Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 845 ayat untuk orang-orang-Nya yang setia AND book:[1 TO 39] (0.005 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.55) (Yes 26:3) (full: HATINYA TEGUH ... DAMAI SEJAHTERA. )

Nas : Yes 26:3

Pada saat hari-hari terakhir yang penuh pencobaan dan tekanan terjadi, Allah akan menjaga dengan damai sejahtera kaum sisa yang tetap teguh dan setia kepada Tuhan mereka. Pada waktu kesulitan kita harus senantiasa berusaha untuk mengarahkan pikiran kita kepada Tuhan di dalam doa, kepercayaan, dan pengharapan. Kita harus mengandalkan Dia karena Dia itu gunung batu yang kekal (ayat Yes 26:4): Dialah landasan yang pasti dan kokoh.

(0.55) (Yer 26:2) (full: SEGALA FIRMAN YANG KUPERINTAHKAN. )

Nas : Yer 26:2

Karena menyadari bahwa nubuatnya akan melukai perasaan orang dan mengakibatkan permusuhan dan pertentangan, Yeremia mungkin cenderung menahan beberapa kata yang agak keras dari Tuhan; Tuhan memberitahunya agar jangan mengurangi satu kata pun. Seluruh berita Allah harus disampaikan. Para pendeta yang setia tidak boleh lalai memberitakan kata-kata keras dari semua perintah dan peringatan Allah, sekalipun mereka mengetahui bahwa beberapa orang akan berbalik memusuhi mereka. Mereka yang mengabaikan sebagian firman Allah dan menyesuaikan berita itu dengan dosa-dosa jemaatnya tidak layak disebut hamba Tuhan.

(0.55) (Kej 15:1) (jerusalem) Kisah ini berasal dari tradisi Yahwista. Tetapi barangkali dengannya digabungkan unsur-unsur pertama dalam kitab Kejadian yang berasal dari tradisi Elohista. Kepercayaan Abraham diuji. Pelaksanaan janji-janji Allah nampaknya tertunda. Lalu janji-janji itu diperbaharui dengan diperkuat dengan sebuah perjanjian. Janji mengenai negeri yang akan menjadi miliki Abraham menjadi janji utama.- Janji-janji yang diberikan Allah kepada para bapa bangsa dan yang menjadi bukti belas kasihan dan kasih setia Allah oleh Perjanjian Baru dihubungkan dengan karya Yesus Kristus, bdk Kis 2:39; Rom 4:13+.
(0.55) (Im 17:7) (jerusalem: jin-jin) Ibrani yang dipakai di sini berarti: kambing jantan. Tetapi dengan kata yang sama ditunjukkan makhluk-makhluk gaib yang dipikirkan berupa bintang dan dianggap menghantui tempat-tempat sunyi sepi, reruntuhan dsb, Yes 13:21; 34:14. Azazel dipikirkan serupa dengan makhluk-makhluk itu, Ima 16:8+. Tetapi dalam Ima 17:7 ini kata itu dipakai untuk mencemoohkan dewa-dewa kafir; 2Ta 11:15
(0.55) (2Taw 11:16) (full: MEMBULATKAN HATINYA UNTUK MENCARI TUHAN. )

Nas : 2Taw 11:16

Yerobeam dan kerajaan utara meninggalkan penyembahan kepada Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam Firman dan perjanjian-Nya lalu menggantikannya dengan penyembahan berhala

(lihat cat. --> 1Raj 12:28).

[atau ref. 1Raj 12:28]

  1. 1) Karena alasan ini semua pihak yang ingin tetap setia kepada Allah meninggalkan rumah mereka, memisahkan diri dari kerajaan utara dan bergabung dengan kerajaan selatan (ayat 2Taw 11:14,17). Tantangan untuk tetap setia kepada Allah di tengah-tengah kemurtadan atau kemerosotan moral sering kali dihadapi umat Allah sepanjang sejarah penebusan

    (lihat cat. --> Wahy 2:7).

    [atau ref. Wahy 2:7]

  2. 2) Kesetiaan dan komitmen kepada Allah dan Firman-Nya adakalanya berarti harus memisahkan diri dari gereja dan bergabung atau membentuk gereja lainnya yang setia kepada penyataan Allah yang asli dan mendasar di dalam Kristus

    (lihat cat. --> Mat 21:43

    [atau ref. Mat 21:43]

    mengenai ajaran Yesus Kristus bahwa kerajaan Allah akan diambil dari orang yang tidak beriman dan diberikan kepada mereka yang menanggapi Injil;

    lihat cat. --> Ef 4:13;

    [atau ref. Ef 4:13]

    lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA).

(0.55) (Dan 11:32) (full: YANG MENGENAL ALLAHNYA AKAN TETAP KUAT DAN AKAN BERTINDAK. )

Nas : Dan 11:32

Rayuan merusak beberapa orang Yahudi dan membuat mereka bergabung dengan Antiokhus, tetapi Allah senantiasa mempunyai kaum sisa yang setia di antara orang Yahudi zaman PL (lih. 1Raj 19:18;

lihat cat. --> Yes 6:13;

lihat cat. --> Yes 8:16;

lihat cat. --> Yes 10:20).

[atau ref. Yes 6:13; 8:16; 10:20]

Dalam situasi ini pun masih ada orang Yahudi yang mengenal Allah dan tetap setia kepada-Nya. Sekalipun penganiayaan oleh Antiokhus berlangsung terus, orang Yahudi yang setia di bawah pimpinan Yudas Makabe dari keluarga imam Hasmonea menentang dengan keras dan bergerilya terus sehingga akhirnya Antiokhus putus asa dan membawa pulang tentaranya; setelah itu Bait Suci dikuduskan kembali dan dian-dian dinyalakan lagi, suatu peristiwa yang oleh orang Yahudi masih dirayakan sebagai Pesta Hanukah. Akan tetapi, Allah belum selesai bertindak terhadap orang Yahudi (lih. ayat Dan 11:35); suatu proses penyaringan masih berlangsung terus hingga akhir zaman.

(0.55) (Ul 29:1) (sh: Pelajaran sejarah (Selasa, 13 Juli 2004))
Pelajaran sejarah

Kita ini cenderung melupakan apa yang tidak ingin kita ingat. Negarawan Inggris, Sir Winston Churchill mengatakan bahwa bangsa yang melupakan masa lalunya akan dikutuk untuk mengulanginya. Umat Israel diajar melalui sejarah hidup mereka untuk mengingat kasih setia Tuhan. Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan membawa mereka melewati padang gurun untuk menuju ke tanah Perjanjian. Mereka seharusnya mengerti dan mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2-9). Namun, kenyataan membuktikan mereka tidak pernah belajar dari sejarah untuk setia kepada Tuhan. Akibatnya mereka harus mengulang kembali proses pembentukan dari Tuhan dari nol.

Tuhan melalui Musa sekali lagi menantang mereka untuk setia kepada perjanjian Tuhan dengan mereka. Musa mengingatkan jika mereka mengira tetap akan selamat sekalipun mereka melakukan kedegilan, maka murka Tuhan akan menimpa mereka tanpa dapat diampuni (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">19-20). Murka Tuhan menimpa mereka sesuai dengan ucapan kutuk yang disampaikan di gunung Ebal dan di kitab perjanjian itu (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">21). Akibat murka Tuhan juga akan dirasakan oleh anak cucu mereka. Tuhan tidak menghukum anak cucu mereka oleh karena dosa-dosa mereka. Namun, akibat murka Tuhan secara alami akan menimpa keturunan mereka (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">22-23). Bangsa lain akan melihat kedahsyatan malapetaka yang menimpa umat Israel karena meninggalkan Tuhan untuk menyembah ilah-ilah lain (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">24-28).

Bangsa kita adalah bangsa yang dikasihi Tuhan sampai sekarang. Namun, bila kita membiarkan dosa bahkan turut ambil bagian di dalamnya, bukan mustahil Allah akan menegakkan keadilan, kebenaran, dan murka-Nya akan menimpa bangsa kita. Hanya dengan berpihak pada kebenaran Allah, orang Kristen membela bangsa dan negaranya.

Renungkan: Pelajaran sejarah Israel tidak perlu terulang bagi negara kita. Mari, kita bangkit untuk bertobat, mengikrarkan janji setia kepada perjanjian Tuhan sekali lagi, dan membangun kehidupan yang berkenan kepada-Nya!

(0.55) (Mzm 25:1) (sh: Petunjuk hidup baru (Selasa, 25 Februari 2003))
Petunjuk hidup baru

Mazmur ini lahir dari pergumulan seorang yang hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosanya, namun yakin dan percaya bahwa kasih setia Allah menaunginya. Ia datang kepada Tuhan meminta pembebasan dari kesesakan batiniah dan ancaman lahiriah.

Sikap pemazmur yang merupakan sikap iman tersebut mencakup tiga hal: [1] seluruh perhatian pemazmur diarahkan kepada Tuhan, {2] ia mempercayakan dirinya kepada Allah, sehingga ia merasa tak mungkin dipermalukan oleh musuh, [3] ia juga menanti-nantikan Tuhan, sehingga masa depannya terbuka karena Tuhan menyelamatkan umat-Nya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1-3). Dari sikap iman yang demikian, di dalam kesulitan pribadi yang dialaminya, pemazmur meminta kepada Allah -- seperti yang pernah di lakukan Musa di padang gurun -- agar ia mengenal jalan Tuhan, supaya ia dapat hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">4-5, bdk. orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1:6). Sama seperti orang tua yang membesarkan dan melatih anak-anaknya, Allah mengajarkan dan menunjukkan jalan itu, dan bertindak sebagai navigator dalam perjalanan hidup umat.

Sejak zaman dahulu kala, kasih setia Tuhan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan di dalam kehidupan umat-Nya. Sekalipun pemazmur menyadari hal ini, tetapi ia juga meminta agar Tuhan mengampuni perbuatan dosa masa mudanya. Akankah Tuhan memberikan pengampunan kepadanya? Jika kasih setia yang diingat Tuhan, maka nasib orang berdosa itu ditentukan menurut kebaikan Tuhan (ayat 6-10). Tuhan penuh kasih dan kesabaran. Kita acap kali tidak dapat bertahan untuk hidup kudus dan benar, tetapi Allah selalu mengampuni dan memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

Renungkan: Setiap kali pengampunan dinyatakan, petunjuk hidup baru diberikan. Sekarang hiduplah senantiasa dalam pola petunjuk hidup baru yang telah Allah berikan dalam kehidupan Anda!

(0.55) (Mzm 119:161) (sh: Setia dan taat = hidup damai sejahtera (Rabu, 5 Juni 2002))
Setia dan taat = hidup damai sejahtera

Dari ayat-ayat awal sampai akhir Mazmur 119, tidak henti-hentinya pemazmur menggambarkan bagaimana bahagia dan nikmatnya seseorang yang berpegang dan hidup menurut Taurat Tuhan. Ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">161-176 ini pun menggambarkan hal yang sama.

Menurut pemazmur, damai sejahtera Allah itu antara lain tampak dalam beberapa bentuk. Pertama, keberanian menghadapi musuh-musuh yang mengejarnya tanpa alasan. Artinya ia tidak takut menghadapi ancaman apa pun (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">161). Inilah tanda orang yang pasrah kepada Tuhan dan kehendak-Nya. Dengan sendirinya orang seperti ini merasakan ketenteraman dan kenyamanan dalam kehidupannya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">165). Kedua, tidak mengalami depresi, tidak merasa kalut, tidak melarikan diri dari keberanian untuk menerima kenyataan hidup, dan berusaha memecahkan persoalannya dengan sukacita. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa itu dilakukan bersama Tuhan. Seseorang yang melupakan kenyataan hidupnya dan tidak berusaha memecahkannya dengan dalih iman, sama dengan orang yang hidup di awan-awan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Kecintaan dan kesetiaan pemazmur kepada Taurat sungguh-sungguh telah membawa dia pada damai sejahtera Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">163,167). Karena itulah, pemazmur tidak bisa berbuat lain, kecuali memuji-muji Allah terus-menerus (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">164,171,172,175). Perlu kita sadari bahwa pujian yang dilakukan pemazmur keluar secara spontan karena kekagumannya pada Allah dan Taurat-Nya. Memuji Tuhan yang dimaksudkan di sini tidak semata-mata dalam bentuk kata-kata dan nyanyian, sebab Tuhan tidak termakan oleh pujian. Memuji Tuhan di sini berarti mengerahkan segala kemampuan, kekuatan, dan segenap jiwa melalui perbuatan-perbuatan baik yang bersumber pada Allah dan Taurat-Nya. Allah sudah mengaruniakan kebaikan, keselamatan, keadilan, dan kebenaran yang nyata dalam Kristus kepada kita. Maka, sudah seharusnya kita memuji-muji Allah dalam perkataan, nyanyian, dan perbuatan kita.

Renungkan: Setia dan taat kepada Tuhan dan Taurat-Nya berarti hidup dalam damai sejahtera Allah.

(0.55) (Am 9:1) (sh: Allah, Penguasa alam semesta (Jumat, 25 Juli 2003))
Allah, Penguasa alam semesta

Bangsa Israel tidak dapat menghindar dari penghukuman Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1). Ingin lari? Kemanapun mereka pergi bahkan pergi jauh ke dunia orang mati, Tuhan akan menemukan dan mengambil mereka (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2). Dalam pemahaman PL dunia orang mati berada di belahan bumi paling bawah, sebuah tempat yang paling jauh dari tempat Allah di langit di atas langit. Ingin bersembunyi di Gunung Karmel (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3) - tempat yang dianggap cukup aman untuk bersembunyi, tetapi justru di sana Allah siap menghakimi? Di dasar laut (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3)? Tuhan akan memerintahkan ular untuk menggigit mereka di sana. Orang zaman itu menganggap dasar laut sebagai tempat yang tidak akan terjangkau oleh Allah. Ingat peristiwa Nabi Yunus? Tuhan tetap dapat menemukannya. Tidak ada tempat yang rahasia bagi Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5,6).

Dari sejarah bangsa Israel, kita tahu bahwa Israel adalah bangsa yang dikhususkan Allah. Namun, kekhususan itu membuat bangsa Israel menjadi sombong, dan beranggapan Allah yang telah memilih mereka, karena itu mustahil Allah menghukum mereka. Kesalahan persepsi ini mengakibatkan terjadinya praktik-praktik penindasan dan pengeksploitasian sesama. Israel semakin tidak terkendali. Allah yang mengubah status sebagai bangsa pilihan, Allah pula yang memutuskan untuk tidak lagi mengkhususkan bangsa Israel bagi-Nya. Israel menjadi sama dengan bangsa-bangsa lain seperti Etiopia, orang Filistin, dan orang Aram. Namun, penghukuman Allah bukanlah tujuan akhir. Allah tetap menyelamatkan sisa-sisa Israel (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8). Penghukuman ini adalah kendaraan Allah untuk menciptakan sisa-sisa yang diselamatkan, yang luput dari penghukuman. Inilah kasih setia Allah.

Renungkan: Allah tidak pernah kompromi dengan dosa. Tetapi dosa tidak dapat membatalkan kasih setia-Nya. Itulah pengharapan yang memotivasi kita mengerjakan kehendak Allah dengan setia dan sukacita.

(0.55) (Yes 40:6) (sh: Hidup dalam firman-Nya. (Jumat, 18 Desember 1998))
Hidup dalam firman-Nya.

Keterbatasan manusia membuatnya tidak mampu merencanakan hari esok. Bila dihayati benar, hidup ini begitu singkat, dan semaraknya begitu cepat berlalu. Tapi satu hal yang menjadikan hidup ini berharga dan jadi berarti ialah Firman Allah yang kekal. Diakui oleh Yesaya bahwa segala sesuatu boleh berlalu, tapi firman Allah yang memberi hidup, tetap untuk selama-lamanya. Sekali pun manusia sudah meninggalkan firman-Nya, Allah tidak pernah berhenti berfirman. Allah membangkitkan juru bicara yang mengingatkan umat-Nya kepada Sabda Allah yang hidup itu.

Pembawa kabar baik. Israel dipilih menjadi umat kesayangan Allah dengan satu tujuan, menjadi terang bagi bangsa sekitar mereka, dan memperkenalkan Allah yang sejati (bdk. orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">42:6">Yes. 42:6), tetapi gagal! Kini kita yang sudah menerima kabar baik dari Allah, diutus untuk menjadi pekabar berita tentang Allah yang datang ke dunia menebus dosa kita. Umat Tuhan masa kini patut bersyukur. Allah dalam Kristus menggembalakan kita (bdk. orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3:16-20">Yoh. 3:16-20). Wajiblah kita menjadi domba setia. Kita pun wajib menjadi "pembawa Kabar Baik"

Doa: Ya Tuhan Yesus, terima kasih untuk penggembalaan-Mu atas hidup kami. Ajar kami, untuk selalu menjadi domba-domba-Mu yang setia dan yang rela pula menjadi "pewarta kabar" baik-Mu..

(0.54) (Mzm 78:56) (sh: Tuhan siap merombak dan membangun ulang (Minggu, 28 Oktober 2001))
Tuhan siap merombak dan membangun ulang

Tujuan perjalanan panjang bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan adalah untuk membentuk suatu bangsa milik Allah sendiri. Namun perjalanan ini diwarnai berbagai pemberontakan yang berorientasi pada "keinginan perut" bangsa Israel, sehingga mereka harus berputar di padang gurun selama 40 tahun.

Betapa menyedihkannya keadaan bangsa pilihan Allah ini, karena mereka tidak pernah belajar melakukan apa dikehendaki Allah, justru berulangkali mereka hidup dalam kesenangannya sendiri. Kedegilan hati mereka membuat kasih Allah tidak terselami, walau sudah dinyatakan berulang kali. Hal ini menggerakkan Allah untuk melakukan penghukuman-Nya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">66-67), tetapi tidak membuat-Nya putus asa terhadap keadaan umat-Nya. Allah membangun kembali dari awal apa yang telah dirobohkan oleh kesalahan manusia (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">69). Di balik penghukuman-Nya yang bertujuan memurnikan umat-Nya, Ia menyelamatkan sekumpulan kecil orang yang setia kepada-Nya, yang akan menjadi tunas bagi pembangunan yang baru. Dia memilih Yudea, Gunung Sion, dan mengangkat Daud menjadi gembala bagi umat-Nya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">70-72).

Karena Allah adalah setia dan senantiasa bersedia merombak kembali, maka pemberontakan umat-Nya tidak akan menggagalkan rencana yang telah disediakan-Nya bagi umat-Nya. Kesediaan Allah untuk merombak dan membangun ulang apa yang sudah rusak, melebihi daya perusak dari manusia yang lemah.

Renungkan: Kasih setia Tuhan mampu membangun kembali apa yang telah dirobohkan manusia. Namun bukan berarti Tuhan membiarkan manusia seenaknya merusak dan menghancurkan. Rindukah Anda menjadi alat Tuhan memurnikan umat-Nya?

Bacaan untuk Minggu ke-21 sesudah Pentakosta

Yesaya 53:10-12

Ibrani 5:1-10

Markus 10:35-45

Mazmur 91:9-16

Lagu: Kidung Jemaat 423

PA 8 Mazmur 74

Mazmur ini merupakan nyanyian ratapan atas hancurnya Bait Allah di Yerusalem oleh bangsa Babilon pada tahun 587 sM. Mereka menulis mazmur ini dalam pembuangan ketika identitasnya sebagai suatu bangsa telah dihapuskan, tanah perjanjian yang dimilikinya telah dirusak, dan Bait Allah yang menjadi pusat ibadah mereka telah dihancurkan. Mereka berada dalam suatu kondisi yang sedemikian tertekan dan tidak dapat mengerti mengapa Tuhan yang sedemikian berkuasa tidak menyelamatkan mereka dari tangan para musuh mereka.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bagaimanakah kehancuran Bait Allah digambarkan (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3-9)? Bagaimana keadaannya? Apa yang dilakukan oleh para lawan mereka? Krisis apakah yang dialami bangsa Israel?

2. Empat pertanyaan apakah yang mereka ajukan kepada Tuhan (ayat 1, 10, 11)? Bagaimana mereka memahami identitas diri mereka? Bagaimanakah mereka melihat sikap Tuhan terhadap mereka? Pernahkah Anda melihat Tuhan seperti mereka melihat-Nya? Pada saat dan peristiwa apakah hal itu terjadi?

3. Apakah mereka terus tenggelam dalam kesedihan mereka? Peristiwa- peristiwa apakah yang mereka renungkan pada saat mereka sangat tertekan (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">12-15; 16-17)?

4. Mengapa mereka dapat teringat kepada peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang diceritakan kepada mereka, ketika mereka berada dalam keadaan yang sangat sulit? Apa dampak dari firman yang mereka ingat bagi masa-masa yang sukar? Bagaimana firman Tuhan yang pernah Anda dengar berdampak bagi kehidupan Anda, khususnya pada saat Anda mengalami krisis?

5. Perhatikan empat permohonan mereka yang dimulai dengan kata "janganlah" (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">19, 21, 23), "ingatlah" (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2, 18, 22), dan juga permohonan mereka yang dimulai dengan kata "pandanglah" (ayat 20), "biarlah" (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">21), dan "bangunlah" (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">22). Apakah yang menjadi landasan bagi keyakinan mereka kepada Tuhan? Bagaimana Anda mengaplikasikan pelajaran pada hari ini bagi kehidupan Anda secara pribadi dan pergumulan bangsa kita?

(0.54) (Mzm 105:1) (sh: ujian dan ketaatan (ayat 1) (Minggu, 21 April 2002))

Mazmur 105 ini sering dipahami sebagai mazmur sejarah yang bersifat pengajaran. Maka, penuturan tentang data nama, tempat, dan kejadian dalam sejarah Israel bukan pusat perhatian mazmur ini. Perhatian mazmur ini adalah pujian (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1-6) dan ketaatan (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">45). Tujuan pemazmur mengisahkan ulang kisah lama Israel adalah untuk menciptakan rasa syukur dalam kehidupan umat dan respons setia mereka kepada pemilihan Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6), agar mereka setia memelihara hubungan mereka dengan-Nya dalam suatu perjanjian (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8-10). Pujian dan kesetiaan tersebut bersumber bukan pada kekuatan rohani umat sendiri, tetapi di dalam perbuatan-perbuatan Allah yang secara nyata menunjukkan bahwa diri-Nya penuh kasih dan setia pada janji-janji-Nya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2,5).

Pujian dan ketaatan adalah tujuan mazmur ini. Maka, perhatian pemazmur tidak ditujukan hanya pada masa lalu, melainkan juga pada masa kini dan masa depan kehidupan umat. Untuk umat Israel pascapembuangan, juga ke masa kini, tegas pesannya: jangan tidak beriman, namun taatlah kepada Dia yang setia dan berbelas kasih.

Karya-karya ajaib Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2b,5a), penghukuman-Nya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7), kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8-11), yang umat Israel zaman Keluaran alami, patut menjadi pusat perenungan umat Allah seterusnya. Hal-hal tersebut adalah sebagian kecil bentuk nyata kemuliaan Allah yang tak terukur besarnya. Dengan merenungkan perbuatan-perbuatan besar Allah, umat Allah memasuki proses pengenalan lebih dalam akan Allah mereka. Puji-pujian terhadap kemuliaan nama Allah tidak saja akan mewujud dalam kegiatan penyembahan, tetapi juga dalam sikap beriman lebih dalam dan ketaatan lebih sungguh (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1-3).

Renungkan: Hakikat dari penyembahan, pujian, dan membesarkan Allah adalah memuliakan Allah dalam kata dan hidup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4

Kisah Para Rasul 13:44-52

Wahyu 7:9-17

Yohanes 10:22-30

Mazmur 100

Lagu:

Kidung Jemaat 293

PA 7 Mazmur 104

Dalam tafsirannya, Calvin menulis bahwa mazmur ini bertujuan mengokohkan keyakinan kita tentang masa depan agar kita tidak hidup dalam keadaan takut dan khawatir terus-menerus dalam dunia ini, sebagaimana yang lazim kita lakukan apabila Allah tidak menyaksikan bahwa Dia telah memberikan dunia ini menjadi tempat kediaman manusia. Lebih lanjut Calvin menulis bahwa Allah memiliki sifat terbaik seorang bapak yang dalam kelembutannya berkenan melimpahi anak-anaknya dengan kebaikan agar mereka bertumbuh penuh kesukaan. Kebaikan kebapaan Allah memberikan dunia ini sebagai kediaman manusia. Dengan indah Katekismus Heidelberg mengungkapkan demikian: Allah memerintah sedemikian rupa agar daun dan rumput, hujan dan kekeringan, tahun-tahun berkelimpahan panen dan berkekurangan, makan dan minum, kematian dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan serta segala sesuatu lainnya datang kepada kita bukan karena kebetulan, tetapi dari tangan kebapaan-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Telusuri bagaimana pemazmur melihat kebesaran Allah dalam alam (ayat 1-9). Perhatikan lebih rinci hal apa saja dari diri dan sifat Allah nyata dalam unsur-unsur alam tersebut! Bagaimana doktrin penciptaan dan pemeliharaan menganjurkan orang beriman bersikap terhadap alam?

Dalam masyarakat purba sekitar Israel, terdapat kepercayaan takhayul dan penyembahan berhala, antara lain tentang laut/air dan bulan serta matahari. Apa kata mazmur ini tentang samudera raya dan air? Tentang bulan dan matahari? Jika Allah mengubah pemahaman tentang unsur-unsur tersebut, hal apa yang kita pelajari tentang kuasa dan kasih Allah?

Bila kepercayaan purba diwarnai oleh takhayul yang membuat mereka cenderung menyembah alam, kepercayaan modern diwarnai oleh sikap menolak adanya campur tangan atau unsur Ilahi dalam alam. Apa kata mazmur ini tentang keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat 10-26)?

Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap alam dan kepada Allah dari menyaksikan keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">27-35)?

(0.54) (Mzm 105:1) (sh: Sumber pujian (Senin, 29 Maret 1999))
Sumber pujian

Seringkali manusia kehabisan akal dan semangat memuji Tuhan. Yang ada justru menggerutu dan menggugat Tuhan, karena sulit menerima keadaan yang dialaminya, yang tidak sesuai dengan harapan. Sebenarnya tak ada alasan bagi umat Tuhan untuk tidak memuji Dia. Betapa tidak, perbuatan agung dan ajaib Allah di masa lampau telah membangunkan kesadaran umat manusia, bahwa Dialah Tuhan sejati. Selain itu pengalaman beriman yang ditampilkan oleh para pendahulu kita dalam arak-arakan orang beriman, merupakan rambu-rambu dan bukti kasih setia Tuhan. Karena itu seluruh karya keagungan-Nya merupakan sumber pujian utama umat manusia.

Umat yang memuji. Bersumber pada karya keagungan Allah maka layaklah bila pujian yang kita naikkan adalah pujian dalam pengertian dan kesadaran penuh. Bukan dalam kemabukan emosi yang bersumber pada kenikmatan syaraf dan indra tubuh kita sendiri. Iman yang mengerti bahwa Allah akbar, perbuatan-Nya ajaib, sifat-Nya kudus dan setia, penghukuman-Nya pasti, perjanjian-Nya kekal, mengalirkan pujian rohani yang benar.

Renungkan: Kesukaan dan kegembiraan dalam pujian itu pasti ada, tetapi sumbernya, suasananya dan tujuannya harus diarahkan pada Allah, Sang Sumber Pujian.

(0.54) (Yes 35:1) (sh: Pengharapan keselamatan. (Rabu, 2 Desember 1998))
Pengharapan keselamatan.

Membaca ulang peristiwa demi peristiwa yang dilakonkan bangsa Israel di hadapan Allah, menghantar alur pikir kita pada dua hal: pertama, Israel adalah bangsa yang bebal, cenderung tak tahu berterima kasih; kedua, tidak ada sangkalan bahwa Allah itu pengasih dan setia. Kasih dan setia Allah itulah yang kembali menebar semarak pengharapan umat. Pengharapan yang sempat layu dan kering. Namun pengharapan keselamatan dari Allah berpihak pada mereka. "Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan ... menyelamatkan kamu".

Keselamatan kekal. Lihatlah jangkauan keselamatan yang Allah janjikan pada umat-Nya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5-9), bukankah itu merupakan ungkapan kerinduan jiwa terdalam semua umat Allah? Ada kesembuhan, pemulihan hubungan, perubahan alam, kedamaian, pembaruan kondisi hidup. Janji yang tidak dibatasi lingkup jasmani dan rohani, melainkan janji yang berdimensi kekal menembus batas-batas keberadaan manusia. Dan keselamatan kekal itu hanyalah berlaku bagi orang-orang yang berjalan, hidup dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (Mat. 11:28)

(0.54) (Hos 11:1) (sh: Kasih yang melampaui kuasa dosa (Minggu, 14 November 2004))
Kasih yang melampaui kuasa dosa

Seorang selebritis digugat ayah kandungnya yang menuduhnya anak durhaka. Menurut hukum Taurat anak seperti itu patutlah dihukum mati.

Israel dilambangkan sebagai anak-anak Allah yang sejak "kecil" ditebus, dikasihi, dan dididik dengan kasih setia (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1,2,4). Dulu nenek moyang mereka diperbudak di Mesir. Namun, kasih Allah menyelamatkan Israel dan mengikatkan diri-Nya kepada mereka melalui ikatan Perjanjian Sinai. Ternyata Israel tidak tahu balas budi. Mereka justru memilih untuk berbakti kepada Baal (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2, 7) seakan-akan Baallah yang telah berjasa bagi hidup mereka. Itulah sebabnya, Israel dihukum (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5-6). Akan tetapi, Allah Bapa tidak berhenti mengasihi Israel. Kasih-Nya tetap nyata sekalipun Israel berbuat sebaliknya. Setelah penghukuman dahsyat ditimpakan, Allah kembali menyelamatkan mereka (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8-9). Tujuan Allah menghukum Israel adalah supaya mereka bertobat, kapok akan dosa mereka, dan berbalik setia mengikut Dia. Jika Israel mau bertobat, maka kedudukan mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan dipulihkan seperti keadaan semula (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">10-11).

Kasih yang melampaui kuasa dosa inilah yang dinyatakan Allah melalui kematian Yesus Kristus. Bukan hanya melebihi kuasa dosa saja, kasih Allah bahkan melampaui kekuatan maut yang menguasai kita. Kasih Allah membawa kita menuju kemuliaan sorgawi.

Renungkan: Keadilan Allah pasti menghakimi dosa. Ini harus membuat kita menjauhi dosa. Kasih Allah pasti mengampuni orang yang bertobat. Ini harus mendorong kita segera bertobat ketika jatuh.

(0.54) (2Raj 21:9) (full: MANASYE MENYESATKAN MEREKA. )

Nas : 2Raj 21:9

Sepanjang masa pemerintahannya yang lama sepanjang 55 tahun, Manasye menjerumuskan Yehuda ke dalam era penyembahan berhala yang tergelap. Raja jahat ini memandang rendah sekali kepada Allah Hizkia ayahnya. Ia menuntun umat Allah ke dalam kejahatan yang lebih besar daripada bangsa-bangsa kafir yang dibinasakan oleh Yosua. Mengapa Allah membiarkan Manasye mempengaruhi Yehuda melakukan kejahatan sehebat itu? Jawabannya: Allah tidak selalu menyingkirkan pemimpin fasik dari kedudukan mereka yang berpengaruh. Ia menganggap umat-Nya bertanggung jawab untuk menuntut pemimpin mereka menurut Firman Allah; Ia mengharapkan mereka menolak setiap orang yang tidak setia kepada ajaran Firman Allah sebagai pemimpin yang palsu. Dengan cara ini, Allah menguji kesetiaan umat-Nya kepada-Nya, kepada penyataan-Nya, dan kepada standar-standar-Nya yang kudus

(lihat cat. --> Ul 13:3).

[atau ref. Ul 13:3]

(0.54) (Ayb 13:15) (full: IA HENDAK MEMBUNUH AKU, TAK ADA HARAPAN BAGIKU )

Nas : Ayub 13:15

(versi Inggris NIV -- sekalipun Ia membunuh aku, namun aku akan berharap kepada-Nya). Dalam ayat ini terdapat pernyataan yang paling mengagumkan tentang iman akan kebaikan Allah yang pernah diungkapkan. Apa pun yang diizinkan Allah terjadi atas Ayub, apa pun beban yang ditimpakan kepadanya, bahkan sekalipun dia "dibunuh" oleh-Nya, Ayub percaya bahwa akhirnya Allah tidak akan mengecewakan dia. Paulus mengungkapkan keyakinan yang sama tentang kasih Allah bagi umat-Nya yang setia pasal (Rom 8:39). Walaupun Tuhan mengambil kenyamanan demi kenyamanan, kesehatan dirusakkan dan gelombang-gelombang kesulitan menimpa kita, melalui kasih karunia Yesus Kristus dan kuasa kematian-Nya yang menyelamatkan, kita dapat mempercayai Allah dengan iman yang kokoh, yakin bahwa Dia itu benar, adil, dan baik (bd. Rom 8:37-39).

(0.54) (Mzm 111:1) (sh: Pujian dan hikmat (Selasa, 30 April 2002))
Pujian dan hikmat

Perbuatan Allah yang penuh kuasa dan yang bersumber dari kasih setia-Nya yang kekal, membangkitkan pujian dalam diri pemazmur. Awal dan akhir Mazmur ini adalah pujian, seluruhnya berawal dari karya-karya dan sikap kasih setia kekal Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2-9). Tidak begitu jelas perbuatan Allah yang mana yang dimaksud oleh pemazmur. Tetapi, petunjuk di ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5 mungkin sekali mengacu pada kisah pemeliharaan Allah selama Israel mengembara menuju tanah perjanjian. Dari perenungan akan perbuatan-perbuatan Allah itu (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">2b), pemazmur beroleh pengenalan lebih dalam tentang siapa Allah sesungguhnya. Karya-karya Allah tidak saja menunjukkan kemahakuasaan Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3a), tetapi juga menampakkan kebenaran dan kemurahan Allah (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3b,4). Perbuatan Allah di masa lalu membuat pemazmur teguh beriman bahwa karena Allah setia adanya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7), seluruh rencana dan semua pekerjaan Allah akan berlangsung terus selamanya (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8a).

Pujian memang adalah perbuatan manusia beriman terhadap Allahnya. Namun demikian, perbuatan itu adalah respons atas perbuatan- perbuatan Allah yang sangat besar, baik, ajaib dan penuh kasih. Karena itu, meskipun pujian memang memperkenan hati Allah, namun demikian tidak pernah Alkitab memandang pujian sebagai hal yang mengandung nilai menghasilkan pahala dari Tuhan. Puji-pujian kita kepada Tuhan semata-mata dilandaskan atas karya dan sifat Allah yang setia dan penuh kasih kepada kita dan bukan karena mengharapkan semacam balas jasa baik berbentuk keselamatan atau berkat-berkat lain. Pujian yang benar harus dilakukan dengan segenap hati tanpa pamrih apa pun (ayat orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1). Juga pujian yang benar tidak berhenti hanya pada kegiatan pribadi, tetapi mendorong orang beriman untuk memuji Allah bersama umat-Nya (ayat 1b). Di bagian akhir mazmur ini, pujian dihubungkan dengan hikmat. Pujian adalah ungkapan dari sikap meninggikan Allah, dan karena itu berhubungan sangat erat dengan takut dan taat kepada Allah. Dalam penilaian Allah, orang yang sungguh paham kebenaran dan memiliki pengertian untuk menilai dan bertindak benar adalah orang yang takut akan Allah.

Renungkan: Memupuk kebiasaan memuji Tuhan dengan segenap hati mempertajam indra iman kita di tengah dunia yang penuh kepahitan ini.

(0.54) (Mzm 103:1) (sh: Pujilah kasih setia Tuhan, hai jiwaku (Kamis, 18 April 2002))
Pujilah kasih setia Tuhan, hai jiwaku

Tidak tahu berterima kasih adalah sikap yang menunjukkan kedangkalan orang menerima sesuatu yang baik dari pihak lain. Sikap itu bisa menyebabkan orang tidak tahu menghargai kebaikan orang dan bisa berlanjut dalam perbuatan yang berlawanan dengan kebaikan yang telah diterima. Tidak tahu bersyukur inilah yang telah dilakukan Israel pada zaman Keluaran dan menyebabkan mereka bersungut-sungut kepada Tuhan dan menyebabkan mereka mengembara di padang gurun tanpa tujuan. Maka, kini pemazmur dengan berseru kepada jiwanya sendiri agar memuji Tuhan dan tidak melupakan segala kebaikan-Nya, hendak menunjukkan suatu sikap hidup baru yang menolak kesalahan generasi Keluaran.

Tekad pemazmur ini dimulai dengan ungkapan kata kerja yang kuat sekali. “Pujilah Tuhan” dalam arti harfiahnya adalah menundukkan diri kepada pihak yang berdaulat (bdk. orang-orang-Nya+yang+setia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">95:6, 96:2). Jadi, yang dimaksudkannya bukan sekadar menaikkan pujian dengan suara, tetapi meninggikan Allah dengan segenap hidup. Hal yang tidak ingin dilupakannya adalah segala kebaikan Allah. Sebenarnya istilah yang dipakai dalam bahasa aslinya adalah “manfaat” yang bisa berarti sesuatu yang berakibat entah positif atau negatif. Maksud pemazmur di sini adalah bahwa tindakan Allah yang bersifat penghakiman mendatangkan kehancuran bagi pihak yang menolak Allah, tetapi mendatangkan keselamatan bagi pihak umat yang taat kepada-Nya. Puncak dari satu perbuatan berdampak dua itu dapat kita saksikan di dalam kurban kematian Kristus yang sekaligus menanggung hukuman Allah demi mendatangkan kehidupan kekal bagi orang percaya atau penghukuman bagi yang tidak percaya. Kasih dan perbuatan ajaib Allah macam inilah yang tidak boleh dilupakan oleh orang beriman.

Perbuatan ajaib Allah itu bersumber pada sifat Allah sendiri (ayat 7- 19). Dengan demikian, mengingat-ingat perbuatan Allah berarti mengingat-ingat sifat-sifat Allah. Ini berakibat pada pengenalan lebih dalam akan Allah.

Renungkan: Merenungkan perbuatan Allah tidak saja membuat kita makin sadar akan keberdosaan kita yang terancam kebinasaan, tetapi juga membuat kita takjub bagaimana Allah dapat menyerasikan kasih setia-Nya dengan kedaulatan dan keadilan-Nya. Ketakjuban ini menjadi insentif lebih besar bagi hidup tahu bersyukur kepada Allah.



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA