 22b-25). Zadok, yang mengurapi Salomo, dinyatakan sebagai imam untuk kerajaan Daud. Status Zadok amat penting karena nantinya Yosua, seorang keturunan Zadok, bersama-sama Zerubabel, seorang keturunan Daud, akan membangun kembali Bait Suci pada periode awal pascapembuangan. Salomo akhirnya naik takhta. Ia makmur (ayat 23) dan ditinggikan (ayat 25), menunjukkan bahwa Allah begitu memberkatinya dan menyetujui pengangkatannya. Ia juga adalah raja Israel yang paling memiliki keagungan kerajaan (lih. 2Taw. 1:12).

Di atas semuanya ini, kualitas pemerintahan Salomo dinyatakan. Setiap orang Israel tunduk pada pemerintahannya (ayat 23) dan meninggikan dia (ayat 25). Demikian pula, semua anak buah Daud mendukung pemerintahan yang baru ini, menunjukkan adanya kesinambungan antara pemerintahan Daud dan Salomo. Kerajaan Salomo sama idealnya dengan kerajaan Daud, dan akan menjadi model pula bagi komunitas pascapembuangan. Sebagai penutup, penulis Tawarikh merangkumkan pemerintahan Daud (ayat 26-28a), mencatat pengganti Daud (ayat 28b), dan menunjukkan catatan-catatan pendukung lainnya (ayat 29-30). Di sini ditunjukkan lagi kemuliaan Daud yang berumur panjang dan memiliki kemuliaan yang besar (ayat 28). Komunitas pascapembuangan meneladani model kerajaan Daud dalam pemulihannya.

Renungkan: Ketika Anda memerintah kehidupan Anda sendiri atau memerintah orang lain, biarlah Allah yang menjadi pemerintah Anda!

(0.34922489189189) (Mzm 102:1) (sh: Doa di dalam penderitaan (Rabu, 17 April 2002))
Doa di dalam penderitaan

Doa di dalam penderitaan. Dalam penderitaan, orang beriman tidak saja boleh meratap, tetapi berhak berdoa dan berharap kepada Tuhan yang kekal memerintah (ayat 12), dan berbelas kasih (ayat 13). Mazmur ini sekaligus berisikan hal-hal tersebut dan merupakan jalinan identifikasi antara doa pribadi dan doa umat. Besar kemungkinan doa pribadi yang mengidentifikasikan diri dengan umat ini dipanjatkan oleh raja walau bisa juga oleh orang biasa. Dalam doa ini, kita melihat gerak timbal balik semacam dialog antara pendoa menyadari keadaan dirinya (ayat 1-11,23-24) dan pendoa menyadari hal-hal tentang diri Allah (ayat 12-22,25-28). Inilah doa yang benar. Pendoa tidak tenggelam dalam masalahnya saja, tetapi membuka diri bagi sorotan kebenaran tentang diri dan maksud Allah.

Pemazmur mulai dengan menaikkan permohonan (ayat 1-2) agar Allah mendengarkan ratapannya. Kekekalan Allah bukan kekekalan yang membuat-Nya tidak peduli akan apa yang terjadi di dunia ini. Keterlibatan Allah membuat pemazmur bisa memohon agar Allah mendengarkan, tidak menyembunyikan wajah-Nya (ayat 13:1, 69:17, 88:14), menyendengkan telinga-Nya (ayat 17:6). Di hadapan Allah, pemazmur menyadari singkat dan terbatasnya hidup yang fana dan berdosa ini, seperti asap, dan rumput yang bersifat sangat sementara (ayat 4,5). Selain kefanaan, masalah lebih berat adalah keberdosaannya yang digambarkannya dalam berbagai bentuk penderitaan akibat dosa (ayat 6-12). Dosa telah membuat jiwanya merana, tubuhnya sakit, hubungan sosialnya terganggu. Di dalam pergumulan doa itulah pemazmur mengalami perubahan, yaitu ketika perspektifnya berganti dari terfokus kepada keadaan diri dan umat dalam kefanaan dan akibat dosa, kepada Allah di dalam kekekalan kuasa dan kasih setia-Nya (ayat 12-17). Semua hal yang menekan kehidupannya kini disoroti di dalam terang sifat Allah yang kontras dari semua itu. Allah berkuasa, kekal, murah hati. Sifat- sifat tersebut menjadi dasar bagi pengharapan pembaruan dan penyelesaian masalah yang digumuli pemazmur. Lebih dari itu, Allah adalah Allah yang memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, yang mendengar keluhan, dan membebaskan (ayat 20-22). Dengan menempatkan keadaannya di bawah sorotan sifat-sifat Allah, pemazmur boleh berharap lagi (ayat 26-29).

