Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 345 ayat untuk tiang pintu (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12) (Mi 5:14) (jerusalem: tiang-tiang berhalamu) Bdk Kel 23:24+; Kel 34:13+
(0.11) (Mat 16:18) (ende: Engkaulah Petrus)

Jesus memakai bahasa Aramea dan sebenarnja menjebutnja Kefa artinja bukit batu (tjadas). Sebab itu Jesus sebenarnja bersabda: Engkau bukit batu, dan diatas bukit batu ini Aku akan mendirikan geredjaKu. Terdjemahan "Kefa" dalam bahasa Junani ialah "Petros", dalam bahasa Latin mendjadi Petrus. Bdl. Yoh 1:42. Paulus gemar menggunakan nama Aramea dalam bentuk Junani "Kefas". Demikian dalam Gal 1:18; 2:9; 2:14; 1Ko 3:22 dan1Ko 9:5.

(0.11) (Mat 16:19) (jerusalem: kunci Kerajaan Sorga) Sama seperti Alam Maut, demikianpun dunia Allah ada pintu gerbangnya. Hanya mereka yang layak, diizinkan masuk; bdk Mat 23:13 dsj; Petrus mendapat "kunci-kuncinya". Maka Petrus bertugas membuka atau menutup pintu gerbang Gereja
(0.11) (2Sam 24:18) (sh: Tuhan membuka pintu pengampunan. (Kamis, 23 Juli 1998))
Tuhan membuka pintu pengampunan.

Nabi Gad diutus Tuhan kepada Daud untuk menyampaikan perintah-Nya agar mendirikan mezbah di tempat pengirikan Arauna. Mengingat kesalahan Daud sangat besar, sehingga tak kurang tujuh puluh ribu orang mati, titah itu sungguh menyatakan kemurahan Tuhan yang menakjubkan. Apa arti mezbah? Korban di atas mezbah adalah karunia Tuhan yang mengajarkan prinsip penebusan dosa. Korban itu menunjuk bahwa dosa hanya dapat diampuni bila ada pihak lain yang kudus di mata Allah yang menanggung hukuman dosa ganti orang berdosa. Korban itu membawa pengampunan dosa bila disertai sesal dan tobat karena iman.

Daud tak mau yang gratis. Arauna menyatakan bersedia membantu Daud dalam mewujudkan rencana mendirikan mezbah di atas tanah miliknya. Daud tak perlu membeli tanah itu, sebab selain Arauna menghormati raja, juga karena pengorbanan itu bagi Tuhan. Tapi Daud menolak memberikan korban persembahan tanpa keterlibatan diri penuh.

Renungkan: Dosa adalah kejahatan di mata Tuhan. Hanya korban penggantian Yesus yang dapat memenuhi sempurna tuntutan kesucian Allah. Kristus telah membuka jalan keselamatan itu, namun kita harus sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya dalam iman dan tobat sejati.

(0.11) (Yes 26:1) (sh: Tuhan, penjaga dan pelindung. (Selasa, 17 November 1998))
Tuhan, penjaga dan pelindung.

Dengan tegas dan jelas, Yesaya mengatakan, ia melihat Allah diproklamasikan sebagai Gunung Batu yang kekal, Penyelamat dan Pemberi damai sejahtera bagi manusia yang percaya dengan hati teguh, yang lurus jalannya. Gambaran istimewa ini menunjukkan bahwa Allahlah sang Pejuang yang meruntuhkan kubu-kubu benteng musuh. Dia membuka semua ketertutupan menjadi jalan-jalan, pintu-pintu yang terbuka bagi umat-Nya. Kebangkitan pun terbentang di hadapan umat-Nya sebagai karya diri-Nya di tengah kenyataan sejarah dunia.

Titik tolak iman. Gereja berdiri di atas puncak proklamasi karya keselamatan Allah yang dikaryakan dalam diri Yesus Kristus. Kebangkitan-Nya memberi dan mengokohkan titik tolak iman Gereja. Iman yang berpangkal pada keselamatan, dan yang di dalam-Nya ada pengharapan: yang mati dibangkitkan, yang runtuh dibangunkan, yang usang diperbarui, yang hancur dipulihkan. Karena itu gereja harus berani memberitakan pengharapan besar itu. Jangan takut, dan putus asa sebab yang diberitakan bukanlah isapan jempol melainkan karya besar tentang kebenaran yang berlaku sepanjang abad dan masa.

Doa: Terima kasih ya Tuhan, atas nubuatan yang Kau genapi dalam sejarah-Mu.

(0.11) (Yes 62:1) (sh: Keselamatan akan datang segera (Sabtu, 1 Mei 1999))
Keselamatan akan datang segera

Berbagai julukan bagi Sion seperti: "yang ditinggalkan suami" dan "yang sunyi" akan segera ditanggalkan dan diganti dengan nama baru: "yang berkenan kepada-Ku" sebab Tuhan telah berkenan kepada umat-Nya dan sebutan "yang bersuami" sebab Tuhan adalah mempelai laki-laki bagi umat-Nya. Dalam peran dan arti baru ini Sion perlu membuka pintu-pintu gerbang dan menyediakan jalan yang mulus, agar banyak orang masuk ke dalamnya. Mereka yang datang dan masuk ke dalamnya akan disebut "bangsa kudus" atau "orang-orang tebusan Tuhan." Umat-Nya yang kembali mengalami keselamatan akan menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa lain, sehingga mereka menyaksikan kemuliaan dan keagungan Tuhan.

Nama dan status baru. Syukur kepada Tuhan, demikianlah respons umat atas anugerah keselamatan dari Allah -- keselamatan telah menempatkan umat pada kedudukan yang layak dan wajar karena diberikan hak menyandang nama dan status baru. Dulu mereka adalah umat buangan yang sekian lama ditindas, ditekan, dan direndahkan; kini mereka adalah umat yang dipulihkan, diselamatkan, dipelihara, dilindungi dan dikuduskan Tuhan. Bila umat Israel meresponi keselamatan dengan pujian dan syukur, apakah Anda juga menyatakan respons pujian dan syukur kepada-Nya atas anugerah keselamatan-Nya?

(0.11) (Mat 23:13) (sh: Menutup pintu Surga. (Rabu, 1 April 1998))
Menutup pintu Surga.

Akibat kepemimpinan rohani model Farisi dan ahli Taurat, buruk sekali. Bukan saja mereka sendiri tidak menjadi bagian dari Kerajaan Surga, mereka pun menyebabkan orang terhambat masuk Kerajaan surga. Dengan keras Tuhan Yesus menelanjangi siapa mereka sebenarnya. Mereka adalah orang-orang munafik. Semangat misi mereka memang tinggi, namun orang yang mereka tobatkan menjadi lebih jahat sebab yang mereka ajarkan hanya penyesuaian diri dengan keagamaan yang tampak.

Kerohanian sejati. Percuma saja memusatkan perhatian dan tenaga untuk hal-hal yang tampak secara lahiriah. Yang harus diperhatikan adalah hati, dari mana mengalir semua kelakuan kita yang tampak secara lahiriah. Yang harus diutamakan ialah hubungan dengan Tuhan yang membuat seluruh kegiatan keagamaan kita sungguh bermakna. Karena tidak memperhatikan prinsip ini, orang Farisi dan ahli Taurat memegang prinsip rohani yang sungsang (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">19-22) dan menjalani keagamaan yang dangkal (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">23-24).

Renungkan: Allah menghendaki keagamaan yang meliputi hati dan diri kita seutuhnya dalam relasi yang hangat dengan-Nya. Itu ada dalam hidup Yesus dan diberikan-Nya bagi kita dalam penderitaan-Nya.

Doa: Jagai hidup keagamaan kami dari segala kemunafikan.

(0.11) (Kel 34:13) (jerusalem: tiang-tiang berhala) Mengenai "tugu-tugu berhala" bdk Kel 23:24+. Adapun "tiang-tiang berhala" menterjemahkan kata Ibrani asyera, ialah tonggak suci yang melambangkan dewi cinta berahi dan kesuburan. Nama dewi Asyera (Yunani: Astarte) agaknya berasal dari lambang tsb.
(0.11) (Ayb 26:7) (jerusalem: kekosongan) Ialah di bagian utara cakrawala. Cakrawala dianggap bertumpu di atasnya
(0.10) (Yeh 46:1) (sh: Pelaksanaan ibadah: Peranan raja (Sabtu, 1 Desember 2001))
Pelaksanaan ibadah: Peranan raja

Perayaan hari Sabat dan bulan baru ditandai dengan dibukanya pintu gerbang timur (bdk. tiang+pintu&tab=notes" ver="">44:1-2). Pada hari-hari tersebut, raja dan rakyat akan sujud menyembah Tuhan di tempat itu. Pada hari-hari lain, pintu ini harus selalu ditutup. Peraturan yang ketat ini dimaksudkan untuk menjaga agar kekudusan Bait Suci jangan dilanggar (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">44:5). Motif kekudusan juga tampil dalam ketentuan mengenai tempat memasak kurban-kurban, yang harus dilakukan di dalam wilayah kudus (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">19-24). Karena kurban persembahan bersifat kudus, imam tidak boleh membawanya keluar dari wilayah tersebut karena sentuhan dengan benda-benda kudus akan menguduskan orang yang tersentuh (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">20).

Di dalam ibadah Bait Suci yang baru, raja mendapatkan peranan tertentu di samping para imam dan orang Lewi. Ia mendapatkan posisi kehormatan (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">44:3; 46:3). Ia bertugas mengumpulkan persembahan umat, kemudian mengatur penggunaannya dalam upacara-upacara, di samping mempersembahkan dari miliknya sendiri (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">45:16, 17, 22-25; 46:4-7, 13-14). Sekalipun demikian, di hadapan Allah ia tetap diidentifikasikan dengan umat dan bukan dengan para imam. Ia mewakili baik dirinya sendiri maupun seluruh umat dalam mempersembahkan kurban penghapus dosa (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">45:22). Pada hari Sabat, ia sujud menyembah Allah di ambang pintu gerbang timur, diikuti oleh umat (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">2, 3). Ia keluar-masuk Bait Suci bersama umat (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">8-10).

Peraturan ini menegaskan solidaritas raja dengan seluruh umat sebagai manusia berdosa. Baik raja maupun umat tidak boleh masuk ke tempat kudus. Hanya mereka yang ditetapkan Allah boleh menghampiri Dia, yang bertakhta dalam kemuliaan di dalam bait-Nya. Ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">13-14 merupakan kunci dari pasal ini: setiap hari harus dipersembahkan kurban-kurban bagi pengampunan dan pembasuhan manusia dari dosa agar dapat diterima di hadirat Allah. Namun, oleh pengurbanan Kristus, semuanya ini telah berlalu (Ibr. 10:1-10).

Renungkan: Melalui penglihatan Yehezkiel, para pemimpin Kristen diingatkan akan tanggung jawab rohani dan sosial mereka menjunjung kekudusan Allah.

(0.10) (Yeh 48:23) (sh: Yahweh shammah, kota yang baru (Rabu, 5 Desember 2001))
Yahweh shammah, kota yang baru

Teruma, dengan Bait Suci di tengah-tengahnya (ayat 8, 10, 21), membagi wilayah umat Israel menjadi dua bagian yang tidak simetris: tujuh suku di utara dan lima suku di selatan (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">23-29). Ini menunjukkan bahwa, bagi Israel, berada "di tengah-tengah" bukan dilihat dari segi geografis (pembagian enam-enam), melainkan teologis. Titik pusat kehidupan bangsa adalah Bait Suci. Di mana ada Bait Suci, di situlah Allah berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Seluruh pembagian wilayah dimeteraikan dengan pernyataan "demikianlah firman Tuhan Allah" (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">29), yang menunjukkan bahwa pembagian ini ditetapkan bukan oleh manusia, tetapi oleh Tuhan sendiri.

Sekitar 6-7 km di selatan Bait Suci, terletak kota yang baru (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">15-20; 30-35). Yerusalem, kota rancangan manusia, telah dihancurkan; sebuah kota rancangan Allah kini didirikan. Kota ini sama panjang dan lebarnya (ayat 4500 hasta, kurang lebih 2250 m), dikelilingi tembok dengan 12 pintu gerbang. Lazim pada masa itu kota memiliki satu pintu gerbang (sebelum pembuangan, Yerusalem memiliki enam). Dengan adanya 12 pintu gerbang, yang diberi nama menurut ke-12 suku Israel (termasuk Lewi), tersedia kemudahan dan keleluasaan untuk masuk-keluar kota ini. Kemudahan itu berlaku bagi seluruh warga, termasuk orang asing, yang hendak berbakti ke rumah Allah.

Kota itu menyandang nama baru: Yahweh shammah, "Tuhan hadir di situ". Sungguh kontras dengan kondisi Yerusalem menjelang pembuangan: "Kota itu penuh kekerasan" (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">7:23); "Tanah ini penuh hutang darah dan kota ini penuh ketidakadilan" (ayat tiang+pintu&tab=notes" ver="">9:9). Masa Allah meninggalkan Bait Suci yang tercemar dosa (pasal tiang+pintu&tab=notes" ver="">7-11) telah berakhir. Allah telah kembali! Nama baru itu merefleksikan kehadiran Allah di tengah-tengah umat- Nya di kota "sekular", tempat bekerja dan bertani, tempat interaksi sosial berbagai lapisan masyarakat.

Renungkan: Allah ingin hadir bukan hanya di Bait Suci-Nya, tetapi juga dalam hidup kita sehari-hari. Kehadiran Allah akan mengubah sebuah kota sekular menjadi kota yang mempermuliakan nama- Nya. "Berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (Yer. 29:7).

(0.10) (Yer 19:1) (ende)

Agaknja bagian ini terdiri atas beberapa potongan jang mula2 tersendiri, jaitu:

Suatu perbuatan lambang dengan buli2 (Yer 19:1-2,10-11);

Suatu antjaman lawan Tofet (Yer 19:2,9,11;

Suatu nubuat lawan Jerusjalem jang diikuti pertengkaran dengan Pashur (Yer 19:12-20:6).

Menurut ahli2 lain:

Pemetjahan buli2 dengan pidato dibaitullah dan pertengkaran dengan Pashur (Yer 19:1-2,10-11,14-15); suatu pidato di Tofet kepada radja dan penduduk Jerusjalem (Yer 19:2,3-9,11-13).

Ataupun: Pemetjahan buli2 (Yer 19:1-2,10-11,14-15; 20:1-6); pidato lawan Tofet (Yer 19:2-9,12,13 (Yer 19:11 b tambahan).

Dalam aj. tiang+pintu&tab=notes" ver="ende">14 (Yer 19:14) "Tofet" diperbaiki mendjadi pintu-gerbang.

(0.10) (Kej 19:1) (full: LOT SEDANG DUDUK DI PINTU GERBANG SODOM. )

Nas : Kej 19:1

Sekalipun Lot sedih oleh perbuatan-perbuatan najis yang didengar dan dilihatnya (2Pet 2:7-8), ia masih bersedia mendiamkan kejahatan Sodom demi keuntungan materiel dan sosial

(lihat cat. --> Kej 13:12).

[atau ref. Kej 13:12]

Kompromi ini mendatangkan tragedi kepada keluarganya (ayat Kej 19:24). Demikian pula, orang percaya masa kini yang tidak melindungi keluarganya dari lingkungan yang tidak beriman dan pengaruh jahat demi keuntungan materiel dan sosial mengakibatkan tragedi bagi keluarganya.

(0.10) (Im 4:12) (full: KE LUAR PERKEMAHAN. )

Nas : Im 4:12

Pembakaran binatang yang dipersembahkan "ke luar perkemahan" melambangkan pemindahan dosa secara menyeluruh. PB menghubungkan hal ini dengan penderitaan Yesus di luar pintu gerbang (yaitu, di luar Yerusalem) supaya menyucikan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri (bd. Yoh 19:17-18; Ibr 13:11-15). Orang Kristen juga dipanggil untuk "pergi kepada-Nya di luar perkemahan" (yaitu, meninggalkan kesenangan-kesenangan berdosa dunia ini) untuk mencari kota sorgawi dan mempersembahkan korban pujian dan ucapan syukur kepada Allah

(lihat cat. --> Ibr 13:13).

[atau ref. Ibr 13:13]

(0.10) (2Sam 2:4) (full: MENGURAPI DAUD ... MENJADI RAJA ATAS KAUM YEHUDA. )

Nas : 2Sam 2:4

Pasal 2Sam 2:1-4:12 mengisahkan penempatan Daud sebagai raja atas Yehuda dan perang saudara dengan Isyboset, putra dan pengganti Saul sebagai raja atas suku-suku Israel yang lain (ayat 2Sam 2:8-11). Tujuh setengah tahun kemudian Daud menjadi raja atas seluruh bangsa (2Sam 5:1-5). Mungkin dalam pasal Mazm 18:1-51 Daud merayakan kelepasannya dari semua musuhnya pada saat ini (bd. 1Sam 30:1-31 yang menguraikan kemenangan lain menjelang kematian Saul dan penobatan Daud). Daud tidak tergesa-gesa untuk menguasai seluruh bangsa itu. Ia meminta dari petunjuk Tuhan (ayat 2Sam 2:1) dan bersedia menjadi raja atas satu suku hingga Allah membuka pintu baginya untuk menjadi raja atas seluruh Israel.

(0.10) (Yoh 6:35) (full: AKULAH ROTI HIDUP. )

Nas : Yoh 6:35

Pernyataan "Aku adalah roti hidup" adalah yang pertama dari tujuh pernyataan "Aku adalah" yang dicatat dalam Injil Yohanes. Setiap pernyataan itu menampilkan suatu aspek penting dari pelayanan pribadi Kristus. Pernyataan ini memberitahukan kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara kehidupan rohani (lih. ayat Yoh 6:53). Pernyataan lain adalah: "terang dunia" (Yoh 8:12), "pintu" (Yoh 10:9), "gembala baik" (Yoh 10:11,14), "kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25), "jalan, kebenaran, hidup" (Yoh 14:6) dan "pokok anggur yang benar" (Yoh 15:1,5).

(0.10) (Yoh 11:25) (full: AKULAH KEBANGKITAN. )

Nas : Yoh 11:25-26

Bagi mereka yang percaya kepada Yesus, kematian jasmaniah bukanlah merupakan akhir yang mengerikan. Sebaliknya, peristiwa tersebut merupakan pintu kepada hidup kekal yang berkelimpahan dan persekutuan dengan Allah. "Akan hidup" dari ayat Yoh 11:25 menunjuk kepada kebangkitan; sedangkan istilah "tidak akan mati selama-lamanya" dalam ayat Yoh 11:26 berarti bahwa orang percaya yang dibangkitkan tidak pernah akan mati. Mereka akan memiliki tubuh baru, yang kekal dan tidak dapat binasa (1Kor 15:42,54), yang tidak dapat mati atau merosot keadaannya (bd. Rom 8:10; 2Kor 4:16;

lihat art. KEBANGKITAN TUBUH).

(0.10) (Yak 4:6) (full: ALLAH MENENTANG ORANG YANG CONGKAK. )

Nas : Yak 4:6

Patut ditanam dalam hati dan pikiran kita betapa bencinya Allah terhadap kesombongan. Kesombongan menyebabkan Allah berpaling dari doa kita serta menahan kehadiran dan kasih karunia-Nya. Meninggikan diri di dalam pikiran kita sendiri atau mencari kehormatan dan penghargaan dari orang lain untuk memuaskan kesombongan kita berarti menutup pintu terhadap pertolongan Allah. Tetapi bagi mereka yang dengan rendah hati menyerah kepada-Nya dan menghampiri-Nya, Allah memberikan kasih karunia, kemurahan, dan pertolongan-Nya di dalam setiap situasi kehidupan (Ibr 4:16; 7:25;

lihat cat. --> Fili 2:3).

[atau ref. Fili 2:3]

(0.10) (Mzm 18:10) (jerusalem: kerub) itu adalah makhluk gaib yang menjadi kendaraan Allah, bdk Garuda dalam wayang Jawa. Dalam Kemah pertemuan, Kel 25:18+, dan kemudian dalam bait Allah, 1Ra 6:23 dst, ada (patung) dua kerub yang dengan sayap-sayapnya menaungi tabut perjanjian. Ini menginspirasikan nabi Yehezkiel dalam menggambarkan kendaraan Allah, Yeh 1:10, yang dibawa oleh kerub-kerub. Kerub-kerub itu dianggap takhta Tuhan, 1Sa 4:4+; 2Sa 6:2; 2Ra 19:15; Maz 80:2,99:1. Setelah bait Allah hancur kerub-kerub itu melambangkan makhluk-makhluk sorgawi. Kata yang sama dalam bahasa Asyur berarti: makhluk-makhluk (patung) yang berupa lembu jantan bersayap yang ditempatkan pada pintu gerbang kuil (dan istana) di Mesopotamia
(0.10) (Kid 2:8) (jerusalem) Bagian ini merupakan syair yang kedua. Kid 2:8-3:4 ditentukan di mulut mempelai perempuan sedangkan Kid 3:5 diucapkan mempelai laki-laki. Apa yang digambarkan atau diandaikan dalam syair ini berbeda dengan apa yang melatarbelakangi syair pertama. Di sini mempelai perempuan tinggal di rumah orang tuanya di sebuah kampung. Dengan melalui perladangan mempelai laki-laki datang dan berdiri pada jendela rumah, Kid 2:8-9; bdk Kid 5:2 dst. Dalam persajakan Mesir dan Yunani (Teokrites) a.l. dikatakan bahwa laki-laki yang jatuh cinta berdiri di depan pintu terkunci sambil mengeluh. Dalam syair Kidung Agung ini mempelai laki-laki mengajak kekasihnya supaya menemaninya. Ia memujikan kepadanya keindahan musim semi, musim bunga dan burung, musim cinta asmara, Kid 2:10-14. Terasa betapa peka penyair terhadap keindahan alam, suatu nada segar dan "moderen". Semuanya itu tidak terdapat di lain tempat dalam Perjanjian Lama.


TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA