Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 321 - 332 dari 332 ayat untuk sebelah dalam AND book:46 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.92) (1Kor 16:22) (full: TERKUTUKLAH. )

Nas : 1Kor 16:22

Paulus mengakhiri surat ini dengan mengingatkan bahwa semua orang yang mengaku diri sebagai orang percaya, namun tidak mengasihi Tuhan, akan terkutuk. "Tidak mengasihi Tuhan" berarti gagal untuk memiliki kasih yang sepenuh hati kepada-Nya, tidak taat kepada-Nya (Yoh 14:21) dan memutarbalikkan Injil rasuli dari penyataan PB

(lihat cat. --> Gal 1:9).

[atau ref. Gal 1:9]

Terkutuk berarti diasingkan dari jemaat rohani yang benar di bumi dan pada akhirnya dari kerajaan sorgawi pada zaman yang akan datang. Paulus ingin agar para pembacanya mengerti bahwa kriteria tertinggi bagi pemuridan Kristen ialah kesetiaan pribadi dan dengan sepenuh hati kepada Tuhan Yesus Kristus (bd. Rom 10:9).

(0.92) (1Kor 13:1) (jerusalem) Bab ini menjadi tiga bagian: Kasih adalah karunia yang paling utama (1Ko 13:1-3); karya amal kasih (1Ko 13:4-7); kasih tetap tinggal (1Ko 13:8-13). Kasih yang langsung dimaksudkan ialah kasih persaudaraan. Paulus tidak langsung berpikir kepada kasih kepada Allah, tetapi secara tersirat kasih itu turut dipikirkan, khususnya dalam 1Ko 13:13 di mana kasih dihubungkan dengan iman dan pengharapan.
(0.92) (1Kor 14:10) (sh: Yang penting membangun jemaat (Minggu, 28 September 2003))
Yang penting membangun jemaat

Rupanya praktik penggunaan bahasa roh secara tidak tepat telah meresahkan, bahkan mengancam kehidupan jemaat Korintus. Mereka yang dapat berbahasa roh menjadi sangat percaya diri dan menempatkan diri mereka lebih tinggi dari jemaat lainnya. Mestinya mereka menggunakan bahasa roh untuk kepentingan pembangunan jemaat secara keseluruhan (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">12). Paulus yang mengamati perkembangan jemaat menguatirkan satu hal yaitu bahasa roh yang mereka ucapkan di tengah-tengah ibadah tidak bermakna bagi orang lain (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">10-17), tidak membangun dan bahkan menyebabkan orang luar salah menafsirkan ibadah Kristen (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">23). Untuk itu Paulus menganjurkan agar mereka meminta kepada Tuhan kemampuan menafsirkan karunia berbahasa roh yang mereka terima.

Berkat Tuhan bagi seorang anggota jemaat harus diterima dan disyukuri sebagai berkat untuk seluruh anggota jemaat juga. Oleh sebab itu ungkapan syukur pun seharusnya berasal dari seluruh jemaat. Di ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">20-23 Paulus mengingatkan agar jemaat waspada terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pemanfaatan bahasa roh secara tidak bertanggung jawab. Karenanya Paulus tetap berpendapat bahwa dalam pertemuan-pertemuan jemaat hendaknya firman Tuhan atau nubuatan Tuhan dijadikan prioritas dan diuraikan secara lebih jelas. Sehingga semua orang dibangunkan, dihibur, dan dinasihati untuk hidup lebih benar (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">25).

Renungkan: Hendaklah hidup kita mencerminkan kehendak Tuhan yang berdampak membangun, menghibur, dan menasihati baik diri sendiri mau sesama.


Bacaan untuk minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Yesaya 50:4-9; Yakobus 2:14-18; Markus 8:27-35; Mazmur 116:1-9

Lagu KJ 232

(0.92) (1Kor 14:26) (sh: Ibadah perlu aturan. (Rabu, 10 September 1997))
Ibadah perlu aturan.

