(0.80187981538462) | (Pkh 3:17) |
(ende) Dahulu si Pengchotbah berpendapat semua ketidak-adilan akan dihukum sesuai dengan adjaran umum pada guru2 kebidjaksanaan. Akan tetapi pengalaman membuktikan, bahwa tidaklah terdjadi demikian. Lalu Pengchotbah menduga maksud jang lain dari pihak Allah (Pengk beberapa+allah+AND+book%3A21&tab=notes" ver="ende">3:18-19). |
(0.80187981538462) | (Pkh 2:24) |
(full: DARI TANGAN ALLAH.
) Nas : Pengkh 2:24-26 Penulis mencapai dua kesimpulan:
|
(0.80187981538462) | (Pkh 3:1) |
(full: UNTUK SEGALA SESUATU ADA MASANYA ... ADA WAKTUNYA.
) Nas : Pengkh 3:1-8 Allah mempunyai rencana kekal yang mencakup semua maksud dan kegiatan setiap orang di muka bumi. Kita harus mempersembahkan diri kepada Allah sebagai persembahan kudus, membiarkan Roh Kudus melaksanakan rencana Allah bagi kita, dan berhati-hati agar kita tidak ke luar dari kehendak Allah sehingga kehilangan waktu dan maksud yang ditetapkan-Nya bagi hidup kita (lihat cat. --> Rom 12:1; lihat cat. --> Rom 12:2). [atau ref. Rom 12:1-2] |
(0.80187981538462) | (Pkh 4:1) |
(full: TAK ADA YANG MENGHIBUR MEREKA.
) Nas : Pengkh 4:1 Ketika memandang sekeliling kepada dunia yang menolak jalan-jalan Allah, Salomo melihat penindasan di mana-mana, dan mereka yang tertindas tidak memiliki penghibur. Di dunia saat ini masih banyak penindasan -- tetapi penghiburan telah tersedia, karena Allah kita adalah Allah "sumber segala penghiburan" (2Kor 1:3). Allah Bapa menghibur umat-Nya pada zaman PL manakala mereka berharap kepada-Nya (Mazm 86:17; Yes 51:3,12). Yesus membawa hiburan dan kesembuhan ketika di bumi (Mat 9:22) dan Roh Kudus dijanjikan sebagai Penghibur lain yang akan mendampingi kita untuk menghibur (Yoh 14:16). Orang percaya juga diperintahkan untuk saling menghibur (2Kor 1:4). |
(0.80187981538462) | (Pkh 7:18) | (jerusalem: yang takut akan Allah) Bdk Ams 1:7+ |
(0.80187981538462) | (Pkh 11:5) | (jerusalem: tulang-tulang dalam rahim) Yang dimaksud ialah anak dalam kandungan. Pembentukan anak memang sebuah rahasia bagi orang pada zaman itu, bdk Maz 139:14-16 |
(0.80146107692308) | (Pkh 6:2) |
(full: ORANG LAIN YANG MENIKMATINYA.
) Nas : Pengkh 6:2 Seseorang mungkin memiliki segala sesuatu yang diperlukan untuk menikmati hidup ini, tetapi masih tidak sanggup mempergunakannya. Kemampuan untuk menikmati apa yang kita miliki tergantung kepada hubungan benar kita dengan Allah. Jikalau kita mengabdi kepada-Nya dan kerajaan-Nya, Allah akan memungkinkan kita menikmati karunia-karunia materiel-Nya. |
(0.80146107692308) | (Pkh 7:16) |
(full: JANGANLAH TERLALU SALEH, JANGANLAH PERILAKUMU TERLALU BERHIKMAT.
) Nas : Pengkh 7:16 Ayat ini harus ditafsirkan dengan mengingat Ams 3:7, "Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan." Orang yang mengandalkan perbuatan baiknya sendiri untuk mendapat keselamatan dan orang yang menganggap dirinya bijak hanya akan membinasakan diri sendiri. Kita memerlukan kebenaran sejati dari Allah untuk memperbaharui hati kita dan hikmat yang benar dari Roh Kudus untuk memahami Firman Allah. |
(0.80146107692308) | (Pkh 7:20) |
(full: YANG BERBUAT BAIK DAN TAK PERNAH BERBUAT DOSA.
) Nas : Pengkh 7:20-22 Ayat ini tidak bertentangan dengan pernyataan Allah mengenai kesalehan Ayub (lih. Ayub 1:8; 2:3); sebaliknya, ayat ini menyatakan kebenaran bahwa "semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah" (Rom 3:23; bd. Rom 3:10-18). |
(0.80146107692308) | (Pkh 8:2) |
(full: PATUHILAH PERINTAH RAJA.
) Nas : Pengkh 8:2 Raja di sini melambangkan pemerintahan manusia sebagaimana ditetapkan Allah. Para pejabat pemerintah yang mengikuti prinsip-prinsip hidup Allah mendorong kehidupan yang benar. Tuhan kita ingin agar kita menaati hukum-hukum pemerintahan yang adil (bd. Tit 3:1; 1Pet 2:13-18; lihat cat. --> Rom 13:1). [atau ref. Rom 13:1] |
(0.80103815384615) | (Pkh 11:1) |
(sh: Falsafah hidup orang beriman. (Sabtu, 19 Juni 1998)) Falsafah hidup orang beriman.Falsafah hidup orang beriman. Menikmati hidup dalam Tuhan. Hidup ini bisa dijalani dalam dua macam sikap. Pertama, sikap berpusatkan manusia, yang akan menghasilkan sikap pesimis atau sikap keras dalam melihat hidup yang penuh berbagai masalah. Kedua, sikap yang berpusatkan Allah, yang menghasilkan sikap optimis dan penuh syukur, yang memandang bahwa anugerah Allah membuat hidup sarat dengan hal indah. Akibatnya, seperti halnya tiap pagi kita menyongsong fajar baru dengan penuh semangat, demikianlah orang beriman menyongsong kejutan-kejutan anugerah Allah setiap hari. Renungkan: Karena hidup ada di tangan Tuhan, tangan kita dapat bekerja dan membuat berbagai karya nyata dalam kuat kuasa-Nya. |
(0.79748206153846) | (Pkh 8:2) |
(sh: Taat pada penguasa. (Selasa, 16 Juni 1998)) Taat pada penguasa.Taat pada penguasa. Keajaiban jalan-jalan Allah. Kesimpulan orang beriman terhadap kenyataan yang terjadi di sekitarnya tidak mungkin bersifat pesimis atau apatis. Bila iman kita lemah, menyaksikan bahwa orang fasik bisa lebih beruntung orang benar bisa mengalami kemalangan, bisa menimbulkan apatisme tadi (ayat 14,15). Namun pengkhotbah mengingatkan bahwa pada akhirnya kelak, dalam pengadilan kekal Tuhan, kebenaran pasti ditegakkan (ayat 12-13). Daripada menyimpulkan salah begitu, lebih baik rendah hati mengakui bahwa akal budi kita terlalu sempit untuk melihat bagaimana keluasan hikmat Allah mengatur masalah-masalah pelik tersebut. Renungkan: Hikmat sejati memungkinkan orang menyadari keterbatasannya untuk menyelami kedalaman hikmat Allah yang nyata di dalam Yesus Kristus. Doa: Tolongku selalu mengandalkan kuasa dan hikmatMu, Tuhan. |
(0.79557009230769) | (Pkh 4:9) |
(full: BERDUA LEBIH BAIK DARI PADA SEORANG DIRI.
) Nas : Pengkh 4:9-12 Persahabatan memang banyak untungnya, karena Allah tidak menciptakan kita untuk hidup tanpa persekutuan (Kej 2:18). Kita semua membutuhkan kasih, pertolongan, dan dukungan dari sahabat, keluarga, dan sesama orang percaya (Kis 2:42); namun ini pun belum cukup tanpa persekutuan sehari-hari Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus (1Kor 1:9; 2Kor 13:13; Fili 2:1; 1Yoh 1:3,6-7). |
(0.79557009230769) | (Pkh 6:3) |
(full: BIARPUN IA HIDUP DUA KALI SERIBU TAHUN.
) Nas : Pengkh 6:3-6 Mati pada usia muda patut disayangkan; akan tetapi usia yang panjang tidak menjamin orang itu akan menikmati apa yang telah diberi Allah kepadanya. Hidup yang penuh dengan kesukaran membuat orang ingin diri sudah mati ketika lahir dan menghindari semua penderitaan (bd. pasal Ayub 3:1-26). Mengingat kekekalan, maka yang penting ialah apakah kita ini hidup bagi Allah atau tidak (bd. Pengkh 12:13-14). |
(0.79557009230769) | (Pkh 6:10) |
(full: IA TIDAK DAPAT MENGADAKAN PERKARA DENGAN YANG LEBIH KUAT DARI PADANYA.
) Nas : Pengkh 6:10 Allah yang mahakuasa mengetahui segala sesuatu yang ada, dan Dia tahu segala sesuatu tentang diri kita sebagai manusia. Alangkah bodohnya untuk berperkara dengan Dia. Kita sendiri sering kali tidak tahu apa yang terbaik untuk diri kita sendiri, kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian. Betapa jauh lebih baik mengandalkan Allah dan hidup bagi Dia dengan rendah hati. |
(0.79557009230769) | (Pkh 12:13) |
(full: TAKUTLAH AKAN ALLAH DAN BERPEGANGLAH PADA PERINTAH-PERINTAH-NYA.
) Nas : Pengkh 12:13 Seluruh kitab Pengkhotbah harus dipahami dengan mengingat ayat penutup ini. Salomo mulai dengan penilaian yang sinis tentang hidup sebagai sia-sia, tetapi dia berakhir dengan nasihat serius tentang di mana makna hidup dapat ditemukan. Takut akan Allah, kasih kepada Dia dan Firman-Nya, serta ketaatan kepada perintah-perintah-Nya membawa tujuan dan kepuasan yang tidak dapat ditemukan melalui cara yang lain. |
(0.79354861538462) | (Pkh 2:24) |
(ende) Kesimpulan jang sedikit bertjorak materialistis. Namun inilah bukan adjaran Pengchotbah seluruhnja. Ia di sini hanja mau menitik-beratkan sadja tak usahlah manusia bersusah untuk mengerti dan menjelami semuanja. Tjukuplah ia menerima sadja semuanja seperti adanja dan pertjaja, bahwa segalanja datang daripada Allah dan, bagaimanapun djua, diurus olehNja. |
(0.79354861538462) | (Pkh 1:2) |
(full: SEGALA SESUATU ADALAH SIA-SIA.
) Nas : Pengkh 1:2 Ayat ini menyatakan tema kitab Pengkhotbah, yaitu bahwa seluruh kegiatan kita di atas muka bumi ini tidak ada artinya dan tidak ada tujuannya ketika dilakukan terlepas dari kehendak Allah, persekutuan, dan kegiatan kasih Allah di dalam kehidupan kita. Kitab ini juga menekankan bahwa ciptaan itu sendiri tunduk kepada kesia-siaan dan kerusakan.
|
(0.79354861538462) | (Pkh 3:19) |
(full: DEMIKIAN JUGA YANG LAIN.
) Nas : Pengkh 3:19 Menurut ilmu hayat, manusia mati seperti binatang; kenyataan ini menunjukkan kelemahan dan kerapuhan kita sehingga seharusnya menyebabkan kita takut dan menaati Allah (Pengkh 12:13). |
(0.79354861538462) | (Pkh 2:25) | (jerusalem: dan merasakan kenikmatan) Sementara ahli memperbaiki naskah Ibrani menjadi: dan minum. Begitu terbaca juga dalam terjemahan-terjemahan kuno |