(0.96) | (2Ptr 1:1) |
(ende) SURAT KEDUA SANTU PETRUS KATA PENGANTAR Pengarang dan waktu ia menulis Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr. Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi. Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian. Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:2). Dalam Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb. Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas. Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini. Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda. Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja. Pembatja dan peristiwa Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis. Gaja bahasa Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:17-18). Adjaran didalamnja Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan
misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita
sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan ( Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:11). Pada pihak lain, berdosa (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">2:2,10) dan menjangkali Kristus (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91). Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:3) namun penjaksian rasul (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:16-18) dan sabda nabi (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:3) namun penjaksian rasul (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:16-18) dan sabda nabi (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (Seketika+itu+AND+book%3A61&tab=notes" ver="ende">3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13). |
(0.96) | (2Ptr 1:4) |
(ende) Tanda-tanda itu adalah suatu djandjian kepada para beriman, bahwa mereka semua ambil bagian dalam kodrat ilahi Tuhan. Disini penulis melengkapi adjaran Tubuh Mistik Kristus dari St. Paulus dan Joanes tentang pokok anggur serta tjarang-tjarangnja. |
(0.96) | (2Ptr 1:5) |
(ende) Kalau umat beriman ingin ambil bagian dalam kehidupan ilahi, mereka hendaknja mendjauhkan hawa napsu dan hasrat-hasrat duniawi, dan menjiapkan diri untuk lajak menerima djandjian ilahi jang sebesar itu. |
(0.96) | (2Ptr 2:1) |
(ende) Baik dalam masa Perdjandjian Lama, maupun dalam zaman Perdjandjian Baru, ada banjak nabi palsu dikalangan orang Israel. Mereka itu memberi interpretas salah terhadap Kitab Kudus. Tidak njata disini entah kesesatan apa mereka lakukan. |
(0.96) | (2Ptr 2:10) |
(ende) Siksa Tuhan terutama akan djatuh keatas mereka jang hidup tak susila, malah menghina Kristus dan GeredjaNja. Mereka ini ialah para nabi palsu. |
(0.96) | (2Ptr 2:18) |
(ende) Adjaran mereka jang akan lenjap seperti kabut, dan sebagai sumber jang tak punja daja penjedjuk itu, bisa mendjebak banjak orang serani jang baru sadja bertobat dari kekafirannja, dan belum mempunjai pengalaman banjak dalam seluk-beluk agama kristen. |
(0.96) | (2Ptr 2:19) |
(ende) Kemerdekaan, dalam pengertian kristen, berarti penjerahan mutlak pada kehendak ilahi. Nabi-nabi palsu memberi interpretasi lain. Menurut mereka, kemerdekaan, berarti bebas menjerahkan pada hawanapsu. Dan hawanapsu itu kelak memperbudak mereka. |
(0.95) | (2Ptr 1:10) |
(sh: Berani membuktikan? Siapa takut! (Senin, 16 Oktober 2000)) Berani membuktikan? Siapa takut!Berani membuktikan? Siapa takut! Benarkah pada bagian ini Petrus mengajarkan tentang adanya kerjasama Allah dan manusia dalam proses keselamatan? Bukankah Kristen diajarkan bahwa tanpa panggilan, anugerah kematian Kristus, tak seorang pun dapat selamat dan hidup benar di hadapan Allah, dan itu berarti bahwa manusia sama sekali tidak terlibat dalam proses keselamatan? Benar! Tetapi ketika manusia berdosa itu dibebaskan dari dosa, dikuduskan, dan ditempatkan dalam karya keselamatan Allah, maka ia bertanggung jawab untuk mempertahankan kekudusan dan giat untuk mengalami pertumbuhan dalam kekudusan keselamatan itu. Karena seseorang yang berada dalam anugerah allah tidak mungkin bertahan dalam dosa, justru ia akan berjuang meninggalkan dosa-dosa dalam kehidupan lamanya. Agar manusia dapat hidup dan bertumbuh dalam keselamatan dibutuhkan sikap hidup responsif terhadap semua perintah, janji, dan anugerah Allah. Iman memang anugerah Allah, tetapi seseorang yang hidup beriman akan menjaga hidupnya dalam ketaatan dan kekudusan di hadapan Allah. Seperti halnya seekor anak burung yang baru belajar terbang, perlu sesering mungkin mengepakkan sayapnya dan belajar terbang. Semakin sering anak burung itu mengepakkan sayapnya untuk dapat terbang, semakin mahir ia terbang, dan dengan demikian sempurnalah predikatnya sebagai burung. Sebaliknya, bila anak burung itu malas mengepakkan sayapnya untuk belajar terbang, maka ia tidak hanya tidak akan mahir mengangkasa tapi juga keabsahannya sebagai burung diragukan. Kristen pun demikian. Semakin kita taat, setia, tekun dan giat bertumbuh, semakin kita mantap meyakinkan keimanan dan kekristenan kita. Sebaliknya, semakin kita pasif, statis, dan tanpa inisiatif dalam pertumbuhan dan usaha membuktikan keyakinan iman kepada Kristus, semakin kita goyah meyakini iman. Renungkan: Bila seorang mengaku memiliki keyakinan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, hal itu perlu disertai oleh ketaatan dan usaha pembuktian melalui sikap hidup dan perilaku sehari-hari. Bagaimana dengan Anda, bila Anda ditantang untuk membuktikan keyakinan iman Anda, mampukah Anda dengan pola kekristenan Anda yang sekarang membuktikannya? |
(0.95) | (2Ptr 3:7) |
(sh: Waktu Allah bukan waktu manusia (Sabtu, 21 Oktober 2000)) Waktu Allah bukan waktu manusiaWaktu Allah bukan waktu manusia. Kebodohan orang-orang yang tidak percaya adalah menganggap bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua tertunda, dan mengatakan bahwa penundaan itu membuktikan ketidakbenaran firman Tuhan. Haruskah orang beriman memiliki pola pikir yang sama? Orang beriman harus tahu bahwa Allah tidak menunda kedatangan-Nya kedua. Perbedaan pandangan ini didasarkan pada cara Allah menghitung waktu berbeda dengan cara manusia. Bagi Tuhan satu hari sama dengan 1000 tahun dan 1000 tahun seperti satu hari. Berarti, manusia tidak dapat menduga dan mengatur kapan Allah harus bertindak apalagi menentukan penggenapan hari Tuhan. Sebenarnya bila perbedaan ini kita letakkan dalam kacamata Illahi maka kita tidak hanya dapat menerimanya, tetapi juga bergembira. Sebab waktu Allah, berhubungan dengan: "supaya semua orang berbalik dan bertobat". Itu berarti waktu Allah sama sekali tidak berhubungan dengan kelambanan atau kealpaan Allah atas janji-Nya, tetapi berhubungan erat dengan kasih-Nya kepada kita dan sabar menanti kita untuk berbalik dan bertobat. Bila Allah sang empunya waktu dan pemilik kita sabar menanti waktu yang tepat untuk mempersiapkan kedatangan-Nya dan menggenapi janji penghakiman-Nya, apakah kita milik kepunyaan-Nya tidak dapat bersabar? Tentang hari Tuhan yang dinantikan penggenapannya, Petrus menjelaskan bahwa pada hari itu seluruh alam semesta akan mengalami kebinasaan. Allah akan menggantinya dengan langit dan bumi baru. Semua orang dan bangsa-bangsa dihadapkan pada penghakiman Allah. Namun, ia tidak menguraikan panjang lebar tentang sifat hari Tuhan itu, karena penjelasannya lebih mengarah pada fakta dan kepastian penggenapan hari Tuhan itu. Berbahagialah orang beriman yang tetap setia menanti dan mempertahankan sikap hidup benar di hadapan Allah. Berbahagialah orang yang melihat penundaan penggenapan hari Tuhan ini sebagai perpanjangan waktu yang dikaitkan dengan sifat Allah yang penuh kasih. Renungkan: Bila kita melihat bahwa penundaan dan perpanjangan waktu penggenapan hari Tuhan sebagai suatu kesempatan dari Allah untuk berbalik, bertobat, dan beroleh selamat, marilah kita responi kesempatan itu. |
(0.95) | (2Ptr 3:14) |
(sh: Terus maju, atau diam dan terjatuh! (Minggu, 22 Oktober 2000)) Terus maju, atau diam dan terjatuh!Terus maju, atau diam dan terjatuh! Dalam menantikan penggenapan janji Allah akan kedatangan Kristus yang kedua, Kristen harus aktif mempersiapkan diri. Tujuannya adalah ketika hari itu tiba, Kristen kedapatan tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan-Nya. Karenanya kehidupan Kristen dapat diibaratkan seperti seorang pengendara sepeda. Untuk tetap mempertahankan keseimbangan tubuhnya, sepeda tersebut harus terus dikayuh, hingga tiba pada tujuan yang dikehendakinya dengan selamat. Sehubungan dengan usaha Kristen mempersiapkan dirinya, Petrus mengingatkan jemaat Tuhan untuk kedua kalinya agar berjalan dan bertumbuh dalam anugerah dan pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan memiliki peranan penting karena ditekankan pada awal dan akhir surat Petrus. Tujuan Petrus adalah mengingatkan jemaat Tuhan bahwa tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan, mustahil manusia mampu mempersiapkan dirinya menyongsong hari itu. Seperti halnya jemaat Tuhan waktu itu hidup dalam penantian akan datangnya Kristus kedua kali, kita pun masih berada dalam masa yang sama. Yang harus kita lakukan sekarang adalah memikirkan bagaimana cara mengisi hari-hari penantian itu. Mungkin kita bukan orang yang terbiasa berpikir serius, apalagi memikirkan hal-hal spiritual dan kekal seperti itu. Tapi tidak ada pilihan lain bagi kita selain terus mengayuh kehidupan yang kita jalani. Ketika langit dan bumi berada di ambang kehancuran, ketika semua kerajaan yang dibangun oleh kepintaran dan keperkasaan manusia tumbang dan waktu berhenti, ketika itu tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk mengubah apa yang pernah kita lakukan. Renungkan: Mulai sekarang berpikirlah untuk mengisi hari-hari di depan kita sesuai dengan kehendak Allah. Bacaan untuk Minggu ke-19 sesudah Pentakosta Yehezkiel 18:25-29 Filipi 2:1-11 Matius 21:28-32 Mazmur 25:1-10 Lagu: Kidung Jemaat 370 |
(0.95) | (2Ptr 1:2) | (jerusalem: oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita) Var: oleh pengenalan akan Tuhan kita. Dalam seluruh surat 2Petrus, Kristus adalah obyek pengetahuan orang beriman, 2Pe 1:3,8; 2:20; 3:18; Yoh 17:3; Fili 3:10; dll. Pengetahuan itu tidak dapat tidak menyangkut kelakuan yang sesuai, 2Pe 1:5-6,8. |
(0.95) | (2Ptr 2:10) | (jerusalem: pemerintahan Allah) Ini menterjemahkan kata Yunani: Kiriotes = ketuaan/pemerintah. Boleh jadi yang dimaksudkan ialah para malaikat. Pengajar-pengajar palsu itu menyangka dapat menghakimi malaikat, hal mana adalah hak Allah, Rom 12:19; 1Pe 2:23, dll. |
(0.95) | (2Ptr 2:18) | (jerusalem: orang-orang yang baru saja melepaskan diri) Yang dimaksudkan ialah "orang-orang lemah", 2Pe 2:14, yang disangka sudah melepaskan kesesatannya, 2Pe 2:20, tetapi banyak menganut pengajar-pengajar palsu itu, 2Pe 2:2. |
(0.95) | (2Ptr 3:10) | (jerusalem: akan hilang lenyap) Yunani: akan ditemukan. Umumnya dianggap salah tulis dan diperbaiki. Pemusnahan dunia dengan api adalah suatu pikiran yang lazim pada filsuf-filsuf di zaman Yunani-Romawi dan juga dalam Apokaliptik Yahudi serta dalam naskah-naskah jemaat di Qumran. Ungkapan-ungkapan tradisionil itu di sini dimanfaatkan untuk memberitakan ajaran Kristen mengenai "Hari Tuhan", bdk 1Ko 1:8+. |
(0.95) | (2Ptr 1:5) |
(sh: Diawali oleh iman, diakhiri dengan kasih (Minggu, 15 Oktober 2000)) Diawali oleh iman, diakhiri dengan kasihDiawali oleh iman, diakhiri dengan kasih. Panggilan, kuasa Illahi, dan janji-janji Allah yang besar untuk masa depan kekal janganlah dijadikan dasar untuk membenarkan Kristen menjadi manusia yang statis, pasif, dan tanpa inisiatif. Seharusnya Kristen terdorong aktif untuk memacu semangat kekristenannya, penuh inisiatif dan dinamis. Sikap ini mengarahkan Kristen pada pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sehat, dan bertanggung jawab. Tidak hanya itu, Kristen juga dimampukan untuk menjalani kehidupannya dengan penuh dinamika, bertumbuh, dan berkembang. Keadaan seperti ini hanya akan dialami oleh setiap orang yang telah melekatkan diri dalam jalinan persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus dan tidak membiarkan diri hidup dalam kepasifan tanpa inisiatif. Kristen telah terlibat dalam panggilan, kuasa, dan janji-janji Allah. Hal itu membawa dampak pada kemampuan kita untuk memancarkan sifat-sifat baik seperti: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan (takut akan Tuhan), kasih kepada saudara-saudara, dan kasih kepada semua orang. Semua sifat ini harus ada dalam diri kita sebagai orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dan apabila semua sifat-sifat ini telah Kristen tambahkan pada imannya, maka Allah akan membuat kita giat dan berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhan kita (8). Perhatikan dan selidikilah pengenalan Anda akan Yesus Kristus! Jika Anda belum mengenal benar siapa Yesus Kristus berarti Anda belum menambahkan sifat-sifat baik itu dalam kehidupan beriman Anda. Sebaliknya jika sudah memiliki pengenalan yang benar akan Dia, berarti sifat-sifat itu harus segera ditambahkan. Renungkan: Rahasia kehidupan rohani kita terletak pada pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus. Tanpa itu kerohanian kita akan mengalami kemunduran. Kita akan kalah karena gagal mengatasi dosa yang setiap saat mengganggu hidup kita. Bacaan untuk Minggu ke-18 sesudah Pentakosta Yesaya 55:6-11 Filipi 1:21-27 Matius 20:1-16 Mazmur 27:1-9 Lagu: Kidung Jemaat 441 |
(0.95) | (2Ptr 1:11) |
(full: HAK PENUH UNTUK MEMASUKI KERAJAAN KEKAL.
) Nas : 2Pet 1:11 Karena kelalaiannya, beberapa orang percaya hampir tidak akan masuk kerajaan itu (1Kor 3:15), sedangkan lain yang tetap kokoh dalam kekudusan akan disambut dengan penuh hormat (Mat 25:21; Kis 7:55-56; 2Tim 4:7-8,18). |
(0.95) | (2Ptr 3:4) |
(full: DI MANAKAH JANJI TENTANG KEDATANGAN-NYA ITU?
) Nas : 2Pet 3:4 Pada hari-hari terakhir dari periode di antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedua, para guru palsu akan menyangkal bahwa Kristus akan datang kembali untuk membinasakan orang fasik dan dunia ini (bd. Wahy 19:11-21). |
(0.95) | (2Ptr 1:16) |
(sh: Berani mengatakan karena menyaksikan (Selasa, 17 Oktober 2000)) Berani mengatakan karena menyaksikanBerani mengatakan karena menyaksikan. Menurut ilmu jiwa perkembangan anak, anak usia batita sampai balita belum dapat membedakan antara hitam dan putih, salah dan benar. Artinya, bila mereka melakukan kesalahan maka hal itu dapat dimengerti. Perkembangan praktik hukum di Indonesia nampaknya memiliki kecenderungan sama seperti anak usia batita - balita. Buktinya, pada beberapa kasus tertentu, yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Keputusan tersebut selalu diambil berdasarkan pemaparan bukti oleh saksi. Ada indikasi dalam praktik hukum di Indonesia yaitu bahwa kesaksian seorang saksi tidak lagi memiliki peranan penting tetapi hanya sekadar formalitas yang mengikuti aturan prosedur saja. Artinya, kesaksian bukan lagi ajang untuk mendengar fakta yang menentukan langkah pengambilan keputusan. Untungnya, jemaat Tuhan saat itu tidak bertindak seperti anak usia batita-balita. Mereka membutuhkan kesaksian sebagai hal yang paling menentukan untuk diterima atau tidaknya sebuah pemberitaan. Dan kesaksian tersebut harus dikisahkan oleh seseorang yang menyaksikan peristiwa tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Petrus tahu bahwa jemaat Tuhan menuntut pembuktian untuk fakta yang dipaparkannya tentang Yesus Kristus. Sebab itu Petrus menyebut dirinya bersama dengan rasul lainnya sebagai saksi hidup terhadap perbuatan ajaib dan mulia Yesus Kristus. Pernyataan ini didukung oleh keberadaan Petrus sebagai murid yang terlibat dalam perjalanan pelayanan Yesus Kristus selama + 3 tahun. Dalam kesaksian ini, Petrus memaparkan bahwa ada dua tiang pancang yang mampu meneguhkan dan mengokohkan kehidupan rohani jemaat Tuhan. Pertama, setiap orang yang berjalan bersama Kristus dan mempercayakan seluruh hidupnya pada pemeliharaan-Nya, niscaya akan menyaksikan dan mengalami hidup dengan Tuhan secara nyata. Kedua, pengalaman-pengalaman yang dialami Petrus dan rasul lainnya merupakan penggenapan firman Allah. Firman itu sendiri adalah wahyu Illahi. Jadi dengan mempercayakan diri seutuhnya kepada kesaksian Alkitab akan Kristus, hidup jemaat Tuhan mengarah pada keteguhan dan kekokohan. Renungkan: Jangan mudah terpengaruh pada ajaran yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Sebaliknya, percaya dan teguhlah berpegang pada ajaran Kristus, karena telah terbukti kebenarannya. |
(0.94) | (2Ptr 2:8) |
(full: JIWANYA YANG BENAR ITU TERSIKSA.
) Nas : 2Pet 2:8 Ciri khas yang penting dari umat yang sungguh-sungguh benar ialah bahwa mereka mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan (lihat cat. --> Ibr 1:9). [atau ref. Ibr 1:9] Jiwa mereka susah dan tersiksa (ayat 2Pet 2:7-8) oleh dosa, kebejatan, dan kejahatan di dalam dunia (lihat cat. --> Yeh 9:4; [atau ref. Yeh 9:4] |
(0.94) | (2Ptr 3:16) | (jerusalem: hal-hal yang sukar difahami) Manakah hal-hal itu? Agaknya a.l. keterangan-keterangan Paulus tentang Kedatangan Tuhan yang dibicarakan dalam 2Petrus. Tetapi masih ada masalah-masalah lain yang dipersoalkan pada jemaat-jemaat yang mengenal surat-surat Paulus |