Renungkan: Semuanya tidak saja fana, tetapi juga akan binasa, kecuali mereka yang berharap pada kasih setia kekal Allah.

(0.34922489189189) (Yer 5:18) (sh: Punya tapi tak berguna (Senin, 4 September 2000))
Punya tapi tak berguna

Punya tapi tak berguna. Itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan keadaan bangsa Yehuda. Sebagai ciptaan Allah yang tertinggi, manusia dilengkapi dengan mata, telinga, dan pikiran yang kemampuan dan kualitasnya jauh melebihi makhluk hidup lainnya. Sayangnya, bangsa Yehuda tidak pernah menggunakannya untuk tujuan yang benar dan mulia. Semua hanya dipergunakan untuk memuaskan hawa nafsunya. Mereka sama seperti manusia tanpa otak, tanpa mata, dan tanpa telinga.

Bangsa Yehuda tidak menggunakan kemampuan berpikirnya untuk memahami secara penuh bahwa hidupnya bergantung kepada pemeliharaan Allah untuk kemudian mengendalikan dan membawanya di bawah kekuasaan Allah (23-24). Sebaliknya kepandaian mereka justru dipergunakan untuk mencari cara melawan dan memberontak kepada-Nya. Padahal laut yang tidak mampu berpikir, tahu dan tidak pernah melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Allah (22). Mata yang dikaruniakan Allah kepada mereka seharusnya menjadi terang bagi hati dan pikiran mereka bahwa banyak sesamanya yang membutuhkan rangkulan, pembelaan, dan pertolongan. Namun mata mereka justru dipergunakan untuk mencari peluang-peluang dan siasat-siasat baru agar dapat semakin mengeksploitasi sesamanya untuk memperkaya diri sendiri (26-28).

Yang lebih parah dari semua itu adalah telinga yang merupakan pintu gerbang bagi masuknya informasi, justru dibuka lebar-lebar bagi pengajaran yang penuh kebohongan dan kepalsuan. Dengan demikian telinga ditutup rapat-rapat bagi pengajaran yang benar, yang akan menusuk dan menyakitkan hati (31) karena membongkar dosa. Betapa bebalnya hati manusia yang telah memutuskan hanya mau melihat dan mendengarkan apa yang menyenangkan hati.

Renungkan: Apakah ini juga yang dikerjakan oleh Kristen masa kini? Matanya dibuka lebar-lebar ketika merancang gedung gereja yang mewah dan megah tapi segera ditutup ketika melihat masyarakat yang lapar dan kedinginan datang meminta pertolongan. Telinganya dibuka lebar-lebar untuk mendengarkan khotbah-khotbah yang berisikan cerita-cerita yang menyenangkan hati namun segera ditutup ketika kebenaran firman Tuhan dipaparkan. Jika demikian, apa bedanya Kristen dengan yang lain?

(0.34922489189189) (Mat 20:17) (sh: Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan? (Minggu, 20 Februari 2005))
Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan?

Siapa di "sebelah kiri dan kanan" Tuhan? Wajarlah jika Yohanes dan Yakobus berharap bisa mendampingi Tuhan Yesus dalam kerajaan-Nya. Mereka adalah murid terdekat-Nya dan telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengiring Dia.

Persoalannya adalah mereka tidak peka akan perasaan Tuhan Yesus. Permintaan ini disampaikan pada saat Tuhan Yesus sedang menggumuli penderitaan yang akan dialami-Nya di atas salib (ayat 17-19). Mereka tidak memahami makna di balik penderitaan-Nya. Bagi mereka, Tuhan Yesus akan menjadi raja yang perkasa yang mengenyahkan penjajah Romawi dan mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini. Maka kelak mereka pun akan memerintah bersama-Nya. Seandainya mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus bukanlah Raja Yahudi seperti yang mereka harapkan, pasti mereka tidak akan menyanggupi meminum cawan penderitaan Tuhan Yesus itu (ayat 22). Kemarahan sepuluh murid lainnya terhadap Yohanes dan Yakobus menunjukkan bahwa sebenarnya mereka pun berpikiran yang sama (ayat 24; band. Mat. 18:1-5).

Tuhan Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Surga berbeda dengan pemerintahan dunia. Menurut hukum dunia, siapa yang berkuasa, dialah yang dilayani (ayat 25). Akan tetapi, dalam Kerajaan Surga, siapa yang mau melayani orang lain justru dialah yang terbesar. Tuhan Yesus sendiri menyatakan keteladanan-Nya dengan melepaskan hak untuk dilayani supaya bisa melayani manusia. Bahkan Ia rela mati sebagai tebusan demi keselamatan setiap orang (ayat 26-28).

Pada umumnya, manusia ingin berkuasa karena kekuasaan identik dengan dilayani, hidup enak, kaya, terkenal, dsb. Kalau perlu hal itu diperoleh dengan cara menjegal sesama atau menindas kebenaran demi mendapatkan posisi tertinggi. Kalau hal demikian dilakukan juga dalam gereja dan pelayanan, berarti kita telah menyalahartikan dan menyalahgunakan kekuasaan dalam Tuhan.

Ingatlah: Berkuasa berarti kesempatan melayani Tuhan dan sesama.

(0.34922489189189) (Kis 17:16) (sh: Hati-hati dengan dialog antar agama (Senin, 19 Juni 2000))
Hati-hati dengan dialog antar agama

Hati-hati dengan dialog antar agama. Dialog antar umat beragama semakin marak di Indonesia, karena karakter masyarakat Indonesia yang sedemikian pluralis, suasana keterbukaan yang begitu semarak, dan HAM yang mulai dihargai oleh masyarakat kita. Dialog ini memang efektif untuk mencegah terjadinya gesekan-gesekan antar umat beragama. Sehingga diharapkan terciptanya suasana aman, tenteram, dan kondusif (mendukung).

Namun Kristen harus tetap memandang bahwa dialog hanyalah salah satu metode pendekatan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi penyampaian berita keselamatan. Paulus, ketika berada di tengah-tengah masyarakat yang begitu pluralis (kota Atena), juga mengadakan dialog dengan penduduk setempat yang menganut berbagai agama (17-20). Paulus berhasil menciptakan suasana yang kondusif sehingga orang-orang Atena yang haus akan pengajaran dan senang berdialog (21), menjadi terbuka terhadap apa yang Paulus beritakan (19-20). Paulus berhasil membuktikan metode dialog yang efektif (34).

Apa kuncinya untuk sukses berdialog? Selain kekuatan Roh yang menyertai dia, ada kekuatan-kekuatan lain yang dimiliki oleh Paulus. Pertama, Paulus memiliki pemahaman Injil yang utuh, mengungkapkan siapakah Allah dengan segala kepenuhan-Nya. Ia menjabarkan bahwa seluruh alam semesta dan sejarah manusia berpusat kepada Allah (26-28). Ia juga menyatakan bahwa seluruh umat manusia sudah mengenal semua itu melalui alam dan wahyu umum (28). Kemudian Paulus menyatakan siapakah Yesus (31). Injil yang disampaikan bukan kacangan karena di dalamnya terkandung berbagai perspektif yang terintergrasi: Yesus yang dintergrasikan dengan doktrin Allah, salib diintegrasikan dengan ciptaan, dan keselamatan dengan penghakiman. Kedua, Paulus memiliki kekuatan dan kedalaman motivasi. Ini bermula dari perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar (16) yang memukul perasaan dan emosinya (16). Paulus mempunyai kecemburuan Ilahi dan rindu nama-Nya selalu dikuduskan. Baru kemudian ia berdialog (17).

Renungkan: Apakah aku mempunyai pemahaman Injil seperti Paulus? Apakah aku terprovokasi ketika melihat rumah-rumah ibadah agama-agama lain? Bila jawabannya 'ya', Anda siap untuk berdialog. Bila jawabannya 'tidak', Anda siap untuk masuk pelatihan Allah.

(0.34922489189189) (Kol 1:21) (sh: Jangan memusuhi Allah! (Selasa, 15 Mei 2012))
Jangan memusuhi Allah!

Judul: Jangan memusuhi Allah!
Memusuhi Allah tampaknya adalah sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan. Bagaimana mungkin kita yang sangat kecil ini berani dan mampu menjadi musuh Allah yang mahabesar? Namun, bacaan Alkitab hari ini berkata demikian tentang jemaat Kolose sebelum mereka diperdamaikan oleh Kristus. Apa maksud "memusuhi Allah" dalam nasihat Paulus itu?

Banyak orang mengira bahwa kejahatan hanyalah sesuatu yang dikaitkan pada aspek perbuatan saja. Artinya, sesuatu yang benar-benar jahat di mata Allah adalah hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan jahat seperti membunuh, mencuri, merampok, korupsi, dan lain sebagainya. Alkitab dengan jelas mengungkapkan bahwa kejahatan terhadap sesama manusia adalah juga perbuatan yang terkait dengan sikap kita terhadap Allah Pencipta (Mat. 25:40). Memusuhi manusia atau tidak mengasihi sesama adalah sikap yang pada hakikatnya memusuhi Allah juga (21). Namun sebenarnya sikap memusuhi Allah dapat pula terjadi di dalam hati kita, yaitu ketika kita memilih untuk melakukan segala sesuatu yang semata-mata sesuai dengan kehendak hati kita sendiri, tanpa peduli apa yang menjadi kehendak hati Allah. Contohnya, adalah: ketika kita berusaha mengejar keselamatan menurut cara kita sendiri dan bersikeras menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka pada dasarnya kita juga sedang memusuhi Allah.

Aspek kejahatan memang begitu luas dan kita pernah memusuhi Allah melalui ketidakpercayaan kita. Namun, syukur pada Allah karena Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah (22). Hanya di dalam kuasa dan kasih Kristus itulah sikap memusuhi Allah itu dapat diselesaikan. Titik balik dari keadaan memusuhi Allah menjadi umat yang taat kepada-Nya disebut dengan pertobatan.

Kini sebagai orang-orang yang sudah bertobat kita harus berpegang teguh pada pengharapan Injil. Kita memiliki jaminan keselamatan maka kita bisa bergiat mengabarkan kabar pendamaian itu kepada semua orang dan mewujudkan pendamaian itu dengan saling mengasihi.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/05/15/

(0.29933562162162) (1Kor 11:20) (full: PERJAMUAN TUHAN. )

Nas : 1Kor 11:20

Perjamuan Tuhan dipaparkan dalam empat bagian di Alkitab: Mat 26:26-29; Mr 14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-25. Maknanya menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

  1. 1) Makna masa lalu.
    1. (a) Merupakan peringatan (Yun. _anamnesis_; ayat 1Kor 11:24-26; Luk 22:19) akan kematian Kristus bagi penebusan orang percaya dari dosa dan hukuman. Melalui Perjamuan Tuhan sekali lagi kita diperhadapkan dengan kematian Kristus yang menyelamatkan dan makna penebusannya bagi kehidupan kita. Kematian Kristus menjadi motivasi yang paling tinggi bagi kita terhadap kejatuhan ke dalam dosa dan menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan (1Tes 5:22).
    2. (b) Merupakan suatu ucapan syukur (Yun. _eucharistia_) atas berkat-berkat dan keselamatan Allah yang disediakan oleh pengorbanan Kristus di salib (ayat 1Kor 11:24; Mat 26:27; Mr 14:23; Luk 22:19).
  2. 2) Makna masa kini.
    1. (a) Merupakan suatu persekutuan (Yun. _koinonia_) dengan Kristus dan keikutsertaan dalam keuntungan kematian-Nya sebagai korban, serta persekutuan dengan anggota lain dari tubuh Kristus (1Kor 10:16-17). Dalam perjamuan ini bersama Tuhan yang telah bangkit ini, sebagai tuan rumah Ia hadir dalam satu cara yang khusus (bd. Mat 18:20; Luk 24:35).
    2. (b) Merupakan suatu pengakuan dan pengumuman perjanjian yang baru (Yun. _kaine diatheke_) yang dengannya orang percaya mengakui kembali ketuhanan Kristus dan penyerahan kita untuk melakukan kehendak-Nya, tinggal setia, melawan dosa, dan untuk menyatukan diri kita dengan misi-Nya (ayat 1Kor 11:25; Mat 26:28; Mr 14:24; Luk 22:20;

      lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

  3. 3) Makna masa yang akan datang.
    1. (a) Merupakan suatu jaminan akan Kerajaan Allah dan perjamuan Mesias pada masa depan ketika semua orang percaya akan bersama-sama dengan Tuhan (Mat 8:11: 22:1-14; Mr 14:25; Luk 13:29; 22:17-18,30).
    2. (b) Merupakan tindakan mengharapkan kedatangan Kristus yang sudah dekat bagi umat-Nya (ayat 1Kor 11:26) dan menghidupkan doa, "Datanglah Kerajaan-Mu" (Mat 6:10; bd. Wahy 22:20). Pada saat Perjamuan Tuhan semua makna di atas akan penuh arti hanya jikalau kita datang ke hadapan Tuhan dengan iman yang benar, doa yang tulus dan penyerahan diri kepada Firman Allah dan kehendak-Nya.
(0.29933562162162) (Yer 31:31) (jerusalem) Bagian ini merupakan puncak ajaran nabi Yeremia. Setelah perjanjian yang dahulu, bdk Kel 19:1+, mengalami kegagalan, Yer 31:32; Yeh 16:59, dan usaha raja Yosia untuk memulihkannya ternyata tidak berhasil, maka rencana Allah mulai disoroti secara lain. Sesudah suatu malapetaka menghancurkan seluruh umat, kecuali sisa kecil, Yer 4:3+, maka suatu perjanjian abadi akan diikat, Yeremia serupa dengan yang di masa Nuh dahulu, Yes 54:9-10. Isi perjanjian yang lama tetap dipertahankan, yaitu ketaatan manusia kepada hukum Tuhan dan kehadiran Allah yang menjamin kedamaian dan kesejahteraan jasmani, Yeh 36:29-30. Cita-cita itu terungkap dalam rumus perjanjian ini: Aku menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu, Yer 33; 7:23; 11:4; 30:22; 31:1; 32:38; Yeh 11:20; 36:28; 37:27; Zak 8:8; bdk Ula 7:6+. Tetapi perjanjian yang baru itu benar-benar baru dalam tiga hal ini: 1. Prakarsa Allah untuk mengampuni dosa umat, Yer 34; Yeh 36:25; 29; Maz 51:3-4; 2. pertanggunganjawab dan pembalasan perorangan, Yer 29; bdk Yeh 14:12+; Yeh 14:3, agama perjanjian menjadi semakin batiniah: Hukum tidak lagi suatu piagam lahiriah, tetapi dari dalam mendorong "hati" manusia, Yer 33; 24:7; 32:39, oleh karena ia terpengaruh oleh roh ilahi yang memberi manusia hati yang baru, Yeh 36:26-27; Maz 51:12; bdk Yer 4:4+, yang mampu "mengenal" Tuhan, Hos 2:19+. Perjanjian yang baru dan abadi itu kembali diberitakan oleh nabi Yehezkiel, Yer 36:25-28 dan oleh kitab Deutero-yesaya, Yes 55:3; 59:21; 61:8; bdk Bar 2:35, dan sudah mulai dihayati oleh pencipta Maz 51. Perjanjian yang baru itu diresmikan dengan korban Kristus, Mat 26:28 dsj, dan para rasul mengabarkan pelaksanaannya, 2Ko 3:6; Rom 11:27; Ibr 8:6-13; 9:15 dst; 1Yo 5:20+.
(0.29933562162162) (1Raj 9:10) (sh: Salomo yang nyaris sempurna (Senin, 14 Februari 2000))
Salomo yang nyaris sempurna

Salomo yang nyaris sempurna. Sepanjang sejarah peradaban manusia, kepandaian, kebesaran, dan keagungan Salomo sebagai raja akan selalu dikenang; karena seluruh aspek dalam pemerintahan dan kehidupan pribadinya nyaris sempurna.

Dalam masalah di dalam negeri Israel, Salomo mampu menangani dan mengembangkannya secara hebat. Israel adalah negara agraris, tidak heran bila Salomo berhasil mengembangkan dan membangun 20 kota yang seharusnya diterima oleh Hiram (2Taw. 8:18). Hal yang mengherankan adalah Hiram menolak 20 kota agraris karena ia hanya ahli dalam perdagangan dan pelayaran, justru Salomo yang membawahi negara agraris, terbuka dan berhasil mengembangkan perdagangan dan pelayaran karena bantuan Hiram (ayat 26-28). Ia mengerahkan kerja rodi secara besar-besar dan pajak (bukan untuk pembiayaan perang) untuk pembangunan gedung-gedung dengan tujuan memperkuat kota-kota yang ia miliki. Berarti kondisi dalam negeri Israel benar-benar damai, tidak seperti Israel dalam pemerintahan Daud.

Dalam masalah luar negeri, Salomo berhasil menggalang aliansi politik yang kuat dengan Mesir karena ia menjadi menantu Firaun, dan aliansi ekonomi dengan raja Tirus dalam hal perdagangan dan pelayaran. Bahkan emas yang ia hasilkan berjumlah 4 kali lipat besarnya dibandingkan emas yang pernah Daud hasilkan melalui peperangan (1Taw. 22:14; 29:4). Dan yang lebih utama dari semuanya adalah kehidupan kerohanian Salomo yang menggembirakan. Ia memberikan persembahan korban-korban secara rutin dan kontinu. Ia tidak hanya mendirikan rumah Tuhan bagi kerohanian rakyatnya, ia pun memperhatikan kerohaniannya pribadi dan memperoleh berkat dari rumah itu.

Renungkan: Prestasi yang dicapai Salomo luar biasa karena memberikan dampak positif bagi pribadinya, rakyatnya, dan bangsa lain. Dengan demikian, misi yang pernah diberikan Allah di gunung Sinai kepada bangsa Israel terealisasi (Kel. 19:5-6). Ini tidak dicapai hanya karena kemampuannya sendiri. Allah telah memberikan hikmat kepadanya agar ia mampu memimpin bangsa Israel yang besar. Karena itu dalam diri Salomo kita bisa melihat 2 kekuatan yang bekerja sama, kekuatan Salomo didukung oleh kekuatan Allah sehingga Salomo mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara total dan menyeluruh.



TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA