(0.07) | (2Taw 3:14) | (jerusalem: tabirnya) Ini tabir yang disebut dalam Kel 26:31. Dalam bait Allah bangunan Salomo tabir itu diganti dengan sebuah pintu kayu yang berukirkan kerubim, 1Ra 6:31-32. Menurut si Muwarikh tabur itu bersulamkan gambar kerubim. |
(0.07) | (Yoh 6:35) |
(full: AKULAH ROTI HIDUP.
) Nas : Yoh 6:35 Pernyataan "Aku adalah roti hidup" adalah yang pertama dari tujuh pernyataan "Aku adalah" yang dicatat dalam Injil Yohanes. Setiap pernyataan itu menampilkan suatu aspek penting dari pelayanan pribadi Kristus. Pernyataan ini memberitahukan kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara kehidupan rohani (lih. ayat Yoh 6:53). Pernyataan lain adalah: "terang dunia" (Yoh 8:12), "pintu" (Yoh 10:9), "gembala baik" (Yoh 10:11,14), "kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25), "jalan, kebenaran, hidup" (Yoh 14:6) dan "pokok anggur yang benar" (Yoh 15:1,5). |
(0.07) | (Yak 4:6) |
(full: ALLAH MENENTANG ORANG YANG CONGKAK.
) Nas : Yak 4:6 Patut ditanam dalam hati dan pikiran kita betapa bencinya Allah terhadap kesombongan. Kesombongan menyebabkan Allah berpaling dari doa kita serta menahan kehadiran dan kasih karunia-Nya. Meninggikan diri di dalam pikiran kita sendiri atau mencari kehormatan dan penghargaan dari orang lain untuk memuaskan kesombongan kita berarti menutup pintu terhadap pertolongan Allah. Tetapi bagi mereka yang dengan rendah hati menyerah kepada-Nya dan menghampiri-Nya, Allah memberikan kasih karunia, kemurahan, dan pertolongan-Nya di dalam setiap situasi kehidupan (Ibr 4:16; 7:25; lihat cat. --> Fili 2:3). [atau ref. Fili 2:3] |
(0.07) | (2Raj 23:4) | (jerusalem: imam besar) Gelar ini tidak pada tempatnya di sini, sebab di zaman sesudah pembuangan barulah mulai dipakai |
(0.07) | (Kel 12:21) |
(sh: Darah dan tebusan (Jumat, 15 April 2005)) Darah dan tebusanDarah dan tebusan
Lebih daripada hanya sebagai penangkal datangnya tulah, orang Israel yakin darah yang dioleskan di tiang pintu rumah mereka menghapuskan dosa seisi rumah itu. Lalu, daging domba panggang yang dimakan pada perayaan ini ialah daging yang menyucikan mereka yang memakannya. Dengan berpartisipasi dalam ritual Paskah ini, umat Tuhan menyucikan diri mereka di hadapan Tuhan dan menjadi bangsa yang kudus (Lihat setiap+pintu+gerbang&tab=notes" ver="">19:6). Setelah semua ritual itu dilakukan, tulah kesepuluh dinyatakan (ayat setiap+pintu+gerbang&tab=notes" ver="">12:29-33). Semua rumah tangga orang Mesir, termasuk Firaun, bahkan ternak-ternak mereka kehilangan anak-anak sulungnya. Namun, mereka yang telah disucikan oleh Tuhan, yaitu orang-orang Israel tidak memperoleh kutukan tersebut. Mereka selamat bahkan justru diizinkan untuk pergi keluar dari Mesir. Orang-orang Mesir yang telah melihat kutukan dahsyat Tuhan menimpa mereka, mendesak dan memaksa semua orang Israel untuk pergi (ayat 33). Para penulis Perjanjian Baru melihat peristiwa kematian Yesus Kristus pada rentetan ritual Paskah ini. Mereka mengartikan sifat kematian-Nya, untuk menyelamatkan, menyucikan, dan menebus manusia. Dia adalah Anak Domba yang dipersembahkan untuk keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya (Ibr. 9:12). Lebih jauh lagi, di dalam peringatan Perjamuan Kudus, kita diingatkan akan peristiwa tersebut setiap kali kita memakan roti dan meminum anggur. Renungkan: Allah telah menebus kita di dalam Yesus Kristus. Kita patut bersyukur karena hal itu. Yesus telah menjadi domba paskah bagi kita yang percaya kepada-Nya. |
(0.06) | (Kid 7:4) |
(full: TELAGA DI HESYBON ... BATRABIM.
) Nas : Kid 7:4 Inilah tempat penyimpanan air di luar tembok kota Hesybon, sekitar delapan kilo timur laut Gunung Nebo. Batrabim (harfiah -- "putri orang banyak") mungkin menjadi nama salah satu gerbang Hesybon. |
(0.06) | (Kel 13:1) |
(sh: Hak Allah (Minggu, 17 April 2005)) Hak AllahHak Allah
Penebusan ini memiliki 2 tujuan. Pertama, penebusan ini mengingatkan Israel bagaimana Allah telah memisahkan anak-anak mereka dari kematian dan telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Kedua, penebusan ini menunjukkan bagaimana Allah menghargai manusia dan berlawanan dengan ilah-ilah kafir yang mereka sembah yang justru meminta manusia sebagai kurban persembahan. Inilah yang harus diajarkan oleh setiap orang tua Israel kepada anak-anak mereka sesudah masuk ke tanah perjanjian (ayat 3-10). Penebusan ini juga adalah simbol ke depan ketika Yesus membeli kita dengan harga untuk dosa kita sekali dan selamanya. Bila pada zaman Perjanjian Lama tindakan Allah untuk menyelamatkan manusia masih merupakan suatu bayang-bayang, maka bagi kita yang hidup dalam zaman Perjanjian Baru, hal tersebut sudah menjadi fakta. Allah telah menggenapi keselamatan dengan mengirimkan Kristus bagi kita. Puji Tuhan untuk keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita. Ingat: Keselamatan yang kini Anda alami adalah pemberian Allah. Sudahkah Anda hidup senantiasa memberikan yang terbaik bagi Allah dari hidup Anda? Memberi yang terbaik adalah pengakuan bahwa semua yang kita alami berasal dari Tuhan. |
(0.06) | (Mat 26:2) |
(full: PASKAH.
) Nas : Mat 26:2 Paskah (Yun. _pascha_) merupakan suatu hari raya musim semi yang dikaitkan dengan peristiwa Israel meninggalkan Mesir. Paskah merayakan perihal malaikat maut "melewati" rumah-rumah orang Ibrani karena darah anak domba telah dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas pintu rumah mereka (lih. Kel 12:7,11; lihat art. PASKAH). Penyaliban Kristus terjadi pada saat "hari persiapan Paskah" (Yoh 19:14). Kristus adalah "anak domba Paskah kita ... juga telah disembelih" (1Kor 5:7). |
(0.06) | (Yeh 44:3) |
(full: RAJA.
) Nas : Yeh 44:3 Hanya sang raja boleh masuk dari gerbang timur. Tugasnya rupanya ialah memimpin umat dalam ibadah (Yeh 45:17). Identitas raja itu tidak diketahui, tetapi dia bukanlah Mesias karena ia mempersembahkan korban penghapus dosa karena dirinya (Yeh 45:22) dan mempunyai anak-anak secara biologis (Yeh 46:16). |
(0.05) | (Mat 4:1) |
(sh: Strategi menghadapi tawaran Iblis (Kamis, 30 Desember 2004)) Strategi menghadapi tawaran IblisStrategi menghadapi tawaran Iblis. Jika Anda ditawari untuk memiliki segalanya di dunia ini, tetapi kehilangan nyawa. Apakah Anda bersedia? Tuhan Yesus pun mengalami tawaran yang berasal dari Iblis. Tawaran Iblis ditujukan kepada Yesus dengan tujuan menggagalkan misi Yesus untuk mengorbankan diri-Nya bagi penebusan dosa manusia. Iblis memakai kesempatan pada saat Yesus lapar setelah berpuasa untuk mengajukan tawarannya (ayat 2). Iblis mengira jika Yesus lapar maka Ia akan melakukan tindakan yang Iblis harapkan, yang dapat dimanfaatkan Iblis sebagai "pintu" penaklukan Iblis terhadap diri Yesus. Oleh karena itu, Iblis melancarkan tiga kali penawaran yang dibalut tampilan menyenangkan. Pertama, penawaran kebutuhan jasmani yang masuk melalui kebutuhan hidup Yesus (ayat 3). Kedua, penawaran untuk demonstrasi kekuasaan Yesus kepada dunia (ayat 5-6). Ketiga, penawaran peralihan kepemilikan dunia dari Iblis kepada Yesus (ayat 8-9). Ketiga penawaran Iblis itu dipatahkan Yesus dengan mengutip firman Tuhan yang dilandasi atas kebergantungan mutlak kepada Bapa-Nya (ayat setiap+pintu+gerbang&tab=notes" ver="">4, 7, 10). Jawaban Yesus kepada tiga penawaran Iblis itu memiliki tingkatan yang berbeda yaitu ay. setiap+pintu+gerbang&tab=notes" ver="">4 mengutip firman Tuhan; ay. setiap+pintu+gerbang&tab=notes" ver="">7 mengutip firman Tuhan sekaligus dengan tegas menyatakan identitas diri-Nya; ay. setiap+pintu+gerbang&tab=notes" ver="">10 dengan firman Tuhan menghardik Iblis dengan keras untuk menjauh dari-Nya!
Setiap hari kita dihadapkan berbagai tawaran yang terlihat menarik,
tetapi ternyata menyesatkan. Tawaran seperti ini sulit
ditanggulangi jika kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan
melupakan Tuhan yang sanggup memberikan jalan keluar (ayat Renungkan: Kalahkan Iblis dengan berpegang pada firman Tuhan. |
(0.05) | (Est 9:27) |
(ende: mereka jang akan masuk pada mereka) ialah orang kafir, jang sedikit banjak menganut agama Jahudi. Kemudian disebut "prosylit" atau "jang takut akan Allah". Meskipun kitab Ester pada umumnja sangat nasional dan eksklusip, tetapi disini (dan djuga Est 8:12,16) pintu toh terbuka untuk orang2 kafir djuga. |
(0.05) | (Mzm 28:1) |
(ende) Lagu ini adalah doa permohonan (Maz 28:1-5) dan doa sjukur (Maz 28:6-7). Itu diutjapkan oleh seorang jang dianiaja kaum sebangsanja. Untuk keperluan ibadat kemudian ajat2 8(Maz 28:8) dan Maz 28:9 ditambahkan. |
(0.05) | (Yoh 10:1) |
(ende: Kandang domba) Pada orang Jahudi kandang itu berbentuk lapangan tanah, berpagar tembok jang agak tinggi, untuk melindungi domba-domba waktu malam terhadap pentjuri-pentjuri dan binatang-binatang buas. Pada sore hari para gembala masing-masing menuntun kawanannja kedalam kandang itu, lalu pintu dikuntji dan seorang pendjaga mengawalinja sepandjang malam. |
(0.05) | (2Kor 2:12) |
(ende: Suatu pintu) suatu kesempatan jang baik untuk memaklumkan Indjil dengan berhasil. Bdl. 1Ko 16:9. |
(0.05) | (Why 1:1) |
(ende) WAHJU JOANES KATA PENGANTAR Tjorak chas karangan ini Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus Kristus". Selandjutnja diterangkan bahwa wahju ini disampaikan dengan perantaraan seorang Malaekat kepada penulis jang menamakan diri Joanes. Penulis mendapat penglihatan-penglihatan dan Malaekat memberi pendjelasan mengenai arti dan maksudnja. Djudul jang sudah terdapat pada naskah-naskah jang tertua, dalam bahasa Junani, ialah "Apokalipsis Joanes". Kita biasa menterdjemahkannja dengan "Wahju Joanes" atau Wahju kepada Joanes. Sebagai istilah, apokalipsis berarti pembukaan raliasia, tetapi dalam bahasa ilmu Kitab Kudus chususnja digunakan untuk pernjataan-pernjataan tentang masa achir zaman dan hidup diachirat. Dan itupun tjiri wahju Joanes djuga. Karangan ini sangat mirip dengan tulisan-tulisan para nabi Perdjandjian Lama, terutama Ezechiel dan ketiga nabi terachir, Zakarias, Joel dan Daniel, jang nubuat-nubuatnja paling bersifat apokalipsis. Nabi-nabi Perdjandjian Lama itu diutus untuk menjampaik&n pesan-pesan Allah kepada umat Israel, guna menginsafkan mereka kalau tersesat dari perdjandjian, akan "Murka Allah" jang mengantjam, tetapi lebih lagi akan kerahinian Allah, kalau mereka bertobat. Sedemikian itu Joanes pun disuruh bemubuat, guna memperingatkan umat-umatnja akan kekurangan-kekurangan dan penjelewengan mereka, dan menginsafkan mereka akan bahaja-bahaja jang mengantjam, jaitu akan pengadjaran terhadap agama jang sedang dialami dan tentu akan merighebat, supaja mereka tetap siap untuk menghadapinja dengan tabah hati dan teguh imannja, penuh kepertjajaan kepada Allah jang memelihara dan melindungi orang-orang jang setia kepadanja, dan mendjamin mereka kemenangan jang gemilang. Bahasa nubuat-nubuat para nabi biasanja samar-samar. Joanes tidak luput. Malah ia sengadja meniru dan mengambil-alih bahasa nabi-nabi lama itu dan chususnja mereka jang tulisannja sangat bergaja apokalipsis itu. Hal itu agak wadjar, sebab ia mendapat penglihatan-penglihatan jang sering-sering sama dengan penglihatan-penglihatan mereka. Tetapi, kalau bahasa penuh chajalan mereka, mengenai keadaan zaman mereka sendiri sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi kalau gambaran-gambaran dan ungkapan-ungkapan mereka digunakan untuk menampung gagasan-gagasan dan kenjataan-kenjataan Perdjandjian Baru. Pendek kata: wahju Joanes itu tidak mudah untuk dimengerti. Meskipun enak djuga untuk dibatja sebab chajalan jang aneh-aneh penuh rahasia, namun bertubi- tubi tersandung pada kesulitan penafsir dalam perintjian-perintjiannja. Kalau kita hendak mengerti segala perintjian, perlu kita membalas dengan teliti dan sampai mendalam tulisan-tulisan para nabi jang mendjadi tjontoh bagi Joanes. Tetapi tidak usah djuga kita mengerti tiap-tiap gambar dan ungkapan, sebab maksudnja jang sebenarnja ialah memberi kesan-kesan sadja, untuk ditangkap dengan daja intuisi, dan demikian merangsang hati sanubari dan kemauan. Kami akan menjadjikan sekedar pendjelasan dalam tjatatan-tjatatan pada kaki halaman- halaman, tetapi dapat sedikit sadja, sebab ruangan edisi ini sangat terbatas. Maksudnja sadja mendjadi petundjuk djalan, untuk sendiri mentjari suatu pendjelasan jang agak dapat masuk akal. Biarpun banjak perintjian tetap tinggal teka-teki bagi kita, namun gagasan umum karangan ini tjukup tegas, untuk mentjapai tudjuannja jang utama, ialah memperkuat kepertjajaan kepada penielenggaraan Allah dalam segala kesukaran pada djalan penjelamatan. Siapa sebenarnja Joanes penulis itu Satu setengah abad lamanja tak ada kesangsian, bahwa penulis Joanes itu ialah Rasul Joanes. Pada pertengahan abad ketiga barulah Diornsius, uskup Aleksandria, mengemukakan pendapatnja bahwa tak mungkin Rasul Joanes pengarang "Wahju" ini, sebab tjara berpikir dan gaja bahasanja terlalu berbeda dengan tjara berpikir dan gaja bahasa Indjil keempat dan surat-surat Rasul itu. Lain dari itu ada pula jang menjangkal Rasul Joanes adalah pengarangnja, sebab didalam buku ini terdapat utjapan-utjapan dan dalil-dalil jang salah ditafsirkan dan disalahgunakan untuk mengandjurkan adjaran-adjaran palsu mazhab- mazhab tertentu. Sedjak masa itu kesangsian bahwa Rasul Joanes betul pengarang Wahju ini dikemukakan berulang kali. Dan memang perbedaan tjara berpikir dan berbahasa antara Indjil keempat dan wahju ini sangat menjolok. Namun dapat dirasakan sebagai wadjar djuga, sebab isi dan suasana kedua karangan itu berlainan sekali. Dalam Indjil keempat Joanes memberitakan dan menjaksikan pengadjaran-pengadjaran dan perbuatan-perbuatan Jesus jang merupakan kenjataan-kenjataan, jang bersuasana tjerah dan tenang. Dan tentu sadja Joanes berusaha sedapat-dapatnja memberitakan menurut tjara berpikir dan dengan gaja bahasa Jesus sendiri. Lain halnja dengan karangan Wahju ini. Joanes mendapat penglihatan-penglihatan jang bukan kenjataan-kenjataan djelas, melainkan lambang-lambang penuh chajalan dan bersuasana gaib dan gandjil. Tentu wadjar sekali ia menjesuaikan bahasanja dengan suasana itu. Tambah lagi, bahwa penglihatan-penglihatan jang diberikan kepadanja, mirip sekali dengan penglihatan-penglihatan nabi-nabi jang ia kenal, sehingga dengan sendirinja timbul unsur-unsur bahasa dan tjara pengungkapan mereka dalam ingatannja. Selain itu pula, kalau dikatakan bahwa bahasa Wahju Joanes adalah bahasa Ibrani dengan perkataan Junani, bukankah tjiri-tjiri itu sedikit banjak terdapat pada Indjil keempat djuga? Dewasa ini kebanjakkan para ahli mengemukakan, bahwa tak ada alasan-alasan tjukup untuk mengingkari tradisi lama, bahwa Rasul Joanes betul- betul pengarang "Apokalipsis" ini. Alasan dan latar-belakang karangan ini Pada masa Wahju ini ditulis, masih hidup terang dalam ingatan segala umat, luasnja dan kedjamnja pengedjaran Nero terhadap umat di Roma. Pengedjaran Nero itu dilandjutkan oleh kaisar-kaisar jang berikut, dan mendjalar kesegala pelosok kekaisaran, biarpun tidak selalu dan disegala tempat dengan sama hebatnja. Baru- baru mulai berketjamuk dipropinsi Asia, (dibawah pemerintahan kaisar Domitianus (81-96). Dia lebih keras dari pendahulunja menuntut dari tiap-tiap orang penjembahan terhadap dirinja, sebagai "dominus ac deus", artinja sebagai "Tuhan dan Allah", dengan upatjara keagamaan. Siapa tidak turut harus dihukum. Penulis Wahju ini telah dibuang kepulau Patmos, dan ada jang telah mati martir (setiap+pintu+gerbang&tab=notes" ver="ende">2:15) . Ada gedjala-gedjala tjukup untuk meramalkan, bahwa pengedjaran itu akan meluas dan menghebat. Djustru itupun jang dinjatakan kepada Joanes, supa)a ia menulisnja dalam buku ini guna mempersiapkan umat-umat untuk menghadapinja. Atjara pokok karangan ini Gagasan utama untuk mentjapai tudjuan tersebut, ialah menginsjafkan dan mejakinkan umat-umat akan penjelenggaraan mahaberdaulat Allah, jang dapat membiarkan kedjahatan meradjalela didunia, tetapi tahu membatasinja dan melindungi terhadapnja orang-orang jang setia kepada Allah, malah menggunakan tindakan-tindakan jang djahat serta akibat-akibatnja untuk melaksanakan rentjana penjelamatannja. Gagasan itu tidak dibitjarakan, melainkan ditundiukkan kebenarannja dengan lambang-lambang jang mengesankan. Dalam penglihatan- penglihatan digambarkan bagaimana segala kedjahatan dikendalikan oleh Allah dan mendapat balasan pada waktunja. Kedjahatan, jang chusus dimaksudkan dalam buku ini, ialah pemberontakan dan penjerangan terus-menerus dari dunia kafir terhadap Keradjaan Allah seperti menjatakan diri dalam penghambatan dan pengedjaran umat- umat Kristus. Kedjahatan dilukiskan sebagai berpokok dan berpribadi dalam "naga" sebagai lambang sjaitan. Para penguasa dunia (pemerintahan kafir) dibudjuk olehnja sampai djadi kakitangannja. Ditundjukkan bagaimana mereka semua, satu demi satu, disiksakan dan dikalahkan oleh Allah, sampai nusnah. Dan achirnja sjaitan itu sendiri ditangkap dan ditjampakkan kedalam "Iautan api untuk selama- lamanja". Dan sebagai kebalikkan dari nasib orang djahat jang ngeri itu dilukiskan tersebar dalam seluruh buku kebahagiaan dan kedjajaan mereka jang ditindas dan tetap setia kepada Allah dalam segala kesusahan. Sudah didunia orang-orang jang setia kepada Allah tetap dipelihara dan
dilindungi oleh Allah, supaja malapetaka-malapetaka jang kena dunia karena murka
Allah atas kedjahatannja, djangan menimpa atau merugikan mereka. Batjalah, |
(0.05) | (2Raj 4:21) | (jerusalem: ditutupnyalah pintu) Tindakan ini memperlihatkan kepercayaan wanita itu. Nabi Elisa sudah memperoleh anak itu bagi ibunya, karena itu ia pasti dapat menghidupkannya pula. Sementara menunggu pertolongan nabi, ibu menyembunyikan mayat anaknya. Tidak ada seorangpun boleh tahu bahwa anak itu mati, 2Ra 4:23. |
(0.05) | (Mzm 28:1) | (jerusalem: TUHAN, perisaiku) Mazmur ini mencakup dua bagian yang berbeda. Bagian pertama, Maz 28:1-5 berupa doa permohonan, sedangkan bagian kedua, Maz 28:6-9, berupa ucapan syukur atas dikabulkannya permohonan. |
(0.05) | (Yes 43:14) | (jerusalem) Ayat ini merupakan sebuah nubuat tersendiri melawan Babel. mengenai Allah sebagai Penebus, bdk Yes 41:14+ dan sebagai Yang Mahakudus bdk Yes 6:3+. |
(0.05) | (1Kor 16:9) | (jerusalem: sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting) Ini menterjemahkan sebuah ungkapan Yunani yang berupa kiasan sbb: Sebab di sini sebuah pintu besar terbuka bagiku dan bagi pekerjaanku. Kiasan yang sama terdapat dalam 2Ko 2:12; Kol 4:3. Artinya: kesempatan baik yang diketemukan Paulus untuk berkarya. Bdk Wah 3:8; Kis 14:27+. |
(0.05) | (2Tes 2:1) | (jerusalem) Dalam 1Te 4:13-5:11 Paulus tidak mau menentukan saat Parusia Kristus, 1Te 5:1+. Kiranya untuk menanggapi soal-soal baru Paulus di sini tidak berbicara lagi tentang keadaan orang hidup dan mati kelak; sebaliknya di sini ia hanya menegaskan bahwa kedatangan Tuhan belum di ambang pintu, tetapi harus didahului berbagai tanda yang dapat dikenal. |