Ibadah ditujukan kepada Allah, untuk memuliakan dan menyukakan Dia, bukan kita. Semakin ibadah kita menyukakan Allah, semakin ibadah itu akan berdampak positif pula pada pendewasaan dan kesukaan hidup umat. Niat baik tidak dengan sendirinya menjamin bahwa cara kita beribadah akan benar pula. Itu sebabnya ibadah pun perlu aturan. Aturan itu tidak dibuat untuk menghambat melainkan untuk membangun ibadah yang benar di hadapan Allah.

Tertib saling membangun. Berjumpa Tuhan adalah suatu kesukaan yang tak terperikan. Karena itu, ibadah pastilah bersuasana gembira dan spontan. Namun Allah juga adalah Allah yang kudus dan tertib. Karena itu, ibadah pastilah bersuasana tertib dan hormat. Aturan yang Paulus berikan ditujukan untuk membangun suasana demikian. Dalam ibadah harus selalu terjadi pelayanan berbagai karunia rohani oleh masing-masing warga jemaat. Namun harus bergiliran tertib.

Renungkan: Bila mengutamakan kemanusiaan, ibadah selalu akan cenderung spontan tidak tertib atau tertib tanpa gairah dan keterlibatan.

Doa: Ya Roh Kudus, tuntunlah kami beribadah secara tertib dan terbuka untuk saling membangun.

(0.92) (1Kor 16:1) (sh: Manajer sekaligus pemimpin (Minggu, 5 Oktober 2003))
Manajer sekaligus pemimpin

Hamba Tuhan berfungsi ganda, yaitu sebagai manajer sekaligus sebagai pemimpin. Karunia Tuhan ini harus dijalankan dengan baik dan serius, demi terujinya kredibilitas hamba Tuhan.

Salah satu tugas fungsional manajer adalah mengatur ekonomi jemaat. Paulus melakukan hal itu ketika ia menasihati jemaat untuk membantu jemaat di Yerusalem: [1] setiap minggu, berikan secara teratur sebagian harta yang telah dikaruniakan Tuhan sebagai persembahan; [2] berikan persembahan itu bagi kepentingan kehidupan jemaat Tuhan di Yerusalem, (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1-3). Kedua hal tersebut harus dilakukan dengan dasar kasih ilahi yang kuat dan konkrit.

Tugas fungsional Paulus sebagai pemimpin adalah: [1] memimpin umat- Nya kepada suatu kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya; [2] menempatkan diri secara proporsional baik perorangan maupun dalam tim pelayanan; [3] melatih dan memberi kesempatan kepada Timotius (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">10); [4] mengakui kontribusi pelayanan Apolos (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">12); [5] menyambut gembira kunjungan Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">17); [6] mengunjungi jemaat-jemaat untuk menindaklanjuti kehidupan kasih jemaat kepada Tuhan dan sesama (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">19) mencerminkan sikap dan tindakannya sebagai pemimpin umat.

Bersikap dan bertindak sebagai manajer sekaligus pemimpin jemaat menunjukkan peran hamba Tuhan yang bertanggung jawab dan berkualitas.

Renungkan: Kelengkapan apa yang perlu Anda penuhi sebagai hamba Tuhan?


Bacaan untuk minggu ke-18 sesudah Pentakosta

Yeremia 11:18-20; Yakobus 3:13-4:3; Markus 9:30-37; Mazmur 54

Lagu KJ 287

(0.92) (1Kor 14:29) (full: YANG LAIN MENANGGAPI )

Nas : 1Kor 14:29

(versi Inggris NIV -- "yang lain mempertimbangkan dengan saksama"). Semua nubuat harus dinilai tentang apa yang dikatakannya. Hal ini menunjukkan bahwa nubuat PB tidak bebas terhadap kesalahan dan barangkali perlu dikoreksi.

  1. 1) Kadang-kadang nubuat dan ucapan dengan bahasa roh mungkin bukan suatu firman dari Allah (bd. 1Yoh 4:1). Bahkan, roh-roh jahat pun, melalui kehadiran guru atau nabi palsu, dapat bekerja dalam perhimpunan jemaat. Bernubuat, berkata-kata dengan bahasa roh atau memiliki karunia rohani apa pun tidak menjadi jaminan bahwa seseorang adalah nabi yang benar atau orang percaya yang benar

    (lihat art. GURU-GURU PALSU),

    karena karunia rohani itu dapat ditiru oleh Iblis (Mat 24:24; 2Tes 2:9-12; Wahy 13:13-14).
  2. 2) Jikalau jemaat belum menetapkan cara-cara yang tepat dan teratur (bd. ayat 1Kor 14:40) untuk menilai nubuat, mereka telah lalai mengikuti pedoman alkitabiah. Perhatikanlah pula bahwa nubuat tidak dianggap sebagai suatu dorongan Roh yang tak dapat ditahan, karena hanya satu nabi diperkenankan untuk berbicara pada suatu waktu (ayat 1Kor 14:30-32).
  3. 3) Bagaimanakah seharusnya sikap jemaat terhadap berita nubuat?
    1. (a) Semua nubuat harus dinilai sesuai dengan standar kebenaran alkitabiah (bd. Ul 13:1-3). Orang percaya harus mencari penggenapannya (bd. Ul 18:22), mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan bahwa nubuat itu bisa atau tidak bisa digenapi.
    2. (b) Jikalau kata nubuat itu suatu nasihat, maka jemaat perlu bertanya, "Apa yang harus kami perbuat untuk menaati kehendak Roh ?"
(0.92) (1Kor 7:7) (sh: Kudusnya pernikahan (Kamis, 11 September 2003))
Kudusnya pernikahan

Paulus kembali menegaskan kepada jemaat Korintus bahwa pernikahan itu kudus. Karena kekudusan sebuah perkawinan itulah maka perceraian tidak diperbolehkan, dengan alasan apa pun (ayat 10- 11). Atau bila perceraian itu telah terjadi, kepada mereka yang sudah terlanjur bercerai, Paulus minta agar masing-masing pihak tidak menikah lagi bahkan dianjurkan untuk hidup berdamai dengan mantan pasangannya.

Kepada mereka yang memiliki pasangan yang tidak seiman, Paulus mengajukan alasan teologis mengapa pernikahan harus dipertahankan. Harus diingat terlebih dahulu, bahwa ketidakseimanan pasangan yang dimaksudkan oleh Paulus adalah keduanya belum menjadi Kristen ketika menikah, lalu pada suatu waktu, salah seorang di antara mereka menjadi Kristen.

Alasan teologis itu adalah bahwa pihak yang beriman akan menguduskan pasangannya yang tidak seiman (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">14). Oleh karena itu dengan mempertahankan pernikahan itu, siapa tahu pihak yang tidak beriman itu menjadi beriman karena kesetiaan dan kasih dan doa- doa pasangannya (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">16). Tetapi hal-hal ini haruslah terjadi bukan dalam tekanan atau paksaan. Maksudnya, kalau pihak yang tidak seiman menuntut perceraian, maka pasangan yang beriman tidak terikat untuk mempertahankannya (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">15).

Di zaman modern ini, kita diperhadapkan pada dunia yang dengan mudahnya menemukan orang kawin - cerai - kawin lagi, orang-orang Kristen sebagai anak-anak Tuhan dipanggil untuk menjadi model pernikahan kudus. Justru Tuhan bekerja melalui pernikahan anak- anak-Nya untuk menyelamatkan pasangannya yang belum percaya. Tetapi hati-hati! Perikop ini bukan untuk dijadikan dalih untuk menikah dengan orang yang tidak seiman.

Renungkan: Berapa pernikahan bisa diselamatkan dari kehancuran dan perceraian bila anak-anak Tuhan menunjukkan keteladanan pernikahan yang kudus?

(0.92) (1Kor 8:1) (sh: Jangan menjadi batu sandungan (Minggu, 14 September 2003))
Jangan menjadi batu sandungan

Jemaat menghadapi dilema, di satu pihak mereka tidak boleh makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, sementara makanan yang ada di pasar umum adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala (bdk. Kis. 15:20,29). Sementara di pihak lain, Paulus mengajarkan: tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri (Roma 14:14). Aturan mana yang harus mereka jalankan?

Paulus menekankan bahwa hanya ada satu Allah. Kuasa-kuasa spiritual di balik berhala dan dewa adalah kuasa Iblis. Namun pandangan Paulus ini bertentangan dengan pemahaman yang sudah terlebih dahulu berkembang yang menganggap bahwa berhala itu benar-benar ada. Keyakinan terhadap berhala telah menodai kesucian hati nurani manusia.

Dalam usaha meyakinkan jemaat Korintus, Paulus menyadari bahwa tidak semua jemaat yang dapat menerima pengajarannya karena pengetahuan dan pola pikir yang telah terbentuk untuk mengakui kekuasaan para berhala. Namun, kepada mereka yang mau mendengarkan pengajarannya, Paulus menekankan bahwa kunci untuk tetap percaya pada keesaaan Allah dan menyingkirkan keyakinan bahwa berhala- berhala itu berkuasa adalah tetap pada keyakinan bahwa hanya Yesus Kristus yang telah menjadikan segala sesuatu, dan yang memberi kita hidup (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">6).

Renungkan: Mempertahankan keyakinan yang benar, tanpa memedulikan hati nurani orang lain yang lemah bukanlah sikap Kristiani yang terpuji, sebaliknya menjadi batu sandungan bagi mereka.


Bacaan untuk minggu ke-15 sesudah Pentakosta

Ulangan 4:1-8; Yakobus 1:19-25; Markus 7:1-8, 14-15, 21-23; Mazmur 15

Lagu KJ 169

(0.92) (1Kor 10:23) (sh: Hidup untuk Allah atau diri sendiri? (Jumat, 19 September 2003))
Hidup untuk Allah atau diri sendiri?

Memang banyak daging yang diperjualbelikan di pasar di kota Korintus adalah daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Namun, ada juga daging yang tidak dipersembahkan kepada berhala. Meskipun orang-orang Yahudi yang ada di Korintus mempunyai pasar sendiri untuk menghindari daging yang telah dipersembahkan kepada berhala.

Di tengah maraknya orang memilih makanan yang boleh dan tidak boleh di makan, Paulus memberitakan kabar sukacita yaitu bahwa semua makanan di dunia ini boleh dimakan termasuk yang telah dipersembahkan kepada berhala (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">26). Namun, Paulus juga memberitahukan kepada orang-orang di Korintus, kalau ada orang yang memberitahu bahwa makanan itu telah dipersembahkan kepada berhala, janganlah memakan makanan itu. Karena itu akan menjadi batu sandungan bagi orang yang ada di sekitarnya (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">28,32). Paulus mengajak orang Kristen di Korintus, untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi melihat kepentingan orang lain juga. Terlebih lagi Paulus mengajak jemaat Korintus agar dalam melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, supaya setiap orang yang berada di sekitarnya, beroleh selamat (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">31,32).

Peringatan Paulus ini juga harus mendapatkan perhatian kita, orang- orang Kristen masa kini. Artinya, ada saat di mana kita melakukan sesuatu untuk kepentingan kita, tetapi ada pula saat di mana kita harus mengorbankan kepentingan diri kita untuk kepentingan bersama dengan sikap penuh hormat. Hidup seperti demikianlah yang Paulus inginkan dilakukan jemaat Tuhan di Korintus sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Saat ini, kita tidak di tengah- tengah beragam agama, dan budaya. Karena itu janganlah hidup untuk diri sendiri.

Renungkan: Hendaklah hidup Anda saat ini dan selama-lamanya selalu terarah hanya demi dan untuk kemuliaan Allah.

(0.92) (1Kor 13:4) (sh: Seperti apakah kasih? (Kamis, 25 September 2003))
Seperti apakah kasih?

Pada bagian sebelumnya Paulus berbicara tentang kesia-siaan segala karunia yang Tuhan berikan kepada manusia jika perwujudannya tidak didasari oleh kasih Kristus. Saat ini Paulus berbicara tentang sifat-sifat moral yang merupakan aplikasi dari kasih, yaitu beberapa sifat yang mencerminkan sifat Kristus sendiri, yang tidak tercermin dalam perilaku jemaat Korintus.

Sifat-sifat seperti apa yang dikategorikan Paulus sebagai cerminan dari sifat Kristus sendiri? Kasih itu sabar dan murah hati. Sifat sabar secara pasif lebih memilih untuk berlapang dada terhadap orang lain, dan murah hati adalah sifat aktif yang memberi dan suka menolong. Kasih itu tidak cemburu. Artinya, kasih tidak membuat seseorang mencemburui kemajuan atau kemampuan orang lain. Justru kasih mendorong kemajuan orang lain. Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih tidak membuat seseorang menjadi pemarah, mudah tersinggung, dan pendendam. Kasih tidak akan membuat seseorang bersukacita karena penderitaan akibat ketidakadilan, termasuk tidak dapat bersukacita atas keberhasilan seseorang yang diperoleh dengan kecurangan atau pelanggaran.

Secara positif kasih mengarahkan kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus untuk: pertama, selalu berpikiran positif terhadap orang lain. Kedua, selalu memiliki pengharapan. Ketiga, selalu sabar menanggung segala sesuatu. Hanya orang-orang yang dihidupkan oleh Kristus dan hidup bagi Kristus sajalah yang akan memiliki kasih; dan hanya orang-orang seperti inilah yang diberikan kemampuan dan anugerah dari Allah untuk menjadi cerminan kasih Allah kepada banyak orang, terutama kepada mereka yang belum mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: Kita adalah orang-orang yang diperkenan Allah merasakan kasih- Nya. Hendaklah kasih itu menjadi jiwa dan identitas kita.

(0.92) (1Kor 15:1) (sh: Inti pemberitaan Injil (Selasa, 30 September 2003))
Inti pemberitaan Injil

Paulus menganggap penting untuk mengingatkan kembali jemaat Korintus akan Injil yang telah diberitakannya. Jemaat Korintus telah menerima Injil dan hidup di dalamnya. Karena itu tak dapat disangkal bahwa jemaat Korintus telah menerima keselamatan (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1). Namun ada catatan penting yang bukan hanya harus selalu diingat dan dipegang tetapi juga ditambahkan kepada pengetahuan mereka tentang injil (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2).

Pertama, Injil harus dipahami sebagai suatu kesatuan berita tentang kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah rangkaian peristiwa yang menjadi inti Injil. Ia mati karena dosa-dosa manusia, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai Kitab Suci (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">3,4; bdk. Yes. 53:4-6,8,11-12; Hos. 6:2; Yun. 1:17). Fakta kebangkitan-Nya, sebagaimana kesaksian saksi mata, antara lain: Kefas, kedua belas murid, lebih dari lima ratus saudara, Yakobus, semua rasul dan yang paling akhir Paulus sendiri (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">5-8), menggagalkan keraguan beberapa orang terhadap kebangkitan orang mati.

Kedua, Injil harus menjadi motivasi pembawa berita. Paulus telah dipilih sebagai saksi kebangkitan Yesus dan dipanggil menjadi rasul -- meskipun ia menganggap dirinya rasul yang paling hina karena ia menganiaya jemaat Allah (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">9). Namun, ia menganggap kasih karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadanya, yaitu Injil keselamatan menjadi motivasi kuat untuk bekerja lebih keras dari rasul yang lain (ayat sebelah+dalam+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">10-11).

Hendaknya gereja tidak melupakan fondasi yang mengokohkannya yaitu Injil Yesus Kristus karena gereja ada karena pemberitaan Injil disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting ini dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. Renungkan: Oleh Injil kita diselamatkan. Oleh Injil kita mengetahui bahwa kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah.

(0.92) (1Kor 1:8) (jerusalem: tak bercacat) Bdk Fili 1:10; 2:15 dst; Efe 1:4; Kol 1:22; 1Te 3:13; 5:23; Yud 24


TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA