Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 201 - 220 dari 1640 ayat untuk menghindarkan diri AND book:[1 TO 39] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.24) (Kel 3:13) (ende)

Umat Israel akan menanjakan siapakah namanja jang menampakkan diri kepada Musa. Adapun nama menundjukkan hakekat, sifat-sifat, kekuasaan dan tjara-bertindaknja seseorang (Lihat Kej 2:19 tjatatan; Kej 17:5 tjatatan). Djadi mereka ingin mengetahui, bukannja pertama-tama nama Tuhan sadja, melainkan: manakah sifat-utama Tuhan, betapa besar kekuasaanNja, siapakah Tuhan itu sebenarnja. Baru kalau ini diketahui, mereka akan berani mempertjajakan diri kepadaNja, dan menaati perintah-perintah Musa.

(0.24) (Kej 4:11) (full: SEKARANG, TERKUTUKLAH ENGKAU. )

Nas : Kej 4:11

Kain dikutuk oleh Allah dalam arti Allah tidak lagi akan memberkati usahanya untuk mencari nafkah dari tanah (bd. ayat Kej 4:2-3). Tampaknya, Kain tidak merendahkan diri dalam penyesalan dan pertobatan karena ia memisahkan diri dari Tuhan dan berusaha untuk hidup tanpa pertolongan Allah (ayat Kej 4:16).

(0.24) (1Taw 15:12) (full: KUDUSKANLAH DIRIMU. )

Nas : 1Taw 15:12

Untuk melakukan pekerjaan Tuhan, orang percaya harus memisahkan diri dari segala yang tidak menyenangkan hati Allah dan mempersembahkan diri kepada-Nya sebagai alat-alat kebenaran (bd. Rom 6:17-22; 12:1-2;

lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

Sebagai Allah yang kudus, Dia menuntut bahwa hamba-hamba-Nya itu kudus.

(0.24) (Est 9:5) (full: MENGALAHKAN SEMUA MUSUHNYA. )

Nas : Est 9:5

Binasanya musuh orang Yahudi pada tanggal 13 bulan Adar adalah tindakan bela diri; orang Yahudi telah dijebak dalam situasi sehingga mereka harus bertempur demi menyelamatkan nyawa mereka. Mereka menentang semua pihak yang ingin memusnahkan mereka, namun mereka menahan diri dengan tidak menjarah musuh-musuh mereka itu (ayat Est 9:10,15-16).

(0.24) (Yer 49:16) (full: KEANGKUHAN HATIMU. )

Nas : Yer 49:16

Kejatuhan orang Edom ialah kesombongan mereka, yang membuat mereka terlalu percaya diri; karena memiliki benteng pertahanan yang kuat mereka mengira tidak akan pernah dikalahkan. Kesombongan, terlalu percaya diri, dan kekayaan materiel juga dapat menipu kita sehingga menyangka tidak perlu terus mengandalkan Allah untuk pertolongan dan kasih karunia-Nya.

(0.24) (1Raj 19:19) (jerusalem) Ayat-ayat ini berasal dari kumpulan ceritera-ceritera mengenai nabi Elisa.
(0.24) (Ayb 38:1) (jerusalem: dari dalam badai) Begitu penampakan Allah dahulu biasanya digambarkan dengan maksud menekankan kekuasaan Tuhan yang menakutkan, bdk Maz 18:8-16; 50:3; Nah 1:3; Yeh 1:4 dst; bdk Kel 13:22+; Kel 19:16+
(0.24) (Mzm 10:1) (jerusalem: Mengapa) Soalnya bagi pemazmur ialah: Mengapa orang fasik mujur dan dapat menindas bangsa dan orang yang takwa, padahal orang benar ditimpa kemalangan, Maz 1:1-11:7. Masalah yang sama diuraikan Maz 37:1-40; 73:1-28; Hab 1:17
(0.24) (Mzm 51:14) (jerusalem: hutang darah) Apa yang dimaksud kurang jelas. Kiranya ungkapan itu tidak mengenai pembunuhan atas diri Uria yang dilakukan Daud, 2Sa 12:9. Mungkin dimaksudkan kematian mendadak yang menimpa orang berdosa sebagai hukuman dari Allah yang bertindak sebagai "penuntut darah", bdk Maz 9:13+
(0.24) (Yer 34:1) (jerusalem) Apa yang diceriterakan di sini agaknya terjadi pada awal pengepungan kota Yerusalem dalam th 588-587 (pada masa yang sama terjadi peristiwa yang dikisahkan dalam Yer 21:1-7 dan Yer 32:1-5). Perang belum berpusatkan ibu kota tetapi masih berkecamuk di daerah di sebelah selatan dan barat daya negeri, Yer 34:7. Maka raja Zedekia masih dapat meluputkan diri dari kehancuran dengan menyerah dan menaklukkan diri, sama seperti dibuat raja Yoyakim pada th 605
(0.24) (Ams 23:1) (sh: Dua hal penting: pengendalian diri dan pendidikan anak-anak (Jumat, 27 Oktober 2000))
Dua hal penting: pengendalian diri dan pendidikan anak-anak

Setiap orang pasti memiliki keinginan. Memiliki keinginan memang tidak salah, tetapi jangan sampai dijerat nafsu diri sendiri. Seorang yang dikuasai nafsu makan mungkin akan dimanfaatkan seorang pembesar melalui hidangan yang menipu, sehingga apa pun yang diperintahkan pembesar tersebut akan dilakukannya setelah perutnya dikenyangkan (1-3); seorang yang tergiur dengan makanan lezat dari seorang kikir akan terjerumus ke dalam perhitungan yang tidak tulus hati (6-7). Pengendalian diri juga termasuk mengendalikan bibir berkata jujur (16).

Tak mudah belajar mengendalikan diri, itulah sebabnya banyak orang yang justru dikuasai oleh nafsu diri. Seorang yang bersusah payah karena ingin kaya akan sangat kecewa bila usahanya selama bertahun-tahun ternyata habis lenyap dalam sekejap (4-5). Kekuatan dan kedahsyatan keinginan atau nafsu dalam diri seseorang sangat bergantung pada dirinya sendiri. Ia yang dikendalikan oleh nafsu tersebut atau ia yang mengendalikan nafsu tersebut. Seorang yang tidak dapat mengendalikan nafsunya, tidak juga dapat mengendalikan dirinya, apalagi mengendalikan orang lain. Pemimpin besar yang mampu mempertahankan kedudukannya adalah seorang yang dapat mengendalikan dirinya sendiri, sehingga tidak terjerat oleh keinginan yang menjatuhkan dirinya.

Hal penting kedua adalah pendidikan anak. Sejak kapankah anak-anak membutuhkan pendidikan? Sejak sedini mungkin, karena pendidikan berhubungan dengan keselamatan jiwanya. Betapa menyedihkannya bila orang-tua tidak memiliki tanggung jawab dalam pendidikan anak, dan membiarkan anak tersebut memilih jalannya sendiri. Dalam 'kebutaan' dan ketidakmengertian seorang anak, ia akan terjerumus ke dalam kesia-siaan hidupnya. Betapa tidak bertanggungjawabnya orang-tua yang tidak pernah mendidik anaknya dengan serius, tetapi justru menuruti setiap keinginan anaknya, menyayangi anaknya dengan cara memanjakannya, dan tidak menegur anaknya yang berbuat salah. Bagaimana dengan peran kita di tengah-tengah keluarga sebagai orang tua bagi anak-anak kita?

Renungkan: Pengendalian diri dan mendidik anak bukan hal mudah, membutuhkan proses dan perjuangan berat. Keduanya bukan merupakan pilihan tetapi keharusan.

(0.22) (Mzm 75:1) (sh: Berdialog dengan Allah dalam pergumulan. (Senin, 10 Agustus 1998))
Berdialog dengan Allah dalam pergumulan.

Mazmur ini unik, isinya semacam dialog antara Asaf yang berdoa syukur; dan di tengah syukurnya Tuhan berfirman kepadanya. Israel yang luput dari pembinasaan musuh mensyukuri pemeliharaan Tuhan meski ancaman musuh itu masih ada. Menghadapi musuh yang sombong itu, Israel mengingat sabda Tuhan. Dengan demikian mereka yang bertahan ini terus menerus merendahkan diri dan bersyukur kepada Tuhan. Bagaimana kita harus bersikap di tengah masyarakat yang makin melawan Tuhan? Sama: merendahkan diri, bersandar dan berpaut kepada Tuhan, serta senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan.

Yang merendahkan diri akan ditinggikan. Menghadapi musuh, Asaf dan orang Israel belajar merendahkan diri, mencari wajah Tuhan. Mereka menyerahkan ancaman dan penghinaan musuh kepada Tuhan. Semua musuh Israel yang hebat, kuat dan sangat terkenal seperti Asyur dan Mesir akhirnya dapat mereka taklukkan. Tuhan berperang bagi umat-Nya, dan menguatkan umat-Nya (ayat menghindarkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" vsf="TB" ver="">75:10" context="true" vsf="TB">11b). Kita tidak perlu meniru cara-cara dunia, mencari kedudukan dan nama dengan mengorbankan orang lain. Hal demikian tidak akan bertahan lama. Allah sendiri pada waktunya akan meruntuhkan kemegahan itu. Kebesaran sejati ada pada pihak yang merendahkan diri dan memuliakan Allah saja.

(0.22) (Dan 4:1) (sh: Pemimpin perlu mawas diri (Kamis, 22 April 1999))
Pemimpin perlu mawas diri

Melalui kedahsyatan kuasa-Nya, Allah mematahkan kesombongan raja. Meski Nebukadnezar mengakui kebesaran Allah (ay. menghindarkan+diri+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3), namun hal ini tetap membuatnya congkak dan tinggi hati. Bahkan, ia menantang semua bangsa dan segala kuasa harus tunduk kepadanya. Allah mengejutkannya lagi melalui mimpi. Dalam kemahakuasaan-Nya, Ia memperingatkan Nebukadnezar, agar tidak lupa diri karena segala kuasa yang dimilikinya (3-5). Sebagai pemimpin gereja, bangsa dan negara, kita perlu mawas diri, sebab Allah tidak mengizinkan pengagungan diri.

Kuasa sebagai karunia Tuhan. Melalui berbagai cara, Allah mengkomunikasikan kehendak dan pemerintahan-Nya. Melalui mimpi yang diberikan kepada Nebukadnezar, Allah menekankan bahwa rahasia sorga tidak dapat diterangkan oleh para ahli nujum, ahli jampi, hikmat dunia; melainkan hanya dimengerti oleh orang yang diberi kuasa dari sorga, sebagai karunia Allah. Dan, kuasa itu dikaruniakan-Nya kepada Daniel, yang diakui sebagai orang yang memiliki Roh di atas roh para dewa. Semakin besar kepercayaan dan karunia yang Tuhan berikan, semakin besar pula tuntutan tanggung jawabnya. Kiranya kuasa kebangkitan Kristus memampukan kita, memberikan makna dan jawaban bagi dunia di sekitar kita, yang mencari kepastian bagi keselamatannya.

(0.22) (Kej 12:7) (full: TUHAN MENAMPAKKAN DIRI KEPADA ABRAM. )

Nas : Kej 12:7

Inilah pertama kalinya Alkitab menyatakan dengan terus terang bahwa Allah "menampakkan diri" kepada seseorang, sekalipun masuk akal untuk percaya bahwa Allah sudah menampakkan diri kepada Adam dan yang lain (bd. Kej 2:15-16,22; 3:8). Bahwa peristiwa ini menjadi suatu manifestasi tampak yang obyektif dari Allah dalam bentuk manusia ditunjukkan dalam Kej 18:1-3,9-33 (bd. Kel 33:18-23). Penampilan Tuhan secara kelihatan disebut "teofani" -- yaitu, manifestasi Allah

(lihat cat. --> Kel 3:2).

[atau ref. Kel 3:2]

Tanah yang dijanjikan Allah kepada Abram adalah tanah Kanaan (nama kuno untuk Palestina), sepanjang pantai tenggara Laut Tengah.

(0.22) (Im 1:4) (full: MELETAKKAN TANGANNYA KE ATAS KEPALA. )

Nas : Im 1:4

Seorang Israel yang mempersembahkan seekor binatang meletakkan tangannya ke atas binatang itu, yang menunjukkan bahwa ia menyatukan diri dengan binatang yang mewakilinya. Tindakan ini mengungkapkan ide penggantian (bd. Im 16:21-22; 24:14). Ketika binatang itu mati, seakan-akan orang yang mempersembahkannya juga ikut mati, namun juga tetap hidup untuk melayani Allah. Demikian pula, orang Kristen mempercayakan diri kepada Kristus dan menjadi satu dalam kematian-Nya (Rom 6:3-11; bd. 2Kor 5:21; Ibr 9:14). Dengan demikian mereka dipanggil untuk hidup sebagai umat yang bangkit dari kematian dan mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup kepada Allah (Rom 12:1; Ibr 13:15).

(0.22) (Ayb 1:9) (full: APAKAH DENGAN TIDAK MENDAPAT APA-APA AYUB TAKUT AKAN ALLAH? )

Nas : Ayub 1:9

Iblis menanggapi pernyataan Allah bahwa Ayub itu seorang saleh dengan mengecam baik Allah maupun Ayub.

  1. 1) Iblis mempersoalkan motivasi Ayub dan dengan demikian kesungguhan dari kebenaran Ayub dengan mengatakan bahwa kasih Ayub kepada Allah sebenarnya bersifat mementingkan diri sendiri dan bahwa ia menyembah Allah hanya karena itu menguntungkannya. Dalam perkataan Iblis tersirat bahwa kasih Ayub kepada Allah tidak ikhlas.
  2. 2) Iblis selanjutnya menyatakan bahwa Allah itu naif dan menipu diri sendiri karena mendapat pengabdian Ayub dengan memberi berkat dan suap (ayat Ayub 1:10-11). Iblis menyimpulkan bahwa dengan demikian Allah sudah gagal dalam usaha-Nya mendamaikan umat manusia dengan diri-Nya. Jikalau Allah berhenti memberikan perlindungan, kekayaan, kesehatan, dan kebahagiaan kepada Ayub, Iblis yakin bahwa Ayub akan "mengutuki Engkau di hadapan-Mu" (ayat Ayub 1:11).
(0.22) (Ams 27:21) (full: ORANG DINILAI MENURUT PUJIAN. )

Nas : Ams 27:21

Pujian yang kita terima dari orang lain menguji kita mengenai cara kita menanggapinya -- dengan sombong atau rendah hati. Sikap sombong menyatakan penipuan diri di dalam hati kita, karena kita tidak sadar bahwa diri kita dan apa yang telah kita lakukan sebagian besar adalah karena Allah dan orang lain

(lihat cat. --> Fili 2:3).

[atau ref. Fili 2:3]

Tindakan kita tidak boleh dilaksanakan untuk memuji atau memuliakan diri, tetapi hendaknya mengalir dari pengabdian kita kepada Allah, firman, dan kerajaan-Nya. Apabila kita lulus ujian pujian ini, terbukti kita hidup untuk menyenangkan Allah daripada orang lain dan hati kita murni dan roh kita manunggal dengan Allah.

(0.22) (Kej 4:1) (sh: Harga diri: sebuah kemewahan (Rabu, 5 Februari 2003))
Harga diri: sebuah kemewahan

Kita melihat sebuah perjalanan kebudayaan. Manusia mulai dengan telanjang. Lalu ia berpakaian untuk menutupi ketelanjangannya. Kini, ia perlu menghiasi dirinya dengan ornamen-ornamen untuk makin menutupi ketelanjangannya, yaitu harga diri. Harga diri itu mahal, karena didapatkan dengan harga darah Habel.

Bukankah sesuatu yang indah ketika Hawa melahirkan anak-anaknya? Pertama lahirlah Kain, kemudian Habel menyusul. Mereka berdua mempersembahkan kurban. Habel membawa kurban terbaik, hasil pertama dari apa yang dikerjakannya. Tidak demikian dengan Kain. Tidak diindikasikan bahwa Kain membawa hasil sulung dari apa yang diusahakannya. Maka, Allah menganggap baik apa yang diberikan Habel dan menolak Kain. Penolakan itu sakit. Kain tak mampu menahan emosi dan kebenciannya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk membiarkan seorang Habel hidup. Pembunuhan pertama terjadi dalam sejarah manusia. Ketika Tuhan bertanya pun, ia menjawab Tuhan seenaknya. Tidak ada kasih lagi. Kehidupan di luar Eden memang sudah berbeda.

Kain tak bisa lari dari kenyataan. Disertai jaminan pemeliharaan dari Tuhan, Kain pergi. Kini, pakaian Kain dilumuri dengan harga diri yang membuatnya miskin. Apakah kematian Habel menjadi sia- sia? Mungkin iya, jika kita melihat nama "Habel" dalam bahasa Ibrani yang berarti "sia-sia" atau "sementara". Tetapi, sebenarnya tidak, karena Allah mendengar teriakan darah dari tanah itu. Kebenaran dan keadilan akan ditegakkan. Kalau darah Habel berteriak dengan keras dari tanah, terlebih lagi darah Yesus Kristus. Ia adalah korban tak berdosa, namun harus menanggung manusia berdosa. Darah-Nya akan berteriak bagi mereka yang dikasihi-Nya.

Renungkan: Hati-hati dengan harga diri Anda. Ia bisa merampas kasih dan kebahagiaan hidup Anda yang sejati.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA